1. Go
Susunan Putusan
Rachmatullah Tiflen
KONSENTRASI PERADILAN AGAMA
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Hukum Acara Peradilan Agama
2. Suatu putusan hakim terdiri dari 4 bagian,
yaitu:
1. Kepala putusan
2. Identitas para pihak
3. Pertimbangan
4. Amar/ Diktum
3. Menu
Ketentuan-ketentuan yang
terdapat didalam Putusan
Didalam HIR, tidak ada ketentuan yang mengatur tentang
bagaimana putusan hakim harus dibuat.
Hanya mengenai apa yang harus dimuat didalam
putusan. Sebagaimana di atur dalam pasal 183, 184, 187 HIR
(ps 194, 195, 198 Rbg), 4 ayat 1, 23 UU 14/1970, 27 RO, 61
Rv.
Cuplikan
4. Menu
Setiap putusan pengadilan haruslah mempunyai kepala pada bagian
atas putusan yang berbunyi:
“Demi keadilan berdasarkan ke-Tuhanan yang Maha Esa”
(ps. 435 Rv).
Kepala putusan ini memberikan kekuatan eksekutorial pada putusan.
Apabila kepala putusan ini tidak dibutuhkan pada suatu putusan
pengadilan, maka hakim tidak dapat melaksanakan putusan tersebut
(ps. 224 HIR, 258 Rbg).
5. Menu
Identitas Para Pihak
Sebagaimana suatu putusan atau gugatan, hal ini juga sama
didalamnya mempunyai sekurang-kurangnya 2 pihak, maka
didalam putusan harus dimuat identitas dari para pihak:
Nama
Umur
Alamat
Dan nama dari pengacaranya kalau ada.
1
2
3
4
6. Menu
Pertimbangan (considerans)
Merupakan dasar dari putusan Pertimbangan dibagi menjadi
dua (2), yaitu:
1. Pertimbangan mengenai duduknya perkara atau
peristiwanya.
2. Pertimbangan mengenai Hukumannya.
Apa yang dimuat dalam putusan tidak lain adalah
alasan-alasan hakim sebagai pertanggung jawaban
kepada msyarakat mengapa ia sampai mengambil
putusan demikian, sehingga oleh karenanya
mempunyai nilai objektif
Next
7. Menu
Alasan dan dasar putusan
harus dimuat dalam
pertimbangan putusan , yaitu
terdapat didalam :
1. Pasal 184 HIR;
2. Pasal 195 Rbg;
3. Pasal 23 UU 14/1970
Next
8. Menu
AMAR ATAU DICTUM
Ialah jawaban atau tanggapan terhadap petitum
daripada gugatan.
Dasar Hukum
Terdapat didalam pasal :
a) 178 ayat 2 dan 3 HIR
b) 189 ayat 2 dan 3 Rbg.