Pergundikan merupakan praktik hubungan di luar nikah antara wanita (gundik) dengan pria. Di Hindia Belanda, banyak pria Eropa menjalin hubungan seperti itu dengan wanita pribumi karena berbagai alasan seperti kesulitan membawa istri dari Eropa atau larangan poligami. Wanita-wanita ini disebut 'nyai' dan memiliki peran penting dalam rumah tangga dan penyebaran budaya, meski status sosialnya dianggap rend
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Nyai dan pergundikan di hindia belanda
1. Disusun oleh :
Devi Ciptyasari 11406244008
Tio Anggara 11406244015
2. Arti Gundik
Dalam KBBI kata gundik diartikan sebagai
berikut :
Gundik n 1 istri tidak resmi; selir; 2 perempuan piaraan
(bini gelap);
-- candik berbagai-bagai gundik;
mem·per·gun·dik v mengambil sbg gundik; menjadikan
gundik: pd zaman dulu banyak raja ~ wanita-wanita
desa yg cantik;
mem·per·gun·dik·kan v mengambil gundik;
menjadikan gundik;
per·gun·dik·an n perihal gundik; perihal pemiaraan
gundik
wanita
3. Pergundikan adalah suatu praktik dimasyarakat
yang berupa ikatan hubungan di luar perkawinan
antara seorang perempuan (disebut gundik) dan
seorang laki-laki dengan alasan tertentu.
Alasan yang paling umum biasanya adalah karena
perbedaan status sosial, ras, dan agama. Selain itu,
pergundukan terjadi karena adanya larangan dalam
masyarakat untuk memiliki lebih dari satu istri
wanita
4. LATAR BELAKANG PERGUNDIKAN DI HINDIA-BELANDA
Kedatangan orang eropa di hindia-belanda tidak
semuanya membawa isteri dan ada juga yang masih
lajang. Sehingga mereka memerlukan perempuan
pribumi untuk mengurusi rumah tangga, menemani
tidur, dan menjadi ibu bagi anak-anak mereka.
kesulitan mendatangkan kaum perempuan Eropa untuk
datang dan mau hidup di Hindia Belanda
Perkawinan antara orang eropa dengan masyarakat
pribumi sebagai salah satu strategi untuk mendapatkan
simpati masyarakat nusantara.
Serta karena agama yang melarang lelaki memiliki lebih
dari satu isteri.
wanita
5. KEHIDUPAN PARA NYAI PADA MASA
HINDIA BELANDA
Istilah nyai (nyahi) muncul mengacu pada bahasa
Bali dengan arti perempuan muda atau adik
perempuan.
Selain itu nyai adalah sebutan umum di Jawa
Barat, khususnya bagi wanita dewasa.
Namun, kata ini memiliki konotasinya lain pada
zaman kolonial Hindia Belanda. Ketika itu nyai
berarti gundik, selir, atau wanita piaraan para
pejabat dan serdadu Belanda.
wanita
6. Perempuan-perempuan yang dijadikan gundik ialah
para budak perempuan di rumah tangga Eropa
yang kebanyakan melakukannya dengan terpaksa.
Memasuki abad ke-19, muncul suatu titik balik
terhadap pergundikan, dimana pada awalnya
pergundikan merupakan suatu sistem paksa bagi
para budak pribumi, menjadi suatu kesukarelaan
dari mereka
Pada umumnya Nyai ditugaskan untuk bekerja
sebagai pengurus dalam rumah, Pembantu-pembantu
lain dan kuli-kuli kontrak patuh dan tidak
berani membantahnya.
wanita
7. Nyai ditugaskan untuk mengurus masalah rumah
tangga.
Nyai memiliki peran penting dalam
menginformasikan dan mengajarkan pelbagai hal
tentang Nusantara pada lelaki Eropa. Mereka juga
menyerap bahasa, pengetahuan, dan kultur Eropa
untuk ditransmisikan pada kaum pribumi.
Status sosial seorang gundik/nyai memiliki derajat
yag lebih tinggi dibandingkan dengan wanita
pribumi lainnya, namun dari segi sikologis dan
moralitas nyai/gundik hanya dianggap sebagai
wanita rendahan bagi lelaki belanda
wanita
8. MEMUDARNYA PERGUNDIKAN DI HINDIA BELANDA
Pergundikan di hindia belanda mulai surut pada
saat Jepang masuk.
Merupakan hal yang biasa ketika masa jabatan
para pegawai eropa habis, mereka kemudian
pulang ke negeri Belanda. Ada yang membawa
serta nyai dan anaknya. Namun banyak juga yang
hanya membawa anaknya saja
Para nyaipun kembali mengalami masa sulit karena
mereka harus menanggung beban ekonomi sendiri
dan kehidupan sosial disekitarnya yang
mengecapnya sebagai bekas nyai.
wanita