POTENSI GENETIK PLASMA NUTFAH UBI JALAR KOLEKSI EX-SITU DAN EVALUASI STABI...
Karakterisasi Morfo-agronomis Kacang Bambara Asal Jawa Barat
1.
2. KARAKTERISASI MORFO-
AGRONOMIS KACANG BAMBARA
(Vigna Subterranea L. Verdc.) ASAL
JAWA BARAT
N. Wicaksana1, Hindun 1, B. Waluyo 2,
M. Rachmadi, 1 A. Karuniawan 1,
H. Kurniawan3
1. Universitas Padjadjaran, Jatinangor
2. Universitas Brawijaya, Malang
3. BB Biogen, Bogor
3. Abstrak
Kacang Bambara atau kacang Bogor, merupakan salah satu tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pangan potensial. Tanaman ini memiliki kandungan protein
yang tinggi (16-21%). Selain kandungan nutrisi yang sangat baik, tanaman ini juga dapat
berproduksi baik pada lahan marginal. Kendala utama yang dihadapi dalam
pengembangan kacang Bambara adalah tanaman ini belum banyak dikenal dan
terbatasnya minat peneliti dan pemulia tanaman, sehingga belum tersedia varietas unggul.
Karakterisasi morfo-agronomis merupakan tahap awal dalam upaya perakitan varietas
unggul kacang Bambara. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertaian
Unpad. Aksesi yang ditanam merupakan varietas-varietas lokal yang berasal dari enam
wilayah sentra produksi di Jawa Barat, yaitu Bogor, Bandung, Garut, Majalengka, Sumedang,
dan Tasikmalaya. Setiap aksesi ditanam dalam barisan tunggal. Identifikasi dan karakterisasi
aksesi-aksesi dilakukan mengikuti deskriptor kacang Bambara, meliputi karakter morfo-
agronomis yang terdiri dari karakter tipe tumbuh, daun (bentuk, panjang, lebar, dan
panjang tangkai), bunga (panjang banner dan tangkai), polong (warna, tekstur, bentuk,
dan ukuran), biji (warna, corak, dan ukuran), serta karakter komponen hasil dan hasil
tanaman. Data dianalisis menggunakan pendekatan statistika deskriptif, principal
component analysis, dan cluster analysis. Hasil penelitian menunjukkan adanya keragaman
morfo-agronomis yang tinggi pada aksesi kacang bambara asal Jawa Barat. Variasi yang
tinggi terdapat pada hampir semua karakter yang diamati, baik pada tipe tumbuh, maupun
karakter daun, batang, bunga, polong, dan biji. Berdasarkan lokasi koleksi, variasi tertinggi
ditemukan pada koleksi asal Bandung Meskipun demikian, analisis kluster menunjukkan
keragaman genetik yang tinggi di semua lokasi koleksi. Variasi morfo-agronomis yang tinggi
ini sangat mendukung program perakitan varietas unggul baru kacang Bambara.
4. Pendahuluan
Kacang Bambara
(Vigna subterranea)
kacang Bogor
sumber pangan alternatif
kandungan protein cukup tinggi
(16 – 21%)
berproduksi baik pada lahan-
lahan marginal
daerah kering di
Afrika
Hanya dimanfaatkan
sebagai makanan
ringan
Perlu dilakukan karakterisasi
sebagai dasar pengembangan
5. Tujuan
• Mengkarakterisasi aksesi kacang Bambara asal
beberapa lokasi di Jawa Barat
• Menganalisis keragaman genetik kacang Bambara
asal Jawa Barat
6. Bahan dan Metode
Materi genetik
• 163 aksesi kacang Bambara asal Bandung, Garut,
Tasikmalaya, Majalengka, Sumedang, dan Bogor.
Metode Percobaan
• Percobaan di lapangan dilakukan tanpa ulangan
dalam barisan tunggal berisi empat tanaman per
aksesi. Jarak tanam 35 cm x 60 cm.
7. Pengamatan
• 30 karater morfo-agronomis yang meliputi:
1. tipe tumbuh tanaman
2. karakter morfologi daun, batang, bunga, polong,
biji
3. hasil tanaman.
8. Analisis
• Data kualitatif: analisis deskriptif (persentase
keragaan pada setiap lokasi asal).
• Data kuantitatif: rata-rata, range, simpangan baku,
dan varians.
• Kekerabatan genetik: analisis kluster.
• Kontribusi karakter terhadap variasi kacang
bambara dan pengelompokan berdasarkan lokasi
asal: dilakukan analisis komponen utama/PCA
(Principal Component Analysis)
9. Hasil dan Pembahasan
Karakteristik Tanaman
Karakteristik
tanaman cukup
bervariasi di
semua lokasi baik
untuk karakter
kualitatif
maupun
kuantitatif
10.
11. • tidak mengindikasikan adanya pengelompokan kacang Bambara
berdasarkan lokasi koleksi.
• tanaman ini mudah ditransportasikan ke berbagai sentra produksi
tanaman.
14. Kesimpulan
• terdapat variasi karakter morfo-agronomis yang
tinggi pada aksesi kacang Bambara asal Jawa
Barat, yang ditemukan pada hampir semua
karakter yang diamati.
• Analisis multivariate menunjukkan keragaman
genetik yang tinggi ditemukan pada semua lokasi
koleksi di Jawa Barat.
15. Ucapan Terima Kasih
Penelitian ini didanai oleh program KKP3N Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian tahun 2013.