6. Andai saja orang bisa melepaskan diri dari
berbagai pandangan ideologik dan
pandangan hidupnya,
mungkin orang akan melihat
bahwa kebenaran
yang sebenarnya berada
di kombinasi antara kedua perspektif.
* Edy Suhardono, IISA VISI WASKITA
7. Teamwork bukanlah soal “kebaikan” atau
“kesesuaian dengan keinginan”, tetapi soal
kesediaan bekerja bersama-sama atau
bermain bersama sebagai sebuah tim
setelah sesuatu
yang sulit dan berisiko diputuskan.
* Edy Suhardono, IISA VISI WASKITA
8.
9.
10.
11. Memimpin adalah menunjukkan
arah jalan sembari tetap berjalan,
* Edy Suhardono, IISA VISI WASKITA
memandu langkah sembari
tetap menuju, mempengaruhi
namun tetap mengendalikan
diri untuk tidak menggiring
pendapat orang lain.
12.
13. Pemimpin besar adalah mereka yang
secara konsisten menampilkan integritas
dan karakter tanpa melakukan
dalih/rasionalisasi atas apa yang terjadi
dalam hidup mereka: entah kesulitan,
kontroversi, kegagalan, dan kekalahan.
* Edy Suhardono, IISA VISI WASKITA
14. Pemimpin besar mampu menunjukkan
tindakan yang ia ambil sebagai ekspresi
dari kejujuran pada dirinya sendiri dan
konsistensi antara kehidupan pribadi
dan kehidupan publik.
* Edy Suhardono, IISA VISI WASKITA
15. * Edy Suhardono, IISA VISI WASKITA
Hemat saya, hanya kebiasaan dan rutinitas yang
tepat –justru bukan kedisiplinan– yang dapat
membuat anak-anak memperkembangkan hidup
mereka sendiri dan menentukan identitas diri.
16.
17. * Edy Suhardono, IISA VISI WASKITA
Benar bahwa setiap orang memiliki bakat.
Masalahnya adalah bagaimana menemukan dan
bukan mengubah arahnya; kemudian mencari cara
mengembangkannya, mencari sepatu yang lebih
cocok bagi kaki bakatnya.
18. Hemat saya, baik percakapan antar-pribadi maupun
di depan publik harus dilakukan dengan kadar
“genuinity” tertentu, tidak dibuat-buat ... Di sini
konteks mendahului teks ..., komunikasi dengan
kadar genuinity tinggi juga merupakan sinkronisasi
purna antara komunikasi dengan diri sendiri
(komunikasi intrapersonal) sebelum melakukan
komunikasi dengan diri lain (interpersonal).
* Edy Suhardono, IISA VISI WASKITA
”
“
19.
20.
21. Pasangan perkawinan bukanlah suatu kesatuan, tetapi dua pribadi
yang saling menyatukan diri bersama hak miliknya masing-masing.
Fakta tentang adanya hak milik membuat mereka saling berterima
kasih, meminta ijin, menghormati, dan meminta maaf.
* Edy Suhardono
IISA VISI WASKITA