SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
TAUSIAH USTADZ RIKZA ABDULLAH
Rabu, 29 September 2021, pukul 06.30
Thema : IMPLEMENTASI KEIMANAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Sub Thema : Memilih Teman Demi Keselamatan dan Kebahagiaan.
Alhamdulillahi Robbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya'i wal mursalin,
sayyidina wa maulana Muhammadin, wa 'ala alihi wasohbihi ajma'in. Bapak-bapak dan
ibu-ibu serta saudara-saudara sekalian mari kita melanjutkan pembahasan minggu lalu
mengenai teman, kali ini kita membahas mengenai Memilih Teman Demi Keselamatan
dan Kebahagiaan. Pada pertemuan yang lalu kita membahas mengenai perlunya
menghindari penyesalan yang disebabkan oleh salah memilih teman akrab. Pada
prinsipnya kita menghindari berteman akrab dengan orang-orang yang memusuhi kita
atas nama agama, atau atas nama keimanan. Sebetulnya pada prinsipnya kita boleh
berteman biasaatau bekerja sama dengan siapa saja baik muslim atau non muslim, asal
mereka tidak memusuhi kita atas nama agama atau keimanan. Prinsip ini wajar dan
sebenarnya pelajaran Islam itu universal, siapapun pasti tidak akan mau berteman dengan
orang yang memusuhi kita, karena itu akan merugikan kita. Karena itu jika prinsip ini di
jalankan dengan benar dan sungguh-sungguh tidak ada nilai radikalisme nya, karena ini
prinsip universal. Kalau ada yang mengatakan ini radikalisme mungkin dia salah faham,
atau belum mengerti atau mungkin juga memang sengaja mau menyerang Islam. Karena
itu harus hati-hati jangan sampai kena provokasi, karena kita punya prinsip kalau prinsip
itu dijalankan dengan benar in sya Allah bisa diterima oleh semua fihak. Karena ajaran
Islam itu secara universal baik. Pagi ini kita membahas mengenai Memilih Teman Demi
Keselamatan dan Kebahagiaan. Yang dimaksud keselamatan dan kebahagiaan disini
adalah keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akherat. Jadi kita pada prinsipnya
mencari teman yang sama-sama mencari keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan
akherat, caranya adalah kita tentukan dulu tujuan hidup kita. Lalu ketika memilih teman
ukurannya sesuai tidak dengan tujuan hidup kita tadi, kalau kita memilih teman dengan
tujuan hidup yang sama maka kita dan mereka berkecenderungan bisa saling mendukung
untuk mencapai tujuan tersebut. Karena kita dan mereka mengejar tujuan yang sama
maka in sya Allah semua mentaati Allah dan Rasulnya, semua saling menyayangi saling
melindungi, saling menolong, saling mengingatkan dan sama-sama menjaga
kebersamaan. Tujuan hidup yang paling strategis adalah kita menentukan bahwa tujuan
itu harus tidak hanya jangka pendek tetapi juga jangka panjang, jangka panjangnya itu
merupakan ultimate goal yang sampai menembus akherat. Kalau tujuan hidup itu hanya
sampai akhir hidup, itu masih jangka pendek sedangkan yang kita cari adalah sampai
kehidupan di akherat. Tujuan hidup mejadi strategis karena kita akan menentukan
kegiatan kita sehari-hari dan sekaligus menjadi pedoman untuk menyusun skala prioritas
karena umur kita pendek, kesempatan yang bisa kita gunakan itu sedikit, jadi prioritas
kegiatan yang kita pilih harus tepat. Dari tujuan tersebut kita bisa meilih mana kegiatan
yang harus segera dilaksanakan atau tidak boleh di tunda, dan kegiatan mana yang harus
kita hindari supaya kita tidak terhalang dalam mencapi tujuan tadi. Tujuan hidup juga
bisa kita gunakan untuk pedoman memilih teman yang bisa membantu memperlancar
usaha kita untuk mencapi tujuan itu, dan kita menghindari teman yang dapat
menghambat atau membelokkan dari tujuan tersebut. Tujuan hidup yang paling strategis
adalah keRidhaan Allah, ridha artinya senang dan puas, jadi kalau kita mencari Ridha
Allah maka kita berusaha agar Allah Senang dan Puas kepada kegiatan kita. Jika Allah
sudah Ridha, karena Allah itu Maha Pencipta dan Maha memiliki segala sesuatu maka
Allah akan Menyukai kita dan pasti kita akan diberi kemudahan dalam hidup di dunia
dan diijinkan kita tinggal di sorga jauh dari api neraka. In sya Allah kita berusaha agar
bisa berbuat seperti itu, Allah Berfirman dalam surat Al Baqarah (2) ayat 207:
“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan
Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”.
Mengorbankan dirinya dalam ayat tersebut artinya adalah, dia melepaskan segala
miliknya untuk mendapatkan Ridha Allah. Yang kita lepaskan itu adalah kehidupan kita
di dunia, karena kalau dibandingkan kehidupan di akherat kehidupan dunia cuma sedikit
dan sebentar, kemampuan kita juga terbatas dan kalau sudah terlalu tua juga sudah tidak
bisa apa-apa maka kita tukar dengan Ridha Allah, karena kalau Allah itu sudah Ridha,
maka Allah pasti akan melindungi kita dari api neraka dan tidak ada tempat lain kecuali
surga, jadi kedudukan Ridha Allah itu lebih tinggi dari sorga, maka jika tujuan hidup kita
mencari Ridha Allah, jika berhasil maka in sya Allah masuk sorga, sebaliknya kalau Allah
tidak Ridha maka tidak mungkin kita dimasukkan ke sorga, berarti ke neraka. Allah
Berfirman dalam surat At Taubah (9) ayat 72:
“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan, (akan
mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya,
dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga Adn. Dan keridaan Allah adalah
lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar”.
Jadi dalam ayat tersebut di pastikan bahwa Ridha Allah lebih tinggi dari surga, maka
kalau kita mentargetkan yang lebih tinggi yaitu Ridha Allah yang dibawahnya yaitu sorga
akan kita peroleh juga. Karena kita ingin menyenangkan Allah maka sekuat mungkin kita
berpegang teguh pada ketentuanNya dengan melaksanakan yang Dia perintahkan dan
meninggalkan apapun yang Dia larang. Apapun yang Allah perintahkan pasti itu disukai
Allah, dan kalau Allah melarang sesuatu, pasti sesuatu itu dibenci oleh Allah. Maka kalau
kita ingin disukai Allah lakukan saja yang disukai Allah dan tinggalkan yang dibenci Allah.
Dan lagi jika kita meninggalkan yang dibenci Allah pasti menguntungkan diri kita sendiri,
karena kita akan selamat. Karena itu kalau kita berteman, maka pilihlah teman yang
berpegang teguh pada ajaran Allah semacam ini, setelah kita mendapatkan itu kita jaga
kekompakan pertemanan ini agar tidak tercerai berai, Allah memerintahkan kita dalam
surat Ali Imran (3) ayat 103:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara”.
Yang dimaksud tali Allah di ayat tersebut adalah simbol seolah-olah ada tali yang ujung
atas pada Allah dan ujung bawah kita, kalau kita berpegang teguh pada tali itu pasti kita
masih berkaitan dengan Allah, tali ini adalah ajaran-ajaran yang diberikan oleh Allah
kepada kita. Koteks ayat ini dalam suasana dahulu ketika di Madinah antara suku yang
satu dengan suku yang lain saling bermusuhan, mereka punya potensi berperang
ditambah pula ada fihak ketiga yang mengadu domba, fihak yang mengadu domba ini
tidak layak dijadikan teman karena mereka memasukkan intrik-intrik dan profokasi
sehingga saling bermusuhan. Ini contoh yang bisa di implementasikan di jaman sekarang,
orang seperti ini jangan dijadikan teman, tetapi juga jangan dimaki-maki karena orang
jahat kalau dimaki-maki membalasnya lebih jahat lagi karena mereka punya potensi
jahat. Kalau orang muslim kan ada batasan hanya boleh membalas dengan hukuman
setimpal sedangkan mereka tidak punya pedoman itu sehingga membalasnya bisa lebih
kejam, kalau mereka kesal sama kita mereka tega membunuh kita. Orang-orang jahat
semacam itu gak usah ditemani dan gak usah dimusuhi, kalau ketemu tetap friendly cuma
jangan bergabung atau berakrab-akrab dengan mereka sehingga mereka bisa
mempengaruhi kita. Orang-orang yang mengaku mencari Ridha Allah itu biasanya jujur,
karena mereka tahu bahwa Allah itu Maha Tahu sehingga mengetahui apa yang ada di
lahir dan bathin kita, maka mereka tidak mungkin omongannya berbeda dengan hatinya,
jadi yang diucapkan sama dengan yang ada di hatinya, kalau berbeda itu namanya
munafik, dan orang munafik itu biasanya yang ditampakkan diluar bagus, lebih bagus
dari apa yang ada di dalam hati, maka orang munafik pasti punya kecenderungan
pencitraan, karena pencitraan itu ingin menampilkan yang baik dan menyembunyikan
yang kurang baik atau bahkan yang jahat. Kalau kita berteman dengan yang mencari
ridha Allah tidak meungkin merek menyembunyikan niat jahat karena mereka sadar Allah
Maha mengetahui, orang semacam itulah yang layak kita jadikan teman, dan mereka
pasti melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangannya. Mereka akan jujur
dalam bertutur kata mereka akan mengatakan sesuai dengan isi hatinya, orang yang jujur
tidak perlu pencitraan karena, karena pencitraan itu merupakan indikasi kemunafikan,
jadi berteman dengan orang jujur itu enak dan gampang karena mereka konsisten
perilakunya, sehingga mudah sekali ditebak bagaimana mereka akan berreaksi atau
merespon ketika kita menyampaikan suatu pesan. Misalnya istri yang suaminya jujur
yang mencari ridha Allah, kalau meminta duit belanja itu gampang. Tetapi kalau
suaminya itu isi hati dan lahiriahnya beda, maka kalau mau minta uang belanja
menunggu apakah raut mukanya itu lagi senang atau lagi sedih, kalau suaminya lagi
bingung lalu dimintai uang belanja bisa-bisa membentak. Orang-orang yang jujur yang
hanya mencari ridha Allah layak menjadi teman karib kita. Allah Berfirman dalam surat
At Taubah (9) ayat 119
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar”.
Memang perintah Allah kita harus menjaga kebersamaan dengan orang-orang yang jujur.
Sebagian dari kriteria dari orang-orang yang layak dijadikan teman akrab adalah orang
yang saling menyayangi, saling melindungi, taat kepada Allah dan RasulNya,
melaksanakan kewajiban sholat dan menunaikan zakat, semangat saling melindungi dan
menyayangi itu dibuktikan dengan saling menganjurkan berbuat baik dan pasti akan
saling mencegah perbuatan buruk, karena teman akrab itu tidak ingin temennya celaka,
kalau ada temen yang berbuat buruk cepet cepet ditegur atau diingatkan agar tidak
celaka dan tidak mendapat bencana dan agar temen-temennya mendapat kebahagiaan
baik di dunia maupun di akherat. Allah Berfirman dalam surat Al Taubah (9) ayat 71:
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi pelindung bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma'ruf (kebaikan), mencegah dari yang munkar (keburukan), mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka ta'at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi
rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” .
Dalam ayat tersebut, wujud dari saling melindungi dan menyayangi adalah amar ma’ruf
nahi munkar agar dapat kebahagiaan dunia akherat. Mungkar adalah perkataan umum
yang artinya perbuatan yang diingkari oleh pikiran, pikiran kita ini dibuat oleh Allah
sejak lahir sudah ada ukurannya. Misalnya kalau kita melihat ada seseorang disakiti oleh
orang lain, pikiran kita sudah merasa tidak nyaman, kok begitu...? nah perbuatan itu
berarti diingkari oleh pikiran kita, kalau ada perbuatan yang diingkari oleh pikiran itu
biasanya jahat, jadi perbuatan itu disebut munkar. Kebalikan dari munkar adalah ma’ruf,
ma’ruf sering diartikan perbuatan baik, namun arti sebenarnya adalah yang diketahui
atau yang dimaklumi oleh akal siapapun bahwa perbuatan itu baik. Misalnya si A
menolong si B yang sedang kesusahan, maka menurut siapapun perbuatan itu bisa
diterima akal, perbuatan yang bisa diterima akal itu baik, maka istilahnya ma’ruf. Dalam
ayat diatas yang dimaksud Rahmat Allah artinya kasih sayang Allah, dan kalau Allah
sudah memberi rahmat itu Allah akan memberi apapun yang baik pada kita dan tidak
harus berupa materi, bisa rasa aman, timbul rasa saling menyayangi. Kalau kita
mengharapkan teman-teman kita bersikap jujur tentu kita sendiri harus jujur dalam segala
kesempatan, kalau kita berusaha jujur salah satu ciri khas kejujuran dalam keimanan
adalah kita selalu mengembalikan masalah kepada Allah, setiap ada masalah kita kembali
kepada Allah, dalam arti bahwa masalah itu datangnya dari Allah dan tentu Allah itu
mempunyai tujuan tertentu ketika mengizinkan masalah itu menimpa kita, maka kita
berkonsultasi dengan Allah Yang Mengizinkan peristiwa itu terjadi, kita berkonsultasi
dengan Allah tentang bagaimana cara mengatasi masalah tersebut, jadi referensi kita
ketika ada masalah adalah Allah. Caranya adalah melalui Firman-Firman Allah yang
sudah di bukukan yaitu Al Qur’an. Banyak orang yang jika menemui masalah tidak
melihat referensi ke Al Qur’an, mereka malah berkonsultasi dengan orang yang bahkan
tidak pernah membaca Al Qur’an atau membaca buku yang penulisnya juga tidak pernah
baca Al Qur’an, sehingga mereka tidak mendapatkan solusi yang sesuai dengan ajaran
Allah. Ketika kita akan berbuat sesuatu dalam mengatasi masalah tersebut kita juga
mempertimbangkan restu dari Allah dan menyerahkan bagaimana hasil akhirnya kepada
Allah, jadi setelah mengetahui solusinya dari Al Qur’an, maka dia mengimplementasikan
kemudian menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah, jadi kita ridha hasil akhir diputuskan
oleh Allah. Jadi kita Ridha diatur oleh Allah : “Radhitu billahi rabba”, artinya: “Kami
ridho Allah sebagai Rab saya” sering Rab ini hanya diterjemahkan sebagai Tuhan saja,
mestinya Tuhan sebagai Pencipta, Pengatur dan Pembimbing. Kalau ada orang seperti itu
maka layak kita jadikan teman akrab. Allah Berfirman dalam surat Luqman (31) ayat 15:
“Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
“Jalan” dalam ayat diatas maksudnya adalah “the way of life” jadi setiap ada masalah
kembali kepada Allah begitu seterusnya. Orang-orang yang jujur itu layak (bhs
Arab=solih, bhs Inggris =proper) menjadi teman bergaul atau teman akrab, mereka baik
pagi maupun sore selalu berkomunikasi dengan Allah dengan cara memuji-muji Allah
(zikir), membaca Firman Allah, mempelajari pesan-pesan Nabi (Hadits) dan selalu
berusaha meningkatkan baktinya kepada Allah, dengan orang- orang semacam ini lah
selayaknya kita bergaul setiap hari karena sikap dan perilaku mereka bisa memotivasi kita
atau mendorong kita bahkan memperkuat kita dalam usaha mencapai tujuan tadi yaitu
memperoleh Ridha Allah. Allah Berfirman dalam surat Al Kahf (18) ayat 28:
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang selalu menyeru
Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua
matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.
Dalam ayat tersebut yang dimaksud melampau batas adalah dalam segala hal, misalnya
kalau makan berlebihan, baik dari sisi jumlah maupun harga dan fasilitas tempatnya yang
mewah, dsb.
Kriteria lain yang layak menjadi teman akrab kita adalah mereka yang bersedia saling
menolong dan saling melindungi, bukan orang yang justru senang ketika kita terpuruk.
Allah Berfirman dalam surat Al Anfal (8) ayat 72:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan
jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan
pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-
melindungi”.
Ini konteksnya ketika orang-orang Mekkah hijrak ke Madinah atas perintah Allah dengan
meninggalkan seluruh harta kekayaannya, mereka tidak membawa apa-apa, dan harta
termasuk rumahnya yang ditinggal di Mekkah dirampas oleh orang kafir Mekkah,
kemudian di Madinah tidak punya rumah dan tidak punya business, kemudian di
Madinah mereka ditolong dan ditampung oleh penduduk asli dengan berbagi tempat
tinggal dengan mereka. Ada yang kemudian menjadi kaya, namun banyak juga yang
miskin, mereka tinggal di Masjid dekat rumah Rasulullah supaya nanti kalau ada wahyu
mereka yang pertama kali mendengarkan, tempat itu disebut “As-Shuffah”. Yang tinggal
di AS Shuffah disebut ahlu shuffah, mereka banyak sekitar 300 orang salah satunya Abu
Hurairah yang kita kenal ahli hadits, mereka makannya menunggu diberi orang, termasuk
kalau ada orang memberi hadiah makanan kepada Rasulullah, para ahlu shuffah ini
dipanggil diajak makan bersama dengan Rasulullah s.a.w. ketika menjelang Rasulullah
wafat, Mekkah sudah di taklukkan dan kerajaan-kerajaan kecil diutara juga sudah masuk
Islam, mereka membutuhkan guru untuk mengajarkan Islam, maka orang-orang di
shuffah ini lah yang diutus oleh Rasulullah untuk menyebar mengajarkan Islam ke daerah-
daerah sehingga orang yang tinggal di shuffah tinggal sedikit.
Kalau kita sudah mendapatkan teman-teman akrab yang baik semacam itu, supaya
mereka tetap bersama kita, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga
pertemanan itu dengan baik jangan ada yang lepas atau pecah, caranyanya dengan:
1. Berrendah hati antar teman, apapun status sosial mereka, jadi kita tidak boleh
berpandang bulu, misalnya diatara kita ini ada yang mantan pejabat tinggi, ada yang
professor, doktor, dokter ada juga tukang AC jadi kita berteman disini itu beragam
tetapi tetap dijaga dan berrendah hati. Bahkan Allah Berfirman kepada Nabi
Muhammad s.a.w. dalam surat Asy Syu’araa (26) ayat 215:
“Dan berendah-hatilah terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang
yang beriman”.
Padahal orang-orang mukmin pengikut Rasulullah s.a.w dalam ayat ini yang dimaksud
adalah murid-muridnya atau santri-santrinya, kalau Rasulullah s.a.w itu panglima
perang, orang-orang mukmin itu pasukannya, semuanya itu diperlakukan oleh
Rasulullah dengan baik, dan Rasulullah itu santun. Jadi kita jangan sok kuasa, sok
pinter, sok alim, sok kaya dll sehingga minta perlakuan lebih, Rasulullah tidak begitu
Beliau sama-sama menghormati.
2. Kita selalu berusaha merespon anjuran atau saran atau teguran atau nasehat apapun
dengan baik. Jangan sok pinter, karena kadang-kadang kalau ada teman yang
memberi masukan direspon degan negatif karena merasa lebih pinter dari teman itu.
Jadi sebaiknya kita dengerin saja meskipun kita sudah tahu, bahkan kadang-kadang di
kalimat nasehat yang panjang itu ada kata-kata yang menarik untuk kita cermati
karena ada sesuatu yang baru. Kalau kita pandai mendengarkan in sya Allah baik
untuk kita, di Al Qur’an ada menjelaskan bahwa orang yang tidak suka
mendengarkan akibatnya masuk neraka. Umumnya orang yang tidak suka
mendengarkan kalau diberi nasehat pasti tidak mempan, apalagi orang yang egois
dan narsis, kalau dinasehati akan balik menasehati dia akan merasa lebih tahu dan
lebih hebat dari pada orang lain. Ayatnya jelas dala surat Al Mulk (67) ayat 10 Allah
Berfirman :
“Dan mereka berkata, "Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan
(peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala."
Jadi dia mengakui masuk neraka gara-gara tidak mau mendengarkan saran atau
informasi dari orang lain. Kalau kita bisa melaksanakan anjuran Allah semacam ini, in
sya Allah tidak akan muncul sikap permusuhan diantara kita, bahkan orang-orang
yang semula memusuhi bisa berubah menjadi teman baik. Allah Berfirman dalam
surat Fushshilat (41) ayat 34:
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara
yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”.
3. Kita jangan pernah merasa lebih baik dari orang lain. Karena itu jangan pernah
menyombongkan diri, menyombongkan diri ada dua cara, yaitu menganggap kita
lebih baik dari orang lain, yaitu meninggikan diri kita, atau menganggap orang lain
lebih rendah dari kita, yaitu merendahkan orang lain, dua-duanya dilarang oleh Allah.
Setiap orang mempunyai kelebihan di satu atau dua bidang, tetapi pasti dia punya
kelemahan di banyak bidang yang lain. Misalnya kita punya kelebihan di ilmu fiqih,
mungkin kita punya kelemahan di bidang baca Al Qur’an, mungkin kita juga lemah
dibidang tafsir Al Qur’an. Karena itu jangan pernah menyombongkan diri. Allah
Berfirman pada surat Al Hujurat 49:11
“Hai orang-orang yang beriman (laki2) janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum
yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain
(karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita
(yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah
kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk”.
Memanggil dengan julukan yang buruh saja tidak boleh, misalnya memanggil si
gendut atau si botak, itu mengakibatkan orang yang di panggil tidak suka.
4. Kelebihan dan kekurangan diantara kita jangan sampai dijadikan sumber pertikaian,
tetapi justru dijadikan untuk menjalin kebersamaan agar menjadi kelebihan melalui
semangat saling tolong menolong. Allah Berfirman dalam surat Al Maidah (5) ayat 2:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.
Misalnya suami berfikirnya secara global dan general, sedangkan istrinya berfikir
secara detail, jangan dijadikan masalah, tetapi digabungkan agar bisa menjadi satu
kesatuan yang lengkap dan baik.
Kalau kita berhasil membangun pertemanan semacam ini mudah-mudahan pertemanan
kita akan berlangsung sampai di surga dan bahkan bisa bergabung dengan para Nabi,
para syuhada dan para orang-orang sholih. Allah Berfirman dalam surat An Nisaa (4)
ayat 69:
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya”.
Ini termasuk kita yang menjalin pertemanan dan sama-sama menjaga ketaatan kepada
Allah dan RasulNya mudah mudahan kita bisa menjaga pertemanan sampai di akherat
sehingga dapat berkumpul bersama para Nabi, dan orang-orang sholih .
RINGKASANNYA :
 Kita mencari teman yang memiliki tujuan-hidup yang sama, yaitu memperoleh
ridha Allah.
 Kita dan mereka sama-sama berpegang teguh pada ajaran Allah, jujur dalam
keimanan, saling menyayangi dan melindungi, selalu berkomunikasi dan
mengembalikan masalah kepada Allah.
 Kita jaga pertemanan dengan sikap rendah-hati, merespon dengan cara paling
baik, dan siap menolong.
 Pertemanan diharapkan berlanjut di surga.
Semoga Allah memberi kita hati yang selalu tunduk kepadanya sehingga Dia memberi
kita teman-teman yang baik dan abadi. Aamiiin.
~Semoga bermanfaat, dan mari kita implementasikan dalam kehidupan kita~

More Related Content

What's hot

Power point kd 3.6 jujur
Power point kd 3.6 jujurPower point kd 3.6 jujur
Power point kd 3.6 jujurlilifatri
 
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama IslamPerilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama IslamLisa Tri Setiawati
 
Membangun keluarga islam
Membangun keluarga islamMembangun keluarga islam
Membangun keluarga islamCintia Clarissa
 
Materi puji power poin
Materi puji power poinMateri puji power poin
Materi puji power poinkreasi tk
 
Kunci meraih apunan allah
Kunci meraih apunan allahKunci meraih apunan allah
Kunci meraih apunan allahHelmon Chan
 
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian Agama
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian AgamaMempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian Agama
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian AgamaDwiTriska Novemia
 
Keluarga sakinah mawaddah warahmah
Keluarga sakinah mawaddah warahmahKeluarga sakinah mawaddah warahmah
Keluarga sakinah mawaddah warahmahNurul Haziqah Mahmud
 
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadianMempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadianFitriHastuti2
 
Adab silaturahmi menurut
Adab silaturahmi menurutAdab silaturahmi menurut
Adab silaturahmi menurutSyaiful Hadi
 
Bagaimana memilih hubungan sejati
Bagaimana memilih hubungan sejatiBagaimana memilih hubungan sejati
Bagaimana memilih hubungan sejatiPT. SASA
 
Presentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga SakinahPresentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga SakinahIra Setyarini
 
Cinta tanah air
Cinta tanah airCinta tanah air
Cinta tanah airbiantara95
 
Slogan dan poster
Slogan dan posterSlogan dan poster
Slogan dan posterDormaito
 

What's hot (20)

Power point kd 3.6 jujur
Power point kd 3.6 jujurPower point kd 3.6 jujur
Power point kd 3.6 jujur
 
TGS TIK PP
TGS TIK PPTGS TIK PP
TGS TIK PP
 
Cinta menurut
Cinta menurutCinta menurut
Cinta menurut
 
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama IslamPerilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari - Agama Islam
 
Membangun keluarga islam
Membangun keluarga islamMembangun keluarga islam
Membangun keluarga islam
 
Materi puji power poin
Materi puji power poinMateri puji power poin
Materi puji power poin
 
Kunci meraih apunan allah
Kunci meraih apunan allahKunci meraih apunan allah
Kunci meraih apunan allah
 
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian Agama
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian AgamaMempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian Agama
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian Agama
 
Keluarga sakinah mawaddah warahmah
Keluarga sakinah mawaddah warahmahKeluarga sakinah mawaddah warahmah
Keluarga sakinah mawaddah warahmah
 
Membangun keluarga sakinah
Membangun keluarga sakinahMembangun keluarga sakinah
Membangun keluarga sakinah
 
Makalah Keluarga Sakinah
Makalah Keluarga SakinahMakalah Keluarga Sakinah
Makalah Keluarga Sakinah
 
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadianMempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian
Mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian
 
Yang lama sudah berlalu
Yang lama sudah berlaluYang lama sudah berlalu
Yang lama sudah berlalu
 
Baitul Muslim
Baitul MuslimBaitul Muslim
Baitul Muslim
 
Adab silaturahmi menurut
Adab silaturahmi menurutAdab silaturahmi menurut
Adab silaturahmi menurut
 
Berpacaran Secara Islami
Berpacaran Secara IslamiBerpacaran Secara Islami
Berpacaran Secara Islami
 
Bagaimana memilih hubungan sejati
Bagaimana memilih hubungan sejatiBagaimana memilih hubungan sejati
Bagaimana memilih hubungan sejati
 
Presentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga SakinahPresentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga Sakinah
 
Cinta tanah air
Cinta tanah airCinta tanah air
Cinta tanah air
 
Slogan dan poster
Slogan dan posterSlogan dan poster
Slogan dan poster
 

Similar to Ringkasan tausiah ustadz rikza abdullah 29 9_ 2021

Similar to Ringkasan tausiah ustadz rikza abdullah 29 9_ 2021 (20)

Teman Tapi Racun.docx
Teman Tapi Racun.docxTeman Tapi Racun.docx
Teman Tapi Racun.docx
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
Ilmu ikhlas 2
Ilmu ikhlas 2Ilmu ikhlas 2
Ilmu ikhlas 2
 
Our bestfriend
Our bestfriendOur bestfriend
Our bestfriend
 
Materi bk kelas 8
Materi bk kelas 8Materi bk kelas 8
Materi bk kelas 8
 
Akhlak tercela
Akhlak tercelaAkhlak tercela
Akhlak tercela
 
Indahnya silaturahmi
Indahnya silaturahmiIndahnya silaturahmi
Indahnya silaturahmi
 
Lq#3 idul adha
Lq#3 idul adhaLq#3 idul adha
Lq#3 idul adha
 
Persahabatan
PersahabatanPersahabatan
Persahabatan
 
Pembangunan mapan dalam islam
Pembangunan mapan dalam islamPembangunan mapan dalam islam
Pembangunan mapan dalam islam
 
Bahaya mengata ngata dan Balasan Di Dunia dan Akhirat. - Solusi
Bahaya mengata ngata dan Balasan Di Dunia dan Akhirat. - SolusiBahaya mengata ngata dan Balasan Di Dunia dan Akhirat. - Solusi
Bahaya mengata ngata dan Balasan Di Dunia dan Akhirat. - Solusi
 
RenunganKristenKu-Friends
RenunganKristenKu-FriendsRenunganKristenKu-Friends
RenunganKristenKu-Friends
 
Bab 4 qana'ah dan tasamuh
Bab 4 qana'ah dan tasamuhBab 4 qana'ah dan tasamuh
Bab 4 qana'ah dan tasamuh
 
Bab 4 qana'ah dan tasamuh
Bab 4 qana'ah dan tasamuhBab 4 qana'ah dan tasamuh
Bab 4 qana'ah dan tasamuh
 
Bab 4 qana'ah dan tasamuh
Bab 4 qana'ah dan tasamuhBab 4 qana'ah dan tasamuh
Bab 4 qana'ah dan tasamuh
 
Bab 4 qana'ah dan tasamuh
Bab 4 qana'ah dan tasamuhBab 4 qana'ah dan tasamuh
Bab 4 qana'ah dan tasamuh
 
Modul 14 kb 4
Modul 14 kb 4Modul 14 kb 4
Modul 14 kb 4
 
Ppt kelompok 5 ustadz hamid
Ppt kelompok 5 ustadz hamidPpt kelompok 5 ustadz hamid
Ppt kelompok 5 ustadz hamid
 
Perilaku terpuji
Perilaku terpujiPerilaku terpuji
Perilaku terpuji
 
Kata
KataKata
Kata
 

Ringkasan tausiah ustadz rikza abdullah 29 9_ 2021

  • 1. TAUSIAH USTADZ RIKZA ABDULLAH Rabu, 29 September 2021, pukul 06.30 Thema : IMPLEMENTASI KEIMANAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Sub Thema : Memilih Teman Demi Keselamatan dan Kebahagiaan. Alhamdulillahi Robbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya'i wal mursalin, sayyidina wa maulana Muhammadin, wa 'ala alihi wasohbihi ajma'in. Bapak-bapak dan ibu-ibu serta saudara-saudara sekalian mari kita melanjutkan pembahasan minggu lalu mengenai teman, kali ini kita membahas mengenai Memilih Teman Demi Keselamatan dan Kebahagiaan. Pada pertemuan yang lalu kita membahas mengenai perlunya menghindari penyesalan yang disebabkan oleh salah memilih teman akrab. Pada prinsipnya kita menghindari berteman akrab dengan orang-orang yang memusuhi kita atas nama agama, atau atas nama keimanan. Sebetulnya pada prinsipnya kita boleh berteman biasaatau bekerja sama dengan siapa saja baik muslim atau non muslim, asal mereka tidak memusuhi kita atas nama agama atau keimanan. Prinsip ini wajar dan sebenarnya pelajaran Islam itu universal, siapapun pasti tidak akan mau berteman dengan orang yang memusuhi kita, karena itu akan merugikan kita. Karena itu jika prinsip ini di jalankan dengan benar dan sungguh-sungguh tidak ada nilai radikalisme nya, karena ini prinsip universal. Kalau ada yang mengatakan ini radikalisme mungkin dia salah faham, atau belum mengerti atau mungkin juga memang sengaja mau menyerang Islam. Karena itu harus hati-hati jangan sampai kena provokasi, karena kita punya prinsip kalau prinsip itu dijalankan dengan benar in sya Allah bisa diterima oleh semua fihak. Karena ajaran Islam itu secara universal baik. Pagi ini kita membahas mengenai Memilih Teman Demi Keselamatan dan Kebahagiaan. Yang dimaksud keselamatan dan kebahagiaan disini adalah keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akherat. Jadi kita pada prinsipnya mencari teman yang sama-sama mencari keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akherat, caranya adalah kita tentukan dulu tujuan hidup kita. Lalu ketika memilih teman ukurannya sesuai tidak dengan tujuan hidup kita tadi, kalau kita memilih teman dengan tujuan hidup yang sama maka kita dan mereka berkecenderungan bisa saling mendukung untuk mencapai tujuan tersebut. Karena kita dan mereka mengejar tujuan yang sama
  • 2. maka in sya Allah semua mentaati Allah dan Rasulnya, semua saling menyayangi saling melindungi, saling menolong, saling mengingatkan dan sama-sama menjaga kebersamaan. Tujuan hidup yang paling strategis adalah kita menentukan bahwa tujuan itu harus tidak hanya jangka pendek tetapi juga jangka panjang, jangka panjangnya itu merupakan ultimate goal yang sampai menembus akherat. Kalau tujuan hidup itu hanya sampai akhir hidup, itu masih jangka pendek sedangkan yang kita cari adalah sampai kehidupan di akherat. Tujuan hidup mejadi strategis karena kita akan menentukan kegiatan kita sehari-hari dan sekaligus menjadi pedoman untuk menyusun skala prioritas karena umur kita pendek, kesempatan yang bisa kita gunakan itu sedikit, jadi prioritas kegiatan yang kita pilih harus tepat. Dari tujuan tersebut kita bisa meilih mana kegiatan yang harus segera dilaksanakan atau tidak boleh di tunda, dan kegiatan mana yang harus kita hindari supaya kita tidak terhalang dalam mencapi tujuan tadi. Tujuan hidup juga bisa kita gunakan untuk pedoman memilih teman yang bisa membantu memperlancar usaha kita untuk mencapi tujuan itu, dan kita menghindari teman yang dapat menghambat atau membelokkan dari tujuan tersebut. Tujuan hidup yang paling strategis adalah keRidhaan Allah, ridha artinya senang dan puas, jadi kalau kita mencari Ridha Allah maka kita berusaha agar Allah Senang dan Puas kepada kegiatan kita. Jika Allah sudah Ridha, karena Allah itu Maha Pencipta dan Maha memiliki segala sesuatu maka Allah akan Menyukai kita dan pasti kita akan diberi kemudahan dalam hidup di dunia dan diijinkan kita tinggal di sorga jauh dari api neraka. In sya Allah kita berusaha agar bisa berbuat seperti itu, Allah Berfirman dalam surat Al Baqarah (2) ayat 207: “Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”. Mengorbankan dirinya dalam ayat tersebut artinya adalah, dia melepaskan segala miliknya untuk mendapatkan Ridha Allah. Yang kita lepaskan itu adalah kehidupan kita di dunia, karena kalau dibandingkan kehidupan di akherat kehidupan dunia cuma sedikit dan sebentar, kemampuan kita juga terbatas dan kalau sudah terlalu tua juga sudah tidak
  • 3. bisa apa-apa maka kita tukar dengan Ridha Allah, karena kalau Allah itu sudah Ridha, maka Allah pasti akan melindungi kita dari api neraka dan tidak ada tempat lain kecuali surga, jadi kedudukan Ridha Allah itu lebih tinggi dari sorga, maka jika tujuan hidup kita mencari Ridha Allah, jika berhasil maka in sya Allah masuk sorga, sebaliknya kalau Allah tidak Ridha maka tidak mungkin kita dimasukkan ke sorga, berarti ke neraka. Allah Berfirman dalam surat At Taubah (9) ayat 72: “Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga Adn. Dan keridaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar”. Jadi dalam ayat tersebut di pastikan bahwa Ridha Allah lebih tinggi dari surga, maka kalau kita mentargetkan yang lebih tinggi yaitu Ridha Allah yang dibawahnya yaitu sorga akan kita peroleh juga. Karena kita ingin menyenangkan Allah maka sekuat mungkin kita berpegang teguh pada ketentuanNya dengan melaksanakan yang Dia perintahkan dan meninggalkan apapun yang Dia larang. Apapun yang Allah perintahkan pasti itu disukai Allah, dan kalau Allah melarang sesuatu, pasti sesuatu itu dibenci oleh Allah. Maka kalau kita ingin disukai Allah lakukan saja yang disukai Allah dan tinggalkan yang dibenci Allah. Dan lagi jika kita meninggalkan yang dibenci Allah pasti menguntungkan diri kita sendiri, karena kita akan selamat. Karena itu kalau kita berteman, maka pilihlah teman yang berpegang teguh pada ajaran Allah semacam ini, setelah kita mendapatkan itu kita jaga kekompakan pertemanan ini agar tidak tercerai berai, Allah memerintahkan kita dalam surat Ali Imran (3) ayat 103:
  • 4. “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara”. Yang dimaksud tali Allah di ayat tersebut adalah simbol seolah-olah ada tali yang ujung atas pada Allah dan ujung bawah kita, kalau kita berpegang teguh pada tali itu pasti kita masih berkaitan dengan Allah, tali ini adalah ajaran-ajaran yang diberikan oleh Allah kepada kita. Koteks ayat ini dalam suasana dahulu ketika di Madinah antara suku yang satu dengan suku yang lain saling bermusuhan, mereka punya potensi berperang ditambah pula ada fihak ketiga yang mengadu domba, fihak yang mengadu domba ini tidak layak dijadikan teman karena mereka memasukkan intrik-intrik dan profokasi sehingga saling bermusuhan. Ini contoh yang bisa di implementasikan di jaman sekarang, orang seperti ini jangan dijadikan teman, tetapi juga jangan dimaki-maki karena orang jahat kalau dimaki-maki membalasnya lebih jahat lagi karena mereka punya potensi jahat. Kalau orang muslim kan ada batasan hanya boleh membalas dengan hukuman setimpal sedangkan mereka tidak punya pedoman itu sehingga membalasnya bisa lebih kejam, kalau mereka kesal sama kita mereka tega membunuh kita. Orang-orang jahat semacam itu gak usah ditemani dan gak usah dimusuhi, kalau ketemu tetap friendly cuma jangan bergabung atau berakrab-akrab dengan mereka sehingga mereka bisa mempengaruhi kita. Orang-orang yang mengaku mencari Ridha Allah itu biasanya jujur, karena mereka tahu bahwa Allah itu Maha Tahu sehingga mengetahui apa yang ada di lahir dan bathin kita, maka mereka tidak mungkin omongannya berbeda dengan hatinya, jadi yang diucapkan sama dengan yang ada di hatinya, kalau berbeda itu namanya munafik, dan orang munafik itu biasanya yang ditampakkan diluar bagus, lebih bagus dari apa yang ada di dalam hati, maka orang munafik pasti punya kecenderungan pencitraan, karena pencitraan itu ingin menampilkan yang baik dan menyembunyikan yang kurang baik atau bahkan yang jahat. Kalau kita berteman dengan yang mencari ridha Allah tidak meungkin merek menyembunyikan niat jahat karena mereka sadar Allah Maha mengetahui, orang semacam itulah yang layak kita jadikan teman, dan mereka pasti melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangannya. Mereka akan jujur
  • 5. dalam bertutur kata mereka akan mengatakan sesuai dengan isi hatinya, orang yang jujur tidak perlu pencitraan karena, karena pencitraan itu merupakan indikasi kemunafikan, jadi berteman dengan orang jujur itu enak dan gampang karena mereka konsisten perilakunya, sehingga mudah sekali ditebak bagaimana mereka akan berreaksi atau merespon ketika kita menyampaikan suatu pesan. Misalnya istri yang suaminya jujur yang mencari ridha Allah, kalau meminta duit belanja itu gampang. Tetapi kalau suaminya itu isi hati dan lahiriahnya beda, maka kalau mau minta uang belanja menunggu apakah raut mukanya itu lagi senang atau lagi sedih, kalau suaminya lagi bingung lalu dimintai uang belanja bisa-bisa membentak. Orang-orang yang jujur yang hanya mencari ridha Allah layak menjadi teman karib kita. Allah Berfirman dalam surat At Taubah (9) ayat 119 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. Memang perintah Allah kita harus menjaga kebersamaan dengan orang-orang yang jujur. Sebagian dari kriteria dari orang-orang yang layak dijadikan teman akrab adalah orang yang saling menyayangi, saling melindungi, taat kepada Allah dan RasulNya, melaksanakan kewajiban sholat dan menunaikan zakat, semangat saling melindungi dan menyayangi itu dibuktikan dengan saling menganjurkan berbuat baik dan pasti akan saling mencegah perbuatan buruk, karena teman akrab itu tidak ingin temennya celaka, kalau ada temen yang berbuat buruk cepet cepet ditegur atau diingatkan agar tidak celaka dan tidak mendapat bencana dan agar temen-temennya mendapat kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat. Allah Berfirman dalam surat Al Taubah (9) ayat 71:
  • 6. “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf (kebaikan), mencegah dari yang munkar (keburukan), mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” . Dalam ayat tersebut, wujud dari saling melindungi dan menyayangi adalah amar ma’ruf nahi munkar agar dapat kebahagiaan dunia akherat. Mungkar adalah perkataan umum yang artinya perbuatan yang diingkari oleh pikiran, pikiran kita ini dibuat oleh Allah sejak lahir sudah ada ukurannya. Misalnya kalau kita melihat ada seseorang disakiti oleh orang lain, pikiran kita sudah merasa tidak nyaman, kok begitu...? nah perbuatan itu berarti diingkari oleh pikiran kita, kalau ada perbuatan yang diingkari oleh pikiran itu biasanya jahat, jadi perbuatan itu disebut munkar. Kebalikan dari munkar adalah ma’ruf, ma’ruf sering diartikan perbuatan baik, namun arti sebenarnya adalah yang diketahui atau yang dimaklumi oleh akal siapapun bahwa perbuatan itu baik. Misalnya si A menolong si B yang sedang kesusahan, maka menurut siapapun perbuatan itu bisa diterima akal, perbuatan yang bisa diterima akal itu baik, maka istilahnya ma’ruf. Dalam ayat diatas yang dimaksud Rahmat Allah artinya kasih sayang Allah, dan kalau Allah sudah memberi rahmat itu Allah akan memberi apapun yang baik pada kita dan tidak harus berupa materi, bisa rasa aman, timbul rasa saling menyayangi. Kalau kita mengharapkan teman-teman kita bersikap jujur tentu kita sendiri harus jujur dalam segala kesempatan, kalau kita berusaha jujur salah satu ciri khas kejujuran dalam keimanan adalah kita selalu mengembalikan masalah kepada Allah, setiap ada masalah kita kembali kepada Allah, dalam arti bahwa masalah itu datangnya dari Allah dan tentu Allah itu mempunyai tujuan tertentu ketika mengizinkan masalah itu menimpa kita, maka kita berkonsultasi dengan Allah Yang Mengizinkan peristiwa itu terjadi, kita berkonsultasi dengan Allah tentang bagaimana cara mengatasi masalah tersebut, jadi referensi kita ketika ada masalah adalah Allah. Caranya adalah melalui Firman-Firman Allah yang sudah di bukukan yaitu Al Qur’an. Banyak orang yang jika menemui masalah tidak melihat referensi ke Al Qur’an, mereka malah berkonsultasi dengan orang yang bahkan tidak pernah membaca Al Qur’an atau membaca buku yang penulisnya juga tidak pernah baca Al Qur’an, sehingga mereka tidak mendapatkan solusi yang sesuai dengan ajaran
  • 7. Allah. Ketika kita akan berbuat sesuatu dalam mengatasi masalah tersebut kita juga mempertimbangkan restu dari Allah dan menyerahkan bagaimana hasil akhirnya kepada Allah, jadi setelah mengetahui solusinya dari Al Qur’an, maka dia mengimplementasikan kemudian menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah, jadi kita ridha hasil akhir diputuskan oleh Allah. Jadi kita Ridha diatur oleh Allah : “Radhitu billahi rabba”, artinya: “Kami ridho Allah sebagai Rab saya” sering Rab ini hanya diterjemahkan sebagai Tuhan saja, mestinya Tuhan sebagai Pencipta, Pengatur dan Pembimbing. Kalau ada orang seperti itu maka layak kita jadikan teman akrab. Allah Berfirman dalam surat Luqman (31) ayat 15: “Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. “Jalan” dalam ayat diatas maksudnya adalah “the way of life” jadi setiap ada masalah kembali kepada Allah begitu seterusnya. Orang-orang yang jujur itu layak (bhs Arab=solih, bhs Inggris =proper) menjadi teman bergaul atau teman akrab, mereka baik pagi maupun sore selalu berkomunikasi dengan Allah dengan cara memuji-muji Allah (zikir), membaca Firman Allah, mempelajari pesan-pesan Nabi (Hadits) dan selalu berusaha meningkatkan baktinya kepada Allah, dengan orang- orang semacam ini lah selayaknya kita bergaul setiap hari karena sikap dan perilaku mereka bisa memotivasi kita atau mendorong kita bahkan memperkuat kita dalam usaha mencapai tujuan tadi yaitu memperoleh Ridha Allah. Allah Berfirman dalam surat Al Kahf (18) ayat 28: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang selalu menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.
  • 8. Dalam ayat tersebut yang dimaksud melampau batas adalah dalam segala hal, misalnya kalau makan berlebihan, baik dari sisi jumlah maupun harga dan fasilitas tempatnya yang mewah, dsb. Kriteria lain yang layak menjadi teman akrab kita adalah mereka yang bersedia saling menolong dan saling melindungi, bukan orang yang justru senang ketika kita terpuruk. Allah Berfirman dalam surat Al Anfal (8) ayat 72: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung- melindungi”. Ini konteksnya ketika orang-orang Mekkah hijrak ke Madinah atas perintah Allah dengan meninggalkan seluruh harta kekayaannya, mereka tidak membawa apa-apa, dan harta termasuk rumahnya yang ditinggal di Mekkah dirampas oleh orang kafir Mekkah, kemudian di Madinah tidak punya rumah dan tidak punya business, kemudian di Madinah mereka ditolong dan ditampung oleh penduduk asli dengan berbagi tempat tinggal dengan mereka. Ada yang kemudian menjadi kaya, namun banyak juga yang miskin, mereka tinggal di Masjid dekat rumah Rasulullah supaya nanti kalau ada wahyu mereka yang pertama kali mendengarkan, tempat itu disebut “As-Shuffah”. Yang tinggal di AS Shuffah disebut ahlu shuffah, mereka banyak sekitar 300 orang salah satunya Abu Hurairah yang kita kenal ahli hadits, mereka makannya menunggu diberi orang, termasuk kalau ada orang memberi hadiah makanan kepada Rasulullah, para ahlu shuffah ini dipanggil diajak makan bersama dengan Rasulullah s.a.w. ketika menjelang Rasulullah wafat, Mekkah sudah di taklukkan dan kerajaan-kerajaan kecil diutara juga sudah masuk Islam, mereka membutuhkan guru untuk mengajarkan Islam, maka orang-orang di shuffah ini lah yang diutus oleh Rasulullah untuk menyebar mengajarkan Islam ke daerah- daerah sehingga orang yang tinggal di shuffah tinggal sedikit. Kalau kita sudah mendapatkan teman-teman akrab yang baik semacam itu, supaya
  • 9. mereka tetap bersama kita, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga pertemanan itu dengan baik jangan ada yang lepas atau pecah, caranyanya dengan: 1. Berrendah hati antar teman, apapun status sosial mereka, jadi kita tidak boleh berpandang bulu, misalnya diatara kita ini ada yang mantan pejabat tinggi, ada yang professor, doktor, dokter ada juga tukang AC jadi kita berteman disini itu beragam tetapi tetap dijaga dan berrendah hati. Bahkan Allah Berfirman kepada Nabi Muhammad s.a.w. dalam surat Asy Syu’araa (26) ayat 215: “Dan berendah-hatilah terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman”. Padahal orang-orang mukmin pengikut Rasulullah s.a.w dalam ayat ini yang dimaksud adalah murid-muridnya atau santri-santrinya, kalau Rasulullah s.a.w itu panglima perang, orang-orang mukmin itu pasukannya, semuanya itu diperlakukan oleh Rasulullah dengan baik, dan Rasulullah itu santun. Jadi kita jangan sok kuasa, sok pinter, sok alim, sok kaya dll sehingga minta perlakuan lebih, Rasulullah tidak begitu Beliau sama-sama menghormati. 2. Kita selalu berusaha merespon anjuran atau saran atau teguran atau nasehat apapun dengan baik. Jangan sok pinter, karena kadang-kadang kalau ada teman yang memberi masukan direspon degan negatif karena merasa lebih pinter dari teman itu. Jadi sebaiknya kita dengerin saja meskipun kita sudah tahu, bahkan kadang-kadang di kalimat nasehat yang panjang itu ada kata-kata yang menarik untuk kita cermati karena ada sesuatu yang baru. Kalau kita pandai mendengarkan in sya Allah baik untuk kita, di Al Qur’an ada menjelaskan bahwa orang yang tidak suka mendengarkan akibatnya masuk neraka. Umumnya orang yang tidak suka mendengarkan kalau diberi nasehat pasti tidak mempan, apalagi orang yang egois dan narsis, kalau dinasehati akan balik menasehati dia akan merasa lebih tahu dan lebih hebat dari pada orang lain. Ayatnya jelas dala surat Al Mulk (67) ayat 10 Allah Berfirman :
  • 10. “Dan mereka berkata, "Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala." Jadi dia mengakui masuk neraka gara-gara tidak mau mendengarkan saran atau informasi dari orang lain. Kalau kita bisa melaksanakan anjuran Allah semacam ini, in sya Allah tidak akan muncul sikap permusuhan diantara kita, bahkan orang-orang yang semula memusuhi bisa berubah menjadi teman baik. Allah Berfirman dalam surat Fushshilat (41) ayat 34: “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”. 3. Kita jangan pernah merasa lebih baik dari orang lain. Karena itu jangan pernah menyombongkan diri, menyombongkan diri ada dua cara, yaitu menganggap kita lebih baik dari orang lain, yaitu meninggikan diri kita, atau menganggap orang lain lebih rendah dari kita, yaitu merendahkan orang lain, dua-duanya dilarang oleh Allah. Setiap orang mempunyai kelebihan di satu atau dua bidang, tetapi pasti dia punya kelemahan di banyak bidang yang lain. Misalnya kita punya kelebihan di ilmu fiqih, mungkin kita punya kelemahan di bidang baca Al Qur’an, mungkin kita juga lemah dibidang tafsir Al Qur’an. Karena itu jangan pernah menyombongkan diri. Allah Berfirman pada surat Al Hujurat 49:11
  • 11. “Hai orang-orang yang beriman (laki2) janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk”. Memanggil dengan julukan yang buruh saja tidak boleh, misalnya memanggil si gendut atau si botak, itu mengakibatkan orang yang di panggil tidak suka. 4. Kelebihan dan kekurangan diantara kita jangan sampai dijadikan sumber pertikaian, tetapi justru dijadikan untuk menjalin kebersamaan agar menjadi kelebihan melalui semangat saling tolong menolong. Allah Berfirman dalam surat Al Maidah (5) ayat 2: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. Misalnya suami berfikirnya secara global dan general, sedangkan istrinya berfikir secara detail, jangan dijadikan masalah, tetapi digabungkan agar bisa menjadi satu kesatuan yang lengkap dan baik. Kalau kita berhasil membangun pertemanan semacam ini mudah-mudahan pertemanan kita akan berlangsung sampai di surga dan bahkan bisa bergabung dengan para Nabi, para syuhada dan para orang-orang sholih. Allah Berfirman dalam surat An Nisaa (4) ayat 69: “Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”. Ini termasuk kita yang menjalin pertemanan dan sama-sama menjaga ketaatan kepada
  • 12. Allah dan RasulNya mudah mudahan kita bisa menjaga pertemanan sampai di akherat sehingga dapat berkumpul bersama para Nabi, dan orang-orang sholih . RINGKASANNYA :  Kita mencari teman yang memiliki tujuan-hidup yang sama, yaitu memperoleh ridha Allah.  Kita dan mereka sama-sama berpegang teguh pada ajaran Allah, jujur dalam keimanan, saling menyayangi dan melindungi, selalu berkomunikasi dan mengembalikan masalah kepada Allah.  Kita jaga pertemanan dengan sikap rendah-hati, merespon dengan cara paling baik, dan siap menolong.  Pertemanan diharapkan berlanjut di surga. Semoga Allah memberi kita hati yang selalu tunduk kepadanya sehingga Dia memberi kita teman-teman yang baik dan abadi. Aamiiin. ~Semoga bermanfaat, dan mari kita implementasikan dalam kehidupan kita~