Description
Pasar Properti Masih Butuh Edukasi
Jakarta - Harapan membaiknya pasar properti Indonesia pada 2017 ini masih belum padam. Masuk sebagai salah satu kebutuhan utama, hunian memang menjadi mimpi banyak orang. Sayangnya, tak banyak yang mengetahui dengan jelas kapan dan bagaimana mimpi itu bisa diwujudkan.
Sebagai Situs Properti no. 1 di Indonesia, Rumah123 kembali menggelar Sentiment Survey terkait tren perilaku pasar properti di Indonesia. Dari data yang berhasil diolah tim Business Intelligence Rumah123, pasar properti di Indonesia masih sangat menjanjikan dari sisi jumlah konsumennya.
Survei menunjukkan konsumen properti Indonesia masih tumbuh. Sesuai isu bonus demografi saat ini, konsumen properti juga didominasi kalangan usia produktif.
"Konsumen first time home buyer masih menjadi pasar paling besar," ujar Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung dalam acara Paparan Hasil Sentimen Survey di Jakarta, Rabu (3/5). "Dari data profilnya, 60 persen responden survei ini belum memiliki huniannya sendiri."
Survei menunjukkan 46 persen responden masih tinggal bersama orangtua, atau di rumah warisan, dan sekitar 26 persen menyewa atau mengontrak. Sisanya adalah mereka yang sudah memiliki hunian sendiri.
Meski paling besar dari sisi jumlah, lanjut Untung, para first time home buyers ini masih membutuhkan edukasi dan arahan tentang bagaimana mewujudkan mimpi mereka dengan lebih cepat. Sebut saja kesesuaian spesifikasi hunian yang sejalan dengan penghasilan.
Selain itu, besaran down payment masih menjadi faktor pertimbangan utama bagi konsumen dalam menentukan huniannya. Menurut Untung, masyarakat juga masih perlu mendapat edukasi tentang pola pembayaran, baik itu Kredit Pemilikan Rumah (KPR), juga sistem cicilan langsung ke developer.
"Setidaknya, 52 persen konsumen mengaku belum memiliki uang yang cukup sebagai DP hingga tidak juga mengajukan KPR."
Tren yang belum mengalami pergeseran di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) adalah daerah incaran sebagai tempat tinggal. Jakarta masih menempati urutan pertama.
Seperti diketahui, jumlah golongan milenial yang notebene masuk di kelompok usia produktif di Jakarta mencapai 58 persen. Angka ini tentu sangat signifikan sebagai pasar properti, dan cenderung enggan meninggalkan Jakarta untuk tinggal di kota penyangga.
Hasil survei ini memperlihatkan 60 persen responden yang tinggal di Jakarta memilih tetap menempati hunian di ibukota ini. Bagaimana dengan daerah lainnya? Penyebarannya masih cukup merata dengan Tangerang menempati urutan favorit kedua. Apa kabar daerah penyangga lainnya?