SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.1. Diagram alir penelitian
III.2 Perumusan Masalah
Tujuan utama dalam rekayasa permukaan, dalam hal ini adalah pengerasan
permukaan dengan metode flame hardening, adalah untuk mengatur transformasi
austenite, terutama untuk mengatur jumlah struktur martensite maksimum, untuk
memperoleh kekerasan permukaan yang dikehendaki.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pengerasan permukaan
dan karakteristik produk yang dihasilkan. Faktor yang sangat dominan dalam
proses pengerasan permukaan adalah kemampuan transfer panas dari benda kerja.
Dalam prakteknya, proses pengerasan permukaan banyak melibatkan pergerakan
Perumusan Masalah Literatur
Evaluasi
Konsep dasar
pengerasan permukaan
Prosedur pengujian proses
pengerasan permukaan
(Flame Hardening)
Pengolahan data
Pembahasan
Kesimpulan
Prosedur standar pengujian
permukaan
(struktur mikro)
(kekerasan mikro)
(distribusi kekerasan)
Prosedur pembuatan
sampel
Pembuatan cetakan
Peleburan
Penuangan
Pemotongan sampel
As Cast
Spheroidisasi anil
+
Temper
Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
33
benda kerja baik dalam proses pemanasan maupun proses pendinginan. Ini
dilakukan untuk memberikan distribusi panas yang merata di setiap bagian
permukaan benda kerja yang akan dikeraskan.
Distribusi panas sangat bergantung pada waktu pemanasan dan
pendinginan yang tepat. Dalam batas waktu yang sangat menentukan ini terdapat
dua hal yang saling berlawanan, yaitu adanya penerimaan panas dan kehilangan
panas pada masing-masing bagian permukaan benda kerja yang berlainan. Dengan
demikian, lau gerak translasi relatif benda kerja terhadap pemanas dan pendingin
akan sangat menentukan dalam meminimalkan kehilangan panas yang cukup
besar.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah efisiensi waktu. Dalam berbagai
hal, waktu produksi akan sangat berarti terhadap biaya produksi dan peningkatan
produksi. Masalah ini dapat diatasi dengan menerapkan pengontrolan proses
produksi yang tepat.
III.3 Prosedur Persiapan Sampel
Dalam pengujian pengerasan permukaan dengan menggunakan metode
flame hardening, digunakan sampel baja tuang perkakas mengacu pada JIS SKD
11. Baja ini dipilih untuk diteliti kemampuan distribusi kekerasan permukaannya.
Baja ini dibuat di salah satu industri pengecoran logam di bilangan Cibinong.
III.3.1 Proses Pembuatan Sampel
Sampel dibuat melalui proses pengecoran dengan mengambil bentuk dari
sampel uji tarik. Dari sampel uji tarik yang dibuat melalui proses pengecoran
tersebut dipotong sebagian ujungnya sepanjang 2-3 cm yang kemudian digunakan
sebagai sampel untuk pengujian flame hardening. Tahapan proses pembuatan
sampel itu sendiri dari mulai proses pemgecoran adalah sebagai berikut:
Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
34
1. Tahap pembuatan cetakan
Gambar 3.2. Cetakan ini dibuat dengan campuran antara pasir silika dengan air
kaca melalui CO2 proses
2. Tahap peleburan
Gambar 3.3. Proses peleburan dengan dapur induksi pada temperatur 1650o
C
3. Tahap penuangan
Gambar 3.4.Proses penuangan baja cair kedalam cetakan pada temperatur 1600o
C
Berikut ini merupakan komposisi yang digunakan dalam proses pengecoran:
1. Proses cetakan pasir : CO2 proses
Komposisi pasir : - Pasir silika
- Air kaca (natrium silikat) 5%
Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
35
- Air (0.5 wt% dari air kaca)
Reaksi kimia :
Na2O.SiO2.H2O + CO2 Na2CO3.H2O + SiO2
2. Proses peleburan
Peleburan kontinyu : E D A B C
charging paduan No.1 (E) :
- Return SS 410 = 14 Kg
- Return SC 45 = 94 Kg
- Cu (tembaga) = 0.5 Kg
- Additif FeSi (65) = 2 Kg
- Additif FeMn (65) = 0.9 Kg
- Additif FeMo (60) = 0.5 Kg
- Carburizer = 0.5Kg
Total logam cair = 112.4 Kg
Charging paduan No.2 (D) :
- Sisa logam cair No.1 = 92.4 Kg
- Additif FeMo (60) = 0.1 Kg
- Tembaga (Cu) = 0.5 Kg
- FeV (65) = 0.2 Kg
Total logam cair = 93.2 Kg
Charging paduan No.3 (A) :
- Sisa logam cair No. 2 : = 73.2 Kg
- Additif FeSi (65) = 0.3 Kg
- Additif FeMn (65) = 0.4 Kg
- Scrap Monel (Ni 70%,Cu 23%) = 0.4 Kg
Total logam cair = 74.3 Kg
Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
36
Charging paduan No.4 (B)
- Sisa logam cair No. 3 = 54.3 Kg
- Additif FeSi (65) = 0.6 Kg
Total logam cair = 54.9 Kg
Charging paduan No. 5 (A)
- Sisa logam cair No. 4 = 34.9 Kg
- Additif FeSi (65) = 0.3 Kg
Total logam cair = 35.2 Kg
4. Tahap pemotongan sampel
G
Gambar 3.5. a. Pemotongan sampel, b. Bentuk sampel yang digunakan
5. Tahap preparasi sampel metalography
Prosedur dasar persiapan sampel metalografi :
a) Penentuan ukuran sampel; Tergantung pada sifat material dan informasi
yang akan di dapat.
b) Amplas kasar; umumnya untuk menghaluskan permukaan yang tergores
cukup dalam pada proses pemotongan.
c) Amplas halus, dilakukan dengan amplas, dengan partikel SiC. Terdapat
berbagai ukuran kertas amplas halus, yaitu antara 400-1500 mesh. Setiap
berganti ukuran amplas, sampel diputar 90o
, untuk menghilangkan
goresan pada tahap sebelumnya.
Gambar 3.6. pemotongan kertas amplas
2-3 cm
Potong
a b
Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
37
Permukaan halus Permukaan Kasar
d) Poles kasar, dilakukan dengan menggunakan partikel alumina atau intan,
dengan besar partikel sekitar 5 µm, untuk menghilangkan goresan yang
masih tersisa dari proses amplas.
e) Poles halus; untuk menghilangkan goresan yang amat halus, dengan
menggunakan partikel poles alumina atau intan kurang dari 1µm (biasanya
0,5 µm). Dari poles ini dihasilkan permukaan yang bebas goresan, siap
untuk dietsa.
Gambar 3.7 Pantulan cahaya pada permukaan hasil poles
f) Etsa, Dilakukan pada sampel yang telah dikeringkan setelah poles halus,
dengan menggunakan zat kimia bersifat asam atau basa. Setelah proses
etsa , sampel siap diamati dengan mikroskop optik. Zat etsa yang
digunakan adalah Nital. Nitrid acid/nital : asam nitrit + alkohol 95%
(khusus untuk baja karbon) yang bertujuan untuk mendapatkan perlit, ferit
dan ferit dari martensit. Pembuatan Foto, dilakukan untuk mengamati
struktur mikro pada baja perkakas untuk dianalisa. Pengambilan foto
menggunakan kamera foto Olympus BHM12 yang dilengkapi alat foto
otomatis.
g) Scanning Electron Microscope (SEM), untuk mengetahui jenis endapan
yang terdapat di dalam material baja perkakas.
Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
38
III.3.2 Jenis dan Komposisi Material
Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja tuang perkakas
jenis SKD 11 dengan kandungan Silikon yang bervariasi. Dalam penelitian ini
akan dilihat pengaruh kekerasan permukaan dari proses flame hardening dilihat
dari pengaruh kandungan Si pada semua jenis sampel.
Material yang digunakan sebagai sampel adalah material dengan
kandungan kadar Silikon masing-masing 0.8, 2, dan 3 %Si. Tujuan dari
pemberlakuan variabel terkontrol dari Si ini adalah untuk melihat efek serta
distribusi kekerasan yang dihasilkan setelah proses flame hardening.
III.3.3 Perlakuan Panas (Spherodizing Annealing dan Tempering)
Proses soheroidisasi secara skematis ditunjukkan pada grafik gambar 3.8.
Gambar 3.8 grafik proses spheroidisasi anil
Pertama-tama sampel dilakukan pemanasan awal terlebih dahulu, atau di-
preheating pada temperatur 550o
C sebelum dinaikkan temperaturnya mencapai
810o
C. Pada temperatur 550o
C dilakukan waktu tahan selama 30 menit dan pada
temperatur austenisasi atau 810o
C dilakukan waktu tahan selama 60 menit.
Kemudian sampel didinginkan didalam furnace atau oven hingga temperatur
mencapai 450o
C. Setelah itu sampel didinginkan di udara terbuka. Kemudian
untuk menghilangkan tegangan sisa dan meningkatkan keuletan serta ketangguhan
810o
C
450o
60min
30min
Air Cooling
Furnace cooling
30 min
T
e
m
p
e
r
a
t
u
r
e
Time0
550o
C
Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
39
dari baja dilakukan proses tempering. Prosedur proses tempering dapat dilihat
pada gambar 3.9. Pada proses temper ini, sampel terlebih dauhulu di austenisasi
pada temperatur 920o
C selama 40 menit, kemudian didinginkan di udara terbuka.
Sampel kembali dipanaskan di dalam oven pada temperatur 640o
C, kemudian
dilakukan waktu tahan selama 240 menit (empat jam). Setelah itu sampel
didinginkan di udara.
Gambar 3.9 grafik proses temper
III.4 Prosedur Proses Pengujian Pengerasan Permukaan
Karakteristik sampel flame hardening
Data Temperatur Pemanasan dan Pendinginan
Kondisi Pengujian
Benda kerja (sampel uji) : Baja tuang perkakas SKD 11
Metode pengerasan : Flame hardening
Ketebalan : 2,5 – 3 cm
Tekanan asetilen : 10 psi
Tekanan oksigen : 5 Kg/cm2
Posisi pengukuran temperatur : Tegak lurus dengan benda kerja
Metode quenching : Pencelupan (immersion) tanpa agitasi
Media quench : Air
550o
C
T
e
m
p
e
r
a
t
u
r
e
Time
920o
C
40min
640o
10min
240min
Air quenching
Air Cooling
Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
40
Prosedur proses pengerasan dilakukan untuk meneliti efek transfer panas
terhadap pembentukan struktur mikro. Proses ini ditujukan mengetahui distribusi
kekerasan yang dihasilkan dari proses flame hardening melalui permukaan benda
kerja. Pengujian dilakukan dengan memberikan transfer panas dari pembakaran
campuran gas antara oksigen dengan asetilen (oksi-asetilen). Jarak antara pemanas
dan permukaan sampel diset dan dijaga agar luas permukaan yang terpanasi
(covered area) optimal.
Untuk mengontrol temperatur sampel digunakan alat thermocouple yang
ditempatkan menempel dengan sampel dengan sudut tegak 90o
. Hal ini
dimaksudkan agar transfer panas yang mengalir ke dalam sampel terbaca secara
sempurna oleh thermocouple tersebut.
Nyala api primer terbaik diperoleh dengan mengatur tekanan gas antara
oksigen dan asetilena. Pada proses ini perbandingan jumlah gas oksigen dibuat
lebih banyak daripada gas asetilena yaitu 2:1. Temperatur bacaan pada
thermocouple dipertahankan antara 700-800 o
C, dengan demikian temperatur
permukaan sampel diharapkan telah mencapai temperatur austenite. Setelah
permukaan sampel mencapai temperatur yang diinginkan selanjutnya dilakukan
waktu tahan selama 1 menit dengan tujuan agar distribusi transfer panas merata di
seluruh permukaan sampel. Setelah itu baru dilakukan proses pendinginan cepat.
Proses pendinginan cepat dilakukan dengan metode pencelupan
(immersion quenching) dalam media air tanpa agitasi (pengadukan). Laju
pendinginan yang diberikan sangat cepat dengan harapan diperoleh struktur
martensit dengan kekerasan yang sangat tinggi.
Gambar 3.10 pengujian flame hardening
Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
41
III.5 Prosedur Standar Pengujian Permukaan
Pengujian sifat-sifat fisik dan mekanik sampel dilakukan meliputi
pengujian struktur mikro, kekerasan mikro, dan distribusi kekerasan.
III.5.1 Pengamatan Struktur Mikro
Pengamatan struktur mikro dilakukan pada tiga daerah permukaan yang
berbeda dari masing-masing sampel, yaitu bagian permukaan yang mengalami
langsung proses flame hardening (no.1), kemudian bagian yang agak sedikit
kedalam dari permukaan (no.2), dan terakhir bagian dasar dari sampel (no.3) atau
daerah yang tidak terkena pengaruh flame hardening. Daerah-daerah yang
mengalami pengujian kekerasan ditunjukkan pada gambar 3.11.
Gambar 3.11 Daerah pengujian kekerasan pada setiap sampel flame
hardening
Tujuan pengamatan struktur mikro adalah untuk mengetahui struktur-
struktur mikro yang terbentuk pada permukaan sampel dari hasil proses
pengerasan.
Pengamatan struktur mikro diawali dengan prosedur persiapan sampel
yang meliputi; pemotongan, pengampelasan, pemolesan, pengetsaan, dan
pengamatan melalui mikroskop optik, serta pemotretan dengan menggunakan
kamera yang terintegrasi dengan mikroskop.
III.5.2 Pengujian Kekerasan Permukaan
Pengujian kekerasan mikro dan distribusi kekerasan menggunakan metode
vickers dengan standar ASTM E92 (lihat lampiran). Tujuan pengujian kekerasan
mikro adalah untuk menguji struktur mikro dan kekerasan permukaan yang dapat
1
Flame area
2
3
Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
42
dicapai. Hasil yang dipeoleh dari pengujian kekerasan vickers berupa VHN ini
nantinya akan dikonversikan ke dalam HRC (Hardness Rockwell). Posisi daerah
pengujian kekerasan mikro ditunjukkan pada gambar 3.11.
Gambar 3.12 Daerah pengujian kekerasan mikro (vickers)
III.5.3 SEM dan EDS
Scanning Electron Microscope (SEM) dilakukan untuk mengetahui ada
atau tidaknya jenis endapan yang ada pada setiap bagian permukaan dari masing-
masing daerah pengambilan data (3 sampel). Hal ini ditujukan untuk
membandingkan endapan yang terbentuk di masing-masing titik. Sedangkan
Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) dilakukan untuk mengetahui struktur
mikro dan komposisi dari material setelah flame hardening.
permukaan
Titik pengujian
1mm
Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008

More Related Content

What's hot

Prosiding noviardi [fix1]
Prosiding noviardi [fix1]Prosiding noviardi [fix1]
Prosiding noviardi [fix1]Noviardi Doang
 
71014827 metalografi
71014827 metalografi71014827 metalografi
71014827 metalografiyyudi21
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Abrianto Akuan
 
Presentasi KP Dept
Presentasi KP DeptPresentasi KP Dept
Presentasi KP DeptRaja Jovian
 
Laporan pengujian
Laporan pengujianLaporan pengujian
Laporan pengujianChache Go
 
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Abrianto Akuan
 
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik MesinTugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik MesinAlekson Sihombing
 
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanTri Lestari
 
Pack carburizing presentasi
Pack carburizing presentasiPack carburizing presentasi
Pack carburizing presentasiDicky Ashshiddiq
 
Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...
Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...
Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...m-amin
 

What's hot (14)

Prosiding noviardi [fix1]
Prosiding noviardi [fix1]Prosiding noviardi [fix1]
Prosiding noviardi [fix1]
 
71014827 metalografi
71014827 metalografi71014827 metalografi
71014827 metalografi
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)
 
Presentasi KP Dept
Presentasi KP DeptPresentasi KP Dept
Presentasi KP Dept
 
Mix desain
Mix desainMix desain
Mix desain
 
Laporan Pengujian Bahan 2013/2014
Laporan Pengujian Bahan 2013/2014Laporan Pengujian Bahan 2013/2014
Laporan Pengujian Bahan 2013/2014
 
Analisis proksimat
Analisis proksimatAnalisis proksimat
Analisis proksimat
 
Laporan pengujian
Laporan pengujianLaporan pengujian
Laporan pengujian
 
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
 
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik MesinTugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
 
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahan
 
2712100102-Paper
2712100102-Paper2712100102-Paper
2712100102-Paper
 
Pack carburizing presentasi
Pack carburizing presentasiPack carburizing presentasi
Pack carburizing presentasi
 
Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...
Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...
Studi Fracture Toughness Keramik Lumpur Lapindo yang Dibuat dengan Proses Pre...
 

Similar to OPTIMASI KEkerasan

Mekanikal Material
Mekanikal MaterialMekanikal Material
Mekanikal Materialoiua
 
Mechanical
MechanicalMechanical
Mechanicaloiua
 
Jurnal ilmiah material__umen_rumendi
Jurnal ilmiah material__umen_rumendiJurnal ilmiah material__umen_rumendi
Jurnal ilmiah material__umen_rumendiFarid Plasgordont
 
TM 7-teknik-manufaktur.pdf
TM 7-teknik-manufaktur.pdfTM 7-teknik-manufaktur.pdf
TM 7-teknik-manufaktur.pdfDedenNurAlam
 
Tugas kelompok 5 Prosman 2.pptx
Tugas kelompok 5 Prosman 2.pptxTugas kelompok 5 Prosman 2.pptx
Tugas kelompok 5 Prosman 2.pptxFertaJayaSaputra
 
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptxCJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptxAdam Superman
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbukMega Audina
 
Contoh presentasi proposal skripsi .pptx
Contoh presentasi proposal skripsi .pptxContoh presentasi proposal skripsi .pptx
Contoh presentasi proposal skripsi .pptxdododiah
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxRizkiCahBaegh
 
Proses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonProses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonFixri Pupone
 
Lap.metalografi.
Lap.metalografi.Lap.metalografi.
Lap.metalografi.bebenpurba
 
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptxLAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptxferdiankurniawan4
 
PPT_RESENSI.pptx
PPT_RESENSI.pptxPPT_RESENSI.pptx
PPT_RESENSI.pptxMAliS7
 
Proses penuangan & pembekuan logam
Proses penuangan & pembekuan logamProses penuangan & pembekuan logam
Proses penuangan & pembekuan logamEko Barka
 
Teknologi Fabrikasi-2.pptx
Teknologi Fabrikasi-2.pptxTeknologi Fabrikasi-2.pptx
Teknologi Fabrikasi-2.pptxDhikaPurnomo
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamAhmad Faozi
 

Similar to OPTIMASI KEkerasan (20)

Mekanikal Material
Mekanikal MaterialMekanikal Material
Mekanikal Material
 
Mechanical
MechanicalMechanical
Mechanical
 
Jurnal ilmiah material__umen_rumendi
Jurnal ilmiah material__umen_rumendiJurnal ilmiah material__umen_rumendi
Jurnal ilmiah material__umen_rumendi
 
TM 7-teknik-manufaktur.pdf
TM 7-teknik-manufaktur.pdfTM 7-teknik-manufaktur.pdf
TM 7-teknik-manufaktur.pdf
 
Tugas kelompok 5 Prosman 2.pptx
Tugas kelompok 5 Prosman 2.pptxTugas kelompok 5 Prosman 2.pptx
Tugas kelompok 5 Prosman 2.pptx
 
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptxCJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbuk
 
Contoh presentasi proposal skripsi .pptx
Contoh presentasi proposal skripsi .pptxContoh presentasi proposal skripsi .pptx
Contoh presentasi proposal skripsi .pptx
 
Presentasi kelompok 3
Presentasi kelompok 3Presentasi kelompok 3
Presentasi kelompok 3
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptx
 
Proses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonProses pembentukan piston
Proses pembentukan piston
 
3. jurnal hasil penelitian
3. jurnal hasil penelitian3. jurnal hasil penelitian
3. jurnal hasil penelitian
 
Lap.metalografi.
Lap.metalografi.Lap.metalografi.
Lap.metalografi.
 
Proses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanasProses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanas
 
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptxLAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
 
PPT_RESENSI.pptx
PPT_RESENSI.pptxPPT_RESENSI.pptx
PPT_RESENSI.pptx
 
Korosi suatu material
Korosi suatu materialKorosi suatu material
Korosi suatu material
 
Proses penuangan & pembekuan logam
Proses penuangan & pembekuan logamProses penuangan & pembekuan logam
Proses penuangan & pembekuan logam
 
Teknologi Fabrikasi-2.pptx
Teknologi Fabrikasi-2.pptxTeknologi Fabrikasi-2.pptx
Teknologi Fabrikasi-2.pptx
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan Logam
 

OPTIMASI KEkerasan

  • 1. 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1. Diagram alir penelitian III.2 Perumusan Masalah Tujuan utama dalam rekayasa permukaan, dalam hal ini adalah pengerasan permukaan dengan metode flame hardening, adalah untuk mengatur transformasi austenite, terutama untuk mengatur jumlah struktur martensite maksimum, untuk memperoleh kekerasan permukaan yang dikehendaki. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pengerasan permukaan dan karakteristik produk yang dihasilkan. Faktor yang sangat dominan dalam proses pengerasan permukaan adalah kemampuan transfer panas dari benda kerja. Dalam prakteknya, proses pengerasan permukaan banyak melibatkan pergerakan Perumusan Masalah Literatur Evaluasi Konsep dasar pengerasan permukaan Prosedur pengujian proses pengerasan permukaan (Flame Hardening) Pengolahan data Pembahasan Kesimpulan Prosedur standar pengujian permukaan (struktur mikro) (kekerasan mikro) (distribusi kekerasan) Prosedur pembuatan sampel Pembuatan cetakan Peleburan Penuangan Pemotongan sampel As Cast Spheroidisasi anil + Temper Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
  • 2. 33 benda kerja baik dalam proses pemanasan maupun proses pendinginan. Ini dilakukan untuk memberikan distribusi panas yang merata di setiap bagian permukaan benda kerja yang akan dikeraskan. Distribusi panas sangat bergantung pada waktu pemanasan dan pendinginan yang tepat. Dalam batas waktu yang sangat menentukan ini terdapat dua hal yang saling berlawanan, yaitu adanya penerimaan panas dan kehilangan panas pada masing-masing bagian permukaan benda kerja yang berlainan. Dengan demikian, lau gerak translasi relatif benda kerja terhadap pemanas dan pendingin akan sangat menentukan dalam meminimalkan kehilangan panas yang cukup besar. Hal lain yang tidak kalah penting adalah efisiensi waktu. Dalam berbagai hal, waktu produksi akan sangat berarti terhadap biaya produksi dan peningkatan produksi. Masalah ini dapat diatasi dengan menerapkan pengontrolan proses produksi yang tepat. III.3 Prosedur Persiapan Sampel Dalam pengujian pengerasan permukaan dengan menggunakan metode flame hardening, digunakan sampel baja tuang perkakas mengacu pada JIS SKD 11. Baja ini dipilih untuk diteliti kemampuan distribusi kekerasan permukaannya. Baja ini dibuat di salah satu industri pengecoran logam di bilangan Cibinong. III.3.1 Proses Pembuatan Sampel Sampel dibuat melalui proses pengecoran dengan mengambil bentuk dari sampel uji tarik. Dari sampel uji tarik yang dibuat melalui proses pengecoran tersebut dipotong sebagian ujungnya sepanjang 2-3 cm yang kemudian digunakan sebagai sampel untuk pengujian flame hardening. Tahapan proses pembuatan sampel itu sendiri dari mulai proses pemgecoran adalah sebagai berikut: Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
  • 3. 34 1. Tahap pembuatan cetakan Gambar 3.2. Cetakan ini dibuat dengan campuran antara pasir silika dengan air kaca melalui CO2 proses 2. Tahap peleburan Gambar 3.3. Proses peleburan dengan dapur induksi pada temperatur 1650o C 3. Tahap penuangan Gambar 3.4.Proses penuangan baja cair kedalam cetakan pada temperatur 1600o C Berikut ini merupakan komposisi yang digunakan dalam proses pengecoran: 1. Proses cetakan pasir : CO2 proses Komposisi pasir : - Pasir silika - Air kaca (natrium silikat) 5% Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
  • 4. 35 - Air (0.5 wt% dari air kaca) Reaksi kimia : Na2O.SiO2.H2O + CO2 Na2CO3.H2O + SiO2 2. Proses peleburan Peleburan kontinyu : E D A B C charging paduan No.1 (E) : - Return SS 410 = 14 Kg - Return SC 45 = 94 Kg - Cu (tembaga) = 0.5 Kg - Additif FeSi (65) = 2 Kg - Additif FeMn (65) = 0.9 Kg - Additif FeMo (60) = 0.5 Kg - Carburizer = 0.5Kg Total logam cair = 112.4 Kg Charging paduan No.2 (D) : - Sisa logam cair No.1 = 92.4 Kg - Additif FeMo (60) = 0.1 Kg - Tembaga (Cu) = 0.5 Kg - FeV (65) = 0.2 Kg Total logam cair = 93.2 Kg Charging paduan No.3 (A) : - Sisa logam cair No. 2 : = 73.2 Kg - Additif FeSi (65) = 0.3 Kg - Additif FeMn (65) = 0.4 Kg - Scrap Monel (Ni 70%,Cu 23%) = 0.4 Kg Total logam cair = 74.3 Kg Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
  • 5. 36 Charging paduan No.4 (B) - Sisa logam cair No. 3 = 54.3 Kg - Additif FeSi (65) = 0.6 Kg Total logam cair = 54.9 Kg Charging paduan No. 5 (A) - Sisa logam cair No. 4 = 34.9 Kg - Additif FeSi (65) = 0.3 Kg Total logam cair = 35.2 Kg 4. Tahap pemotongan sampel G Gambar 3.5. a. Pemotongan sampel, b. Bentuk sampel yang digunakan 5. Tahap preparasi sampel metalography Prosedur dasar persiapan sampel metalografi : a) Penentuan ukuran sampel; Tergantung pada sifat material dan informasi yang akan di dapat. b) Amplas kasar; umumnya untuk menghaluskan permukaan yang tergores cukup dalam pada proses pemotongan. c) Amplas halus, dilakukan dengan amplas, dengan partikel SiC. Terdapat berbagai ukuran kertas amplas halus, yaitu antara 400-1500 mesh. Setiap berganti ukuran amplas, sampel diputar 90o , untuk menghilangkan goresan pada tahap sebelumnya. Gambar 3.6. pemotongan kertas amplas 2-3 cm Potong a b Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
  • 6. 37 Permukaan halus Permukaan Kasar d) Poles kasar, dilakukan dengan menggunakan partikel alumina atau intan, dengan besar partikel sekitar 5 µm, untuk menghilangkan goresan yang masih tersisa dari proses amplas. e) Poles halus; untuk menghilangkan goresan yang amat halus, dengan menggunakan partikel poles alumina atau intan kurang dari 1µm (biasanya 0,5 µm). Dari poles ini dihasilkan permukaan yang bebas goresan, siap untuk dietsa. Gambar 3.7 Pantulan cahaya pada permukaan hasil poles f) Etsa, Dilakukan pada sampel yang telah dikeringkan setelah poles halus, dengan menggunakan zat kimia bersifat asam atau basa. Setelah proses etsa , sampel siap diamati dengan mikroskop optik. Zat etsa yang digunakan adalah Nital. Nitrid acid/nital : asam nitrit + alkohol 95% (khusus untuk baja karbon) yang bertujuan untuk mendapatkan perlit, ferit dan ferit dari martensit. Pembuatan Foto, dilakukan untuk mengamati struktur mikro pada baja perkakas untuk dianalisa. Pengambilan foto menggunakan kamera foto Olympus BHM12 yang dilengkapi alat foto otomatis. g) Scanning Electron Microscope (SEM), untuk mengetahui jenis endapan yang terdapat di dalam material baja perkakas. Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
  • 7. 38 III.3.2 Jenis dan Komposisi Material Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja tuang perkakas jenis SKD 11 dengan kandungan Silikon yang bervariasi. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh kekerasan permukaan dari proses flame hardening dilihat dari pengaruh kandungan Si pada semua jenis sampel. Material yang digunakan sebagai sampel adalah material dengan kandungan kadar Silikon masing-masing 0.8, 2, dan 3 %Si. Tujuan dari pemberlakuan variabel terkontrol dari Si ini adalah untuk melihat efek serta distribusi kekerasan yang dihasilkan setelah proses flame hardening. III.3.3 Perlakuan Panas (Spherodizing Annealing dan Tempering) Proses soheroidisasi secara skematis ditunjukkan pada grafik gambar 3.8. Gambar 3.8 grafik proses spheroidisasi anil Pertama-tama sampel dilakukan pemanasan awal terlebih dahulu, atau di- preheating pada temperatur 550o C sebelum dinaikkan temperaturnya mencapai 810o C. Pada temperatur 550o C dilakukan waktu tahan selama 30 menit dan pada temperatur austenisasi atau 810o C dilakukan waktu tahan selama 60 menit. Kemudian sampel didinginkan didalam furnace atau oven hingga temperatur mencapai 450o C. Setelah itu sampel didinginkan di udara terbuka. Kemudian untuk menghilangkan tegangan sisa dan meningkatkan keuletan serta ketangguhan 810o C 450o 60min 30min Air Cooling Furnace cooling 30 min T e m p e r a t u r e Time0 550o C Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
  • 8. 39 dari baja dilakukan proses tempering. Prosedur proses tempering dapat dilihat pada gambar 3.9. Pada proses temper ini, sampel terlebih dauhulu di austenisasi pada temperatur 920o C selama 40 menit, kemudian didinginkan di udara terbuka. Sampel kembali dipanaskan di dalam oven pada temperatur 640o C, kemudian dilakukan waktu tahan selama 240 menit (empat jam). Setelah itu sampel didinginkan di udara. Gambar 3.9 grafik proses temper III.4 Prosedur Proses Pengujian Pengerasan Permukaan Karakteristik sampel flame hardening Data Temperatur Pemanasan dan Pendinginan Kondisi Pengujian Benda kerja (sampel uji) : Baja tuang perkakas SKD 11 Metode pengerasan : Flame hardening Ketebalan : 2,5 – 3 cm Tekanan asetilen : 10 psi Tekanan oksigen : 5 Kg/cm2 Posisi pengukuran temperatur : Tegak lurus dengan benda kerja Metode quenching : Pencelupan (immersion) tanpa agitasi Media quench : Air 550o C T e m p e r a t u r e Time 920o C 40min 640o 10min 240min Air quenching Air Cooling Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
  • 9. 40 Prosedur proses pengerasan dilakukan untuk meneliti efek transfer panas terhadap pembentukan struktur mikro. Proses ini ditujukan mengetahui distribusi kekerasan yang dihasilkan dari proses flame hardening melalui permukaan benda kerja. Pengujian dilakukan dengan memberikan transfer panas dari pembakaran campuran gas antara oksigen dengan asetilen (oksi-asetilen). Jarak antara pemanas dan permukaan sampel diset dan dijaga agar luas permukaan yang terpanasi (covered area) optimal. Untuk mengontrol temperatur sampel digunakan alat thermocouple yang ditempatkan menempel dengan sampel dengan sudut tegak 90o . Hal ini dimaksudkan agar transfer panas yang mengalir ke dalam sampel terbaca secara sempurna oleh thermocouple tersebut. Nyala api primer terbaik diperoleh dengan mengatur tekanan gas antara oksigen dan asetilena. Pada proses ini perbandingan jumlah gas oksigen dibuat lebih banyak daripada gas asetilena yaitu 2:1. Temperatur bacaan pada thermocouple dipertahankan antara 700-800 o C, dengan demikian temperatur permukaan sampel diharapkan telah mencapai temperatur austenite. Setelah permukaan sampel mencapai temperatur yang diinginkan selanjutnya dilakukan waktu tahan selama 1 menit dengan tujuan agar distribusi transfer panas merata di seluruh permukaan sampel. Setelah itu baru dilakukan proses pendinginan cepat. Proses pendinginan cepat dilakukan dengan metode pencelupan (immersion quenching) dalam media air tanpa agitasi (pengadukan). Laju pendinginan yang diberikan sangat cepat dengan harapan diperoleh struktur martensit dengan kekerasan yang sangat tinggi. Gambar 3.10 pengujian flame hardening Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
  • 10. 41 III.5 Prosedur Standar Pengujian Permukaan Pengujian sifat-sifat fisik dan mekanik sampel dilakukan meliputi pengujian struktur mikro, kekerasan mikro, dan distribusi kekerasan. III.5.1 Pengamatan Struktur Mikro Pengamatan struktur mikro dilakukan pada tiga daerah permukaan yang berbeda dari masing-masing sampel, yaitu bagian permukaan yang mengalami langsung proses flame hardening (no.1), kemudian bagian yang agak sedikit kedalam dari permukaan (no.2), dan terakhir bagian dasar dari sampel (no.3) atau daerah yang tidak terkena pengaruh flame hardening. Daerah-daerah yang mengalami pengujian kekerasan ditunjukkan pada gambar 3.11. Gambar 3.11 Daerah pengujian kekerasan pada setiap sampel flame hardening Tujuan pengamatan struktur mikro adalah untuk mengetahui struktur- struktur mikro yang terbentuk pada permukaan sampel dari hasil proses pengerasan. Pengamatan struktur mikro diawali dengan prosedur persiapan sampel yang meliputi; pemotongan, pengampelasan, pemolesan, pengetsaan, dan pengamatan melalui mikroskop optik, serta pemotretan dengan menggunakan kamera yang terintegrasi dengan mikroskop. III.5.2 Pengujian Kekerasan Permukaan Pengujian kekerasan mikro dan distribusi kekerasan menggunakan metode vickers dengan standar ASTM E92 (lihat lampiran). Tujuan pengujian kekerasan mikro adalah untuk menguji struktur mikro dan kekerasan permukaan yang dapat 1 Flame area 2 3 Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008
  • 11. 42 dicapai. Hasil yang dipeoleh dari pengujian kekerasan vickers berupa VHN ini nantinya akan dikonversikan ke dalam HRC (Hardness Rockwell). Posisi daerah pengujian kekerasan mikro ditunjukkan pada gambar 3.11. Gambar 3.12 Daerah pengujian kekerasan mikro (vickers) III.5.3 SEM dan EDS Scanning Electron Microscope (SEM) dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya jenis endapan yang ada pada setiap bagian permukaan dari masing- masing daerah pengambilan data (3 sampel). Hal ini ditujukan untuk membandingkan endapan yang terbentuk di masing-masing titik. Sedangkan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) dilakukan untuk mengetahui struktur mikro dan komposisi dari material setelah flame hardening. permukaan Titik pengujian 1mm Pengaruh silikon (Si)..., Herry Setiawan, FT UI, 2008