Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Analisis Unsur Intrinsik Teater Drama Lutung Kasarung karya Seni Budaya Khatulistiwa.pdf
1. ANALISIS UNSUR INTRINSIK TEATER DRAMA LUTUNG
KASARUNG KARYA SENI BUDAYA KHATULISTIWA
Putri Rupali
Universitas Pamulang
Putridea4380@gmail.com
ABSTRAK
Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat dalam karya sastra, seperti Tema,
Penokohan, Alur, Plot, Amanat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam Teater Drama Lutung Kasarung karya Seni
Budaya Khatulistiwa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
naskah dan video Teater Drama Lutung Kasarung karya Seni Budaya Khatulistiwa.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil
penelitian ini, menunjukan tokoh yang terdapat pada teater drama Lutung Kasarung
Karya Seni Budaya terdapat lima tokoh, yaitu Purbasari, Guruminda atau
Lutung Kasarung, Praburarang, Prabu dan Patih, kelima tokoh tersebut
memiliki perwatakan yang berbeda-beda. memiliki empat plot yaitu Protasio,
Epitasio, Catastasis dan Catastrophe. Latar pada teater Drama Lutung
Kasarung karya Seni Budaya Khatulistiwa, terdapat tiga latar, pertama latar
tempat yaitu Kerajaan, Sungai, dan Hutan, kedua latar waktu yaitu kemarin,
dan yang terakhir latar suasana yaitu sedih, pasrah dan marah. Dan memiliki
amanat.
Kata Kunci : Teater, Drama, Unsur Intrinsik
PENDAHULUAN
Karya sastra adalah suatu karya yang disampaikan dengan komunikatif
dengan tujuan estetika. Menurut Panuti Sudjiman (1986:68) sastra sebagai
karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti
keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya. Berdasarkan
bentuknya, karya sastra dibagi menjadi tiga jenis, yaitu puisi, prosa dan drama.
Dalam penelitian ini akan membahas mengenai drama teater.
Menurut Sudjiman (1990:22) drama adalah karya sastra yang bertujuan
menggambarkan kehidupan dengan mengemukan tikaian dan emosi lewat
lakuan dan dialog dan lazimnya dirancang untuk pementasan di panggung.
2. Sedangkan menurut Waluyo (2006:1) drama merupakan tiruan kehidupan
manusia yang diproyeksi di atas pentas.
Berdasarkan pendapat diatas, bahwa drama memiliki dua aspek, yaitu
aspek sastra yang berkaitan dengan naskah dan aspek seni teater yang
berkaitan dengan pementasan. Menurut Bathazer Vallhage teater adalah seni
drama yang melukiskan tentang sifat dan watak manusia melalui gerakan.
Drama atau teater memiliki unsur intrinsik. Unsur intrinsik adalah
pemahaman sebuah karya sastra yang berasal ndari dalam karya sastra atau
teksnya. Unsur intrinsik teridiri dari toko dan penokohan, perwatakan, alur,
plot, tema, amanat dll.
Berdasarkan urainan di atas, maka tujuan dalam pnelitian ini untuk
mengetahui unsure-unsur intrinsik yang terdapat dalam Teater Drama Lutung
Kasurung karya Seni Budaya Khatulistiwa.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Metode deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengambarkan,
melukiskan, menerangkan, menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci
permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari semaksimal mungkin
seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan pada penelitian ini yaitu menganalisis tema, tokoh dan
perwatakan, plot, dan amanat. Berikut adalah analisis unsur intrinsik pada
Teater Drama Lutung Kasarung karya Seni Budaya Khatulistiwa :
Analisis Unsur-unsur Intrinsik
1. Tema
Adalah pokok pikiran, ide atau gagasan yang akan disampaikan oleh
penulis dalam tulisannya. Tema yang terdapat pada teater drama ini adalah
"Ketulusan".
3. 2. Tokoh dan Perwatakan
Menurut (Suhardi, 2011:13) ia mengatakan bahwa tokoh adalah pelaku
dalam sebuah cerita. Sedangkan perwatakan adalah. Tokoh dan
perwatakan dalam teater drama "Lutung Kasarung" terdapat lima tokoh
yang memiliki perwatakan yang berbeda-beda. Berikut ini, tokoh dan
perwatakan teater drama "Lutung Kasarung" :
a. Purbasari
Purbasari adalah anak dari Prabu, sekaligus adik dari Praburarang.
Purbasari memiliki perwatakan rendah hati dan pemafaat. Berikut ini
terdapat kutipan bahwa Purbasari memiliki perwatakan rendah hati :
"Benar Ayahanda seharusnya kakalah yang menerima tahta
kerajaan ini, bukan aku. Kaka lah yang lebih pantas".
Terdapat kutipan diatas bahwa Purbasari memiliki perwatakan rendah
hati, terlihat saat Ayah Prabu menginginkan Purbasari yang menjadi
Ratu di Kerjaaan. Tetapi, Praburarang memberontak bahwa, ia yang
pantas menjadi Ratu di Kerajaan. Selain memiliki perwatakan Rendah
Hati, Purbasari juga memilikmi perwatakan Pemaaf. Berikut ini
terdapat kutipan bahwa Purbasari memiliki perwatakan Pemaaf :
"sejak dulu, aku sudah maafkan kaka ko"
Terdapat kutipan diatas bahwa Purbasari memiliki perwatrakan
Pemaaf. Terlihat saat Praburarang meminta maaf kepada Purbasari
karena telah jahat kepadanya.
b. Praburarang
Praburarang adalah anak dari Prabu sekaligus Kaka dari Purbasari.
Praburarang memiliki perwatakan yang berbeda dari adiknya yaitu
4. Purbasari. Praburarang memiliki perwatan Iri Hati dan Jahat. Berikut
ini terdapat kutipan bahwa Praburarang memiliki perwatakan Iri Hati :
"Apa-apaan Ayahanda, kenapa si kecil ini yang menerima tahta itu,
bukan aku. Ini tidak adil. Seharusnya, anak pertamalah yang berhak
memakai Mahkota itu dan menjadi penerus Kerajaan ini"
Terlihat dari kutipan di atas, bahwa Praburarang memiliki perwatakan
Iri Hati. Terlihat dari Ayah Prabu meminta Purbasari yang menjadi
penerus Tahta Kerajaan. Selain memiliki perwatakan Iri Hati,
Praburarang juga memiliki perwaatakan Jahat. Berikut ini terdapat
kutipan, bahwa Praburarang memiliki p[erwatakan Jahat :
"Aku tidak terima, aku akan lakukan apa saja agar Mahkota dan
Tahta kerajaan ini menjadi milikku"
Terlihat dari kutipan diatas bahwa Praburarang memiliki perwatakan
Jahat. Terlihat dari Praburarang ingin menjahati Adiknya Purbasari.
c. Prabu
Prabu adalah Raja di kerjaan, sekaligus Ayah dari Purbasari dan
Praburarang. Prabu memiliki perwatakan Bijaksana. Berikut ini
terdapat kutipan bahwa Prabu memiliki perwatakan Bijaksana :
"Justru karna aku melihat hatimu lah, aku memilihmu. Aku
percaya, kelak nanti, kau bisa menjadi pemimpin yang baik hati dan
di cintai oleh rakyatmu sendiri"
Terlihat kutipan diatas bahwa Prabu memiliki perwatakan Bijaksana.
Terlihat dari Prabu memilih Purbasari untuk menjadi penerus Tahta di
Kerajaan.
5. d. Patih
Patih adalah seorang pengawal setianya Prabu. Patih pun memiliki
perwatakan penurut. Terdapat dalam kutipan berikut bahwa Patih
memiliki perwatakan Penurut :
"Prabu, saya sudah tiba dan sudah melaksanakan perintah Prabu
untuk membawa sang Putri kembali ke Istana"
Terdapat kutipan diatas bahwa Patih memiliki perwatakan Penurut.
Terlihat dari Patih melaksanakan perintah Prabu untuk membawa
Purbasari.
e. Guruminda atau Lutung Kasarung
Guruminda atau Lutung Kasarung adalah seorang Pangeran yang
dikutuk dan diasingkan di Hutan. Guruminda atau Lutung Kasarung
memiliki perwatakan suka menolong dan baik hati. Berikut ini terdapat
kutipan bahwa Guruminda atau Lutung Kasarung memiliki perwatakan
suka menolong dan baik hati :
"Purbasari, sebelum kau mengerjakan apapun berdoalah dan
memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna setiap doa mu akan
dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa"
Terdapat kutipan diatas, bahwa Guruminda atau Lutung Kasarung
memiliki perwatakan suka menolong dan baik hati. Terlihat saat ia
membantu Purbasari agar bisa sembuh dari penyakitnya.
3. Plot
Plot menurut Aristoteles terbagi menjadi empat bagian, yaitu Protasio
(tahap permulaan), Epitasio (jalinan kejadian), Catastasis (puncak laku)
dan Catastrophe (Penutup). (Karnodle, 1966: 345: Haryawan, 1988: 18:
6. Dewojati, 2010: 164: Novianto, 2015: 23). Pada Teater Drama Lutung
Kasarung ini, dianalisis menggunakan Plot yang dikemukakan oleh
Aristotels, yaitu Protasio, Epitasio, Catastasis dan Catastrophe. Terdapat
pada kutipan berikut analisis Plot Teater Drama Lutung Kasarung :
a. Protasio
Protasio adalah tahap permulaan. Pada Teater Drama Lutung
Kasarung tahap permulaan di mulai, saat Ayah Prabu bermimpi
bertemu dengan Pramu. Terdapat pada kutipan berikut, tahap
permulaan di mulai :
"Memang umurku sudah lanjut usia. Tapi, sampai saat ini, belum
ada anakku yang pantas mewariskan Tahta Kerajaan ini. Namun,
menurut mimpiku. Purbasilah yang pantas"
Terdapat pada kutipan diatas, bahwa Ayah Prabu memikirkan penerus
Tahta Kerajaan, tetapi Ayah Prabu belum mengetahui siapa yang
pantas menjadi Penerus Tahta Kerajaan. Hingga akhirnya, Ayah Prabu
bertemu dengan Pramu. Dalam mimpi itulah, Pramu berpesan bahwa
Purbasari yang pantas menjadi penerus Tahta kerjaan ini. Dapat
disimpulkan bahwa, kutipan diatas adalah tahap Protasio.
b. Epitasio
Epitasio adalah jalinan kejadian. Pada Teater Drama Lutung Kasarung
tahap jalinan ini dimulai, saat Ayah Prabu berbicara kepada Purbasari
dan Praburarang. Terdapat pada kutipan berikut, tahap jalianan di
mulai :
"Aku bermimpi, bertemu dengan Pramu dan ia berpesan kepadaku.
Bahwa, sudah saatnya aku beristirahat dan memberikan tahta
kerjaan ini, kepada salah satu Putriku. Ya.. dan aku akan mengikuti
7. perintahnya. Bahwa, Tahta Kerajaan ini, akan aku berikan,
kepadamu Purbasari" Prabu-
"Mohon ampun Ayahanda. Apakah sebaiknya, yang menjadi Ratu
dan mewarisi Tahta Kerajaan ini adalah Kakanda Praburarang.
Karna, ia lebih pantas dibandingkan ananda" Purbasari-
"Mohon ampun Prabu. Benar, apa yang dikatakan Purbasari,
bahwa Praburarang yang lebih pantas menerima Tahta kerajaan
ini" Patih-
Terdapat pada kutipan diatas, bahwa Ayah Prabu sudah
mengumumkan bahwa Purbasari lah yang menjadi penerus Tahta
Kerajaan ini. Tetapi, Purbasi menolak permintaan Ayah Prabu, karena
menurutnya Praburarang lah yang pantas meneruskan Tahta Kerajaan.
Dapat disimpulkan bahwa, kutipan diatas adalah tahap Epitasio.
c. Catastasis
Catastasis adalah puncak laku. Pada Teater Drama Lutung Kasarung,
pada tahap puncak laku ini, di mulai saat Purbararang ingin mencelakai
Purbasari dengan memberikan ramuan. Sehingga, Purbasri harus pergi
dari Istana. Terdapat pada kutipan berikut, tahap puncak laku di mulai :
"Aku akan berikan ramuan ini kepada Purbasari" Praburarang-
"Rasakan ini Purbasari, Tahta Kerajaan ini seharusnya milikku
hahaha" Praburarang-
"Tidak. Apa yang terjadi padaku. Wajahku" Purabasri-
"Ada apa Purbasari? Ada apa dengan wajahmu? Kenapa ini bisa
terjadi?" Ayah Prabu-
"Ayahanda pasti ini kutukan. Iya kutukan, karena Ayahanda tidak
perintahkan apa yang aku katakana kemarin" Praburarang-
8. "Satu-satunya cara adalah Ayahanda harus mencabut putusan
kemarin dan menyerahkan Tahta Kerajaan ini, kepadaku dan
Purabasari harus di asingkan ke Hutan. Karna, kalau tidak, seluruh
di kerajaan ini akan tertular penyakitnya" Praburarang-
Terdapat pada kutipan diatas, Praburarang telah mencelakai Purbasari
dengan memberikan Ramuan, sehingga Purbasi terkena penyakit pada
wajahnya dan mengakibatkan Purbasari harus di asingkan dan
menyerahkan Tahta Kerajaan kepada Praburarang. Dapat disimpulkan,
bahwa kutipan diatas adalah tahap Catastasis.
d. Catastrophe
Catastrophe adalah penutup drama. Pada Teater Drama Lutung
Kasarung pada tahap ini, dimulai pada saat Purbasari bertemu dengan
Lutung Kasarung di Hutan. Pada saat itu, Lutung Kasarung member
nasihat kepada Purbasi untuk meminta mohon kepada Tuhan Yang
Maha Esa agar kutukan yang dialami Purbasari hilang. kutukan
Purbasi dan Lutung kasarung pun hilang. Praburarang dan Purbasari
pun berbaikan. Terdapat pada kutipan berikut, tahap penutup atau
penyelesaian dimulai :
"Purbasari sebelum kau mengerjakan apapun berdoalah dan
memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna setiap doamu akan
dikabulkan oleh Tuhan" Lutung Kasarung-
"Ya Tuhanku.. jadikan lah, air sungai ini sebagai obat untuk
sakitku. Berikanlah kasih dan sayangmu, agar aku bisa sembuh dari
penyakit ini" Purbasari-
"Aku adalah Guruminda, aku adalah seorang Pangeran yang
dikutuk dan diasingkan di Hutan" Lutung Kasarung-
9. "Berdirilah ka, kau boleh dan memimpin kerajaan ini. Asalkan kau
berjanji, akan memimpin kerajaan dengan adil dan bijaksana"
Purbasari-
"Adikku, kau sungguh baik hati. Mudahnya engkau memaafkan
perbuatan jahat yang aku lakukan. Engkau lah yang pantas
memimpin kerajaan ini adikku" Praburarang-
Terdapat pada kutipan diatas, berkat nasihat yang diberikan oleh
Lutung Kasarung Purbasari telah berubah dari kutukannya dan Lutung
Kasarung pun telah berubah dari kutukannya, karena telah bertemu
dengan seorang yang memiliki hati mulia seperti Purbasari. Serta,
Praburarang pun telah meminta maaf kepada Purbasari atas perbuatan
yang telah ia perbuat. Dapat disinpulkan, bahwa kutipan diatas adalah
tahap Catastrophe.
4. Latar
Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu dan suasana terjadinya
peristiwa-peristiwa didalam suatu karya sastra. Latar pada teater drama
Lutung Kasarung terdapat Latar Tempat, Latar Waktu dan Latar Suasana.
a. Latar Tempat
Latar tempat yang terdapat pada Teater Drama Lutung Kasarung
terdapat latar tempat Kerajaan, Hutan dan Sungai. Terdapat pada
kutipan berikut :
- Kerajaan
"Karna kalau tidak, seluruh di kerajaan ini akan tertular
penyakitnya"
10. Terdapat kutipan diatas, bahwa latar tempat yang terjadi adalah
latar kerajaan.
- Hutan
"Hei hei para penghuni Hutan. Purbasari mau mandi ni"
Terdapat kutipan diatas, bahwa latar tempat yang terjadi adalah
latar Hutan.
- Sungai
"Ya Tuhanku.. jadikanlah air sungai ini sebagai obat untuk
sakitku"
Terdapat kutipan diatas, bahwa latar tempat pada Teater Drama
Lutung Kasarung adalah latar Sungai.
b. Latar Waktu
Latar waktu yang terdapat pada Teater Drama Lutung Kasarung ini
adalah Kemarin. Terdapat pada kutipan berikut :
"Satu-satunya cara adalah Ayahanda harus mencabut putusan
kemarin dan menyerahkan Tahta Kerajaan ini kepadaku"
Terdapat kutipan diatas, bahwa latar waktu yang terdapat pada Teater
Drama Lutung Kasarung adalah Kemarin.
c. Latar Suasana
Latar suasana yang terdapat pada Teater Drama Lutung Kasarung
adalah Sedih, Pasrah dan Marah. Terdapat pada kutipan berikut :
- Sedih
"Maafkan aku Ayahanda, aku telah meninggalkanmu hingga
Ayahanda sakit-sakitan seperti ini"
11. Terdapat kutipan diatas, bahwa latar suasana yang terdapat pada Teater
Drama Lutung Kasarung adalah Sedih.
- Pasrah
"Ya Tuhanku.. jadikan lah air Sungai ini sebagai obat untuk
sakitku. Berikanlah kasih sayingmu, agar aku bisa sembuh dari
penyakit ini"
Terdapat kutipan diatas, bahwa latar suasana yang terdapat pada Teater
Drama Lutung Kasarung adalah Marah.
- Marah
"Aku tidak terima, aku akan lakukan apa saja agar Mahkota
dan Tahta Kerajaan ini menjadi milikku"
Terdapat kutipan diatas, bahwa latar suasana yang terdapat pada Teater
Drama Lutung Kasarung adalah Marah.
5. Amanat
Amanat adalah pesan pengarang yang disampaikan kepada pembaca
melalui karyanya. Pesan yang terdapat dalam Teater Drama Lutung
Kasarung adalah tetaplah berbuat baik meski banyak orang yang tidak
suka dengan kita, karena dengan begitu kebaikan akan selalu datang dalam
kehidupan kita dan janganlah menyimpan iri, karena itu akan
menghancurkan kita dikemudian hari.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dalam pembahasan unsur intrinsik yang terdapat
dalam teater drama Lutung Kasarung karya Seni Budaya Khatulistiwa, dapat
disimpulkan bahwa unsur intrinsik merupakan unsur yang penting didalam
12. teater drama. Unsur intrinsik tersebut, terdiri dari tema, tokoh dan perwatakan,
plot, latar dan amanat. Tema yang terdapat dalam teater drama Lutung
Kasarung karya Seni Budaya Khatulistiwa adalah ketulusan, terdapat lima
tokoh yang memiliki perwatakan yang berbeda-beda, terdiri dari empat plot
atau alur, latar dalam teater drama Lutung Kasarung karya Seni Budaya
Khatulistiwa, terdapat latar tempat, latar waktu dan latar suasana, dan
memiliki amanat.
DAFTAR PUSTAKA
Satoto, Soediro. 2016. Analisis Drama Teater. Yogyakarta: Ombak.
Satoto, Soediro. 2012. Analisis Drama Teater Bagian I. Yogyakarta: Penerbit
Ombak. Semarang: IKIP Semarang Press.
Waluyo, J.Herman. 2006. Drama Naskah, Pementasan dan Pengajarannya.
Surakarta: UNS Press.
Khatulistiwa, Seni Budaya. (2019, Mei 30). Drama Musikal Lutung Kasarung.
Indonesia Kaya. Diaskses pada 10 Maret 2022 melalui
https://youtu.be/U2X6tQtkEv8