1. Cerita tentang seorang sahabat Nabi bernama Abdullah bin Umar yang menjelaskan tentang kebenaran adanya qadar (takdir) Allah kepada dua orang sahabat yang menanyakannya.
2. Kisah perjumpaan Nabi Muhammad dengan Jibril yang datang untuk mengajarkan tentang Islam, iman, ihsan, kiamat dan tanda-tandanya.
3. Jibril mengakui penjelasan Nabi tentang berbagai konsep agama yang ditanyakan kepadanya.
1. I M A N
1.
ämã#^fÏmäY ûnt.eã9RiÕ=Jçeäæ<9^eãðdä]oidpãläadä]=jR}oæû~CoQ
åä2Iãoiã91ãä~^eqeänf^Yo}=j&Ripão~-ä1úRj<ãoM=eã9çQoæ9~j1p
oæêã9çQäne_YqYÀ<9^eãðxvÒsdq^}äjQräneäBYkfApu~fQêãûfIêãdqA<
oQ=5vãpun~_oQäm91ã*1äIpämãu&Zn&aäY9.BUãw5ã8åäË>ãoæ=jQ
änfç]=tÎ9]umãoM=eã9çQäæü#f^Yû˜eãhwbeãgb~A*1äIlã#nnÏYueäjE
lãp<9]vlãlqjQ?}ktmãpktmýEoi=a:pkfReãlp=Z^&}plã=^eãlÑ=^}@äm
uæ[fCú;epÀ&ixã=æktmãpktniÓ=æ%ãks=ç6fYczepã#~^eämäYdä][mã=ivã
<9^eäæoiÒ}.1uniêãgç]äiu^ZmäYäçs:92eg*iks91vlãqe=jQoæêã9çQ
q}$:kfApêãûf˜IêãdqA<9nQo@äjn~ædä]åäË>ãoæ=jQ)ã&)91dä]Z
vp=ZB˜eã=)ãu~fQú=}v=RFeã8ãqA9}9Eåä~FeãLä~æ9}9Eg-<än~fQSfÊ:ãh
u~&ça<1ãu~&ça<9nAäYkfApu~fQêãûfIû˜çn˜eã1ãCf-.191ãäniuY=R}
kfApu~fQêãdqA<dä^YhwAvãoQ%=ç6e9jIä}dä]Áu};6Y2Qu~ZaSMpp
hqJ%pÕäa?eãû%Ò%pÕwJeãk~^%pêãdqA<ã9jIlãpêãvãueãvlã9tF%lãhwAvã
9J}pueäB}ueän~.RYdä]#]9Idä]w~çAu~eã#RË&Aãlã#~çeã/2%pläNi<
Ò%p=5vãhq~eãpufA<puç&apu&bywipêãoiÒ%lãdä]läj}vãoQ%=ç6fYdä]u]
cmäaêã9çR%lãdä]läB1vãoQ%=ç5äYdä]#]9Idä]r=EprR5<9^eäæoi
kfQäæätnQdqzBUãäidä]#QäBeãoQ%=ç6fYdä]Á!ã=}umäYrã=%ob%keläYrã=%
<ÖeäReãÕã=ReãÕäZ<ãú=%lãpät&æ<Öivã9f%lãdä]ät%<äiãoQ%=ç5äYdä]gyäBeãoi
2. gyäBeãoiú<9%ã=jQä}1dä]Zä~fi#*çfY_fËmãZdä]lä~nçeãðlqepäË&}xäFeãxäQ
Ákbn}8kbjfR}kaä%ãg}=ç-=mäYdä]kfQãueqA<pêã#f]
Dari Yahya bin Ya’mar r.a., katanya : “Orang yang mula mula bicara di Bashrah menentang
adanya ‘Qadar’, ialah Ma’bad Al Juhani. Maka pada suatu ketika, aku dan Humaid bin
‘Abdurrahman Al Hamairi, sama sama pergi haji atau umrah. Kami berdua sepakat, jikalau
bertemu dengan salah seorang sahabat Rasulullah saw., kami akan menanyakan ‘Qadar’ itu.
Justru kami bertemu di dalam mesjid dengan ‘Abdullah bin Umar bin Khaththab; kami
langsung mendekati dan mengapitnya di kanan-kiri beliau. Dalam pada itu aku telah
menduga bahwa sahabatku Humaid akan menyerahkan pembicaraan kepadaku. Kataku
kepada Abu ‘Abdurrahman, “Telah muncul di hadapan kita para pembaca Al Qur’an dan para
ilmuwan. Mereka mendakwahkan bahwa ‘Qadar’ itu tidak ada. Segala sesuatu terjadi
menurut kodratnya, tanpa didahului ‘Qadar’ dan ‘Ilmu Allah’,”. Jawab ‘Abdullah bin Umar,
“Apabila engkau bertemu dengan mereka, katakana bahwa aku tidak sependapat dengan
mereka. Demi Allah ! Kalaulah mereka mempunyai sebungkal emas, kemudian emas itu
dinafkahkan mereka itu akan menerima nafkah itu sehinga mereka iman dengan ‘Qadar’”.
Kemudian lanjutnya, “Ayahku ‘Umar bin Khaththab, menceritakan kepadaku sebagai berikut :
Pada suatu hari ketika kami sedang berada di sisi Rasulullah saw., sekonyong
konyong muncul dihadapann kami seorang laki laki berpakaian sangat putih dan berambut
sangat hitam. Tidak terlihat padanya bekas perjalanan dan tidak seorang pun di antara kami
yang mengenalnya. Dia langsung duduk ke dekat Nabi saw., lalu disandarkannya lututnya ke
lutut Nabi saw., dan diletakkannya kedua telapak tangannya ke pahanya.” Dia berujar, “Ya
Muhammad ! Terangkanlah kepada ku tentang Islam !”
Jawab Nabi saw., “Islam ialah : (1) mengakui tidak adanya Tuhan selain Allah dan
Muhammad Rasulullah; (2) mendirikan shalat; (3) membayarkan zakat; (4) puasa ramadhan;
dan (5) haji ke Baitullah, jika engkau sanggup melaksanakannya”. “Engkau benar !” kata
orang itu. Kata ayahku, “Kami heran terhadap orang itu, dia yang bertanya tetapi dia pula
yang mengatakan ‘benar’”. Kemudian orang itu berkata pula, “Terangkan kepada ku tentang
Iman !”
3. Jawab Nabi saw., “Iman ialah : (1) iman dengan Allah; (2) iman dengan para
malaikatNya; (3) iman dengan kitab kitabNya; (4) iman dengan para RasulNya; (5) iman
dengan qadar baik maupun yang buruk”. Kata orang itu, “Engkau benar !”. Kemudian dia
berkata pula, “Terangkanlah kepadaku tentang Ihsan !”
Jawab Nabi saw., “Ihsan ialah : menyembah Allah seolah olah engkau melihatNya;
sekalipun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu”. Katanya pula,
“Terangkanlah padaku tentang Kiamat !”. Jawab Nabi saw., “Orang yang ditanya tidak lebih
tahu daripada yang bertanya”. Katanya, “Terangkanlah kepadaku tanda tandanya !”. Jawab
Nabi saw., “Apabila hamba sahaya perempuan telah melahirkan majikannya dan apabila
orang orang dusun yang melarat telah bermewah mewah di gedung gedung nan indah”
Kata ayahku, “Kemudian orang itu berlalu. Tetapi tidak berapa lama antaranya
Rasulullah saw., bertanya kepadaku, “Tahukah engkau siapakah gerangan yang bertanya itu
?”. Jawab ku, “Allah dan Rasul Nyalah yang lebih tahu”. Sabda Rasulullah saw., “Dia adalah
Jibril. Dia dating kepadamu mengajarkan agamamu”