![29.
dä]cnQ&Vfæ+}91#f^Yläç&Q#~^fYÖn}9Uã#i9]dä]ceäioæläç&QoQ
lãè1ã%ãkfApu~fQêãûfIêãdqA<1ã#*RçY{˜FeãORæú=Jæð&æäIã
xäEoipkfApu~fQêãûfIû˜çneã-äYdä]ûfJir;6&fY1?nið2J&Y&~%ý%
kÏQãp9nAãZktn~ælq)92&}uæä2Iãp1?niX2J}qspg59Yuæä2Iãoi
pu~fQêãûfIêãdqA<ûN^Y=EuæäIããqeä]kF58oæãceäi1ãr=çapce:
dä]ujRË%p<äneãg59~YêãdqA<%ãpêãvãueãvlã9tF}C~eãdä]pÕwJeãkfA
Áuç&bYuç&aã&æã#f^Y+}9<ãã;s&ç.QäYCmã
Dari Itban bin Malik r.a., katanya, “Aku ditimpa musibah, yaitu mataku buta 11). Karena itu aku
mengutus seseorang mengundang Rasulullah saw., semoga beliau sudi sholat di rumahku;
dimana kemudian tempat sholat beliau itu kujadikan tempat sholatku. Kata Itban melanjutkan,
Nabi saw. datang beserta beberapa orang sahabat. Beliau masuk ke rumahku lalu sholat;
sedangkan para sahabat bercakap cakap sesame mereka, yang akhir nya sampai kepada
perihal Malik bin Dukhsyum. Kata mereka,”Alangkah besar dosanya Malik bin Dukhsyum”12).
Mereka ingin, kiranya Rasulullah saw. mendoakannya supaya dia celaka ditimpa suatu
malapetaka”. Setelah Rasulullah saw. selesai sholat beliau bertanya, “Bukankah dia telah
mengucapkan syahadat, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa aku Rasulullah?”
Jawab mereka, “Dia mengucapkannya tidak dari hatinya”. Sabda Rasulullah saw., “Tidak
seorang jua pun yang mengucapkan syahadat, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
bahwa aku Rasulullah, yang masuk neraka atau dimakan api neraka”. Kata Anas, “Hadis ini
sangat mengagumkanku. Karena itu ku suruh anakku menuliskannya, lalu dituliskannya”.
1112
11)
Satu riwayat mengatakan bahwa ‘Itban ini buta. Riwayat yang lain mengatakan dia hanya setengah buta’. (Syarah An
Nawawi I : 205)](https://image.slidesharecdn.com/k6sxpsopruub4io1acmc-signature-f32dfb0768cb6b9a4702c61524db6b8c20e8c03f028863cc3197600ea3dedd30-poli-150610011406-lva1-app6891/85/Sm-29-1-320.jpg)
Sm 29
- 1. 29. dä]cnQ&Vfæ+}91#f^Yläç&Q#~^fYÖn}9Uã#i9]dä]ceäioæläç&QoQ lãè1ã%ãkfApu~fQêãûfIêãdqA<1ã#*RçY{˜FeãORæú=Jæð&æäIã xäEoipkfApu~fQêãûfIû˜çneã-äYdä]ûfJir;6&fY1?nið2J&Y&~%ý% kÏQãp9nAãZktn~ælq)92&}uæä2Iãp1?niX2J}qspg59Yuæä2Iãoi pu~fQêãûfIêãdqA<ûN^Y=EuæäIããqeä]kF58oæãceäi1ãr=çapce: dä]ujRË%p<äneãg59~YêãdqA<%ãpêãvãueãvlã9tF}C~eãdä]pÕwJeãkfA Áuç&bYuç&aã&æã#f^Y+}9<ãã;s&ç.QäYCmã Dari Itban bin Malik r.a., katanya, “Aku ditimpa musibah, yaitu mataku buta 11). Karena itu aku mengutus seseorang mengundang Rasulullah saw., semoga beliau sudi sholat di rumahku; dimana kemudian tempat sholat beliau itu kujadikan tempat sholatku. Kata Itban melanjutkan, Nabi saw. datang beserta beberapa orang sahabat. Beliau masuk ke rumahku lalu sholat; sedangkan para sahabat bercakap cakap sesame mereka, yang akhir nya sampai kepada perihal Malik bin Dukhsyum. Kata mereka,”Alangkah besar dosanya Malik bin Dukhsyum”12). Mereka ingin, kiranya Rasulullah saw. mendoakannya supaya dia celaka ditimpa suatu malapetaka”. Setelah Rasulullah saw. selesai sholat beliau bertanya, “Bukankah dia telah mengucapkan syahadat, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa aku Rasulullah?” Jawab mereka, “Dia mengucapkannya tidak dari hatinya”. Sabda Rasulullah saw., “Tidak seorang jua pun yang mengucapkan syahadat, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa aku Rasulullah, yang masuk neraka atau dimakan api neraka”. Kata Anas, “Hadis ini sangat mengagumkanku. Karena itu ku suruh anakku menuliskannya, lalu dituliskannya”. 1112 11) Satu riwayat mengatakan bahwa ‘Itban ini buta. Riwayat yang lain mengatakan dia hanya setengah buta’. (Syarah An Nawawi I : 205)
- 2. 12) Malik bin Dukhsyum, seorang Anshar yang dituduh munafik. Ulama berbeda pendapat apakah dia ikut dalam perjanjian Aqabah atau tidak. Tetapi mereka sependapat, bahwa dia ikut dalam peperangan Badar dan beberapa peperangan lain di pihak Rasulullah saw. Kata Abu ‘Umar, “Tidak benar dia munafik”. Rasulullah saw. sendiri menyatakatan bahwa imannya benar. Sabda beliau, “Bukankah Anda telah menyasikan dia mengucapkan La ilaha illallah, hanya semata mata karena mengharapkan wajah Allah Ta’ala ?” (Syarah An Nawawi I : 206)