1. 1
SEJARAH JEMAAT GENESARET DANAU INA LASIANA
KLASIS KUPANG TENGAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENULISAN SEJARAH JEMAAT GDI
Sejarah adalah kisah perjalanan berisi peristiwa–peristiwa yang terjadi dalam ruang
dan waktu, yang memberi gambaran-gambaran umum tentang tahapan peristiwa-peristiwa
apa (objek) dan pelaku-pelaku peristiwa (subjek) yang secara sistemik terjadi secara
terencana dan berkesinambungan yang keseluruhannya patut dicermati dari generasi ke
generasi. Tentu saja selalu lebih awal terjadi peristiwa-peristiwa mendahului upaya
pencatatan peristiwa, bahkan suatu peristiwa telah terjadi sejak lama dan telah melampaui
generasi ke generasi tanpa ada pencatatan dalam dokumen tertulis.
Peristiwa-peristiwa yang sangat lampau terlewati tanpa pencatatan secara tertulis
apalagi pelaku sejarah telah tiada, membuat upaya peneliti untuk mendapatkan data yang
valid untuk penulisan naskah sejarah menjadi sangat sulit. Konsekuensinya adalah menjadi
kaburnya waktu, peristiwa dan pelaku sejarah yang berdampak langsung pada tidak validnya
sebuah kisah sejarah suatu ojek. Karena pada zaman ini di era manajemen moderen
mestinya menulis sejarah akan sangat baik, jika dilakukan pencatatan secara tertulis setiap
fakta dan peristiwa sejarah yang terjadi saat itu.
Bagi Jemaat Genesaret Danau Ina (GDI) yang baru dibentuk pada tanggal 12
September 2004 atau baru berumur 14 tahun, walaupun terasa usianya tergolong usia muda
tetap menjadi sangat urgen dilakukan penulisan sejarahnya saat ini. Urgensi penulisan
sejarah Jemaat Genesaret Danau Ina adalah didasari atas beberapa pertimbangan strategis
antara lain; (1). Saat ini hampir seluruh pelaku sejarah masih hidup dan aktif berjemaah;
2. 2
sehingga dapat dijadikan informan sekaligus nara sumber yang dapat dijadikan sumber
sejarah yang dapat dipercayai keabsahannya. (2). Adanya kemauan baik para pihak terutama
Majelis Jemaat Harian (MJH) Jemaat GDI untuk segera menulis sejarah Jemaat GDI
sehingga setiap peristiwa terdokumen secara baik dalam dokumen utuh sejarah Jemaat GDI.
(3). Adanya kebutuhan para pihak akan sejarah Jemaat GDI, terutama mahasiswa yang
berlatar belakang agama Kristen atau Theologia Kristen Protestan. Kebutuhan akan sejarah
Jemaat GDI makin bertambah tinggi seiring dengan makin berkembangnya atau makin
bertambahnya jumlah Kampus dan mahasiswa berbasis Theologia dan Pendidikan Agama
Kristen di Kota Kupang dan sekitarnya. (4). Menjadi sangat urgen karena kehadiran Jemaat
GDI di Kelurahan Lasiana Kota Kupang memiliki sejarah panjang bersama Gereja-Gereja
lainnya dibawah naungan Gereja Masehi Injili Di Timor (GMIT) sebagai satu kesatuan
Tubuh Kristus.
B. TUJUAN PENULISAN SEJARAH JEMAAT GDI
Tujuan penulisan sejarah Jemaat GDI dapat digambarkan sebagai berikut;
1. Untuk merumuskan gambaran umum lingkungan strategik sebelum dan sesudah
terbentuknya Jemaat GDI.
2. Untuk merumuskan keadaan awal mula berdirinya Jemaat GDI
3. Untuk merumuskan tahapan-tahapan perkembangan Jemaat GDI secara periodik, secara
sistemik.
C. PENTAHAPAN PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN JEMAAT GDI
Untuk memudahkan pengelompokkan data tentang peristiwa, waktu dan pelaku sejarah, maka
dipandang perlu dilakukan pentahapan-pentahapan sebagai berikut;
1. Tahapan Perumusan lingkungan strategik yang berfungsi menyumbangkan secara tidak
langsung terhadap pembentukkan Jemaat GDI. Tahapan ini mengambarkan letak dan
kedudukan Jemaat GDI. Keadaan demografi Jemaat dan masyarakat di sekitarnya,
keadaan ekonomi dan sosial masyarakat Jemaat dan masyarakat sekitarnya.
2. Tahap keadaan awal, yang berfungsi sebagai motivasi awal atau energik positif para
pelaku inisiator untuk membentuk sebuah Jemaat yang kemudian diberi nama “Jemaat
3. 3
Genesaret Danau Ina” Lasiana. Tahap ini dinamakan tahapan kondisi strategis awal
Jemaat “GDI”. Tahapan ini meliputi Visi, missi inisiator dan para pendiri, aksi-aksi awal
mobilisasi calon Jemaat GDI. Respons dari calon Jemaat GDI dan aktivitas-aktivitas
jemaat mula-mula.
3. Tahapan Perkembangan dan Pertumbuhan Jemaat GDI Secara Periodik, meliputi;
perkembangan dan pertumbuhan jemaat periode kemajelisan tahun 2004-2008, periode
tahun 2009-2012, Periode tahun 2013-2016 dan periode tahun 2017-2019. Periode sejak
tahun 2004 hingga tahun 2018 dinamakan Periode Perkembangan dan pertumbuhan 1
(satu); seluruh aktivitas pelayanan kebaktian utama hari minggu menggunakan gedung
lama berbentuk Salib. Periode perkembangan dan pertumbuhan 2 (dua) ketika memasuki
penggunaan gedung Gereja Baru (tahun 2019) sampai ada momentum sejarah baru di
jemaat GDI yang mengantar Jemaat ini memasuki periode perkembangan dan
pertumbuhan ke 3 (tiga).
D. KERANGKA SEJARAH JEMAAT GDI
Berdasarkan bangunan kerangka pikir yang lahir dari pentahapan-pentahapan sejarah diatas
maka dirumuskan kerangka penulisan sejarah Jemaat GDI sebagai berikut;
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Penulisan Sejarah Jemaat GDI
B. Tujuan Perumusan Sejarah Jemaat GDI
C. Pentahapan Sejarah Jemaat GDI
D. Kerangka Penulisan Sejarah Jemaat GDI
E. Metode Penelitian dan Penulisan Sejarah Jemaat GDI
BAB II. Lingkungan Strategik Jemaat GDI
A. Letak dan Kedudukan Jemaat GDI
B. Keadaan Demografi Jemaat GDI
C. Keadaan Ekonomi Jemaat GDI
D. Keadaan Sosial Budaya Jemaat GDI
4. 4
BAB III. Keadaan Awal Pembentukan Jemaat GDI
A. Visi, Misi Inisiator dan Pendiri Jemaat GDI
B. Mobilisasi awal calon Jemaat GDI
C. Responsif Calon Jemaat GDI
D. Aktivitas Jemaat GDI mula-mula
BAB IV. Perkembangan dan Pertumbuhan Satu Jemaat GDI
A. Periode Kemajelisan 2004-2008
B. Periode Kemajelisan 2009-2012
C. Periode Kemajelisan 2013-2016
D. Periode Kemajelisan 2017-2019
BAB V. Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
E. METODE PENELITIAN DAN PENULISAN SEJARAH GDI
Metode Penelitian dan penulisan Sejarah Jemaat GDI sebagai berikut;
1. Lokasi Penelitian : Kelurahan Lasiana Kota Kupang
2. Subjek Penelitian : Jemaat GDI dan masyarakat sekitarnya
3. Informan Penelitian : Inisiator, Para Pendiri, Panitia Pembangunan Jemaat, Tokoh-Tokoh
Jemaat dan Tokoh-Tokoh masyarakat sekitarnya.
4. Teknik pengumpulan data;
4.1. Wawancara
- Tim peneliti dan penulisan Sejarah Jemaat GDI menyusun daftar wawancara terutama
wawancara tentang visi, misi, mobilitasawal calon Jemaat, respons calon Jemaat dan
aktivitas-aktivitas Jemaat GDI mula-mula.
5. 5
- Tim Peneliti dan penulisan Sejarah Jemaat GDI melakukan pertemuan dengan informan
yakni pihak inisiator dan para pendidi dalam forum diskusi terfokus atau focus group
discution (FGD). Adapun tujuan FGD ini untuk mendapatkan data dari masing-masing
nara sumber secara bersamaan sekaligus melakukan klarifikasi sehingga mengurangi
terjadinya bias data.
- Hasil FGD ditambah hasil hasil wawancara dengan tokoh-tokoh jemaat dan tokoh-
tokoh masyarakat di lingkungan sekitar digunakan sebagai deskriptor yang sangat
berguna untuk menuliskan draf sejarah Jemaat GDI.
4.2. Melakukan penelusuran jejak dokumen (Studi dokumen) sejak sebelum berdiri dan
selama masa perkembangan dan pertumbuhan Satu Jemaat GDI.
5. Teknik Analisa data
Dari kedua jalur teknik pengumpulan data tersebut, kemudian tim penulis melakukan
langkah-langkah analisis data sebagai berikut;
5.1. Pemilihan data menurut kelompok pentahapan dan periodesasi perkembangan dan
pertumbuhan Jemaat GDI.
5.2. Merumuskan deskriptor untuk masing-masing sub pentahapan dan periodesasi
5.3. Tim melakukan penulisan draf Sejarah Jemaat GDI
5.4. Finalisasi Penulisan Sejarah GDI melalui forum seminar yang diikuti Majelis Jemaat
Harian, Anggota Majelis Jemaat, Inisiator, Pendiri dan Tokoh-Tokoh Jemaat GDI
yang diatur selanjutnya oleh Majelis Jemaat Harian sebagai penanggungjawab
penulisan Jemaat GDI.
6. 6
BAB II
LINGKUNGAN STRATEGIS JEMAAT GMIT GDI
A. LETAK DAN KEDUDUKAN JEMAAT
1. Letak Jemaat GMIT GDI
Letak Gedung Jemaat GDI berada di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam
wilayah Pemerintahan Kota Kupang yakni di jalan Lasitarda Kelurahan Lasiana. Jarak dari
Kantor Gubernur NTT + 7 kilometer,. Jarak dari Kantor Wali Kota Kupang + 5 kilometer.
Jarak dari lapangan Sitarda kearah selatan jalan Sitarda + 1 kilometr. Jarak dari Kantor
Lurah Lasiana ke arah Barat + 1 kilometer. (Copy/Scan Peta Pelayanan)
2. Kedudukan Jemaat GDI
Ketika Jemaat GDI berdirinya pada tanggal 12 September tahun 2004, statusnya masih
sebagai Pos Pelayanan. Pada tanggal 01 November 2004 dengan surat Keputusan Majelis
Sinode GMIT Nomor : 032/SK/MS-GMIT/2004 berubah statusnya dari Pos Pelayanan
menjadi Jemaat Mandiri dan berada dalam wilayah Klasis Kupang Tengah. Jemaat GDI
adalah jemaat persekutuan orang-orang percaya kepada Allah Tri Tunggal (Bapak, Anak
dan Roh Kudus) dengan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja. Jemaat GDI bagian dari
GMIT yang tergabung dalam Persekutuan Gereja–Gereja di Indonesia (PGI). Jemaat GMIT
GDI memiliki pengakuan iman yakni pengakuan Iman Nicea, Pengakuan Iman Rasuli dan
Pengakuan Iman GMIT.Jemaat GMIT GDI mengakui dua sakramen yakni sakramen
Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Dengan demikian Jemaat GDI menjadi Jemaat
7. 7
searas dengan Gereja Kristen Sumba (GKS), Gereja Kristen Maluku (GKM), Gereja
Kristen Minahasa (GKM) dan Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan Gereja searas lainnya.
Jemaat GMIT GDI sebagai bagian dari GMIT juga terpanggil untuk melaksanakan
amanat Kerasulan bagi manusia, baik dalam konteksnya maupun dalam dunia seutuh dalam
rangka memperlihatkan tanda-tanda Kerajaan Allah. Jemaat GMIT memposisikan dirinya
sebagai bagian dari persekutuan keluarga Allah, yang bersama-sama dengan jemaat lainnya
dibawah GMIT ikut serta dalam karya penyelelamatan Allah bagi dunia. (bandingkan Visi I
GMIT). Sebagai bagian dari keluarga Allah. Jemaat GMIT GDI juga diutus membawa
khabar baik melalui Pasca pelayanan GMIT untuk menghadirkan sukacita dan keselamatan
dari Allah Tri Tunggal di wilayah pelayanannya. (bandingkan Visi II GMIT). Kehadiran
Jemaat GMIT GDI bertekad memberi warna persaudaraan dalam kemajemukan untuk dapat
saling mengasihi dan saling menolong sebagai wujud kasih Allah dalam Yesus Kristus.
(Bandingkan Visi III GMIT).
Untuk mewujudkan Misi pelayanan Jemaat GMIT GDI maka segala total aktivitas
berjemaat mengarahkan fokus utama pada Pasca Pelayanan GMIT yakni; Koinonia,
Marturia, Diakonia, Liturgia dan Oikonomia. Sedangkan keyakinan dasar pelayanan Jemaat
GMIT GDI yakni; (a) Allah tidak berubah dalam kasih, tetapi Dia selalu membaharui cara
mengasihi dunia dan manusia. (b) Dunia adalah objek kasih Allah, dan (c) Jemaat GDI
sebagai persekutuan di tempatkan Allah dalam dunia, secara khusus di wilayah Kelurahan
Lasiana Kota Kupang dan sekitarnya untuk mewujudkan damai sejahtera Allah dalam dunia.
(RIP GMIT 2011-2030 dan HKUP GMIT 2015-2019).
8. 8
B. KEADAAN DEMOGRAFI
Aspek demografi juga ikut memberi sumbangan bagi perkembangan dan
pertumbuhan suatu Jemaat. Secara garis besar sebelum pembentukan Jemaat GDI tahun
2004, komposisi penduduk menempati wilayah Lasiana terutama kampung Danau Ina
didominasi oleh kelompok usia anak, remaja dan pemuda. Hal ini disebabkan wilayah ini
merupakan wilayah pemukiman baru yang mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup
tinggi. Sebagai wilayah pemukiman yang baru, maka komposisi pasangan nikah usia subur
menempati urutan kedua setelah anak remaja dan pemuda. Sedangkan kelompok penduduk
usia tua/lanjut usia merupakan kelompok penduduk yang sangat sedikit.
Wilayah ini juga berdekatan dengan kampus Univesitas Nusa Cendana, kampus
Universitas Kristen Artha Wacana, kampus Universitas Khatolik Widya Mandira, kampus
Politik Negeri Kupang, kampus Politani Negeri Kupang dan kampus lainnya. Karena itu di
wilayah ini tumbuh subur kos-kosan yang ditempati mahasiswa sebagai jemaat transit dari
wilayah daerah lain. Pertumbuhan jumlah penduduk berdampak langsung pada kebutuhan
mendesak sarana dan prasarana Peribadatan atau Gereja untuk menampung melimpahnya
mobilisasi penduduk pendatang di wilayah ini, baik pindahan dari kota Kupang dan
sekitarnya maupun pindahan dan atau Jemaat transit dari luar daerah.
Komposisi penduduk dominan usia anak, remaja dan pemuda di daerah ini,
menjadi aset besar bagi tonggak pengembangan Jemaat GMIT yang menghadirkan syalom
dengan semangat melayani yang belum terlayani. Dilihat dari pertumbuhan penduduk yang
sangat tinggi di daerah ini maka sesungguhnya kehadiran Jemaat GDI belum mampu
9. 9
menampung kapasitas Jemaat dalam skala yang sangat besar, sekalipun di wilayah kampung
Danau Ina sudah ada Jemaat GMIT Diaspora Danau Ina. Artinya wilayah ini sangat
mungkin pada 15 sampai 20 tahun kedepan akan lahir lagi Jemaat baru, baik dari Jemaat
GMIT maupun Jemaat dari Dedominasi lainnya. Karena itu kehadiran Jemaat GDI di
wilayah ini menjadi sangat strategis dan menjawab kebutuhan pelayanan yang dari waktu ke
waktu mengalami peningkatan sangat pesat.
Keadaan komposisi jemaat Pos Pelayanan GMIT Genesaret Danau Ina terhitung 01
November 2004 sesuai sesuai surat keputusan Majelis Sinode GMIT, Nomor: 032/SK/MS-
GMIT/2004 tentang Pos pelayanan berubah statusnya menjadi Jemaat Mandiri, tanggal 03
November 2004 sebagai berikut;
- Jumlah anggota Jemaat sebanyak : 617 orang
- Jumlah anggota Sidi sebanyak : 310 orang
- Jumlah pasangan nikah sebanyak : 90 orang
- Jumlah Majelis Jemaat : 11 orang
Pada tahun 2018, kurang lebih perjalanan Jemaat selama 12 tahun mengalami
perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat seperti terlihat pada tabel berikut;
Tabel 1.
Distribusi Jemaat menurut Rayon, jenis dan kelamin, status kawin
dan tingkat pendidikan, tahun 2018
No. Rayon K.K
Jenis
Kelamin Total
Pasanagan
Nikah Janda/Duda Paud/TK,SD,
SMA/SMK
PT
L P
1 I 30 82 60 142 45 2 102 16
2 II 25 68 82 150 44 6 91 37
3 III 21 63 63 126 43 6 44 26
4 IV 28 84 85 163 52 9 125 27
5 V 40 108 90 198 67 3 134 35
6 VI 38 94 86 180 58 9 116 26
7 VII 23 73 82 155 32 0 89 535
8 VIII 30 91 89 180 50 6 140 18
9 IX 34 69 80 149 50 6 96 23
10 X 33 86 80 166 44 2 109 34
11 XI 29 75 80 155 41 2 107 20
12 XII 44 150 126 276 49 9 183 37
10. 10
Jumlah 375 1043 1003 2046 575 60 1236 334
Presentase
Sumber: Papan data, Jemaat GDI,2018
C. KEADAAN EKONOMI MAYARAKAT
Pada bagian ini digambarkan secara garis besar kecenderungan keadaan ekonomi
Jemaat dan masyarakat sekitarnya pada saat sebelum berdirinya Jemaat GDI. Dominan atau
sekitar 80 % jenis pekerjaan masyarakat di wilayah ini sebagai wiraswasta skala kecil
dengan penghasilan rata-rata dibawah Rp.15.000 perhari. Jenis-jenis pekerjaan skala kecil
dimaksud yakni pekerjaan sebagai buruh bangunan, sopir, tukang ojek, pedagang sayur
keliling, nelayan, tani, loper koran, pedagang kaki lima dan jenis pekerjaan lainnya.
Sedangkan 20 % lainnya berstatus sebagai PNS, Dosen, Pegawai swasta dan pekerja
Jasa lainnya. Sekalipun angka 20 % sebagai pegawai Negeri dan swasta, tetapi rata-rata
tingkat pendapatannya berada pada kelompok kelas menengah bawah, sehingga dapat
dikatakan bahwa sebagaian besar Jemaat dan masyarakat sekitarnya berada pada kelompok
masyarakat ekonomi lemah. Jemaat transit (mahasiswa) adalah kelompok masyarakat yang
status studi dan tidak memiliki pekerjaan/penghasilan.
Ada hal yang menarik disimak bahwa walaupun dominan Jemaat tergolong pada
kategori masyarakat ekonomi lemah, tetapi tingkat kesadaran partisipasi dalam menata
kelangsungan hidup Jemaat ini sangat tinggi; Partisipasi secara langsung ataupun tidak
langsung dalam menyumbangkan tenaga dan dana bagi pembangunan Jemaat sangat tinggi.
Hal ini menjadi modal besar untuk mendukung kemandirian Jemaat dan eksistensi
keberlangsungan Jemaat GDI dari masa ke masa.
11. 11
Tabel 2
Distribusi Jemaat menurut jenis pekerjaan, keadaan tahun 2018
No Rayon
Jlh
KK
Jenis Pekerjaan
PNS/TNI/POLRI Petani/Nelayan Sopir/Ojek
Pedagang/Wiraswasta
lainnya
Tukang/buruh
1 I 30 5 4 1 21 5
2 II 25 5 1 1 14 17
3 III 21 17 1 0 10 2
4 IV 28 6 4 2 19 9
5 V 40 13 4 0 19 8
6 VI 38 9 1 1 20 12
7 VII 23 7 3 6 18 7
8 VIII 30 9 5 0 17 7
9 IX 34 9 6 2 13 2
10 X 33 14 3 1 18 3
11 XI 29 2 8 0 12 6
12 XII 44 21 1 3 3 33
Jumlah 375 117 41 17 184 111
Sumber : Papan data Jemaat GDI,2018
D. KEADAAN SOSIAL BUDAYA
Dalam aspek sosial, latar belakang etnik anggota Jemaat GDI berturut-turut yakni;
Etnik yang terbesar yakni etnik Timor, kemudian etnik Sabu, etnik Rote, etnik Keser, etnik
Sumba, etnik Alor dan etnik lainnya. Kesemua etnik ini telah mengalami asimilasi atau
pembauran melalui peran-peran Gereja GDI. Hampir tidak terbaca adanya kendala dalam
interaksi antar etnik di kalangan Jemaat dan antar anggota masyarakat sekitarnya. Anggota
Jemaat rata-rata menganut prinsip prasangka positif terhadap etnik lain sehingga potensi
besar membangun dan terwujudnya kehadiran Jemaat GDI yang membawa salom bagi
Jemaat dan bagi masyarakat sekitarnya. Dalam hal ini Jemaat GDI dan masyarakat
sekitarnya memiliki semangat keterbukaan dan jauh dari sikap sekat-sekat etnik.
12. 12
Dalam aspek budaya, rata-rata anggota Jemaat GDI dan masyarakat sekitarnya
sangat terikat kuat pada budaya masing-masing etnik, tetapi cenderung juga menghargai
perbedaan budaya dari berbagai etnik yang ada. Karena itu Gereja GDI ikut mengambil
peran aktif melestarikan simbol simbol budaya etnik dalam liturgis kebaktian di Gereja GDI.
Gereja GMIT telah memiliki agenda adanya siklus kebaktian berbasis etnik, baik itu warna
liturgis etnik maupun jenis busana adat ketika mengikuti kebaktian-kebaktian etnik yang
terjadwal secara bergiliran dikalangan etnik yang ada.
Hasil interaksi sosial budaya antara etnik dikalangan masyarakat dan jemaat ikut
melahirkan kekuatan jemaat dalam membangun jemaat yang besar. Bentuk sukses asimilasi
tergambar pada semangat gotongroyong secara fisik maupun non fisik dalam hal
membangun sarana dan prasarana Jemaat antara lain dalam bentuk “aksi kumpul
keluarga” sebagai salah satu solusi penggalangan dana pembangunan. Dalam hal ini budaya
baru “kumpul keluarga” yang semula tumbuh dalam keluarga semarga telah berkembang
menjadi budaya dalam kehidupan berjemaat yang berasal dari berbagai etnik atau
masyarakat plural atau majemuk.
13. 13
BAB III
KEADAAN AWAL PEMBENTUKAN JEMAAT GDI
A.VISI, MISI INISIATOR DAN PENDIRI JEMAAT
1. Misi Inisiator Pendirian Jemaat GDI
Tim peneliti dan penulisan Sejarah Jemaat Genesaret Danau Ina (GDI) Lasiana pada
tahap awal kegiatan pengumpulan data, melakukan identifikasi aktor-aktor atau Inisiator dan
para pelaku cikal bakal berdirinya Jemaat GDI. Identifikasi dilakukan tim peneliti dan
penulis dengan cara melakukan wawancara awal terhadap perwakilan tokoh-tokoh Jemaat
seperti Bapak Beny Salmon, Bapak Ambros Tino, Bapak Jhon Lende Busa dan Bapak
Yustus Selan selain sebagai anggota Tim Penulis Sejarah juga sebagai salah satu nara
sumber karena terlibat dari awal kegiatan pendirian Jemaat GDI. Hasil wawancara awal
diperolah data yang dapat dijadikan petunjuk kuat bahwa Bapak Beny Salmon adalah tokoh
utama Inisiator (aktor) yang memiliki Visi besar mendirikan Jemaat GMIT di wilayah ini.
Aktor utama ini pada saat itu tahun 2004 yaitu Bapak Beny Salmon adalaha salah satu
anggota aktif Jemaat Lahairoi Tuak Sabu Lasiana dalam jabatannya sebagai anggota Majelis
Jemaat Rayon ............. yang melayani jemaat yang berada disekitar wilayah belakang
lapangan Sitarda dan sekitarnya yang saat ini masuk dalam wilayah dihuni sebagaian besar
Jemaat GDI, dan dengan tugas tambahan sebagai ketua Kategorial Fungsional Pemuda.
Inisiator didorong oleh Visi besar yakni “Mendekatkan Pelayanan “ kepada Jemaat Rayon
............. Gereja Lahairoi saat itu, dan visi besar membangun jemaat Misioner dengan
memperhatikan dan menganalisi perkembangan pesat lingkungan strategik seperti
digambarkan pada BAB II Sejarah Jemaat GDI, maka Inisiator melakukan koordinasi-
koordinasi dengan tokoh-tokoh Jemaat dalam Rayon itu dan tokoh Jemaat GMIT lainnya
yang sudah bertempat tinggal di lokasi cikal bakal wilayah pelayanan Jemaat GDI saat ini.
14. 14
Selain itu juga telah sejak lama sebagian besar Jemaat Rayon ............. Gereja
Lahairoi Tuak Sabu menghendaki terwujudnya pendirian Pos Pelayanan di sekitar wilayah ini
semata-mata bertujuan untuk menghadirkan pelayan Gereja Lahairoi Tuak Sabu kepada
Jemaatnya yang saat itu secara geografis memiliki tempat tinggal yang jauh dari Gereja dan
tersebar di lokasi ratusan kilometer mulai dari wilayah belakang Sitarda, Jalan Kincir, Jalan
Sumba, wilayah Danau Ina hingga perbatasan dengan pagar kampus STIM, pagar kampus
Undana dan wilayah Bimopu lainnya.
2. Misi Inisiator dan Para Pendiri Jemaat GDI
Tuntutan kebutuhan akan realisasi Visi mendekatkan pelayanan dan Misinya
“membangun Jemaat Misioner“ semakin kuat, sedangkan pada sisi lain sangat sulit terealisasi
pendirian Pos pelayanan yang dirindukan Jemaat Rayon ........Gereja Lahairoi Tuak Sabu saat
itu karena berbagai kendala dalam internal Kemajelisan, maka Inisiator pada tanggal 27 April
2004 melakukan rapat koordinasi awal dengan para tokoh-tokoh Jemaat di rumah Bapak Beny
Salmon bersama tokoh jemaat lainnya yang kemudian menjadi tokoh pendiri Jemaat GDI
yakni: Bapak Beny Salmon, Bapak Jhon Lada, Bapak Ambros Tino dan Bapak Jhon Lende
Busa .Rapat koordinasi awal ini merumuskan Misi untuk merealisasi Visi tersebut dan
menyepakati beberapa hal yang menjadi Visi cikal bakal Pendirian Jemaat GDI saat ini yakni:
a. Membangun Jemaat Mandiri yang melayani untuk menjangkau yang sulit dijangkau atau
mendekatkan pelayanan.
b. Membangun Jemaat mandiri dalam satu keluarga Allah yang berasal dari berbagai suku
bangsa dan etnik yang ada di dunia sebagai Gereja Misioner.
c. Membangun Jemaat mandiri sebagai bagian utuh dari misi Gereja Masehi Injili Di Timor
dalam Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia.
3. Tujuan dan agenda Aksi
Sehari setelah rapat koordinasi tersebut yakni pada tanggal 28 April 2004 pada siang hari saat
itu, bertempat di rumah Bapak Beny Salmon dilakukan rapat para Pendiri untuk merumuskan
tujuan dan agenda aksi untuk mewujudkan Visi, Misi dimaksud. Rapat memutuskan beberapa
keputusan tindaklanjut sebagai berikut;
a. Tim Pendiri segera mungkin mencari dan mendapatkan lokasi pendirian gedung kebaktian
di sekitar wilayah Danau Ina Lasiana.
15. 15
b. Tim Pendiri segera membentuk panitia pembangun gedung gereja untuk; gedung harus
segera selesai dibangun dalam tempo sesingkat-singkatnya untuk digunakan oleh jemaat
melakukan kebaktian pada minggu.
c. Tim Pendiri segera mungkin melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Ketua Klasis
Kupang Tengah dan Sinode GMIT untuk tujuan pendirian Jemaat baru mandiri di wilayah
ini.
Para Pendiri segera merealisasi 3 kesepakatan tersebut dengan melakukan rangkaian
kegiatan dengan para pihak untuk membangun mobilisasi sumber daya manusia, dana dan
tenaga cikal bakal anggota Jemaat baru, sebagai berikut;
a. Para Pendiri pada tanggal 28 April 2004 pada sore hari saat itu, melakukan pertemuan
dengan Bapak Dominggus Koenay untuk memohon bantuan hibah tanah di sebagian besar
lokasi Gereja saat ini, untuk membangun gedung Gereja baru. Dalam pertemuan tersebut,
Keluarga besar Koenay melalui Bapak Dominggus Koenay sebagai wakil pemilik lahan
menghibahkan tanah seluas 3.675 M² di lokasi gedung Gereja GDI saat ini, kemudian
Sket tanah tersebut diparaf pengesahan oleh Bapak Dominggus Koenay pada tanggal 06
Mei 2004. (Skets tanah kalau ada ditempel disini)
B. MOBILISASI SUMBER DAYA CALON JEMAAT
Tindaklanjut aksi Para Pendiri adalah membangun kohesivitas (kekompakkan)
dikalangan calon jemaat untuk memaksimalkan kekuatan mobilisasi pemanfaatan berbagai
sumber daya cikal bakal calon jemaat mandiri. Hasil wawncara tim peneliti dan penulisan
sejarah Jemaat GDI dengan para pendiri Jemaat (informan) diperoleh rangkaian agenda aksi
para Pendiri, panitia dan calon cikal bakal anggota jemaat, secara berturut-turut sebagai
berikut;
1. Rapat para pendiri di rumah Bapak Beny Salmon, diperluas dengan melibatkan tokoh-tokoh
Jemaat lainnya pada tanggal 12 Mei 2004 dan dihadiri 18 orang tokoh Jemaat, untuk tujuan
antara lain;
a. Mensosialisasikan Visi, misi, tujuan dan aksi-aksi awal para pendiri untuk membangun
Jemaat baru mandiri di tengah-tengah masyarakat cikal bakal anggota Jemaat baru
tersebut.
16. 16
b. Menginformasikan kepada tokoh-tokoh Jemaat bahwa lahan untuk pembangunan gedung
Gereja baru tersebut telah dihibahkan oleh keluarga Koenay melalui Bpk Dominggus
Koenay.
c. Membangun motivasi, kohesivitas dan komitmen bersama untuk segera merealisasi
pembangunan fisik darurat gedung Gereja baru di lokasi tanah hibah dimaksud.
Nama-nama tokoh Jemaat yang hadir dalam pertemuan tanggal 12 Mei 2004 sebagai berikut;
(1). Bapak Beny Salmon
(2). Bapak Jhon Lada
(3). Bapak Ambros Tino
(4). Bapak Jhon Lende Busa
(5). Bapak Herman Balukh
(6). Bapak Daniel Doke
(7). Bapak Simon Selan
(8). Bapak .......
(9). Bapak .......
Rapat tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan sebagai berikut;
a. Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya segera membangun gedung Gereja semi
parmenen di atas lahan hibah keluarga Koenay.
b. Sambil membangun fisik gedung Gereja semi parmanen tersebut, calon Jemaat serta
merta menggunakannya untuk melaksanakan ibadah hari minggu ditempat itu.
2. Rapat para tokoh Jemaat selanjutnya dilakukan di rumah Bapak Beny Salmon pada tanggal
20 Mei 2004 dihadiri 12 orang (5 orang lama dan 7 orang baru) melahirkan keputusan untuk
segera dilakukan pembentukan panitia pembangunan Gedung Gereja Pos Pelayanan.
Adapun nama-nama tokoh Jemaat yang hadir dalam rapat tersebut sebagai berikut;
a. Bapak ……………
b. Bapak ……………
c. Bapak ……………
d. Bapak ……………
e. Bapak ……………
f. Bapak ……………
17. 17
g. Bapak ……………
h. Bapak ……………
i. Bapak ……………
j. Bapak ……………
k. Bapak ……………
l. Bapak ……………
3. Rapat para tokoh Jemaat di rumah Bapak Jhon Lada pada tanggal 03 Juni 2004 dihadiri
sebanyak 18 orang. Rapat berhasil membentuk Panitia pembangunan fisik Gedung baru untuk
Pos Pelayan dengan susunan Panitia sebagai berikut;
...................................................................
....................................................................
....................................................................
....................................................................
Dalam pertemuan tersebut, Panitia merumuskan dan menyepakati agenda aksi diantaranya
menetapkan tanggal 06 Juni 2004 bahwa Panitia, tokoh Jemaat, calon Jemaat dan simpatisan
melakukan penggalian fondasi secara gotong royong baik tenaga maupun kebutuhan material
lainnya.
C. RESPONS CALON JEMAAT
Untuk membangun partisipasi tinggi calon anggota Jemaat untuk terlibat secara aktif baik
langsung maupun secara tidak langsung membangun fisik gedung Gereja dan partisipasi aktif
dalam seluruh sendi kehidupan pelayanan di Jemaat yang akan didirikan ini, maka para
inisiator, pendiri, panitia dan tokoh-tokoh Jemaat melakukan pendekatan-pendekatan dengan
bakal calon anggota Jemaat dengan metode perkunjungan rumah terutama terhadap anggota
Jemaat GMIT dari Jemaat lain yang sudah tinggal di sekitar lokasi tanah hibah. Tujuan
pendekatan ini antara lain memperkenalkan Visi, missi, tujuan dan agenda aksi pendirian
Jemaat baru agar cikal bakal calon Jemaat tersebut dapat mengambil keputusan atas dasar
kesadaran dan kemauan sendiri untuk bergabung mendukung rencana besar ini.
Respons masyarakt sangat tinggi untuk mendukung sepenuhnya pembangunan Jemaat
baru yang mandiri dan tidak sekedar Pos Pelayanan sesuai rencana awal. Tingginya arus calon
Jemaat untuk bergabung menjadi kekuatan besar sekaligus semakin mempermudah untuk
18. 18
terpenuhinya syarat pendirian Jemaat Mandiri. Dalam seketika mampu mengumpulkan calon
anggota jemaat mencapai + 140 Kepala Keluarga (KK). Seluruh KK berpartisipasi secara aktif
dalam setiap aktivitas menuju pendirian Jemaat baru yang mandiri termasuk berpartisipasi aktif
dalam gotong royong baik tenaga maupun material untuk pembangunan fisik Gereja GDI mula
mula.
D. AKTIVITAS CALON JEMAAT GMIT GDI MULA-MULA
Pada tanggal 06 Juni 2004 dilakukan pekerjaan penggalian fondasi secara gotong royong
yang dihadiri laki-laki dan perempuan dengan perannya masing-masing. Kaum laki-laki
melakukan penggalian fondasi dan kaum perempuan menyiapkan komsumsi . Tanggal 09 Juni
2004 dilakukan peletakkan batu pertama dihadiri Inisiator, para Pendiri, Tokoh-Tokoh Jemaat,
calon Jemaat dan para simpatisan dari Jemaat lainnya. Sebelum peletakkan batu pertama
didahului dengan kebaktian peletakkan batu pertama yang dipimpin Penatua Jhon Lende Busa.
Resepsi menggunakan pangan lokal berupa ubi dan pisang rebus dan sambal goreng serta
minuman air mineral yang merupakan sumbangan spontanitas calon anggota Jemaat. Sesuai
Misinya maka peletakkan batu pertama diwakilkan tokoh-tokoh suku/etnik yang ada di wilayah
sekitar sebagai berikut;
a. Suku Timor diwakili oleh Ibu Yuliana Koenay
b. Suku Sabu diwakili oleh Bpk. …… Nawa ( Jemaat Lahairoi)
c. Suku Rote diwakili oleh Ibu Feby Balukh
d. Suku Alor diwakili oleh Ibu Bain ..........................
e. Suku Maluku diwakili oleh. Bapak Urbanus Mahoklory
f. Suku lainnya diwakili oleh Bapak Marthen Lele ( Jemaat Lahairoi)
( Jika ada photo maka suasana peletakkan batu pertama dapat ditempel di sini )
Sejak penggalian fondasi saat itu, para donatur secara suka rela menyerahkan berbagai
sumbangan, baik berupa uang, material untuk mendukung percepatan penyelesaian
19. 19
pembangunan fisik gedung Jemaat GDI mula-mula. Pekerjaan secara maraton dilaksanakan
dengan dukungan bantuan yang mengalir sesuai kebutuhan fisik bangunan.
( photo suasana pekerjaan gedung baru tertempel di sini ).
Setelah peletakkan batu pertama dan terus proses pembangunan pos pelayanan
berlangsung, terjadi reaksi keras dari Majelis Harian Jemaat Lahairoi Tuak Sabu menolak
adanya pembangunan tersebut yang diumumkan oleh Sekretaris melalui Warta Mimbar pada
tanggal 20 Juni 2004. Isi pengumuman adalah MJH Jemaat Lahairoi Tuak Sabu tidak
menyetujui adanya pemekaran Jemaat dan Pos Pelayanan di wilayah Danau Ina Lasiana dan
untuk itu diumumkan secara resmi pembatalan pembangunan Pos Pelayanan tersebut sekaligus
melarang aktivitas –aktivitas yang menyertainya untuk mendukung adanya pelayanan atas
nama Pos Pelayanan tersebut. Terhadap reaksi penolakkan dari MJH Lahairoi Tuak Sabu
tersebut, pada hari itu juga tanggal 20 Juni 2004 Panitia Pembangunan Gedung Jemaat GDI
menghadap Ketua Klasis Kupang Tengah dan menyatakan bahwa Panitia menolak warta
Jemaat Gereja Lahiroi tanggal 20 Juni 2004 tersebut.
Panitia mengundang Ketua Klasis Kupang Tengah saat itu untuk meninjau lokasi
pembangunan calon gedung Jemaat GDI sekaligus bertemu dengan anggota calon jemaat.
Tanggal 22 Juni 2004, Ketua Klasis menghadiri undangan Panitia dan memberi dua alternatif
pilihan yakni: (a) Menjadi mata Jemaat dan atau (b) Menjadi Jemaat Mandiri. Panitia sepakat
memilih menjadi Jemaat Mandiri. Panitia mulai saat itu bekerja keras untuk memenuhi semua
syarat untuk dapat menjadi Jemaat Mandiri. Syarat Syarat dimaksud antara lain; (a) Harus
memilki lahan, (b) Harus memiliki gedung kebaktian, (c) Jumlah anggota Jemaat Sidi minimal
150 orang.
Selain Panitia terus bekerja keras untuk mewujudkan Jemaat Mandiri, juga terus
berkoordinasi dengan berbagai pihak Klasis untuk memantapkan proses pengukuhan sebagai
Jemaat Mandiri, tetapi juga berusaha membangun hubungan normalisasi dengan MJH dan
Jemaat Lahairoi Tuak Sabu sebagai sesama saudara seiman dalam Yesus Kristus dan sesama
anggota keluarga Jemaat GMIT.
20. 20
Melalui Kerja Keras Panitia dan calon Jemaat dan donatur lainnya bahu-membahu dalam
suasana kekeluargaan menggalang dana secara gotong royong, baik sumbangan spontanitas
dalam bentuk barang/material (batu, pasir, semen, besi, kayu, dll) maupun dalam bentuk uang.
Juga mulai digalakkan tradisi kumpul keluarga untuk membangun Gedung GDI, mimbar
Gereja, lonceng Gereja, Tanggu Persembahan, kursi/bangku dan semua peralatan ibadah. Inilah
awal tradisi kumpul keluarga dalam Jemaat GDI yang kemudia terus dilakukan untuk
membangun Gedung Pastori dan Gedung baru Jemaat GDI (2017).
Gedung GDI pada akhir bulan Agustus 2004 telah siap digunakan untuk kebaktian dan
peralatan-peralatan kebaktian seperti mimbar, kursi (bekas), tanggu dan lainnya telah siap,
kecuali ruang konsitori belum tersedia saat itu. Panitia memutuskan untuk diadakan kebaktian
perdana Jemaat GDI pada hari minggu tanggal 12 September 2004 dengan menggunakan
gedung tersebut tanpa konsistori. Dalam hal ini Pendeta dan para calon Majelis Jemaat yang
melayani kebaktian perdana melakukan aktivitas untuk doa konsistori di halaman belakang
gedung kebaktian ini. Walaupun demikian pekerjaan lanjutan pembangunan gedung kebaktian
ini terus berlanjut termasuk lanjutan pembangunan ruang Kosistori dan rumah Pastori.
21. 21
BAB IV.
PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN JEMAAT GDI
. A. PERIODE KEMAJELISAN 2004-2008
Untuk melengkapi orgaanisasi Kemajelisan Jemaat GDI, maka Panitia
menyepakati diadakan sidang Jemaat perdana yang diikuti 86 Kepala Keluarga
Pada tanggal 02 September 2004. Dalam sidang Jemaat tersebut ditetapkan hal-hal
sebagai berikut;
1. Pembentukan Badan Harian, terdiri dari :
1.1. Penanggung Jawab : Yohan Lada
1.2. Sekretaris 1 : Yustus Selan
1.3. Sekretaris 2 : Feby Balukh
1.4. Bendahara : Jhon Lende Busa
1.5. Koster : Osias Tenis
2. Ditetapkan Nama Jemaat
Dalam sidang Jemaat ini terdapat 3 orang mengusulkan nama Jemaat ini yakni
nama yang diusul bapak Beny Salmo yakni “ KANAAN”, nama yang diusulkan
bapak Melkianus Bain yakni “GENEZARET” dan nama yang diusulkan bapak
............ yakni “ KALVARI”. Untuk menetapkan satu nama dari ketiga nama
yang diusulkan tersebut dilakukan melalui undian. Pihak yang menarik undian
tersebut ditunjuk seorang anak berumur 5 tahun yang kebetulan hadir saat itu
mengikuti sidang Jemaat bersama bapaknya Paulus Nggeon bernama
..................... Hasil Undian yang keluar tertulis “Genesaret”. Berdasarkan hasil
undian ini dan nama lokasi gedung berada dilingkungan Danau Ina, maka dalam
22. 22
sidang Jemaat perdana ini ditetapkan nama Jemaat ini yaitu “JEMAAT
GENESARET DANAU INA.
3. Ditetapkan Jumlah Kepala Keluarga Jemaat Perdana.
Dalam sidang Jemaat Perdana ini, berdasarkan kesediaan dan partisipasi dalam
persekutuan mula-mula, maka secara defenitif Yuridis menetapkan sebanyak 86
Kepala Keluarga (KK) yang menjadi anggota Jemaat Kepala Keluarga mula-
mula Jemaat Genesaret Danau Ina dengan jumlah jiwa lebih dari 300 jiwa serta
jumlah anggota sidi lebih dari 150 jiwa.
4. Ditetapkan Pendeta
Dalam sidang Jemaat ini, Jemaat menyepakati menunjuk Pdt. Emeritus Yoktam
O Selan, S.Th sebagai Pelayan Jemaat sebelum adanya Pendeta defenitif yang
ditetapkan dengan surat Keputusan Ketua Sinode GMIT.
5.Ditetapkan hari minggu tanggal 12 September 2004 sebagai hari kebaktian
perdana sekaligus sebagai hari lahirnya Jemaat GDI, yang kemudian dirayakan
oleh Jemaat setiap tahunnya.
6. Ditetapkan Majelis Jemaat Sementara
Mengingat belum ada pemilihan dan peneguhan anggota Majelis Jemaat GDI,
direncanakan Januari 2005 diteguhkan, untuk mengisi kekosongan pelayanan
masa transisi maka terdapat 5 orang Penatua dan 6 orang Diaken yang pindah
dari Jemaat Lahairio sejak mula ditugaskan untuk memberi pelayanan ibadah
dan lainnya kepada Jemaat sampai diteguhkannya anggota Majelis Jemaat GDI
pada bulan Januari 2005.
Sesuai amanat sidang Jemaat tanggal 02 September 2004 maka Badan harian
mengeluarkan undangan mengikuti kebaktian perdana kepada sebanyak 86 KK yang
telah disyahkan dalam sidang Jemaat tersebut, yang akan diselenggarakan tanggal 12
September 2004 pukul 07.00 wita bertempat di gedung Gereja GDI Danau Ina.
Kebaktian hari minggu tanggal 12 September 2004 sebagai kebaktian perdana
dipimpin Pdt. Emeritus Yoktam O. Selan, S.Th dihadiri pula oleh Ketua Klasis
Kupang Tengah Bpk. Pdt. Daniel Nenot’Ek, S.Th dan jumlah Jemaat yang hadir
mengikuti kebaktian saat ini lebih dari 300 orang/jiwa memenuhi sesak ruang
23. 23
kebaktian dan sebagian berada diluar gedung kebaktian, karena daya tampung ruang
kebaktian + 250 orang.
Untuk pelayanan ibadah rumah tangga dan bentuk pelayanan lainnya dilakukan
pembagian rumah tangga Jemaat GDI mula-mula menjadi 6 Gugus yakni Gugus A,
B, C, D, E dan Gugus F. Pada mulanya Terdapat 5 orang Penatua dan 6 orang
Diaken yang pindah dari Jemaat Lahairoi sejak mula ditugaskan untuk memberi
pelayanan ibadah dan lainnya kepada Jemaat sampai diteguhkannya anggota Majelis
Jemaat GDI pada bulan Januari 2005. Ke 11 orang Majelis inilah yang didistribusi
dan bertugas melayani Jemaat dalam ke 6 gugus tersebut.
Tabel 3
Distribusi Majelis Jemaat Transisi Tahun 2004
NO NAMA MAJELIS JEMAAT
JABATAN PELAYANAN
GUGUS
PENATUA DIAKEN
1 Jhon Lende Busa Penatua - A
2 Yohan Lada Penatua - B
3 Aholiab Aoetpah - Diaken B
4 Paulus Kawaleka Penatua - C
5 James Joltuwu Penatua - C
6 Karel Beti - Diaken D
7 Fransina Letelay-Dahoklory - Diaken D
8 Umbu Djaiwu - Diaken E
9 Feby Balukh-Uly - Diaken E
10 Yustus Selan Penatua - F
11 Elisabeth Olang–Pally - Diaken F
Jumlah 5 orang 6 orang
Sumber: Sekretariat GDI,2018
Merespons semangat Jemaat GDI sebagi Jemaat Mandiri, KPWK Kupang
Tengah mengusulkan Jemaat GDI sebagai Jemaat Mandiri melalui suratnya kepada
MJH Sinode GMIT tanggal 26 Oktober 2004 Nomor : 303/GMIT/IV/G/2004. MJH
Sinode merespons dengan sangat cepat dan tepatnya tanggal 03 November 2004
melalui surat Keputusan Majelis Sinode GMIT Nomor : 032/SK/MS-GMIT/2004
memutuskan 4 hal sebagai berikut;
1. Terhitung 01 November 2004, Status Pos Pelayanan Jemaat GMIT Genesaret di
Danau Ina yang selama ini menjadi bagian dari Jemaat Lahairoi Tuak Sabu
Lasiana Barat Kalasis Kupang Tengah berakhir.
24. 24
2. Terhitung tanggal 01 November 2004 Pos Pelayanan Jemaat GMIT Genesaret
Danau Ina Klasis Kupang Tengah dinyatakan menjadi Jemaat Dewasa dengan
nama GMIT Genesaret Danau Ina.
3. Jemaat GMIT Genesaret Danau Ina pada saat pendewasaannya memiliki :
a. Anggota Jemaat : 617 orang
b. Anggota Sidi : 310 Orang
c. Pasangan Nikah : 90 pasang
d. Kepala Keluarga : 130 KK
e. Majelis Jemaat : 11 orang
f. Gedung Kebaktian : 1 buah
4. Majelis Jemaat GMIT Danau Ina yang terdiri atas unsur Penatua, Diaken dan
Pendeta merupakan Badan pelayanan Gereja yang memimpin dan mewakili
Jemaat menurut Tata Dasar dan Peraturan-Peraturan dan Keputusan-Keputusan
GMIT. (SK Sinode dilampirkan).
Pada tanggal 03 November 2004, dengan SK Sinode menempatkan Pendeta
defenitif untuk Pendeta pertama GMIT Jemaat Genesaret Danau Ina atas nama Pdt.
Deby M. Molana-Rissi, S.Th, yang kemudian diperhadapkan pada pada Jemaat pada
tanggal 27 Pebruari 2005. Dengan demikian sejak saat itu Ketua Majelis Jemaat
GMIT GDI dipimpin Pdt. Deby M. Molana-Rissi, S.Th hingga selesai masa baktinya
Maret tahun 2010.
Dalam waktu tidak sampai satu semester terjadi penambahan jumlah KK dan
jumlah anggota Jemaat dari daerah sekitar Danau Ina. Dari semula terdapat 86 KK
bertambah menjadi 130 KK pada saat SK Sinode menjadi Jemaat Mandiri,
secepatnya bertambah menjadi 172 KK (2005) meningkat menjadi 252 KK dengan
jumlah jiwa 1.104 orang hasil sensus tahun 2007. Untuk mewujudkan Visi dan Missi
pelayanan mendekatkan pelayanan yang bermutu kepada Jemaat, maka dilakukan
pemekaran gugus dari 6 gugus menjadi 10 gugus. Dalam kebaktian hari Minggu
tanggal 30 Januari 2005 pukul 07.00 wita bertempat di gedung Gereja Jemaat GDI
dilakukan penatbisan anggota Majelis Jemaat GDI pertama untuk periode
Kemajelisan 2004-2008 sebanyak 34 orang, terdiri dari 19 orang Penatua dan 15
orang Diaken untuk melayani 10 Gugus.
25. 25
Tabel 4
Distribusi Majelis Jemaat Periode 2004-2009 menurut Gugus
NO NAMA MAJELIS JEMAAT
JABATAN PELAYANAN
GUGUS
PENATUA DIAKEN
1 Jhon Lende Busa V - 1
2 Ermi Tino – Rasi - V 1
3 Edmon Baksuni - V 1
4 Yohan Lada V - 2
5 Feby Baluk-Uly V - 2
6 Maria Selan-Kuman - V 2
7 Yustus Selan V - 3
8 Umbu Djaiwu V - 3
9 Apliana Habba Djingi-Mana - V 3
10 Paulus Kawaleka V - 4
11 Schelmin B. Panie V - 4
12 Albertina Baliando - V 4
13 Juitanias Taneo - V 4
14 Faridayati Rambu Tamar - V 4
15 Karel Bety V - 5
16 Damaris Bailao-Mandala V - 5
17 Dorince Ndun-Benu - V 5
18 Fransina Letelay-Dahaklory V - 6
19 Anderias Woli V - 6
20 David Samadara - V 6
21 James Joiltuwu V - 7
22 Urbanus Mahaklory V - 7
23 Oktovianus Molana - V 7
24 Maria Martha Pandie-Larmawata - V 7
25 Melianus Peni V - 8
26 Sarah Kana Tiri-Salukfeto V - 8
27 Rabeka Sirlalang-Siokain - V 8
28 Merkorius Buang Hila Kore V - 9
29 Aholiab Aotpah V - 9
30 Loiisa Hila kore-Djara - V 9
31 Katerina Umbu Deta-Maha - V 9
32 Maria Makaborang-Madik V - 10
33 Elisabeth Olang-Pally V - 10
34 Semi Hamelton Kefi - V 10
Jumlah 19 orang 15 orang
Sumber: Sekretariat GDI,2018
Masa kepemimpinan Kemajelisan periode 2004-2008 berjalan secara sangat
dinamis dan secara kolektif – kolegial dibawah pimpinan Ketua Majelis Pdt. Deby M.
Molana-Rissi, S.Th. Semua program kerja mengacu pada realisasi Pasca Pelayanan dan
menurut Tata Dasar dan Peraturan-Peraturan dan Keputusan-Keputusan GMIT dalam
rangka mewujudkan Visi Jemaat Misioner.
26. 26
Beberapa catatan capaian kinerja pelayanan masa jabatan Kemajelisan 2004-2008
sebagai berikut;
1. Terbentuknya Struktur Majelis Jemaat Harian (MJH) Jemaat GMIT GDI sebagai
berikut:
Ketua Majelis Jemaat : Pdt. Deby M. Molana-Risi, S.Th
Wakil Ketua I : Yohan Lada
Wakil Ketua II : Urbanus Mahaklory
Sekretaris I : Andreas Woli
Sekretaris II : Yustus Selan
Bendahara I : Feby Balukh-Uly
Bendahara II : John Lende Busa
1. Membentuk Unit-unit pelayanan untuk menfokuskan pelayanan menurut kelompok
umur dan bidang pelayanan anatara lain:
a. Terbentuknya Komisi Pelayanan Anak dan Remaja (PAR)
b. Terbentuknya Komisi Pemuda
c. Terbentuknya Komisi Kaum Bapak
d. Terbentuknya Komisi Wanita GMIT
e. Terbentuknya Komisi Pembangunan
f. Terbentuknya Komisi Perencanaan
g. Terbentuknya Komisi Tata Usaha
Pada periode Kemajelisan ini atas inisiatif Bapak Beny Salmon selaku tokoh Jemaat
sekaligus Ketua Panitia Pembangunan Jemaat GDI diadakan aksi penggalangan usaha dana
secara khusus untuk membeli sebidang untuk pengembangan bangunan Gereja baru yakni
tanah milik Bapak Yosepus Nalle berukuran ........... x ................. M² yakni lahan yang
terletak diantara Bapak Ambros Tino dengan tanah milik Jemaat GDI dari hibah Keluarga
besar Koenay. Dengan demikian luas tanah Jemaat dari semula ......... M² menjadi ......... M²
PANITIA PEMBANGUNAN
Untuk mengkoordinir perencanaan dan pelaksanaan seluruh aktivitas pembangunan
fisik Gereja dan prasarana lainnya dan demi keberlanjutan pembangunan, maka susunan
27. 27
panitia pembangunan tetap dipertahankan pada susunan semula panitia rintisan
pembangunan dibawah koordinasi ketua panitia pembangunan Bapak Beny Salmon.
Panitia Pembangunan terus bekerja keras bersama warga Jemaat untuk mencari dana
dari sumbangan spontanitas Jemaat dan dari luar Jemaat untuk membiayai penyelesaian
pembangunan gedung kebaktian sejak tahun 2004 dan berhasil menyelesaikan tahun 2005
termasuk ruang konsistori. Tahun 2005 s/d 2006 membangun gedung Pastori dan
seterusnya membangun gedung PAUD dan lapangan Volly.
B. PERIODE KEMAJELISAN 2009-2013
Pada akhir tahun 2008 diadakan Penjaringan dan pemilihan calon anggota Majelis
Jemaat GDI untuk periode 2009-2013. Seiring dengan bertambahnya jumlah Kepala
Keluarga (287 KK) kondisi tahun 2010 dan bertambah jumlah anggota Jemaat, maka pada
periode ini juga diadakan pemekaran gugus dari sebanyak 10 gugus pada periode 2004-2008
menjadi 12 gugus pada periode 2009-2013.
Konsekuensi bertambahnya jumlah Kepala Keluarga dan jumlah anggota Jemaat serta
makin meluas area pemukiman jemaat, maka selain memekarkan gugus juga menambah
jumlah anggota Majelis Jemaat dari 34 orang pada periode 2004-2008 menjadi 53 orang
pada periode 2009-2013 terdiri dari 30 orang menduduki Jabatan Penatua dan 23 orang
sebagai Diaken. Adapun distribusi Penatua dan Diaken ke dalam 12 gugus seperti pada tabel
berikut ini.
Tabel 5
Distribusi Majelis Jemaat Periode 2009-2013 menurut Gugus
NO. NAMA MAJELIS JEMAAT
JABATAN PELAYANAN
GUGUS
PENATUA DIAKEN
1 Andreas Riwu Bale V - 1
2 Feby Balukh-Uly V - 1
3 Erni Tino-Rasi - V 1
4 Edmon Baksuni - V 1
5 Amsal Kamore V - 2
6 Jhon Lende Busa V - 2
7 Yohan A.A.Lada V - 2
8 Maria Selan–Kuman - V 2
9 Ester Udju Wenyi - V 2
10 Paulus Kawaleka V - 3
11 Juntanias Taneo V - 3
12 Obed Maimau - V 3
13 Corlina Engge - V 3
14 Apliana Haba Djingi-Mana V - 4
28. 28
15 Yustus Selan V - 4
16 Melianus Peni V - 4
17 Rebeca Sirlalang-Siokain - V 4
18 Sara Bobo-Dadiara - V 4
19 Damaris Bailao-Mandala V - 5
20 Karel Beti V - 5
21 Dorintje Ndun-Benu V - 5
22 Yan Y. Lily - V 5
23 Fransina Letelay-Dahaklory V - 6
24 Yunus Fallo V - 6
25 Yeni Fredrik Nomeni - V 6
26 Mery Alang-Doni - V 6
27 Asmor A’Oetpah V - 7
28 Yulius Babu Eha V - 7
29 Taroci Pada-Galla - V 7
30 Adela Tafui-Radja - V 7
31 Umbu Djaiwu V - 8
32 Urbanus Mahaklory V - 8
33 Maria Pandie-Larmawata V - 8
34 Mesakh Mata - V 8
35 David Samadara - V 8
36 Oktovianus Molana V - 9
37 James Joultuwu V - 9
38 Andreas Woli V - 9
39 Semi Ati - V 9
40 Selviana Leltakaeb-Tamonob - V 9
41 Sarah Kana Tiri-Salukfeto V - 10
42 Petrus Ly V - 10
43 Simon B. Tino - V 10
44 Maria Evi Nau-Tafetin - V 10
45 Merkorius Buang Hila Kore V - 11
46 Louisa Hila Kore-Djira V - 11
47 Katerina Umbu Deta-Maha V - 11
48 Joni Lakapu - V 11
49 Sarce Boimau-Kause - V 11
50 Elisabeth Olang-Paly V - 12
51 Maria K. Makaborang-Madik V - 12
52 Semi H. Kefi - V 12
53 Zakarias Duka - V 12
Jumlah 30 orang 23 orang
Sumber: Sekretariat GDI,2018
Struktur Majelis Harian (MJH) Jemaat GMIT GDI sebagai berikut:
Ketua Majelis Jemaat : Pdt. Deby M. Molana-Risi, S.Th
Wakil Ketua I : Yohan Lada
Wakil Ketua II : Urbanus Mahaklory
Sekretaris I : Andreas Woli
Sekretaris II : Yustus Selan
29. 29
Bendahara I : Feby Balukh-Uly
Bendahara II : John Lende Busa
Unit Pembantu Pelayanan Jemaat (UPPJ) dibentuk untuk mendukung
terwujudnya Misi Jemaat Misioner sebagai berikut : ( BELUM DAPAT DATA )
Pdt. Deby M. Molana–Risi, S.Th menyelesaikan masa baktinya di Jemaat ini
pada bulan Maret 2010 dan diganti oleh Pdt. Octovina R. Metboki-Nalle, S.Th untuk
periode 2010 s/d 2014. Dengan demikian sejak bulan Maret 2010 s/d Agustus 2014
Ketua Majelis Jemaat GMIT GDI dijabat oleh Pdt. Octaviana R. Metboki-Nalle, S.Th
PANITIA PEMBANGUNAN
Untuk mengkoordinir perencanaan dan pelaksanaan seluruh aktivitas
pembangunan fisik Gereja dan prasarana lainnya dan demi keberlanjutan
pembangunan, maka susunan panitia pembangunan tetap dipertahankan pada susunan
semula panitia rintisan pembangunan dibawah koordinasi ketua panitia pembangunan
Bapak Beny Salmon.
Panitia pembangunan terus bekerja keras membangun ruang Tata Usaha khusus
untuk konsentrasi bagi aktivitas manajemen dan kearsiapan. Pada periode ini juga
mulai dilakukan pembangun pagar lingkungan gereja.
C. PERIODE KEMAJELISAN 2013-2016
Masa jabatan Kemajelisan periode 2009-2013 berakhir pada bulan Januari 2013.
Untuk Kemajelisa periode 2013-2016 diadakan penjaringan dan pemilihan pada
pertengahan tahun 2012 dan ditabiskan pada tanggal 13 Januari 2013 sebanyak 85 orang
terdiri dari Penatua 41 orang, Diaken 29 orang, dan Pengajar 15 orang. Penambahan
jabatan pengajar selain sesuai peraturan Sinode GMIT, juga sebagai suatu upaya sistemik
untuk memberi pelayanan maksimal bagi anggota jemaat anak, Remaja dan anggota Sidi
sebagai tiang-tiang dan tulang punggung GMIT.
Tabel 6
Distribusi Majelis Jemaat Periode 2013-2016 menurut Gugus
NO. NAMA MAJELIS JEMAAT JABATAN PELAYANAN GUGUS
30. 30
PENATUA DIAKEN
1 Andreas Riwu Bale (Koordinator Gugus) V - 1
2 Feby Balukh-Uly V - 1
3 Simeon B. Tino V - 1
4 Erni Tino-Rasi V - 1
5 Yaneta B.Selan-Nino - V 1
6 Agustinus Woha Ngara - V 1
7 Marthiana Naetasi-Mbatu - V 1
8 Yusmina Natonis - V 1
9 Amsal Kamore (Koordinator Gugus) V - 2
10 Jhon Lende Busa V - 2
11 Edmon Melkianus Baksuni V - 2
12 Paula Leka-Salmon - V 2
13 Daniel Doke (Koordinator Gugus V - 3
14 Karolina Engge-Ngalu V - 3
15 Rabeka Sirlalang-Siokain V - 3
16 Jenita Udju Wenyi - V 3
17 Apliana Haba-Djingi (Koordinator) V - 4
18 Yohan A.A.Lada V - 4
19 Karel Beti V - 4
20 Agustina Maimau-Mailani - V 4
21 Ross Aneke Tino-Laoh - V 4
22 Maria Selan-Kuman - V 4
23 Dorince Ndun-Benu (Koordinator) V - 5
24 Adriana Y.Edu Kiuk V - 5
25 Matheos Anin V - 5
26 Novie L.Baok-Nubatonis V - 5
27 Adela Waldemina Tafuli-Radja - V 5
28 Yustina Tanono-Koah - V 5
29 Mery Anin-Nenobais - V 5
30 Oktovianus Waang (Koordinator) V - 6
31 Eduard Tafetin V - 6
32 Yeni Fredrik Nomeni - V 6
33 Apriana Baba-Mbura - V 6
34 Yulius Babu Eha (Koordinator) V - 7
35 Mesakh Mata V - 7
36 Damaris Ch.Bailao-Mandala - V 7
37 Taroci Pada-Galla - V 7
38 Fransina Letelay-Dahaklory (Koordinator) V - 8
39 Urbanus M.Mahoklory V - 8
40 David Samadara V - 8
41 Susana Tabitha Nelci Salu-Reinhoard - V 8
42 Yustriana Puaraty-Dopong Nuha - V 8
43 Oktovianus A.Molana (Koordinator) V - 9
44 Anderias Woli V - 9
45 Yen Balsasar Nabuasa V - 9
46 Umbu P.L.Dawa V - 9
47 Suzana Joltuwu-Simon - V 9
48 Linda Anone-Adoe - V 9
49 Sarah Kana Tiri-Salukfeto (Koordinator) V - 10
50 Petrus Ly V - 10
51 Maria Alang-Dony V - 10
52 Yustus E.H.Selan V - 10
31. 31
53 Maria Evelin Nau-Tafetin - V 10
54 Semi Ati - V 10
55 Ance Orance Bang-Taneo - V 10
56 Yuliana Rosalina Mau-Waang - V 10
57 Lowisa Hila Kore-Djira (Koordinator) V - 11
58 Joni O.M.Lak’apu V - 11
59 Melki Puling Tang V - 11
60 John Umbu Deta V - 11
61 Sarce Yosina Boimau-Kause - V 11
62 Selfiana Leltakaeb-Tamonob - V 11
63 Caisilya Sri Anjani-Payon - V 11
64 Elisabeth Olang-Paly (Koordinator) V - 12
65 Maria K. Makaborang-Madik V - 12
66 Antosia P.B.Fallo-Djami V - 12
67 Yulius Bayo Ndapa V - 12
68 Melianus Peni V - 12
68 Ferdinan Nikson Liem - V 12
69 Anatci Nenabu-Kase - V 12
70 Lunu M.K.O.Kalelena-Ataupah - V 12
Jumlah 41 orang 29 orang
Pengajar :
NO. N A M A JABATAN
1 Imi Tapatab Pengajar
2 Silmi Jumetan Pengajar
3 Desriani Lende Busa Pengajar
4 Meliani Lende Busa Pengajar
5 Yohana Linda Lango Pengajar
6 Yanson Tnunay Pengajar
7 Yolanda Yunita Baba Pengajar
8 Yanti Penuam Pengajar
9 Dorkas Maro Pengajar
10 Dyen Erni Lakapu Pengajar
11 Yosephina Tusi Pengajar
12 Susana Salu Pengajar
13 Orias U.Babu Pengajar
14 Otriana Fai Pengajar
15 Fery Nenotek Pengajar
Sumber: Sekretariat GDI,2018
Struktur Majelis Harian (MJH) Jemaat GMIT GDI sebagai berikut:
Ketua Majelis Jemaat : Pdt. Octoviana R. Metboki-Nalle, S.Th
Wakil Ketua I : Yohan Lada
Wakil Ketua II : Urbanus Mahaklory
Sekretaris : Andreas Woli
Wakil Sekretaris : Yustus Selan
Bendahara : Feby Balukh-Uly
Wakil Bendahara : John Lende Busa
32. 32
Masa Jabatan Pdt. Octoviana R. Metboki-Nalle, S.Th berakhir bulan Agustus 2014 dan
diganti Pdt. Octoviana C.A. Mamoh-Jacob. Dengan demikian sejak bulan Agustus 2014
sampai Agustus 2018, Ketua Majelis Jemaat GMIT GDI Lasiana dijabat oleh Pdt.
Octoviana C.A. Mamoh-Jacob.
Unit Pelayanan Kategorial/Funsional dengan komposisi sebagai berikut:
I. UPPMJ PAR
1. Pnt. Maria K. Makaborang-Madik (Koordinator)
2. Immi Adri Yenni Tapatab (Sekretaris)
3. Desriany Lende Busa
4. Meliani M.Lende Busa
5. Yohana Lingu Lango
6. Junson Bernard Tunay
7. Yanti Penuam
8. Dorkas Maro
9. Ferri E. Nenotek
II. UPPMJ PEMUDA
1. Pnt. Petty M.P.P. Ly ( Koordinator)
2. Dkn Ferdinan Nikson Liem (Sekretaris)
3. Dkn Yeni F. Nomeni
4. Dkn. Semy H. Kefi
5. Dkn. Jenita Udju Wenyi
6. Pgjr. Silmamuni Taroci Jumetan
7. Pgjr. Yolandri Yunita Baba
III. UPPMJ KAUM PEREMPUAN
1. Pnt. Mariana M.I. Bale-Lona ( Koordinator)
2. Dkn. Dorce Selan-Wadu (Sekretaris)
3. Pnt. Carolina Leda Ngalu-Engge
4. Pnt. Novi L.Baok-Nubatonis
5. Dkn. Martina Naitasi-Mbatu
33. 33
6. Dkn. Paula Leka-Salmon
7. Dkn. Mery Anin-Nubatonis
IV. UPPMJ KAUM BAPAK
1. Pnt. Abdon Sem Pada (Koordinator)
2. Dkn. Apolos Nenobahan (Sekretaris)
3. Pnt. Simeon B.Tino
4. Pnt. Matheos Anin
5. Pnt. David Samadara
V. UPPMJ PERSEKUTUAN DOA
1. Dkn. Cory Y. Salu-Kefi (Koordinator)
2. Pnt. Yen Balsasar Nabuasa (Sekretaris)
3. Pnt. Melki Puling Tang
4. Pnt. Mesakh Mata
5. Dkn. Ance O. Bang-Taneo
6. Dkn. Yustina Tanono-Koah
7. Dkn. Sarce Boimau-Kause
8. Dkn. Anaci Nenabu-Kase
VI. UPPMJ PADUAN SUARA DAN VOCAL GROUP
1. Pnt. Rabeka Sirlalang-Siokain (Koordinator)
2. Dkn. Suzana Joltuwu-Simon
3. Pnt. Maria Alang-Doni
4. Pnt. Karel Beti
5. Dkn. Semy Ati
VII. UPPMJ KASIH DAN LANSIA
1. Dkn. Maria Evelin Nau-Tafetin (Koordinator)
2. Dkn. Adela W. Tafui-Radja
3. Dkn. Yaneta B. Selan-Nino
4. Dkn. Agustina Maimau-Mailani
5. Dkn. Apriana Baba-Mbura
6. Dkn. Taroci Pada –Galla
7. Dkn. Yustriana Puaraty-Dopong Nuha
34. 34
8. Dkn. Linda Anone-Adoe
9. Dkn. Selfina Leltakaeb-Tamonob
10. Dkn. Lunu M.K.O. Kalelena-Ataupah
VIII. UPPMJ TATA USAHA
1. Pnt. Anderias Woli (Koordinator)
2. Pnt. Yustus Selan
3. Pnt. Edmon Baksuni
4. Pnt. Joni. O.M. Lak’apu
5. Pnt. Emy Tino-Rasi
6. Pnt. Adriana Y. Edu Kiuk
7. Dkn. Agustinus Wohangara.
8. Dkn. Yusmina Natonis
9. Dkn. Ros Tino-Laoh
10.Pengajar Oris U.Babu
IX. UPPMJ PELAYANAN UMUM
1. Pnt. Petrus Ly (Koordinator)
2. Pnt. Eduard Tafetin
3. Pnt. Jhon Umbu Deta
4. Dkn. Yuliana R.Mau-Waang
5. Dkn. Caicilya Sri Anjani-Payon
X. UPPMJ PAUD
1. Pnt. Melianus Peni (Koordinator)
2. Pgjr. Maria Selan-Kuman (Sekretaris)
3. Pnt. Yulius Bayo Ndapa
4. Pnt. Antosia P.B. Fallo-Djami
5. Pengajar Otriana Fai
XI. UPPMJ PEMBINAAN WARGA
1. Pnt. Damaris Ch. Bailao-Mandala (Koordinator)
2. Pnt. Susana Tabitha Nelci Salu-Reinhoard
3. Pnt. Umbu P. L. Dawa
4. Pengajar Yosefina Tusi-Malihing
35. 35
5. Pengajar Dyen Erni Lakapu
XII.BPPJ PEMBANGUNAN
1. Pnt. Herman Balukh ( Koordinator)
2. Pnt. Schelmin B. Panie (Sekretaris)
XIII. HARI RAYA GEREJAWI
1. Pnt. Paulus Bailao ( Koordinator)
2. Dkn. Anthoneta Ati-Nautani (Sekretaris)
XIV. B P 3 J
1. Pnt. Yustus Yermias Maro (Ketua)
2. Pnt. Taty Rosiana Ly-Koroh (sekretaris)
3. Pnt. John Tibo Kana Tiri
4. Dkn. Johannis Baba
5. Dkn. Yohanis Alex Nau
PANITIA PEMBANGUNAN
Pada periode ini ada perubahan komposisi anggota panitia pembangunan seiring
dengan makin besar beban pembangunan gedung baru Jemaat GDI, tetapi posisi ketua
pembangunan tetap dipercayakan kepada Bapak Beny Salmon demi keberlanjutan
pembangunan gedung baru yang sudah mulai direncanakan sejak tahun 2014. Komposisi
panitia pembangunan sebagai berikut;
1. Bpk. Beny Salmon ( Ketua)
2. Bpk. Jacob Benu ( Sekretaris )
3. Bpk. Yosua Baksuni ( Bendahara )
4. ……………………………..
( Data berupa SK belum ada )
Pada periode ini, panitia pembangunan berhasil membangun penyelesaian pagar
keliling lingkungan gereja, membangun 2 buah sayap gedung kebaktian untuk
menampung jemaat yang makin hari makin bertambah dan membangun pagar besi
36. 36
gedung Pastori. Disamping itu perencanaan pembangunan gedung baru terus diupayakan
pada tahapan perencanaan dan gambar.
Pada awal tahun 2016 dilakukan pembersihan dan penyiapan lokasi gedung
gereja yang baru, termasuk pengukuran dan lainnya. Kegiatan penggalian fondasi dimulai
pada awal bulan Juni 2016 dan peletakkan batu pertama oleh Ketua Sinode GMIT yang
diwakili oleh Pdt. Dina Dethan – Penpada, M.Th pada hari Minggu tanggal 26 Juni 2016.
Rencana pembangunan gedung baru ini selama 4 tahun yakni tahun 2016 s/d tahun 2019.
C. PERIODE KEMAJELISAN 2017-2019
Tabel 7
Distribusi Majelis Jemaat Periode 2017-2019 menurut Rayon
NO.
NAMA MAJELIS
JEMAAT
JABATAN PELAYANAN
GUGUS
PENATUA DIAKEN PENGAJAR
1 Andreas R. Bale V - - 1
2 Edmon Baksuni V - - 1
3 Herman Balukh V - - 1
4 Febby Balukh- Ully V - - 1
5 Ferymawati Doky- Waruwu - V - 1
6 Yusmina Natonis - V - 1
7 Mariana Bale – Lona - V - 1
8 Yanetha Selan- Nino - V - 1
9 Henderika Baksuni- Banunu - V - 1
10 Marthiana Naetasi- Mbatu - - V 1
11 Jhon Lende Bussa V - - 2
12 Paula leka –Salmon V - - 2
13 Apriskila Banoet V - - 2
14 Sumdemas Y. Ninef - V - 2
15 Daniel Doke V - - 3
16 Carolina Engge V - - 3
17 Nataly Riwu kaho V - - 3
18 Jenitha Udju Wenyi V - - 3
19 Walu Panie- RiwuKaho - V - 3
20 Ana Tanggu Ndedo - V - 3
21 Maryeni Riwu - - V 3
22 Yohan Lada V - - 4
23 Karel Bety V - - 4
24 Apliany Haba Djinggi V - - 4
25 Elisabeth Dolwala V - - 4
26 Ros Tino- Laoh - V - 4
27 Agustina Maimau - V - 4
28 Maria Selan- Kuman - V - 4
29 Novie Baok V - - 5
30 Damris Bailao- Mandala V - - 5
31 Dorince Ndun- benu V - - 5
32 Adela Tafuli- Radja V - - 5
33 Adriana Kiuk - V - 5
34 Yustina Tanono - V - 5
37. 37
35 Meri Anin- Nenobais - V - 5
36 Mardi Bien - V - 5
37 Esdin Luma - - V 5
38 Oktofianus Waang V - - 6
39 Eduard Tafetin V - - 6
40 Yeni Nomeni V - - 6
41 Melkias Lelis V - - 6
42 Aprianti Baba- Mbura - V - 6
43 Aman Nenobahan - V - 6
44 Ellon Mau - V - 6
45 Emilia Benu- Kana - V - 6
46 Febriyanti Radja - - V 6
47 Mesakh Mata V - - 7
48 Lukas Tanggu V - - 7
49 Marthen Haning V - - 7
50 Yuni Padji Djera - V - 7
51 Tharotje Pada- Gala - V - 7
52 Ady P. Haning - - V 7
53 Urbanus Mahoklory V - - 8
54 David Samadara V - - 8
55 Yosefina Tussi V - - 8
56 Yustriana Puaraty V - - 8
57 Ester Djaiwu - V - 8
58 Dolfina Maahury - V - 8
59 Vony Mahoklory - V - 8
60 Peli Mahoklory - V - 8
61 Serly letelay - - V 8
62 Anderias Woli V - - 9
63 Yen Bensasar Nabuasa V - - 9
64 Umpu P.L Dawa V - - 9
65 Susana Joltuwu V - - 9
66 Oktofianus Molana V - V 9
67 Rambu Ana Intan - V - 9
68 Andriana Taemisa - V - 9
69 Darius Kian - - V 9
70 Marthen Umbu Lagoru - - V 9
71 Petrus Ly V - - 10
72 Semi Aty V - - 10
73 Rabeka Sir lalang V - - 10
74 Taty Ly- Koroh V - - 10
75 Yutsus Selan V - - 10
76 Ance Bang - V - 10
77 Yuliana Mau Waang - V - 10
78 Maria Evelin Nau - V - 10
79 Maria Alang- Dony - - V 10
80 Merkurios Hilakore V - - 11
81 Jhon Umbu Detha V - - 11
82 Jony Lakapu V - - 11
83 Selfiana leltakaeb V - - 11
84 Aleksander tenis - V - 11
85 Amnon Rina Sapay - V - 11
86 Srianjani Payon - V - 11
87 Novie Ataupah - - V 11
38. 38
88 Maria Makaborang V - - 12
89 Cory Salu- Kefi V - - 12
90 Elisabeth Olang- Pally V - - 12
91 Yulius Bayo Ndapa V - - 12
92 Melianus Peni V - - 12
93 Ferdinan N. Liem - V - 12
94 Anaci Nenabu- Kase - V - 12
95 Welmince peni - V - 12
96 Sarce Boimau- Kause - V - 12
97 Meryanti Ndapa - - V 12
89 Agustina Leka - - V 12
99 Edyson Atapada - - V 12
Sumber: Sekretariat GDI,2018
DAFTAR NAMA ANGGOTA MAJELIS JEMAAT HARIAN (MJH), BADAN
PEMBANTU PELAYANAN JEMAAT (BPPJ), UNIT PEMBANTU PELAYANAN
MAJELIS JEMAAT (UPPMJ) DAN KOORDINATOR GUGUS
A. Majelis Jemaat Harian:
Ketua : Pdt. Octoviana C. A. Mamoh-Jacob
Wakil ketua I : Pnt. Urbanus Marnex Mahoklory
Wakil ketua II : Pnt. Yohan Ambrosius Alexander Lada
Sekretaris : Dkn. Ferdinan Nikson Liem
Wakil Sekretaris : Pnt. Yeni Fredik Nomeni
Bendahara : Pnt. Maria Makaborang - Kandokang Madik
Wakil Bendahara : Pnt. Rade Natali Riwu Kaho
B. Badan Pembantu Pelayanan Jemaat BP3J:
Ketua : Pnt. Merkurius Buang Hilakore
Sekretaris : Pnt. Umbu P. L. Dawa
Anggota : Pnt. Taty Rosiana Ly - Koroh
: Pnt. Edward Tafetin
: Dkn. Mariana M. I. Bale - Lona
Panitia Pembangunan:
Koordinator : Pnt. Herman Balukh
Sekretaris : Pnt. MarthenYanus Haning
Anggota : Pnt. Andreas Riwu Bale
Pnt. Yustus E. H. Selan
Pgjr. Darius Anton Kian
Panitia Hari Raya Gerejawi:
Koordinator : Pnt. Anderias Woli
Sekretaris : Pnt. Semy Ati
Anggota : Pnt. Edmon Melkianus Baksuni
Pnt. Paula Petronela Chandra Leka - Salmon
Dkn. Walu Petrina Salomi Panie - Riwu Kaho
Pnt. Karel Beti
Dkn. Mery Anin - Nenobais
39. 39
Dkn. Aman Apolos Nenobahan
Pnt. Lukas Lende Tanggu
Dkn. Dolfina Maahury - Manuata
Pgjr. Darius Anton Kian
Dkn. Yuliana R. Mau - Waang
Pnt. Joni Opi Mardoni Lakapu
Pgjr. Edison Simson Atapada
UPP Pelayanan Anak Dan Remaja (PAR):
Ketua : Pgjr Agustina Welfintje Helena Leka - Ratuanak
Sekretaris : Pgjr. Edison Simson Atapada
Anggota : Pgjr. Serly Santri Letelay
Pgjr. Maryeni A. Riwu
Pgjr. Adi Erman Paul Haning
Pgjr. Febrianti Elisabeth Djami Radjah
UPP Pemuda:
Ketua : Pnt. Paula Petronela Chandra Leka - Salmon
Sekertaris : Pgjr. Meryanti Ndapa
Anggota : Pgjr. Esdin Lestari Luma
Pgjr. Marthen Umbu Lagoru
Pgjr. Novi Ike Elendia Ataupah
UPP Kaum Bapak:
Ketua : Pnt. Yulius Bayo Ndapa
Sekretaris : Dkn. Elon Belwan Cornelius Mau
Anggota : Pnt. John Umbu Deta
Pnt. Melianus Peni
Dkn. Aleksander Tenis
Pnt. Pertus Ly
UPP Perempuan GMIT:
Ketua : Dkn. Pely Mahoklory - Kakisina
Sekretaris : Dkn. Maria Evelin Nau - Tafetin
Anggota : Dkn. Ferymawati Doki
Pnt. Apriskila Banoet
Pnt. Carolina Engge
Dkn. Ros Anneke Tino - Laoh
Pnt. Dorince Ndun - Benu
Dkn. Emilia Benu - Kana
Dkn. Yuni Padji Djera
Pnt. Yosefina Tussi - Malihing
Dkn. Rambu Ana Intan
Dkn. Ance Orance Bang - Taneo
Pnt. Selfiana Leltakaeb - Tamonob
Dkn. Welmince Rosalina Peni – Lafuli
40. 40
UPP Lanjut Usia (Lansia):
Ketua : Pnt. Adela Weldemina Tafuli - Radja
Sekretaris : Dkn. Walu Petrina Salomi Panie - Riwu Kaho
Anggota : Dkn. Caicilya Sry anjani Payon
Dkn. Agustina Maimau - Mailani
Dkn. Yanetha B. Selan - Nino
Dkn. Henderika Baksuni - Banunu
Dkn. Vony Mahoklory - Kakisina
UPP Persekutuan Doa:
Ketua : Pnt. Corry Y. Sallu - Kefi
Sekretaria : Pnt. Elisabet Dolwala - Kolaraga
Anggota : Dkn. Amnon Rina Sole - Sapai
Dkn. Sarci Yosina Boimau - Kause
Dkn. Yustina Tanono - Koa
Dkn. Ester Jaiwu - Loisoklay
Dkn. Anaci Nenabu - Kase
Pnt. Yen Barsasar Nabuasa
UPP Paduan Suara/Vokal Group:
Ketua : Pnt. Rabeca Sir Lalang - Siokain
Sekretaris : Pnt. Jenita Udju Wenyi
Anggota : Pnt. Yustriana Puarati - Dopong Nuha
Pnt. Melkias Lelis
Dkn. Yusmina Natonis
UPP Pengembangan Teologi:
Ketua : Pgjr. Maria Alang - Doni
Sekretaris : Pgjr. Marthiana Naetasi - Mbatu
Anggota : Dkn. Adriana Y. E. Kiuk
Dkn. Maria Selan - Kuman
Dkn. Adriana Taemisa
UPP Tata Usaha:
Ketua : Pnt. Oktovianus Anton Molana
Sekretaris : Pnt. Edmon Melkianus Baksuni
Anggota : Pnt. Novi Loriani Baok - Nubatonis
Dkn. Aprianty Maria Baba - Mbura
Dkn. Anna Tanggu Dendo - Woli
UPP PAUD:
Ketua : Pnt. Febby Balukh - Ully
Sekretaris : Dkn. Tarotje Pada - Gala
Anggota : Pnt. Suzana Joltuwu - Simon
41. 41
Dkn. Sumdemas Yunita Ninef
Dkn. Mardi Bien - Ninu
KOORDINATOR RAYON :
Rayon 1 : Pnt. Anderias Riwu Bale
Rayon 2 : Pnt. Johanes Lende Bussa
Rayon 3 : Pnt. Daniel Doke
Rayon 4 : Pnt. Apliani Haba Djingi - Mana
Rayon 5 : Pnt. Damaris Christiana Bailao - Mandala
Rayon 6 : Pnt. Octovianus Waang
Rayon 7 : Pnt. Mesakh Mata
Rayon 8 : Pnt. David Samadara
Rayon 9 : Pnt. Yen Barsasar Nabuasa
Rayon 10 : Pnt. Yustus E. H. Selan
Rayon 11 : Pnt. John Umbu Deta
Rayon 12 : Pnt. Elisabeth Olang - Pally
BPPJ:BADAN PERTIMBANGAN DAN PENGAWASAN PELAYANAN JEMAAT (BP3J)
Ketua : Pnt. Merkurius Buang Hilakore
Sekretaris : Pnt. Umbu P. L. Dawa
Anggota : Pnt. Taty Rosiana Ly - Koroh
: Pnt. Edward Tafetin
: Dkn. Mariana M. I. Bale - Lona
BPPJ : PANITIA PEMBANGUNAN GMIT GENESARET DANAU INA – LASIANA
PERIODE 2017 – 2019
Koordinator : Pnt. Herman Balukh
Sekretaris : Pnt. MarthenYanus Haning
Anggota : Pnt. Andreas Riwu Bale
Pnt. Yustus E. H. Selan
Pgjr. Darius Anton Kian
BPPJ : PANITIA HARI RAYA GEREJAWI (PHRG)
Koordinator : Pnt. Anderias Woli
Sekretaris : Pnt. Semy Ati
Anggota : Pnt. Edmon Melkianus Baksuni
Pnt. Paula Petronela Chandra Leka - Salmon
42. 42
Dkn. Walu Petrina Salomi Panie - Riwu Kaho
Pnt. Karel Beti
Dkn. Mery Anin - Nenobais
Dkn. Aman Apolos Nenobahan
Pnt. Lukas Lende Tanggu
Dkn. Dolfina Maahury - Manuata
Pgjr. Darius Anton Kian
Dkn. Yuliana R. Mau - Waang
Pnt. Joni Opi Mardoni Lakapu
Pgjr. Edison Simson Atapada
PANITIA PEMBANGUNAN GEDUNG KEBAKTIAN JEMAAT GMIT
GENESARET DANAU INA – LASIANA PERIODE 2017 – 2019
Ketua : Bpk. Beny Salmon
Sekretaris : Bpk. Jacob Benu
Bendahara : Bpk. Yosua Baksuni
Seksi Usaha Dana :
1 Bpk. Ambrosius A. Tino ( Koordinator)
2 Bpk. Urbanus M. Mahoklory
3 Bpk. Petrus Ly
4 Bpk. Anderias Woli
5 Bpk. Daniel Doke
6 Bpk. Marthen Makaborang
7 Bpk. Darius A. Kian
8 Bpk. Paulus Kawaleka
9 Bpk. Yustus E. H. Selan
10 Bpk. Daniel Lendu Kaka
11 Bpk. Abdon Sem Pada
12 Bpk. Emiel Panie
13 Bpk. Yever Leka
14 Bpk. Yerobeam Olang
15 Bpk. Merkurius B.Hilakore
16 Bpk. Yansen Lily
17 Bpk. Ruben Naetasi
18 Bpk. Sefnat Sallu
19 Bpk. Anderias Riwu Bale
20 Bpk. Jonadab Doky
21 Bpk. Juintanias Taneo
22 Bpk. Jhon Haba Djingi
23 Bpk. Karel Bety
24 Bpk. Simeon B. Tino
43. 43
25 Bpk. Andreas Tapatab
26 Bpk. Marthen Y. Haning
Seksi Pengawasan
Tenis Konstruksi
:
1 Bpk. Yohan A. A. Lada (Koordinator)
2 Bpk. Herman Balukh
3 Bpk. Ferdinan N. Liem
4 Bpk. Yunus Fallo
Seksi Dokumentasi :
1 Bpk. Aleksander Mahoklory
2 Bpk. Yanto Matias Selan
BAB V
P E N U T U P
A. KESIMPULAN
1. Jemaat GMIT Genesaret Danau Ina Lasiana lahir dari respons warga Jemaat GMIT
Laharoi Tuak Sabu Lasiana yang bermukim di wilayah Danau Ina dan Sekitarnya, untuk
memaksimalkan pelayanan, menjangkau dan mendekatkan yang jauh sehingga misi
GMIT dapat diwujudnyatakan dalam kehidupan berjemaat di wilayah ini.
2. Bahwa kehadiran GMIT Genesaret Danau Ina telah mampu menjawab kebutuhan
pelayanan bagi Jemaat GMIT dan Jemaat Denominasi lainnya seperti Jemaat asal GKS,
GMIM dan lainnya yang bermukim di wilayah ini.Hal ini terbukti anggota jemaat GDI
bertumbuh secara siknifikan dari tahun ke tahun.
3. Bahwa ciri khas Jemaat GMIT Genesaret Lasiana adalah Jemaat yang dibangun atas realitas
kemajemukkan suku bangsa, dan karena itu prinsip menjunjung tinggi pluralisme dalam
jemaat menjadi ciri khas dan membangun jemaat Misioner atas dasar prinsip gotong
royong sebagai satu kesatuan keluarga Allah.
4. Bahwa perjalanan Jemaat GMIT Genesaret Danau Ina Lasiana menganut prinsip melayani
bersama Jemaat lainnya dalam GMIT dan searas untuk mewujudkan syalom Allah dan
Damai Sejahtera dalam Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja.
B. SARAN
1. Disarankan kepada Tata Usaha dan sekretariat MJH untuk mencatat dan
mendokumentasikan semua peristiwa secara periodik masa sehingga memudahkan untuk
44. 44
menjadi data yang autentik untuk penulisan kelanjutan sejarah Jemaat GMIT Genesaret
Danau Ina.
2. Disarankan kepada MJH untuk dilakukan penulisan kelanjutan sejarah setiap tahun
sehingga sejarah Jemaat GMIT Genesaret Danau Ina bersifat dinamis konstekstual.
3. Disarankan bahwa seluruh dokumen yang berkaitan dengan Surat Keputusan Pendirian Pos
Pelayanan dan atau status Jemaat Mandiri, kepemilikan tanah seperti kuitansi, surat
pelepasan hak atas tanah dan sertifikat dicopy dan menjadi lampiran bagian tak
terpisahkan dari sejarah ini.