SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Download to read offline
PENGKHOTBAH 9:11-10:20
EKSPOSISI PL – STT REFORMED INDONESIA
FREDDY LIAUW
LIVE WISELY AND
AVOID FOLLY
6. Meski Hikmat Tidak
Selalu Berhasil
(9:11-10:4)
7. Meski Orang Bodoh
Terkadang Berhasil
(10:5-20)
QOHELETH’S WISE ADVICE (7:15-10:20)
LIVE WISELY DESPITE
WISDOM’S LIMITATIONS 2. Meski Hikmat yang Sempurna Tidak Dapat Dicapai (7:23-8:9)
1. Meski Hidup Tidak Dapat Diprediksi (7:15-22)
LIVE WISELY AND
AVOID FOLLY
4. Meski Keadilan Gagal dan Kehidupan Sulit Dipahami (8:14-17)
5. Meski Hidup Penuh Ketidakpastian dan Cepat Berlalu (9:1-10)
3. Meski Terkadang Orang Jahat Hidup Makmur (8:10-13)
7. Meski Orang Bodoh Terkadang Berhasil (10:5-20)
6. Meski Hikmat Tidak Selalu Berhasil (9:11-10:4)
LIVE LIFE TO THE FULLEST
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
9:11-10:4 – Meski hikmat tidak selalu berhasil
• 9:11-12 – Time and Chance
• 9:13-16 – Limitations of Wisdom
• 9:17-10:4 – Koleksi Amsal
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
11 Lagi aku melihat di bawah
matahari bahwa kemenangan
perlombaan bukan untuk yang
cepat, dan keunggulan perjuangan
bukan untuk yang kuat, juga roti
bukan untuk yang berhikmat,
kekayaan bukan untuk yang cerdas,
dan karunia bukan untuk yang
cerdik cendekia, karena waktu dan
nasib dialami mereka semua.
12 Karena manusia tidak
mengetahui waktunya. Seperti ikan
yang tertangkap dalam jala yang
mencelakakan, dan seperti burung
yang tertangkap dalam jerat,
begitulah anak-anak manusia
terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka
secara tiba-tiba.
9:11-12 Time and Chance
Qohelet menekankan bahwa tidak ada cara dan
kehebatan manusia yang dapat mempersiapkan
dirinya untuk berhasil/sukses dalam hidupnya.
Karena keberhasilan tidak bergantung pada kehebatan
manusia, melainkan pada belas kasihan Allah.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
11 Lagi aku melihat di bawah
matahari bahwa kemenangan
perlombaan bukan untuk yang
cepat, dan keunggulan perjuangan
bukan untuk yang kuat, juga roti
bukan untuk yang berhikmat,
kekayaan bukan untuk yang cerdas,
dan karunia bukan untuk yang
cerdik cendekia, karena waktu dan
nasib dialami mereka semua.
12 Karena manusia tidak
mengetahui waktunya. Seperti ikan
yang tertangkap dalam jala yang
mencelakakan, dan seperti burung
yang tertangkap dalam jerat,
begitulah anak-anak manusia
terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka
secara tiba-tiba.
9:11 Waktu dan nasib (time and chance) dialami
mereka semua
Waktu dan kesempatan yang akan menentukan
keberhasilan seseorang.
Belum tentu mereka yang lebih mampu atau berbakat
yang akan lebih berhasil dalam hidupnya.
Orang yang sangat hebat/pintar, belum tentu akan
berhasil dalam hidupnya. Sebaliknya orang yang biasa-
biasa saja, terkadang justru bisa berhasil dalam
hidupnya.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
11 Lagi aku melihat di bawah
matahari bahwa kemenangan
perlombaan bukan untuk yang
cepat, dan keunggulan perjuangan
bukan untuk yang kuat, juga roti
bukan untuk yang berhikmat,
kekayaan bukan untuk yang cerdas,
dan karunia bukan untuk yang
cerdik cendekia, karena waktu dan
nasib dialami mereka semua.
12 Karena manusia tidak
mengetahui waktunya. Seperti ikan
yang tertangkap dalam jala yang
mencelakakan, dan seperti burung
yang tertangkap dalam jerat,
begitulah anak-anak manusia
terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka
secara tiba-tiba.
Ini masalah “waktu dan kesempatan” dari Tuhan
(chance = impact).
Qohelet memaparkan lima bukti yang menunjukkan
segala sesuatu tidak selalu seperti yang kita duga:
1. Kemenangan perlombaan bukan untuk yang
cepat.
2. Keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat.
3. Roti bukan untuk yang berhikmat.
4. Kekayaan bukan untuk yang cerdas.
5. Karunia bukan untuk yang cerdik cendekia.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
11 Lagi aku melihat di bawah
matahari bahwa kemenangan
perlombaan bukan untuk yang
cepat, dan keunggulan perjuangan
bukan untuk yang kuat, juga roti
bukan untuk yang berhikmat,
kekayaan bukan untuk yang cerdas,
dan karunia bukan untuk yang
cerdik cendekia, karena waktu dan
nasib dialami mereka semua.
12 Karena manusia tidak
mengetahui waktunya. Seperti ikan
yang tertangkap dalam jala yang
mencelakakan, dan seperti burung
yang tertangkap dalam jerat,
begitulah anak-anak manusia
terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka
secara tiba-tiba.
Meskipun hikmat sangat bermanfaat, namun tidak
bisa mengatasi masalah kematian, dan tidak menjamin
keberhasilan seseorang jika ia tidak mendapatkan
kesempatan dalam hidupnya untuk berkembang.
Karena itu ayat berikutnya Qohelet mengaitkan isu
kesempatan ini ke dalam relasi dengan kematian.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
11 Lagi aku melihat di bawah
matahari bahwa kemenangan
perlombaan bukan untuk yang
cepat, dan keunggulan perjuangan
bukan untuk yang kuat, juga roti
bukan untuk yang berhikmat,
kekayaan bukan untuk yang cerdas,
dan karunia bukan untuk yang
cerdik cendekia, karena waktu dan
nasib dialami mereka semua.
12 Karena manusia tidak
mengetahui waktunya. Seperti ikan
yang tertangkap dalam jala yang
mencelakakan, dan seperti burung
yang tertangkap dalam jerat,
begitulah anak-anak manusia
terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka
secara tiba-tiba.
9:12 Seperti ikan dan burung yang tertangkap
Mau sepintar apapun jika malapetaka datang secara
tiba-tiba, maka kita akan seperti ikan dan burung yang
terjerat dan tertangkap.
Tidak ada yang tahu kapan hidup akan berakhir.
Jadi, keberhasilan/kesuksesan itu bukan karena
kehebatan dan kemampuan kita, melainkan semata-
mata karena anugerah Tuhan.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
11 Lagi aku melihat di bawah
matahari bahwa kemenangan
perlombaan bukan untuk yang
cepat, dan keunggulan perjuangan
bukan untuk yang kuat, juga roti
bukan untuk yang berhikmat,
kekayaan bukan untuk yang cerdas,
dan karunia bukan untuk yang
cerdik cendekia, karena waktu dan
nasib dialami mereka semua.
12 Karena manusia tidak
mengetahui waktunya. Seperti ikan
yang tertangkap dalam jala yang
mencelakakan, dan seperti burung
yang tertangkap dalam jerat,
begitulah anak-anak manusia
terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka
secara tiba-tiba.
Chronos’ ( Χρόνος)
measured time, a
quantity, measured in
minutes, hours, days,
weeks, months and years.
‘Kairos’ (καιρός)
the perfect moment or
timing, the opportune
moment, the moment of
truth, the defining
moment, that fleeting
moment, that comes and
goes in the blink of an
eye, which must be seized
and not let go.
Time and Chance
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
11 Lagi aku melihat di bawah
matahari bahwa kemenangan
perlombaan bukan untuk yang
cepat, dan keunggulan perjuangan
bukan untuk yang kuat, juga roti
bukan untuk yang berhikmat,
kekayaan bukan untuk yang cerdas,
dan karunia bukan untuk yang
cerdik cendekia, karena waktu dan
nasib dialami mereka semua.
12 Karena manusia tidak
mengetahui waktunya. Seperti ikan
yang tertangkap dalam jala yang
mencelakakan, dan seperti burung
yang tertangkap dalam jerat,
begitulah anak-anak manusia
terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka
secara tiba-tiba.
Caerus digambarkan selalu berlari, dengan
sayap di tumitnya (seperti Dewa Hermes).
Dia memegang timbangan dan pisau
cukur, siap mengejar, dan menangkap
kesempatan sebelum menghilang.
Caerus yang adalah putra bungsu dari
Dewa Zeus membuat sesuatu terjadi pada
waktu yang tepat. Dia membawa
kesempatan itu, yang harus direbut dan
dimanfaatkan sebaik-baiknya, sebelum
berlalu dari hadapan kita.
Untuk menangkapnya, Caerus hanya
memiliki serangkaian rambut yang jatuh di
dahinya. Kita harus cepat menangkapnya,
begitu dia lewat, kita akan kehilangan
kesempatan, bagian belakang kepalanya
botak seperti bola licin yang tidak dapat
dipegang sama sekali.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
11 Lagi aku melihat di bawah
matahari bahwa kemenangan
perlombaan bukan untuk yang
cepat, dan keunggulan perjuangan
bukan untuk yang kuat, juga roti
bukan untuk yang berhikmat,
kekayaan bukan untuk yang cerdas,
dan karunia bukan untuk yang
cerdik cendekia, karena waktu dan
nasib dialami mereka semua.
12 Karena manusia tidak
mengetahui waktunya. Seperti ikan
yang tertangkap dalam jala yang
mencelakakan, dan seperti burung
yang tertangkap dalam jerat,
begitulah anak-anak manusia
terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka
secara tiba-tiba.
‘Tempus Fugit’
Time flies, don’t let it pass
you by!
Time waits for no man.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
11 Lagi aku melihat di bawah
matahari bahwa kemenangan
perlombaan bukan untuk yang
cepat, dan keunggulan perjuangan
bukan untuk yang kuat, juga roti
bukan untuk yang berhikmat,
kekayaan bukan untuk yang cerdas,
dan karunia bukan untuk yang
cerdik cendekia, karena waktu dan
nasib dialami mereka semua.
12 Karena manusia tidak
mengetahui waktunya. Seperti ikan
yang tertangkap dalam jala yang
mencelakakan, dan seperti burung
yang tertangkap dalam jerat,
begitulah anak-anak manusia
terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka
secara tiba-tiba.
Ef. 5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu
hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
Ef. 5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini
adalah jahat.
Ef. 5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya
kamu mengerti kehendak Tuhan.
Ef. 5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur
menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan
Roh,
Ef. 5:19 dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam
mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan
bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
Ef. 5:20 Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama
Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
Ef. 5:21 dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam
takut akan Kristus.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
13 Hal ini juga kupandang sebagai
hikmat di bawah matahari dan
nampaknya besar bagiku;
14 ada sebuah kota yang kecil,
penduduknya tidak seberapa;
seorang raja yang agung
menyerang, mengepungnya dan
mendirikan tembok-tembok
pengepungan yang besar
terhadapnya;
15 di situ terdapat seorang miskin
yang berhikmat, dengan hikmatnya
ia menyelamatkan kota itu, tetapi
tak ada orang yang mengingat
orang yang miskin itu.
16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari
pada keperkasaan, tetapi hikmat
orang miskin dihina dan
perkataannya tidak didengar
orang."
9:13-16 Limitations of Wisdom
Pada bagian ini Qohelet memaparkan tentang
keterbatasan dari hikmat.
Meskipun dalam jangka pendek seolah-olah sangat
berguna, tetapi tidak dalam jangka panjang.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
13 Hal ini juga kupandang sebagai
hikmat di bawah matahari dan
nampaknya besar bagiku;
14 ada sebuah kota yang kecil,
penduduknya tidak seberapa;
seorang raja yang agung
menyerang, mengepungnya dan
mendirikan tembok-tembok
pengepungan yang besar
terhadapnya;
15 di situ terdapat seorang miskin
yang berhikmat, dengan hikmatnya
ia menyelamatkan kota itu, tetapi
tak ada orang yang mengingat
orang yang miskin itu.
16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari
pada keperkasaan, tetapi hikmat
orang miskin dihina dan
perkataannya tidak didengar
orang."
9:13 Hikmat yang berdampak besar
Bagian ini merupakan pengantar di mana Qohelet
mengisahkan bahwa ia memiliki contoh keterbatasan
hikmat yang berdampak besar baginya.
Cerita ini menegaskan keterbatasan dari hikmat,
sehingga pada akhirnya hikmat menjadi cenderung
tidak dihargai. Inilah yang membuat kesan berdampak
besar bagi Qohelet.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
13 Hal ini juga kupandang sebagai
hikmat di bawah matahari dan
nampaknya besar bagiku;
14 ada sebuah kota yang kecil,
penduduknya tidak seberapa;
seorang raja yang agung
menyerang, mengepungnya dan
mendirikan tembok-tembok
pengepungan yang besar
terhadapnya;
15 di situ terdapat seorang miskin
yang berhikmat, dengan hikmatnya
ia menyelamatkan kota itu, tetapi
tak ada orang yang mengingat
orang yang miskin itu.
16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari
pada keperkasaan, tetapi hikmat
orang miskin dihina dan
perkataannya tidak didengar
orang."
9:14 Kota kecil dengan sedikit penduduk vs raja
agung dengan pengepungan besar
Merupakan setting (latar belakang) dari cerita.
Ukuran kota dan penduduk menegaskan kontras dari
apa yang menyerangnya, yaitu raja agung dengan
pengepungan yang besar.
Menggambarkan peperangan yang tidak seimbang.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
13 Hal ini juga kupandang sebagai
hikmat di bawah matahari dan
nampaknya besar bagiku;
14 ada sebuah kota yang kecil,
penduduknya tidak seberapa;
seorang raja yang agung
menyerang, mengepungnya dan
mendirikan tembok-tembok
pengepungan yang besar
terhadapnya;
15 di situ terdapat seorang miskin
yang berhikmat, dengan hikmatnya
ia menyelamatkan kota itu, tetapi
tak ada orang yang mengingat
orang yang miskin itu.
16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari
pada keperkasaan, tetapi hikmat
orang miskin dihina dan
perkataannya tidak didengar
orang."
9:15 Seorang miskin berhikmat menyelamatkan kota
Ada dua alternatif tafsiran:
1. Di luar dugaan kota itu diselamatkan, tapi yang
mengejutkan adalah oleh seorang miskin yang
berhikmatlah yang menyelamatkan, kemudian
setelah itu ia segera dilupakan.
Kisah ini menegaskan yang menyelamatkan bukan
sumber daya keuangannya (karena miskin), tapi
karena dampak dari berhikmatnya. Namun dalam
jangka panjang, dampak hikmat tetap akan dilupakan.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
13 Hal ini juga kupandang sebagai
hikmat di bawah matahari dan
nampaknya besar bagiku;
14 ada sebuah kota yang kecil,
penduduknya tidak seberapa;
seorang raja yang agung
menyerang, mengepungnya dan
mendirikan tembok-tembok
pengepungan yang besar
terhadapnya;
15 di situ terdapat seorang miskin
yang berhikmat, dengan hikmatnya
ia menyelamatkan kota itu, tetapi
tak ada orang yang mengingat
orang yang miskin itu.
16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari
pada keperkasaan, tetapi hikmat
orang miskin dihina dan
perkataannya tidak didengar
orang."
9:15 Seorang miskin berhikmat (seharusnya) dapat
menyelamatkan kota
2. Seharusnya kota itu berpotensial untuk
diselamatkan karena ada seorang yang meski
miskin tapi berhikmat yang tinggal di kota itu,
sayangnya tidak ada yang memikirkan dan
mendengarkan orang tersebut, sehingga kota itu
tidak diselamatkan.
Kisah ini menegaskan meski berhikmat tetapi karena
miskin, maka tak ada orang yang mengingat dan
mendengarnya.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
13 Hal ini juga kupandang sebagai
hikmat di bawah matahari dan
nampaknya besar bagiku;
14 ada sebuah kota yang kecil,
penduduknya tidak seberapa;
seorang raja yang agung
menyerang, mengepungnya dan
mendirikan tembok-tembok
pengepungan yang besar
terhadapnya;
15 di situ terdapat seorang miskin
yang berhikmat, dengan hikmatnya
ia menyelamatkan kota itu, tetapi
tak ada orang yang mengingat
orang yang miskin itu.
16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari
pada keperkasaan, tetapi hikmat
orang miskin dihina dan
perkataannya tidak didengar
orang."
Poin utama bagian ini adalah hikmat memiliki
keterbatasan, yaitu hikmat sangat berguna dan
berdampak dalam jangka pendek, tetapi tidak berarti
dalam jangka panjang.
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
13 Hal ini juga kupandang sebagai
hikmat di bawah matahari dan
nampaknya besar bagiku;
14 ada sebuah kota yang kecil,
penduduknya tidak seberapa;
seorang raja yang agung
menyerang, mengepungnya dan
mendirikan tembok-tembok
pengepungan yang besar
terhadapnya;
15 di situ terdapat seorang miskin
yang berhikmat, dengan hikmatnya
ia menyelamatkan kota itu, tetapi
tak ada orang yang mengingat
orang yang miskin itu.
16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari
pada keperkasaan, tetapi hikmat
orang miskin dihina dan
perkataannya tidak didengar
orang."
9:16 Hikmat orang miskin dihina
Batasan hikmat: Seorang yang berhikmat, tapi tidak
dihargai karena miskin, maka hikmat dan perkataannya
tidak akan didengar.
Di dalam pelayanan, terkadang kita harus diterima
terlebih dahulu, dikenal dan dihormati, baru bisa
berdampak (gain your own respect).
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
17 Perkataan orang berhikmat yang
didengar dengan tenang, lebih
baik dari pada teriakan orang yang
berkuasa di antara orang bodoh.
18 Hikmat lebih baik dari pada
alat-alat perang, tetapi satu orang
yang keliru dapat merusakkan
banyak hal yang baik.
9:17 Perkataan hikmat lebih baik
Kontras:
• Perkataan tenang dari orang berhikmat.
• Teriakan keras orang yang berkuasa di antara
orang bodoh.
Qohelet menegaskan:
1. Perkataan hikmat tetap lebih baik, meski ada
batasannya.
2. Pengajaran orang berhikmat tidak ditentukan
keras tidak suaranya, melainkan isinya.
Koleksi Amsal
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
17 Perkataan orang berhikmat yang
didengar dengan tenang, lebih
baik dari pada teriakan orang yang
berkuasa di antara orang bodoh.
18 Hikmat lebih baik dari pada
alat-alat perang, tetapi satu orang
yang keliru dapat merusakkan
banyak hal yang baik.
9:18 Satu orang keliru (berdosa/bodoh) dapat
merusak banyak hal yang baik
Meski hikmat sangat berguna dan lebih baik, tetap ada
batasannya, yaitu tidak dapat mengendalikan apa yang
akan terjadi.
Hanya dibutuhkan satu orang (singular) untuk
merusak banyak hal (plural) yang baik dari orang
berhikmat.
Koleksi Amsal
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
10:1 Lalat yang mati menyebabkan
urapan dari pembuat urapan
berbau busuk; demikian juga
sedikit kebodohan lebih
berpengaruh dari pada hikmat dan
kehormatan.
2 Hati orang berhikmat menuju ke
kanan, tetapi hati orang bodoh ke
kiri.
3 Juga kalau ia berjalan di lorong
orang bodoh itu tumpul
pikirannya, dan ia berkata kepada
setiap orang: "Orang itu bodoh!"
4 Jika amarah penguasa menimpa
engkau, janganlah meninggalkan
tempatmu, karena kesabaran
mencegah kesalahan-kesalahan
besar.
10:1 Kebodohan lebih berpengaruh
Peribahasa yang melanjutkan pemikiran sebelumnya.
Hanya butuh sedikit saja hal yang buruk (lalat mati)
untuk merusak sesuatu yang baik.
Sedikit kebodohan lebih berpengaruh daripada hikmat
dan kehormatan (hikmat dan kehormatan adalah
sesuatu yang baik, tapi hanya butuh sedikit sentuhan
kebodohan saja untuk merusakkannya).
Koleksi Amsal
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
10:1 Lalat yang mati menyebabkan
urapan dari pembuat urapan
berbau busuk; demikian juga
sedikit kebodohan lebih
berpengaruh dari pada hikmat dan
kehormatan.
2 Hati orang berhikmat menuju ke
kanan, tetapi hati orang bodoh ke
kiri.
3 Juga kalau ia berjalan di lorong
orang bodoh itu tumpul
pikirannya, dan ia berkata kepada
setiap orang: "Orang itu bodoh!"
4 Jika amarah penguasa menimpa
engkau, janganlah meninggalkan
tempatmu, karena kesabaran
mencegah kesalahan-kesalahan
besar.
10:2 Hati orang berhikmat menuju ke kanan
Kanan menggambarkan sesuatu yang positif.
Peribahasa ini juga menegaskan bahwa hikmat dan
kebodohan menuju ke arah yang berbeda dan
berseberangan.
Koleksi Amsal
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
10:1 Lalat yang mati menyebabkan
urapan dari pembuat urapan
berbau busuk; demikian juga
sedikit kebodohan lebih
berpengaruh dari pada hikmat dan
kehormatan.
2 Hati orang berhikmat menuju ke
kanan, tetapi hati orang bodoh ke
kiri.
3 Juga kalau ia berjalan di lorong
orang bodoh itu tumpul
pikirannya, dan ia berkata kepada
setiap orang: "Orang itu bodoh!"
4 Jika amarah penguasa menimpa
engkau, janganlah meninggalkan
tempatmu, karena kesabaran
mencegah kesalahan-kesalahan
besar.
10:3 Orang itu bodoh (. . . that he is a fool)
Ada dua alternatif:
1. Menyatakan kebodohannya sendiri. Ia berkata
bahwa dirinya bodoh kepada semua orang yang
melihatnya.
2. Ia berpikir bahwa setiap orang yang dilihatnya
adalah bodoh.
Keduanya sama-sama menekankan bahwa tidak ada
pujian dari orang bodoh.
Koleksi Amsal
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
10:1 Lalat yang mati menyebabkan
urapan dari pembuat urapan
berbau busuk; demikian juga
sedikit kebodohan lebih
berpengaruh dari pada hikmat dan
kehormatan.
2 Hati orang berhikmat menuju ke
kanan, tetapi hati orang bodoh ke
kiri.
3 Juga kalau ia berjalan di lorong
orang bodoh itu tumpul
pikirannya, dan ia berkata kepada
setiap orang: "Orang itu bodoh!"
4 Jika amarah penguasa menimpa
engkau, janganlah meninggalkan
tempatmu, karena kesabaran
mencegah kesalahan-kesalahan
besar.
Orang bodoh juga tidak dapat menyembunyikan
kebodohannya dan mengungkapkannya setiap kali dia
berbicara dan bertindak (Ams. 12:23; 13:16).
Ams. 12:23 Orang yang bijak menyembunyikan
pengetahuannya, tetapi hati orang bebal menyeru-
nyerukan kebodohan.
Ams. 13:16 Orang cerdik bertindak dengan
pengetahuan, tetapi orang bebal membeberkan
kebodohan.
Koleksi Amsal
6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4)
10:1 Lalat yang mati menyebabkan
urapan dari pembuat urapan
berbau busuk; demikian juga
sedikit kebodohan lebih
berpengaruh dari pada hikmat dan
kehormatan.
2 Hati orang berhikmat menuju ke
kanan, tetapi hati orang bodoh ke
kiri.
3 Juga kalau ia berjalan di lorong
orang bodoh itu tumpul
pikirannya, dan ia berkata kepada
setiap orang: "Orang itu bodoh!"
4 Jika amarah penguasa menimpa
engkau, janganlah meninggalkan
tempatmu, karena kesabaran
mencegah kesalahan-kesalahan
besar.
10:4 Kesabaran mencegah kesalahan besar
Bagian ini berbicara tentang apa yang harus dilakukan
ketika seorang penguasa marah kepada kita.
Jangan menunjukkan pembangkangan, karena itu
berbahaya.
Koleksi Amsal
A SUGGESTED OUTLINE
WARREN W. WIERSBE
FREDDY LIAUW
A SUGGESTED OUTLINE OF ECCLESIASTES
Introduction (1:1-3)
I. His Initial Reasons (1:4—2:26)
A. Man is just a “‘cog in the wheel” (1:4-11)
B. Man’s wisdom cannot understand life (1:12-18)
C. Wealth and pleasure do not satisfy (2:1-11)
D. Death comes and ends it all (2:12-23)
E. Conclusion—enjoy God’s blessings (2:24-26)
II. His Deeper Observations (3-10)
A. God has a purpose in this “weary cycle of life” (3)
B. Wealth and pleasure can glorify God (4-6)
C. Wisdom from God is better than a life of folly (7-10)
III. His Final Conclusions (11-12)
A. Live by faith (11:1-6)
B. Remember that life will end one day soon (11:7-12:7)
C. Obey God’s Word and fear Him (12:8-14)
WARREN W. WIERSBE
A SUGGESTED OUTLINE OF ECCLESIASTES
I. The Problem Declared (1-2): “Ts life really worth living?”
A. Man is only a cog in a big wheel (1:4-11)
B. Man cannot understand it all (1:12-18)
C. Man’s pleasures do not satisfy (2:1-11)
D. Death ends all (2:12-23)
WARREN W. WIERSBE
A SUGGESTED OUTLINE OF ECCLESIASTES
II. The Problem Discussed (3-10)
A. God has a purpose in our lives (chap. 3)
B. God gives riches according to His will (chaps. 4-6)
C. God’s wisdom can guide us through life (chaps. 7-10)
WARREN W. WIERSBE
A SUGGESTED OUTLINE OF ECCLESIASTES
III. The Problem Decided (11-12)
A. Live by faith (11:1-6)
B. Remember that life will end (11:7-12:7)
C. Fear God and obey Him (12:8-14)
WARREN W. WIERSBE

More Related Content

Featured

How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

11-Pengkhotbah 9.11-10.4.pdf

  • 1. PENGKHOTBAH 9:11-10:20 EKSPOSISI PL – STT REFORMED INDONESIA FREDDY LIAUW LIVE WISELY AND AVOID FOLLY 6. Meski Hikmat Tidak Selalu Berhasil (9:11-10:4) 7. Meski Orang Bodoh Terkadang Berhasil (10:5-20)
  • 2. QOHELETH’S WISE ADVICE (7:15-10:20) LIVE WISELY DESPITE WISDOM’S LIMITATIONS 2. Meski Hikmat yang Sempurna Tidak Dapat Dicapai (7:23-8:9) 1. Meski Hidup Tidak Dapat Diprediksi (7:15-22) LIVE WISELY AND AVOID FOLLY 4. Meski Keadilan Gagal dan Kehidupan Sulit Dipahami (8:14-17) 5. Meski Hidup Penuh Ketidakpastian dan Cepat Berlalu (9:1-10) 3. Meski Terkadang Orang Jahat Hidup Makmur (8:10-13) 7. Meski Orang Bodoh Terkadang Berhasil (10:5-20) 6. Meski Hikmat Tidak Selalu Berhasil (9:11-10:4) LIVE LIFE TO THE FULLEST
  • 3. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 9:11-10:4 – Meski hikmat tidak selalu berhasil • 9:11-12 – Time and Chance • 9:13-16 – Limitations of Wisdom • 9:17-10:4 – Koleksi Amsal
  • 4. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. 12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba. 9:11-12 Time and Chance Qohelet menekankan bahwa tidak ada cara dan kehebatan manusia yang dapat mempersiapkan dirinya untuk berhasil/sukses dalam hidupnya. Karena keberhasilan tidak bergantung pada kehebatan manusia, melainkan pada belas kasihan Allah.
  • 5. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. 12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba. 9:11 Waktu dan nasib (time and chance) dialami mereka semua Waktu dan kesempatan yang akan menentukan keberhasilan seseorang. Belum tentu mereka yang lebih mampu atau berbakat yang akan lebih berhasil dalam hidupnya. Orang yang sangat hebat/pintar, belum tentu akan berhasil dalam hidupnya. Sebaliknya orang yang biasa- biasa saja, terkadang justru bisa berhasil dalam hidupnya.
  • 6. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. 12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba. Ini masalah “waktu dan kesempatan” dari Tuhan (chance = impact). Qohelet memaparkan lima bukti yang menunjukkan segala sesuatu tidak selalu seperti yang kita duga: 1. Kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat. 2. Keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat. 3. Roti bukan untuk yang berhikmat. 4. Kekayaan bukan untuk yang cerdas. 5. Karunia bukan untuk yang cerdik cendekia.
  • 7. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. 12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba. Meskipun hikmat sangat bermanfaat, namun tidak bisa mengatasi masalah kematian, dan tidak menjamin keberhasilan seseorang jika ia tidak mendapatkan kesempatan dalam hidupnya untuk berkembang. Karena itu ayat berikutnya Qohelet mengaitkan isu kesempatan ini ke dalam relasi dengan kematian.
  • 8. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. 12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba. 9:12 Seperti ikan dan burung yang tertangkap Mau sepintar apapun jika malapetaka datang secara tiba-tiba, maka kita akan seperti ikan dan burung yang terjerat dan tertangkap. Tidak ada yang tahu kapan hidup akan berakhir. Jadi, keberhasilan/kesuksesan itu bukan karena kehebatan dan kemampuan kita, melainkan semata- mata karena anugerah Tuhan.
  • 9. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. 12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba. Chronos’ ( Χρόνος) measured time, a quantity, measured in minutes, hours, days, weeks, months and years. ‘Kairos’ (καιρός) the perfect moment or timing, the opportune moment, the moment of truth, the defining moment, that fleeting moment, that comes and goes in the blink of an eye, which must be seized and not let go. Time and Chance
  • 10. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. 12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba. Caerus digambarkan selalu berlari, dengan sayap di tumitnya (seperti Dewa Hermes). Dia memegang timbangan dan pisau cukur, siap mengejar, dan menangkap kesempatan sebelum menghilang. Caerus yang adalah putra bungsu dari Dewa Zeus membuat sesuatu terjadi pada waktu yang tepat. Dia membawa kesempatan itu, yang harus direbut dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, sebelum berlalu dari hadapan kita. Untuk menangkapnya, Caerus hanya memiliki serangkaian rambut yang jatuh di dahinya. Kita harus cepat menangkapnya, begitu dia lewat, kita akan kehilangan kesempatan, bagian belakang kepalanya botak seperti bola licin yang tidak dapat dipegang sama sekali.
  • 11. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. 12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba. ‘Tempus Fugit’ Time flies, don’t let it pass you by! Time waits for no man.
  • 12. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. 12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba. Ef. 5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, Ef. 5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Ef. 5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Ef. 5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, Ef. 5:19 dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ef. 5:20 Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita Ef. 5:21 dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.
  • 13. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 13 Hal ini juga kupandang sebagai hikmat di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku; 14 ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa; seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya; 15 di situ terdapat seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin itu. 16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang." 9:13-16 Limitations of Wisdom Pada bagian ini Qohelet memaparkan tentang keterbatasan dari hikmat. Meskipun dalam jangka pendek seolah-olah sangat berguna, tetapi tidak dalam jangka panjang.
  • 14. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 13 Hal ini juga kupandang sebagai hikmat di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku; 14 ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa; seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya; 15 di situ terdapat seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin itu. 16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang." 9:13 Hikmat yang berdampak besar Bagian ini merupakan pengantar di mana Qohelet mengisahkan bahwa ia memiliki contoh keterbatasan hikmat yang berdampak besar baginya. Cerita ini menegaskan keterbatasan dari hikmat, sehingga pada akhirnya hikmat menjadi cenderung tidak dihargai. Inilah yang membuat kesan berdampak besar bagi Qohelet.
  • 15. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 13 Hal ini juga kupandang sebagai hikmat di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku; 14 ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa; seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya; 15 di situ terdapat seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin itu. 16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang." 9:14 Kota kecil dengan sedikit penduduk vs raja agung dengan pengepungan besar Merupakan setting (latar belakang) dari cerita. Ukuran kota dan penduduk menegaskan kontras dari apa yang menyerangnya, yaitu raja agung dengan pengepungan yang besar. Menggambarkan peperangan yang tidak seimbang.
  • 16. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 13 Hal ini juga kupandang sebagai hikmat di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku; 14 ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa; seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya; 15 di situ terdapat seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin itu. 16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang." 9:15 Seorang miskin berhikmat menyelamatkan kota Ada dua alternatif tafsiran: 1. Di luar dugaan kota itu diselamatkan, tapi yang mengejutkan adalah oleh seorang miskin yang berhikmatlah yang menyelamatkan, kemudian setelah itu ia segera dilupakan. Kisah ini menegaskan yang menyelamatkan bukan sumber daya keuangannya (karena miskin), tapi karena dampak dari berhikmatnya. Namun dalam jangka panjang, dampak hikmat tetap akan dilupakan.
  • 17. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 13 Hal ini juga kupandang sebagai hikmat di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku; 14 ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa; seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya; 15 di situ terdapat seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin itu. 16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang." 9:15 Seorang miskin berhikmat (seharusnya) dapat menyelamatkan kota 2. Seharusnya kota itu berpotensial untuk diselamatkan karena ada seorang yang meski miskin tapi berhikmat yang tinggal di kota itu, sayangnya tidak ada yang memikirkan dan mendengarkan orang tersebut, sehingga kota itu tidak diselamatkan. Kisah ini menegaskan meski berhikmat tetapi karena miskin, maka tak ada orang yang mengingat dan mendengarnya.
  • 18. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 13 Hal ini juga kupandang sebagai hikmat di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku; 14 ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa; seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya; 15 di situ terdapat seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin itu. 16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang." Poin utama bagian ini adalah hikmat memiliki keterbatasan, yaitu hikmat sangat berguna dan berdampak dalam jangka pendek, tetapi tidak berarti dalam jangka panjang.
  • 19. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 13 Hal ini juga kupandang sebagai hikmat di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku; 14 ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa; seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya; 15 di situ terdapat seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin itu. 16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang." 9:16 Hikmat orang miskin dihina Batasan hikmat: Seorang yang berhikmat, tapi tidak dihargai karena miskin, maka hikmat dan perkataannya tidak akan didengar. Di dalam pelayanan, terkadang kita harus diterima terlebih dahulu, dikenal dan dihormati, baru bisa berdampak (gain your own respect).
  • 20. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 17 Perkataan orang berhikmat yang didengar dengan tenang, lebih baik dari pada teriakan orang yang berkuasa di antara orang bodoh. 18 Hikmat lebih baik dari pada alat-alat perang, tetapi satu orang yang keliru dapat merusakkan banyak hal yang baik. 9:17 Perkataan hikmat lebih baik Kontras: • Perkataan tenang dari orang berhikmat. • Teriakan keras orang yang berkuasa di antara orang bodoh. Qohelet menegaskan: 1. Perkataan hikmat tetap lebih baik, meski ada batasannya. 2. Pengajaran orang berhikmat tidak ditentukan keras tidak suaranya, melainkan isinya. Koleksi Amsal
  • 21. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 17 Perkataan orang berhikmat yang didengar dengan tenang, lebih baik dari pada teriakan orang yang berkuasa di antara orang bodoh. 18 Hikmat lebih baik dari pada alat-alat perang, tetapi satu orang yang keliru dapat merusakkan banyak hal yang baik. 9:18 Satu orang keliru (berdosa/bodoh) dapat merusak banyak hal yang baik Meski hikmat sangat berguna dan lebih baik, tetap ada batasannya, yaitu tidak dapat mengendalikan apa yang akan terjadi. Hanya dibutuhkan satu orang (singular) untuk merusak banyak hal (plural) yang baik dari orang berhikmat. Koleksi Amsal
  • 22. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 10:1 Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan. 2 Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri. 3 Juga kalau ia berjalan di lorong orang bodoh itu tumpul pikirannya, dan ia berkata kepada setiap orang: "Orang itu bodoh!" 4 Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar. 10:1 Kebodohan lebih berpengaruh Peribahasa yang melanjutkan pemikiran sebelumnya. Hanya butuh sedikit saja hal yang buruk (lalat mati) untuk merusak sesuatu yang baik. Sedikit kebodohan lebih berpengaruh daripada hikmat dan kehormatan (hikmat dan kehormatan adalah sesuatu yang baik, tapi hanya butuh sedikit sentuhan kebodohan saja untuk merusakkannya). Koleksi Amsal
  • 23. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 10:1 Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan. 2 Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri. 3 Juga kalau ia berjalan di lorong orang bodoh itu tumpul pikirannya, dan ia berkata kepada setiap orang: "Orang itu bodoh!" 4 Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar. 10:2 Hati orang berhikmat menuju ke kanan Kanan menggambarkan sesuatu yang positif. Peribahasa ini juga menegaskan bahwa hikmat dan kebodohan menuju ke arah yang berbeda dan berseberangan. Koleksi Amsal
  • 24. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 10:1 Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan. 2 Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri. 3 Juga kalau ia berjalan di lorong orang bodoh itu tumpul pikirannya, dan ia berkata kepada setiap orang: "Orang itu bodoh!" 4 Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar. 10:3 Orang itu bodoh (. . . that he is a fool) Ada dua alternatif: 1. Menyatakan kebodohannya sendiri. Ia berkata bahwa dirinya bodoh kepada semua orang yang melihatnya. 2. Ia berpikir bahwa setiap orang yang dilihatnya adalah bodoh. Keduanya sama-sama menekankan bahwa tidak ada pujian dari orang bodoh. Koleksi Amsal
  • 25. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 10:1 Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan. 2 Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri. 3 Juga kalau ia berjalan di lorong orang bodoh itu tumpul pikirannya, dan ia berkata kepada setiap orang: "Orang itu bodoh!" 4 Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar. Orang bodoh juga tidak dapat menyembunyikan kebodohannya dan mengungkapkannya setiap kali dia berbicara dan bertindak (Ams. 12:23; 13:16). Ams. 12:23 Orang yang bijak menyembunyikan pengetahuannya, tetapi hati orang bebal menyeru- nyerukan kebodohan. Ams. 13:16 Orang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tetapi orang bebal membeberkan kebodohan. Koleksi Amsal
  • 26. 6 – MESKI HIKMAT TIDAK SELALU BERHASIL (9:11-10:4) 10:1 Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan. 2 Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri. 3 Juga kalau ia berjalan di lorong orang bodoh itu tumpul pikirannya, dan ia berkata kepada setiap orang: "Orang itu bodoh!" 4 Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar. 10:4 Kesabaran mencegah kesalahan besar Bagian ini berbicara tentang apa yang harus dilakukan ketika seorang penguasa marah kepada kita. Jangan menunjukkan pembangkangan, karena itu berbahaya. Koleksi Amsal
  • 27. A SUGGESTED OUTLINE WARREN W. WIERSBE FREDDY LIAUW
  • 28. A SUGGESTED OUTLINE OF ECCLESIASTES Introduction (1:1-3) I. His Initial Reasons (1:4—2:26) A. Man is just a “‘cog in the wheel” (1:4-11) B. Man’s wisdom cannot understand life (1:12-18) C. Wealth and pleasure do not satisfy (2:1-11) D. Death comes and ends it all (2:12-23) E. Conclusion—enjoy God’s blessings (2:24-26) II. His Deeper Observations (3-10) A. God has a purpose in this “weary cycle of life” (3) B. Wealth and pleasure can glorify God (4-6) C. Wisdom from God is better than a life of folly (7-10) III. His Final Conclusions (11-12) A. Live by faith (11:1-6) B. Remember that life will end one day soon (11:7-12:7) C. Obey God’s Word and fear Him (12:8-14) WARREN W. WIERSBE
  • 29. A SUGGESTED OUTLINE OF ECCLESIASTES I. The Problem Declared (1-2): “Ts life really worth living?” A. Man is only a cog in a big wheel (1:4-11) B. Man cannot understand it all (1:12-18) C. Man’s pleasures do not satisfy (2:1-11) D. Death ends all (2:12-23) WARREN W. WIERSBE
  • 30. A SUGGESTED OUTLINE OF ECCLESIASTES II. The Problem Discussed (3-10) A. God has a purpose in our lives (chap. 3) B. God gives riches according to His will (chaps. 4-6) C. God’s wisdom can guide us through life (chaps. 7-10) WARREN W. WIERSBE
  • 31. A SUGGESTED OUTLINE OF ECCLESIASTES III. The Problem Decided (11-12) A. Live by faith (11:1-6) B. Remember that life will end (11:7-12:7) C. Fear God and obey Him (12:8-14) WARREN W. WIERSBE