2. “Believe half of what you see, and none of what you hear.”
Merupakan suatu nasihat yang masuk logika. Tapi tidak dengan
kemunculan dari Artificial Intelligence yang akhirnya
memengaruhi dunia multimedia.
Kata “Photoshopping” menjadi sebuah istilah yang berarti
manipulasi gambar yang berasal dari aplikasi Adobe
Photoshop.
Saat ini, sudah tersedia berbagai tools gratis yang dapat
memanipulasi file media dengan mudah dan sangat sulit untuk
dibedakan dengan mata telanjang. Dan kini semakin banyak
tools yang bekerja dengnan AI. Salah satu contohnya adalah
Deepfake.
Dengan teknologi yang semakin maju dan sangat mudah
dijangkau, perusahaan kecil dan perorangan sekalipun dapat
mengambil konsep manipulasi media dengan AI yang dapat
mengakibatkan publik mudah dibohongi dan mencap sesuatu
sebagai file media yang otentik dan hanya ahli forensik yang
dapat membedakannya.
INTRODUCTION
5. The Force Awakens
Adobe Photoshop yang dirilis pada tahun 1990 belum
dibuat bersama dengan kemampuan Artificial Intelligence-
nya. Sampai beberapa tahun terakhir, Adobe memiliki tim
yang fokus dalam mengembangkan fitur yang
menggunakan kemampuan AI. Salah satu fitur yang
menggunakan kemampuan AI adalah Select Subject dan
Scene Stitch.
Raksasa teknologi di bidang grafis, Nvidia, juga
mengeluarkan fitur yang bisa menghapus objek dari area
dan menggantinya dengan gambar yang masuk akal, atau
biasa dikenal “inpainting”. Kemampuannya sama dengan
Adobe Scene Stitch.
6. The Force Awakens
Dengan munculnya kekhawatiran tersebut, Adobe menjadi
pionir pertama dalam bertanggung jawab untuk mendeteksi
gambar yang telah dimanipulasi. Untuk menganalisis
gambar yang dimanipulasi, dimanfaatkanlah kemampuan AI.
Faktanya di lapangan, software dan tools dikembangkan
untuk konsumen secara masal menyebabkan kekhawatiran.
Dengan harga yang murah dan video tutorial, orang bisa
memanipulasi gambar hingga terlihat sangat real.
7. The Force Awakens
Di bidang audio, pada September 2016, Google
mendokumentasikan hasil penelitian mereka yaitu
‘WaveNet’. WaveNet adalah sebuah software yang bisa
dilatih dengan menggunakan suara manusia. Jika pengguna
mengetikkan sebuah kalimat, kemampuan AI dalam
WaveNet dapat membuat suara manusia yang digunakan
mengatakan kalimat tersebut. Adobe juga mengumumkan
hal yang serupa pada November 2016 bersama sebuah
perusahaan bernama Lyrebird di 2017.
Software ini ditujukan untuk orang yang mengalami
kerusakan pada suaranya dan ingin mendengar suaranya
kembali. Tapi hal tersebut tentu dapat digunakan untuk
hal yang buruk seperti menyebarkan berita bohong atau
membuat bukti palsu.
8. The Force Awakens
HO
ME
Penelitian hasil media dari Lyrebird, dengan mengunakan
metode critical listening, ahli forensik dapat mendeteksi
audio yang janggal. Namun ketika sudah dilakukan
masking dengan menambah noise dalam jumlah banyak,
akan semakin sulit untuk mendeteksinya.
Untuk seorang ahli forensik, mendeteksi audio yang sudah
dimanipulasi ini adalah tugas yang bisa dilakukan, tapi
tidak dengan orang awam yang dapat dengan mudah
termakan audio yang sudah dimanipulasi. Hal seperti ini
dapat menimbulkan masalah yang lebih parah pula
nantinya.
10. The Phantom Menace
Video adalah file media yang paling sulit untuk
dimanipulasi karena terdiri dari banyak frame. Hal ini
membutuhkan kemampuan dan kerja keras untuk
menghasilkan video yang terlihat otentik dan rapi.
Sampai akhirnya, keluarlah sebuah aplikasi yang
memanfaatkan kemampuan AI yang bernama FakeApp.
FakeApp adalah sebuah aplikasi yang dapat memindahkan
wajah dari satu orang ke orang lain. Hasilnya luar biasa,
namun juga menakutkan. FakeApp dibuat berdasarkan
TensorFlow, sebuah penelitian terbuka oleh Google,
kemudian dimanfaatkan oleh seorang pengguna Reddit.
11. The Phantom Menace
Jeff Smith dari Pusat Forensik Media Nasional Universitas
Colorado mengatakan bahwa “The current state of the art
using an AI to manipulate a person’s face to make them
say whatever you want is far from being easy. Not only
have techniques not reached the consumer sector, the
real difficulty is the amount of data and time necessary
to train the neural networks needed to make a realistic
“Deepfake”. But it’s important to realize that todays’s
technology which allows for training neural networkson
large amounts of data didn’t exist 10 years ago and it
will certainly be mind-blowing to see what AI will make
available in the next 10 years.”
12. The Phantom Menace
HO
ME
Situs seperti Gfycat yang menjadi awal penyebaran video
FakeApp, mulai menghapus video FakeApp sejak Januari
2018 dengan memanfaatkan teknologi AI bernama Project
Angora dan Project Maru. Project Angora digunakan untuk
mencari gambar dengan kualitas tinggi untuk bisa di
upload ke situs mereka dan Project Maru mengidentifikasi
wajah dalam gambar yang memiliki fitur mirip Facebook
Tag. Peneliti dari Jerman juga mengeluarkan solusi
bernama XceptionNet yang merupakan algoritma AI.
Keefektifannya bekerja dalam sistem sekitar 87% hingga
98%.
14. Empire Strikes Back
Walaupun AI terdengar seperti ancaman baru yang bisa
menimbulkan konflik, pihak militer Amerika Serikat DARPA
telah melakukan projek penelitian dengan nama ‘Medifor’.
Dengan memanfaatkan teknologi AI, Medifor akan
memberikan tanda jika gambar atau audio yang ada telah
dimanipulasi hingga membantu manusia yang
memeriksanya. Meskipun dikembangkan dalam wilayah
militer, ada kesempatan untuk menerapkan teknologi ini
secara masalah di internet luas.
15. Empire Strikes Back
HO
ME
Artificial Intelligence memiliki manfaat yang sangat besar untuk orang yang bekerja dalam bidang digital
forensik. Seperti kecepatan data yang dapat di proses serta teknik Blackbox.
Manusia tidak memiliki kemampuan unggul dari sebuah AI. Tapi AI juga tidak memiliki kemampuan
tertentu yang hanya dimiliki oleh manusia. Dengan menggabungkan manusia dan AI, terciptalah cara kerja
yang terbaik untuk mendeteksi media yang sudah dimanipulasi.
17. A New Hope
HO
ME
Kalau kita terfokus pada sisi jahat dari perkembangan
teknologi AI ini, tentu saja kita akan merasa khawatir.
Tapi dengan adanya kemampuan AI ini, forensik menjadi
sangat penting dalam membandingkan yang asli dan yang
palsu.
Dengan cepatnya perkembangan teknologi yang
memungkinkan untuk menghasilkan media yang sudah
dimanipulasi dan kurangnya sesuatu yang dapat
mengotentikasi, tentu saja hal ini menjadi sebuah masalah.
Maka dengan itu, AI dalam forensik menjadi pemain pula
di lapangan. Dengan begitu, hal tersebut dapat dikatakan
sebagai “Attack of the Clones”di dunia nyata.
18. Attack of The Clone – Issue 36
https://www.digitalforensicsmagazine.com/index.p
hp?option=com_content&view=article&id=1246&It
emid=99