SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Peraturan Tentang Proteksi
Kebakaran
Studio Perancangan Arsitektur 5
Lapis Perkerasan (Hard Standing) dan Jalur
Akses Masuk (Acces Way)
• Lapisan perkerasan (hard standing) dan jalur akses masuk (acces way)
sangat penting sebagai penunjang dalam sistem proteksi kebakaran
pada sebuah bangunan tinggi. Lapisan perkerasan (hard standing) dan
jalur akses masuk (acces way) merupakan jalur atau area mobil
kebakaran untuk melakukan pemadaman kebakaran.
Dalam Bab 2 butir 2.3.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
26/PRT/M/2008 dan SNI 03-1735-2000 butir 4.2 menjelaskan bahwa:
• Di setiap bagian dari bangunan gedung hunian di mana ketinggian
lantai hunian tertinggi diukur dari rata-rata tanah tidak melebihi 10
meter, maka tidak dipersyaratkan adanya lapis perkerasan, kecuali
diperlukan area operasional dengan lebar 4 meter sepanjang sisi
bangunan gedung tempat bukaan akses diletakkan, asalkan ruangan
operasional tersebut dapat dicapai pada jarak 45 meter dari jalur
masuk mobil pemadam kebakaran.
• Dalam tiap bagian dari bangunan gedung (selain bangunan gedung
rumah tinggal satu atau dua keluarga), perkerasan harus ditempatkan
sedemikian rupa agar dapat langsung mencapai bukaan akses
pemadam kebakaran pada bangunan gedung. Perkerasan tersebut
harus dapat mengakomodasi jalan masuk dan manuver mobil
pemadam, snorkel, mobil pompa dan mobil tangga dan platform
hidrolik.
• Pada pembangunan bangunan gedung bukan hunian seperti pabrik
dan gudang, harus disediakan jalur akses dan ruang lapis perkerasan
yang berdekatan dengan bangunan gedung untuk peralatan
pemadam kebakaran. Jalur akses tersebut harus mempunyai lebar
minimal 6 m dan posisinya minimal 2 m dari bangunan gedung dan
dibuat minimal pada 2 sisi bangunan gedung. Ketentuan jalur masuk
harus diperhitungkan berdasarkan volume kubikasi bangunan
gedung.
Spesifikasi lapisan perkerasan (hard standing) dan jalur
akses masuk (acces way), adalah sebagai berikut:
• Lebar minimum lapis perkerasan 6 meter dan panjang minimum 15 meter.
Bagian-bagian lain dari jalur masuk yang digunakan untuk lewat mobil
pemadam kebakaran lebarnya tidak boleh kurang dari 4 meter.
• Lapis perkerasan harus ditempatkan sedemikian agar tepi terdekat tidak
boleh kurang dari 2 meter atau lebih dari 10 meter dari pusat posisi akses
pemadam kebakaran diukur secara horizontal.
• Lapis perkerasan harus dibuat dari metal, paving blok, atau lapisan yang
diperkuat agar dapat menyangga beban peralatan pemadam kebakaran.
Persyaratan perkerasan untuk melayani bangunan gedung yang ketinggian
lantai huniannya melebihi 24 meter harus dikonstruksi untuk menahan
beban statis mobil pemadam kebakaran seberat 44 ton dengan beban plat
kaki (jack).
0000
• Lapis perkerasan harus dibuat sedatar mungkin dengan kemiringan
tidak boleh lebih dari 1 : 8,3.
• Lapis perkerasan dan jalur akses tidak boleh melebihi 46 m dan bila
melebihi 46 harus diberi fasilitas belokan.
• Radius terluar dari belokan pada jalur masuk tidak boleh kurang dari
10,5 m.
• Tinggi ruang bebas di atas lapis perkerasan atau jalur masuk mobil
pemadam minimum 4,5 m untuk dapat dilalui peralatan pemadam
tersebut.
• Jalan umum boleh digunakan sebagai lapisan perkerasan (hard-
standing) asalkan lokasi jalan tersebut sesuai dengan persyaratan
jarak dari bukaan akses pemadam kebakaran (access openings).
• Lapis perkerasan harus selalu dalam keadaan bebas rintangan dari
bagian lain bangunan gedung, pepohonan, tanaman atau lain tidak
boleh menghambat jalur antara perkerasan dengan bukaan akses
pemadam kebakaran.
Penandaan lapisan perkerasan (hard standing) dan jalur akses
masuk (acces way) harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut:
• Pada ke-4 sudut area lapis perkerasan untuk mobil pemadam harus diberi
tanda.
• Penandaan sudut-sudut pada permukaan lapis perkerasan harus dari
warna yang kontras dengan warna permukaan tanah atau lapisan penutup
permukaan tanah.
• Area jalur masuk pada kedua sisinya harus ditandai dengan bahan yang
kontras dan bersifat reflektif sehingga jalur masuk dan lapis perkerasan
dapat terlihat pada malam hari. Penandaan tersebut diberi jarak antara
tidak melebihi 3 m satu sama lain dan harus diberikan pada kedua sisi jalur.
Tulisan “JALUR PEMADAM KEBAKARAN – JANGAN DIHALANGI” harus
dibuat dengan tinggi huruf tidak kurang dari 50 mm.
Peraturan Tentang Proteksi Kebakaran.pptx

More Related Content

What's hot

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungPenataan Ruang
 
Rab rumah tinggal type 36 ls tanah 120 m
Rab rumah tinggal type 36 ls tanah 120 mRab rumah tinggal type 36 ls tanah 120 m
Rab rumah tinggal type 36 ls tanah 120 mKashmir Brown
 
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantai
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantaiTahap tahap pembangunan gedung lima lantai
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantaiHenday Kurniawan
 
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mplMOHAMMAD YASIN, M.Pd
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MakassarRencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MakassarPenataan Ruang
 
Jaringan air bersih
Jaringan air bersihJaringan air bersih
Jaringan air bersihrio aditama
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Edho Wiranata
 
Persetujuan Bangunan Gedung - Sertifikat Laik Fungsi
Persetujuan Bangunan Gedung  - Sertifikat Laik FungsiPersetujuan Bangunan Gedung  - Sertifikat Laik Fungsi
Persetujuan Bangunan Gedung - Sertifikat Laik FungsiEra Wibowo
 
rancangan perda rtrw 2010-2030 makassar
rancangan perda rtrw 2010-2030 makassarrancangan perda rtrw 2010-2030 makassar
rancangan perda rtrw 2010-2030 makassarImam Nur Alam
 
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANModul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPGHybrid1
 
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore PilePondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore Pileariffikri12
 
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negaraPedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negarainfosanitasi
 
Dasar dasar perancangan arsitektur
Dasar dasar perancangan arsitekturDasar dasar perancangan arsitektur
Dasar dasar perancangan arsitekturAgus Hendrowibowo
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SemarangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SemarangPenataan Ruang
 
Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...
Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...
Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...Ellan Syahnoorizal Siregar
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaAdita Utami
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekNurul Angreliany
 

What's hot (20)

Paparan SLF 2018 Pemprov DKI
Paparan SLF 2018 Pemprov DKIPaparan SLF 2018 Pemprov DKI
Paparan SLF 2018 Pemprov DKI
 
Struktur rangka
Struktur rangkaStruktur rangka
Struktur rangka
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
 
Rab rumah tinggal type 36 ls tanah 120 m
Rab rumah tinggal type 36 ls tanah 120 mRab rumah tinggal type 36 ls tanah 120 m
Rab rumah tinggal type 36 ls tanah 120 m
 
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantai
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantaiTahap tahap pembangunan gedung lima lantai
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantai
 
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MakassarRencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
 
Jaringan air bersih
Jaringan air bersihJaringan air bersih
Jaringan air bersih
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station
 
Persetujuan Bangunan Gedung - Sertifikat Laik Fungsi
Persetujuan Bangunan Gedung  - Sertifikat Laik FungsiPersetujuan Bangunan Gedung  - Sertifikat Laik Fungsi
Persetujuan Bangunan Gedung - Sertifikat Laik Fungsi
 
rancangan perda rtrw 2010-2030 makassar
rancangan perda rtrw 2010-2030 makassarrancangan perda rtrw 2010-2030 makassar
rancangan perda rtrw 2010-2030 makassar
 
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANModul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
 
Arsitektur renaissance
Arsitektur renaissanceArsitektur renaissance
Arsitektur renaissance
 
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore PilePondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
 
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negaraPedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
 
Dasar dasar perancangan arsitektur
Dasar dasar perancangan arsitekturDasar dasar perancangan arsitektur
Dasar dasar perancangan arsitektur
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SemarangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
 
Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...
Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...
Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyek
 

Peraturan Tentang Proteksi Kebakaran.pptx

  • 2. Lapis Perkerasan (Hard Standing) dan Jalur Akses Masuk (Acces Way) • Lapisan perkerasan (hard standing) dan jalur akses masuk (acces way) sangat penting sebagai penunjang dalam sistem proteksi kebakaran pada sebuah bangunan tinggi. Lapisan perkerasan (hard standing) dan jalur akses masuk (acces way) merupakan jalur atau area mobil kebakaran untuk melakukan pemadaman kebakaran.
  • 3. Dalam Bab 2 butir 2.3.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/2008 dan SNI 03-1735-2000 butir 4.2 menjelaskan bahwa: • Di setiap bagian dari bangunan gedung hunian di mana ketinggian lantai hunian tertinggi diukur dari rata-rata tanah tidak melebihi 10 meter, maka tidak dipersyaratkan adanya lapis perkerasan, kecuali diperlukan area operasional dengan lebar 4 meter sepanjang sisi bangunan gedung tempat bukaan akses diletakkan, asalkan ruangan operasional tersebut dapat dicapai pada jarak 45 meter dari jalur masuk mobil pemadam kebakaran.
  • 4. • Dalam tiap bagian dari bangunan gedung (selain bangunan gedung rumah tinggal satu atau dua keluarga), perkerasan harus ditempatkan sedemikian rupa agar dapat langsung mencapai bukaan akses pemadam kebakaran pada bangunan gedung. Perkerasan tersebut harus dapat mengakomodasi jalan masuk dan manuver mobil pemadam, snorkel, mobil pompa dan mobil tangga dan platform hidrolik.
  • 5. • Pada pembangunan bangunan gedung bukan hunian seperti pabrik dan gudang, harus disediakan jalur akses dan ruang lapis perkerasan yang berdekatan dengan bangunan gedung untuk peralatan pemadam kebakaran. Jalur akses tersebut harus mempunyai lebar minimal 6 m dan posisinya minimal 2 m dari bangunan gedung dan dibuat minimal pada 2 sisi bangunan gedung. Ketentuan jalur masuk harus diperhitungkan berdasarkan volume kubikasi bangunan gedung.
  • 6.
  • 7. Spesifikasi lapisan perkerasan (hard standing) dan jalur akses masuk (acces way), adalah sebagai berikut: • Lebar minimum lapis perkerasan 6 meter dan panjang minimum 15 meter. Bagian-bagian lain dari jalur masuk yang digunakan untuk lewat mobil pemadam kebakaran lebarnya tidak boleh kurang dari 4 meter. • Lapis perkerasan harus ditempatkan sedemikian agar tepi terdekat tidak boleh kurang dari 2 meter atau lebih dari 10 meter dari pusat posisi akses pemadam kebakaran diukur secara horizontal. • Lapis perkerasan harus dibuat dari metal, paving blok, atau lapisan yang diperkuat agar dapat menyangga beban peralatan pemadam kebakaran. Persyaratan perkerasan untuk melayani bangunan gedung yang ketinggian lantai huniannya melebihi 24 meter harus dikonstruksi untuk menahan beban statis mobil pemadam kebakaran seberat 44 ton dengan beban plat kaki (jack).
  • 9. • Lapis perkerasan harus dibuat sedatar mungkin dengan kemiringan tidak boleh lebih dari 1 : 8,3. • Lapis perkerasan dan jalur akses tidak boleh melebihi 46 m dan bila melebihi 46 harus diberi fasilitas belokan. • Radius terluar dari belokan pada jalur masuk tidak boleh kurang dari 10,5 m.
  • 10.
  • 11. • Tinggi ruang bebas di atas lapis perkerasan atau jalur masuk mobil pemadam minimum 4,5 m untuk dapat dilalui peralatan pemadam tersebut. • Jalan umum boleh digunakan sebagai lapisan perkerasan (hard- standing) asalkan lokasi jalan tersebut sesuai dengan persyaratan jarak dari bukaan akses pemadam kebakaran (access openings). • Lapis perkerasan harus selalu dalam keadaan bebas rintangan dari bagian lain bangunan gedung, pepohonan, tanaman atau lain tidak boleh menghambat jalur antara perkerasan dengan bukaan akses pemadam kebakaran.
  • 12.
  • 13. Penandaan lapisan perkerasan (hard standing) dan jalur akses masuk (acces way) harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut: • Pada ke-4 sudut area lapis perkerasan untuk mobil pemadam harus diberi tanda. • Penandaan sudut-sudut pada permukaan lapis perkerasan harus dari warna yang kontras dengan warna permukaan tanah atau lapisan penutup permukaan tanah. • Area jalur masuk pada kedua sisinya harus ditandai dengan bahan yang kontras dan bersifat reflektif sehingga jalur masuk dan lapis perkerasan dapat terlihat pada malam hari. Penandaan tersebut diberi jarak antara tidak melebihi 3 m satu sama lain dan harus diberikan pada kedua sisi jalur. Tulisan “JALUR PEMADAM KEBAKARAN – JANGAN DIHALANGI” harus dibuat dengan tinggi huruf tidak kurang dari 50 mm.