Cerita ini menceritakan tentang SD Muhammadiyah yang hampir ditutup karena kurangnya murid. Namun, kedatangan murid baru menyelamatkan sekolah tersebut. Guru dan murid bekerja keras untuk meningkatkan prestasi agar sekolah tidak ditutup. Akhirnya, murid bernama Ikal dipilih untuk mengikuti lomba membaca puisi tingkat kecamatan.
1. LASKAR 3 PELANGI
Tokoh :
Bu Mus : Ismarina Rosida
Pak harfan : Dede Kurnia Yuza
Ikal : Veni Hasnita
Sahara : Murdaliza Fitri
Lintang : Rani Eka Putri
Kepala Dinas : Yuli Fitriani
Adegan I :
Di sebuah ruangan kelas di sebuah sekolah yang rapuh dan sangat memprihatinkan,
bahkan tidak layak disebut sekolah.Tampak seorang wanita muda, kira-kira berusia 25 tahun
sedang berjalan mondar mandir di depan kelas. Seorang laki-laki tua yang sedang duduk di
kursi guru tampak tenang dan memperhatikan gerak-gerik sang wanita. Anak-anak pun, yang
duduk di bangku juga memperhatikan geak-gerik guru tersebut.
Bu Mus : (mondar-mandir) bagaimana kalau sampai tengah hari nanti, tidak ada juga
murid yang datang untuk mendaftar di sekolah ini pak ?
Pak Harfan : tenang lah mus, jangan panik begitu.
Bu Mus : bagaimana aku bisa tenang pak, kalau keadaannya seperti ini.
Pak Harfan : kau duduk sajalah dulu, mari kita sama-sama berdoa, semoga sebelum tengah
hari, ada murid yang datang ke sekolah kita ini.
Bu Mus : aku sudah putus asa pak. Tak ada lagi murid yang mau mendaftar di sekolah
kita ini.
Murid : (diam sambil memdengarkan percakapan Bu Mus dan Pak Harfan)
Pak Harfan : kita serahkan saja kepada yang di atas. Kalau tuhan sudah mentakdirkan kita
untuk menutup sekolah ini, apa boleh buat. Kita hanya bisa pasrah. (tertunduk
lesu)
Bu Mus : Aku masih tidak rela pak, kalau sampai sekolah ini ditutup. Sudah bertahun-
tahun kita mengabdi untuk sekolah ini. (berkaca-kaca)
2. Waktupun menunjukkan pukul 12 siang. Itu tandanya, Pak Harfan selaku Kepala
Sekolah SD Muhammadiyah tersebut, harus menutup sekolah tersebut. Pak Harfanpun
kemudian berdiri.
Pak Harfan : Bapak-bapak, Ibu-ibu dan anak-anak sekalian. Berdasarkan surat keputusan
yang telah disampaikan oleh dinas pendidikan kota Belitong mengenai jumlah
minimum daripada siswa di Sekolah ini, dengan berat hati kami sampaikan.....
Belum selesai Pak Harfan menyelesaikan Pidatonya, tampak seorang anak dengan
yang berlari sambil terengah-engah masuk ke dalam kelas tersebut.
Sahara : (dengan nafas terengah-engah) apa saya sudah terlambat bu ?
Bu Mus : (dengan mata berkaca-kaca) kamu belum terlambat nak.
Siswa : (bersorak gembira)
Pak Harfan : karena jumlah siswa kita sudah cukup 10 orang, maka dengan ini sekolah
ini tidak jadi kita tutup. (tersenyum senang)
Bu Mus : alhamdulillah.....
Siswa : (bertepuk tangan)
Adegan II :
Lonceng tanda pelajaran dimulai pun berbunyi. Anak-anak berlarian masuk ke dalam
kelas. Mereka duduk di tempat duduk mereka masing-masing. Tak berpa lama kemudian, Bu
Mus pun masuk ke dalam ruang kelas.
Bu Mus : anak-anak ... selamat pagi..
Siswa : Pagi bu... (serentak)
Bu Mus : sudah siap menerima pelajaran hari ini ?
Siswa : (serentak) sudah bu guru...
Bu Mus : baiklah... kalau begitu keluarkan buku catatan kalian.
Siswa : (meletakkan buku di atas meja mereka masing-masing)
Bu Mus : hari ini kita belajar berhitung. Sekarang keluarkan lidi-lidi kalian.
Siswa : (serentak) baik bu....
Bu Mus : (menjelaskan materi berhitung dan membuat soal di papan tulis) siapa yang
berani maju ke depan menyelesaikan soal yang pertama angkat tangan !
3. Lintang : saya bu..
Bu Mus ; iya lintang, silahkan kerjakan soalnya di papan tulis.
Lintang : (maju ke depan dan mengerjakan soal) sudah bu..
Bu Mus : iya, terima kasih lintang.. anak-anak, bagaimana dengan jawaban lintang ?
Siswa : (serentak) benar bu...
Bu Mus : tepuk tangan untuk lintang.
Siswa : (bertepuk tangan).
Lonceng tanda istirahat pun berbunyi pertanda pembelajaran telah usai, anak-anak
berlarian keluar kelas. Mereka tertawa dengan bahagia. Mereka berlari-lari dihalaman
sekolah yang kebetulan agak sedikit basah karena habis diguyur hujan. Sahara, ikal dan
lintang bermain-main di halaman belakang sekolah. Mereka bermain-main dengan penuh
kegembiraan.
Sahara : lihat !! (sambil menunjuk) itu ada pelangi. Indah sekali bukan ?
Ikal : (menoleh kearah sahara) mana ? (mencari-cari apa yang ditunjuk sahara) oh
iya, pelanginya indah sekali.
Lintang : (datang menghampiri kedua temannya) kalian sedang apa ?
Sahara : kami sedang memperhatikan pelangi. Warnanya saaaangaaaaaat indah.
Ikal : (menyambar) sungguh luar biasa ciptaan tuhan. Dan kita wajib
mensyukurinya.
Sahara dan
Lintang : (menggangguk-angguk)
Sahara : kalau begitu, mari kita bernyanyi.
Ikal, Lintang
Dan sahara : pelangi-pelangi alangkah indahmu, merah merah kuning hijau di langit
yang biru, pelukismu agung siapa gerangan, pelangi pelangi ciptaan tuhan.
(bersorak gembira)
Anak-anak SD Muhammadiyah merasa sangat bahagia, walau dihimpit banyak
kekurangan. Mereka selalu bersuka cita dalam kesederhanaan. Walau mereka tak punya
pakain bagus, mereka tak punya mainan mewah. Tapi sebuah bpersahabatan adalah sangat
berharga bagi mereka.
Adegan III :
4. Suatu siang, SD Muhammadiyah kedatangan tamu dari Dinas Pendidikan. Ia disambut
hangat oleh Pak harfan dan Bu Mus.
Orang Dinas : Assalamualaikum....
Pak Harfan dan
Bu Mus : waalaikum salam..
Bu Mus : Silahkan masuk bu... (mempersilahkan tamunya masuk dan langsung
mengambil minuman untuk tamu)
Orang Dinas : terima kasih, , (langsung menjabat tangan pak Harfan) apa kabar pak ?
Pak Harfan : alhamdulillah saya baik-baik saja. Oya, silahkan duduk bu.
Bu Mus : (datang dari belakang sambil membawa dua gelas minuman) Cuma ada ini
bu.... silahkan diminum.
Orang Dinas : terima kasih. Begini pak, maksud dari kedatangan kami kesini adalah untuk
memberitahukan bahwa kami dari pemerintahan akan memberhentikan
penyaluran dana untuk sekolah ini dan berencana untuk menutup sekolah ini.
Pak Harfan : (terkejut) kenapa bu ?
Orang Dinas : karena, berdasarkan pantauan kami, tidak ada lagi yang bisa dipertahankan
disekolah ini. Gedungnya yang sudah tua, dan prestasi anak-anak disini juga
tidak ada yang bisa kami pertimbangkan.
Bu Mus : bagaimana dengan nasib anak-anak kami disini bu ? bagaimana nasib saya
dan pak Harfan ?
Orang Dinas : kalau mengenai anak-anak, mereka bisa melanjutkan sekolah ke SD negri
yang ada di seberang kampung sini. Kalau mengenai nasib Ibu dan Pak
Harfan, itu sudah kami pertimbangkan.
Pak Harfan : apa tidak ada jalan keluarnya lagi bu, selain penutupan sekolah ini ?
Bu Mus : beri kami kesempatan bu... (menghiba) saya janji, saya akan berusaha
melakukan yang terbaik untuk anak-anak disini dan untuk sekolah ini.
Pak Harfan : anak-anak kami masih butuh pendidikan bu... beri kami waktu sampai akhir
semester berikutnya. Kalau kami masih tidak bisa meningkatkan prestasi anak-
anak kami disini, pemerintah boleh menutup sekolah ini.
Orang Dinas : baiklah kalau begitu, kami akan memberikan bapak kesempatan hingga akhir
semester berikutnya.
Bu Mus : alhamdulillah, terima kasih bu... (langsung menjabat tangan Orang Dinas)
5. Pak Harfan : terima kasih bu.
Lalu orang itu pergi. Bu Muslimah dan Pak Harfan pun merasa sangat senang, karena
sekolah itu tidak jadi ditutup.
Adegan IV :
Bu Muslimah masuk ke kelas. Murid-murid sudah duduk dengan rapi di meja mereka
masing-masing.
Bu Mus : murid-murid, ada berita penting untuk kalian hari ini. Kemarin Ibu dan Pak
Harfan kedatangan tamu dari dinas pendidikan, maksud kedatangan mereka
ingin menutup sekolah kita tercinta ini. Apabila kita tidak bisa memberikan
prestasi yang lebih baik, mereka terpaksa menutup sekolah kita ini.
Siswa : (tertunduk dan terdiam)
Sahara : kalau sekolah kita ditutup, kami akan sekolah dimana lagi bu ? (dengan
wajah lugu)
Ikal : iya bu, kemana lagi kami akan bersekolah ?
Bu Mus : oleh karena itu, ibu harap kalian lebih giat lagi belajar, sehingga nilai ujian
kalian nantinya bisa memuaskan bahkan dengan predikat sangat bagus.
Sehingga pemerintah membatalkan niatnya untuk menutup sekolah kita ini.
Lintang : baik bu, kami akan berusaha sekuat tenaga kami. Karena kami tidak mau
sekolah kita ini ditutup.
Bu Mus : (sedih) Ibu tahu, kalian pasti akan sangat sedih mendengar kabar ini. Tapi ibu
punya kabar gembira untuk kalian, ibu harap kalian bisa memberikan yang
terbaik.
Sahara : berita apa bu ? (penasaran)
Bu Mus : ibu mendapat surat edaran yang berbunyi bahwa akan diadakannya lomba
membaca puisi tingkat kecamatan. Dan sekolah kita juga diminta untuk
mengutus siswanya untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Siswa : Hore !!! (berteriak kegirangan)
Bu Mus : dan Ibu sudah memutuskan Ikal yang akan menjadi wakil dari sekolah kita.
Bagaimana menurutmu ikal ? apakah kamu siap ?
Ikal : saya siap bu....
Bu Mus : baiklah kalau begitu, dan kamu sahara dan lintang, kalian akan menjadi
pengiring ikal nantinya.
Sahara dan
6. Lintang : baik bu....
Adegan V :
Untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba, anak-anak SD Muhammdiyah
Gantong berlatih dengan tekun.
Ikal : kira-kira puisi apa yang akan kita tampilkan nanti ya ? (wajah bingung)
Sahara : bagaimana kalau puisi yang bercerita tentang persahabatan ?
Ikal : bagus juga ide mu sahara... aku setuju!! (sambil mengepalkan tangan)
bagaimana denganmu lintang ? (menoleh kearah lintang)
Lintang : (menggeleng) aku tidak begitu suka dengan tema itu. Bagaimana kalau kita
mengangkat tema tentang pendidikan ?
Sahara : aku tidak setuju !
Ikal : aku juga tidak setuju !
Suasana pun berubah menjadi sedikit tegang. Karena belum juga menemukan tema
yang pas untuk pertunjukan mereka. Mereka pun menjauh sendiri-sendiri. Dalam keadaan
yang sedikit tegang, tiba-tiba datang ibu Muslimah.
Bu Mus : ada apa ini ? kenapa kalian diam-diam saja. Bagaimana dengan latihan
kalian? apakah berjalan lancar ?
Sahara berjalan mendekati Bu Muslimah.
Sahara : begini bu, kami bertiga tidak menemukan kata sepakat mengenai tema apa
yang akan kami tampilkan.
Bu mus : (tersenyum) ooh... begitu rupanya. Tenang,, ibu sudah menyiapkan tema apa
yang akan kalian tampilkan.
Lintang : apa tema yang bagus untuk kita bu ?
Bu mus : kalian akan membawakan puisi yang bertemakan nasionalisme.
Ikal : Setuju !! (dengan tangan kiri dipinggang dan tangan kanan mengepal ke atas
sambil kepala mengangguk-angguk)
Sahara : kalau begitu, kami setuju bu...
Setelah mendapatkan tema yang mereka rasa cocok, merekapun berlatih dengan
sungguh-sungguh. Karena besar harapan mereka untuk memenangkan perlombaan tersebut.
Karena mereka tidak ingin sekolah mereka ditutup.
Adegan VI :
7. Hari-hari yang ditunggupun akhirnya datang juga. Sudah banyak orang-orang
berkumpul di aula tempat diselenggarakannya acara lomba baca puisi. Anak-anak dari
sekolah lain sudah banyak yang datang. Mereka datang dengan seragam yang sangat bagus,
dan serasi satu sama lain. Anak-anak SD Muhammadiyah sebagian juga sudah ada yang
datang bersamaan dengan Bu muslimah kecuali Ikal yang menjadi perwakilan dari SD
Muhammadiyah. Dan acara pun dimulai, satu-persatu nama pesertapun dipanggil oleh MC
untuk menampilkan kebolehannya membaca puisi. Tampak di bawah panggung, anak-anak
dari SD Muhammadiyah merasa sangat cemas, karena ikal yang menjadi wakil mereka belum
juga datang.
Bu Mus : anak-anak, kemana ikal ? kenapa dia belum datang ? (cemas)
Sahara : tidak tahu bu....
Lintang : mungkin sebentar lagi juga datang bu... (mencoba meyakinkan)
Sahara : iya bu... mungkin sebentar lagi ikal juga datang. (menimpali)
Bu Mus : (dengan perasaan cemas) iyaa... mudah-mudahan saja.
Kemudian pak Harfan pun datang.
Pak Harfan : assalamualaikum....
Bu Mus dan
Anak-anak : waailaikumsalam.....
Pak Harfan : (kaget) lhoo!! Kemana ikal ? bukannya dia sebentar lagi dia akan tampil ?
Sahara : ikal belum datang pak...
Pak Harfan : kemana dia ?
Ikal : kita juga tidak tahu pak...
Perlombaan membaca puisi pun dimulai. MC mulai menyebutkan nama-nama peserta
satu persatu. Masing-masing peserta yang namanya dipanggil naik ke atas panggung dan
langsung unjuk kebolehan. Tiba-tiba MC memanggil nama Ikal Perwakilan dari SD
Muhammadiyah. Bu Mus, Pak Harfan, dan anak-anak yang lain pun merasa terkejut dan
bingung.
Sahara : bagaimana ini bu ? ikal belum juga datang.
Lintang : iya bu.... bagaimana kalau ikal tidak datang ?
Bu Mus : (pura-pura tenang) kalian tenang saja, ibu akan mencoba berbicara tentang
masalah ini ke pihak panitia telebih dahulu.
8. Bu Muslimah naik ke atas panggung. Dan berbisisk sesuatu kepada MC. Dan setelah
MC mengerti, Ibu Muslimahpun turun.
Bu Mus : (berbisik) maaf bu, utusan dari sekolah kami Ikal belum datang. Jadi, kami
mohon kebijaksanaannya untuk dapat menunggu sampai ikal datang.
MC : tapi bu, acara harus tetap berjalan?
Bu Mus : beri kami waktu 5 menit saja bu, setelah itu ibu boleh ambil keputusan.
MC : baiklah, kami akan beri waktu 5 menit. Kalau dalam waktu 5 menit, SD
Muhammadiyah belum juga datang. Maka SD Muhammadiyah akan kami
diskualifikasi.
Bu Mus : terima kasih bu, atas kebijaksanaannya. (turun panggung)
MC : baiklah para hadirin dan peserta semuanya, karena suatu hal peserta dari SD
Muhammadiyah belum hadir. Kami dari pihak penyelenggara telah
memutuskan, kalau dalam waktu 5 menit lagi, SD Muhammadiyah tidak bisa
menampilkan pesertanya, maka akan kami diskualifikasi.
Mendengar pengumuman dari MC, semua anggota dari SD Muhammadiyah semakin
tegang dan cemas.
Lintang : bagaimana ini bu ? sampai saat ini ikal belum juga datang ?
Sahara : iya bu... kalau kita didiskualifikasi bagaimana ? sahara tidak mau ini terjadi
bu...
Bu Mus : Ibu juga tidak mau ini terjadi nak.... kemana ini si Ikal... ? (mondar-mandir)
Pak Harfan : kita berdoa saja, semoga ikal segera datang.
Semuanya gelisah. Dan tak lama kemudian, MC pun mengumumkan kalau SD
Muhammadiyah didiskualifikasi. Belum selesai MC menyebutkan pengumumannya, tiba-tiba
ikal dengan nafas terengah-engahpun datang.
Ikal : maaf bu... pak... teman-teman semua kalau Ikal datang terlambat. Apa
acaranya sudah selesai ?
Bu Mus : alhamdulillah... akhirnya doa kita terkabul anak-anak. Ayo anak-anak,
semuanya siap-siap. Sekarang giliran kalian untuk tampil.
Sahara, Ikal
Dan lintang : baik bu...
Dan anak-anakpun naik ke atas panggung. Dan merekapun membacakan puisi yang
telah mereka persiapkan dengan baik.
9. Acarapun pun berakhir. Saatnya pengumuman pemenang. Semua peserta lomba
merasa gugup. Mereka merasa harp-harap cemas, nama siapakah yang akan dipanggil oleh
MC sebagai pemenang. Terutama bagi anak-anak Muhammadiyah, kemenangan ini adalah
hidup dan mati mereka. Karena mereka tidak mau sekolah mereka ditutup.
MC : dan pemenangnya adalaaaaaah.......... Ikaaaall.... dari SD Muhammadiyah.
Semua anak-anak Muhammadiyah melonjak kegirangan. Dan Ikalpun naik keatas
panggung untuk menerima hadiah.
Orang Dinas : selamat yaaaa..... (menjabat tangan ikal)
Ikal : terima kasih pak.
Dan ikal pun turun dan memberikan hadiah tersebut kepada Ibu Muslimah.
Ikal : akhirnya kita menang bu....
Bu Muslimah : (tersenyum) ini berkat kegigihan kalian nak....
Ikal : iya bu... dan maafin Ikal masalah yang tadi ya bu....Ikal sudah membuat Ibu
dan teman-teman cemas.
Bu Mus : sudahlaah... kan Kamu sudah berhasil mendapatkan Pialanya.
Pak Harfan : iya Ikal... kamu sudah membuktikan kalau kamu bisa !
Ikal : terima kasih pak....
Mereka semua bergembira. Tiba-tiba datang Orang dari dinas menemui mereka.
Orang dinas : Selamat ya pak, atas keberhasilan murid bapak memenangkan lombanya...
(menjabat tangan pak harfan)
Pak Harfan : iya bu.. terima kasih kembali.
Orang dinas : begini pak... sesuai janji kami beberapa waktu yang lalu.... kami memutuskan
untuk membatalkan penutupan SD Muhammadiyah. Sekali lagi selamat ya
paak...
Pak Harfan : terima kasih pak... (senang)
Bu Muslimah : (tersenyum senang) alhamdulillah....
Anak-anak : Horeee !!!!
Dan merekapun pulang dengan perasaaan gembira. (menyanyikan lagu Laskar
Pelangi).
10. mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
pahamilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya
laskar pelangi
takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa
raih bintang di jiwa
menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada Yang kuasa
cinta kita di dunia
selamanya
cinta kepada hidup
memberikan senyuman abadi
walau hidup kadang tak adil
tapi cinta lengkapi kita
lalalalaaaaa
haaa ha haaaaa
11. laskar pelangi
takkan terikat waktu
jangan berhenti mewarnai
jutaan mimpi di bumi
laskar pelangi
takkan terikat waktu