1. Fakultas Kesehatan Masyarakat
MK : Sistem Informasi Kesehatan
S1 Kesehatan Masyarakat / IKMB 2012
1
SUMMARY TASK
Linta Meyla Putri
IKMB 2012 / 101211131047
Dewasa ini kata informasi sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita, dan sudah
meruapkan bagian erat dalam kehidupan kita. Informasi merupakan hasil dari proses
pengolahan satu atau berbagai macam data. Membicarakan tentang informasi tentu saja kita
juga tidak terlepas dari berbagai proses untuk menghasilkan informasi tersebut. Hal itulah
yang sering kita dengar dengan sebutan Sistem Informasi. Pengertian dari sistem sendiri
adalah sekumpulan proses atau komponen yang saling terkait dan bekerja sama untuk
mencapai sebuah tujuan. Begitu pula dengan sistem informasi dapat kita tarik kesimpulan
bahwa sistem informasi merupakan sebuah proses dan berbagai komponen yang salng terkait
dan bekerja sama dalam menghasilkan informasi. Informasi dapat dibagi menjadi berbagai
macam jenis, salah satunya adalah sistem informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan
memiliki peran dan fungsi yang sangat besar terkait dengan suatu program kesehatan. Sistem
informasi kesehatan berfungsi untuk mengumpulkan, mengolah, dan memproses data untuk
menghasilkan sebuah informasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan program kesehatan serta sebagai dasar untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Sistem informasi kesehatan juga berfungsi sebagai sarana evaluasi dari program
kesehatan yang sudah atau sedang berjalan.
Sistem informasi kesehatan di Indonesia sangat berkaitan erat dengan Puskesmas.
Puskesmas sebagai basis dasar sumber data kesehatan yang akan kita olah. Karena pada
dasarnya empat tujuan utama Sistem informasi kesehatan yakni peningkayan manajemen
pelayanan kesehatan, menghetahui status kesehatan masyarakat, sebagai dasar evidence
based bagi sistem kesehatan, serta sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perencanan
program kesehatan. Sistem informasi kesehatan sangat berkaitan erat dalam manajemen
kesehatan. Antara lain manajemen pasien, manajemen unit kesehtan dan menajmen sistem
kesehatan. Sistem kesehatan yang kita kenal saat ini antara lain, SIKNAS (Sistem Informasi
Kesehatan Nasional), SIKDA (Sistem Informasi Kesehatan Daerah), SIMPUS (Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas). Terkadang adata yang masuk ke masing-masing bidang
berbeda-beda formatnya dan menyulitkan dalam proses integrasi dan kompilasi data. Oleh
2. Fakultas Kesehatan Masyarakat
MK : Sistem Informasi Kesehatan
S1 Kesehatan Masyarakat / IKMB 2012
2
karena itu harus ada kerjasama antar bagian administrasi. Sehingga semua sistem harus
mempunyai standarisasi dalam proses pengolahan data meliputi format pengumpulan dan
pengolahan data serta pelaporannya. Kadang banyak format sistem informasi yang berbeda-
beda di setiap daerah. Hal inilah yang masih menjadi masalah utama. Banyak sekali
hambatan dalam sistem informasi kesehatan, antara lain masih banyak proses manipulasi data
karena berbagai kepentingan, under reported data atau data yang tidak terlaporkan, tenaga
kesehatan yang kurang memiliki kompetensi, sarana dan prasarana yang kurang memadai
dibeberapa daerah, serta biaya dalam pelaksanaannya. Sistem yang cukup banyak dibicarakan
adalah SIKNAS Online, yang pemanfaatannya meliputi komunikasi data terintegrasi yakni
arus tukar menukar data antara unit kesehtana, informasi eksekutif yaitu sarana tukar
menukar informasi anatr pimpinan kesehatan dalm upaya pemcahan masalah,
telekomunikasi, distance learning, digital library service, telemedicine, dan web based
networking. Dalm mencapai suatu sistem informasi yang idela dan bagus haruslah ada
kerjasama lintas sektor yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan berbagai organisasi terkait,
seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perhubungan, Dinas Pertanian, Dinas
Kependudukan dan Sipil, Dinas Ketenagakerjaan dan sebagainya. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam menciptakan sebuah sistem yang baik haruslah ada kerjasama lintas
sektor terkait.
Pengelolaan data dalam sistem informasi kesehatan sekarang ini sangatlah jauh
berbeda dengan pengelolaan data sebelum tahun 80-an yang belum ada komputerisasi dalam
pengelolaannya. Kini segala sistem informasi kesehatan kita sudah menggunakan sistem
elektronik dengan software, jaringan dan komputer. Contohnya dalam penggunaan
SIMPUSTRONIK di beberapa daerah di Indonesia. Ada dua tipe pengembangan
Simpustronik, antara lain dengan kerjasama dengan vendor atau membangun sendiri.
Pengembangan Simpustronik dengan mandiri seperti yang dilakukan oleh salah satu
Pusekesmas di Ngawi dimana meraka mengembangkan Simpustronik secara mandiri yang
akhirnya banyak diikuti oleh berbagai Puskesmas lain atau dengan kata lain menggunakan
metode bottom up. Setiap sistem yang dibuat pasti memiliki kelebihan dan kelemahan. Dalam
pengembangan Simpustronik secara mandiri kelebihannya adalah lebih bisa diikuti history-
nya karena dapat dengan mudah dipantau dan dimonitoring.Sedangkan kelemahannya ada
pada kualitas aplikasi yang kurang stabil dan kurang bagus karena buatan sendiri. Ini juga
terkait dengan metode bottom up seperti yang dilakukan di daerah Ngawi, dimana kelemahan
3. Fakultas Kesehatan Masyarakat
MK : Sistem Informasi Kesehatan
S1 Kesehatan Masyarakat / IKMB 2012
3
dari sistem bottom up kadang belum ada visi yang sama antara yang di bawah dan di atas.
Kadang program juga masih bersifat lokal dan belum global karena aplikasi yang diciptakan
masih sederhana.
Selain itu juga ada pengembangan dengan bantuan jasa vendor atau jasa pembuat
software Simpustronik. Sama seperti pengembangan mandiri, pengembangan dengn vemdor
juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari pengembangan dengan jasa
vendor antara lain aplikasi yangh diciptakan lebih bagus, sistem yang dikembangkan lebih
menarik dan lebih holistik global karena diciptakan oleh orang yang kompeten dibidang
pembuatan software. Kekurangannya adalah rentan ketidakstabilan atau error, kadang ketika
masa petjanjian (MoU) sudah hampir habis dan terjadi gangguan kita yang harus
memperbaiki sendiri, sustainibility atau keberlanjutan yang lemah karena tak jarang banyak
vendor yang sudah pindah atau tutup perusahaannya sehingga menyulitkan kita dalam
koordinasi jika terjadi gangguan. Namun di Jawa Tengah sudah ada asosiasi vendor yang
melindungi hak para customer sehingga mampu menjamin komunikasi antara vendor dan
customer jika terjadi gangguan. Pengembangan Simpustronik dengan mandiri ini juga terkait
dengan metode top-down atau metode dari atas ke bawah seperti yang dilakukan oleh
Puskesmas di Jembrana, Surabaya dan Banyuwangi. Penggunaan metode top-down ini
haruslah melibatkan Sumber Daya Manusia atau dalam hal ini adalah tenaga kesehatan yang
berkompeten dan terlatih, sehingga Sumber Daya Manusia harus dilatih terlebih dahulu.
Kelemahan dalam metode top-down ini kadang Sumber Daya Manusia yang ada kurang
terlatih sehingga kurang optimal dalam pemanfaatan Simpustronik. Karena pada dasarnya
ada empat komponen utama dalam penggunaan sistem informasi kesehatan, anatara lain
human resources (tenaga kesehatan, epidemiologist, surveyor, planner, manajer), hardware
(komputer, data register), software (aplikasi, sistem buatan), dan finansial atau pembiayaan.
Mengenal data lebih jauh, kita tahu bahwa menurut sifatnya data terbagi menajadi dua
yakni data kulitatif dan data kuantatif. Data kualitatif adalah data yang bersifat deskriptif,
sedangkan kuantitatif adalah data dalam bentuk angka dan dapat dihitung. Sedangkan
berdasarkan waktu pengumpulannay data dibagi menjadi cross sectional dan longitudinal.
Cross Sectional adalah pengumpulan data yang dilakukan saat ini bersamaan dengan prose
penelitian, sednagakan longitudinal data dikumpulkan dalm waktu yang panjang dan kita
mnegikuti perjalanannya. Pengumpulan data di Puskesmas dibagi menjadi dua, yakni
pengumpulan data secara rutin dan non rutin. Contoh pengumpulan data secara rutin seperti
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat
MK : Sistem Informasi Kesehatan
S1 Kesehatan Masyarakat / IKMB 2012
4
data harian, mingguan dan bulanan. Sedangkan contoh data non rutin seperti data obat, data
wabah, data kesakitan, data KIA dan sebagainya. Data yang bagus atau berkualitas haruslah
memiliki beberapa komponen anatara lain ownership atau rasa kepemilikan data dan data
harus relevan dengan kebutuhan, valid sesuai dengan kenyataan, reliabel atau siapapun dan
kapanpun diukur hasilnya tetap sama, agregasi data rendah, karena kadang data memiliki bias
yang tinggi karena data terlalu sedikit untuk menghasilkan informasi, lalu data juga harus
sesuai kebutuhan karena pada dasarnya setiap level memiliki kebutuhan data yang berbeda.
Data juga harus tepat waktu dalam pengumpulannya agar memudahkan dalam pengambilan
keputusan dan pemberian umpan balik.
Di negara berkembang sendiri masih banyak permasalahan terkait data yang sering
dijumpai, antara lain data kurang relevan, data yang terkumpul tidak sesuai kebutuhan,
kulaitas data menjadi rendah, banyak terjadi duplikasi data karena tidak adanya struktural
yang jelas antar sistem yang ada, dampaknya data menjadi useless atau tidak digunakan
karena data incomplete, inaccurate, absolete atau data terlalu tua dan sudah tidak relevan lagi
dengan keadaan sekarang, redundansi data atau adanya data yang sama di dua tempat
berbeda, unrelated to priority. Oleh karena itu ada beberapa instrumen yang harus digunakan
untuk mengumpulakn data yang reliabel dan akurat. Antara lain data harus relevan dan sesuai
kenyataan, visibel atau memungkinkan untuk diukur, pengumpulan data harus feasibility
artinya harus ada sarana dan prasarana yang memungkinkan, burden artinya harus sesuai
deng tenaga dan keuangan, layout atau kesesuaian instrumen dengan jenis informasi yang
dikumpulkan, harus ada kesamaan dalam pengukurannya seperti contoh timbangan harus ada
layout tapakan kaki agar hasil timbangannya sama, dan yang terakhir clarity atau adanya
kejelasan petunjuk penggunaan instrumen. Sehingga diharapkan instrumen diatas mampu
meminimalisasi kesalahan dalam pengumpulan data.
Transimisi data terbagi menjadi dua, yakni secara horizontal dan vertikal. Secara
horizontal seperti yang dilakukan antar pasien, dokter-pasien, sedangkan secra vertikal
dilakukan kepada pemerintah. Ada tiga tipe transmisi data secara vertikal, Indonesia
menggunakan tipe pertama karena sistem pemerintahannya bersifat otonomi. Antara
pemerintah kabupaten dan provinsi mendapatkan sumber dana sendiri-sendiri sehingga
hubungan antara pemerintah kabupaten dan provinsi hanya sebatas koordinasi, kabupaten
dapat langsung memberikan laporannya ke pemerintah pusat.
5. Fakultas Kesehatan Masyarakat
MK : Sistem Informasi Kesehatan
S1 Kesehatan Masyarakat / IKMB 2012
5
Pemrosesan data atau analisis data dibagi menjadi bebrapa tahap antara lain entry data
atau input data dimana data yang masuk harus berkualitas, lalu editing data atau proses
pengelompoknan serta klasifikasi data, lalu coding atau memberikan kode kepada data yang
masuk contoh menurut jenis kelamin laki-laki diberi kode 1 dan perempuan diberi kode 2,
setelah itu proses tabulating atau pelaporan data. Data yang disajikan bisa dalam bentuk tabel
atau diagram.