SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
BAB I
PEMBAHASAN
1.1

Teori Penyimpangan
Robert Merton melihat penyimpangan dari sudut struktur sosial dan budaya.
James V. Zanden, penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar
orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
Robert MZ Lawang, perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial yang
menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dari sistem itu untuk
memperbaiki perilaku yang menyimpang itu.
Penyebab perilaku menyimpang akibat:
a. Proses sosialisasi yang tidak sempurna.
b. Proses sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan yang menyimpang
Beberapa contoh perilaku menyimpang:
a. Penyalahgunaan narkotika.
b. Perkelahian pelajar.
c. Perilaku seksual di luar nikah.
Empat klasifikasi penyimpangan sosial:
a. Perilaku menyimpang yang dianggap sebagai kejahatan atau kriminal,
misalnya pemukulan, pemerkosaan, penodongan, pelanggaran UU.
b. Penyimpangan seksual, yaitu perilaku seksual yang tidak lazim, misalnya
perzinahan, lesbianisme, homoseksualitas, kumpul kebo.
c. Penyimpangan bentuk konsumsi berlebihan, misalnya alkoholisme,
narkotika, candu, dan lain-lainnya.
d. Penyimpangan dalam bentuk geya hidup lain dari biasanya, misalnya
penjudi profesional, perkelahian antar gang, perkelahian pelajar.

1
Faktor yang mempengaruhi penyimpangan:
a. Faktor dari dalam (motif intrinsik) : berupa intelgensi, usia, jenis kelamin,
kedudukan dalam keluarga.
b. Faktor dari luar: berumah lingkungan rumah tangga, pendidikan sekolah,
pergaulan, media massa.
Bentuk-bentuk penyimpangan:
a. Penyimpangan individual (indvidual deviation)
b. Penyimpangan kelompok (group deviation)
c. Penyimpangan campuran (mixture deviation)
Teori Differential Association (pergaulan yang berbeda) Edwin H. Sutherland.
Berpendapat bahwa penyimpangan disebabkan oleh “pergaulan yang berbeda”,
dimana saat itu individu atau kelompok mempelajari suatu budaya yang
menyimpang.
Teori Labeling Edwin Lamert, penyimpangan yang disebabkan oleh pemberian
cap/ label dari masyarakat kepada seseorang yang kemudian cenderung
melanjutkan penyimpangan.
Taori adaptasi Robert K Merton, bahwa penyimpangan disebabkan oleh karena
adaptasi tertentu. Tipe adaptasi, yang diantaranya adalah perilaku menyimpang:
1) Konformitas (conformity), mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan
masyarakat.
2) Inovasi (inovation), mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi
memakai cara yang dilarang masyarakat.
3) Ritualisme (ritualism) perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan
budaya namun masih tetap melaksanakan cara-cara yang telah ditetapkan
dalam arti ritual (upacara), tetapi maknanya telah hilang.
4) Pengunduran diri (retreatism) perilaku meninggalkan tujuan umum
maupun cara mencapainya yang umum, misalnya para pecandu obat
bius, pemabuk mungkin dalam rangka menenangkan diri namun salah.
5) Pembrontakan (rebellion) panerikan diri dari tujuan dan cara-cara
konvensional yang disertai dengan upaya untuk melembagakan tujuan
dan cara baru, misal para reformator agama.
Teori fungsi Emille Durkheim menyebut kan kesadaran moral dari semua
anggota masyarakat disebabkan karena faktor keturunan, perbedaan lingkungan

2
fisik, dan lingkungan sosial. Artinya kejahatan itu akan selalu ada sebab orang
yang berwatak jahat pun akan selalu ada.
Jenis-jenis penyimpangan:
a. Penyimpangan yang diterima dan ditolak.
b. Penyimpangan relatif (primer) dan penyimpangan mutlak (sekunder).
c. Penyimpangan terhadap budaya ideal dengan perilaku (budaya) real.
d. Penyimpangan bersifat adaptif.

1.2 Penyimpangan Pada Minuman Keras
Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol dengan
berbagaigolongan terutama etanol (CH3CH2OH) dengan kadar tertentu yang
mampu membuatpeminumnya menjadi mabuk atau kehilangan kesadaran jika
diminum dalam jumlahtertentu. Secara kimia alkohol adalah zat yang pada gugus
fungsinya mengandunggugus – OH.
Alkohol

diperoleh

dari

proses

peragian

zat

yang

mengandung

senyawakarbohidrat seperti gula, madu, gandum, sari buah atau umbi-umbian.
Jenis sertagolongan dari alkohol yang akan dihasilkan tergantung pada bahan serta
prosesperagian. Dari peragian tersebut akan didapat alkohol sampai berkadar 15%
tapi melaluiproses destilasi memungkinkan didapatnya alkohol dengan kadar yang
lebih tinggibahkan sampai 100%. Ada 3 golongan minuman berakohol yaitu:
 Golongan A; kadar etanol 1%
-5% misalnya dan tuak dan bir
 Golongan B; kadar etanol 5%
-20% misalnya arak dan anggur
 Golongan C; kadar etanol 20%
-45% misalnya whiskey dan vodca.
Di Balii sendiri minuman keras dibuat dari bahan aren. Aren ini
kemudiandifermentasikan dengan cara tradisional maka didapatlah tuak , jika tuak
ini diolahmaka akan diperoleh minuman dengan kadar alkohol sampai 15% yang
kemudian dinamakan arak . Arak dengan kadar alkohol yang lebih tinggi sering
disebut dengannama arak api , disebut demikian kerena jika arak ini disulut
dengan api maka akanlangsung terbakar.

3
1.3 Efek Minum Minuman Keras
Secara alami alkohol memang terkandung dalam darah, alkohol diperlukan
dalamproses ralaksasi tubuh dan saraf dimana dalam proses tersebut telah diatur
oleh hormon.Kandungan alkohol dalam darah diatur melalui proses ekskresi
artinya apabila alkohol dalamdarah berlebih maka akan dikeluarkan dalam bentuk
keringat ataupun kencing. Walaupun demikian, karena proses ekskresi
memerlukan waktu yang lebih lama daripada penyerapanalkohol itu sendiri, maka
bagi yang minum minuman keras terlalu banyak kadar alkohol dalamdarah akan
meningkat dan melebihi batas normal yang mampu diterima oleh tubuh, yang
tentunya akan memberikan dampak langsung bagi tubuh peminumnya terutama
pada sel-selyang sengat sensitif terhadap alkohol seperti sel saraf.Salah satu
dampak yang ditimbulkan dari alkohol adalah menimbulkan efek euphoriayaitu
berupa perasaan nyaman, dan tenang bagi peminumnya sehingga membuat
peminumnyalebih mudah untuk mengungkapkan emosi. Walaupun demikian, jika
seseorang terlalu banyak minum alkohol yang terjadi malah peminum akan
mengungkapkan emosinya dengan terlaluberlebihan bahkan bisa menyebabkan
terjadinya ganggguan mental organik
(GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku.
Timbulnya GMO itu disebabkanreaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf
pusat.Pada orang yang belum terbiasa minum alkohol maka efek yang
ditimbulkan beragam tergantung pada kadar alkohol dalam darahnya.
Efek Alkohol Pada Seseorang Yang Non-Alkoholic
Kadar Alkohol Dalam Darah Efek Yang Akan Ditimbulkan 50 mg/dL
 Peminum masih mampu bersosialisasi, emosi masih terkontrol dan tenang.80
mg/dL
 Kemampuan sistem koordinasi baik itu mental maupun fisik akanberkurang
 Refleks menjadi lebih lambat (kedua hal tsb mempengaruhi keselamatan
mengemudi). Kedua hal tersebut akan berpengaruh terhadap kemampuan
mengemudiseseorang, maka pada kadar 80mg/dL seseorang dilarang
mengendaraikendaraan bermotor karena berpotensi menimbulkan kecelakaan

4
100 mg/dL
 Gangguan koordinasi yg jelas terlihat seperti kurangnya respon terhadaprasa
sakit, ketidakmampuan untuk berfikir secara jernih, dll
200 mg/dL
 Kebingungan
 Ingatan berkurang
 Gangguan koordinasi semakin berat bahkan peminum tidak dapat berdiri
300 mg/dL
 Penurunan kesadaran
400 mg/dL
 Keracunan alkohol, koma atau bahkan berdampak pada kematian
Karena alkohol menimbulkan efek euphoria maka seperti zat-zat lain
yangmenimbulkan efek euphoria, alkohol juga menyebabkan kecanduan pada
peminumnya,hanya saja kecanduan pada alkohol tidak muncul langsung sejak
pertama kali meminumnya, namun itu terjadi sedikit demi sedikit yang ditandai
mulai daripenambahan takaran/dosis dan frekuensi minum.
Apabila seseorang telah menjadi pecandu alkohol (alcoholic) maka akan
timbulberbagai penyakit terutama yang berhubungan dengan saraf dan organ
dalam. Berikutberbagai penyakit yang sudah terbukti akibat seseorang menjadi
alcoholic:
 Bagi

para

alcoholic

yang

masih

berusia

15-17

tahun

cinderung

berpotensimenyebabkan kerusakan otak terutama pada bagian yang berfungsi
untuk menyimpan memori.
 Sirosis hati (cirrhosis hepatis)
 Gastritis atau peradangan selaput lendir lambung
 Oedema

otak,

yaitu

keadaan

dimana

terdapat

pembengkakan

dan

terbendungnya darah yangnyata sekali pada jaringan-jaringan otak, sehingga
daya koordinasi yang normal tidak dapatberjalan lagi.
 Pelemahkan jantung, sehingga lambat-laun jantung itu tidak lagi bekerja
dengan baik.

5
1.4 Upaya Penanggulangan
Minum minuman keras sudah selayaknya diberantas karena dampak
negatif yang dapat ditimbulkan selain kerena dalam ajaran agama tertentu minum
minumankeras adalah perbuatan yang dilarang. Cara yang paling tepat dalam
memberantas suatum asalah adalah dengan cara mencari sumber permasalahan
tersebut. Sehingga apabila sumber permasalahan tersebut terselesaikan maka
masalah-masalah lain tidak akantimbul atau muncul kembali. Begitu pula dengan
pemberantasan minum minuman keras di Indoonesia. Motif seseorang menjadi
alcoholic

tentu

berbeda-beda,

sehingga

untuk

mencari

tahu

sumber

permasalahnnya diperlukan suatu konseling. Namunperkembangan konseling
sebenarnya sangat lambat sampai peminum itu sendiri benar-benar menganbil
keputusan untuk berhenti minum.
Salah satu faktor yang menghambat adalah kerena alkohol bersifat
aditif sehingga peminum yang berusaha untuk berhenti akan mengalami sindrom
putus obatyaitu keadaan yang sangat tidak menyanangkan dari tubuh akubat
kekurangan zat aditif.Biasanya cairan infus, magnesium dan glukosa sering
diberikan untuk mencegahbeberapa gejala putus obat dan untuk menghindari
dehidrasi atau bisa juga dengan pembarian benzodiazepin selama beberapa hari
untuk menenangkan dan membantu mencegah gejala putus obat. Obat-obatan
anti-psikosa umumnya diberikan untuk sejumlah kecil pecandu dengan halusinasi
alkoholik.Setelah masalah medis darurat berhasil diatasi, program detoksikasi
danrehabilitasi harus dimulai. Pada tahap pertama pengobatan, alkohol sama
sekali tidak digunakan. Kemudian seorang pecandu harus mengubah perilakunya.
Tanpa bantuan,sebagian besar pecandu akan kambuh dalam beberapa hari atau
beberapa minggu.Seorang alcoholic dapat dikatakan sembuh dari pengaruh
minuman keras tidak hanya dilihat dari berhentinya ia minum minuman keras,
namun juga dari kesembuhantubuhnya yang telah rusak akibat minum minuman
keras, caranya mengatasi tekananhidup, serta cara mengatasi rasa percaya diri dan
rasa bersalah
Penangulangan terhadap minuman keras dapat dilakukan dengan cara :
1.

Tampaknya miras ini sulit apabila harus dibasmi/dihilangkan sama sekali.
Mungkin dari sisi agama masalah miras tidak ada toleransi, namun kita perlu

6
juga melihatnya dari sisi lain yaitu kepentingan adapt dan kepentingan
Pariwisata. Dengan demikian yang penting bukan membasmi miras, tapi
memperhatikan perangkat hukum untuk mengaturnya dan kemudian
menegakkan peraturannya.
2.

Distributor dan Pengedar minuman keras harus diatur dengan peraturan
daerah. Kendatipun dalam KUHP khususnya pasal 536,537,538 dan 539
secara eksplisit sudah mengatur tentang miras ini, namun kelihatannya pasalpasal tersebut perlu direvisi kembali karena banyak yang kurang tegas dan
kurang mengenai substansi ( masih bias ) tentang miras itu sendiri, sehingga
menyulitkan aparat keamanan untuk mengambil tindakkan tegas .

3.

Distributor dan pengedar harus memilki izin, demikian juga penjualnya.
Tempat-tempat tertentu seperti hotel, diskotek, karaoke dan took khusus
penjual miras harus diatur oleh peraturan daerah. Izin untuk menjadi
distributor, pengedar dan penampung miras harus ketat. Artinya agar mereka
tidak terlalu gampang melakukan bisnis miras dengan tanpa melihat usia
konsumennya.

4.

Penyalah gunaan terhadap izin dan peraturan Daerah tentang miras ini harus
ditindak tegas dengan cara menghukum pelakunya, bukan memusnahkan
mirasnya. Legalisasi dan lokalisasi miras ini tentunya akan menambah
penghasilan asli daerah ( PAD ). Razia rutin harus dilakukan untuk
mengontrol apakah para distributor, penjual dan penampung tetap konsisten
pada peraturan yang ada dan sesuai dengan izin yang diberikan kepada
mereka.

5.

Dalam hal penanggulangan miras ini kita perlu memperhatikan dua hal :
Kita juga menerima pemasukkan dari para turis mancanegara dan juga
turis domestic. Oleh sebab itu persediaan miras tetap harus ada yaitu di
hotel-hotel berbintang, restoran, diskotek, club malam lainnya. Namun
kebijakkan ini harus disertai dengan perangkat hukum yang jelas dan
tegas, agar tidak disalah gunakan dikemudian hari.
Jangan lupa bahwa miras untuk kepentingan adapt. Hal ini perlu segera
dipertegas legalisasinya dengan Undang-Undang atau peraturan Daerah,
agar penggunaan miras pada saat acara adapt betul-betul disiplin hanya

7
untuk keperluan acara adapt dan bukan untuk acara mabuk-mabukan atau
kompetensi antara anak-anak muda.

1.5 Pengendalian Sosial
a. Definisi Pengendalian Sosial
Pengendalian

Sosial

adalah

suatu

mekanisme

untuk

mencegah

penyimpangan social serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk
berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Beberapa Ahli yang
mendefinisikan pengendalian social, antara lain :
1) Peter L. Berger : Berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk
menertibkan anggotanya yang membangkang
2) Joseph S. Roucek : Cara-cara atau metode yang mengacu pada proses
terencana dimana individu dianjurkan, dibujuk ataupun dipaksa untuk
menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok
3) Bruce J. Cohen : Cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong
agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok masyarakat luas.
4) Soerjono Soekanto : Suatu proses baik yang direncanakan ataupun yang tidak
direncanakan yang bertujuan untuk mengajak membimbing atau bahkan
memaksa warga masyarakat agar memenuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah
yang berlaku.
b. Ciri-ciri Pengendalian Sosial
1) Suatu cara atau metode terhadap masyarakat
2) Dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain atau kelompok
terhadap individu
3) Bertujuan mencapaikan keserasian antara stabilitas dengan perubahanperubahan yang terus terjadi di dalam suatu masyarakat
4) Dilakukan secara timbale balik meskipun terkadang tidak disadari oleh kedua
belah pihak

8
c. Tujuan pengendalian Sosial
Tujuan pengendalian sosial adalah terciptanya suatu keadaan yang serasi
antara stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat. Sebelum terjadi perubahan,
dalam masyarakat sudah terkondisi suatu keadaan yang stabil, selaras, seimbang
dan sebagainya. Dengan adanya perubahan, menyebabkan terjadi keadaan yang
tidak stabil. Tujuan pengendalian sosial untuk memulihkan keadaan yang serasi
seperti sebelum terjadinya perubahan.

9

More Related Content

What's hot

Penyalahgunaan narkoba
Penyalahgunaan narkobaPenyalahgunaan narkoba
Penyalahgunaan narkobaZulfa Fakhrina
 
Kuesioner perilaku remaja tentang penyalahgunaan narkoba di sekolah man maren...
Kuesioner perilaku remaja tentang penyalahgunaan narkoba di sekolah man maren...Kuesioner perilaku remaja tentang penyalahgunaan narkoba di sekolah man maren...
Kuesioner perilaku remaja tentang penyalahgunaan narkoba di sekolah man maren...Juliana Pohan
 
Program anti narkoba bagi pemuda desa
Program anti narkoba bagi pemuda desaProgram anti narkoba bagi pemuda desa
Program anti narkoba bagi pemuda desaNovy Khayra
 

What's hot (10)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Buku skrap anti dadah
Buku skrap anti dadahBuku skrap anti dadah
Buku skrap anti dadah
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Penyalahgunaan narkoba
Penyalahgunaan narkobaPenyalahgunaan narkoba
Penyalahgunaan narkoba
 
Kuesioner perilaku remaja tentang penyalahgunaan narkoba di sekolah man maren...
Kuesioner perilaku remaja tentang penyalahgunaan narkoba di sekolah man maren...Kuesioner perilaku remaja tentang penyalahgunaan narkoba di sekolah man maren...
Kuesioner perilaku remaja tentang penyalahgunaan narkoba di sekolah man maren...
 
Karya ilmiah narkoba
Karya ilmiah narkobaKarya ilmiah narkoba
Karya ilmiah narkoba
 
Bahaya narkoba
Bahaya narkobaBahaya narkoba
Bahaya narkoba
 
Karya tulis ilmiah bahaya narkoba bagi remaja
Karya tulis ilmiah bahaya narkoba bagi remajaKarya tulis ilmiah bahaya narkoba bagi remaja
Karya tulis ilmiah bahaya narkoba bagi remaja
 
Program anti narkoba bagi pemuda desa
Program anti narkoba bagi pemuda desaProgram anti narkoba bagi pemuda desa
Program anti narkoba bagi pemuda desa
 
Dadah
DadahDadah
Dadah
 

Similar to TEORI PENYIMPANGAN

Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 2
Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 2Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 2
Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 2Operator Warnet Vast Raha
 
Folio koordinasi badan
Folio koordinasi badanFolio koordinasi badan
Folio koordinasi badanShazwan Zafran
 
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"Listya Angreni
 
Presentasi Forensik klp.4
Presentasi Forensik klp.4Presentasi Forensik klp.4
Presentasi Forensik klp.4Wida Yanti
 
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remaja
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remajaKarya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remaja
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remajaOperator Warnet Vast Raha
 
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remaja
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remajaKarya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remaja
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remajaOperator Warnet Vast Raha
 
Presentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpang
Presentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpangPresentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpang
Presentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpangsync
 
Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 3
Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 3Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 3
Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 3Operator Warnet Vast Raha
 
Bab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpangBab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpangRobbie AkaChopa
 
Modul 3 kb 4 proses penuaan
Modul 3 kb 4 proses penuaanModul 3 kb 4 proses penuaan
Modul 3 kb 4 proses penuaanpjj_kemenkes
 
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBA
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBAKARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBA
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBAliza_virgianti
 
Toksikan terhadap fungsi reproduksi
Toksikan terhadap fungsi reproduksiToksikan terhadap fungsi reproduksi
Toksikan terhadap fungsi reproduksijrryanjyp
 

Similar to TEORI PENYIMPANGAN (20)

alkoholisme
alkoholismealkoholisme
alkoholisme
 
Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 2
Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 2Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 2
Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 2
 
Bahaya minuman keras
Bahaya minuman kerasBahaya minuman keras
Bahaya minuman keras
 
Folio koordinasi badan
Folio koordinasi badanFolio koordinasi badan
Folio koordinasi badan
 
Karya ilmiah adon
Karya ilmiah adonKarya ilmiah adon
Karya ilmiah adon
 
Kesan
KesanKesan
Kesan
 
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
 
Presentasi Forensik klp.4
Presentasi Forensik klp.4Presentasi Forensik klp.4
Presentasi Forensik klp.4
 
Plkj _ Penyalahgunaan Zat
Plkj _ Penyalahgunaan ZatPlkj _ Penyalahgunaan Zat
Plkj _ Penyalahgunaan Zat
 
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remaja
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remajaKarya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remaja
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remaja
 
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remaja
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remajaKarya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remaja
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remaja
 
Presentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpang
Presentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpangPresentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpang
Presentasi Sosiologi SMA 1 - Perilaku menyimpang
 
Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 3
Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 3Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 3
Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna 3
 
Al cohol1a
Al cohol1aAl cohol1a
Al cohol1a
 
Bab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpangBab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpang
 
Modul 3 kb 4 proses penuaan
Modul 3 kb 4 proses penuaanModul 3 kb 4 proses penuaan
Modul 3 kb 4 proses penuaan
 
Proses Penuaan
Proses PenuaanProses Penuaan
Proses Penuaan
 
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBA
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBAKARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBA
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBA
 
Toksikan terhadap fungsi reproduksi
Toksikan terhadap fungsi reproduksiToksikan terhadap fungsi reproduksi
Toksikan terhadap fungsi reproduksi
 
Persentasi narkoba
Persentasi narkobaPersentasi narkoba
Persentasi narkoba
 

TEORI PENYIMPANGAN

  • 1. BAB I PEMBAHASAN 1.1 Teori Penyimpangan Robert Merton melihat penyimpangan dari sudut struktur sosial dan budaya. James V. Zanden, penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. Robert MZ Lawang, perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial yang menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dari sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang itu. Penyebab perilaku menyimpang akibat: a. Proses sosialisasi yang tidak sempurna. b. Proses sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan yang menyimpang Beberapa contoh perilaku menyimpang: a. Penyalahgunaan narkotika. b. Perkelahian pelajar. c. Perilaku seksual di luar nikah. Empat klasifikasi penyimpangan sosial: a. Perilaku menyimpang yang dianggap sebagai kejahatan atau kriminal, misalnya pemukulan, pemerkosaan, penodongan, pelanggaran UU. b. Penyimpangan seksual, yaitu perilaku seksual yang tidak lazim, misalnya perzinahan, lesbianisme, homoseksualitas, kumpul kebo. c. Penyimpangan bentuk konsumsi berlebihan, misalnya alkoholisme, narkotika, candu, dan lain-lainnya. d. Penyimpangan dalam bentuk geya hidup lain dari biasanya, misalnya penjudi profesional, perkelahian antar gang, perkelahian pelajar. 1
  • 2. Faktor yang mempengaruhi penyimpangan: a. Faktor dari dalam (motif intrinsik) : berupa intelgensi, usia, jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga. b. Faktor dari luar: berumah lingkungan rumah tangga, pendidikan sekolah, pergaulan, media massa. Bentuk-bentuk penyimpangan: a. Penyimpangan individual (indvidual deviation) b. Penyimpangan kelompok (group deviation) c. Penyimpangan campuran (mixture deviation) Teori Differential Association (pergaulan yang berbeda) Edwin H. Sutherland. Berpendapat bahwa penyimpangan disebabkan oleh “pergaulan yang berbeda”, dimana saat itu individu atau kelompok mempelajari suatu budaya yang menyimpang. Teori Labeling Edwin Lamert, penyimpangan yang disebabkan oleh pemberian cap/ label dari masyarakat kepada seseorang yang kemudian cenderung melanjutkan penyimpangan. Taori adaptasi Robert K Merton, bahwa penyimpangan disebabkan oleh karena adaptasi tertentu. Tipe adaptasi, yang diantaranya adalah perilaku menyimpang: 1) Konformitas (conformity), mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan masyarakat. 2) Inovasi (inovation), mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi memakai cara yang dilarang masyarakat. 3) Ritualisme (ritualism) perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan budaya namun masih tetap melaksanakan cara-cara yang telah ditetapkan dalam arti ritual (upacara), tetapi maknanya telah hilang. 4) Pengunduran diri (retreatism) perilaku meninggalkan tujuan umum maupun cara mencapainya yang umum, misalnya para pecandu obat bius, pemabuk mungkin dalam rangka menenangkan diri namun salah. 5) Pembrontakan (rebellion) panerikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yang disertai dengan upaya untuk melembagakan tujuan dan cara baru, misal para reformator agama. Teori fungsi Emille Durkheim menyebut kan kesadaran moral dari semua anggota masyarakat disebabkan karena faktor keturunan, perbedaan lingkungan 2
  • 3. fisik, dan lingkungan sosial. Artinya kejahatan itu akan selalu ada sebab orang yang berwatak jahat pun akan selalu ada. Jenis-jenis penyimpangan: a. Penyimpangan yang diterima dan ditolak. b. Penyimpangan relatif (primer) dan penyimpangan mutlak (sekunder). c. Penyimpangan terhadap budaya ideal dengan perilaku (budaya) real. d. Penyimpangan bersifat adaptif. 1.2 Penyimpangan Pada Minuman Keras Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol dengan berbagaigolongan terutama etanol (CH3CH2OH) dengan kadar tertentu yang mampu membuatpeminumnya menjadi mabuk atau kehilangan kesadaran jika diminum dalam jumlahtertentu. Secara kimia alkohol adalah zat yang pada gugus fungsinya mengandunggugus – OH. Alkohol diperoleh dari proses peragian zat yang mengandung senyawakarbohidrat seperti gula, madu, gandum, sari buah atau umbi-umbian. Jenis sertagolongan dari alkohol yang akan dihasilkan tergantung pada bahan serta prosesperagian. Dari peragian tersebut akan didapat alkohol sampai berkadar 15% tapi melaluiproses destilasi memungkinkan didapatnya alkohol dengan kadar yang lebih tinggibahkan sampai 100%. Ada 3 golongan minuman berakohol yaitu:  Golongan A; kadar etanol 1% -5% misalnya dan tuak dan bir  Golongan B; kadar etanol 5% -20% misalnya arak dan anggur  Golongan C; kadar etanol 20% -45% misalnya whiskey dan vodca. Di Balii sendiri minuman keras dibuat dari bahan aren. Aren ini kemudiandifermentasikan dengan cara tradisional maka didapatlah tuak , jika tuak ini diolahmaka akan diperoleh minuman dengan kadar alkohol sampai 15% yang kemudian dinamakan arak . Arak dengan kadar alkohol yang lebih tinggi sering disebut dengannama arak api , disebut demikian kerena jika arak ini disulut dengan api maka akanlangsung terbakar. 3
  • 4. 1.3 Efek Minum Minuman Keras Secara alami alkohol memang terkandung dalam darah, alkohol diperlukan dalamproses ralaksasi tubuh dan saraf dimana dalam proses tersebut telah diatur oleh hormon.Kandungan alkohol dalam darah diatur melalui proses ekskresi artinya apabila alkohol dalamdarah berlebih maka akan dikeluarkan dalam bentuk keringat ataupun kencing. Walaupun demikian, karena proses ekskresi memerlukan waktu yang lebih lama daripada penyerapanalkohol itu sendiri, maka bagi yang minum minuman keras terlalu banyak kadar alkohol dalamdarah akan meningkat dan melebihi batas normal yang mampu diterima oleh tubuh, yang tentunya akan memberikan dampak langsung bagi tubuh peminumnya terutama pada sel-selyang sengat sensitif terhadap alkohol seperti sel saraf.Salah satu dampak yang ditimbulkan dari alkohol adalah menimbulkan efek euphoriayaitu berupa perasaan nyaman, dan tenang bagi peminumnya sehingga membuat peminumnyalebih mudah untuk mengungkapkan emosi. Walaupun demikian, jika seseorang terlalu banyak minum alkohol yang terjadi malah peminum akan mengungkapkan emosinya dengan terlaluberlebihan bahkan bisa menyebabkan terjadinya ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkanreaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat.Pada orang yang belum terbiasa minum alkohol maka efek yang ditimbulkan beragam tergantung pada kadar alkohol dalam darahnya. Efek Alkohol Pada Seseorang Yang Non-Alkoholic Kadar Alkohol Dalam Darah Efek Yang Akan Ditimbulkan 50 mg/dL  Peminum masih mampu bersosialisasi, emosi masih terkontrol dan tenang.80 mg/dL  Kemampuan sistem koordinasi baik itu mental maupun fisik akanberkurang  Refleks menjadi lebih lambat (kedua hal tsb mempengaruhi keselamatan mengemudi). Kedua hal tersebut akan berpengaruh terhadap kemampuan mengemudiseseorang, maka pada kadar 80mg/dL seseorang dilarang mengendaraikendaraan bermotor karena berpotensi menimbulkan kecelakaan 4
  • 5. 100 mg/dL  Gangguan koordinasi yg jelas terlihat seperti kurangnya respon terhadaprasa sakit, ketidakmampuan untuk berfikir secara jernih, dll 200 mg/dL  Kebingungan  Ingatan berkurang  Gangguan koordinasi semakin berat bahkan peminum tidak dapat berdiri 300 mg/dL  Penurunan kesadaran 400 mg/dL  Keracunan alkohol, koma atau bahkan berdampak pada kematian Karena alkohol menimbulkan efek euphoria maka seperti zat-zat lain yangmenimbulkan efek euphoria, alkohol juga menyebabkan kecanduan pada peminumnya,hanya saja kecanduan pada alkohol tidak muncul langsung sejak pertama kali meminumnya, namun itu terjadi sedikit demi sedikit yang ditandai mulai daripenambahan takaran/dosis dan frekuensi minum. Apabila seseorang telah menjadi pecandu alkohol (alcoholic) maka akan timbulberbagai penyakit terutama yang berhubungan dengan saraf dan organ dalam. Berikutberbagai penyakit yang sudah terbukti akibat seseorang menjadi alcoholic:  Bagi para alcoholic yang masih berusia 15-17 tahun cinderung berpotensimenyebabkan kerusakan otak terutama pada bagian yang berfungsi untuk menyimpan memori.  Sirosis hati (cirrhosis hepatis)  Gastritis atau peradangan selaput lendir lambung  Oedema otak, yaitu keadaan dimana terdapat pembengkakan dan terbendungnya darah yangnyata sekali pada jaringan-jaringan otak, sehingga daya koordinasi yang normal tidak dapatberjalan lagi.  Pelemahkan jantung, sehingga lambat-laun jantung itu tidak lagi bekerja dengan baik. 5
  • 6. 1.4 Upaya Penanggulangan Minum minuman keras sudah selayaknya diberantas karena dampak negatif yang dapat ditimbulkan selain kerena dalam ajaran agama tertentu minum minumankeras adalah perbuatan yang dilarang. Cara yang paling tepat dalam memberantas suatum asalah adalah dengan cara mencari sumber permasalahan tersebut. Sehingga apabila sumber permasalahan tersebut terselesaikan maka masalah-masalah lain tidak akantimbul atau muncul kembali. Begitu pula dengan pemberantasan minum minuman keras di Indoonesia. Motif seseorang menjadi alcoholic tentu berbeda-beda, sehingga untuk mencari tahu sumber permasalahnnya diperlukan suatu konseling. Namunperkembangan konseling sebenarnya sangat lambat sampai peminum itu sendiri benar-benar menganbil keputusan untuk berhenti minum. Salah satu faktor yang menghambat adalah kerena alkohol bersifat aditif sehingga peminum yang berusaha untuk berhenti akan mengalami sindrom putus obatyaitu keadaan yang sangat tidak menyanangkan dari tubuh akubat kekurangan zat aditif.Biasanya cairan infus, magnesium dan glukosa sering diberikan untuk mencegahbeberapa gejala putus obat dan untuk menghindari dehidrasi atau bisa juga dengan pembarian benzodiazepin selama beberapa hari untuk menenangkan dan membantu mencegah gejala putus obat. Obat-obatan anti-psikosa umumnya diberikan untuk sejumlah kecil pecandu dengan halusinasi alkoholik.Setelah masalah medis darurat berhasil diatasi, program detoksikasi danrehabilitasi harus dimulai. Pada tahap pertama pengobatan, alkohol sama sekali tidak digunakan. Kemudian seorang pecandu harus mengubah perilakunya. Tanpa bantuan,sebagian besar pecandu akan kambuh dalam beberapa hari atau beberapa minggu.Seorang alcoholic dapat dikatakan sembuh dari pengaruh minuman keras tidak hanya dilihat dari berhentinya ia minum minuman keras, namun juga dari kesembuhantubuhnya yang telah rusak akibat minum minuman keras, caranya mengatasi tekananhidup, serta cara mengatasi rasa percaya diri dan rasa bersalah Penangulangan terhadap minuman keras dapat dilakukan dengan cara : 1. Tampaknya miras ini sulit apabila harus dibasmi/dihilangkan sama sekali. Mungkin dari sisi agama masalah miras tidak ada toleransi, namun kita perlu 6
  • 7. juga melihatnya dari sisi lain yaitu kepentingan adapt dan kepentingan Pariwisata. Dengan demikian yang penting bukan membasmi miras, tapi memperhatikan perangkat hukum untuk mengaturnya dan kemudian menegakkan peraturannya. 2. Distributor dan Pengedar minuman keras harus diatur dengan peraturan daerah. Kendatipun dalam KUHP khususnya pasal 536,537,538 dan 539 secara eksplisit sudah mengatur tentang miras ini, namun kelihatannya pasalpasal tersebut perlu direvisi kembali karena banyak yang kurang tegas dan kurang mengenai substansi ( masih bias ) tentang miras itu sendiri, sehingga menyulitkan aparat keamanan untuk mengambil tindakkan tegas . 3. Distributor dan pengedar harus memilki izin, demikian juga penjualnya. Tempat-tempat tertentu seperti hotel, diskotek, karaoke dan took khusus penjual miras harus diatur oleh peraturan daerah. Izin untuk menjadi distributor, pengedar dan penampung miras harus ketat. Artinya agar mereka tidak terlalu gampang melakukan bisnis miras dengan tanpa melihat usia konsumennya. 4. Penyalah gunaan terhadap izin dan peraturan Daerah tentang miras ini harus ditindak tegas dengan cara menghukum pelakunya, bukan memusnahkan mirasnya. Legalisasi dan lokalisasi miras ini tentunya akan menambah penghasilan asli daerah ( PAD ). Razia rutin harus dilakukan untuk mengontrol apakah para distributor, penjual dan penampung tetap konsisten pada peraturan yang ada dan sesuai dengan izin yang diberikan kepada mereka. 5. Dalam hal penanggulangan miras ini kita perlu memperhatikan dua hal : Kita juga menerima pemasukkan dari para turis mancanegara dan juga turis domestic. Oleh sebab itu persediaan miras tetap harus ada yaitu di hotel-hotel berbintang, restoran, diskotek, club malam lainnya. Namun kebijakkan ini harus disertai dengan perangkat hukum yang jelas dan tegas, agar tidak disalah gunakan dikemudian hari. Jangan lupa bahwa miras untuk kepentingan adapt. Hal ini perlu segera dipertegas legalisasinya dengan Undang-Undang atau peraturan Daerah, agar penggunaan miras pada saat acara adapt betul-betul disiplin hanya 7
  • 8. untuk keperluan acara adapt dan bukan untuk acara mabuk-mabukan atau kompetensi antara anak-anak muda. 1.5 Pengendalian Sosial a. Definisi Pengendalian Sosial Pengendalian Sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan social serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Beberapa Ahli yang mendefinisikan pengendalian social, antara lain : 1) Peter L. Berger : Berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang 2) Joseph S. Roucek : Cara-cara atau metode yang mengacu pada proses terencana dimana individu dianjurkan, dibujuk ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok 3) Bruce J. Cohen : Cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok masyarakat luas. 4) Soerjono Soekanto : Suatu proses baik yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan yang bertujuan untuk mengajak membimbing atau bahkan memaksa warga masyarakat agar memenuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku. b. Ciri-ciri Pengendalian Sosial 1) Suatu cara atau metode terhadap masyarakat 2) Dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain atau kelompok terhadap individu 3) Bertujuan mencapaikan keserasian antara stabilitas dengan perubahanperubahan yang terus terjadi di dalam suatu masyarakat 4) Dilakukan secara timbale balik meskipun terkadang tidak disadari oleh kedua belah pihak 8
  • 9. c. Tujuan pengendalian Sosial Tujuan pengendalian sosial adalah terciptanya suatu keadaan yang serasi antara stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat. Sebelum terjadi perubahan, dalam masyarakat sudah terkondisi suatu keadaan yang stabil, selaras, seimbang dan sebagainya. Dengan adanya perubahan, menyebabkan terjadi keadaan yang tidak stabil. Tujuan pengendalian sosial untuk memulihkan keadaan yang serasi seperti sebelum terjadinya perubahan. 9