Dokumen tersebut mengungkapkan praktik bisnis yang merugikan dari perusahaan transportasi online seperti Gojek dan Grab. Driver mengeluhkan target perjalanan dan bonus yang tidak masuk akal sehingga menyebabkan pendapatan yang kecil bahkan minus, sanksi sepihak dari pihak aplikasi, serta persaingan tidak sehat antar driver. Dokumen tersebut menyerukan agar pemerintah melindungi hak-hak driver dengan mengatur perusahaan-perus
2. Apakah anda mengenal transportasi
online? Atau pengguna transportasi
online seperti Gojek dan Grab?
Mungkin sebagian dari kita sudah
akrab dengan layanan ini, bahkan
mungkin pelanggan setia, karena
memang sangat memudahkan
kehidupan kita, tapi apakah anda
mengetahui busuknya praktik bisnis
mereka?
Tip
When a number is too
large or too small to
easily comprehend,
clarify it with a
comparison to
something familiar.
3. Tip
When a number is too
large or too small to
easily comprehend,
clarify it with a
comparison to
something familiar.
Mari kita pahami dulu logika dasarnya, sama seperti
Google, Facebook, Twitter, Toped, Bukalapak, Shopee
dll, bisnis Gojek dan Grab yang sebenarnya adalah
DATA, itu sebabnya mereka selalu berkelit bahwa
mereka bukan perusahaan transportasi, tetapi
perusahaan teknologi.
Untuk mendapatkan data kita, semua aplikasi online ini
menyediakan platform/layanan gratis yang sangat
membantu kita, tetapi bedanya, pada transportasi
online, mereka membutuhkan armada untuk
menjalankan layanan mereka, maka berlombalah
mereka untuk menggaet mitra/driver dengan iming-
iming bonus, jam kerja flexibel dan penghasilan hingga
belasan juta rupiah..
Sangat menggiurkan bukan?
4.
5. Pengalaman saya sebagai driver mobil online
Pada awalnya, sebagai driver, kami memang sangat dimanjakan oleh mereka,
penghasilan kami memang terbilang cukup besar, bisa mencapai 9jt bahkan
sampai 15jt rupiah dalam satu bulan, dengan jam kerja yang tidak terlalu berat (8-
12 jam).
Tetapi itu dulu, ketika belum banyak driver online yang bergabung.
Lama kelamaan, makin banyak yang tergiur dengan cerita-cerita penghasilan
driver online, bahkan banyak teman-teman saya yang tadinya bekerja,
mengundurkan diri dan menjadi driver online.
Maka terjadilah SUPLY > DEMAND
6. Lalu apa yang terjadi?
1. Pihak aplikasi mulai bersikap sewenang-wenang terhadap
mitra.
2. Mulai terjadi penolakan dan kekerasan oleh pelaku
transportasi konvensional.
3. Persaingan tidak sehat antar sesama driver online.
7. Perlakuan Sewenang-Wenang Pihak Aplikasi
Suspend Sepihak
Jangan lupa, core bisnis mereka sebenarnya adalah data, maka makin banyak data individu yang
mereka miliki (baik mitra ataupun pelanggan), makin untung mereka, maka mulailah mereka
memberlakukan suspend sepihak, bahkan sering kali tanpa ada alasan yang jelas, toh mereka sudah
mendapatkan data yg mereka perlu, dan masih ada ratusan orang yang setiap hari mendaftar sebagai
mitra driver.
Pelanggan memberikan komentar buruk di aplikasi, langsung suspend, tanpa ada klarifikasi kepada
driver yang bersangkutan, sehingga driver tidak bisa membela diri.
Pelanggan tertinggal barang, jika mereka lapor CS, langsung suspend, tanpa ada klarifikasi kepada
driver, padahal tinggal menghubungi driver benar tidak ada barang tertinggal, jika benar, tinggal diatur
saja pengembaliannya, tapi jangan salah, driver pun jarang melihat jika ada barang tertinggal, sering
kali penumpang selanjutnya yang mengambil barang tersebut, dan driver yang disalahkan.
Bahkan akibat kesalahan sistem pun, bisa suspend.
8.
9.
10.
11.
12. Ketika seorang driver terkena suspend, maka dia tidak bisa mengambil orderan,
nah CELAKANYA, hampir semua kendaraan online khususnya mobil, dibeli
dengan cara kredit.
Katakan saja suspend tersebut akibat komentar buruk penumpang (tidak jarang
yang sekedar iseng atau memang tidak mempunyai hati nurani), dan setelah
diurus ke kantor, ternyata akun drivernya bisa diaktifkan kembali (TIDAK
SELALU), biasanya memakan waktu 3-5 hari, berarti selama itu dia tidak bisa
mencari duit untuk anak istrinya, dan untuk membayar tagihan leasing (anggap
dalam 1 hari JIKA target jumlah perjalanannya tercapai, dia bisa mendapatkan
250-400rb, maka kerugiannya bisa mencapai 750rb hingga 2jt (sebelum
dipotong bensin, makan, setoran/cicilan).
Jika suspendnya permanen, maka semua uang yang ada didalam aplikasi akan
hangus, dan jika dia tidak bisa menemukan sumber penghasilan dengan cepat
maka kemungkinan mobilnya akan dijabel atau di over-creditkan.
13.
14. Penerapan Tarif dan Target Perjalanan Secara Sepihak
Anda ingat iming-iming JAM KERJA FLEXIBEL ?
Ditempat tinggal saya yaitu kota Bandung, kebanyakan jarak tempuh pendek-pendek, karena kota
bandung relatif tidak terlalu besar, sehingga kebanyakan argo berkisar antara 10rb-30rb (Rp.3000/km
ditetapkan sepihak oleh pihak aplikasi dan sangat merugikan driver).
Jika kami ingin jam kerja flexibel, yang artinya hanya mengandalkan argo tanpa mengandalkan bonus,
maka perkiraan pendapatan dalam 1 hari jika kami mendapatkan 6-10x perjalanan yaitu sekitar 80rb -
240rb setelah dipotong 20% oleh aplikasi.
Dipotong bensin 50-100rb, makan-minum 50rb, setoran mobil bagi yang mobilnya sewa (kebanyakannya
sewa) 160rb, itu yang paling murah ya, sisa berapa? Minus kan?
Itu belum dihitung maintenance kendaraan loh ya.
Jika kami hanya memilih orderan yang jauh, malah rugi, karena argo sangat murah (habis waktu, habis
tenaga, tidak bisa kejar bonus, pendapatan tidak seberapa, mobil cepat rusak).
Makanya mau tidak mau kami HARUS mengejar insentif/bonus.
Jadi TIDAK ADA itu yang namanya jam kerja flexibel jika mobil masih credit atau nyewa.
Untuk mengejar bonus ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu: target penerimaan order, dan
target perjalanan.
15. Target Penerimaan Order
Untuk kedua aplikasi ini, target penerimaan order yang harus diambil kurang lebih sama
Jika kriteria penerimaan order tidak mencukupi, maka tidak akan mendapatkan bonus, contoh:
Ketika mendapatkan order ke daerah yang macet parah atau ketika jam sibuk, waktu akan banyak habis
sedangkan argo sangat kecil (kadang argo 15rb-20rb bisa 2-3 jam perjalanan), maka target jumlah
perjalanan tidak akan terkejar.
Atau, ketika orderan masuk, kondisi sedang macet, atau harus memutar jalur, sedangkan penumpang
tidak bisa/mau menunggu, dan dicancel, performa penerimaan tetap berkurang.
Atau banyak penumpang yang tidak mengerti bahwa maksimum penumpang dalam satu orderan adalah
4 orang, ketika yang order ternyata 6 orang, jika diambil, bensin akan boros karena beban kendaraan
yang berat, suspensi akan cepat rusak, tetapi jika dicancel, target penerimaan akan berkurang, pihak
aplikasi tidak mau tau orderan dicancel karena apa, pokoknya jika cancel, performa penerimaan akan
berkurang.
Atau ketika penumpang mabuk, jika diambil, takut muntah dimobil, jika dicancel performa penerimaan
akan berkurang, jika penumpang muntah dimobil, maka sudah pasti hari itu si driver tidak bisa online atau
sangat sulit mengejar target jumlah perjalanan karena harus membersihkan muntah yang baunya sangat
sulit dihilangkan.
16. Target Jumlah Perjalanan
Ini juga salah satu kejahatan mereka, target yang tidak manusiawi
Target jumlah perjalanan pada kedua aplikasi ini kurang lebih sama, yaitu
Bonus akan cair apabila memenuhi syarat target
penerimaan, jadi kami tidak bisa memilih-milih orderan yang
masuk.
Pertanyaannya:
Bisakah setiap hari mencapai target 17/18 perjalanan?
Jarang sekali driver bisa mencapai full target, jika dapat
orderan yang jauh atau daerah macet, jika diambil rugi
karena argo sangat murah, jika tidak diambil, maka jumlah
penerimaan akan turun dan bonus tidak akan cair.
Jika tidak mencapai full target, anda bisa melihat dari gambar, bonus yang diterima sangat kecil,
ditambah argo yang sangat murah, maka terkadang pendapatan bersih yang diterima driver sangat
kecil bahkan tidak jarang malahan minus.
17. Penolakan dan Kekerasan Oleh Pelaku Transportasi Konvensional
Akibat kuota driver yang tidak dibatasi, transportasi online pun menjamur,
sehingga mulai terjadi penolakan dan tindak kekerasan oleh pelaku transportasi
konvensional yang merasa pendapatan mereka menurun drastis akibat hadirnya
transportasi online.
Mungkin benar bahwa kemajuan teknologi tidak bisa dibendung dan kita harus
beradaptasi jika tidak mau ketinggalan, tetapi karena kuota tidak dibatasi,
jangankan pelaku transportasi konvensional, kami yang driver online pun sangat
dirugikan dengan tidak adanya batasan kuota driver.
Lalu kenapa hingga saat ini kuotanya tidak dibatasi?
Balik lagi, ingat bisnis mereka sebenarnya adalah data, jadi semakin banyak yang
bergabung semakin bagus untuk mereka, dan mereka tidak mau reliability layanan
mereka terganggu akibat keterbatasan suply, karena disitulah keuntungan
mereka, maka driver/mitra yang dikorbankan.
18. Tindak-tindak kekerasan yang makin sering terjadi ini seringkali tidak ada penyelesaian dan hanya merugikan
driver, pihak keamanan pun seringkali tidak serius untuk mengusut tidak kekerasan ini, apalagi pihak aplikasi,
mereka selalu lepas tangan dan hanya menyerahkan kepada pihak kepolisian
19. Persaingan Tidak Sehat Antar Sesama Driver Online
Akibat mau tidak mau harus mengejar bonus/insentif, sedangnkan suply > demand, maka banyak driver
yang melakukan order fiktif atau tembakan demi mengejar target jumlah perjalanan.
Nah akibat praktik ini, banyak driver lain yang dirugikan karena orderannya tidak selalu masuk ke yang
bersangkutan atau biasa disebut nyangsang, akibatnya performa penerimaan driver yang terkena
tembakan ini akan rusak dan tidak bisa mendapatkan bonus/insentif.
Sering terjadi seorang driver sudah susah payah kerja dari pagi hingga larut malam, tetapi tidak bisa
mendapatkan bonus/insentif karena performa penerimaannya rusak.
Yang salah driver? Atau aplikasi karena menetapkan jumlah target perjalanan yang tidak manusiawi dan
mematok argo sangat murah?
Toh tidak ada bonus pun tidak masalah bagi kami, asalkan argo lebih masuk akal dan kuota driver
dibatasi agar tidak terjadi SUPLY > DEMAND
Yang terjadi sekarang adalah pelanggan disubsidi oleh driver, pihak apliaksi hanya mengeruk keuntungan
dari keringat driver/mitra.
20. Memang, pelanggan sangat diuntungkan dan dimudahkan dengan hadirnya layanan transportasi online,
tetapi mitra/driver sangat dirugikan.
Oleh sebab itu, kami driver online ingin membuka mata Pemerintah Republik Indoneisa agar bisa
melindung kami Rakyat Indonesia dari praktik bisnis busuk yang sangat merugikan ini.
Pihak aplikasi tidak pernah perduli dengan masalah dilapangan, selalu driver yang jadi korban, jika ada
pengrusakan, penganiayaan, mereka tidak pernah bertanggung jawab, contoh:
jika terjadi pengrusakan, mungkin ada asuransi, tetapi klaim asuransi memakan waktu lama, kadang 2-3
minggu bahkan lebih, nah selama itu, si driver tidak ada pendapatan, sedangkan cicilan jalan terus.
Atau jika terjadi penganiayaan, driver dalam perawatan, tidak bisa mencari nafkah, sedangkan cicilan
jalan terus.
Atau jika driver terkena suspend, cicilan jalan terus.
Jika kami tidak mampu membayar cicilan, mereka tidak peduli, karena masih sangat banyak orang yang
setiap hari mengantri mendaftar menjadi mitra driver akibat iming-iming penghasilan besar dan jam kerja
flexibel, bagi mereka, yang penting pelanggan dapat dengan cepat terlayani, karena ingat, bisnis mereka
sebenarnya adalah data pelanggan, seperti kebiasaan pelanggan, kesukaan pelanggan, jadwal
pelanggan, dan lain sebagainya, dari situlah keuntungan mereka.
Itulah mengapa mereka tidak pernah mau menerapkan pembatasan kuota driver, karena jika layanan
pelanggan mereka terganggu, keuntungan mereka terganggu.
21.
22. KESIMPULAN:
Pihak aplikasi terus memperluas layanan mereka ke seluruh Tanah Air, saat ini
layanan mereka sudah ada di 120 Kota di Indoneisa, dan jika dibiarkan dan tidak
dikontrol, pertanyaan saya:
MAU BERAPA BANYAK LAGI RAKYAT YANG MENJADI KORBAN PENIPUAN
MEREKA?
Bisnis ini tidak fair, memupus harapan para driver untuk bisa mandiri dan mensejahterakan keluarga,
bahkan menghadapi resiko pengangguran tak kentara (disguise unimployment), dan akan membebani
Pemerintah.
Hanya Pemerintah yang bisa melindungi kami dari modus penipuan mereka dengan mengeluarkan aturan
tegas yang menyasar kepada pihak aplikasi, bukan kepada driver/mitra seperti yang selama ini terjadi,
atau sekalian tendang saja mereka dari Indonesia jika mereka tidak mau tunduk dengan aturan
pemerintah, masih banyak pemain lain yang akan/sudah muncul dan mau mengikuti aturan tetapi tidak
bisa bersaing karena praktik busuk mereka yang didukung dengan modal yang sangat besar.
23. SARAN:
● Pemerintah hadir dalam bentuk dialog partisipatif antara pihak aplikasi
dengan pihak mitra/driver dalam sebuah forum dialog yang egaliter dan win-
win.
● Dialog partisipatif tersebut difasilitasi oleh suatu lembaga yang kompeten,
independent, dan biasa menyelenggarakan dialog semacam ini.
● Apabila pihak aplikasi tidak bersedia untuk duduk bersama melakukan dialog
yang egaliter, maka demi kepentingan umum, kesejahteraan, ketertiban
bermasyarakat dan bernegara, maka pemerintah harus mengambil tindakan
hukum yang segera, seksama, dan adil, beserta sanksi hukumnya.
● Dan yang lebih gawat lagi, potensi bahaya ekosistem data masyarakat
Indonesia jika dimiliki oleh perusahaan asing, akan sangat lebih baik jika
Pemerintah membantu permodalan perusahaan dalam negeri agar mereka
bisa bersaing dan tidak dijual ke asing.