Perkembangan Larva Rajungan Portunus pelagicus Pada Produksi Masal Pascaintroduksi Artemia salina dan Brachionus plicatilis diperkaya Asam Lemak(BBAP TAKALAR)
Studi ini mengkaji pengaruh pengkayaan pakan alami Artemia salina dan Brachionus plicatilis dengan asam lemak terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva rajungan Portunus pelagicus. Hasilnya menunjukkan bahwa perlakuan pakan alami yang diperkaya asam lemak memberikan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva yang lebih optimal dibandingkan perlakuan lainnya.
Perkembangan Larva Rajungan Portunus pelagicus Pada Produksi Masal Pascaintroduksi Artemia salina dan Brachionus plicatilis diperkaya Asam Lemak(BBAP TAKALAR)
1. Perkembangan Larva Rajungan Portunus pelagicus Pada Produksi Masal
Pascaintroduksi Artemia salina dan Brachionus plicatilis diperkaya Asam Lemak
Saldyansah Effendy, Faidar, Sudirman, Eddy Nurcahyono*
Abstrak
Kegiatan ini bertujuan mengetahui hasil pengkayaan Artemia salina dan Brachionus
plicatilis terhadap perkembangan larva pada produksi massal rajungan Portunus
pelagicus. Larva yang digunakan berasal dari induk berukuran 150 – 250 g/individu
dengan lebar dan panjang karapaks berturut-turut 11,05 – 12,50 cm dan 6,60 – 7,00 cm.
Larva dipelihara dalam wadah plastik warna gelap kapasitas 130 L dengan padat tebar 50 -
60 ind./L. Stadia zoea-1 (Z-1) hingga Z-4 diberi pakan alami Brachionus plicatilis yang
diperkaya asam lemak, dengan kepadatan 10 – 15 ind./mL. Dosis pengkayaan adalah 0
ppm (A), 150 ppm (B), 200 ppm (C) dan 250 ppm (D), masing-masing diulang tiga kali.
Pengamatan stadia megalopa menggunakan wadah yang sama, padat tebar larva 20 ind./L.
Artemia salina diberikan dengan kepadatan 10 ind/mL (A), rotifer 10 ind./mL (B), pakan
buatan diameter ± 150 µm sebanyak 1 ppm (C) serta kombinasi antara perlakuan A, B dan
C (D), masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Dosis bahan pengkaya untuk artemia dan
rotifer adalah 200 ppm. Hasil menunjukkan laju pertumbuhan mutlak zoea tertinggi adalah
perlakuan C = 0,125 ± 0,018 mg/hari, disusul oleh B = 0,078 ± 0,005 mg/hari, D = 0,067 ±
0,004 mg/hari dan A = 0,058 ± 0,003 mg/hari. Sintasan zoea tertinggi adalah C = 40,75 ±
2,06%, disusul oleh B = 37,89 ± 0,99%, D = 35,09 ± 1,14% dan A = 28,75 ± 4,24%. Uji
ketahanan zoea menggunakan air tawar (0 ppt) pada menit ke-30 menunjukkan kisaran
sintasan perlakuan C = 32%, B = 11.33%, D = 8,67% dan A = 2%. Laju pertumbuhan
tertinggi megalopa dicapai oleh perlakuan A = 0.037 ± 0,06 mg/hari, disusul oleh B =
0,187 ± 0,05 mg/hari, D = 0,010 ± 0,02 mg/hari dan C = 0,073 ± 0,01 mg/hari. Sintasan
tertinggi megalopa masing-masing dicapai oleh perlakuan A = 70,27 ± 9,24%, B = 51,15 ±
2,87%, D = 45,61 ± 5,01% dan C = 25,72 ± 4,60%. Secara umum, penggunaan pakan
alami yang diperkaya dengan asam lemak memberikan hasil yang lebih optimal.
Kata kunci : pengkayaan, Artemia salina, Brachionus plicatilis, larva rajungan
Laju Pertumbuhan Mutlak Zoea Laju Pertumbuhan Mutlak Megalopa
0.50
0.160 0.45
0.140 0.40
0.120 0.35
Berat 0.100 0.30
Berat
(mg) 0.080 (m g) 0.25
0.060 0.20
0.040 0.15
0.020 0.10
0.05
0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0.00
0 1 2 3 4 5 6
Hari Pemeliharaan
Hari Pem elharaan
A B C D A B C D
*) BBAP Takalar, Ds. Bontoloe, Kec. Galesong Selatan Kab. Takalar – 92254, Sulawesi Selatan
Telp. 0411 320730, Fax. 0418 2326777. Email : saldyansah@yahoo.com