Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) penelitian ini membahas kajian hukum penanganan limbah tekstil oleh DLH Kabupaten Majalengka dan faktor yang menghambat penegakan hukum pencemaran limbah pabrik tekstil; (2) hasilnya menunjukkan bahwa DLH melakukan pengawasan dan sanksi administratif terhadap pelanggar, namun pengawasan masih kurang optimal; (3) sarannya adalah perlu peningkatan peng
Kajian Hukum Penanganan Limbah Tekstil di Majalengka
1. KAJIAN HUKUM TERHADAP PENANGANAN
LIMBAH TEKSTIL
DI MASYARAKAT KABUPATEN MAJALENGKA
(Studi Di Wilayah Kecamatan Jatiwangi)
Disusun oleh:
INDRI RAHNIASARI
118010067
2. LATAR BELAKANG
Perusahaan tekstil seharusnyai bertanggung jawab atas pencemaran air yang
dilakukannya namun kebanyakan pelaku pencemaran air tidak melaksanakan
tanggungjawab sebagaimana mestinya atas pencemaran yang dilakukannya.
Penegakan hukum pencemaran air terhadapi perusahaan tekstil yang kurang
memberikan efek jera, memperkuat kesan bahwa ‘mencemari itu murah,
menjadi salah satu faktor penyebab pencemaran air yang dilakukan oleh
perusahaan tekstil masih terjadi sampai saat ini.
3. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kajian hukum terhadap penanganan limbah
tekstil oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Majalengka ?
2. Apa saja faktor - faktor yang menghambat penegakan
hukum terhadap pencemaran limbah pabrik tekstil di
Wilayah Kecamatan Jatiwangi?
4. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui bagaimana kajian hukum terhadap
penanganan limbah tekstil oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Majalengka
2. Untuk mengetahui faktor - faktor apa yang menghambat
penegakan hukum terhadap pencemaran limbah pabrik
tekstil di Wilayah Kecamatan Jatiwangi
5. MANFAAT PENELITIAN
MANFAAT TEORITIS MANFAAT PRAKTIS
• Dapat memberikan sumbangan
pemikiran tentang kajian hukum
terhadap penanganan limbah tekstil
oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Majalengka dan mampu
menangani permasalahan yang
bertujuan untuk penangan limbah
pabrik khususnya di Kabupaten
Majalengka.
• Bertujuan untuk bagaiamana pabrik
atau PT yang ada di Indonesia sadar
bahwa jika setiap barang atau
produk yang dibuat pasti ada
limbah tersendirinya, dan mereka
harus sadar bahwa limbah setiap
barang yang diprodiksinya dapat
berpengaruh pada masyarakat
setidaknya limbah pabrik yang
dihasilkan sedikit atau jika setiap
limbah ini masih bisa bermanfaat
pasti bisa di gunakan lagi dan bisa
diproduksi lagi.
6. KERANGKA PEMIKIRAN
Teori yang menjadi grand theory dalam penelitian ini adalah teori penegakan
hukum menurut Soekanto mengemukakan bahwa Penegakan hukum (lingkungan)
secara luas meliputi baik usaha preventif maupun represif (dari penyelidikan,
penyidikan, sampai penerapan sanksi baik administrasi maupun pidana). Sebelum
dilakukan tindakan represif maka dilakukan tindakan preventif yang meliputi
penerangan dan nasihat. Penegakan hukum secara preventif dalam rangka
perlindungan lingkungan hidup merupakan upaya untuk mencegah terjadinya
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup secara berkelanjutan. Sedangkan
penegakan hukum secara represif dalam memberikan perlindungan terhadap
lingkungan hidup merupakan penegakan hukum yang bersifat pemaksaan terhadap
pelaku pelanggaran/kejahatan lingkungan hidup.
7. METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Jenis Penelitian
Objek Penelitian
Instrumen Penelitian
Analisis Bahan Hukum
Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
8. TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN LIMBAH KLASIFIKASI LIMBAH
• Limbah industri adalah semua
jenis bahan sisa atau bahan
buangan yang berasal dari hasil
samping suatu proses
perindustrian. Limbah industri
dapat menjadi limbah yang sangat
berbahaya bagi lingkungan hidup
dan manusia
Limbah Padat
Limbah Cair
Limbah Gas
9. TINJAUAN PUSTAKA
DAMPAK NEGATIF AIR LIMBAH PENGAWASAN
Menurunnya kualitas lingkungan
Menurunnya estetika atau nilai
keindahan lingkunga
Membuat lingkungan kurang
nyaman untuk ditempati
Membuat makhluk hidup yang
terkena pencemaran menjadi
musnah atau mati
Pelaksanaan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan kegiatan pembuangan
air limbah dilakukan.
Pelaksanaan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang –
undangan
10. TINJAUAN PUSTAKA
DASAR HUKUM PENEGAK HUKUM
• Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1982 tentang Ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UUPLH),
Penegakan hukum merupakan suatu
usaha untuk mewujudkan ide-ide
keadilan, kepastian hukum dan
kemanfaatan sosial, menjadi kenyataan.
Penegakan hukum merupakan usaha
untuk mewujudkan ide-ide dan konsep-
konsep hukum yang diharapakan rakyat
menjadi kenyataan
11. TINJAUAN PUSTAKA
PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP DASAR HUKUM
• Pencemaran atau polusi adalah
suatu kondisi yang telah berubah
dari bentuk asal pada keadaan yang
lebih buruk. Pergeseran bentuk
tatanan dari kondisi asal pada
kondisi yang buruk ini dapat terjadi
sebagai akibat masukan dari
bahan-bahan pencemar atau
polutan.
Pasal 87 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
12. TINJAUAN PUSTAKA
ANALIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
• Amdal adalah proses resmi untuk memperkirakan apakah suatu usaha
dan/atau kegiatan akan menimbulkan dampak-dampak lingkungan seperti
pada kehidupan manusia, sumber daya alam, air, udara, lahan dan satwa liar.
Amdal ini diberlakukan oleh banyak negara termasuk Indonesia, dengan
memberlakukan peraturan dan membentuk instansi-instansi yang
bertanggung jawab pada pelaksanaannya
13. OBJEK PENELITIAN
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka
VISI
Mewujudkan Lingkungan Hidup Bersih, Indah, Sejuk dan Asri
(B I S A) Bersih Tanah, Air dan Udara terbebas dari
pencemaran Indah Sejuk Lingkungan Visual tertata rapi.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) tertata proposional. Asri Sumber
Daya Alam (SDA) dan Keanekaragaman Hayati (Kehati)
terlestarikan".
14. OBJEK PENELITIAN
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka
MISI
Menangani Pencemaran.
Menata Lingkungan Visual.
Menata Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Melestarikan Sumber Daya Alam dan
Keanekaragaman Hayati.
15. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemberian sanksi terhadap pelaku usaha dan/atau kegiatan dapat dilakukan
oleh Pemerintah Pusat apabila dirasa Pemerintah Daerah melalui instansi yang
berwenang tidak dapat menyelesaikan permasalahan lingkungan yang terjadi
dikarenakan Pemerintah Pusat juga dapat melakukan pengawasan terhadap
pelanggaran yang serius dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup pada Izin Lingkungan yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah. Melalui
koordinasi yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah
maka Pemerintah Pusat dapat langsung menjatuhkan sanksi kepada pelaku
usaha yang bersangkutan ataupun memberikan rekomendasi kepada
Pemerintah Daerah yang terkait untuk penjatuhan sanksi administratif terhadap
pelaku usaha yang melakukan pelanggaran.
16. KESIMPULAN DAN SARAN
• Penegakan hukum pencemaran lingkungan terhadap limbah pabrik tekstil,
dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka dengan
melakukan pengawasan terhadap pihak yang terkait. Pengawasan dilakukan dengan
menerima laporan uji laboratorium limbah dari perusahaan terkait paling sedikit
setidaknya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sekali dan dengan melakukan
pemantauan izin lingkungan dalam jangka waktu 1 (satu) kali dalam 6 (enam)
bulan. Permasalahan ini diselesaikan dengan penjatuhan sanksi administratif bagi
para pihak yang terbukti telah melakukan pencemaran. Dinas Lingkungan Hidup
menjatuhkan sanksi administratif berupa paksaan pemerintah kepada para pihak
yang bersangkutan. Dalam penjatuhan sanksi ini sudah sesuai dengan aturan sanksi
administratif yang terdapat dalam Perbub No. 33 tahun 2019 Pasal 25 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Terhadap para pihak yang
melakukan pelanggaran tersebut juga diselesaikan dengan menerapkan sistem
pembinaan, dan mediasi secara kekeluargaan dengan para pihak yang melakukan
pelanggaran kemudian para pihak membuat perjanjian agar tidak mengulangi
perbuatannya kembali
17. KESIMPULAN DAN SARAN
• Faktor penghambat yang dihadapi dalam penyelesaian terhadap kasus
pencemaran limbah pabrik tekstil ini dikarenakan pengawasan yang
dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup terkait yang masih belum optimal
seperti kurangnya anggota atau petugas yang diterjunkan untuk melakukan
pemantauan lingkungan dilapangan sehingga menyebabkan masih
terjadinya adanya pelanggaran yang mengakibatkan pencemaran
lingkungan serta masih kurangnya kesadaran para pelaku industri
dan/atau pelaku usaha yang masih belum memiliki izin dalam pembuangan
limbah hasil produksinya
18. SARAN
• Limbah industri yang menyebabkan pecemaran lingkungan harus adanya
upaya dari dinas lingkungan hidup yang bertanggung jawab dan
memperketat pengawasannya sesuai dengan Undang - undang agar tindak
terjadi pencemaran lagi.
• Penegakan hukum di Dinas Lingkungan Hidup harus lebih di perhatikan
lagi dan perusahaan juga harus mengikuti izin – izin yang berlaku agar
tidak adanya faktor penghambat yang menyebabkan pencemaran
berlangsung lebih lama karana sesuai dengan Perbub No. 33 tahun 2019,
yang mensyaratkan adanya kelestarian lingkungan dan dipenuhinya hak
masyarakat atas lingkungan yang bersih dan sehat.