1. Konfigurasi Metro Ethernet Pada Jaringan Speedy
Pada jaringan layanan internet speedy, Metro-E dijadikan sebagai jaringan atau perangkat uplink
dari DSLAM. Perangkat-perangkat DSLAM yang berperan sebagai multiplekser data dari CPE
(Customer Permises Equipment), digabungkan pada jalur data yang lebih lebar yakni Metro-E.
Seperti pembahasan sebelumnya, Metro-E memiliki bandwidth hingga 10Gbps/core, artinya
peran untuk menyokong jaringan speedy untuk sebuah wilayah perkotaan (Metropolitan)
bukanlah beban yang berarti. Dengan kemampuan dan kehandalan seperti itu perangkat Metro-E
bahkan tidak perlu memakan banyak space atau ruang, berbeda halnya apabila perangkat
transport yang digunakan masih berbasis SDH.
Gambar Perangkat Metro-E
Perangkat Metro-E ditempatkan pada setiap STO (Sentral) dan saling terhubung dengan topologi
Ring (melingkar). DSLAM yang berada di bagian sentral maupun yang berada di bagian Remote
dihubungkan dengan perangkat Metro menggunakan Patch cord melalui terminasi OTB. Prinsip
koneksi fisik antara DSLAM dan Metro-E dapat dilakukan secara langsung (DSLAM <--
>Metro-E) atau pun melalui perantara Agregator (DSLAM<-->Agregator<-->Metro-E).
Agregator adalah perangkat berupa switch yang fungsinya meng-agregasi (menggabungkan)
koneksi beberapa DSLAM sebelum masuk ke Port Metro-E. Penggunaan Agregator dilakukan
apabila DSLAM terlampau banyak dan khawatir apabila port koneksi Metro-E tidak mencukupi.
Namun pada kenyataannya di lapangan, agregator jarang digunakan karena port interface yang
dimiliki Metro-E sudah sangat memadai atau cukup banyak. Sebagai contoh pada Jaringan Metro
Akses Semarang, agregator hanya digunakan pada satu lokasi STO yaitu STO Ungaran.
Gambar Konfigurasi Metro-E pada jaringan speedy
DSLAM berbasis IP seperti yang tertera pada gambar di atas memiliki peran memisahkan (filter)
antara layanan suara dan data. Layanan suara masuk ke perangkat TDM (Time Division
Multiplexing), sementara layanan data masuk ke Metro-E. Berbeda dengan DSLAM model lama
yang berbasis ATM (Asynchronous Transfer Mode), data yang ditransmisikan dengan transport
SDH (STM-4) bersamaan dengan suara dipisah di bagian sentral dan konversi dengan modul
IPUL (IP UpLoad) sebelum masuk ke Metro-E. Mekanisme demikian memang harus dilakukan
mengingat Metro-E merupakan perangkat yang menggunakan teknologi IP.
Mengapa Metro-E disusun dengan topologi Ring? Secara logika, pertanyaan ini dapat dijawab
demikian: ”Apabila satu perangkat Metro-E yang berada pada topologi mengalami down, maka
koneksi tidak akan putus begitu saja karena data dapat dilewatkan pada jalur lainnya.” Alasan
tersebut adalah logika yang menyangkut dari segi proteksi. Lebih rincinya, keunggulan
penggunaan topologi ring ini didasari oleh hal-hal berikut:
• Network Delay
Network delay dalam konteks ini adalah delay protection and recovery dan minimum maksimum
transport delay di dalam network yang berbeda. Topologi dan ukuran network termasuk jumlah
2. trafik mempunyai dampak yang besar dalam delay network. Perbandingan delay dari berbagai
aspek dapat dilihat dalam tabel berikut: (RPR=Risilient Packet Ring)
(Source : VTT Technical Research Center of Finlad)
Tabel Perbandingan Network Delay
Resilient Packet Ring (RPR) adalah protokol Media Access Control (MAC) yang didesain untuk
melakukan optimalisasi pengelolaan bandwidth dan memfasilitasi penggelaran layanan data
melalui network ring. RPR beroperasi di atas teknologi transport seperti GbE atau SDH. RPR
menyediakan proteksi (dibawah 50ms) dengan dua methoda yang berbeda, steering dan
wrapping. RPR node dapat memilih paket yang dialamatkan kepada RPR dari ring dengan fungsi
DROP, dan dapat melakukan insert data ke dalam ring dengan ADD function. RPR menjawab
persyaratan Quality of Service (QoS) dengan tiga tingkatan QoS. Paket yang dikirimkan melalui
ring diberi label dengan prioritas High, Medium atau Low.
• Throughput
Dalam kontek ini throughput berarti jumlah data yang dapat dikirim oleh aplikasi tanpa
menghitung transport frames dan network management messages. Jumlah overhead dan control
bervariasi tergantung dari teknologi yang digunakan, dan biasanya maksimal 15 persen
tergantung pada ukuran paket data.
Ketika membandingkan teknologi transpor yang berbeda, yang perlu diingat bahwa line rate
tidak harus sama dengan transfer speed atau bandwidth dari teknologi.
(Source : VTT Technical Research Center of Finlad)
Tabel Perbandingan Throughput
Network Management menyediakan beberapa trafik ekstra, khususnya dalam kondisi gangguan.
Namun demikian dalam kondisi trafik normal, network management tidak mempunyai dampak
yang signifikan terhadap nilai throughput.
• Proteksi
Kemampuan proteksi dari suatu teknologi sangat penting dan tergantung pada topologi jaringan
yang digunakan. Seperti yang di bahas sebelumnya, topologi ring memberikan proteksi yang
memang tidak terlalu handal namun harganya murah.
(Source : VTT Technical Research Center of Finlad)
Tabel Perbandingan Proteksi
• Pembangunan
Komponen biaya jaringan bagi operator adalah biaya pembangunan dan pemeliharaan. Untuk
network yang telah lama, saat ini operator dihadapkan pada masalah yaitu melakukan upgrade
atau tetap memelihara jaringan yang telah ada, dan kedua-duanya membawa konsekuensi
masing-masing. Operator lama dengan network lama dan pendatang baru yang tentunya tanpa
3. dibebani network lama tentunya mempunyai skenario yang berbeda untuk menghemat biaya.
Bagian paling mahal dalam membangun jaringan adalah penggelaran fiber, khususnya apabila
diperlukan dug untuk melindung fiber. Dan akan banyak uang yang dihemat apabila link fiber
sudah tergelar. Dalam kasus perbandingan biaya ini dianggap menggunakan link network yang
sudah tergelar.
(Source : VTT Technical Research Center of Finlad)
Tabel Perbandingan Biaya Pembangunan
Secara umum perbandingan cost dapat dilihat dalam tabel diatas, dan bagaimanapun juga
pembangunan sangat tergantung dengan kondisi existing dan tidak bisa di generalisir.
• Kemampuan Update
Salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan ketika membangun network adalah
kemampuan update di masa yang akan datang. Requirement network terus bertambah dan itu
membuat jaringan yang telah kita bangun dalam waktu yang tidak lama akan kelihatan tua dan
perlu segera diupdate. Isu utama biaya update adalah seberapa banyak infrastruktur lama masih
dapat dipakai.
Satu lagi yang perlu diperhatikan adalah karakteristi dari update itu sendiri, apakah hanya
menambah kemampuan bandwidth atau memang menawarkan fitur baru. Mengacu pada hal
tersebut semua teknologi yang dibahas menawarkan kemampuan update dimasa depan. Dan saat
ini perangkat GbE memiliki kemampuan update yang lebih mudah dan murah dibandingkan
dengan teknologi yang lain.