More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
Dampak negatif menonton tv
1. Dampak Negatif Menonton TV
Posted by ArcZeld Sabtu, 14 September 2013 1 comment
Ada dua fakta televisi yang tidak diperdebatkan lagi. Pertama, televisi merupakan faktor perusak
dan penghancur di sebagian besar program acaranya. . Kedua, televisi merupakan faktor
pembangun di beberapa program, namun ini sangat minim. Itulah opini para ibu di beberapa
negara yang menjawab angket pendukung penulisan buku ini. Saya menemukan 85% para ibu
berpendapat bahwa televisi merupakan faktor negatif yang memengaruhi pendidikan anak (baca
juga: Teori kendali pikiran dan teknik yan digunakan oleh media massa). Mereka
mengatakan bahwa televisi sangat berbahaya, bahayanya melebihi menfaatnya, perusak
perilaku anak, dan penyebab munculnya problematika anak. Sementara itu, para ibu yang
lainnya berpendapat bahwa televisi merupakan suatu kebutuhan, namun penggunaannya harus
dengan beberapa persyaratan tertentu. Disini, kita membahas bahaya televisi karena kita
sedang membahas televisi sebagai pengaruh negatif dalam pendidikan anak.
Survey Sebuah Lembaga di Amerika Serikat
Jika kita melihat survey yang dilakukan oleh sebuah lembaga di Amerika, rata-rata karyawan
menonton televisi 30 jam selama seminggu. Anak-anak menonton televisi selama 40-60 jam
seminggu. Mereka menonton hal-hal yang tidak berguna. Ketika kita melihat kehidupan para
manajer, mereka menonton televisi 20 jam selama seminggu. Ketika kita melihat boss dari para
manajer ini, mereka menontonnya 10 jam selama seminggu. Ketika kita sampai pada CEO,
mereka menontonnya 2-3 jam selama seminggu, 50% dari yang mereka tonton berhubungan
dengan pekerjaan mereka. Jadi orang-orang yang mengubah dunia bukanlah mereka yang
duduk menonton televisi.
Bahaya Televisi terhadap Anak
2. Selama menelaah buku-buku yang berbicara seputar pengrah televisi terhadap anak, saya
menemukan banyak penelitian yang menjelaskan bahaya televisi yang diklasifikasikan dalam
beberapa bagian, diantaranya: bahaya dari sisi keberagaman anak, bahaya dari sisi perilaku
anak, bahaya dari sisi kesehatan, dan bahaya dari sisi kemasyarakatan. Berikut ini beberapa
bahaya yang paling tampak.
1) Televisi dan Agama
Tidak sedikit program televisi yang menyuguhkan acara anak yang merupakan hasil impor dari
negara-negara Barat, yang dapat merusak fitrah keimanan anak kepada Allah subhanahu wa
ta’ala. Terlebih lagi, ada program acara anak yang menceritakan adanya tuhan dengan nama
tertentu, seperti bernama “Tuhan” Zella (Godzila) sang penyelamat manusia dari kejahatan. Ada
cerita tentang peperangan di luar angkasa; menggambarkan adanya musuh manusia di planet
lain yang dapat menghancurkan bumi. Acara tersebut menggambarkan alam semesta dan
kehidupan seakan-akan sebuah dongeng, jauh dari gambaran islami tentang alam semesta,
kehidupan, dan manusia. Kebanyakan program acara tersebut menceritakan tentang alam
semesta yang besar tanpa ada kendali dari kekuasaan Allah subhanahu wa ta’al a.
Acara ini justru menceritakan bahwa alam semesta ini dikendalikan oleh dua kekuatan: kekuatan
jahat dan kekuatan bagi yang saling berebut kekuasaan, padahal sebenarnya hanya Allah
subhanahu wa ta’ala yang kuasa mengatur dan mengendalikan segala sesuatu di alam semesta
ini. Contoh (buruk yang bertentangan dengan prinsip keimanan ini adalah) film yang
menggambarkan akal di sentral alam semesta ini dan akal itulah sumber peraturan alam
semesta ini.
Bila kita perhatikan program acara tersebut, kita dapat menemukan bahwa sebagian besar acara
anak itu tidak sesuai dengan ajaran agama kita.
Contohnya, acara anak “Hai Simsim, bukalah!” Acara ini merupakan terjemahan dari film
Amerika. Meskipun program acara ini lebih sedikit efek negatifnya bagi anak, tetapi memi liki
beberapa unsur negatif. Akibat pengaruh negatif program acara anak ini, salah seorang anak
yang menonton acara tersebut bersujud kepada boneka agar mengabulkan semua
permintaannya!
2) Televisi dan Perilaku Anak
Secara umum, televisi dapat membuat anak –dengan menyempatkan diri untuk menontonnya-berkepribadian
negatif, menyebabkan anak menjadi bodoh, kurang peduli, kurang peka, dan
dapat menyebabkan anak melakukan tindak anarkis, jauh dari sifat kasih sayang.
Anak menjadi korban iklan perdagangan yang acapkali mengandung norma-norma negatif bagi
para pemirsanya, seperti sifat tamak, mubadzir, saling membanggakan diri, tidak peduli suka
menguasai, bertindak anarkis, dan berusaha untuk menarik perhatian lawan jenis. Banyak iklan
yang menayangkan orang telanjang, padahal iklan seperti ini mendapatkan kritik di negara-
3. negara Barat sendiri! Terlebih lagi iklan-iklan seperti itu menarik simpati anak untuk membeli
produk yang terkadang berbahaya bagi kesehatan anak!
Penayangan informasi internasional maupun nasional tentang para artis dan atlet sebagai
bintang dan pahlawan, hal ini dapat mendorong anak untuk mengagumi dan mengidolakan
mereka dan tidak mengetahui para bintang dan pahlawan sebenarnya, orang -orang yang
terkemuka dalam sejarah, ilmu pengetahuan, dan perjuangan, khususnya di negerinya sendiri,
juga dalam sejarah Islam.
Para dokter ahli menilai bahwa televisi merupakan sumber bahaya bagi perilaku anak yang
memiliki kecenderungan seksual. Televisi juga berperan sebagai pembangkit diri naluri seksual
pada anak.
Televisi dapat mencetuskan sifat anarkis (kekerasan) pada jiwa anak atau menambah kenakalan
anak. Ada penelitian yang menjelaskan bahwa 70% orang tua mencela tindakan anarkis anak
yang disebabkan oleh cerita-cerita dan tayangan kriminal secara brutal di televisi atau disiarkan
di radio. Tayangan tentang tindakan kriminal dan brutal tersebut mendorong anak yang tidak
memiliki kecenderungan bersikap anarkis untuk mencoba dan menirunya, juga dapat menambah
kenakalan pada anak yang memiliki kecenderungan sikap anarkis. Anak yang sering menonton
acara televisi yang mengandung unsur tindakan anarkis, kecenderngannya untuk bertingkah
nakal menjadi lebih tinggi daripada anak yang tidak menontonnya.
3) Televisi dan Bahaya Kesehatan Anak
Duduk dalam waktu lama di depan televisi dapat menyebabkan bahaya di punggung, sama
seperti bahayanya membawa barang berat.
Berlebihan dalam mengisi muatan informasi pada susunan saraf anak dengan kondisi cahaya
yang menyilaukan akan menyebabkan anak mengidap penyakit yang dikenal dengan sebutan
epilepsi televisi. Penyakit itu akan menjadi bertambah parah bila anak masih sangat kecil!
Televisi dapat mempersempit waktu anak untuk bermain, khususnya permainan yang melatih
kemampuan daya kreativitas, dan mempersingkat waktu tidur anak. Juga berdampak negatif
bagi indera pendengaran dan penglihatan anak.
Menurut kesehatan, anak kecil di bawah usia dua tahun sangat berbahaya menonton televisi.
4) Bahaya Televisi terhadap Daya Berpikir Anak
Sebagian besar acara televisi untuk anak-termasuk acara program pendidikan-tidak mampu
mengembangkan potensi kecerdasan anak karena mayoritas acara tersebut menyuguhkan
jawabab/solusi praktis. Hal ini melemahkan potensi anak untuk berpikir.
5) Televisi dan Keluarga
4. Televisi dapat menjauhkan hubungan di antara individu keluarga. Sebagian keluarga ada yang
tidak berkumpul bersama kecuali ketika menonton sinetron dan film. Kebersamaan seperti ini
tidak mengandung unsur interaksi antarindividunya, juga membuat anak tidak leluasa dalam
berbuat dan bersikap dengan kedua oran tua tercinta.
Prinsip-prinsip yang Ditawarkan untuk Menjauhkan Anak dari Bahaya Televisi
Jauhkan mengizinkan anak menonton televisi lebih dari satu jam per hari. Adapun anak yan
masih menyusui ASI (anak di bawah usia dua tahun), dokter menyarankan agar ketika
menyusui, ibu tidak memposisikan anak berhadapan dengan televisi karena pertumbuhan fungsi
otak anak masih belum sempurna.
1. Jadikanlah apa yang ditonton anak sebagai kesempatan bagi orang tua untuk
menajarkannya; perbuatan mana yang benar dan yang salah.
2. Berikanlah kepada anak kegiatan sosial di dalam atau di luar rumah dan berikanlah hiburan
pengganti.
3. Penting sekali bagi orang tua untuk memberikan contoh kepada anak supaya tidak
menonton program acara televisi yang tidak bermanfaat dan bertentangan dengan agama.
4. Janganlah menggunakan televisi sebagai alat untuk menenangkan anak, atau untuk
memberikan ganjaran atau hukuman. Menurut persaksian para ibu-yang turut menjawab
angket yang disebarkan- ada di antara mereka yang menjadika tontonan televisi sebagai
cara untuk memberikan ganjaran atau hukuman bagi anak!
5. Tanamkanlah pada diri anak untuk menghargai waktu melalui ucapan dan praktik agar
anak tidak menghabiskan waktu di depan televisi.
6. Pastikanlah anak meminta izin terlebih dahulu sebelum menghidupkan televisi, tentunya
setelah orang tua membatasi program acara televisi apa saja yang boleh ditonton anak dan
menentukan waktu untuk menonton; selama tidak lebih dari satu jam. Yang terpenting lagi,
biasakanlah anak menonton televisi sambil duduk.
7. Berikanlah hadiah per minggu bagi anggota keluarga yang paling jarang menonton televisi
dalam seminggu.
8. Hendaknya memperhatikan syarat-syarat kesehatan dalam menonton televisi, seperti
minimal jarak antara televisi dan penonton sejauh enam kaki (l.k. dua meter), layar TV
sejajar dengan pandangan mata atau di bawahnya, dan ruang tempat menonton haru
terang untuk menetralisasi cahaya yang memancar dari layar televisi.