SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Dampak Negatif Menonton TV 
Posted by ArcZeld Sabtu, 14 September 2013 1 comment 
Ada dua fakta televisi yang tidak diperdebatkan lagi. Pertama, televisi merupakan faktor perusak 
dan penghancur di sebagian besar program acaranya. . Kedua, televisi merupakan faktor 
pembangun di beberapa program, namun ini sangat minim. Itulah opini para ibu di beberapa 
negara yang menjawab angket pendukung penulisan buku ini. Saya menemukan 85% para ibu 
berpendapat bahwa televisi merupakan faktor negatif yang memengaruhi pendidikan anak (baca 
juga: Teori kendali pikiran dan teknik yan digunakan oleh media massa). Mereka 
mengatakan bahwa televisi sangat berbahaya, bahayanya melebihi menfaatnya, perusak 
perilaku anak, dan penyebab munculnya problematika anak. Sementara itu, para ibu yang 
lainnya berpendapat bahwa televisi merupakan suatu kebutuhan, namun penggunaannya harus 
dengan beberapa persyaratan tertentu. Disini, kita membahas bahaya televisi karena kita 
sedang membahas televisi sebagai pengaruh negatif dalam pendidikan anak. 
Survey Sebuah Lembaga di Amerika Serikat 
Jika kita melihat survey yang dilakukan oleh sebuah lembaga di Amerika, rata-rata karyawan 
menonton televisi 30 jam selama seminggu. Anak-anak menonton televisi selama 40-60 jam 
seminggu. Mereka menonton hal-hal yang tidak berguna. Ketika kita melihat kehidupan para 
manajer, mereka menonton televisi 20 jam selama seminggu. Ketika kita melihat boss dari para 
manajer ini, mereka menontonnya 10 jam selama seminggu. Ketika kita sampai pada CEO, 
mereka menontonnya 2-3 jam selama seminggu, 50% dari yang mereka tonton berhubungan 
dengan pekerjaan mereka. Jadi orang-orang yang mengubah dunia bukanlah mereka yang 
duduk menonton televisi. 
Bahaya Televisi terhadap Anak
Selama menelaah buku-buku yang berbicara seputar pengrah televisi terhadap anak, saya 
menemukan banyak penelitian yang menjelaskan bahaya televisi yang diklasifikasikan dalam 
beberapa bagian, diantaranya: bahaya dari sisi keberagaman anak, bahaya dari sisi perilaku 
anak, bahaya dari sisi kesehatan, dan bahaya dari sisi kemasyarakatan. Berikut ini beberapa 
bahaya yang paling tampak. 
1) Televisi dan Agama 
Tidak sedikit program televisi yang menyuguhkan acara anak yang merupakan hasil impor dari 
negara-negara Barat, yang dapat merusak fitrah keimanan anak kepada Allah subhanahu wa 
ta’ala. Terlebih lagi, ada program acara anak yang menceritakan adanya tuhan dengan nama 
tertentu, seperti bernama “Tuhan” Zella (Godzila) sang penyelamat manusia dari kejahatan. Ada 
cerita tentang peperangan di luar angkasa; menggambarkan adanya musuh manusia di planet 
lain yang dapat menghancurkan bumi. Acara tersebut menggambarkan alam semesta dan 
kehidupan seakan-akan sebuah dongeng, jauh dari gambaran islami tentang alam semesta, 
kehidupan, dan manusia. Kebanyakan program acara tersebut menceritakan tentang alam 
semesta yang besar tanpa ada kendali dari kekuasaan Allah subhanahu wa ta’al a. 
Acara ini justru menceritakan bahwa alam semesta ini dikendalikan oleh dua kekuatan: kekuatan 
jahat dan kekuatan bagi yang saling berebut kekuasaan, padahal sebenarnya hanya Allah 
subhanahu wa ta’ala yang kuasa mengatur dan mengendalikan segala sesuatu di alam semesta 
ini. Contoh (buruk yang bertentangan dengan prinsip keimanan ini adalah) film yang 
menggambarkan akal di sentral alam semesta ini dan akal itulah sumber peraturan alam 
semesta ini. 
Bila kita perhatikan program acara tersebut, kita dapat menemukan bahwa sebagian besar acara 
anak itu tidak sesuai dengan ajaran agama kita. 
Contohnya, acara anak “Hai Simsim, bukalah!” Acara ini merupakan terjemahan dari film 
Amerika. Meskipun program acara ini lebih sedikit efek negatifnya bagi anak, tetapi memi liki 
beberapa unsur negatif. Akibat pengaruh negatif program acara anak ini, salah seorang anak 
yang menonton acara tersebut bersujud kepada boneka agar mengabulkan semua 
permintaannya! 
2) Televisi dan Perilaku Anak 
Secara umum, televisi dapat membuat anak –dengan menyempatkan diri untuk menontonnya-berkepribadian 
negatif, menyebabkan anak menjadi bodoh, kurang peduli, kurang peka, dan 
dapat menyebabkan anak melakukan tindak anarkis, jauh dari sifat kasih sayang. 
Anak menjadi korban iklan perdagangan yang acapkali mengandung norma-norma negatif bagi 
para pemirsanya, seperti sifat tamak, mubadzir, saling membanggakan diri, tidak peduli suka 
menguasai, bertindak anarkis, dan berusaha untuk menarik perhatian lawan jenis. Banyak iklan 
yang menayangkan orang telanjang, padahal iklan seperti ini mendapatkan kritik di negara-
negara Barat sendiri! Terlebih lagi iklan-iklan seperti itu menarik simpati anak untuk membeli 
produk yang terkadang berbahaya bagi kesehatan anak! 
Penayangan informasi internasional maupun nasional tentang para artis dan atlet sebagai 
bintang dan pahlawan, hal ini dapat mendorong anak untuk mengagumi dan mengidolakan 
mereka dan tidak mengetahui para bintang dan pahlawan sebenarnya, orang -orang yang 
terkemuka dalam sejarah, ilmu pengetahuan, dan perjuangan, khususnya di negerinya sendiri, 
juga dalam sejarah Islam. 
Para dokter ahli menilai bahwa televisi merupakan sumber bahaya bagi perilaku anak yang 
memiliki kecenderungan seksual. Televisi juga berperan sebagai pembangkit diri naluri seksual 
pada anak. 
Televisi dapat mencetuskan sifat anarkis (kekerasan) pada jiwa anak atau menambah kenakalan 
anak. Ada penelitian yang menjelaskan bahwa 70% orang tua mencela tindakan anarkis anak 
yang disebabkan oleh cerita-cerita dan tayangan kriminal secara brutal di televisi atau disiarkan 
di radio. Tayangan tentang tindakan kriminal dan brutal tersebut mendorong anak yang tidak 
memiliki kecenderungan bersikap anarkis untuk mencoba dan menirunya, juga dapat menambah 
kenakalan pada anak yang memiliki kecenderungan sikap anarkis. Anak yang sering menonton 
acara televisi yang mengandung unsur tindakan anarkis, kecenderngannya untuk bertingkah 
nakal menjadi lebih tinggi daripada anak yang tidak menontonnya. 
3) Televisi dan Bahaya Kesehatan Anak 
Duduk dalam waktu lama di depan televisi dapat menyebabkan bahaya di punggung, sama 
seperti bahayanya membawa barang berat. 
Berlebihan dalam mengisi muatan informasi pada susunan saraf anak dengan kondisi cahaya 
yang menyilaukan akan menyebabkan anak mengidap penyakit yang dikenal dengan sebutan 
epilepsi televisi. Penyakit itu akan menjadi bertambah parah bila anak masih sangat kecil! 
Televisi dapat mempersempit waktu anak untuk bermain, khususnya permainan yang melatih 
kemampuan daya kreativitas, dan mempersingkat waktu tidur anak. Juga berdampak negatif 
bagi indera pendengaran dan penglihatan anak. 
Menurut kesehatan, anak kecil di bawah usia dua tahun sangat berbahaya menonton televisi. 
4) Bahaya Televisi terhadap Daya Berpikir Anak 
Sebagian besar acara televisi untuk anak-termasuk acara program pendidikan-tidak mampu 
mengembangkan potensi kecerdasan anak karena mayoritas acara tersebut menyuguhkan 
jawabab/solusi praktis. Hal ini melemahkan potensi anak untuk berpikir. 
5) Televisi dan Keluarga
Televisi dapat menjauhkan hubungan di antara individu keluarga. Sebagian keluarga ada yang 
tidak berkumpul bersama kecuali ketika menonton sinetron dan film. Kebersamaan seperti ini 
tidak mengandung unsur interaksi antarindividunya, juga membuat anak tidak leluasa dalam 
berbuat dan bersikap dengan kedua oran tua tercinta. 
Prinsip-prinsip yang Ditawarkan untuk Menjauhkan Anak dari Bahaya Televisi 
Jauhkan mengizinkan anak menonton televisi lebih dari satu jam per hari. Adapun anak yan 
masih menyusui ASI (anak di bawah usia dua tahun), dokter menyarankan agar ketika 
menyusui, ibu tidak memposisikan anak berhadapan dengan televisi karena pertumbuhan fungsi 
otak anak masih belum sempurna. 
1. Jadikanlah apa yang ditonton anak sebagai kesempatan bagi orang tua untuk 
menajarkannya; perbuatan mana yang benar dan yang salah. 
2. Berikanlah kepada anak kegiatan sosial di dalam atau di luar rumah dan berikanlah hiburan 
pengganti. 
3. Penting sekali bagi orang tua untuk memberikan contoh kepada anak supaya tidak 
menonton program acara televisi yang tidak bermanfaat dan bertentangan dengan agama. 
4. Janganlah menggunakan televisi sebagai alat untuk menenangkan anak, atau untuk 
memberikan ganjaran atau hukuman. Menurut persaksian para ibu-yang turut menjawab 
angket yang disebarkan- ada di antara mereka yang menjadika tontonan televisi sebagai 
cara untuk memberikan ganjaran atau hukuman bagi anak! 
5. Tanamkanlah pada diri anak untuk menghargai waktu melalui ucapan dan praktik agar 
anak tidak menghabiskan waktu di depan televisi. 
6. Pastikanlah anak meminta izin terlebih dahulu sebelum menghidupkan televisi, tentunya 
setelah orang tua membatasi program acara televisi apa saja yang boleh ditonton anak dan 
menentukan waktu untuk menonton; selama tidak lebih dari satu jam. Yang terpenting lagi, 
biasakanlah anak menonton televisi sambil duduk. 
7. Berikanlah hadiah per minggu bagi anggota keluarga yang paling jarang menonton televisi 
dalam seminggu. 
8. Hendaknya memperhatikan syarat-syarat kesehatan dalam menonton televisi, seperti 
minimal jarak antara televisi dan penonton sejauh enam kaki (l.k. dua meter), layar TV 
sejajar dengan pandangan mata atau di bawahnya, dan ruang tempat menonton haru 
terang untuk menetralisasi cahaya yang memancar dari layar televisi.

More Related Content

Featured

AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at WorkGetSmarter
 

Featured (20)

AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 
ChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slidesChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slides
 
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike RoutesMore than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
 

Dampak negatif menonton tv

  • 1. Dampak Negatif Menonton TV Posted by ArcZeld Sabtu, 14 September 2013 1 comment Ada dua fakta televisi yang tidak diperdebatkan lagi. Pertama, televisi merupakan faktor perusak dan penghancur di sebagian besar program acaranya. . Kedua, televisi merupakan faktor pembangun di beberapa program, namun ini sangat minim. Itulah opini para ibu di beberapa negara yang menjawab angket pendukung penulisan buku ini. Saya menemukan 85% para ibu berpendapat bahwa televisi merupakan faktor negatif yang memengaruhi pendidikan anak (baca juga: Teori kendali pikiran dan teknik yan digunakan oleh media massa). Mereka mengatakan bahwa televisi sangat berbahaya, bahayanya melebihi menfaatnya, perusak perilaku anak, dan penyebab munculnya problematika anak. Sementara itu, para ibu yang lainnya berpendapat bahwa televisi merupakan suatu kebutuhan, namun penggunaannya harus dengan beberapa persyaratan tertentu. Disini, kita membahas bahaya televisi karena kita sedang membahas televisi sebagai pengaruh negatif dalam pendidikan anak. Survey Sebuah Lembaga di Amerika Serikat Jika kita melihat survey yang dilakukan oleh sebuah lembaga di Amerika, rata-rata karyawan menonton televisi 30 jam selama seminggu. Anak-anak menonton televisi selama 40-60 jam seminggu. Mereka menonton hal-hal yang tidak berguna. Ketika kita melihat kehidupan para manajer, mereka menonton televisi 20 jam selama seminggu. Ketika kita melihat boss dari para manajer ini, mereka menontonnya 10 jam selama seminggu. Ketika kita sampai pada CEO, mereka menontonnya 2-3 jam selama seminggu, 50% dari yang mereka tonton berhubungan dengan pekerjaan mereka. Jadi orang-orang yang mengubah dunia bukanlah mereka yang duduk menonton televisi. Bahaya Televisi terhadap Anak
  • 2. Selama menelaah buku-buku yang berbicara seputar pengrah televisi terhadap anak, saya menemukan banyak penelitian yang menjelaskan bahaya televisi yang diklasifikasikan dalam beberapa bagian, diantaranya: bahaya dari sisi keberagaman anak, bahaya dari sisi perilaku anak, bahaya dari sisi kesehatan, dan bahaya dari sisi kemasyarakatan. Berikut ini beberapa bahaya yang paling tampak. 1) Televisi dan Agama Tidak sedikit program televisi yang menyuguhkan acara anak yang merupakan hasil impor dari negara-negara Barat, yang dapat merusak fitrah keimanan anak kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Terlebih lagi, ada program acara anak yang menceritakan adanya tuhan dengan nama tertentu, seperti bernama “Tuhan” Zella (Godzila) sang penyelamat manusia dari kejahatan. Ada cerita tentang peperangan di luar angkasa; menggambarkan adanya musuh manusia di planet lain yang dapat menghancurkan bumi. Acara tersebut menggambarkan alam semesta dan kehidupan seakan-akan sebuah dongeng, jauh dari gambaran islami tentang alam semesta, kehidupan, dan manusia. Kebanyakan program acara tersebut menceritakan tentang alam semesta yang besar tanpa ada kendali dari kekuasaan Allah subhanahu wa ta’al a. Acara ini justru menceritakan bahwa alam semesta ini dikendalikan oleh dua kekuatan: kekuatan jahat dan kekuatan bagi yang saling berebut kekuasaan, padahal sebenarnya hanya Allah subhanahu wa ta’ala yang kuasa mengatur dan mengendalikan segala sesuatu di alam semesta ini. Contoh (buruk yang bertentangan dengan prinsip keimanan ini adalah) film yang menggambarkan akal di sentral alam semesta ini dan akal itulah sumber peraturan alam semesta ini. Bila kita perhatikan program acara tersebut, kita dapat menemukan bahwa sebagian besar acara anak itu tidak sesuai dengan ajaran agama kita. Contohnya, acara anak “Hai Simsim, bukalah!” Acara ini merupakan terjemahan dari film Amerika. Meskipun program acara ini lebih sedikit efek negatifnya bagi anak, tetapi memi liki beberapa unsur negatif. Akibat pengaruh negatif program acara anak ini, salah seorang anak yang menonton acara tersebut bersujud kepada boneka agar mengabulkan semua permintaannya! 2) Televisi dan Perilaku Anak Secara umum, televisi dapat membuat anak –dengan menyempatkan diri untuk menontonnya-berkepribadian negatif, menyebabkan anak menjadi bodoh, kurang peduli, kurang peka, dan dapat menyebabkan anak melakukan tindak anarkis, jauh dari sifat kasih sayang. Anak menjadi korban iklan perdagangan yang acapkali mengandung norma-norma negatif bagi para pemirsanya, seperti sifat tamak, mubadzir, saling membanggakan diri, tidak peduli suka menguasai, bertindak anarkis, dan berusaha untuk menarik perhatian lawan jenis. Banyak iklan yang menayangkan orang telanjang, padahal iklan seperti ini mendapatkan kritik di negara-
  • 3. negara Barat sendiri! Terlebih lagi iklan-iklan seperti itu menarik simpati anak untuk membeli produk yang terkadang berbahaya bagi kesehatan anak! Penayangan informasi internasional maupun nasional tentang para artis dan atlet sebagai bintang dan pahlawan, hal ini dapat mendorong anak untuk mengagumi dan mengidolakan mereka dan tidak mengetahui para bintang dan pahlawan sebenarnya, orang -orang yang terkemuka dalam sejarah, ilmu pengetahuan, dan perjuangan, khususnya di negerinya sendiri, juga dalam sejarah Islam. Para dokter ahli menilai bahwa televisi merupakan sumber bahaya bagi perilaku anak yang memiliki kecenderungan seksual. Televisi juga berperan sebagai pembangkit diri naluri seksual pada anak. Televisi dapat mencetuskan sifat anarkis (kekerasan) pada jiwa anak atau menambah kenakalan anak. Ada penelitian yang menjelaskan bahwa 70% orang tua mencela tindakan anarkis anak yang disebabkan oleh cerita-cerita dan tayangan kriminal secara brutal di televisi atau disiarkan di radio. Tayangan tentang tindakan kriminal dan brutal tersebut mendorong anak yang tidak memiliki kecenderungan bersikap anarkis untuk mencoba dan menirunya, juga dapat menambah kenakalan pada anak yang memiliki kecenderungan sikap anarkis. Anak yang sering menonton acara televisi yang mengandung unsur tindakan anarkis, kecenderngannya untuk bertingkah nakal menjadi lebih tinggi daripada anak yang tidak menontonnya. 3) Televisi dan Bahaya Kesehatan Anak Duduk dalam waktu lama di depan televisi dapat menyebabkan bahaya di punggung, sama seperti bahayanya membawa barang berat. Berlebihan dalam mengisi muatan informasi pada susunan saraf anak dengan kondisi cahaya yang menyilaukan akan menyebabkan anak mengidap penyakit yang dikenal dengan sebutan epilepsi televisi. Penyakit itu akan menjadi bertambah parah bila anak masih sangat kecil! Televisi dapat mempersempit waktu anak untuk bermain, khususnya permainan yang melatih kemampuan daya kreativitas, dan mempersingkat waktu tidur anak. Juga berdampak negatif bagi indera pendengaran dan penglihatan anak. Menurut kesehatan, anak kecil di bawah usia dua tahun sangat berbahaya menonton televisi. 4) Bahaya Televisi terhadap Daya Berpikir Anak Sebagian besar acara televisi untuk anak-termasuk acara program pendidikan-tidak mampu mengembangkan potensi kecerdasan anak karena mayoritas acara tersebut menyuguhkan jawabab/solusi praktis. Hal ini melemahkan potensi anak untuk berpikir. 5) Televisi dan Keluarga
  • 4. Televisi dapat menjauhkan hubungan di antara individu keluarga. Sebagian keluarga ada yang tidak berkumpul bersama kecuali ketika menonton sinetron dan film. Kebersamaan seperti ini tidak mengandung unsur interaksi antarindividunya, juga membuat anak tidak leluasa dalam berbuat dan bersikap dengan kedua oran tua tercinta. Prinsip-prinsip yang Ditawarkan untuk Menjauhkan Anak dari Bahaya Televisi Jauhkan mengizinkan anak menonton televisi lebih dari satu jam per hari. Adapun anak yan masih menyusui ASI (anak di bawah usia dua tahun), dokter menyarankan agar ketika menyusui, ibu tidak memposisikan anak berhadapan dengan televisi karena pertumbuhan fungsi otak anak masih belum sempurna. 1. Jadikanlah apa yang ditonton anak sebagai kesempatan bagi orang tua untuk menajarkannya; perbuatan mana yang benar dan yang salah. 2. Berikanlah kepada anak kegiatan sosial di dalam atau di luar rumah dan berikanlah hiburan pengganti. 3. Penting sekali bagi orang tua untuk memberikan contoh kepada anak supaya tidak menonton program acara televisi yang tidak bermanfaat dan bertentangan dengan agama. 4. Janganlah menggunakan televisi sebagai alat untuk menenangkan anak, atau untuk memberikan ganjaran atau hukuman. Menurut persaksian para ibu-yang turut menjawab angket yang disebarkan- ada di antara mereka yang menjadika tontonan televisi sebagai cara untuk memberikan ganjaran atau hukuman bagi anak! 5. Tanamkanlah pada diri anak untuk menghargai waktu melalui ucapan dan praktik agar anak tidak menghabiskan waktu di depan televisi. 6. Pastikanlah anak meminta izin terlebih dahulu sebelum menghidupkan televisi, tentunya setelah orang tua membatasi program acara televisi apa saja yang boleh ditonton anak dan menentukan waktu untuk menonton; selama tidak lebih dari satu jam. Yang terpenting lagi, biasakanlah anak menonton televisi sambil duduk. 7. Berikanlah hadiah per minggu bagi anggota keluarga yang paling jarang menonton televisi dalam seminggu. 8. Hendaknya memperhatikan syarat-syarat kesehatan dalam menonton televisi, seperti minimal jarak antara televisi dan penonton sejauh enam kaki (l.k. dua meter), layar TV sejajar dengan pandangan mata atau di bawahnya, dan ruang tempat menonton haru terang untuk menetralisasi cahaya yang memancar dari layar televisi.