Akuntansi Syariah memiliki landasan yang kuat dalam Al-Quran dan Hadist. Konsep utama akuntansi Syariah adalah muhasabah, yang berarti menilai dan memperhitungkan amal perbuatan manusia sesuai dengan aturan Islam. Akuntansi Syariah bertujuan untuk memastikan semua aspek kehidupan sesuai dengan nilai dan prinsip Islam, termasuk di bidang ekonomi.
1. AKUNTANSI SYARIAH
LANDASAN, KONSEP DAN EKSISTENSINYA
1. Landasan Akuntansi Syariah
Islam adalah sistem nilai dan tata cara serta praktek hidup. Islam memiliki nilai-
nilai tertentu yang mengatur dan membatasi gerak langkah manusia dalam hidupnya.
Tata cara dan konsep hidup itu bukan sekadar bertujuan agar manusia tidak bebas
tetapi dimaksudkan untuk kesejahteraan, kebahagiaan manusia dan makhluk secara
keseluruhan baik selama di dunia maupun di akhirat. Nilai-nilai Islam yang ada di
dalam Al Quran dan Al Hadist harus menjadi rujukan semua aspek kehidupan baik
politik, pertahanan, sosial, hukum dan ekonomi. Oleh karenanya termasuk di dalamnya
ilmu akuntansi. Hal ini dimaksudkan guna membuat rancang bangun, sistem atau
paradigma ilmu yang sesuai dengan nilai dan kaidah Islam. Sebagaimana dinyatakan
oleh Hadjisarosa bahwa ”sesuatu (ekonomi/akuntansi) menurut pengertian yang umum
akan memperoleh predikat syariah setelah dikenali secara benar dan utuh, dengan
catatan, benar dan utuh menurut hukum-hukum ketetapanNya (sunatullah). Dengan
demikian, bangunan akuntansi syariah dapat terwujud apabila kita sebagai umat Islam
mampu mengkaji Al-Quran dan menurunkannya ke dalam praktik keseharian.
a. Pengertian Akuntansi dalam Bahasa Arab
Kata Arab yang bermakna akuntansi adalah muhasabah ( ) محساسب ةberasal dari
َُ ةَ ةَ ة
kata kerja hasaba ( َ ةَ ةَ ة
) حساسبdan diucapkan juga dengan hisab ( ,) حسسابhasibah
َِ ة (
) حساس سب ة
َ ةَ ِ ة dan hisaba ( .) حسسسسابسا
ًِ ةَ ا Kata kerja hasaba termasuk kata kerja yang
menunjukkan adanya interaksi seseorang dengan orang lain. Pengertiannya seperti
dalam kalimat: ”Menghitung semua amalnya untuk dia balas sesuai dengan amalnya
tersebut”. Arti muhasabah secara bahasa adalah ’menimbang’ atau memperhitungkan
amal-amal manusia yang telah diperbuatnya. Seperti pada firman Allah SWT:
Artinya: Dan Berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah
Tuhan mereka dan rasul-rasul-Nya, Maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan
hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan. (QS. ath-
Thalaaq: 8)
Akuntansi Syariah: Landasan, Konsep dan Eksistensinya Page 1
2. Selanjutnya akar kata hasaba ialah hisab, yaitu menghitung dengan seksama
atau teliti yang harus tercatat di surat-surat atau buku-buku, seperti firman Allah SWT:
Artinya: ”Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka Dia
akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.” (QS. al-Insyiqaaq: 7 - 8)
Jadi ilmu hisab ialah cikal bakal ilmu matematika, dan kadang dinamai juga
dengan ilmu bilangan, ilmu yang membahas tentang cara menentukan plus atau
minusnya suatu bilangan.
Secara lughawi, muhasabah sama dengan kata hisab. Keduanya akar dari kata
hasaba dan bermakna ’menghitung dan menimbang semua amalan manusia dan
tingkah lakunya sesuai dengan apa yang tercatat dan terdaftar’. Tetapi kata hisab juga
mempunyai arti lain dalam bahasa, yaitu merupakan akar dari kata kerja hasaba, yang
berarti mengkalkulasikan dan mendata. Menghisab sesuatu juga bisa berarti
mendatanya, menyusunnya, dan mengkalkulasikannya. Jadi bisa mengatakan hasaba
, hasban, hisabatan dan hisaban, seperti pada firman Allah SWT:
Artinya: ”Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan
tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari
Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan
segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (QS. Al-Israa: 12)
b. Pengertian Muhasabah dan Hisab dalam Al Quran
Kata muhasabah tidak pernah ada dalam Al Quran dalam bentuk masdar atau
akar kata muhasabah ( محساسب ة
َُ ةَ ةَ ة ) tetapi yang ada hanyalah kata kerjanya, yaitu
hasaba ( َ ةَ ةَ ة
حساسب ) sebanyak tiga kali, yaitu seperti firman Allah:
Akuntansi Syariah: Landasan, Konsep dan Eksistensinya Page 2
3.
Artinya: ”Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang
perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa
siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al
Baqarah: 284)
Yang dimaksud dengan kata yuhaasibkum ialah perhitungan di Hari Kiamat kelak
tentang pekerjaan manusia di dunia, apakah itu kebaikan dan keburukan seperti firman
Allah,
Artinya: ”Dan Berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah
Tuhan mereka dan rasul-rasul-Nya, Maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan
hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan.” (QS. Ath-
Thalaaq: 8)
Pada ayat lain,
Artinya: ” Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, Maka Dia
akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, ” (QS. Al-Insyiqaaq: 7-8)
Kata kerja yuhasabu ( ئحاسب ) di sini menunjukkan atas perhitungan yang
ringan, yang sesuai dengan data-data dan catatan dari setiap kitab itu. Dari kata kerja
hasaba, muhasabah, hisaba di atas berarti perhitungan dan pembalasan, baik di dunia
maupun di akhirat, sesuai dengan data-data dan catatan dalam buku amalan.
Akuntansi Syariah: Landasan, Konsep dan Eksistensinya Page 3
4. Sedangkan kata hisab terdapat dalam Al Quran sebanyak 39 kali dan tidak satu
kata pun muncul dalam bentuk kata kerja, yaitu hasaba. Kata hisab muncul dalam Al
Quran dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
1. Hisab dengan arti perhitungan dan pendataan, seperti pada firman Allah:
Artinya: ”Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya
kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan
yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-
Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS. Yunus: 5)
Selanjutnya di ayat lain,
Artinya: ”Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan
tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari
Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan
segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (QS. al-Israa’: 12)
Yang dimaksud dengan kata al-hisab dalam ayat ini dalah perhitungan dan pendataan
waktu.
2. Hisab dengan arti perhitungan dan pembalasan di Hari Kiamat tatkala Allah
menanyai setiap individu tentang perbuatannya, tingkah lakunya, atau perhitungan
pemimpin terhadap umatnya, seperti pada firman Allah surah al-Insiqaaq: 7-8 dan
surah an-Nuur: 39
Akuntansi Syariah: Landasan, Konsep dan Eksistensinya Page 4
5.
Artinya: ”Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di
tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila
didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya
(ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal
dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.”
c. Pengertian Muhasabah dan Hisab dalam Sunah Nabawiyyah
Dalam hadist-hadist Nabi banyak dijumpai kata-kata haasaba maupun hasaba
seperti pada hadist berikut ini:
ِ َ لَّ َم ُ َ َم ُ َ َ َم ُ ََ ِهْ ا ِ ِهْ َ ِهْ َم ُ َ ِهْ َ ِهْ ا ِ َ َ َم ُ لَّ َ َم ُ َا ِ ََم ُ َ َ ََم ُ َ َ ا ِر َ َا ِ ا
أول م ا يح اسب عليه العبد يوم القي امة الصالة فإ ن صلحت صلح س ائ َم ُ عمل له
ِ َا ِ ِهْ َ َ َ ِهْ َ َ َ َ ا ِ َم ُ َ َا ِ ا
وإ ن فسدث فسد س ائر عمله
”Yang pertama dihisab di Hari Kiamat nanti ialah shalat. Jika shalat itu dikerjakan
dengan benar, benarlah semua perbuatannya. Tetapi jika shalat itu rusak, rusaklah
semua perbuatannya.” (HR. Thabrani)
Arti lafal yuhasabu dalam hadist ini ialah musaalah (perhitungan dan pembalasan),
untuk menegaskan makna ini, Rasulullah bersabda,
”Tidaklah akan bergerak kaki seseorang di Hari Kiamat sehingga ia ditanya empat
persoalan: untuk apa ia menghabiskan umurnya, bagaimana ia memanfaatkan masa
mudanya, bagaimana ia mendapatkan hartanya serta ke mana ia menafkahkannya,
dan apa yang ia perbuat dengan ilmunya.” (HR. Tirmidzi)
Pada hadist lain,
”Bahwa Ibnu al-Lutaibah ditugaskan oleh Rasulullah SAW untuk mengurusi zakat Bani
Tamim, Setelah ia datang kepada Rasulullah dan menghitungnya, lalu ia berkata, ’Ini
adalah milik Kalian dan ini hadiah yang diberikan kepada saya.” (HR. Bukhari)
Akuntansi Syariah: Landasan, Konsep dan Eksistensinya Page 5
6. Dari perkataan-perkataan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud muhasabah
adalah introspeksi individual, penghitungan berikut balasannya. Seperti halnya dalam
tujuan terpenting akuntansi adalah evaluasi modal pokok, merinci serta mengukur laba
dan rugi.
2. Konsep Akuntansi Syariah
Akuntansi sebenarnya merupakan domain muamalah dalam kajian Islam.
Artinya diserahkan kepada kemampuan akal pikiran manusia untuk
mengembangkannya. Namun, karena pentingnya permasalahan ini maka Allah SWT
bahkan memberikannya tempat dalam kitab suci Al Quran, Al Baqarah ayat 282.
Penempatan ayat ini juga unik dan relevan dengan sifat akuntansi. Ia ditempatkan
dalam Surat Sapi Betina sebagai lambang komoditi ekonomi.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
Akuntansi Syariah: Landasan, Konsep dan Eksistensinya Page 7
7. Dari hadist-hadist di atas dapat disimpulkan bahwa kata muhasabah mempunyai dua
pengertian, yaitu:
a. Perhitungan dan pembalasan
b. Catatan, data dan hitungan
d. Pengertian Muhasabah dan Hisab di Kalangan Ahli Fiqih
Ahli fiqih menganggap bahwa istilah muhasabah sama artinya dengan catatan
keuangan. Al-Qalqasyandi mengatakan dalam bukunya, Shubhu al-A’sya, bahwa lafal
kitabah dalam bahasa Arab terbagi pada dua bagian utama, yaitu: kitabatul insya’
(menulis karangan) ialah menyusun kalimat-kalimat dan urutan-urutan makna dan
kitabatul amwal (menulis/mencatat keuangan) artinya penulisan pemasukan uang dan
pengeluaran serta semua proses lain yang semakna dengan ini, seperti catatan
baitulmal dari kas negara terhadap jenis-jenis uang yang harus diambil dan yang harus
didistribusikan, misalnya upah dan ongkos-ongkos.
Dari suatu riwayat yang datang dari Umar Ibnul-Khaththab RA,
”Hitunglah dirimu sebelum kamu sendiri yang dihitung dan timbanglah amal
perbuatanmu sebelum amal itu ditimbang atas dirimu, dan bersiaplah untuk
menghadapi hari di mana semua amal perbuatan dibeberkan.” (Imam Abu Hamid
Muhammad l-Ghazali, Ihya ’Ulumuddin, juz 15, hlm, 2734)
Hasan al-Bashri pun berkata:
“Seorang mukmin adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, yang mana dirinya itu akan
dihisab oleh Allah, Hisab akan menjadi ringan hanya bagi kaum yang menghisab diri
mereka di dunia. Hisab itu akan menjadi berat hanya bagi kaum yang menanggapi hal
hisab itu tanpa perhitungan.” (Imam Abu Hamid Muhammad l-Ghazali, Ihya
’Ulumuddin, juz 15, hlm, 2758)
Juga seperti riwayat dari Imam al-Ghazali dalam bukunya, Ihya Ulumuddin,
bagian kitab muraqabah dan muhasabah,
“Segala puji bagi Allah yang muhasib (menghitung) kebaikan dan keburukan, sedikit
dan banyaknya amal perbuatan..Allah menghisab mereka agar mereka tahu apa yang
mereka bawa dan apa yang mereka kerjakan serta apa yang mereka lalaikan. Juga,
agar mereka tahu, kalaulah tidak ada pengawasan dan penghitungan di dunia, mereka
akan binasa. Jadi siapa yang telah menghisab dirinya sendiri sebelum dia sendiri
dihisab, ringanlah hisabnya di Hari Kiamat. Siapa yang tidak pernah menghisab dirinya
di dunia, merugilah ia selamanya dan lamalah ia menanti kesaksiannya di akhirat
nanti.”
Akuntansi Syariah: Landasan, Konsep dan Eksistensinya Page 6
8.
Artinya: ”Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di
tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila
didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya
(ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal
dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.”
c. Pengertian Muhasabah dan Hisab dalam Sunah Nabawiyyah
Dalam hadist-hadist Nabi banyak dijumpai kata-kata haasaba maupun hasaba
seperti pada hadist berikut ini:
ِ َ لَّ َم ُ َ َم ُ َ َ َم ُ ََ ِهْ ا ِ ِهْ َ ِهْ َم ُ َ ِهْ َ ِهْ ا ِ َ َ َم ُ لَّ َ َم ُ َا ِ ََم ُ َ َ ََم ُ َ َ ا ِر َ َا ِ ا
أول م ا يح اسب عليه العبد يوم القي امة الصالة فإ ن صلحت صلح س ائ َم ُ عمل له
ِ َا ِ ِهْ َ َ َ ِهْ َ َ َ َ ا ِ َم ُ َ َا ِ ا
وإ ن فسدث فسد س ائر عمله
”Yang pertama dihisab di Hari Kiamat nanti ialah shalat. Jika shalat itu dikerjakan
dengan benar, benarlah semua perbuatannya. Tetapi jika shalat itu rusak, rusaklah
semua perbuatannya.” (HR. Thabrani)
Arti lafal yuhasabu dalam hadist ini ialah musaalah (perhitungan dan pembalasan),
untuk menegaskan makna ini, Rasulullah bersabda,
”Tidaklah akan bergerak kaki seseorang di Hari Kiamat sehingga ia ditanya empat
persoalan: untuk apa ia menghabiskan umurnya, bagaimana ia memanfaatkan masa
mudanya, bagaimana ia mendapatkan hartanya serta ke mana ia menafkahkannya,
dan apa yang ia perbuat dengan ilmunya.” (HR. Tirmidzi)
Pada hadist lain,
”Bahwa Ibnu al-Lutaibah ditugaskan oleh Rasulullah SAW untuk mengurusi zakat Bani
Tamim, Setelah ia datang kepada Rasulullah dan menghitungnya, lalu ia berkata, ’Ini
adalah milik Kalian dan ini hadiah yang diberikan kepada saya.” (HR. Bukhari)
Akuntansi Syariah: Landasan, Konsep dan Eksistensinya Page 5