SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TEKNIS

PENGUKURAN DAN PEMETAAN KOTA
Surabaya, 9 – 24 Agustus 2004

Materi : Bab VI. KONSEP PENGUKURAN DAN KESALAHAN
Pengajar : Ira Mutiara A, ST

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB VI. KONSEP PENGUKURAN DAN KESALAHAN
Oleh :
Ira Mutiara A, ST – Prodi Teknik Geodesi FTSP – ITS Surabaya

6.1 Pendahuluan
Seorang surveyor (geodetic engineer) melakukan pekerjaan mulai dari mendesain
proyek sampai dengan mempresentasikan hasil laporan. Salah satu pekerjaan yang
dilakukan oleh seorang surveyor diantaranya adalah melakukan pengukuran (pengambilan
data), melakukan perataan (adjustment), menganalisis data yang diperoleh, dan kemudian
mengestimasi nilai hasil pengukuran (parameter). Jika ingin mendapatkan nilai hasil
pengukuran yang mempunyai tingkat keandalan yang tinggi, maka seorang surveyor harus
mengerti tentang konsep pengukuran (pengambilan data) dan kesalahan yang terjadi dalam
pengukuran.
Nilai estimasi hasil pengukuran

(parameter) diperoleh dari data pengukuran

dengan menggunakan model matematika yang menyatakan hubungan antara pengukuran
dan hasil pengukuran yang akan ditentukan nilainya. Adapun konsep dalam pengukuran :
Pengukuran pada umumnya menggunakan alat (instrumentation) yang dioperasikan oleh
pengukur (observer) dalam keadaan lingkungan (environment) tertentu.
Setiap pengukuran mengandung kesalahan (errors)
Kesalahan sebenarnya (true error) adalah penyimpangan nilai hasil pengukuran (x)
terhadap nilai sebenarnya (true value)

ε =x-τ
dimana ε = kesalahan sebenarnya, x = nilai hasil pengukuran dan τ = nilai sebenarnya
Karena nilai sebenarnya (τ ) tidak pernah diketahui maka nilai kesalahan sebenarnya (ε)
juga tidak dapat diketahui.
Nilai pengukuran dan kesalahan pengukuran dapat diestimasi

ˆ
v = x– x
dimana v = estimasi kesalahan (estimasi residu), x = nilai hasil pengukuran

ˆ
dan x = estimasi nilai sebenarnya

VI - 1
Gambar 6.1 Konsep Pengukuran
6.2 Sumber-sumber Kesalahan
Berdasarkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kesalahan, kesalahan yang terjadi
pada pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai kesalahan karena alam (natural errors),
kesalahan karena alat ( instrumental errors) dan kesalahan karena pengukur (personal

errors).

Gambar 6.2 Sumber kesalahan
6.3 Jenis-jenis Kesalahan
Secara konvensional kesalahan dikategorikan ke dalam tiga jenis yaitu kesalahan
besar (gross error), kesalahan sistematik (systematic error) dan kesalahan acak

(random/accidental error).
6.3.1 Kesalahan Besar (Gross Error /Blunder)
Karakteristik

: nilai pengukuran menjadi sangat besar/kecil/berbeda bila
dibandingkan dengan nilai ukuran yang seharusnya.

VI - 2
Sumber

: Kesalahan personal (kecerobohan pengukur)

Efek

: Hasil pengukuran yang tidak homogen

Penanganan

: Harus dideteksi dan dihilangkan dari hasil pengukuran

Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan besar
ini yaitu:
Cek secara hati-hati semua objek yang akan diukur.
Melakukan pembacaan hasil ukuran secara berulang untuk mengecek kekonsistenan.
Memverifikasi hasil yang dicatat dengan yang dibaca.
Mengulangi seluruh pengukuran secara mandiri untuk mengecek kekonsistenan data
Penggunakan rumus aljabar atau geometrik sederhana untuk mengecek kebenaran hasil
ukuran. Misalnya dalam pengukuran sudut sebuah segitiga, jumlah ketiga sudutnya sama
dengan 180°.
Contoh 6.1 : blunder dalam pengukuran :
Hasil pengukuran jarak : 50,233 ; 50,234; 50,233, 5,234; 50,232

Gambar 6.3 Gross Error dan Systematic Error
6.3.2 Kesalahan Sistematik (Systematic Error)
Karakteristik

: terjadi berdasarkan sistem tertentu (deterministic

system) yang dapat dinyatakan dalam hubungan
fungsional (hubungan matematik) tertentu dan
mempunyai nilai yang sama untuk setiap pengukuran
yang dilakukan dalam kondisi yang sama
Sumber

: Kesalahan alat

Efek

: Hasil pengukuran menyimpang dari hasil pengukuran
yang seharusnya

Penanganan

: Harus dideteksi dan dikoreksi dari nilai pengukuran,
contohnya dengan melakukan kalibrasi alat sebelum
pengukuran.
VI - 3
Kesalahan sistematik dapat dieliminasi dengan melakukan :
Kalibrasi peralatan
Menggunakan metoda pengukuran tertentu. Contohnya : kesalahan kolimasi pada
pengukuran sipat datar dapat dieliminasi dengan membuat jarak ke muka dan
kebelakang sama panjang.
Contoh 6.2: Kesalahan Sistematis

∆

∆

Gambar 6.4 Kesalahan Sistematis Pada Pengukuran Waterpas
6.3.3 Kesalahan Acak (Random/Accidental Error)
Karakteristik : kesalahan yang masih terdapat pada pengukuran setelah
blunder dan kesalahan sistematik dihilangkan
Tidak memiliku hubungan fungsional yang dapat dinyatakan dalam model deterministik,
tetapi dapat dimodelkan menggunakan model stokastik (berdasarkan teori probabilitas)
Sumber : Personal, Alat, dan Alam
Tidak dapat dihilangkan tetapi dapat diminimalkan dengan melakukan pengukuran
berulang (redundant observations) dan melakukan hitung perataan terhadap hasil
pengukuran dan kesalahan pengukuran. Salah satu metode yang sering digunakan dalam
hitung perataan adalah metode perataan kuadrat terkecil (Least Square Adjustment)
Jika kesalahan sistematik, koreksi dapat dilakukan dengan menggunakan model
fungsional dan kalibrasi alat, maka untuk mengeliminir kesalahan acak digunakan model
probabilitas.

VI - 4
6.4 Jenis Pengukuran

Gambar 6.5 Jenis Pengukuran
6.4.1 Pengukuran Langsung
Pengukuran langsung adalah pengukuran yang dilakukan untuk mendapatkan nilai
hasil pengukuran secara langsung. Pengukuran langsung dapat dilakukan pada kondisi yang
sama atau pada kondisi yang berbeda. Pada pengukuran langsung pada kondisi sama,
seluruh pengukuran dilakukan oleh pengukur yang sama, alat yang sama, dan keadaan
lingkungan yang sama. Sedangkan pengukuran langsung pada kondisi yang tidak sama,
terjadi apabila pada waktu pengukuran terjadi pergantian pengukur, alat, atau terjadi
perubahan keadaan lingkungan. Contohnya yaitu mengukur panjang dengan pita ukur dan
mengukur sudut dengan theodolit.
6.4.2 Pengukuran tidak langsung
Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran yang dilakukan apabila nilai hasil
ukuran tidak mungkin didapatkan langsung. Nilai hasil ukuran yang dicari didapatkan
berdasarkan hubungan fungsional tertentu dari beberapa hasil pengukuran langsung.
Contohnya adalah mengukur tinggi berdasarkan hasil pengukuran sudut dan jarak.
6.5 Keandalan Pengukuran (Reliability of Measurement)
Beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan keandalan pengukuran adalah
presisi (precision) dan akurasi (accuracy).
Presisi adalah derajat kedekatan kesamaan pengukuran antara satu dengan lainnya.
Jika hasil pengukuran saling berdekatan (mengumpul) maka dikatakan mempunyai presisi
tinggi dan sebaliknya jika hasil pengukuran menyebar maka dikatakan mempunyai presisi
rendah. Presisi diindikasikan dengan penyebaran distribusi probabilitas. Distribusi yang
sempit mempunyai presisi tinggi dan sebaliknya. Ukuran presisi yang sering digunakan
adalah standar deviasi (σ). Presisi tinggi nilai standar deviasinya kecil dan sebaliknya.

VI - 5
Presisi tinggi

Presisi rendah

Akurasi adalah derajat kedekatan pengukuran terhadap nilai sebenarnya. Akurasi
mencakup tidak hanya kesalahan acak, tetapi juga bias yang disebabkan oleh kesalahan
sistematik yang tidak terkoreksi. Jika tidak ada bias kesalahan sistematik maka standar
deviasi dapat dipakai untuk menyatakan akurasi.

Gambar Salah Sistematik
Derajat ketidakpastian (uncertainty)
Derajat ketidakpastian adalah selang nilai ukuran yang didalamnya diprediksi kesalahan
pengukuran telah tereduksi
Referensi
Mikhail, E.M. and Gracie, Gordon. Analysis and Adjustment of Survey Measurement.Van
Nostrand Reinhold Company Inc. New York. 1981
Sheimy, Naser. 2001. Lecture Notes : Adjustment Computation. Department of Geomatics
Enginering, The University of Calgary
Wolf, Paul R & Ghilani, Charles D. 2002. Elementary Surveying : An Introduction to

Geomatics. Prentice Hall. New Jersey

VI - 6

More Related Content

What's hot (8)

FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-pentingFISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
 
angka penting
angka pentingangka penting
angka penting
 
722 1881-1-pb
722 1881-1-pb722 1881-1-pb
722 1881-1-pb
 
Analisis data dan interpretasi 2
Analisis data dan interpretasi 2Analisis data dan interpretasi 2
Analisis data dan interpretasi 2
 
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar NazhiraAnalisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
 
Teknik analisis data menggunakan excel
Teknik analisis data menggunakan excelTeknik analisis data menggunakan excel
Teknik analisis data menggunakan excel
 
cara menentukan data analisa dan regresi dengan microsoft exel
cara menentukan data analisa dan regresi dengan microsoft exelcara menentukan data analisa dan regresi dengan microsoft exel
cara menentukan data analisa dan regresi dengan microsoft exel
 
1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan
 

Similar to Bab 6 konsep pengukuran

INFORMATIKA RUMPUN KESEHATAN SMK KELAS X_BAB 6 ANALISIS DATA DAN DAMPAK SOSIA...
INFORMATIKA RUMPUN KESEHATAN SMK KELAS X_BAB 6 ANALISIS DATA DAN DAMPAK SOSIA...INFORMATIKA RUMPUN KESEHATAN SMK KELAS X_BAB 6 ANALISIS DATA DAN DAMPAK SOSIA...
INFORMATIKA RUMPUN KESEHATAN SMK KELAS X_BAB 6 ANALISIS DATA DAN DAMPAK SOSIA...
andiekuA
 
Rancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastian
Rancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastianRancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastian
Rancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastian
Mona Mardia
 
profil indikator.pptx
profil indikator.pptxprofil indikator.pptx
profil indikator.pptx
PatenPisan1
 
Modul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabel
Modul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabelModul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabel
Modul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabel
Uwes Chaeruman
 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasi
gdengurah
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Ernhy Hijoe
 
Pemilihan_Analisa_Data.ppt
Pemilihan_Analisa_Data.pptPemilihan_Analisa_Data.ppt
Pemilihan_Analisa_Data.ppt
zahari15
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURAN
Rafben Andika
 

Similar to Bab 6 konsep pengukuran (20)

TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptx
TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptxTM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptx
TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptx
 
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptx
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptxBab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptx
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptx
 
Alat ukur 2
Alat ukur 2Alat ukur 2
Alat ukur 2
 
52441057 penentukuran
52441057 penentukuran52441057 penentukuran
52441057 penentukuran
 
Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020 Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020
 
INFORMATIKA RUMPUN KESEHATAN SMK KELAS X_BAB 6 ANALISIS DATA DAN DAMPAK SOSIA...
INFORMATIKA RUMPUN KESEHATAN SMK KELAS X_BAB 6 ANALISIS DATA DAN DAMPAK SOSIA...INFORMATIKA RUMPUN KESEHATAN SMK KELAS X_BAB 6 ANALISIS DATA DAN DAMPAK SOSIA...
INFORMATIKA RUMPUN KESEHATAN SMK KELAS X_BAB 6 ANALISIS DATA DAN DAMPAK SOSIA...
 
Rancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastian
Rancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastianRancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastian
Rancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastian
 
11. BAB III(1).docx
11. BAB III(1).docx11. BAB III(1).docx
11. BAB III(1).docx
 
profil indikator.pptx
profil indikator.pptxprofil indikator.pptx
profil indikator.pptx
 
Modul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabel
Modul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabelModul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabel
Modul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabel
 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasi
 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasi
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
 
Pengantar statistik
Pengantar statistikPengantar statistik
Pengantar statistik
 
MATERI 2_PENGANTAR ILMU PlENGUKURAN.pptx
MATERI 2_PENGANTAR ILMU PlENGUKURAN.pptxMATERI 2_PENGANTAR ILMU PlENGUKURAN.pptx
MATERI 2_PENGANTAR ILMU PlENGUKURAN.pptx
 
Pemilihan_Analisa_Data.ppt
Pemilihan_Analisa_Data.pptPemilihan_Analisa_Data.ppt
Pemilihan_Analisa_Data.ppt
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURAN
 
M0 teori dasar pengukuran
M0 teori dasar pengukuranM0 teori dasar pengukuran
M0 teori dasar pengukuran
 
Fisika-besaran-dan-satuan.pptx
Fisika-besaran-dan-satuan.pptxFisika-besaran-dan-satuan.pptx
Fisika-besaran-dan-satuan.pptx
 
Rpp fis 1.1
Rpp fis 1.1Rpp fis 1.1
Rpp fis 1.1
 

Bab 6 konsep pengukuran

  • 1. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TEKNIS PENGUKURAN DAN PEMETAAN KOTA Surabaya, 9 – 24 Agustus 2004 Materi : Bab VI. KONSEP PENGUKURAN DAN KESALAHAN Pengajar : Ira Mutiara A, ST FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
  • 2. BAB VI. KONSEP PENGUKURAN DAN KESALAHAN Oleh : Ira Mutiara A, ST – Prodi Teknik Geodesi FTSP – ITS Surabaya 6.1 Pendahuluan Seorang surveyor (geodetic engineer) melakukan pekerjaan mulai dari mendesain proyek sampai dengan mempresentasikan hasil laporan. Salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang surveyor diantaranya adalah melakukan pengukuran (pengambilan data), melakukan perataan (adjustment), menganalisis data yang diperoleh, dan kemudian mengestimasi nilai hasil pengukuran (parameter). Jika ingin mendapatkan nilai hasil pengukuran yang mempunyai tingkat keandalan yang tinggi, maka seorang surveyor harus mengerti tentang konsep pengukuran (pengambilan data) dan kesalahan yang terjadi dalam pengukuran. Nilai estimasi hasil pengukuran (parameter) diperoleh dari data pengukuran dengan menggunakan model matematika yang menyatakan hubungan antara pengukuran dan hasil pengukuran yang akan ditentukan nilainya. Adapun konsep dalam pengukuran : Pengukuran pada umumnya menggunakan alat (instrumentation) yang dioperasikan oleh pengukur (observer) dalam keadaan lingkungan (environment) tertentu. Setiap pengukuran mengandung kesalahan (errors) Kesalahan sebenarnya (true error) adalah penyimpangan nilai hasil pengukuran (x) terhadap nilai sebenarnya (true value) ε =x-τ dimana ε = kesalahan sebenarnya, x = nilai hasil pengukuran dan τ = nilai sebenarnya Karena nilai sebenarnya (τ ) tidak pernah diketahui maka nilai kesalahan sebenarnya (ε) juga tidak dapat diketahui. Nilai pengukuran dan kesalahan pengukuran dapat diestimasi ˆ v = x– x dimana v = estimasi kesalahan (estimasi residu), x = nilai hasil pengukuran ˆ dan x = estimasi nilai sebenarnya VI - 1
  • 3. Gambar 6.1 Konsep Pengukuran 6.2 Sumber-sumber Kesalahan Berdasarkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kesalahan, kesalahan yang terjadi pada pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai kesalahan karena alam (natural errors), kesalahan karena alat ( instrumental errors) dan kesalahan karena pengukur (personal errors). Gambar 6.2 Sumber kesalahan 6.3 Jenis-jenis Kesalahan Secara konvensional kesalahan dikategorikan ke dalam tiga jenis yaitu kesalahan besar (gross error), kesalahan sistematik (systematic error) dan kesalahan acak (random/accidental error). 6.3.1 Kesalahan Besar (Gross Error /Blunder) Karakteristik : nilai pengukuran menjadi sangat besar/kecil/berbeda bila dibandingkan dengan nilai ukuran yang seharusnya. VI - 2
  • 4. Sumber : Kesalahan personal (kecerobohan pengukur) Efek : Hasil pengukuran yang tidak homogen Penanganan : Harus dideteksi dan dihilangkan dari hasil pengukuran Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan besar ini yaitu: Cek secara hati-hati semua objek yang akan diukur. Melakukan pembacaan hasil ukuran secara berulang untuk mengecek kekonsistenan. Memverifikasi hasil yang dicatat dengan yang dibaca. Mengulangi seluruh pengukuran secara mandiri untuk mengecek kekonsistenan data Penggunakan rumus aljabar atau geometrik sederhana untuk mengecek kebenaran hasil ukuran. Misalnya dalam pengukuran sudut sebuah segitiga, jumlah ketiga sudutnya sama dengan 180°. Contoh 6.1 : blunder dalam pengukuran : Hasil pengukuran jarak : 50,233 ; 50,234; 50,233, 5,234; 50,232 Gambar 6.3 Gross Error dan Systematic Error 6.3.2 Kesalahan Sistematik (Systematic Error) Karakteristik : terjadi berdasarkan sistem tertentu (deterministic system) yang dapat dinyatakan dalam hubungan fungsional (hubungan matematik) tertentu dan mempunyai nilai yang sama untuk setiap pengukuran yang dilakukan dalam kondisi yang sama Sumber : Kesalahan alat Efek : Hasil pengukuran menyimpang dari hasil pengukuran yang seharusnya Penanganan : Harus dideteksi dan dikoreksi dari nilai pengukuran, contohnya dengan melakukan kalibrasi alat sebelum pengukuran. VI - 3
  • 5. Kesalahan sistematik dapat dieliminasi dengan melakukan : Kalibrasi peralatan Menggunakan metoda pengukuran tertentu. Contohnya : kesalahan kolimasi pada pengukuran sipat datar dapat dieliminasi dengan membuat jarak ke muka dan kebelakang sama panjang. Contoh 6.2: Kesalahan Sistematis ∆ ∆ Gambar 6.4 Kesalahan Sistematis Pada Pengukuran Waterpas 6.3.3 Kesalahan Acak (Random/Accidental Error) Karakteristik : kesalahan yang masih terdapat pada pengukuran setelah blunder dan kesalahan sistematik dihilangkan Tidak memiliku hubungan fungsional yang dapat dinyatakan dalam model deterministik, tetapi dapat dimodelkan menggunakan model stokastik (berdasarkan teori probabilitas) Sumber : Personal, Alat, dan Alam Tidak dapat dihilangkan tetapi dapat diminimalkan dengan melakukan pengukuran berulang (redundant observations) dan melakukan hitung perataan terhadap hasil pengukuran dan kesalahan pengukuran. Salah satu metode yang sering digunakan dalam hitung perataan adalah metode perataan kuadrat terkecil (Least Square Adjustment) Jika kesalahan sistematik, koreksi dapat dilakukan dengan menggunakan model fungsional dan kalibrasi alat, maka untuk mengeliminir kesalahan acak digunakan model probabilitas. VI - 4
  • 6. 6.4 Jenis Pengukuran Gambar 6.5 Jenis Pengukuran 6.4.1 Pengukuran Langsung Pengukuran langsung adalah pengukuran yang dilakukan untuk mendapatkan nilai hasil pengukuran secara langsung. Pengukuran langsung dapat dilakukan pada kondisi yang sama atau pada kondisi yang berbeda. Pada pengukuran langsung pada kondisi sama, seluruh pengukuran dilakukan oleh pengukur yang sama, alat yang sama, dan keadaan lingkungan yang sama. Sedangkan pengukuran langsung pada kondisi yang tidak sama, terjadi apabila pada waktu pengukuran terjadi pergantian pengukur, alat, atau terjadi perubahan keadaan lingkungan. Contohnya yaitu mengukur panjang dengan pita ukur dan mengukur sudut dengan theodolit. 6.4.2 Pengukuran tidak langsung Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran yang dilakukan apabila nilai hasil ukuran tidak mungkin didapatkan langsung. Nilai hasil ukuran yang dicari didapatkan berdasarkan hubungan fungsional tertentu dari beberapa hasil pengukuran langsung. Contohnya adalah mengukur tinggi berdasarkan hasil pengukuran sudut dan jarak. 6.5 Keandalan Pengukuran (Reliability of Measurement) Beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan keandalan pengukuran adalah presisi (precision) dan akurasi (accuracy). Presisi adalah derajat kedekatan kesamaan pengukuran antara satu dengan lainnya. Jika hasil pengukuran saling berdekatan (mengumpul) maka dikatakan mempunyai presisi tinggi dan sebaliknya jika hasil pengukuran menyebar maka dikatakan mempunyai presisi rendah. Presisi diindikasikan dengan penyebaran distribusi probabilitas. Distribusi yang sempit mempunyai presisi tinggi dan sebaliknya. Ukuran presisi yang sering digunakan adalah standar deviasi (σ). Presisi tinggi nilai standar deviasinya kecil dan sebaliknya. VI - 5
  • 7. Presisi tinggi Presisi rendah Akurasi adalah derajat kedekatan pengukuran terhadap nilai sebenarnya. Akurasi mencakup tidak hanya kesalahan acak, tetapi juga bias yang disebabkan oleh kesalahan sistematik yang tidak terkoreksi. Jika tidak ada bias kesalahan sistematik maka standar deviasi dapat dipakai untuk menyatakan akurasi. Gambar Salah Sistematik Derajat ketidakpastian (uncertainty) Derajat ketidakpastian adalah selang nilai ukuran yang didalamnya diprediksi kesalahan pengukuran telah tereduksi Referensi Mikhail, E.M. and Gracie, Gordon. Analysis and Adjustment of Survey Measurement.Van Nostrand Reinhold Company Inc. New York. 1981 Sheimy, Naser. 2001. Lecture Notes : Adjustment Computation. Department of Geomatics Enginering, The University of Calgary Wolf, Paul R & Ghilani, Charles D. 2002. Elementary Surveying : An Introduction to Geomatics. Prentice Hall. New Jersey VI - 6