Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
MATERI KIMIA Korosi 1
1. KOROSI
Pengertian korosi, gejala, kerugian dan cara pencegahan
Pengertian
K o r o s i s e c a r a u m u m d i k e n a l s e b a g a i g e j a l a k e r u s a k a n m a t e r i a l khususnya
logam,akibat berinteraksi dengan lingkungan. Dengan demikiandapat dimengerti bahwa korosi adalah
suatu gejala alam yang tidak dapatd i c e g a h , t e t a p i d a p a t
d i k e n d a l i k a n u n t u k m e n g u r a n g i kecepatannya.Sebenarnya
korosi merupakan suatu konsekuensi dari uasaha manusia yang merubah keadaan unsure
logam dari kondisi yangl e b i h s t a b i l y a i t u d a l a m b e n t u k o k s i d a d a n i k a t a n
l a i n n y a , m e n j a d i berbentuk unsure murni yang memiliki tingkat energy yang lebih
tinggi.Menurut hukum Thermodinamika selalu terdapat kecenderungan untuk kembali kepada kondisi
yang lebih stabil,yaitu dengan terjadinya korosi
Jenis kerusakan seperti korosi ini selalu disertai dengan terbentuknyasuatu produk
korosi seperti kerak,dipermukaan logam yang biasanya ditandai oleh adanya warna yang
berbeda dengan warna logam aslinya.Warna kecoklatan atau kehitaman pada permukaan
baja,adalah ciri khasdari warna produk korosi dari besi. Korosi seperti ini sering disebut korosiseragam yang
merupakan bentuk korosi yang paling dikenal dan mudahteramati. Sebenarnya peristiwa korosi dapat
digolongkan pada dua bentuk yang berbeda , yaitu korosi seragam dan korosi yang terlokalisir.
Korosiseragam mudah terlihat,mudah diprediksi kecepatannya dan mudah pulalangkah
pengendaliannya. Tidak seperti korosi yang terlokalisir yang sukar untuk dideteksi,karena dapat terjadi pada
tempat-tempat yang sukar untuk diamati. Korosi ini baru dapa t diketahui setelah komponen
peralatanmengalami kegagalan.
Berdasarkan temperature kerja,korosi dapat dikelompokkan dalam dua bagian,yaitu korosi basah dan
korosi kering,dimana korosi basah terjadikarena logam terendam dalam suatu larutan dan pada
temperature yangr e l a t i v e r e n d a h , s e d a n g k a n k o r o s i t e m p e r a t u r e t i n g g i t e r j a d i
p a d a temperature dimana tidak ada lagi larutan dalam bentuk cair,dan sering berada pada
temperature diatas 500°C. Sebenarnya ada jenis korosi lainnya,yaitu korosi atmosferik
yang terjadi pada temperature rendah dan pada lingkungan gas atau uap. Walaupun peristiwa korosi itu
berbeda-bedakondisinya,tetapi ada satu hal yang tidak bisa dihindarkan, yaitu terjadinyasuatu reaksi elektrokimia
pada semua peristiwa korosi tersebut.
K e r u g i a n
k a r e n a k o r o s i pada umumnya kerugian karena korosi dikaitkan dengan terjadinyakerusakan
yang cukup parah saja pada suatu peralatan saja. Dan berbagaianggapan lainnya dipergunakan sebagai
pernyataan kerugian karena korosi. Supaya tidak terjadi kesimpang siuran,maka penyamaan
bahasad a l a m m e n d e f i n i s i k a n k e r u g i a n k a r e n a k o r o s i s a n g a t
p e n t i n g , a g a r p e r h i t u n g a n - p e r h i t u n g a n d a p a t d i l a k u k a n u n t u k m e n a k s i r
2. KOROSI
b e s a r n y a kerugian tersebut. Kerugian korosi dapat dikaitkan dengan kerugian langsung
dan tidak langsung,seperti :
o Penipisan
o Kerusakan akibat korosi seperti keropos,berlubang,dll
o Perubahan warna atau penampilan
o Berhentinya suatu pabrik
o Terkontaminasinya suatu produk
o Berkurangnya faktor keamanan
o Naiknya biaya perawatan
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai
zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari,
korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat
logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat
yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai
anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+
(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana
oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+
(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-
(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian
membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak
sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau
elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses
ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk
senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk
pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang
menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi.
Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan
oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih
dari oksida
3. KOROSI
Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat
besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang
bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi
akan habis menjadi karat.
Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, bodi
mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.Siapa di antara kita tidak kecewa bila bodi mobil
kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena korosi. Pasti tidak ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit
tahu tentang apa korosi itu, sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi.
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang
melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda),
sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke
katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.
Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III) yang kemudian
membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe2O3.xH2O.
Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu, besi yang disimpan
dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata
dipercepat oleh beberapa faktor, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor,
kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri
(kerapatan atau kasar halusnya permukaan).
Pencegahan korosi
Pencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip berikut :
- Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi tidak dapat terjadi.
Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif
seperti seg dan krom). Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng
bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi.
- Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)
Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk sel elektrokimia dengan
besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan
sebagai anoda, dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain
(sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum habis.
Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg.
Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.
- Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr
menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni)
4. KOROSI
Korosi dapat dihambat dengan beberapa cara, misalnya :
1. Pemakaian logam alloy dengan cara
Pembentukan lapisan pelindung
Menaikkan tegangan elektrode
2. Pemakaian lapisan pelindung dengan cara:
Pengecatan
Pelapisan senyawa organik (pelumas)
Pelapisan dengan gelas
Pelapisan dengan logam
Dilapisi logam yang lebih mulia
Dilapisi logam yang lebih mudah teroksidasi
Menanam batang-batang logam yang lebih aktif dekat logam besi dan dihubungkan
Dicampur dengan logam lain
3. Elektrokimiawi dengan cara eliminasi perbedaan tegangan:
Menaikkan kemurnian logam
Mencegah kontak 2 logam
Memakai inhibitor
Isolasi logam dari larutan, dan lain-lain.
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi
1. Kelembaban udara
2. Elektrolit
3. Zat terlarut pembentuk asam (CO2, SO2)
4. Adanya O2
5. Lapisan pada permukaan logam
6. Letak logam dalam deret potensial reduksi
KESIMPULAN
Elektrolisis. pada sel elektrolisis, aliran listrik menyebabkan reduksi pada muatan negatif di katoda dan oksidasi
pada muatan positif di anoda. Aplikasi elektrolisis. Elektroplatting, produksi Aluminium dan Magnesium,
pemurnian tembaga, dan elektrolisis dari pelelehan NaCl.
Korosi logam adalah salah satu masalah yang paling penting yang dihadapi oleh kelompok industri maju.
pengaruh korosi dapat terlihat (pembentukan karat pada permukaan besi) dan tidak terlihat (keretakan serta
terjadinya pengurangan kekuatan logam di bawah permukaan).