1. Kerajaan Majapahit
Disusun oleh :
CH Dr. Irfan Ali Musyafi, CS.Pd ME
Sumber : www.BrebesBerilmu.blogspot.com 1
2. Kerajaan Majapahit
Ibu kota : Majapahit, Wilwatikta (Trowulan)
Bahasa : Jawa Kuno, Sansekerta
Agama : Hindu, Buddha
Pemerintahan : Monarki
Raja : - Kertarajasa Jayawardhana (1295-1309)
- Girindrawardhana (1478-1498)
Sejarah : - penobatan Raden Wijaya
Mata Uang : Koin emas dan perak, kepeng
(koin perunggu yang diimpor dari Tiongkok )
Sumber : www.BrebesBerilmu.blogspot.com 2
6. Sejarah Berdirinya Majapahit
Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu sebagai penggambaran Kertarajasa. Berlokasi semula di
Candi Simping, Blitar, kini menjadi koleksi Museum Nasional Republik Indonesia.
Sesudah Singhasari mengusir Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan pada
tahun 1290, Singhasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini
menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia
mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singhasari yang menuntut upeti.
Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir, menolak untuk
membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak
wajahnya dan memotong telinganya. Kubilai Khan marah dan lalu
memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.
Sumber : www.BrebesBerilmu.blogspot.com 6
7. Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah
membunuh Kertanagara. Atas saran Aria Wiraraja,
Jayakatwang memberikan pengampunan kepada
Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang
menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia
membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu
dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja,
dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongolia
tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongolia untuk
bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik
menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka
menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut
karena mereka berada di teritori asing
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran
kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya
sebagai raja, yaitu pada tanggal 10 November 1293. Ia
dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana.
Sumber : www.BrebesBerilmu.blogspot.com 7
8. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang kuat, maka Raden
Wijaya melakukan berbagai tindakan yaitu membangun Majapahit
sebagai pusat pemerintahan, seperti mengawini keempat putri
Kertanegara dan membalas jasa dengan memberikan kekuasaan
kepada
para sahabat dan pengikutnya.
Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.
Anak dan penerus Wijaya, Jayanegara, adalah penguasa yang
jahat dan amoral. Ia digelari Kala Gemet, yang berarti "penjahat
lemah". Pemberontakan juga muncul pada masa pemerintahan
Jayanegara (Kala Geret), karena Jayanegara adalah raja yang lemah.
Diantara pemberontakan tersebut yang paling berbahaya adalah
pemberontakan Kuti tahun 1319, tetapi akhirnya dapat dipadamkan
oleh pasukan Bhayangkari yang dipimpin Gajah Mada. Atas jasanya
Gajah Mada menjadi patih Kahuripan tahun 1319 dan selanjutnya
tahun 1321 diangkat menjadi patih Daha.
Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca.
Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan
tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi
pendeta wanita.
Sumber : www.BrebesBerilmu.blogspot.com 8
9. I Rajapatni menunjuk anak perempuannya
Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit.
Pemberontakan terhadap Majapahit tetap muncul, pada masa
pemerintahan Tribuana Tungga Dewi yaitu seperti pemberontakan
Sadeng dan Keta di daerah Besuki tahun 1331. Dan
pemberontakan tersebut juga berhasil dipadamkan oleh Gajah
Mada. Atas jasa tersebut maka Gajah Mada diangkat menjadi
Mahapatih Majapahit tahun 1333. Pada saat pengangkatan
tersebut, Gajah Mada mengucapkan suatu sumpah Palapa.
Dengan adanya Sumpah Amukti Palapa, maka Gajah Mada
bercita-cita mempersatukan wilayah Nusantara di bawah
kekuasaan Majapahit . Sehingga untuk mewujudkan sumpah
tersebut, pasukan Majapahit yang dipimpin Gajah Mada dan
dibantu oleh Adityawarman melakukan politik
ekspansi/penyerangan keberbagai daerah dan berhasil. Atas
jasanya Adityawarman diangkat menjadi Raja Melayu tahun 1347
untuk menanamkan pengaruh Majapahit di Sumatera.
Sumber : www.BrebesBerilmu.blogspot.com 9
10. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit
berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di
daerah tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit
sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia
diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk
Pada tahun 1350, Majapahit diperintah oleh Hayam
Wuruk. Ia bergelar Rajasanegara dan dalam
menjalankan pemerintahan yang didampingi oleh
Mahapatih Gajah Mada, Adityawarman dan Mpu
Nala sehingga pada masa tersebut Majapahit
mencapai puncak kebesarannya, karena daerah
kekuasaannya hampir meliputi seluruh Nusantara
dan Majapahit berkembang sebagai kerajaan
maritim sekaligus kerajaan agraris
Sumber : www.BrebesBerilmu.blogspot.com 10
11. Kejayaan Majapahit
Terakota wajah yang dipercaya sebagai potret Gajah Mada.
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389.
Pada masanya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya,
Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313–1364), Majapahit menguasai lebih banyak
wilayah.. Apa yang dicita-citakan oleh Gaja Mada melalui sumpahnya dapat terlaksana kecuali
kerajaan Pajajaran (Sunda) yang belum dikuasainya. Dalam rangka menguasai kerajaan
Pajajaran tersebut, Gajah Mada melakukan Politik perkawinan yang berakibat
terjadinya peristiwa Bubat tahun 1357. Untuk menjaga keamanan dan memelihara kesatuan
daerah kekuasaannya maka Majapahit memperkuat armada lautnya di bawah pimpinan Mpu
Nala. Dan juga berusaha menjalin persahabatan dengan negara-negara tentangga yang
diistilahkan Mitrekasatata yang berarti sahabat atau sahabat sehaluan atau hidup berdampingan
secara damai.
Sumber : www.BrebesBerilmu.blogspot.com 11
12. Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada,
Majapahit melancarkan serangan laut ke Palembang, menyebabkan runtuhnya
sisa-sisa kerajaan Sriwijaya. Jenderal terkenal Majapahit lainnya adalah
Adityawarman, yang terkenal karena penaklukannya di Minangkabau.
Menurut Ka kawin Na g a ra kre ta g am a pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan
Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan
Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Namun
demikian, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah
kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat
Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin
berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa,
Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya
ke Tiongkok.
Sumber : www.BrebesBerilmu.blogspot.com 12
13. Jatuhnya Majapahit
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit
berangsur-angsur melemah. Tampaknya terjadi perang saudara (
Perang Paregreg) pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan
Wikramawardhana. Demikian pula telah terjadi pergantian raja yang
dipertengkarkan pada tahun 1450-an, dan pemberontakan besar yang
dilancarkan oleh seorang bangsawan pada tahun 1468.
Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi
sirna ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya
Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka, atau 1478
Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun
demikian, yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah
gugurnya Bre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana.
Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah
mulai memasuki nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15,
pengaruh Majapahit di seluruh nusantara mulai berkurang. Pada saat
bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan agama
Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian barat nusantara.
Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis, dan Italia mengindikasikan bahwa telah
terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke
tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun 1518 dan
1521 M.
Sumber : www.BrebesBerilmu.blogspot.com 13