Hasil Penelitian pemanenan tandan buah segar di perkebunan kelapa sawit Indonesia, dengan variasi topografi lahan (datar sampai miring) dan kelas umur pemanen (20 sampai 45 th)
Topograf dan umur Pemanen Thd Kapasitas Pemanenan TBS Kelapa Sawit
1. PENGARUH TOPOGRAFI
LAHAN DAN UMUR
PEMANEN
TERHADAP KAPASITAS
KERJA PEMANENAN
KELAPA SAWIT
Tri Nugroho B. Santosa dan
Andreas W. Krisdiarto
Instiper Yogyakarta
2. PENDAHULUAN
• Pemanenan TBS kelapa sawit turut menjadi salah satu
tahapan penentu kuantitas dan kualitas bahan baku
minyak kelapa sawit, setiap aspek yang terkait perlu
dipertimbangkan utk mencapai optimasi produksi .
• Keberhasilan panen dan produksi bergantung pada kondisi
tanaman, pemanen dengan kapasitas kerjanya, serta
keadaan areal. (Lubis, 1992)
• Seperti juga pada komoditas perkebunan yang lain,
kapasitas kerja pemanenan dipengaruhi oleh usia
pemanen (Yuniyatun, 2005).
• Kondisi topografi perkebunan kelapa sawit yang beragam
dengan usia pemanen yang beragam menjadi
permasalahan tersendiri dalam pengelolaan panen kelapa
sawit.
3. BAHAN DAN METODE
• Perlakuan dan Cuplikan
obyek pertanaman Tanaman Sudah Menghasilkan (TM)
berumur 8-10 tahun dengan varietas seragam. Cuplikan
diambil dengan purposive sampling, yaitu dipilih sesuai
topografi (datar, bergelombang, dan miring) masing-masing
5 cuplikan. Berdasar perlakuan umur pemanen : 9 cuplikan.
• Metode
Peubah utama = kapasitas kerja pemanen (janjang TBS/hr).
Percobaan faktorial dua faktor, yaitu topografi (datar ,
bergelombang, dan miring) dan usia pemanen (20-25, 26-30,
31-35, dan 36-40 tahun).
Analisis Hasil
Pembandingan dilakukan dengan Analisis Ragam dilanjutkan
dengan Uji Beda Terkecil pada tingkat signifikansi 5%.
4. Di dalam penelitian ini kemiringan lahan sebagai
perlakuan dibagi menjadi : datar (00 - 50), agak
miring/bergelombang (60 - 120), dan miring (130 - 200)
Kapasitas pemanenan (jjg/hr):
Perlakuan T1 T2 T3 Rerata
U1 131 126 121 126.0
U2 124 118 115 119.0
U3 118 115 110 114.2
U4 112 107 105 108.2
Rerata 121.3 116.6 112.8
Ket:
U1 = usia pemanen 20-25 th T1 = lahan datar
U2 = usia pemanen 26-30 th T2 = lahan agak miring
U3 = usia pemanen 31-35 th T3 = lahan miring.
U = usia pemanen 36-40 th
5. Pengaruh topografi
Perlakuan Rerata N. Duncan Sx Sx.n.duncan
Kode
T1 121.3 2.92 1.85 5.41 a
T2 116.6 3.07 1.85 5.69 b
T3 112.8 3.15 1.85 5.84 b
• Perbedaan nyata antara lahan datar dengan agak miring &
miring
• Pergerakan manual tenaga kerja di lahan , misalnya
pemupukan dan pemanenan, lebih sulit di lahan dengan
kemiringan besar, demikian juga potensi kehilangan pupuk
maupun brondol bisa lebih besar di lahan miring (Sunarko,
2009)
• Pd lahan miring, pergerakan pemanen, baik pada saat
berpindah dari satu pokok sawit ke pokok yang lain, posisi
tubuh saat memotong TBS , mengangkat TBS, dan
mengumpulkan buah lepas (brondol) menjadi lebih sulit
6. Pengaruh topografi-2
• biaya operasional pemanenan di lahan yang
berkelerengan di perusahaan perkebunan,
perbedaan tingkat pembayaran pemanen
(premi topografi), mis. untuk lahan agak
miring basis panennya lebih rendah 10%
daripada lahan datar (Mangoensokarjo dan
Tojib, 2008)
• Penelitian ini menunjukkan selisih kapasitas
pemanenan di lahan datar dan lahan agak
miring 4,1%, sedang antara lahan agak miring
dan miring sebesar 3,5%
7. Pengaruh UMUR Pemanen
• Analisis beda nyata terkecil:
Perlakuan rerata n. duncan sx sx.n. duncan kode
U1 126.0 2.92 2.14 6.25 a
U2 119.0 3.07 2.14 6.57 b
U3 114.2 3.15 2.14 6.74 bc
U4 108.2 3.22 2.14 6.89 c
126.0
119.0
114.2
108.2
130
125
120
115
110
105
100
95
20-25 26-30 31-35 36-40
Kap pemanenan (jjg/hr)
Umur pemanen (th)
8. Pengaruh UMUR Pemanen-2
• Pemanenan TBS kelapa sawit adl kegiatan fisik cukup berat ,
mengoperasikan pisau dodos atau egrek dengan posisi kepala
mendongak, ketinggian pohon mencapai 15 m, berat TBS
empat hingga 40 kg pemanenan banyak tergantung kpd
kekuatan fisik
• kapasitas kerja manusia mencapai puncaknya pada usia 25-30
th, dan menurun di usia >30 th (Sutalaksana, 1979 dlm
Soleman, 2011)
• Semakin tua pemanen kemampuan pemanenan semakin
rendah. Selisih kapasitas kerja pemanen usia 20-25 tahun
dengan yang berumur 36-40 th mencapai 14,3%.
• Berbeda dengan penerapan target dan premi panen berdasar
topografi, pada saat ini di perusahaan perkebunan belum
terdapat pengelolaan pemanen berdasar umur pemanen
9. KESIMPULAN
• Kemiringan lahan berpengaruh terhadap
kapasitas kerja pemanenan. Terdapat perbedaan
antara kapasitas kerja pemanen di lahan datar
dan lahan miring.
• Kapasitas kerja pemanenan berbeda pada kelas
umur pemanen yang berbeda. Selisih kapasitas
pemanenan antara kelas umur 20-25 tahun dan
36-40 tahun mencapai 14,3%.
• Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu
langkah rekomendasi penentuan umur pemanen
pada kemiringan lahan tertentu