SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
                        NOMOR 18 TAHUN 2013
                              TENTANG
TATA CARA PENGUNDURAN DIRI KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH,
DAN PEGAWAI NEGERI YANG AKAN MENJADI BAKAL CALON ANGGOTA DPR,
DPD, DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA, SERTA PELAKSANAAN
            CUTI PEJABAT NEGARA DALAM KAMPANYE PEMILU


               DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


                   PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,



Menimbang   : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012
                 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
                 Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
                 Rakyat Daerah, kepala daerah, wakil kepala daerah, dan
                 pegawai negeri, yang akan menjadi bakal calon anggota
                 Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
                 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah harus mengundurkan
                 diri;
              b. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012
                 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
                 Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
                 Rakyat Daerah dan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008
                 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden,
                 Pejabat Negara dalam menggunakan haknya untuk ikut
                 serta dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan
                 Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
                 Perwakilan Rakyat Daerah, serta Pemilihan Umum Presiden
                 dan Wakil Presiden, wajib cuti;



                                                           c. Bahwa . . .
-2-


              c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
                 dalam huruf a dan huruf b serta untuk menjamin
                 keberlangsungan tugas penyelenggaraan negara dan
                 penyelenggaraan pemerintahan daerah, perlu menetapkan
                 Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Pengunduran Diri
                 Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, dan Pegawai Negeri
                 yang Akan Menjadi Bakal Calon Anggota DPR, DPD, DPRD
                 Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan
                 Cuti Pejabat Negara Dalam Kampanye Pemilu;

Mengingat   : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
                 Indonesia Tahun 1945;
              2. Undang-Undang      Nomor   32   Tahun   2004    tentang
                 Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
                 Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
                 Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
                 beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
                 Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
                 Undang-Undang      Nomor   32   Tahun   2004    tentang
                 Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
                 Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
                 Republik Indonesia Nomor 4844);
              3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
                 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
                 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
                 Nomor 4801) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
                 Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
                 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
                 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
                 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
                 Nomor 5189);
              4. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan
                 Umum Presiden dan Wakil Presiden (Lembaran Negara
                 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 176, Tambahan
                 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4924);
              5. Undang-Undang     Nomor    15   Tahun  2011    tentang
                 Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik
                 Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran
                 Negara Republik Indonesia Nomor 5246);

                                                           6. Undang . . .
-3-

            6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan
               Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
               Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
               (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
               Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik
               Indonesia Nomor 5316);


                          MEMUTUSKAN:


Menetapkan : PERATURAN    PEMERINTAH   TENTANG     TATA  CARA
             PENGUNDURAN DIRI KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA
             DAERAH, DAN PEGAWAI NEGERI, YANG AKAN MENJADI
             BAKAL CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI, DAN
             DPRD KABUPATEN/KOTA, SERTA PELAKSANAAN CUTI
             PEJABAT NEGARA DALAM KAMPANYE PEMILU.



                                     BAB I
                                KETENTUAN UMUM

                                      Pasal 1

            Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
            1. Pejabat Negara adalah Presiden, Wakil Presiden, menteri
               dan pejabat setingkat menteri, gubernur, wakil gubernur,
               bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota.
            2. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah gubernur
               dan wakil gubernur untuk provinsi, bupati dan wakil
               bupati untuk kabupaten, serta walikota dan wakil walikota
               untuk kota.
            3. Pegawai Negeri adalah Pegawai Negeri Sipil, Tentara
               Nasional Indonesia, dan Kepolisian Republik Indonesia.
            4. Cuti adalah tidak masuk kerja berdasarkan izin dari
               pejabat yang berwenang dalam kampanye Pemilihan Umum
               Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
               Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta
               Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.

                                                       5. Kampanye . . .
-4-

5. Kampanye Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut
   Kampanye Pemilu adalah Kampanye Pemilu Anggota Dewan
   Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
   Perwakilan Rakyat Daerah, serta Kampanye Pemilu
   Presiden dan Wakil Presiden.
6. Kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
   Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
   Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut Kampanye Pemilu
   Anggota DPR, DPD, dan DPRD adalah kegiatan peserta
   Pemilihan Umum untuk meyakinkan para pemilih dengan
   menawarkan visi, misi, dan program peserta Pemilihan
   Umum.
7. Kampanye Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden
   yang selanjutnya disebut Kampanye Pemilu Presiden dan
   Wakil Presiden, adalah kegiatan dalam rangka meyakinkan
   para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program
   Pasangan Calon.

                      BAB II
    TATA CARA PENGUNDURAN DIRI KEPALA DAERAH,
     WAKIL KEPALA DAERAH, DAN PEGAWAI NEGERI

                         Pasal 2
(1) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang mengajukan
    diri menjadi bakal calon anggota DPR, DPD, DPRD
    provinsi,   atau   DPRD       kabupaten/kota    harus
    mengundurkan diri sebagai Kepala Daerah dan Wakil
    Kepala Daerah.
(2) Pegawai Negeri yang akan menjadi bakal calon anggota
    DPR, DPD, DPRD Provinsi, atau DPRD kabupaten/kota
    harus mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri.

                         Pasal 3
(1) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
    disampaikan secara tertulis kepada pejabat yang
    berwenang paling lambat 1 (satu) bulan sebelum batas
    akhir pengajuan bakal calon anggota DPR, DPD, DPRD
    provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
(2) Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada
    ayat (1) menindaklanjuti pengajuan pengunduran diri
    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

                                                Pasal 4 . . .
-5-

                           Pasal 4

Pengunduran diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, tidak
dapat ditarik kembali setelah pengajuan pengunduran diri
diterima dan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.




                       BAB III
     TATA CARA PELAKSANAAN CUTI PEJABAT NEGARA
               DALAM KAMPANYE PEMILU

                        Bagian Kesatu
                           Umum

                           Pasal 5

(1) Pejabat Negara yang berasal dari partai politik mempunyai
    hak melaksanakan Kampanye Pemilu.
(2) Pejabat Negara yang bukan berasal dari partai politik dapat
    melaksanakan Kampanye Pemilu apabila berstatus
    sebagai:
   a. calon Presiden atau calon Wakil Presiden;
   b. anggota tim kampanye dan/atau pelaksana Kampanye
      Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.


                           Pasal 6

Pejabat Negara dalam melaksanakan Kampanye Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus menjalankan cuti.


                           Pasal 7

Dalam melaksanakan Kampanye Pemilu, Pejabat Negara wajib
menjamin terwujudnya misi dan kelancaran penyelenggaraan
pemerintahan negara, serta asas-asas penyelenggaraan
pemerintahan yang baik.

                                                    Pasal 8 . . .
-6-

                           Pasal 8

Pejabat Negara dalam melaksanakan Kampanye Pemilu tidak
menggunakan fasilitas negara kecuali ditentukan lain oleh
undang-undang.



                           Pasal 9

(1) Permintaan cuti Pejabat Negara sebagaimana dimaksud
    dalam Pasal 6, diajukan dengan ketentuan:
   a. menteri dan pejabat setingkat menteri kepada Presiden;
   b. gubernur dan wakil gubernur kepada Menteri Dalam
      Negeri dengan tembusan disampaikan kepada Presiden;
      dan
   c. bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota
      kepada gubernur dengan tembusan disampaikan
      kepada Menteri Dalam Negeri.
(2) Permintaan cuti    sebagaimana   dimaksud   dalam   pada
    ayat (1) memuat:
   a. jadwal dan jangka waktu Kampanye Pemilu;
   b. tempat/lokasi Kampanye Pemilu.
(3) Permintaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    diajukan paling lambat 12 (dua belas) hari kerja sebelum
    pelaksanaan Kampanye Pemilu.
(4) Pemberian cuti diselesaikan paling lambat 4 (empat) hari
    kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permintaan.



                          Pasal 10

Presiden, Menteri Dalam Negeri, dan gubernur dalam
memberikan    cuti   harus   memperhatikan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.



                                           Bagian Kedua . . .
-7-

                       Bagian Kedua
            Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD

                          Pasal 11

(1) Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD dapat
    dilakukan melalui:
   a.   pertemuan terbatas;
   b.   pertemuan tatap muka;
   c.   penyebaran bahan kampanye pemilu kepada umum;
   d.   pemasangan alat peraga di tempat umum;
   e.   iklan media massa cetak dan media massa elektronik;
   f.   rapat umum; dan
   g.   kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye
        pemilu dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pejabat Negara melaksanakan cuti selama 1 (satu) hari
    kerja dalam 1 (satu) minggu pada masa Kampanye Pemilu
    Anggota DPR, DPD, dan DPRD, sampai dengan dimulainya
    kampanye rapat umum.
(3) Pejabat Negara melaksanakan cuti selama 2 (dua) hari
    kerja dalam 1 (satu) minggu pada Kampanye Pemilu
    Anggota DPR, DPD, dan DPRD, selama kampanye rapat
    umum sampai dengan dimulainya masa tenang.
(4) Hari libur adalah hari bebas untuk melakukan kampanye.


                          Pasal 12

(1) Cuti Pejabat Negara untuk melakukan Kampanye Pemilu
    Anggota DPR, DPD, dan DPRD disesuaikan dengan jangka
    waktu Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD.
(2) Jadwal dan jumlah hari cuti diberikan dengan
    memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
    Pasal 7.


                                                Pasal 13 . . .
-8-

                          Pasal 13

Pelaksanaan cuti Presiden dan Wakil Presiden yang akan
melakukan Kampanye Pemilu Anggota DPR dan DPRD
dilakukan berdasarkan kesepakatan antara Presiden dan Wakil
Presiden.

                          Pasal 14

(1) Menteri dan pejabat setingkat menteri yang berasal dari
    partai politik dapat meminta dan memperoleh cuti untuk
    kampanye pemilu anggota DPR dan DPRD.
(2) Menteri dan pejabat setingkat menteri yang bukan dari
    partai politik dapat meminta dan memperoleh cuti untuk
    kampanye pemilu anggota DPD apabila berstatus sebagai
    calon anggota DPD.


                          Pasal 15

(1) Lama cuti bagi menteri dan pejabat setingkat menteri yang
    melaksanakan Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan
    DPRD      diberikan selama    dalam     masa   kampanye
    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) dan
    ayat (3).
(2) Hari kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)
    bagi menteri dan pejabat setingkat menteri yang
    melaksanakan Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan
    DPRD adalah hari Jumat.
(3) Pemberian cuti pada hari kerja sebagaimana dimaksud
    dalam Pasal 11 ayat (2) dan ayat (3) dilaksanakan dengan
    memperhatikan Pasal 7.


                          Pasal 16

(1) Menteri Sekretaris Negara memproses pengajuan izin cuti
    para menteri dan pejabat setingkat menteri untuk
    melaksanakan kampanye pemilu sebagaimana dimaksud
    dalam Pasal 14 dan Pasal 15 dan melaporkannya kepada
    Presiden.
                                               (2) Menteri . . .
-9-

(2) Menteri Sekretaris Negara menyampaikan persetujuan
    pemberian cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    kepada menteri dan pejabat setingkat menteri yang
    bersangkutan serta kepada Komisi Pemilihan Umum paling
    lambat 4 (empat) hari sebelum menteri dan pejabat
    setingkat menteri yang bersangkutan memulai kampanye
    pemilu.


                          Pasal 17

Dalam hal terdapat tugas pemerintahan yang mendesak dan
harus segera diselesaikan, Presiden dapat memanggil menteri
dan pejabat setingkat menteri yang sedang melakukan
Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD.


                          Pasal 18

(1) Gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota,
    dan wakil walikota yang berasal dari partai politik, dapat
    meminta dan memperoleh cuti untuk kampanye pemilu
    anggota DPR dan DPRD.
(2) Gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota,
    dan wakil walikota yang bukan berasal dari partai politik,
    dapat meminta dan memperoleh cuti untuk kampanye
    pemilu anggota DPD.
(3) Gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati,
    atau walikota dan wakil walikota, dalam melaksanakan
    cuti untuk Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan
    DPRD dilakukan pada hari yang berbeda.


                          Pasal 19

Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang
mengikutsertakan Pejabat Negara harus memenuhi ketentuan
tidak menggunakan fasilitas yang berkaitan dengan
jabatannya, kecuali fasilitas pengamanan bagi Pejabat Negara
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.

                                            Bagian Ketiga . . .
- 10 -

                       Bagian Ketiga
             Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

                              Pasal 20

Kampanye Pemilu       Presiden     dan   Wakil     Presiden    dapat
dilakukan melalui:
a. pertemuan terbatas;
b. tatap muka dan dialog;
c. penyebaran melalui media cetak dan media elektronik;
d. penyiaran melalui radio dan/atau televisi;
e. penyebaran bahan kampanye kepada umum;
f. pemasangan alat peraga di tempat kampanye dan di tempat
   lain yang ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum;
g. debat pasangan calon tentang materi kampanye pasangan
   calon; dan
h. kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-
   undangan.


                              Pasal 21

Pelaksanaan cuti Presiden dan Wakil Presiden dalam rangka
Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dilakukan
berdasarkan kesepakatan antara Presiden dan Wakil Presiden
sesuai dengan jadwal Kampanye Pemilu yang telah ditetapkan
oleh Komisi Pemilihan Umum.


                              Pasal 22

(1) Cuti bagi Pejabat Negara untuk melakukan Kampanye
    Pemilu Presiden dan Wakil Presiden:
     a. untuk menteri dan pejabat setingkat menteri, diatur
        sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
        dalam Pasal 16 dan dengan memperhatikan ketentuan
        sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17;
     b. untuk gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati,
        walikota, dan wakil walikota dilakukan sesuai dengan
        ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18.


                                                 (2) Pengaturan . . .
- 11 -

(2) Pengaturan jadwal cuti sebagaimana dimaksud pada
    ayat (1) dilakukan dengan tetap memperhatikan ketentuan
    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.

                            Pasal 23

Jadwal cuti Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
yang dilakukan oleh Presiden dan Wakil Presiden disampaikan
Menteri Sekretaris Negara kepada Komisi Pemilihan Umum
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum dimulainya masa
kampanye.

                            Pasal 24

(1) Menteri dan pejabat setingkat menteri sebagai anggota tim
    kampanye dan/atau pelaksana Kampanye Pemilu Presiden
    dan Wakil Presiden dapat diberikan cuti.
(2) Lama cuti menteri dan pejabat setingkat menteri yang
    melaksanakan Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil
    Presiden dapat diberikan paling lama 2 (dua) hari kerja
    dalam setiap minggu selama masa kampanye.
(3) Hari libur adalah hari bebas untuk melakukan kampanye.

                            Pasal 25

Dalam hal terdapat tugas pemerintahan yang mendesak dan
harus segera diselesaikan, Presiden dapat memanggil menteri
dan pejabat setingkat menteri yang sedang melakukan
Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.


                            Pasal 26

(1) Gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati,
    atau walikota dan wakil walikota yang ikut sebagai
    anggota tim kampanye dan/atau pelaksana Kampanye
    Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dapat diberikan cuti.
(2) Gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati,
    atau walikota dan wakil walikota yang telah ditetapkan
    sebagai anggota tim kampanye dan/atau pelaksana
    Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
    melaksanakan kampanye pada hari yang berbeda.

                                               Pasal 27 . . .
- 12 -

                              Pasal 27

(1)   Penggunaan fasilitas negara yang melekat pada jabatan
      Presiden dan Wakil Presiden menyangkut pengamanan,
      kesehatan, dan protokoler dilakukan sesuai kondisi
      lapangan secara profesional dan proporsional.
(2)   Dalam hal Presiden dan Wakil Presiden menjadi calon
      Presiden atau calon Wakil Presiden maka fasilitas negara
      yang melekat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap
      diberikan sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
(3)   Terhadap calon Presiden dan calon Wakil Presiden yang
      bukan Presiden dan Wakil Presiden, selama berkampanye
      diberikan fasilitas pengamanan dan pengawalan oleh
      Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(4)   Pengamanan dan pengawalan sebagaimana dimaksud
      pada ayat (3) dibiayai dari anggaran pendapatan dan
      belanja negara.
(5)   Pengamanan dan pengawalan sebagaimana dimaksud
      pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
      peraturan perundang-undangan.




                        Bagian Keempat
                            Sanksi

                              Pasal 28

(1)   Presiden, Menteri Dalam Negeri, dan gubernur sesuai
      dengan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam
      Pasal 9 dapat memberikan sanksi kepada Pejabat Negara
      yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
      Pasal 6.
(2)   Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
      teguran tertulis yang diumumkan kepada publik dan
      sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
      perundang-undangan.


                                                    BAB IV . . .
- 13 -

                          BAB IV
                    KETENTUAN LAIN-LAIN

                             Pasal 29

(1)   Menteri dan pejabat setingkat menteri yang dicalonkan
      oleh partai politik atau gabungan partai politik sebagai
      calon Presiden atau calon Wakil Presiden harus
      mengundurkan diri dari jabatannya.
(2)   Menteri dan pejabat setingkat menteri sebagaimana
      dimaksud pada ayat (1) harus menyampaikan surat
      pengunduran diri kepada Presiden paling lambat 7 (tujuh)
      hari sebelum didaftarkan oleh partai politik atau
      gabungan partai politik di Komisi Pemilihan Umum.
(3)   Surat pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada
      ayat (2) tidak dapat ditarik kembali.
(4)   Pemberhentian menteri dan pejabat setingkat menteri
      sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan
      Keputusan Presiden.


                          BAB V
                    KETENTUAN PENUTUP

                             Pasal 30

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Tata Cara Bagi
Pejabat Negara Dalam Pelaksanaan Kampanye Pemilihan
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4980), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.



                             Pasal 31

Peraturan Pemerintah      ini   mulai   berlaku   pada   tanggal
diundangkan.


                                                         Agar . . .
- 14 -

               Agar   setiap  orang    mengetahuinya,   memerintahkan
               pengundangan    Peraturan   Pemerintah     ini    dengan
               penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.



                                    Ditetapkan di Jakarta
                                    pada tanggal 1 Maret 2013
                                    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


                                                  Ttd.


                                     DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Maret 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
         REPUBLIK INDONESIA,

                 Ttd.


          AMIR SYAMSUDIN


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 41

           Salinan sesuai dengan aslinya
     KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI
        Asisten Deputi Perundang-undangan
      Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,




                 Wisnu Setiawan
PENJELASAN
                                  ATAS
            PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
                         NOMOR 18 TAHUN 2013
                                TENTANG
TATA CARA PENGUNDURAN DIRI KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH,
DAN PEGAWAI NEGERI YANG AKAN MENJADI BAKAL CALON ANGGOTA DPR,
DPD, DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA, SERTA PELAKSANAAN
           CUTI PEJABAT NEGARA DALAM KAMPANYE PEMILU




I. UMUM
 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum
 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
 Perwakilan Rakyat Daerah, kepala daerah, wakil kepala daerah, pegawai
 negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara
 Republik Indonesia yang akan menjadi bakal calon anggota DPR, DPD, DPRD
 provinsi, atau DPRD kabupaten/kota harus mengundurkan diri. Selanjutnya,
 berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum
 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
 Perwakilan Rakyat Daerah dan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008
 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden juga Pejabat Negara
 mempunyai hak untuk melaksanakan Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD,
 DPRD, dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
 Dengan memperhatikan keberlangsungan penyelenggaraan negara dan
 penyelenggaraan pemerintahan daerah, mekanisme pengunduran diri Kepala
 Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta Pegawai Negeri yang akan menjadi
 bakal calon anggota DPR, DPD, atau DPRD serta pelaksanaan hak Pejabat
 Negara dalam rangka Kampanye Pemilu perlu diatur secara tegas dan rinci
 dalam Peraturan Pemerintah.
 Peraturan Pemerintah ini memuat ketentuan mengenai batas waktu
 pengunduran diri bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta Pegawai
 Negeri yang akan menjadi bakal calon anggota DPR, DPD, dan DPRD, cuti
 bagi Pejabat Negara dalam rangka melaksanakan Kampanye Pemilu DPR,
 DPD, dan DPRD, serta cuti bagi Pejabat Negara dalam rangka melaksanakan
 Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

                                                                Dengan . . .
- 16 -

  Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini maka sekaligus mencabut
  Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Tata Cara Bagi Pejabat
  Negara dalam Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum dengan
  pertimbangan sudah tidak sesuai lagi dengan Undang-Undang Nomor 8
  Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
  Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

  Pasal 1
     Cukup jelas.

  Pasal 2
     Cukup jelas.

  Pasal 3
     Cukup jelas.

  Pasal 4
     Cukup jelas.

  Pasal 5
     Cukup jelas.

  Pasal 6
     Cukup jelas.

  Pasal 7
     Cukup jelas.

  Pasal 8
     Yang dimaksud dengan “fasilitas negara” adalah sarana dan prasarana
     yang dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau
     anggaran pendapatan dan belanja daerah.

  Pasal 9
     Ayat (1)
       Cukup jelas.
     Ayat (2)
       Cukup jelas.


                                                                Ayat 3 . . .
- 17 -


   Ayat (3)
     Yang dimaksud dengan “diajukan paling lambat 12 (dua belas) hari
     kerja” adalah surat permintaan cuti harus sudah diterima oleh pejabat
     yang berwenang paling lambat 12 (dua belas) hari kerja sebelum
     Pejabat Negara yang bersangkutan melaksanakan kampanye.
   Ayat (4)
     Cukup jelas.

Pasal 10
   Cukup jelas.

Pasal 11
   Ayat (1)
      Cukup jelas.
   Ayat (2)
      Cukup jelas.
   Ayat (3)
      Cukup jelas.
   Ayat (4)
      Yang dimaksud dengan “hari libur” adalah termasuk hari yang
      diliburkan secara nasional.

Pasal 12
   Cukup jelas.

Pasal 13
   Cukup jelas.

Pasal 14
   Cukup jelas.

Pasal 15
   Cukup jelas.

Pasal 16
   Cukup jelas.

Pasal 17
   Yang dimaksud dengan ”tugas pemerintahan yang mendesak” adalah
   keadaan yang membutuhkan penanganan secara cepat demi
   keberlangsungan tugas penyelenggaraan pemerintahan serta kepentingan
   bangsa dan negara antara lain bencana alam, wabah penyakit endemik,
   serangan terorisme, kerusuhan massal.

                                                              Pasal 18 . . .
- 18 -

Pasal 18
   Cukup jelas.

Pasal 19
   Cukup jelas.

Pasal 20
   Cukup jelas.

Pasal 21
   Cukup jelas.

Pasal 22
   Cukup jelas.

Pasal 23
   Cukup jelas.

Pasal 24
   Ayat (1)
      Cukup jelas.
   Ayat (2)
      Cukup jelas.
   Ayat (3)
      Yang dimaksud dengan “hari libur” adalah termasuk hari yang
      diliburkan secara nasional.

Pasal 25
   Yang dimaksud dengan ”tugas pemerintahan yang mendesak” adalah
   keadaan yang membutuhkan penanganan secara cepat demi
   keberlangsungan tugas penyelenggaraan pemerintahan serta kepentingan
   bangsa dan negara antara lain bencana alam, wabah penyakit endemik,
   serangan terorisme, kerusuhan massal.

Pasal 26
   Cukup jelas.

Pasal 27
   Cukup jelas.

Pasal 28
   Cukup jelas.

                                                            Pasal 29 . . .
- 19 -

 Pasal 29
    Cukup jelas.

 Pasal 30
    Cukup jelas.

 Pasal 31
    Cukup jelas.


TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5405

More Related Content

What's hot

Perda pemilihan kepala desa
Perda pemilihan kepala desaPerda pemilihan kepala desa
Perda pemilihan kepala desaArifuddin Ali.
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  KonstruksiPerda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa KonstruksiArifuddin Ali.
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB...iniPurwokerto
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...iniPurwokerto
 
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaPermendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaYudhi Aldriand
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DA...iniPurwokerto
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN DESA Bpd Desa Kasokandel
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...iniPurwokerto
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUS...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUS...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUS...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUS...iniPurwokerto
 
9. permendagri no.83-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentiaan_perangkat_desa
9. permendagri no.83-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentiaan_perangkat_desa9. permendagri no.83-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentiaan_perangkat_desa
9. permendagri no.83-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentiaan_perangkat_desadermolo
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...iniPurwokerto
 
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014Yudhi Aldriand
 
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaPermen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaYudhi Aldriand
 
Permen no81 th 2015 tentang evaluasi perkembangan desa kelurahan
Permen no81 th 2015 tentang evaluasi perkembangan desa kelurahanPermen no81 th 2015 tentang evaluasi perkembangan desa kelurahan
Permen no81 th 2015 tentang evaluasi perkembangan desa kelurahanPajeg Lempung
 
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...Yudhi Aldriand
 
Perda No. 15 tahun 2016 tentang Pengakuan Masyarakat Hukum Adat Kampung Kuta
Perda No. 15 tahun 2016 tentang Pengakuan Masyarakat Hukum Adat Kampung KutaPerda No. 15 tahun 2016 tentang Pengakuan Masyarakat Hukum Adat Kampung Kuta
Perda No. 15 tahun 2016 tentang Pengakuan Masyarakat Hukum Adat Kampung KutaAji Sahdi Sutisna
 
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkadesBerita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkadesYudhi Aldriand
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...Kota Serang
 
8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desadermolo
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KED...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KED...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KED...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KED...iniPurwokerto
 

What's hot (20)

Perda pemilihan kepala desa
Perda pemilihan kepala desaPerda pemilihan kepala desa
Perda pemilihan kepala desa
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  KonstruksiPerda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa Konstruksi
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
 
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaPermendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DA...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN DESA
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUS...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUS...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUS...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUS...
 
9. permendagri no.83-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentiaan_perangkat_desa
9. permendagri no.83-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentiaan_perangkat_desa9. permendagri no.83-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentiaan_perangkat_desa
9. permendagri no.83-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentiaan_perangkat_desa
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
 
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014
 
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaPermen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
 
Permen no81 th 2015 tentang evaluasi perkembangan desa kelurahan
Permen no81 th 2015 tentang evaluasi perkembangan desa kelurahanPermen no81 th 2015 tentang evaluasi perkembangan desa kelurahan
Permen no81 th 2015 tentang evaluasi perkembangan desa kelurahan
 
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...
 
Perda No. 15 tahun 2016 tentang Pengakuan Masyarakat Hukum Adat Kampung Kuta
Perda No. 15 tahun 2016 tentang Pengakuan Masyarakat Hukum Adat Kampung KutaPerda No. 15 tahun 2016 tentang Pengakuan Masyarakat Hukum Adat Kampung Kuta
Perda No. 15 tahun 2016 tentang Pengakuan Masyarakat Hukum Adat Kampung Kuta
 
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkadesBerita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
 
8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
8. permendagri no.82-th_2015_tentang_pengangkatan_pemberhentian_kepala_desa
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KED...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KED...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KED...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KED...
 

Viewers also liked

PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSYudhi Aldriand
 
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...Yudhi Aldriand
 
Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...
Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...
Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...Yudhi Aldriand
 
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...Yudhi Aldriand
 
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAHPermenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAHYudhi Aldriand
 
Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02
Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02
Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02sayangzaty
 
Pakaian dinas kepala desa
Pakaian dinas kepala desaPakaian dinas kepala desa
Pakaian dinas kepala desaYudhi Aldriand
 
Peraturan am mengisi dokumen perjanjian
Peraturan am mengisi dokumen perjanjianPeraturan am mengisi dokumen perjanjian
Peraturan am mengisi dokumen perjanjiansakura rena
 
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanUu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanYudhi Aldriand
 
Surat kelulusan
Surat  kelulusanSurat  kelulusan
Surat kelulusaneilamiera
 

Viewers also liked (13)

PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
 
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
 
Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...
Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...
Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...
 
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
 
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAHPermenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
 
Orientation for Introduction to E-Commerce Course
Orientation for Introduction to E-Commerce CourseOrientation for Introduction to E-Commerce Course
Orientation for Introduction to E-Commerce Course
 
Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02
Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02
Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02
 
Pakaian dinas kepala desa
Pakaian dinas kepala desaPakaian dinas kepala desa
Pakaian dinas kepala desa
 
Peraturan am mengisi dokumen perjanjian
Peraturan am mengisi dokumen perjanjianPeraturan am mengisi dokumen perjanjian
Peraturan am mengisi dokumen perjanjian
 
Surat kebenaran ibubapa
Surat kebenaran ibubapaSurat kebenaran ibubapa
Surat kebenaran ibubapa
 
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanUu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
 
Surat kelulusan
Surat  kelulusanSurat  kelulusan
Surat kelulusan
 
Rancangan perniagaan
Rancangan perniagaanRancangan perniagaan
Rancangan perniagaan
 

Similar to PERATURAN PENGUNDURAN DIRI

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005Remo Harsono
 
PP nomor 32 Tahun 2018
PP nomor 32 Tahun 2018PP nomor 32 Tahun 2018
PP nomor 32 Tahun 2018AndamAnnisa
 
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Winarto Winartoap
 
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)Suprijanto Rijadi
 
Naskah ruu md3 10 jul14
Naskah ruu md3 10 jul14Naskah ruu md3 10 jul14
Naskah ruu md3 10 jul14purdiyanto -
 
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikotaUu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikotaWinarto Winartoap
 
Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014
Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014
Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014Yogi Fachri Prayoga
 
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRDUU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRDUsman Yasin
 
RUU MD3 paripurna 11 juli 2014)net
RUU MD3  paripurna 11 juli 2014)netRUU MD3  paripurna 11 juli 2014)net
RUU MD3 paripurna 11 juli 2014)netTata Taqiya
 
Perbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihan
Perbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihanPerbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihan
Perbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihanMTs DARUSSALAM
 
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no 17 th 2013
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no  17 th 2013peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no  17 th 2013
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no 17 th 2013Deny Poerhadiyanto
 
Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014ary-red78
 
Perda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salim
Perda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salimPerda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salim
Perda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salimedi pribadi
 

Similar to PERATURAN PENGUNDURAN DIRI (20)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005
 
PP nomor 32 Tahun 2018
PP nomor 32 Tahun 2018PP nomor 32 Tahun 2018
PP nomor 32 Tahun 2018
 
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
 
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
 
Naskah ruu md3 10 jul14
Naskah ruu md3 10 jul14Naskah ruu md3 10 jul14
Naskah ruu md3 10 jul14
 
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikotaUu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
 
Uu 12 2003
Uu 12 2003Uu 12 2003
Uu 12 2003
 
Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014
Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014
Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014
 
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRDUU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
 
RUU MD3 paripurna 11 juli 2014)net
RUU MD3  paripurna 11 juli 2014)netRUU MD3  paripurna 11 juli 2014)net
RUU MD3 paripurna 11 juli 2014)net
 
Perbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihan
Perbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihanPerbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihan
Perbawaslu no. 8 tahun 2015 ttg penyelesaian sengketa pemilihan
 
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no 17 th 2013
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no  17 th 2013peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no  17 th 2013
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no 17 th 2013
 
Pkpu no. 17 th 2013
Pkpu no. 17 th 2013Pkpu no. 17 th 2013
Pkpu no. 17 th 2013
 
Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014
 
UU 08 2012
UU 08 2012UU 08 2012
UU 08 2012
 
Uu 15 2011
Uu 15 2011Uu 15 2011
Uu 15 2011
 
Pp 16 2010
Pp 16 2010Pp 16 2010
Pp 16 2010
 
pkpu 29 2013
pkpu 29 2013pkpu 29 2013
pkpu 29 2013
 
Perda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salim
Perda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salimPerda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salim
Perda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salim
 
Pkpu 05 2013 dapil-ok
Pkpu 05 2013 dapil-okPkpu 05 2013 dapil-ok
Pkpu 05 2013 dapil-ok
 

More from Yudhi Aldriand

PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahPP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahYudhi Aldriand
 
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...Yudhi Aldriand
 
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiPeraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiYudhi Aldriand
 
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Yudhi Aldriand
 
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...Yudhi Aldriand
 
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Yudhi Aldriand
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Yudhi Aldriand
 
Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Yudhi Aldriand
 
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Yudhi Aldriand
 
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Yudhi Aldriand
 
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desaPermen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desaYudhi Aldriand
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...Yudhi Aldriand
 
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakUU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakYudhi Aldriand
 
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWSekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWYudhi Aldriand
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuYudhi Aldriand
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaYudhi Aldriand
 
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...
Peraturan Pemerintah Nomor  60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...Peraturan Pemerintah Nomor  60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...Yudhi Aldriand
 
Daftar Tenaga Honorer K- 2 Pemerintah Kab. Bekasi yg lulus
Daftar Tenaga Honorer K- 2 Pemerintah Kab. Bekasi yg lulusDaftar Tenaga Honorer K- 2 Pemerintah Kab. Bekasi yg lulus
Daftar Tenaga Honorer K- 2 Pemerintah Kab. Bekasi yg lulusYudhi Aldriand
 
UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang DesaUU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang DesaYudhi Aldriand
 
Surat Kemendagri tentang Pilkades 2014
Surat Kemendagri  tentang Pilkades 2014Surat Kemendagri  tentang Pilkades 2014
Surat Kemendagri tentang Pilkades 2014Yudhi Aldriand
 

More from Yudhi Aldriand (20)

PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahPP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
 
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
 
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiPeraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
 
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
 
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
 
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
 
Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016
 
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
 
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
 
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desaPermen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
 
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakUU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
 
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWSekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktu
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
 
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...
Peraturan Pemerintah Nomor  60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...Peraturan Pemerintah Nomor  60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...
 
Daftar Tenaga Honorer K- 2 Pemerintah Kab. Bekasi yg lulus
Daftar Tenaga Honorer K- 2 Pemerintah Kab. Bekasi yg lulusDaftar Tenaga Honorer K- 2 Pemerintah Kab. Bekasi yg lulus
Daftar Tenaga Honorer K- 2 Pemerintah Kab. Bekasi yg lulus
 
UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang DesaUU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
 
Surat Kemendagri tentang Pilkades 2014
Surat Kemendagri  tentang Pilkades 2014Surat Kemendagri  tentang Pilkades 2014
Surat Kemendagri tentang Pilkades 2014
 

PERATURAN PENGUNDURAN DIRI

  • 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH, DAN PEGAWAI NEGERI YANG AKAN MENJADI BAKAL CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA, SERTA PELAKSANAAN CUTI PEJABAT NEGARA DALAM KAMPANYE PEMILU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, kepala daerah, wakil kepala daerah, dan pegawai negeri, yang akan menjadi bakal calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah harus mengundurkan diri; b. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Pejabat Negara dalam menggunakan haknya untuk ikut serta dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, wajib cuti; c. Bahwa . . .
  • 2. -2- c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta untuk menjamin keberlangsungan tugas penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Pengunduran Diri Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, dan Pegawai Negeri yang Akan Menjadi Bakal Calon Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara Dalam Kampanye Pemilu; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5189); 4. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4924); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 6. Undang . . .
  • 3. -3- 6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH, DAN PEGAWAI NEGERI, YANG AKAN MENJADI BAKAL CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA, SERTA PELAKSANAAN CUTI PEJABAT NEGARA DALAM KAMPANYE PEMILU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pejabat Negara adalah Presiden, Wakil Presiden, menteri dan pejabat setingkat menteri, gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota. 2. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi, bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, serta walikota dan wakil walikota untuk kota. 3. Pegawai Negeri adalah Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Republik Indonesia. 4. Cuti adalah tidak masuk kerja berdasarkan izin dari pejabat yang berwenang dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. 5. Kampanye . . .
  • 4. -4- 5. Kampanye Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Kampanye Pemilu adalah Kampanye Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. 6. Kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD adalah kegiatan peserta Pemilihan Umum untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program peserta Pemilihan Umum. 7. Kampanye Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang selanjutnya disebut Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, adalah kegiatan dalam rangka meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Pasangan Calon. BAB II TATA CARA PENGUNDURAN DIRI KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH, DAN PEGAWAI NEGERI Pasal 2 (1) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang mengajukan diri menjadi bakal calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, atau DPRD kabupaten/kota harus mengundurkan diri sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. (2) Pegawai Negeri yang akan menjadi bakal calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, atau DPRD kabupaten/kota harus mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri. Pasal 3 (1) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disampaikan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang paling lambat 1 (satu) bulan sebelum batas akhir pengajuan bakal calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. (2) Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menindaklanjuti pengajuan pengunduran diri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 4 . . .
  • 5. -5- Pasal 4 Pengunduran diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, tidak dapat ditarik kembali setelah pengajuan pengunduran diri diterima dan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III TATA CARA PELAKSANAAN CUTI PEJABAT NEGARA DALAM KAMPANYE PEMILU Bagian Kesatu Umum Pasal 5 (1) Pejabat Negara yang berasal dari partai politik mempunyai hak melaksanakan Kampanye Pemilu. (2) Pejabat Negara yang bukan berasal dari partai politik dapat melaksanakan Kampanye Pemilu apabila berstatus sebagai: a. calon Presiden atau calon Wakil Presiden; b. anggota tim kampanye dan/atau pelaksana Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Pasal 6 Pejabat Negara dalam melaksanakan Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus menjalankan cuti. Pasal 7 Dalam melaksanakan Kampanye Pemilu, Pejabat Negara wajib menjamin terwujudnya misi dan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan negara, serta asas-asas penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Pasal 8 . . .
  • 6. -6- Pasal 8 Pejabat Negara dalam melaksanakan Kampanye Pemilu tidak menggunakan fasilitas negara kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. Pasal 9 (1) Permintaan cuti Pejabat Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, diajukan dengan ketentuan: a. menteri dan pejabat setingkat menteri kepada Presiden; b. gubernur dan wakil gubernur kepada Menteri Dalam Negeri dengan tembusan disampaikan kepada Presiden; dan c. bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota kepada gubernur dengan tembusan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri. (2) Permintaan cuti sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) memuat: a. jadwal dan jangka waktu Kampanye Pemilu; b. tempat/lokasi Kampanye Pemilu. (3) Permintaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan paling lambat 12 (dua belas) hari kerja sebelum pelaksanaan Kampanye Pemilu. (4) Pemberian cuti diselesaikan paling lambat 4 (empat) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permintaan. Pasal 10 Presiden, Menteri Dalam Negeri, dan gubernur dalam memberikan cuti harus memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. Bagian Kedua . . .
  • 7. -7- Bagian Kedua Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD Pasal 11 (1) Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD dapat dilakukan melalui: a. pertemuan terbatas; b. pertemuan tatap muka; c. penyebaran bahan kampanye pemilu kepada umum; d. pemasangan alat peraga di tempat umum; e. iklan media massa cetak dan media massa elektronik; f. rapat umum; dan g. kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye pemilu dan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pejabat Negara melaksanakan cuti selama 1 (satu) hari kerja dalam 1 (satu) minggu pada masa Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, sampai dengan dimulainya kampanye rapat umum. (3) Pejabat Negara melaksanakan cuti selama 2 (dua) hari kerja dalam 1 (satu) minggu pada Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, selama kampanye rapat umum sampai dengan dimulainya masa tenang. (4) Hari libur adalah hari bebas untuk melakukan kampanye. Pasal 12 (1) Cuti Pejabat Negara untuk melakukan Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD disesuaikan dengan jangka waktu Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD. (2) Jadwal dan jumlah hari cuti diberikan dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. Pasal 13 . . .
  • 8. -8- Pasal 13 Pelaksanaan cuti Presiden dan Wakil Presiden yang akan melakukan Kampanye Pemilu Anggota DPR dan DPRD dilakukan berdasarkan kesepakatan antara Presiden dan Wakil Presiden. Pasal 14 (1) Menteri dan pejabat setingkat menteri yang berasal dari partai politik dapat meminta dan memperoleh cuti untuk kampanye pemilu anggota DPR dan DPRD. (2) Menteri dan pejabat setingkat menteri yang bukan dari partai politik dapat meminta dan memperoleh cuti untuk kampanye pemilu anggota DPD apabila berstatus sebagai calon anggota DPD. Pasal 15 (1) Lama cuti bagi menteri dan pejabat setingkat menteri yang melaksanakan Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD diberikan selama dalam masa kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) dan ayat (3). (2) Hari kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) bagi menteri dan pejabat setingkat menteri yang melaksanakan Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD adalah hari Jumat. (3) Pemberian cuti pada hari kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) dan ayat (3) dilaksanakan dengan memperhatikan Pasal 7. Pasal 16 (1) Menteri Sekretaris Negara memproses pengajuan izin cuti para menteri dan pejabat setingkat menteri untuk melaksanakan kampanye pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan Pasal 15 dan melaporkannya kepada Presiden. (2) Menteri . . .
  • 9. -9- (2) Menteri Sekretaris Negara menyampaikan persetujuan pemberian cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada menteri dan pejabat setingkat menteri yang bersangkutan serta kepada Komisi Pemilihan Umum paling lambat 4 (empat) hari sebelum menteri dan pejabat setingkat menteri yang bersangkutan memulai kampanye pemilu. Pasal 17 Dalam hal terdapat tugas pemerintahan yang mendesak dan harus segera diselesaikan, Presiden dapat memanggil menteri dan pejabat setingkat menteri yang sedang melakukan Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Pasal 18 (1) Gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota yang berasal dari partai politik, dapat meminta dan memperoleh cuti untuk kampanye pemilu anggota DPR dan DPRD. (2) Gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota yang bukan berasal dari partai politik, dapat meminta dan memperoleh cuti untuk kampanye pemilu anggota DPD. (3) Gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, atau walikota dan wakil walikota, dalam melaksanakan cuti untuk Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD dilakukan pada hari yang berbeda. Pasal 19 Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang mengikutsertakan Pejabat Negara harus memenuhi ketentuan tidak menggunakan fasilitas yang berkaitan dengan jabatannya, kecuali fasilitas pengamanan bagi Pejabat Negara sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang- undangan. Bagian Ketiga . . .
  • 10. - 10 - Bagian Ketiga Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Pasal 20 Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dapat dilakukan melalui: a. pertemuan terbatas; b. tatap muka dan dialog; c. penyebaran melalui media cetak dan media elektronik; d. penyiaran melalui radio dan/atau televisi; e. penyebaran bahan kampanye kepada umum; f. pemasangan alat peraga di tempat kampanye dan di tempat lain yang ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum; g. debat pasangan calon tentang materi kampanye pasangan calon; dan h. kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang- undangan. Pasal 21 Pelaksanaan cuti Presiden dan Wakil Presiden dalam rangka Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dilakukan berdasarkan kesepakatan antara Presiden dan Wakil Presiden sesuai dengan jadwal Kampanye Pemilu yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum. Pasal 22 (1) Cuti bagi Pejabat Negara untuk melakukan Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden: a. untuk menteri dan pejabat setingkat menteri, diatur sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17; b. untuk gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18. (2) Pengaturan . . .
  • 11. - 11 - (2) Pengaturan jadwal cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tetap memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. Pasal 23 Jadwal cuti Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang dilakukan oleh Presiden dan Wakil Presiden disampaikan Menteri Sekretaris Negara kepada Komisi Pemilihan Umum paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum dimulainya masa kampanye. Pasal 24 (1) Menteri dan pejabat setingkat menteri sebagai anggota tim kampanye dan/atau pelaksana Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dapat diberikan cuti. (2) Lama cuti menteri dan pejabat setingkat menteri yang melaksanakan Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dapat diberikan paling lama 2 (dua) hari kerja dalam setiap minggu selama masa kampanye. (3) Hari libur adalah hari bebas untuk melakukan kampanye. Pasal 25 Dalam hal terdapat tugas pemerintahan yang mendesak dan harus segera diselesaikan, Presiden dapat memanggil menteri dan pejabat setingkat menteri yang sedang melakukan Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Pasal 26 (1) Gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, atau walikota dan wakil walikota yang ikut sebagai anggota tim kampanye dan/atau pelaksana Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dapat diberikan cuti. (2) Gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, atau walikota dan wakil walikota yang telah ditetapkan sebagai anggota tim kampanye dan/atau pelaksana Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, melaksanakan kampanye pada hari yang berbeda. Pasal 27 . . .
  • 12. - 12 - Pasal 27 (1) Penggunaan fasilitas negara yang melekat pada jabatan Presiden dan Wakil Presiden menyangkut pengamanan, kesehatan, dan protokoler dilakukan sesuai kondisi lapangan secara profesional dan proporsional. (2) Dalam hal Presiden dan Wakil Presiden menjadi calon Presiden atau calon Wakil Presiden maka fasilitas negara yang melekat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap diberikan sebagai Presiden dan Wakil Presiden. (3) Terhadap calon Presiden dan calon Wakil Presiden yang bukan Presiden dan Wakil Presiden, selama berkampanye diberikan fasilitas pengamanan dan pengawalan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia. (4) Pengamanan dan pengawalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja negara. (5) Pengamanan dan pengawalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Keempat Sanksi Pasal 28 (1) Presiden, Menteri Dalam Negeri, dan gubernur sesuai dengan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dapat memberikan sanksi kepada Pejabat Negara yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6. (2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa teguran tertulis yang diumumkan kepada publik dan sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV . . .
  • 13. - 13 - BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 29 (1) Menteri dan pejabat setingkat menteri yang dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden harus mengundurkan diri dari jabatannya. (2) Menteri dan pejabat setingkat menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum didaftarkan oleh partai politik atau gabungan partai politik di Komisi Pemilihan Umum. (3) Surat pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat ditarik kembali. (4) Pemberhentian menteri dan pejabat setingkat menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Presiden. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Tata Cara Bagi Pejabat Negara Dalam Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4980), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 31 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar . . .
  • 14. - 14 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2013 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Ttd. AMIR SYAMSUDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 41 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat, Wisnu Setiawan
  • 15. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH, DAN PEGAWAI NEGERI YANG AKAN MENJADI BAKAL CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA, SERTA PELAKSANAAN CUTI PEJABAT NEGARA DALAM KAMPANYE PEMILU I. UMUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, kepala daerah, wakil kepala daerah, pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang akan menjadi bakal calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, atau DPRD kabupaten/kota harus mengundurkan diri. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden juga Pejabat Negara mempunyai hak untuk melaksanakan Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD, dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Dengan memperhatikan keberlangsungan penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan daerah, mekanisme pengunduran diri Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta Pegawai Negeri yang akan menjadi bakal calon anggota DPR, DPD, atau DPRD serta pelaksanaan hak Pejabat Negara dalam rangka Kampanye Pemilu perlu diatur secara tegas dan rinci dalam Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah ini memuat ketentuan mengenai batas waktu pengunduran diri bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta Pegawai Negeri yang akan menjadi bakal calon anggota DPR, DPD, dan DPRD, cuti bagi Pejabat Negara dalam rangka melaksanakan Kampanye Pemilu DPR, DPD, dan DPRD, serta cuti bagi Pejabat Negara dalam rangka melaksanakan Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Dengan . . .
  • 16. - 16 - Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini maka sekaligus mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Tata Cara Bagi Pejabat Negara dalam Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum dengan pertimbangan sudah tidak sesuai lagi dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Yang dimaksud dengan “fasilitas negara” adalah sarana dan prasarana yang dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pasal 9 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat 3 . . .
  • 17. - 17 - Ayat (3) Yang dimaksud dengan “diajukan paling lambat 12 (dua belas) hari kerja” adalah surat permintaan cuti harus sudah diterima oleh pejabat yang berwenang paling lambat 12 (dua belas) hari kerja sebelum Pejabat Negara yang bersangkutan melaksanakan kampanye. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Yang dimaksud dengan “hari libur” adalah termasuk hari yang diliburkan secara nasional. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Yang dimaksud dengan ”tugas pemerintahan yang mendesak” adalah keadaan yang membutuhkan penanganan secara cepat demi keberlangsungan tugas penyelenggaraan pemerintahan serta kepentingan bangsa dan negara antara lain bencana alam, wabah penyakit endemik, serangan terorisme, kerusuhan massal. Pasal 18 . . .
  • 18. - 18 - Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan “hari libur” adalah termasuk hari yang diliburkan secara nasional. Pasal 25 Yang dimaksud dengan ”tugas pemerintahan yang mendesak” adalah keadaan yang membutuhkan penanganan secara cepat demi keberlangsungan tugas penyelenggaraan pemerintahan serta kepentingan bangsa dan negara antara lain bencana alam, wabah penyakit endemik, serangan terorisme, kerusuhan massal. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 . . .
  • 19. - 19 - Pasal 29 Cukup jelas. Pasal 30 Cukup jelas. Pasal 31 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5405