SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Badak Jawa 
 Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus); Disebut juga sebagai Badak Bercula Satu, 
Binatang endemik jawa yang hanya bisa dijumpai di Taman Nasional Ujung Kulon 
(Banten) dengan populasi hanya 35 hingga 45 ekor saja (hasil sensus Badak 2011). 
Lebih detail baca: Badak Jawa Mamalia Terlangka Di Dunia. 
Ilustrasi Kanguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus mayri) 
 Kanguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus mayri) atau Wondiwoi Tree-kangaroo; 
Salah satu jenis kanguru pohon asal Papua ini populasinya diperkirakan sekitar 50 
ekor saja. Penjelasan detail baca: Kanguru Pohon Wondiwoi.
Pesut Mahakam 
 Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) atau Irrawaddy Dolphin; Merupakan mamalia 
air tawar yang unik. Di Indonesia hidup di Sungai Mahakam dengan populasi sekitar 
70 ekor. Selengkapnya baca: Pesut Mahakam Mamalia Terlangka Indonesia. 
Macan Tutul Jawa atau Leopard 
 Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) atau Javan Leopard; Disebut juga Macan 
Kumbang dengan jumlah populasinya diperkirakan di bawah 250 ekor (IUCN 2008). 
Lebih detail baca: Macan Tutul Jawa.
Badak sumatera 
 Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) atau Sumatran Rhinoceros; Merupakan 
badak bercula dua yang populasinya diperkirakan tidak lebih dari 275 ekor. Lebih 
detal baca: Badak Sumatera. 
Leucocephalon yuwonoi (kura-kura hutan sulawesi) 
 Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi) atau Sulawesi Forest Turtle; 
Kura-kura endemik sulawesi yang pernah terdaftar sebagai The World’s 25 Most 
Endangered Tortoises and Freshwater Turtles—2011 dengan populasi kurang dari 
250 ekor. Selengkapnya baca: Kura-kura Hutan Sulawesi nan Langka.
Elang Flores 
 Elang Flores (Nisaetus floris) atau Flores Hawk-Eagle; Burung elang endemik Flores 
dengan populasi antara 150-300 ekor. Penjelasan detail baca: Elang Flores Raptor 
Endemik. 
Rusa Bawean
 Rusa Bawean (Axis kuhlii) atau Bawean Deer; Rusa endemik pulau Bawean, Jawa 
Timur. Populasinya antara 250–300 animals (Semiadi 2004). Selengkapnya baca: 
Rusa Bawean. 
Burung Tokhtor Sumatera 
 Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis) atau Sumatran Ground Cuckoo; Burung 
endemik Sumatera dengan populasi sekitar 70-400 ekor. Penjelasan lengkap baca: 
Tokhtor Sumatera. 
Katak Merah 
 Katak Merah (Leptophryne cruentata) atau Bleeding Toad; Adalah katak endemik 
yang hanya hidup di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak dan TN Gede 
Pangrango. Populasi tidak diketahui. Baca: Katak Merah 
 Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) atau Bali Starling; Populasi antara 1.000 – 2.499 
ekor (BirdLife, 2001). 
 Celepuk Siau (Otus siaoensis) Siau Scops-owl; Populasi kurang dari 50 ekor 
(BirdLife, 2000). 
 Burung Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni) atau Sangihe White-eye; Populasi 
kurang dari 50 ekor (BirdLife, 2000).
 Gagak Banggai (Corvus unicolor) atau Banggai Crow; Populasi antara 50 – 250 ekor 
(Birdlife, 2011) 
 Tarsius Siau (Tarsius tumpara) atau Siau Island Tarsier; Populasi 1.300 ekor (2009). 
 Beruk Mentawai (Macaca pagensis) atau Pagai Island Macaque; Populasi 2.100- 
3.700 ekor (2004). 
 Gajah Sumatera (Elephas maximus ssp. sumatranus) atau Sumatran Elephant; 
Populasi antara 2.400 – 2.800 (2007). 
 Orangutan Sumatera (Pongo abelii) atau Sumatran Orangutan; Populasi 6.500 ekor 
(2007). 
 Simakobu (Simias concolor) atau Pig-tailed Langur; Populasi 6.700 – 17.300 ekor 
(IUCN, 2006) 
 Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) atau Yellow-crested Cockatoo; 
Populasi sekitar 7.000 ekor. 
 Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) atau Javan Lapwing; Populasi: NA 
 Kodok Sumatera (Duttaphrynus sumatranus) atau Sumatera Toad; Populasi: NA 
 Kodok Pohon Ungaran (Philautus jacobsoni); Populasi: NA 
 Ekidna Moncong Panjang Barat (Zaglossus bruijnii) atau Western Long-beaked 
Echidna; Populasi NA 
 Kuskus Beruang Talaud (Ailurops melanotis) atau Talaud Bear Cuscus; Populasi NA 
Suaka Margasatwa 
adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ekosistem asli dan ciri khas berupa 
keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat 
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. 
a. Tujuan dibangun Cagar alam 
melindungi dan melestarikan kelangsungan hidup satwa tertentu agar tidak punah. 
b. Manfaat dan fungsi suaka margasatwa 
untuk penelitian, ilmu pengetahuan,pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan 
rekreasi. 
c. Kriteria kawasan suaka margasatwa : 
1) merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari jenis satwa yang perlu dilakukan 
upaya konservasinya; 
2) merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka dan atau dikhawatirkan akan punah; 
3) memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi; 
4) merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu; dan atau 
5) mempunyai luasan yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan. 
d. Suaka margasatwa yang berada di Indonesia 
Sumatera 
 Balai Raja; Bengkalis 
 Barumun; Tapanuli Tengah 
 Bukit Batu; Bengkalis 
Nusa Tenggara 
 Ale Asisio; Timor Tengah Selatan 
 Harlu; Kupang 
 Kateri; Belu
 Tasik Belat; Bengkalis 
 Bentayan; Banyuasin 
 Danau Pulau Besar–Bawah; Bengkalis 
 Tasik Besar–Metas; Indragiri Hilir 
 Dangku; Musi Banyuasin 
 Pusat Pelatihan Gajah; Bengkalis 
 Giam Siak Kecil; Bengkalis 
 Gumai Pasemah; Lahat 
 Isau-Isau Pasemah; Lahat 
 Karanggading-Langkat Timur Laut ; 
Langkat 
 Kerumutan; Kampar, Indragiri Hulu 
 Tasik Tanjung Padang; Bengkalis 
 Pagai Selatan; Pesisir Selatan 
(Kepulauan Mentawai) 
 Gunung Raya; Ogan Komering Ulu 
 Bukit Rimbang-Baling; Kampar 
 Tasik Serkap-Sarang Burung; Indragiri 
Hilir, Pelalawan 
 Rawa Singkil; Aceh Selatan 
 Siranggas; Tapanuli Tengah 
 Padang Sugihan; Musi Banyuasin 
 Dolok Surungan; Tapanuli Utara 
Jawa 
 Muara Angke; Jakarta Utara 
 Bawean; Surabaya 
 Cikepuh; Sukabumi 
 Paliyan; Gunung Kidul 
 Pulau Rambut; Jakarta Utara 
 Gunung Sawal; Ciamis 
 Sendangkerta; Tasikmalaya 
 Gunung Tunggangan; Sragen 
 Dataran Tinggi Yang; Jember 
Kalimantan 
 Pulau Kaget; Barito Kuala 
 Lamandau; Kotawaringin Barat 
 Kuala Lupak-Nusa Gede Panjalu; 
Barito Kuala 
 Pleihari-Tanah Laut; Tanah Laut 
 Pulau Semama; Berau 
 Tamboran Selatan; Dompu 
 Danau Tuadale; Kupang 
Sulawesi 
 Tanjung AMOLENGO; Kendari 
 Bakiriang; Banggai 
 Tanjung BATIKOLO; Kendari 
 Buton Utara; Muna 
 Dolangan; Buol Toli-Toli 
 Karakelang Utara-Selatan; Sangihe 
Talaud 
 Komara; Takalar 
 Lambusango; Buton 
 Lampoko-Mampie; Polewali Mandar 
 Lombuyan I/II; Banggai 
 Gunung Manembo-Nembo; Minahasa 
 Tanjung Matop-Pinjam; Buol Toli-toli 
 Nantu; Gorontalo, Nantu 
 Pati-Pati; Banggai 
 Peropa; Kendari 
 Santigi; Donggala 
Maluku dan Papua 
 Angromeos; Paniai 
 Pulau Venu; Fakfak 
 Tanimbar; Maluku Tenggara 
 Pulau Baun; Maluku Tenggara 
 Pulau Dolok; Merauke 
 Foja; Jayapura 
 Jamursba Medi; Manokwari 
 Jaya Wijaya; Jayawijaya 
 Pulau Kassa; Maluku Tengah 
 Pulau Kobror; Maluku Tenggara 
 Komolon; Merauke 
 Pulau Manuk; Maluku Tengah 
 Tanjung Mubrani-Sidei-Wibain I/II; 
Manokwari 
 Kepulauan Raja Ampat; Fakfak 
 Sabuda Tataruga; Fakfak
Cagar alam 
atau suaka alam dapat diartikan sebagai kawasan suaka alam yang mempunyai kekhasan 
tumbuhan dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindudngi dan 
perkembangannya berlangsung secara alami. 
Cagar alam bernilai khas untuk penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, 
pendidikan, dan kegiatan penunjang budidaya, serta untuk kepentingan umum. Contoh cagar 
alam Nuansa Kambangan Barat di Jawa Tengah 
Karakteristik penentuan suatu kawasan sebagai kawasan cagar alam antara lain sebagai 
berikut. 
1. Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan serta ekosistem. 
2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit – unit penyusunnya. 
3. Memiliki kondisi alam yang masih alami dan belum terganggu oleh manusia. 
4. Memiliki ciri khas potensi sehingga dapat menjadi contoh ekosistem yang 
keberadaannya memerlukan upaya konservasi. 
5. Memiliki komunitas tumbuhan beserta ekosistem yang langka atau yang 
keberadaannya hampir punah. 
6. Memiliki luas yang cukup dan bentuk tertentu untuk mendukung pengelolaan yang 
efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami. 
Sumatera Utara 
1. Cagar Alam BATU GAJAH; Simalungun, Sumatera Utara, 0,80 ha, Keputusan 
Menteri Pertanian RI Nomor: 923/Kpts/Um/12/82, 27 Desember 1982. 
2. Cagar Alam BATU GINURIT; Labuhan Batu, Sumatera Utara, 0,50 ha, ZB No. 
390/1934, 17 September 1934. 
3. Cagar Alam LIANG BALIK; Labuhan Batu, Sumatera Utara, 0,31 ha, ZB No. 
221/1936, 1 November 1936. 
4. Cagar Alam LUBUK RAYA; Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, 3.050,00 ha, 
Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor : 923/Kpts/Um/12/82, 27 Desember 1982. 
5. Cagar Alam MARTELU PURBA; Langkat, Sumatera Utara, 195,00 ha, Keputusan 
Menteri Kehutanan RI Nomor: 471/Kpts-II/93, 9 Februari 1993. 
6. Cagar Alam DOLOK SAUT-SURUNGAN; Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 39,00 
ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 923/Kpts/Um/12/82, 27 Desember 1982. 
Jawa Barat 
1. CA ARCA DOMAS; Cianjur, 2,00 ha, GB Nomor 28, 16 April 1913. 
2. CA TELAGA BODAS; Garut, 261,50 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 
98/Kpts/ Um/2/78, 2 Februari 1978. 
3. CA BOJONGLARANG JAYANTI; Cianjur, 750,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian 
RI Nomor: 516/Kpts/Um/10/73, 16 Oktober 1973.
4. CA GUNUNG BURANGRANG; Bandung, 2.700,00 ha, Keputusan Menteri 
Pertanian RI Nomor: 479/Kpts/Um/8/79, 2 Agustus 1979. 
5. CA CADAS MALANG; Cianjur, 21,00 ha, GB No. 83/1919 Staatsblad 392, 11 Juli 
1919. 
6. CA CIBANTENG; Cianjur, 516,45 ha, GB No. 3/1925 Staatsblad 243, 28 Mei 1925. 
7. CA CIGENTENG-CIPANJI; Bandung, 10,00 ha, GB No. 6/1919 Staatsblad 90, 21 
Februari 1919. 
8. CA DUNGUS IWUL; Sukabumi, 9,00 ha, GB No. 23/1931 Staatsblad 99, 2 Maret 
1931. 
9. CA NUSA GEDE PANJALU; Ciamis, 16,00 ha, GB No. 6/1919 Staatsblad 90, 21 
Februari 1919. 
Taman Nasional 
adalah Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem 
zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang 
budidaya, pariwisata, dan rekreasi. 
Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan taman nasional 
meliputi: 
1. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang masih 
utuh dan alami serta gejala alam yang unik; 
2. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh; 
3. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara 
alami; dan 
4. merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan, zona 
rimba, dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan. 
Taman nasional dapat dimanfaatkan untuk kegiatan: 
1. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; misalnya : tempat penelitian, uji 
coba, pengamatan fenomena alam, dll 
2. pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam; misalnya : tempat 
praktek lapang, perkemahan, out bond, ekowisata, dll 
3. penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, 
dan angin serta wisata alam; misalnya : pemanfaatan air untuk industri air kemasan, 
obyek wisata alam, pembangkit listrik (mikrohidro/pikohidro), dll 
4. pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar; misalnya : penangkaran rusa, buaya, anggrek, 
obat-obatan, dll 
5. pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya; misalnya : kebun 
benih, bibit, perbanyakan biji, dll. 
6. pemanfaatan tradisional. Pemanfaatan tradisional dapat berupa kegiatan pemungutan 
hasil hutan bukan kayu, budidaya tradisional, serta perburuan tradisional terbatas 
untuk jenis yang tidak dilindungi.
Pulau 
Sumatera 
Pulau Jawa 
Bali dan Nusa 
Tenggara 
1. Gunung 
Leuser *) **) 
1. Ujung Kulon **) 1. Bali Barat 
2. Siberut *) 
2. Kepulauan 
Seribu 
2. Gunung 
Rinjani 
3. Kerinci 
Seblat **) 
3. Gunung 
Halimun 
3. Komodo *) **) 
4. Bukit 
Tigapuluh 
4. Gunung Gede 
Pangrango *) 
4. Manupeu 
Tanah Daru 
5. Bukit 
Duabelas 
5. Karimunjawa 
5. Laiwangi 
Wanggameti 
6. Berbak ***) 
6. Bromo Tengger 
Semeru 
6. Kelimutu 
7. Sembilang 7. Meru Betiri 
8. Bukit 
Barisan 
8. Baluran 
Selatan **) 
9. Way Kambas 9. Alas Purwo 
10. Batang 
10. Gunung 
Gadis 
Merapi 
11. Tesso Nilo 
11. Gunung 
Merbabu 
12. Gunung 
Ciremai 
Pulau 
Kalimantan 
Pulau Sulawesi 
Maluku dan 
Papua 
1. Gunung 
Palung 
1. Bunaken 1. Manusela 
2. Danau 
Sentarum ***) 
2. Bogani Nani 
Wartabone 
2. Aketajawe – 
Lolobata 
3. Betung 
Kerihun 
3. Lore Lindu *) 
3. Teluk 
Cendrawasih 
4. Bukit Baka- 
Bukit Raya 
4. Taka Bonerate 4. Lorentz **) 
5. Tanjung 
Puting *) 
5. Rawa Aopa 
Watumohai 
5. Wasur 
6. Kutai 6. Wakatobi 
7. Kayan 
Mentarang 
7. Kepulauan 
Togean 
8. Sebangau 
8. Bantimurung – 
Bulusaraung

More Related Content

What's hot (19)

Hewan langkah dan tumbuhan langkah
Hewan langkah dan tumbuhan langkahHewan langkah dan tumbuhan langkah
Hewan langkah dan tumbuhan langkah
 
Tumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langkaTumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langka
 
Hewan dan tumbuhan langka
Hewan dan tumbuhan langkaHewan dan tumbuhan langka
Hewan dan tumbuhan langka
 
Flora dan fauna langka
Flora dan fauna langkaFlora dan fauna langka
Flora dan fauna langka
 
Hewan yang hampir punah
Hewan yang hampir punahHewan yang hampir punah
Hewan yang hampir punah
 
Flora & Fauna Langka
Flora & Fauna LangkaFlora & Fauna Langka
Flora & Fauna Langka
 
Hewan punah
Hewan punahHewan punah
Hewan punah
 
Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7
Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7
Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7
 
10 hewan langka
10 hewan langka10 hewan langka
10 hewan langka
 
Tumbuhan Langka Di Indonesia
Tumbuhan Langka Di IndonesiaTumbuhan Langka Di Indonesia
Tumbuhan Langka Di Indonesia
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
Flora dan fauna di indonesia
Flora dan fauna di indonesiaFlora dan fauna di indonesia
Flora dan fauna di indonesia
 
20 hewan langka di indonesia
20 hewan langka di indonesia20 hewan langka di indonesia
20 hewan langka di indonesia
 
Tumbuhan langka di indonesia
Tumbuhan langka di indonesiaTumbuhan langka di indonesia
Tumbuhan langka di indonesia
 
Boncu
BoncuBoncu
Boncu
 
10 hewan langkah di indonesia
10 hewan langkah di indonesia10 hewan langkah di indonesia
10 hewan langkah di indonesia
 
Harimau sumatera
Harimau sumateraHarimau sumatera
Harimau sumatera
 
Yasin
YasinYasin
Yasin
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 

Similar to Flora fauna di Nusantara

Taman nasional ujung kulon
Taman nasional ujung kulonTaman nasional ujung kulon
Taman nasional ujung kulonLha Nilla II
 
Cara melestarikan hewan langka
Cara melestarikan hewan langkaCara melestarikan hewan langka
Cara melestarikan hewan langkaEM Nasrul
 
Persebaran flora & fauna di indonesia
Persebaran flora & fauna di indonesiaPersebaran flora & fauna di indonesia
Persebaran flora & fauna di indonesiadebsyahreza
 
Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2Eko Kiswanto
 
keanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pd
keanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pdkeanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pd
keanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.PdPoslen Simbolon Peabank
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangHendra Wiguna
 
HEWAN DILINDUNGI NRI.docx
HEWAN DILINDUNGI NRI.docxHEWAN DILINDUNGI NRI.docx
HEWAN DILINDUNGI NRI.docxabdinet
 
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANGINVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANGAmos Pangkatana
 
Eksplorasi periopthalmus sp
Eksplorasi periopthalmus spEksplorasi periopthalmus sp
Eksplorasi periopthalmus spperie92
 
keanekaragaman flora dan fauna
keanekaragaman flora dan faunakeanekaragaman flora dan fauna
keanekaragaman flora dan faunaAdi Rachmanto
 
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat Afifi Rahmadetiassani
 
Teknik Identifikasi Ikan Karang Secara Visual
Teknik Identifikasi Ikan Karang Secara VisualTeknik Identifikasi Ikan Karang Secara Visual
Teknik Identifikasi Ikan Karang Secara VisualYayasan TERANGI
 
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...Didi Sadili
 
Sipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicusSipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicusIga Wardani
 

Similar to Flora fauna di Nusantara (20)

Taman nasional ujung kulon
Taman nasional ujung kulonTaman nasional ujung kulon
Taman nasional ujung kulon
 
Cara melestarikan hewan langka
Cara melestarikan hewan langkaCara melestarikan hewan langka
Cara melestarikan hewan langka
 
Persebaran flora & fauna di indonesia
Persebaran flora & fauna di indonesiaPersebaran flora & fauna di indonesia
Persebaran flora & fauna di indonesia
 
Makhluk hidup
Makhluk hidupMakhluk hidup
Makhluk hidup
 
Raja Ampat
Raja Ampat Raja Ampat
Raja Ampat
 
keanekaragaman hayati
keanekaragaman hayatikeanekaragaman hayati
keanekaragaman hayati
 
Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2
 
keanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pd
keanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pdkeanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pd
keanekaragaman hayati by Poslen Simbolon,S.Pd
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
 
HEWAN DILINDUNGI NRI.docx
HEWAN DILINDUNGI NRI.docxHEWAN DILINDUNGI NRI.docx
HEWAN DILINDUNGI NRI.docx
 
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANGINVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
 
Eksplorasi periopthalmus sp
Eksplorasi periopthalmus spEksplorasi periopthalmus sp
Eksplorasi periopthalmus sp
 
keanekaragaman flora dan fauna
keanekaragaman flora dan faunakeanekaragaman flora dan fauna
keanekaragaman flora dan fauna
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
 
Teknik Identifikasi Ikan Karang Secara Visual
Teknik Identifikasi Ikan Karang Secara VisualTeknik Identifikasi Ikan Karang Secara Visual
Teknik Identifikasi Ikan Karang Secara Visual
 
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
Sipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicusSipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicus
 

Recently uploaded

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 

Flora fauna di Nusantara

  • 1. Badak Jawa  Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus); Disebut juga sebagai Badak Bercula Satu, Binatang endemik jawa yang hanya bisa dijumpai di Taman Nasional Ujung Kulon (Banten) dengan populasi hanya 35 hingga 45 ekor saja (hasil sensus Badak 2011). Lebih detail baca: Badak Jawa Mamalia Terlangka Di Dunia. Ilustrasi Kanguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus mayri)  Kanguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus mayri) atau Wondiwoi Tree-kangaroo; Salah satu jenis kanguru pohon asal Papua ini populasinya diperkirakan sekitar 50 ekor saja. Penjelasan detail baca: Kanguru Pohon Wondiwoi.
  • 2. Pesut Mahakam  Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) atau Irrawaddy Dolphin; Merupakan mamalia air tawar yang unik. Di Indonesia hidup di Sungai Mahakam dengan populasi sekitar 70 ekor. Selengkapnya baca: Pesut Mahakam Mamalia Terlangka Indonesia. Macan Tutul Jawa atau Leopard  Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) atau Javan Leopard; Disebut juga Macan Kumbang dengan jumlah populasinya diperkirakan di bawah 250 ekor (IUCN 2008). Lebih detail baca: Macan Tutul Jawa.
  • 3. Badak sumatera  Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) atau Sumatran Rhinoceros; Merupakan badak bercula dua yang populasinya diperkirakan tidak lebih dari 275 ekor. Lebih detal baca: Badak Sumatera. Leucocephalon yuwonoi (kura-kura hutan sulawesi)  Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi) atau Sulawesi Forest Turtle; Kura-kura endemik sulawesi yang pernah terdaftar sebagai The World’s 25 Most Endangered Tortoises and Freshwater Turtles—2011 dengan populasi kurang dari 250 ekor. Selengkapnya baca: Kura-kura Hutan Sulawesi nan Langka.
  • 4. Elang Flores  Elang Flores (Nisaetus floris) atau Flores Hawk-Eagle; Burung elang endemik Flores dengan populasi antara 150-300 ekor. Penjelasan detail baca: Elang Flores Raptor Endemik. Rusa Bawean
  • 5.  Rusa Bawean (Axis kuhlii) atau Bawean Deer; Rusa endemik pulau Bawean, Jawa Timur. Populasinya antara 250–300 animals (Semiadi 2004). Selengkapnya baca: Rusa Bawean. Burung Tokhtor Sumatera  Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis) atau Sumatran Ground Cuckoo; Burung endemik Sumatera dengan populasi sekitar 70-400 ekor. Penjelasan lengkap baca: Tokhtor Sumatera. Katak Merah  Katak Merah (Leptophryne cruentata) atau Bleeding Toad; Adalah katak endemik yang hanya hidup di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak dan TN Gede Pangrango. Populasi tidak diketahui. Baca: Katak Merah  Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) atau Bali Starling; Populasi antara 1.000 – 2.499 ekor (BirdLife, 2001).  Celepuk Siau (Otus siaoensis) Siau Scops-owl; Populasi kurang dari 50 ekor (BirdLife, 2000).  Burung Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni) atau Sangihe White-eye; Populasi kurang dari 50 ekor (BirdLife, 2000).
  • 6.  Gagak Banggai (Corvus unicolor) atau Banggai Crow; Populasi antara 50 – 250 ekor (Birdlife, 2011)  Tarsius Siau (Tarsius tumpara) atau Siau Island Tarsier; Populasi 1.300 ekor (2009).  Beruk Mentawai (Macaca pagensis) atau Pagai Island Macaque; Populasi 2.100- 3.700 ekor (2004).  Gajah Sumatera (Elephas maximus ssp. sumatranus) atau Sumatran Elephant; Populasi antara 2.400 – 2.800 (2007).  Orangutan Sumatera (Pongo abelii) atau Sumatran Orangutan; Populasi 6.500 ekor (2007).  Simakobu (Simias concolor) atau Pig-tailed Langur; Populasi 6.700 – 17.300 ekor (IUCN, 2006)  Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) atau Yellow-crested Cockatoo; Populasi sekitar 7.000 ekor.  Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) atau Javan Lapwing; Populasi: NA  Kodok Sumatera (Duttaphrynus sumatranus) atau Sumatera Toad; Populasi: NA  Kodok Pohon Ungaran (Philautus jacobsoni); Populasi: NA  Ekidna Moncong Panjang Barat (Zaglossus bruijnii) atau Western Long-beaked Echidna; Populasi NA  Kuskus Beruang Talaud (Ailurops melanotis) atau Talaud Bear Cuscus; Populasi NA Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ekosistem asli dan ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. a. Tujuan dibangun Cagar alam melindungi dan melestarikan kelangsungan hidup satwa tertentu agar tidak punah. b. Manfaat dan fungsi suaka margasatwa untuk penelitian, ilmu pengetahuan,pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. c. Kriteria kawasan suaka margasatwa : 1) merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasinya; 2) merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka dan atau dikhawatirkan akan punah; 3) memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi; 4) merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu; dan atau 5) mempunyai luasan yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan. d. Suaka margasatwa yang berada di Indonesia Sumatera  Balai Raja; Bengkalis  Barumun; Tapanuli Tengah  Bukit Batu; Bengkalis Nusa Tenggara  Ale Asisio; Timor Tengah Selatan  Harlu; Kupang  Kateri; Belu
  • 7.  Tasik Belat; Bengkalis  Bentayan; Banyuasin  Danau Pulau Besar–Bawah; Bengkalis  Tasik Besar–Metas; Indragiri Hilir  Dangku; Musi Banyuasin  Pusat Pelatihan Gajah; Bengkalis  Giam Siak Kecil; Bengkalis  Gumai Pasemah; Lahat  Isau-Isau Pasemah; Lahat  Karanggading-Langkat Timur Laut ; Langkat  Kerumutan; Kampar, Indragiri Hulu  Tasik Tanjung Padang; Bengkalis  Pagai Selatan; Pesisir Selatan (Kepulauan Mentawai)  Gunung Raya; Ogan Komering Ulu  Bukit Rimbang-Baling; Kampar  Tasik Serkap-Sarang Burung; Indragiri Hilir, Pelalawan  Rawa Singkil; Aceh Selatan  Siranggas; Tapanuli Tengah  Padang Sugihan; Musi Banyuasin  Dolok Surungan; Tapanuli Utara Jawa  Muara Angke; Jakarta Utara  Bawean; Surabaya  Cikepuh; Sukabumi  Paliyan; Gunung Kidul  Pulau Rambut; Jakarta Utara  Gunung Sawal; Ciamis  Sendangkerta; Tasikmalaya  Gunung Tunggangan; Sragen  Dataran Tinggi Yang; Jember Kalimantan  Pulau Kaget; Barito Kuala  Lamandau; Kotawaringin Barat  Kuala Lupak-Nusa Gede Panjalu; Barito Kuala  Pleihari-Tanah Laut; Tanah Laut  Pulau Semama; Berau  Tamboran Selatan; Dompu  Danau Tuadale; Kupang Sulawesi  Tanjung AMOLENGO; Kendari  Bakiriang; Banggai  Tanjung BATIKOLO; Kendari  Buton Utara; Muna  Dolangan; Buol Toli-Toli  Karakelang Utara-Selatan; Sangihe Talaud  Komara; Takalar  Lambusango; Buton  Lampoko-Mampie; Polewali Mandar  Lombuyan I/II; Banggai  Gunung Manembo-Nembo; Minahasa  Tanjung Matop-Pinjam; Buol Toli-toli  Nantu; Gorontalo, Nantu  Pati-Pati; Banggai  Peropa; Kendari  Santigi; Donggala Maluku dan Papua  Angromeos; Paniai  Pulau Venu; Fakfak  Tanimbar; Maluku Tenggara  Pulau Baun; Maluku Tenggara  Pulau Dolok; Merauke  Foja; Jayapura  Jamursba Medi; Manokwari  Jaya Wijaya; Jayawijaya  Pulau Kassa; Maluku Tengah  Pulau Kobror; Maluku Tenggara  Komolon; Merauke  Pulau Manuk; Maluku Tengah  Tanjung Mubrani-Sidei-Wibain I/II; Manokwari  Kepulauan Raja Ampat; Fakfak  Sabuda Tataruga; Fakfak
  • 8. Cagar alam atau suaka alam dapat diartikan sebagai kawasan suaka alam yang mempunyai kekhasan tumbuhan dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindudngi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Cagar alam bernilai khas untuk penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kegiatan penunjang budidaya, serta untuk kepentingan umum. Contoh cagar alam Nuansa Kambangan Barat di Jawa Tengah Karakteristik penentuan suatu kawasan sebagai kawasan cagar alam antara lain sebagai berikut. 1. Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan serta ekosistem. 2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit – unit penyusunnya. 3. Memiliki kondisi alam yang masih alami dan belum terganggu oleh manusia. 4. Memiliki ciri khas potensi sehingga dapat menjadi contoh ekosistem yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi. 5. Memiliki komunitas tumbuhan beserta ekosistem yang langka atau yang keberadaannya hampir punah. 6. Memiliki luas yang cukup dan bentuk tertentu untuk mendukung pengelolaan yang efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami. Sumatera Utara 1. Cagar Alam BATU GAJAH; Simalungun, Sumatera Utara, 0,80 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 923/Kpts/Um/12/82, 27 Desember 1982. 2. Cagar Alam BATU GINURIT; Labuhan Batu, Sumatera Utara, 0,50 ha, ZB No. 390/1934, 17 September 1934. 3. Cagar Alam LIANG BALIK; Labuhan Batu, Sumatera Utara, 0,31 ha, ZB No. 221/1936, 1 November 1936. 4. Cagar Alam LUBUK RAYA; Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, 3.050,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor : 923/Kpts/Um/12/82, 27 Desember 1982. 5. Cagar Alam MARTELU PURBA; Langkat, Sumatera Utara, 195,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 471/Kpts-II/93, 9 Februari 1993. 6. Cagar Alam DOLOK SAUT-SURUNGAN; Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 39,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 923/Kpts/Um/12/82, 27 Desember 1982. Jawa Barat 1. CA ARCA DOMAS; Cianjur, 2,00 ha, GB Nomor 28, 16 April 1913. 2. CA TELAGA BODAS; Garut, 261,50 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 98/Kpts/ Um/2/78, 2 Februari 1978. 3. CA BOJONGLARANG JAYANTI; Cianjur, 750,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 516/Kpts/Um/10/73, 16 Oktober 1973.
  • 9. 4. CA GUNUNG BURANGRANG; Bandung, 2.700,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 479/Kpts/Um/8/79, 2 Agustus 1979. 5. CA CADAS MALANG; Cianjur, 21,00 ha, GB No. 83/1919 Staatsblad 392, 11 Juli 1919. 6. CA CIBANTENG; Cianjur, 516,45 ha, GB No. 3/1925 Staatsblad 243, 28 Mei 1925. 7. CA CIGENTENG-CIPANJI; Bandung, 10,00 ha, GB No. 6/1919 Staatsblad 90, 21 Februari 1919. 8. CA DUNGUS IWUL; Sukabumi, 9,00 ha, GB No. 23/1931 Staatsblad 99, 2 Maret 1931. 9. CA NUSA GEDE PANJALU; Ciamis, 16,00 ha, GB No. 6/1919 Staatsblad 90, 21 Februari 1919. Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan taman nasional meliputi: 1. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang masih utuh dan alami serta gejala alam yang unik; 2. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh; 3. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami; dan 4. merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba, dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan. Taman nasional dapat dimanfaatkan untuk kegiatan: 1. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; misalnya : tempat penelitian, uji coba, pengamatan fenomena alam, dll 2. pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam; misalnya : tempat praktek lapang, perkemahan, out bond, ekowisata, dll 3. penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam; misalnya : pemanfaatan air untuk industri air kemasan, obyek wisata alam, pembangkit listrik (mikrohidro/pikohidro), dll 4. pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar; misalnya : penangkaran rusa, buaya, anggrek, obat-obatan, dll 5. pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya; misalnya : kebun benih, bibit, perbanyakan biji, dll. 6. pemanfaatan tradisional. Pemanfaatan tradisional dapat berupa kegiatan pemungutan hasil hutan bukan kayu, budidaya tradisional, serta perburuan tradisional terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi.
  • 10. Pulau Sumatera Pulau Jawa Bali dan Nusa Tenggara 1. Gunung Leuser *) **) 1. Ujung Kulon **) 1. Bali Barat 2. Siberut *) 2. Kepulauan Seribu 2. Gunung Rinjani 3. Kerinci Seblat **) 3. Gunung Halimun 3. Komodo *) **) 4. Bukit Tigapuluh 4. Gunung Gede Pangrango *) 4. Manupeu Tanah Daru 5. Bukit Duabelas 5. Karimunjawa 5. Laiwangi Wanggameti 6. Berbak ***) 6. Bromo Tengger Semeru 6. Kelimutu 7. Sembilang 7. Meru Betiri 8. Bukit Barisan 8. Baluran Selatan **) 9. Way Kambas 9. Alas Purwo 10. Batang 10. Gunung Gadis Merapi 11. Tesso Nilo 11. Gunung Merbabu 12. Gunung Ciremai Pulau Kalimantan Pulau Sulawesi Maluku dan Papua 1. Gunung Palung 1. Bunaken 1. Manusela 2. Danau Sentarum ***) 2. Bogani Nani Wartabone 2. Aketajawe – Lolobata 3. Betung Kerihun 3. Lore Lindu *) 3. Teluk Cendrawasih 4. Bukit Baka- Bukit Raya 4. Taka Bonerate 4. Lorentz **) 5. Tanjung Puting *) 5. Rawa Aopa Watumohai 5. Wasur 6. Kutai 6. Wakatobi 7. Kayan Mentarang 7. Kepulauan Togean 8. Sebangau 8. Bantimurung – Bulusaraung