Kompleks Vokasi UI dirancang berdasarkan 3 aspek yaitu bangunan yang sesuai iklim tropis, kontekstual dengan UI, dan memanfaatkan potensi lahan. Masterplan menghubungkan transit selatan dengan wisata air utara melalui 'learning promenade'. Bangunan didesain menghadap utara-selatan dan menggunakan bahan ramah lingkungan.
2. jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
“Melalui utopia arsitektur berhenti
sebagai proyek rancangan pesanan
individual. Ia ingin berpikir “me- 3
nyempurnakan” masa depan untuk
semua. Ia menjadi pemikiran”
(Marco Kusumawijaya, 2009)
jongArsitek!
jongarsitek@gmail.com
Selamat menikmati.. Desain menginspirasi
Except where otherwise noted, content on this magazine is photo : kezia paramita
licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License
3. JongEDITORIAL!
Kontributor
jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
oleh : Danny Wicaksono
tanpa basa basi, anda bisa mengecek profil mereka langsung ke
Facebook dan media sosialweb lainnya.
bantuan berbagai pihak) di pamerkan den-
gan baik, di Galeri Salihara, Jakarta. Ke-
depannya kami berencana untuk membawa
materi ini untuk keliling Indonesia. Jadi jika
ada rekan-rekan yang ingin agar materi pa-
meran ini hadir di kotanya, bisa langsung
menghubungi kami.
Kembali ke edisi ini. Avianti Armand Danny Wicaksono Farid Rakun
jongEditorial http://www.facebook.com/pro-http://www.facebook.com/pro- http://fairdkun.multiply.com/
Seperti yang sudah-sudah, kami selalu file.php?id=1375534065 file.php?id=537977711
Mohon maaf untuk absennya kami selama 4 bulan membawakan tulisan-tulisan dari para pe-
terakhir ini. mikir muda arsitektur Indonesia. Edisi ini
pun tidak berbeda. Masih tetap segar, tetap
Tetapi bukan berarti dengan absen selama 4 bulan mentah, dan mudah-mudahan (bisa) tetap
ini, kami tidak produktif. ;) memprovokasi dan menginspirasi.
Selama 4 bulan kemarin, 2 editor jongArsitek! Setelah 4 bulan, selamat menikmati jongAr-
(Saya, dan Paskalis Khrisno Ayodyantoro) ber- sitek! lagi.
sama Avianti Armand, Marco Kusumawijaya, Jay
Subijakto, Adi Purnomo dan 81 arsitek muda in-
donesia lainnya, yang terbagi dalam 14 kelompok, lindung soemarhadi
terlibat dalam sebuah workshop untuk arsitek-ar- http://www.flickr.com/photos/
sitek muda. Workshopnya sendiri berjudul “Ruang lindung_soemarhadi/
Tinggal Dalam Kota”. Danny Wicaksono
Workshop yang di-inisiasi oleh jongArsitek! dan
Avianti Armand ini bertujuan untuk melihat kembali
kemungkinan-kemungkinan ruang tinggal yang
bisa hadir di dalam konteks urban, ketika pola ke-
hidupan berkota sudah berkembang sangat jauh.
Selain itu, workshop ini juga ingin mengajak arsi-
tek-arsitek muda untuk lebih dalam berpikir, dan
terlibat secara intelektual dalam perkembangan
budaya bangun kontemporer bangsa ini.
Rafael Arsono Realrich Syarief Paskalis Khrisno Ayodyantoro
Workshop yang juga diselenggarakan untuk mem- http://www.facebook.com/ http://www.facebook.com/re- http://www.facebook.com/
peringati 20 tahun AMI ini sendiri telah (dengan profile.php?id=1395037422 alrich profile.php?id=1395037422
4. jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
p4 p20 p10 p30
jongEditorial jongTulisan jongTulisan
sambutan dari redaksi kita “The Visionary” dan jongTulisan
“The Builder” Note of Respect! Arsitektur Nusantara
p8 p14 p24 p36
jongFoto jongKarya jongTulisan jongKuratorial
Oxymoronic Geniuses Bengkel Kerja
Learning Paradise
5. jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
8
Marina bay sands, singapore
Marina bay sands is a new type of urban place that integrates the waterfront promenade
with a grand, multi-leveled retail arcade combining civic space, shopping, indoor and out-
door spaces endowed with city skyline views, daylight and plant life, providing an abun-
dance and variety of activities. It is a place that is vibrant and dynamic, a place that trans-
forms from hour to hour, from day to night, and is evocative of the great urban places. It is
here that the imaginings of a global city become a reality. Marina bay sands, to be open in
2009, will feature three 50-story hotel towers containing 1,000 rooms each, crowned by a
two acre sky garden bridging across the towers, offering 360-degree views of the city and
the sea, outdoor amenities for the hotel such as jogging paths, swimming pools, spas, and
gardens; an iconic arts and sciences museum on the promontory; one-million square feet of
integrated waterside promenade and shopping arcade; a state-of-the art one-million square
foot convention center; two 2,000-seat theaters; a casino; and a 4,000 car garage.(Http://
www.Themarinabaysands.Com.Sg/)
lindung soemarhadi
--
6. NOTES OF
jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
RESPECT!
Rafael Arsono
10
My journey now has come to a point where 11
architecture is about character & personal-
ity. And moreover it is about the personality
of the architect.
As I’m writing now, I’m sitting in Plaza Fuente de grandma & grandpa take a rest and have a chat
las Batallas, a decent plaza couple blocks away with neighbor which I suppose they live nearby.
to the east from Granada Cathedral. It has foun- The plaza covered by polished orange marble,
tains designed in an antique style, the plaza sur- which I guess came from around the town. The
rounded by shops and restaurant with the coffee- plaza opens to many points, at one side blend to
table set sprawling the plaza. Hotel Zaida, which another plaza, and underneath it there is a park-
renovated by Portuguese respectable architect, ing lot. It seems to me that the place became
Alvaro Siza, seems to be the only newly refur- a rendezvous spot. At 21.30 the lighting on the
bished building in the background. fountains turns on, giving elegant and soft wel-
come to the night as the sun fade away.
What an ordinary classical European plaza can
offer in a bright summer evening anyway?? The key is, everything is working! Each element
in the location doesn’t act too much to speak
The people like it. The fountain is visible from for itself. The plaza, the shops, the fountains, the
many directions, so it’s just at the right position to benches, the hotel play they role in a very just-
attract people in a terrific way. At the same time enough part, together they define harmony. If you
the splash coming out of it gives sort of comfort cut the element piece by piece, if you see only the
cooling for the 35 degrees summer weather. buildings you directly say nothing special about
Everybody gathers there, parents with their chil- them. But if you see them as a whole, they just
dren, couples, youngsters passing by, and mostly work.
7. jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
It’s peaceful to enjoy a place with no elements
overwhelming each others.
Imagine for a while if the fountain designed with
a fancy-red sculpture in the middle of it, the old
people who gather there most of the time proba-
bly won’t like it, people doesn’t feel familiar with it.
Hence, they might look for another place to hang
out. Hotel Zaida, by the way, renovated in a very
modest way that you cannot see it was touched
by Siza. Certainly not his best work, Siza’s stroke
can be considered weak, nothing special. Lower
part of the building is covered by grey stone, and
the upper part paint in white, nothing fancy with
the windows. Just the way it is. White modern-
ist building often results a stand apart from the
surrounding, especially in classical one. But this
one is decent, seems fade away (or should I say
blend), that when you are sitting there, you even
didn’t notice the building. I assume Siza did real-
ize he didn’t want to speak up loud. I appreciate
12 his humble approach as I enjoyed the plaza as 13
a whole. You see the intention is not to draw at- The value that we should learn is, architecture is
tention. live by the surroundings. The identity of a design
comes from a collective way of understanding a
place. Sometime architecture demand features, a
newness. But never forget that most of the time
architecture is about being proper and respectful.
These are what we can and should learn from
vernaculars, making something that belongs and
has to work within an environment. An environ-
ment which particular and where ones obliged to
read and interpret by themselves.
Maybe I was over-rating, surely my justification
came out of a subjective matter, or because I am
growing older (?). But you can’t beat this enjoy-
able feeling. I’m pretty sure that we shall underline
ourselves when it comes to designing, that is, ar-
chitecture is about balancing oneself whether he/
she doing too much, too less, or just enough.
Granada 29 July 2009
Rafael Arsono
8. jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
LEARNING
PARADISE
Desain
Kompleks
Vokasi
Universitas Indonesia
14
Realrich 15
Syarief
Konsep desain kompleks vokasi UI ini didasarkan pertimbangan Ide perancangan dari kompleks Vokasi UI merupakan rangkaian Konsep desain kompleks vokasi UI ini di-
dari 3 noda utama yaitu, - Kondisi eksisting yang berbatasan den- dasarkan pertimbangan atas 3 aspek, per-
atas 3 aspek, pertama, desain bangunan yang sesuai dengan iklim
gan sungai yang membelah dari utara ke selatan yang menjadi tama, desain bangunan yang sesuai dengan
tropis. Kedua, desain bangunan yang kontekstual dengan penci- bagian interaksi dengan air, - Jalan disisi selatan yang merupakan iklim tropis. Kedua, desain bangunan yang
traan ui, dan ketiga, desain bangunan yang mampu memanfaatkan titik pusat perhentian bus kampus dan - Jalan di sisi barat yang kontekstual dengan pencitraan ui, dan ke-
potensi lahan semaksimal mungkin. Penataan masterplan didasar- merupakan area servis GKU dan parkir belakang. tiga, desain bangunan yang mampu meman-
faatkan potensi lahan semaksimal mungkin.
kan dari penempatan ‘learning promenade’ di axis utama lahan
Pembagian ini didasarkan dari pembagian fungsi-fungsi terbesar Penataan masterplan didasarkan dari pen-
yang menghubungkan node potensial transit oriented development empatan ‘learning promenade’ di axis utama
dengan anggota terbesar, seperti kedokteran dengan p’rodi baru,
dari Universitas Indonesia di titik selatan dengan node potensial hokum, dan vokasi campuran. Hirarki ini juga didasarkan dari pen- lahan yang menghubungkan node potensial
titik wisata air amphi teater yang ada di sisi utara . gelompokkan dari ilmu manusia [kedokteran], ilmu etika [hukum], transit oriented development dari Universi-
dan ilmu - ilmu umum dengan menghubungkan keseluruhan fungsi tas Indonesia di titik selatan dengan node
dengan gedung kuliah umum. Susunan pengelompokkan diatur potensial titik wisata air amphi teater yang
berdasarkan besaran ruang yang diestimasikan dengan jumlah ma- ada di sisi utara. Di sepanjang learning
hasiswa di tahun 2013 sejumlah 11700 orang. promenade ini diletakkan fungsi – fungsi un-
9. jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
tuk mengaktifasi kehidupan kampus vokasi. lahan melalui rangkaian jembatan untuk
Di sini ada mahasiswa yang membaca buku akses pejalan kaki. Lahan parkir diletakkan
di perpustakaan linear sepanjang learning di sisi barat kompleks Vokasi UI.
16 17
promenade, disini ada juga café untuk para
mahasiswa dan dosen berinteraksi, potensi ‘Bangunan - bangunan di kompleks Vokasi
landsekap yang mengikuti kontur juga bisa UI juga didesain dengan menggunakan arah
di optimalkan.Daerah kompleks vokasi ini orientasi bangunan Utara - Selatan yang se-
juga akan rimbun akan pepohonan diantara suai dengan iklim tropis. Keadaan ini memi-
massa yang menghadap utara dan selatan nimalisasi cahaya matahari langsung yang
sehingga bayangan yang ada akan mereduk- masuk ke bangunan. Bangunan ini meng-
si panas dari sinar matahari di lantai dasar. gunakan konstruksi baja, penggunaan solar
Vista yang terbentuk ketika memasuki kom- panel pada sisi atas bangunan, dan wind
pleks vokasi dari arah selatan terbentuk dari turbine di sisi dalam bangunan. Penggunaan
3 elemen yaitu : vista menuju amphiteater air, batu bata juga mendinginkan suhu bangu-
vista transparansi massa gedung perpusta- nan disamping meminimalisasi carbon foot
kaan di sisi barat juga vista café menuju sun- print dengan penggunaan bahan yang re-
gai dengan wisata air, dan vista di sebelah usable.
barat berupa alokasi lahan untuk taman obat
dari geprogram kedokteran. Glenn Murcutt pernah berkata “The light and
sounds of land are already there I just make
Bangunan - bangunan penunjang seperti the instrument make the instruments that al-
massa lobby utama diletakkan sepanjang low people to perceive these natural quali-
boulevard yang diperuntukkan untuk galeri ties.” Demikian juga perencanaan vokasi ini
utama. Massa - massa dihubungkan den- yaitu berusaha menjawab sebaik mungkin
gan selasar yang dilengkapi dengan kanopi apa yang dibutuhkan oleh program studi
sedangkan di sisi selatan, diletakkan ako- Vokasi UI dengan tepat melalui pengolahan
modasi hunian mahasiswa berlantai tingkat potensi konteks lingkungan yang ada.
rendah dengan aksesibilitas menuju ke kam-
pus vokasi UI. Daerah landsekap didesain Ketua tim : Realrich Sjarief, ST. IAI.
sesuai eksisting dari kampus UI dengan
orientasi aktifitas terhadap sungai dengan Anggota tim :
menghubungkan sisi timur sungai dengan Dicke Nazary Akbar Lubis, ST.
11. jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
Sangat menyenangkan jika kita bisa
menyadari keberadaan, banyaknya ragam
THE VISIONARY
keyakinan arsitektur yang kemudian mewujud
menjadi arsitektur yang terbangun. Mema-
hami sikap-sikap desain, jauh lebih mendalam
dari sekedar apa yang kasat mata. Mengerti
DAN
maksud dari setiap langkah dan membaca
latar belakang semua keputusan pengambilan
langkah-langkah itu, lewat analisa kritis yang
melatih rasionalitas arsitektur kita. Preseden-
THE BUILDER
preseden yang, jika dapat kita kontrol, akan
dapat membantu kita, menemukan arsitektur
kita sendiri.
Hal ini adalah sebuah perjalanan.
Proses. Tidak akan pernah instan, dan
memang tidak boleh instan. Biarkan semua
peristiwa teralami lewat kegagalan dan seman-
gat untuk tidak pernah menyerah. Renzo Piano
pernah berkata, bahwa arsitek itu seharusnya
hidup 200 tahun, karena mereka menghabis-
kan 60 tahun pertama dalam hidup mereka
untuk belajar.
Proses ini (sampai titik ini) membawa
saya untuk melihat 2 kutub besar dalam arsi-
tektur. Mereka yang saya sebut “The Vision-
20 ary” dan “The Builder”. Mungkin Ini hal yang 21
agak terlalu tergesa, karena ada ribuan arsitek
dan hampir mustahil mengeneralisir sesuatu
yang seperti ini. Tapi saya akan mengambil
kecendrungan arsitektur yang terjadi sejak
awal abad ke-21, dan Pritzker Prize adalah
shortlistnya.
Pritzker Prize di periode 2000-2009
memunculkan para arsitek terbaik dekade
ini. Zaha Hadid, arsitek wanita pertama yang
pernah memenangkan penghargaan ini.
Paulo Mendes da Rocha, brutalis dari Brazil.
Jacques Herzog & Pierre De Meuron, Thom
Mayne, Jorn Utzon, Jean Nouvel, semua ada-
lah yang terbaik. Tanpa sedikit pun ragu.
Tapi saya tidak bisa menampik,
bahwa yang paling menarik untuk saya pelajari
adalah Rem Koolhaas (Pritzker Prize tahun
2000) dan peraih Pritzker Prize tahun 2009,
Danny Wicaksono Peter Zumthor.
kiri : bruderklaus, Peter Zumthor, diambil dari http://
Keyakinan seorang arsitek terhadap arsitektur, pada satu titik krusial, akan mempengar- www.flickr.com/photos/arnout-fonck/2919192019/in/pool-
uhi sikap, jalan, jenis, dan kualitas arsitektur yang akan dihasilkan olehnya. Keyakinan ini bruder-klaus-kapelle
bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan oleh siapapun, melainkan datang lewat pema- Atas: bruderklaus, Peter Zumthor, diambil dari http://www.
haman atas banyak hal yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh arsitektur. Pemaha- flickr.com/photos/thom_mckenzie/3262898219/in/pool-
man tentang sejarah panjang perjalanan arsitektur, wawasan seni dan kebudayaan, bruder-klaus-kapelle
keberpihakan atas situasi sosial, maupun kepekaan dalam melihat hal-hal dalam Bawah: Thermal bath, Peter Zumthor
keseharian, hanyalah sedikit dari banyak variabel kehidupan yang kemudian dapat
membentuk keyakinan arsitektur seorang arsitek.
12. jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
Rem Koolhaas, adalah arsitek bisa melihat ke-Koolhaas-an dalam desain dapat hadir melalui metode bangun yang bisa
yang menurut saya bertanggung jawab untuk mereka. Sebegitu besarnya pengaruh Rem lebih efektif dan sederhana.
semua revolusi arsitektur yang terjadi di abad Koolhaas.
ke-21. Visioner sejati yang karya arsitekturnya Peter Zumthor adalah “The Builder”. “The Visionary” and the “The Builder”, adalah dua kutub besar arsitektur. Kecendrungan desain yang mem-
tidak hanya dalam bentuk bangunan. Pernah Salah satu yang terbaik. Memiliki hanya satu bentuk wajah arsitektur kontemporer. Yang satu adalah seorang akrobator, yang secara konstan jemu dengan
masuk ke dalam daftar 100 orang paling studio, di sebuah desa kecil bernama Halden- kemonotonan, dan ingin selalu mendefinisi hal baru, lewat arsitektur yang menantang dan merekayasa mate-
berpengaruh di dunia, Rem Koolhaas bisa jadi stein, di kaki gunung alpen dan di jalankan rial bangun, dan beberapa percaya bahwa arsitektur adalah jawaban untuk dunia yang lebih baik. The agent
adalah seorang arsitek yang paling terkenal di oleh tidak lebih dari 20 orang. Dia jauh dari of architectural conflict and chaos.
muka bumi ini, dengan bangunan-bangunan hingar bingar publikasi dunia. Tidak banyak
yang menentang konvensionalitas dan tercipta media arsitektur dunia yang meliput karya- Yang satu lagi, berusaha untuk tetap pada keyakinan, bahwa arsitektur adalah ilmu membangun;
lewat konflik atas ruang. karya nya, karena memang karya arsitekturnya Konstalasi ruang yang tercipta melalui susunan material-material yang dirangkai dengan ketelitian tinggi, per-
Peter Zumthor adalah seorang tidak pernah banyak. Jumlahnya sedikit, tapi hitungan yang cermat dan efisiensi yang membuat semuanya terkontrol dengan baik. Mereka percaya bahwa
arsitek rendah hati dari Swiss. Dengan ra- kualitas arsitekturnya sangat tinggi. di akhir hari, tugas seorang arsitek hanyalah menghasilkan sebuah bangunan, jadi fokuslah untuk membuat
sionalitas arsitektur yang sangat terjaga, dan Keyakinannya, bahwa inti dari arsi- sebuah bangunan yang baik, dengan sebaik-baiknya.
kemampuan diatas rata-rata untuk mengontrol tektur terletak pada ruang dan material yang
diri dan arsitekturnya. Beberapa menyebut- membentuknya, membuat arsitekturnya terasa
nya “The Hermit Architect from Haldenstein” sangat sensitif, dan menggugah perasaan. Dia Ini hanya dua tipe kecendrungan
(Arsitek pertapa dari Haldenstein) sangat memperhatikan hal-hal paling kecil dari desain, yang teridentifikasi karena dominasi
Mengapa membandingkan mereka material yang dipakainya, dan merangkainya mereka lewat karya-karya yang lalu mendefini-
menarik untuk dijadikan sebuah proses pem- menjadi sebuah ruang dengan cerita dan si arsitektur. Dengan luasnya dunia ini, banyak
belajaran? Karena bagi saya, mereka adalah pengalaman yang hanya bisa di rasakan ketika kecendrungan lain yang ada, dan juga memiliki
2 raksasa arsitektur, yang mewakili 2 kutub kita mengalami ruangnya, bukan lewat dia- kualitas desain yang sama. Kecendrungan-
besar dalam arsitektur kontemporer. Rem ada- gram atau gambar denah tampak potongan. kecendrungan desain inilah yang sebaiknya
lah “The Visionary”, seorang arsitek dengan Cara memotong, teknik mengecor, dapat kita identifikasi dengan sensitivitas yang
kemampuan melihat, apa yang tidak dilihat pola rangkai, hingga urutan langkah merangkai tinggi; Lalu dengan kritis menganalisanya,
22 orang lain, dan mendefinisi gejala kehidupan material, yang di pelajari dan diterapkan den- agar kita dapat belajar dari apa yang baik dan 23
manusia modern yang teranggap sehari-hari gan memperhatikan karakteristik khusus dan buruk tentangnya, dengan tujuan besar, untuk
oleh mayoritas orang. Memiliki ratusan proyek membawa potensi guna material sampai di menemukan kecendrungan arsitektur kita
yang tersebar di 3 benua, dan kantor di 3 titik maksimal, adalah hal-hal yang membuat sendiri.
negara. Ia juga seorang pemikir dan penulis, bangunan-bangunannya menjadi sangat spe- Saya rasa dan saya pikir, memiliki
dengan pemikiran yang memprovokasi. Arsi- sial. Kuntshaus di Bregenz, Jerman; Thermal identitas desain yang berintegritas itu penting.
tekturnya selalu berawal dari konsep-konsep Bath di Vals, Swiss; dan Bruder Klauss Chapel Budaya bangun kontemporer kita masih terlalu
besar akan ruang, yang kemudian memberikan di Wachendorf, Jerman adalah beberapa con- seragam. Kita butuh lebih arsitek-arsitek dan
definisi ulang terhadap tipologi bangunan yang toh karyanya yang memperlihatkan keinginan desainer-desainer dengan desain yang kental
di kerjakannya. Seattle Public Library Amerika, untuk mau mengenal material dan karakteris- dalam ciri, kuat dalam karakter. Sesuatu yang
CCTV Cina, Jussieu Library (tidak terbangun) tiknya. masih langka.
adalah beberapa bangunan yang memberikan Kecendrungan desain ini terpen- Sangat langka.
contoh nyata tentang argumen ini. Masing- garuh oleh konsep Phenomenology Heidegger.
masing tercipta dari proses riset mendalam Sebuah konsepsi pemikiran untuk menge-
mengenai ruang dan hubungan-hubungannya nali identitas dan kesejatian karakter sebuah
pada tiap fungsi bangunan. Dia adalah benda, melalui proses mengenali, tanpa
pendefinisi, seseorang yang selalu menantang adanya upaya untuk melakukan rekayasa yang
kemapanan, dan mencoba untuk menemukan merubah karakteristik asli benda tersebut.
definisi baru. Dalam konteks Peter Zumthor, sebuah material
Yang rasanya paling hebat tentang dicoba untuk dikenali kelebihan dan kekuran-
Rem Koolhaas adalah pengaruh yang dia gannya. Keaslian ekspresinya dan faktor-faktor
berikan kepada mereka yang pernah bek- apa yang dapat menutupinya. Kesejatiannya Atas: Jussie Public Library / OMA. Diambil dari http://
erja bersamanya. Winy Maas, Zaha Hadid, di pelajari, untuk kemudian di gunakan dengan www.flickr.com/photos/31177644@N04/3328618395/
Alejandro Zaera Polo, Bjarke Ingles, Fernando maksimal sebagai material pembentuk ruang
Bawah: CCTV / OMA. Diambil dari http://www.flickr.com/
Romero, Minsuk Cho, Ole Scheeren, REX, dan arsitektur.
photos/22869081@N08/2919375630/
adalah beberapa diantara mereka yang pernah Lewat pengenalan yang mendalam
bekerja bersama Rem Koolhaas, kemudian akan sebuah material, pemanfaatannya dalam
muncul sebagai arsitek-arsitek muda dengan sebuah desain akan menjadi lebih optimal;
arsitektur yang menarik. Namun kita masih sehingga sebuah arsitektur yang berkarakter
13. oxymoronic
jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
geniuses
24 25
Not only emotion, material,
atmosphere, spirit,
memory, biography, history,
essence, + texture; but also
oxymoron + idiosyncrasy.
14. Either as a standalone, or combined to form a phrase [emotional materialism, does not make any difference to me, albeit his persistence of his presence for the present
spiritual texture, idiosyncratic oxymoron, etc.], these opening words are the ones - while ‘buying back a number of [his own] older pieces on Ebay’, according to W.] To
that constantly ring in my head every time I hear either of these two following names. push myself in this direction would be senseless. A pity, since the first collection of words
I still could not remember why I relate one name with the other, maybe they were written as the opening of this article could only be applied in this territory of conversation.
mentioned together in a sentence on one of the design/fashion/whatnot magazines I
read in my stolen time during work. You can consider me a master thief in that sense. Instead, there is another side of their story that I could focus on: the similarities of how
26 they react to the world at large, and how it would reflect on their so-called personalities. 27
I’m focusing on not only about two individuals right now, but also about two brands. Zumthor is famous for being a recluse. A genius hermit, they say he is [I never got around
As every individual, they have names, + as every brand; they have carefully threaded + deciphered the phrase actually, do they mean ‘a genius who happened to also be a
nuances about them. To be considered as something mysterious + cool as these hermit’ or ‘a genius in being a hermit’? Maybe both.] As for Lang, he’s known to ‘never been
two is never a given thing, it’s a product of total control. Considering that I’m writing interested in the event when I’m the center of attention’, + would ‘rather have my work just be
for an architectural publication, I’m proud to mention that the first of the two is there’, autobiographically, + known to be ‘shy, reticient + mysterious’, according to others
Peter Zumthor. Considering the high image [therefore fashion] consciousness [who happens to be the famous sculptor + Lang’s close collaborator, Louise Bourgeois.]
of my readers further, I can’t help but picking the other half to be Helmut Lang.
Zumthor lives in a village near Chur, in the border of Germany + Swiss: not necessarily
It might be dubious to compare human beings with, say, Apple products or Lomo cameras, the most convenient place to get to in order to know the man better or conducting an
but as corporations have succeeded to invade our everyday lives as individuals [according interview. On the other case, by not showing to the 2ooo Fashion Awards, Lang insulted
to Adbusters, they apparently have ‘the right towards free speech, the ability to own property, a lot of fashion insiders [Anna Wintour on the incident: ‘If I had known he wasn’t coming,
the right to lobby government officials and protection against self-incrimination’], why not I would have called him. It was discourteous not to turn up’], but for the die-hard fans,
switch the position for awhile? Anyone’s name can be seen as a brand of a corporation too. they always come up as extremist martyrs. It gives the image of an uninterrupted artist
working on his studio, tune-crafting their pieces, for us the consumers to devour. Time is
As the core strength of any business, let’s begin with the products, the respective no longer a well-guarded right + leisure is non-existent with these hard-working personas.
commodities being traded here: buildings, books + teaching positions for Zumthor; They sacrifice their pleasurable moments not caring about parties, celebrities’ events,
clothes, shoes + perfumes for Lang. Both of the mentioned parties’ works have received a + other demanding festivities others see as a marketing tool. But is it fair to say that
lot of praise, and who could disagree with those fashion insiders, trend setters, architectural they don’t do any marketing at all? And does this reclusiveness hurt or make the men?
critics + Pritzker Prize’s judges? As far as my abilities can go, as the rest of us regular
beings, I have to be content with what I read, watch or listen to. Quoting the parties’ ‘Image is all-important to the marketing side, because it is something you can control…
favorite words, in a sense: phenomenological. I have nothing to say about them in this not totally creative--it is also managerial’, said Giacorno Santucci, the managing
proffesional realm anyway: I’ve never been to any of Zumthor’s buildings [he always insists director of Helmut Lang for Prada. The hard-to-get image, in this sense, has paid off
on ‘experiencing the architecture first hand’, + to ‘never believe in photographs’] + never big time. In Zumthor’s case, it has finally shown some results. Although he projected
owned any of Lang’s pieces [be it before or after his departure from his own label in 2oo5, some humbleness in receiving the Pritzker – ‘That a body of work as small as ours is
15. recognized in the professional world makes us feel proud and should give much hope
to young professionals that if they strive for quality in their work it might become visible
without any special promotion’, he said in his infamous speech – he is still refusing to
reprint his earlier catalogue of publications. By not making these books available to the
demanding general public right after his big break, it could only make his persona more
mysterious, utilizing further the fact that we have obsession towards things we cannot
afford. Zumthor, as a consequence, increase in price [the latest news was that the used
copy of Thinking Architecture, first edition, has worn USD 2,ooo as its price tag.] For
Lang, on the other hand, it had rewarded him immensely from 1986, the first year he
showed his own collection in Paris, until 2oo5, the year he left the brand-name. His
decision to practice solely in the art world since then, will further demonstrate us the
strength of a marketing strategy. Anti-advertisement advertising is working on the field of
architecture and fashion, will it work also in art? Give the microphone to Banksy, please.
Further, anti-advertisement as a promotion strategy is an aged worn-off oxymoronic idea.
But maybe that is the only righteous option in this crisis-ridden financially-conscious age
[proven that even the frivolous Pritzker judges could not escape this notion.] However
we want to argue, we should not fail to see it as it is: a marketing scheme. An evolved,
advanced form of it, maybe, but it still is a mere scheme. Seeing the method applied
rigorously on Peter Zumthor, not only as a person but also as an architectural firm; as well
on Helmut Lang, not only as a fashion-designer-cum-artist but also as a line-of-clothing-
28
+-accessories-cum-collectibles, form my reason on insisting to call them trademarks. It’s
additional
notes For those Zumthor +/or Lang wannabes: 29
clear that they were born through a deliberate conscious action of branding. To call them 1. Find your ivory tower + live in it. Not to be taken literally, but consider
otherwise, as a lot of people tend to do, is an oxymoron. Other argument would be that it is anything difficult to reach as a plus. Marginal but grounded, comfortable spacious cave-
basically each of their idiosyncratic move, psychoanalyzing them as old-school European like hideouts are the best. Example: the East Hampton Richard Gluckman-renovated
intellectuals for whom no alternatives worth pursuing. Replying this notion, I’m borrowing farmhouse for Lang; a self-renovated light-bathed den-like concrete-gated structure in a
the words of the amazingly funny writer of ‘How to Become a Famous Architect’ blog, Conrad village near Chur, Switzerland, for Zumthor.
Newel, on there is no exit strategy: ‘good work + good promotion = fame + recognition.’ 2. Develop your own style so people can call it YOUR uniform. Example: Zumthor’s
Regardless what route being taken, a good promotion will end up in recognition. dark-toned somber tops + Lang’s ‘casual elegance’ [in reality it’s crew neck shirt with
Having the last two of the opening sentence explained, I rest my case over. For now. washed out denim, combined with newest black patent-leather shoes. Important:
sockless.] Wear your own brand every possible chance.
3. Find simplicity in the essence of what you’re doing + flaunt it shamelessly. Be
Text + Illustrations: farid rakun smart about it. Don’t be afraid if in the end of the day you found that you are useless.
Original photos taken from Flickr. Links to the photos: Even nothingness can be transformed into luxury these days. Example: PR agents for
http://www.flickr.com/photos/superterrific/48389713/sizes/l/ both men.
http://www.flickr.com/photos/seier/3122721913/sizes/l/ 4. Be brave and say ‘no.’ Countless times to invitations, project proposals,
http://www.flickr.com/photos/8718754@N02/533310153/sizes/l/ collaboration offers, etc. Example: Lang’s fall out with Prada group + Zumthor’s infamous
http://www.flickr.com/photos/25405336@N05/2968979771/sizes/l/ hardheadedness.
http://www.flickr.com/photos/avvocato/273171479/sizes/o/ 5. Give diplomatically vague answers. Be constant about it. Example: Lang, ‘My body
http://www.flickr.com/photos/seier/3151935486/sizes/l/ of work in fashion will always stand on its own and will not go away—or it will go away—it
http://www.flickr.com/photos/charlydiazazcue/3579244256/sizes/o/ doesn’t matter.’ Zumthor, ‘Dreaming becomes even easier, and maybe I can be happy to
http://www.flickr.com/photos/roryrory/2498171797/sizes/o/ go on dreaming even stronger.’
http://www.flickr.com/photos/tonneti/3019353242/sizes/l/ 6. Don’t ever read design/architecture/fashion/style/whatnot magazines. By reading
http://www.flickr.com/photos/kentwang/30782386/sizes/l/ the sentence, it’s a fact that you’re still reading. A sad fact: you’ll never be on the same
http://www.flickr.com/photos/rufusknight/2993455890/sizes/l/ level as them. Accept it, + better still, flaunt it. Example: this article by yours truly.
http://www.flickr.com/photos/ma79ia/431560723/sizes/o/ 7. Insist on having the last words. Example: ‘Good luck trying!’
16. jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
Nusantara.
A R S I T E K T U R
menyelami kearifan lokal melalui bangunan tradisional
30 31
Waitabula, sumba barat, 23 juli 2009 gan kain kain putih menggantung di luar rumah, piri, menyabetkan goloknya ke kerbau, seh- orang wisatawan dari Belanda bertanya
tampak pemuda menari, menarik golok nya ingga beberapa kali kerbau memberontak, dan
“Hey, pak, mari, lihat! dari sabuk, dan menari, di ikuti oleh 2 sampai 3 akhirnya perlahan tumbang. Jam 20.39 Wit waktu menunjukkan di rumah
Kita akan potong kerbau dan babi!” orang. Mereka berjingkat, tersenyum, berputar bundar ini. Di pusat kampung. Rumah inang ini
putar, sesekali melihat ke arah kamera Masih berusaha menggapai nyawanya. begitu sesak, dipadati oleh seluruh penduduk
Beberapa orang bergegas gegas, beramai ra- kampung dan 15 wisatawan dari belanda dan
mai, pria pria kemudian berhamburan. Pikuk Kerbau yang jauh sudah berada di pelataran Setelah kerbau jatuh, masyarakat tergelak dan Belgia berbadan bongsor. Walaupun mereka
rasanya saat itu. rumah sekarang. Satu pemuda berpenutup bersorai.. Tarian semakin cepat, dan ibu ibu masih lelah setelah mendaki, wisatawan yang
kepala kain berwarna kuning, dengan cepat berteriak kencang. Demikian satu kerbau ber- rata rata berumur 50 - 60 tahun ini masih mem-
Ibu ibu berteriak teriak. Di sebelah jauh seekor menghampiri kerbau yang masih bingung lalu dan sekali lagi di laksanakan, bersama den- perhatikan rumah inang ini. Satu alasan utama
banteng di tarik dengan kedua tali panjang gan 5 ekor babi persembahan. Persembahan kenapa mereka terbang sejauh puluhan ribu
mengikat, membentang panjang dari sebe- Syuuuuuttttttt!!! dari masyarakat kepada empunya rumah baru. kilometer dari negara mereka. Berkendara bis
lah kiri tanduk kerbau berjejer orang menarik, (truk) kayu berhempas debu sepanjang per-
sekitar 10 hingga 15 orang, dan dari sebelah Goloknya mengenai leher kerbau, lantas ker- Kemudian setiap orang bersorak karena telah jalanan mereka, dan mendaki sejauh 20 km
kanan masih tidak kalah banyak, orang orang bau jantan pun berontak. Mimik mimik orang resminya sebuah rumah baru dan penghunin- naik gunung berjalan selama 3.5 Jam.
menarik. kiri kanan tanduk kerbau langsung berparas ya. Diterima dalam satu lingkungan kampung
Beberapa meter tali yang tersisa menjuntai, meringis serius menahan. Kerbau jantan itu ini. Lebih tepatnya diterima oleh penduduk, da- “Kami selalu memberikan kebebasan bagi
dengan sigap diraih oleh pria penduduk desa sekarang bergolak, hendak lari, kesakitan, hen- lam hampir seluruh perbukitan. saudara kami disini, mereka bebas merantau,
yang masih mengganggur menyaksikan saja. dak menyeruduk siapa saja yang ada di dalam bersekolah dan bekerja keluar sana,namun
pandangannya.. Dari kerongkongan yang ter- Waerebo, manggarai, 26 juli 2009 satu, bahwa dalam setiap kesempatan malam,
Pekik ibu ibu bertambah nyaring bertambah putus, suara nafas kerbau jantan mengeras, setiap ibu bernyanyi, setiap malam kami pun
banyak. dan mengeluarkan darah ke sekitarnya. “Are you not afraid that the young people will bernyanyitentang tradisi dan asal usul budaya
leave from their place now and not coming kami, dan saya yakin, dalam setiap ikatan ke-
Tiba tiba dari dalam rumah yang di hias den- Pemuda pemuda yang menari terus mengham- back? Leaving their culture now?” Salah se- luarga ini, mereka akan kembali, baik singgah
17. jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
ataupun kembali menetap, meneruskan tradisi kami, tradisi sebagai orang
waerebo”
Sungguh, saat ini malu mendera, dari sekian jumlah pengunjung desa ini,
sekian banyak hampir 80 persen adalah wisatawan mancanegara yang
mengisi tiap minggu dari akhir mei hingga awal oktober. Bahkan tampak raut
kekagetan yang masi kami ingat, ketika agustus tahun lalu, kami bertandang
dan pak alexander sang ketua adat bertanya
“Ada apa gerangan, saudara, ibu kami, datang jauh dari jakarta”
Karena pak alex, begitu panggilnya seperti layaknya alexander the great
yang bijak, merasa selama ini masyarakat indonesia yang berkunjung, da-
tang ke desa bertujuan hanya karena ingin memberi bantuan atau penelitian.
Berbeda dengan wisatawan mancanegara ini untuk berwisata, berplesir, dan
mendaki gunung. Merasakan potensi budaya dan alam negara kita.
32 Labuhan bajo, 28 juli 2009 33
Lelah rasanya setelah duduk selama berjam jam, Terlebih setelah berjalan
kaki menuruni gunung dari waerebo ke denge selama 2.5 Jam. Walaupun
dalam mobil besar macam toyota land cruiser ber air conditioning ini, ras-
anya lelah sekali, kami menerpa padang savana, dan jalan berbatu
Masih segar dalam ingatan ini. Sepanjang perjalanan, pasir, tanah coklat,
keringnya daun daun pepohonan. Pasir tandus sepanjang lintas selatan pu-
lau flores, disertai dengan pemandangan memukau pantai selatannya, dita-
mbah dengan kegagahan pemandangan pulau mulas.
Handphone pun berbunyi, dengan susah menyerap daya baterai mencari
sinyal miskin di pulau ini.
Sebuah pesan singkat bertulis :
“Terima kasih atas kesempatan untuk melihat kebudayaan kami di sumba,
semoga baik baik di jalan” pesan singkat dari pastor robert, seorang re-
demptoris dari sumba yang membantu kami menunjukkan seluruh Kekayaan
budaya sumba barat dengan baik.”
kiri : Tipikal rumah adat Sumba yang mencapai hingga 11 meter, dengan konstruksi knock down.
18. jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
“Dengan kain ini, berarti anak, akan menjadi komunitas dalam tatanan yang teratur, bagaimana menempatkan ketuhanan
bagian dari sumba, kita telah terikat, sehingga dalam kepercayaan mereka, bagaimana rumah mengatur hubungan suami
anak bisa datang kapan saja, menjadikan sum- istri, bagaimana rumah mengatur hubungan dengan masyarakat setempat,
ba menjadi rumah kalian, dan kami akan selalu bagaimana rumah mengatur hubungan dengan lingkungan alam sekitar, dan
menerima kalian sebagai satu saudara” sangat terlebih bagaimana rumah mengatur hubungan dengan masalah yang terjadi
singkat, kali itu pastor robert dari suku kodi di sekitarnya seperti masalah gempa, dan angin kencang.
membawa kami ke ketua suku laura dan mem-
bawa kami melihat rumah adat di bakuregha. Jawaban jawaban seperti damper penahan gempa pada rumah nias, atap
Bagaimana rasanya mengalami keramahan dan ijuk yang menahan cuaca setempat, dan menciptakan silang angin pada ru-
persaudaraan dalam kunjungan singkat kami. mah dari rumah berpanggung yang berhembus menembus sela atap alang
Dalam uma kalada (rumah utama) terbesar di dan ijuk. Dalam setiap kesempatan bertemu dengan penduduk setempat,
sumba barat, yang setinggi pitu liku (7 hasta = di jelaskan bahwa penggunaan material bangunan haruslah berada dalam
sekitar 10.5 Meter). sekitar dan perlunya sebuah acara khusus untuk mengambil kayu dari hutan
sekitar, dan bagaimana mengembalikan tumbuhan yang diambil itu kem-
Setiap kunjungan ke rumah adat, masih ingat bali.
bahwa selalu ada tradisi dan budaya. Budaya
yang melekat dalam rumah yang telah terhim- Rumah bukan lah hal yang mudah untuk dibangun, karena rumah adalah simbol kesucian,
34 pun ber ratus tahun. Bahwa rumah di indonesia sehingga tahapan tahapan pembangunan harus melalui pelbagai upacara. Di mulai dari 35
merupakan hasil trial dan error yang menakjub- pengambilan material, perletakan batu atau kayu utama, hingga tutup atap dan peresmi-
kan, bersamaan dengan pendukung kegiatan an sebelum digunakan
budayanya.
Manusia indonesia percaya, bahwa membuat rumah berarti kita meminta
Baik dari perjalanan pulau nias, toraja, hingga ijin kepada alam, dengan mengambil material, berbicara dengan alam untuk
ke sumba dan flores, rumah selalu menjadi membuat lingkungan binaan baru untuk manusia. Dari situlah kebijakan dan
tempat yang suci. Bangunan yang didirikan kebajikan budaya menghasilkan manusia dan masyarakat yang sempurna.
atas dasar kebutuhan primer. Bangunan ban- Sempurna dalam menata hubungan multi dimensinya.
gunan yang terbentuk karena karakter budaya
dan lingkungan setempat, menemani sebagai Sebentar lagi, dalam ke gegapgempitaan 64 tahun indonesia merdeka, keti-
saksi masyarakat ber regenerasi, berkembang ka seluruh dunia berjuang dengan masalah iklim karena pemanasan global.
berbudaya.
Ternyata leluhur kita, menyebar di seluruh indonesia, telah lama mengajar-
Bangunan tradisional indonesia, adalah bagian kan, bagaimana ber arsitektur dan tetap bersahabat dengan alam. Hidup
dari usaha manusia pada satu jaman, Menjawab bersama dengan alam dan binaan nya.
kebutuhan diri, komunitas dan masalah lingkun-
gannya. Setiap berhadapan dengan bangunan Mari belajar kembali, dari kearifan budaya kita. Negeri yang sedang bertum-
tradisional ini, kita mendapatkan ceritera, Ru- buh tetap berjuang dalam tradisi dan modernisasi.
ang yang terbentuk karena kesucian, kebutuhan
manusia beregenerasi. Bagaimana menghargai Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya?
atas : rumah tradisional daerah manggarai, Flores barat
yang berbentuk bundar, digunakan sebagai rumah hingga Selamat ulang tahun, Indonesia.
8 keluarga.
bawah : struktur gempa pada rumah nias yang dibuat dari
kayu dengan sistem knock down Paskalis khrisno ayodyantoro
19. jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
bengkel kerja dunia, tiba-tiba dilanda kegelisahan yang sama. malas bergerak – karena itu besaran ruang Dalam skala luas, masalah keberlanjutan di-
avianti armand Kita pelahan mengalami hal dan masalah- menjadi bengkak. Suatu kualitas yang sering angkat oleh kelompok “linear city”. Kelompok
masalah yang sama yang menuntut penyele- dipendam di mana arsitektur dituntut untuk jadi ini mengkonversi gelar kota dari horizontal
PAMERAN
saian bersama. Tanpa itu, kita akan bersama- sesuatu yang abadi – karena itu: mati. menjadi vertikal. Seluruh fungsi ditumpuk dan
Saya akan mulai dengan sekumpulan fakta: sama pula menuju ke kepunahan yang cepat dijajarkan secara linear pada jalur utama, seh-
Pembangunan kota jadi makin cepat dan dari ras manusia. Apakah kita peduli? Hampir tak pernah terlibat dalam bengkel kerja, ingga tercipta bentang hijau yang cukup luas
nyaris tak terkendali, gempita – namun tung- proposal “ruang kembali” mengikat ruang ting- di daerah yang ditinggalkan, yang bisa diman-
gang langgang. Ada kepadatan yang menye- Ya. Tentu dalam kapasitas kita masing-masing. gal pada satu waktu di masa lalu sebagai tem- faatkan sebagai area resapan, lahan pertanian,
sakkan – di saat yang bersamaan, tak merata. Tentu dalam cakupan ruang gerak dan dengan pat ‘pulang’. Sebuah memori yang membuat peternakan, rekreasi, hutan lindung, dan fung-
Komodifikasi dari hampir segala hal membuat keunikan masalah masing-masing. Dalam kon- betah. Waktu diterjemahkan ke dalam lorong si-fungsi lain yang bisa menjadikan kota satu
harga tanah di tengah kota tak terjangkau. teks ini: arsitek Indonesia – kota-kota di Indo- serupa spiral yang merentang ‘kini’ dan ‘dulu’. lembaga yang mampu menghidupi diri sendiri.
WORKSHOP
Terpinggirnya masyarakat menengah ke luar nesia. Ruang tinggal dalam kota telah masuk Mungkin juga ‘nanti’. Sama seperti ruang, wak- Kegagalan kota menyediakan ruang tinggal
kota. Suburbanisasi kian menjadi. Jarak antara sebagai hal yang tak terhindarkan dalam kesa- tu lalu tidak diperlakukan linear, melainkan par- untuk semua, ditanggapi dengan simpatik
rumah dan tempat kerja makin jauh. Kemac- daran kita. Hal itu tak bisa lagi dipandang seba- allel – bahkan acak. oleh kelompok “ruang mimpi”. Merefleksi kon-
etan yang bertambah mengakibatkan pem- gai masalah pemerintah, penyelenggara kota, disi masyarakat marjinal, usulan yang diajukan
borosan energi, waktu dan tenaga. Tingginya developer, atau institusi lain. Ia atelah menjadi Dengan perhatian yang sama terhadap waktu, sama sekali tidak konfrontatif terhadap kes-
tingkat stres. Sistem angkutan umum yang masalah kita bersama. kelompok “didedikasikan untuk komuter” me- ewenang-wenangan yang biasa terjadi – me-
buruk. Jumlah kendaraan pribadi bertambah niadakan waktu tempuh yang melelahkan, juga lainkan adaptif. Dengan rumah siap gusur, mer-
secara drastis. Bertambahnya ruas jalan yang
ARSITEK MUDA
Karena itu, bukan suatu hal yang mengherank- ruang kosong yang membentang antara kota eka menanggapi penggusuran dengan desain
tak menyelesaikan apa-apa. Berkurangnya an apabila workshop, atau lebih baik kita sebut dan area suburban. Jalan tol, sebagai media rumah beroda yang ringan dan murah. Dengan
ruang hijau di dalam kota dengan kecepatan bengkel kerja, yang diselenggarakan dalam penghubung, tapi juga pemisah antar ruang tak terjangkaunya harga rumah permanen di
yang mencemaskan. Berkurangnya resapan rangka merayakan ulang tahun kelompok Arsi- di dalam kota, lalu diokupasi dengan beragam tengah kota oleh masyarakat marjinal, kel-
kota. Terjadi perluasan daerah reklamasi yang tek Muda Indonesia yang ke 20, dengan tema kegiatan yang mengembalikan ikatan antar ke- ompok ini mengusulkan pemanfaatan tepi rel
mengikis hutan bakau dan memprivatisasi pe- Ruang Tinggal Dalam Kota, mendapat animo pingan-kepingan kota, mengembalikan ruang- kereta untuk jadi rumah sewa manusiawi yang
sisir. Intrusi air laut ke tengah kota. Polusi yang yang baik sekali. Pada tengat pengumpulan, ruang premium kota kepada publik dan, yang dikelola oleh Jawatan Kereta Api. Mungkin tak-
36 makin parah. Banjir tahunan makin lama makin ada sekitar 40 proposal yang masuk. Sayang terutama, mengembalikan para komuter ke kan lagi jadi mimpi untuk punya hunian, di ping- 37
INDONESIA
tinggi. Kurangnya pasokan air bersih untuk se- sekali, karena keterbatasan waktu, tempat, dalam kota. gir rel sekalipun.
mua. Pemukiman kumuh dalam lipatan-lipatan dan juga tenaga reviewer, penyelenggara harus
kota: pinggir rel kereta api, bawah jembatan, memilih 17 saja dari antaranya. Masalah waktu tempuh, yang secara drastis Selain rel kereta api, kota penuh dengan “ruang
pinggir sungai, dan lahan-lahan tidur. Penggu- mengurangi waktu yang berkualitas dari ban- bayangan” – ruang-ruang sisa yang nyaris di-
suran yang sewenang-wenang dan tak manu- Menarik melihat bagaimana para arsitek muda yak sekali keluarga yang bermukim di area anggap tak ada: kolong jembatan, tepi sungai,
siawi. Ketiadaan fasilitas sosial yang memadai. dan mahasiswa-mahasiswa arsitektur ini me- suburban, juga menjadi hal yang melandasi belakang gedung tinggi. Ruang bayangan se-
Sampah kota tidak tertangani dengan baik. nanggapi tema yang cukup luas itu. Ada ke- proposal “mobile house”. Kelompok ini lalu lalu bersifat ambigu. Terabaikan oleh pengelola
Bertambahnya jumlah kaum miskin kota. Gerak
999
pekaan yang mengagumkan, hal penting yang memisahkan hunian menjadi ‘kepompong’ dan kota, ruang-ruang ini selalu dilihat sebagai pe-
modal dan barang yang makin cepat. Kota yang dibutuhkan oleh seorang arsitek untuk dapat ‘inang’nya, atau yang mereka sebut core. Se- luang oleh masyarakat pinggiran. Proposal ini
terus bergerak dan tak pernah tidur. Kita, yang menghasilkan karya yang berjiwa. Ada kebera- cara sporadis, core disebar di berbagai tempat mencermati beberapa titik di dalam kota dan
bangun pagi dengan mata cemas. Selalu. nian untuk keluar dari paradigma lama. Dari situ yang potensial untuk menjadi magnet. Kepom- mencoba mengolahnya untuk dimanfaatkan
lalu tercetus beragam cara pandang terhadap pong memiliki kebebasan untuk melekat di sebagai hunian yang layak. Bambu digunakan
Kota, dengan segala kegairahan dan permasala- ‘ruang tinggal’ dan terhadap ‘kota’. Juga cara mana saja tergantung pada pilihan kegiatan- sebagai katalis yang memungkinkan simbiose
hannya, kini menjadi begitu hadir. Ia menderas memaknainya. Pendekatan yang ditempuh, nya. Dengan demikian, hunian bergeser dari mutualisma antara ruang dan program yang
masuk, kita tak lagi bisa mengelaknya. Ruang walau tidak selalu baru, pun bermacam-macam makna konvensionalnya, tidak lagi terikat oleh ditawarkan.
tinggal, tak bisa dilepas dari konteksnya, dipa- dan menawarkan terobosan untuk perbaikan tempat, melainkan program.
gari dan dilabeli dengan sekedar ‘rumah’ atau kualitas ruang tinggal dalam kota. Kemampuan manusia untuk beradaptasi, teru-
‘apartemen’. Begitu banyak hal dan makna te- Kesementaraan dan fleksibilitas ruang dicerna tama pada bencana, dijadikan ide dasar oleh
lanjur terlekat padanya. Ia, juga arsitektur, tak Salah satunya adalah tentang waktu – yang kelompok “topical capsul bungalow” dengan kelompok “nenek moyangku seorang pelaut”
dapat dipandang sebagai satu entitas yang dirasakan sebagai unsur yang begitu kuat cara yang sedikit berbeda. Di sini hunian benar- untuk menelurkan gagasan mereka tentang
berdiri sendiri, melainkan terajut dalam lapis bekerja dalam ruang. Dalam proposal “ruang. benar dilepas dari anasirnya, jadi satu badan rumah apung. Di sini, banjir tidak lagi dilihat
demi lapis jaringan majemuk yang menyusun waktu. tinggal.”, waktu digunakan untuk mend- yang kompak dan lengkap hingga tak perlu sebagai satu bencana yang menyedihkan, tapi
kota, bahkan lebih luas lagi: dunia. efinisi penggunaan ruang, dari situ luasan dan terikat tidak saja tempat, tapi juga program. Ia ‘musim’ yang akan terus menerus datang. Ru-
bentuknya. Ruang terasa begitu hidup, ketika bisa hinggap di mana saja dalam kondisi apa mah apung, yang bisa mengakomodasi satu
Sekarang, semenjak lebih dari 50 % populasi waktu dihayati sebagai sebuah fenomena pe- saja. Karena itu, material penyusun dan utilitas atau lebih keluarga selama beberapa hari ada-
manusia bermukim di kota, apa yang terjadi da- rubahan. Ruang menjadi sangat sementara dan pendukungnya menjadi sangat penting untuk lah usulan mereka. Air, diakrabi – seperti nenek
lamnya adalah gambaran dari apa yang terjadi fleksibel. Suatu kualitas yang sering diabaikan mempertahankan keberlanjutannya. moyang kita dulu ketika pertama datang ke
di planet ini. Kita, juga umat manusia di seluruh praktek professional arsitektur di dunia yang kepulauan ini.
20. jongArsitek! Edisi 2.3, 2009 | desain menginspirasi
Masih menggunakan ‘tubuh’ sebagai parame-
ter yang unik, kelompok “rumah ini tidak untuk
dijual” menolak komodifikasi dari hampir se-
gala sesuatu. Rumah, diretas jadi satu entitas
yang sangat personal, tapi juga sangat fleksi-
bel, hingga tak bisa dijual – sebelum dikem-
balikan ke kondisi generiknya. Ia bisa berdiri
sebagai satu unit tunggal, maupun majemuk,
dengan penyelenggaraan yang sangat mudah
Kota, mungkin akan jadi ruang tinggal yang – hampir seperti permainan anak-anak yang
lebih baik jika segalanya dikembalikan pada menyenangkan. Proposal ini menjadikan ruang
tubuh – sebagai subyek – dalam mengalami tinggal sebagai satu domain yang unik, dan
ruang. Kurang lebih begitu yang diimplikasikan pengalaman yang asyik.
oleh kelompok “kota skala kita” dan “black out
architecture”. Fashion, juga digunakan sebagai satu bahasa
untuk mendekati arsitektur. Dalam “fashion,
Bandung, khususnya daerah Dago ditelaah Bandung, arsitektur”, Dago, sekali lagi, ditelaah
dengan seksama, menggunakan tubuh se- sebagai satu area yang mengalami perubahan
bagai parameter, untuk mendeteksi masalah- fungsi, dari hunian ke komersial. Perubahan
masalahnya. Kesemrawutan, keberagaman yang parsial mengakibatkan pengalaman ru-
fungsi yang terkotak-kotak dan tidak saling ang yang terpenggal-penggal. Kelompok ini
berhubungan, mobil yang menciptakan jarak berusaha mengaitkannya dengan fungsi-fungsi
antara manusia dengan kotanya, ditera seba- kecil yang diibaratkan sebagai aksesori dalam
gai masalah di daerah ini. Kota lalu dipecah fashion.
menjadi serangkaian pengalaman sensorik
yang menerus dan simultan dengan membagi Dari 17 proposal yang terjaring, pada akhirnya
38 39
dan menjalinnya ke dalam lapis demi lapis memang tinggal 14 yang tersisa. Dalam bengkel
ruang. Dago lalu menjadi sehimpunan ruang kerja ini telah terjadi pergulatan pemikiran, kri-
yang kaya, dengan sequence yang tak pernah tik-kritik tajam dari reviewer tetap dan reviewer
sama. tamu, ide yang dikunyah dan diperdalam lagi,
masalah yang dipersempit, niat dan kesiapan
Proposal “black out architecture”, secara yang maju mundur, namun semangat yang tak
sederhana mengingatkan kita pada satu fakta pernah kendur. Bangkel kerja yang diselengga-
yang sangat purba, bahwa Tuhan menciptakan rakan dengan tanpa biaya (terima kasih untuk
manusia tidak hanya untuk ‘melihat’ tapi juga Komunitas Salihara yang dengan murah hati
‘mengalami’. Dalam melihat, selamanya ada menyediakan tempat dan segala sarana kerja
‘jarak’. Mungkin itu yang mengakibatkan kega- yang kami butuhkan) akhirnya berujung di pa-
galan penataan kota kita. Mungkin itu alasan meran ini. Saya berani berkata bahwa beng-
kenapa ruang tinggal kita menjadi begitu asing. kel kerja ini, pilot project dalam tradisi Arsitek
Mungkin itu sebabnya kita, sebagai arsitek dan Muda Indonesia, telah berjalan dengan baik.
calon arsitek, harus belajar untuk menjadi lebih Apa yang telah terjadi mungkin bisa dikemas
peka. Dengan instalasinya, kelompok ini men- dalam beberapa kalimat.
gajak kita menajamkan indera dan menghayati
pengalaman ruang. Kita memiliki generasi arsitek muda yang ber-
pikiran terbuka, penuh semangat, berani men-
Mengambil ‘tubuh’ sebagai analogi, kelompok dobrak paradigma lama dan mengeksplorasi
“metabolisme kota Jakarta” mencermati Jakar- ide-ide baru – yang radikal sekalipun. Antusi-
ta sebagai sebuah tubuh yang sakit. Masalah di asme mereka menunjukkan kepedulian, bukan
petakan ke dalam titik-titik, alur-alur, dan perg- cuma untuk menguji diri, tapi untuk berbuat
erakan. Seperti dokter, kelompok ini mengusul- sesuatu bagi orang lain. Kota, bisa saja telah
kan penguraian jaringan yang kusut, relokasi, membuat kita menjadi sehimpunan orang yang
dan rehabilitasi lingkungan yang bermasalah. skeptis. Tapi workshop ini, mudah-mudahan,
Sehat? Tak ada jaminan. Kita cuma ditantang adalah sebutir garam dunia.
untuk mencobanya.