SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
ANALISIS DEGRADASI DAN REMEDIASI LAHAN
DEGRADASI LAHAN GAMBUT
DEGRADASI LAHAN
 Menurut (Talakua dan Osok, 2017)  Degradasi Lahan adalah berkurangnya kemampuan lahan untuk
menghasilkan manfaat dan keuntungan dari penggunaan lahan tertentu di bawah perlakuan khusus dari
pengelolaan lahan.
 Kerusakan lahan biasanya menandakan kemunduran kapasitas produksi dari lahan, baik secara temporer
maupun secara permanen.
PENYEBAB DEGRADASI LAHAN
 (Wahyunto dan Dariah, 2014) mengemukakan bahwa ada tiga aspek penyebab degradasi lahan
yaitu :
Fisik
• Pemadatan
• Pergerakan
• Ketidakseimbangan
Air
• Terhalangnya Aerasi
dan drainase
• Kerusakan struktur
tanah
Kimia
• Asidifikasi
• Pengurasan dan
pencucian hara
• Ketidakseimbangan
unsur hara dan
keracunan
• Salinasi dan
pemasaman
• Alkanisasi serta
pencemaran
Biologi
• Karbon organik
tanah
• Penurunan
keanekaragaman
hayati tanah dan
vegetasi
• Penurunan karbon
biomas
DEFINISI LAHAN/TANAH GAMBUT
 BBSDLP (2012)  Lahan gambut dapat didefinisikan sebagai lahan yang terbentuk dari
penumpukan/akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang sebagian belum melapuk, memiliki ketebalan 50 cm
atau lebih dan mengandung C-organik sekurang-kurangnya 12% (berat kering).
 Soil Survey Staff (2010)  Tanah gambut atau Histosols adalah tanah yang mempunyai lapisan bahan
organik dengan ketebalan >40 cm dengan berat isi (BD) >0,1 g/cm3 , atau mempunyai ketebalan >60
cm apabila BD-nya <0,1 g/cm3.
 Agus dan Subiksa (2008) menyatakan  bahwa gambut dapat diklasifikasikan berdasarkan :
 Tingkat kematangan  Fibrik, Hemik, Saprik
 Tingkat kedalaman  Dangkal, Sedang, Dalam, Sangat Dalam
 Tingkat Kesuburan  Eutrofik, Mesotrofik, Oligotrofik
 Lingkungan pembentukannya  Ombrogen dan Topogen
LAHAN GAMBUT DIANGGAP TERDEGRADASI JIKA :
 Mengandung karbon kurang dari 35 t.ha-1 (Rieley et al. 2008; Bapenas 2009).
 Didasarkan atas penampakan atau jenis penutup tanah di lapangan (Wahyunto et al. 2013a; 2013b;
2014). (1) Tanaman penutup tanahnya adalah semak belukar, dan (2) lahan tersebut merupakan lahan
terbuka bekas tambang.
 Mengalami penurunan kualitas lahan, baik dari sifat kimia, fisika, maupun biologinya (Maftuah et al.
2011; Masganti 2013; Maftuah et al. 2014).
 Mempunyai kadar N-total, P-tersedia, dan unsur-unsur basa serta kadar abu yang lebih tinggi (Kurnain
et al. 2001; Masganti 2003; Maftuah et al. 2011).
INDIKATOR YANG DAPAT DILIHAT DILAPANGAN
(WAHYUNTO ET AL, 2014)
Sudah Ada
Penebangan
Pohon
Adanya jalan
logging
Adanya bekas
kebakaran
Kondisi lahan
kering/ tidak
tergenang
Adanya bekas
penambangan
AKTIVITAS MANUSIA YANG MENYEBABKAN DEGRADASI LAHAN GAMBUT
(NUGROHO DAN WIDODO 2001; MASGANTI 2013; WAHYUNTO ET AL. 2013B; 2014)
Pengelolaan
air yang salah
Penambangan
Kegiatan
lainnya
Pembakaran
lahan
STRATEGI PENGELOLAAN
 Oleh karena lahan gambut yang ditutupi hutan alami/primer diprioritaskan sebagai kawasan konservasi,
maka pengembangan pertanian di laham gambut ke depan sebaiknya diarahkan pada lahan gambut
terdegradasi dengan pendekatan pengembangan pertanian berwawasan lingkungan (Sabiham.S dan
Maswar, 2014).
 Pemanfaatan lahan gambut terdegradasi
 Aspek Kebijakan
 Aspek Teknologi Pemanfaatan Lahan Gambut
 Aspek Sosial Ekonomi
ASPEK KEBIJAKAN
 Lahan gambut yang mempunyai ketebalan gambut >300 cm masih dapat digunakan terutama untuk
tanaman tahunan (bila dikelola dengan baik sesuai dengan persyaratan yang diperlukan).
 Dalam RTRW provinsi, sebagian besar lahan gambut termasuk pada kawasan hutan terdapat
lahan gambut yang masih berupa hutan primer tapi dalam RTRW
provinsi diarahkan untuk pengembangantanaman perkebunan dan
pertanian pangan/hortikultura (kasus di Riau), karenastatusnya
berada di luar kawasan hutan atau berada di areal peruntukan lain
(APL).
 Alokasi pemanfaatan ruang lahan gambut terdegradasi dalam RTRW untuk masing2 provinsi mempunyai
asumsi dasar yang berbeda. Seharusnya asumsi tersebut didasarkan pada kesesuain lahan dalam rangka
pengembangan komoditas pertanian.
 Alokasi pemanfaatan ruang lahan gambut terdegradasi di dalam RTRW untuk suatu provinsi berbeda
dengan RTRW kabupaten/kota.
ASPEK TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT
 Pengelolaan air melalui perbaikan sistem tata air di lahan dengan membuat saluran drainase  mengatur tinggi
muka air di lahansehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman dan
meningkatkan stabilitas gambut.
 Pemilihan komoditas strategis yang sesuai untuk dikembangkan dalam hubungannya dengan ketebalan gambut 
tanaman perkebunan dengan tingkat kesesuaiandan nilai ekonomi tinggi, seperti
karet, nanas dan kelapa sawit.
 Meningkatkan dan memperbaiki stabilitas dan sifat inheren gambut yang dilakukan dengan pemberian bahan amelioran
yang mengandung kation metal tinggi sehingga terbentuk ikatan organo-metal komplek pelepasan karbon
dari gugus fungsional dapat ditekan.
 Mempertahankan lingkungan yang baik di sekitar areal pertanaman melalui upaya mengkombinasikan antara tanaman yang
diusahakan dengan tanaman hutan yang mempunyai nilai konservasi tinggi (HCV).
ASPEK SOSIAL EKONOMI
 Mengorganisir produk hasil petani agar harganya layak dan mempunyai jaringan pasar dengan
industri hilirnya.
 Mengupayakan agar input yang diperlukan petani tersedia di lokal.
 Memfasilitasi agar frekuensi penyuluhan intensif sehingga inovasi teknologi ramah lingkungan
diadopsi sehingga produktivitas usahatani meningkat.
 Membantu memfasilitasi permodalan yang diperlukan untuk usahatani yang layak.
DAFTAR PUSTAKA
Bappenas. 2009. Reducing carbon Emission for Indonesian peatland. Interm Report of Multi diciplinary
Study. Indonesian National Development Planning Bappenas Republic of Indonesia.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2012. Pengertian, Istilah, Definisi, dan Sifat Tanah
Gambut. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. 20 hal.
Rieley, J.O., R.A.J. Wust, J. Jauhiainen, S.E. Page, H. Wösten, A. Hooijer, F. Siegert, S.H. Limin, H.
Vasander and M. Stahlhut. 2008. Tropical Peatlands: carbon stores, carbon gas emissions
and contributions to climate change Processes. in Strack, M. (Ed.). Peatlands and Climate
Change. International Peat Society. Vapaudenkatu 12,40100 Jyvaskyla. Finland. Pp148-182.
Sabiham, S. dan Maswar. 2014. Strategi Pengelolaan Lahan Gambut Terdegradasi Untuk Pertanian
Berkelanjutan. Dalam Lahan Gambut Indonesia. Badan Penelitan dan Pengembangan
Pertanian. IAARD Press : Jakarta. Halaman 236-239.
Soil Survey Staff. 2010. Keys to Soil Taxonomy. Eleventh Edition. United States Departement of
Agriculture. Natural Resources Conservation Services. 338 halaman.
Wahyunto, S. Ritung, K. Nugroho, Y. Sulaiman, Hikmatullah, C. Tafakresnanto, Suparto, dan Sukarman.
2013a. Peta Arahan lahan Gambut Terdegradasi di Pulau Sumatera Skala 1:250.000. Badan
Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Bogor. 27 halaman.
Wahyunto, Ai Dariah, D. Pitono, dan M. Sarwani. 2013b. Prospek pemanfaatan lahan gambut untuk
perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Perspektif 12(1):11-22.
Wahyunto, K. Nugroho, dan F. Agus. 2014. Peta Lahan Gambut Terdegradasi: Metode, Tingkat Akurasi/
Keyakinan dan Penggunaan. 20 halaman (belum diterbitkan).
Maftuah, E., A. Maas, A. Syukur, dan B. H. Purwanto. 2011. Potensi bahan amelioran insitu dalam
meningkatkan ketersediaan hara. Dalam Ariyanto et al. (Eds.). Prosiding Kongres Nasional
HTI X: Tanah untuk Kehidupan yang Berkualitas. Buku I. Halaman:330340.
Maftuah, E., M. Noor, W. Hartatik, dan D. Nursyamsi. 2014. Pengelolaan dan Produktivitas Lahan
Gambut untuk berbagai Komoditas Tanaman. 38 halaman (belum dipublikasi).
Masganti. 2003. Kajian Upaya Meningkatkan Daya Penyediaan Fosfat dalam Gambut
Oligotrofik.,Disertasi. Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta. 355 halaman
Masganti. 2013. Teknologi inovatif pengelolaan lahan suboptimal gambut dan sulfat masam untuk
peningkatan produksi tanaman pangan. Pengembangan Inovasi Pertanian 6(4):187-197.
Kurnain, A., T. Notohadikusumo, B. Radjagukguk, dan Sri Hastuti. 2001. The state of decomposition of
tropical peat soil under cultivated and fire damage peatland. Dalam Rieley, dan Page (Eds.).
Jakarta Symposium Proceeding on Peatlands for People: Natural Resources Functions and
Sustainable Management. Halaman:168-178.
Nugroho, K., dan B. Widodo. 2001. The effect of dry-wet condition to peat soil physical characteristic
of different degree of decomposition. Dalam Rieley, dan Page (Eds.). Jakarta Symposium
Proceeding on Peatlands for People: Natural Resources Functions and Sustainable
Management. Halaman:94-102.
Talakua, S.M. dan R.M. Osok. 2017. Pengembangan Model Penilaian Degradasi Lahan Berdasarkan
Pendekatan Field Assessment. Ambon: Pattimura University Press. ISBN: 978-602-50112-2-
1.
Literatur

More Related Content

Similar to Tugas_UTS_Degradasi_Lahan_Gambut_Andre_Apriharyandi.pptx

Tugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanTugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanWayan Susanto
 
soil quality and food security
soil quality and food securitysoil quality and food security
soil quality and food securityAila Yumeko
 
Climate change policy from the oceans aspect
Climate change policy from the oceans aspectClimate change policy from the oceans aspect
Climate change policy from the oceans aspectCIFOR-ICRAF
 
G12mqo bab i pendahuluan
G12mqo bab i pendahuluanG12mqo bab i pendahuluan
G12mqo bab i pendahuluan082196248257
 
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdfPuteriAprilani1
 
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANDevi Ningsih
 
Rpkps pengelolaan tanah 2013
Rpkps pengelolaan tanah 2013Rpkps pengelolaan tanah 2013
Rpkps pengelolaan tanah 2013Andrew Hutabarat
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahannandradr
 
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptxResume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptxMqwinMks
 
26519-Article Text-108418-2-10-20200915.pdf
26519-Article Text-108418-2-10-20200915.pdf26519-Article Text-108418-2-10-20200915.pdf
26519-Article Text-108418-2-10-20200915.pdffauzanfahcri1
 
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIMakalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIRizki Chairunnisya
 
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationManagement of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationyudha Adipratama
 
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...NurdinUng
 
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaKonservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaNurul Aulia
 
Kelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptx
Kelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptxKelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptx
Kelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptxMIzhar6
 
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove Sebagai Salah S...
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove   Sebagai Salah S...Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove   Sebagai Salah S...
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove Sebagai Salah S...bramantiyo marjuki
 

Similar to Tugas_UTS_Degradasi_Lahan_Gambut_Andre_Apriharyandi.pptx (20)

Tugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanTugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayan
 
soil quality and food security
soil quality and food securitysoil quality and food security
soil quality and food security
 
Climate change policy from the oceans aspect
Climate change policy from the oceans aspectClimate change policy from the oceans aspect
Climate change policy from the oceans aspect
 
G12mqo bab i pendahuluan
G12mqo bab i pendahuluanG12mqo bab i pendahuluan
G12mqo bab i pendahuluan
 
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
 
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
 
Bab 3 geo xi rev
Bab 3 geo xi revBab 3 geo xi rev
Bab 3 geo xi rev
 
Paper kesesuaian lahan mijen
Paper kesesuaian lahan mijenPaper kesesuaian lahan mijen
Paper kesesuaian lahan mijen
 
Rpkps pengelolaan tanah 2013
Rpkps pengelolaan tanah 2013Rpkps pengelolaan tanah 2013
Rpkps pengelolaan tanah 2013
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahan
 
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptxResume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
 
26519-Article Text-108418-2-10-20200915.pdf
26519-Article Text-108418-2-10-20200915.pdf26519-Article Text-108418-2-10-20200915.pdf
26519-Article Text-108418-2-10-20200915.pdf
 
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIMakalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
 
Konservasi
KonservasiKonservasi
Konservasi
 
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationManagement of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
 
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
 
Fungsi dan peran agroforestri
Fungsi dan peran agroforestriFungsi dan peran agroforestri
Fungsi dan peran agroforestri
 
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaKonservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimia
 
Kelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptx
Kelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptxKelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptx
Kelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptx
 
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove Sebagai Salah S...
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove   Sebagai Salah S...Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove   Sebagai Salah S...
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove Sebagai Salah S...
 

Recently uploaded

JSA jsa working at height , job safety analisis
JSA jsa working at height , job safety analisisJSA jsa working at height , job safety analisis
JSA jsa working at height , job safety analisisbarryYOno
 
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjmodul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjAdeIrawan190202
 
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptxGEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptxAisyhaDewiII
 
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptxPPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptxmagangfim17
 
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)Izzana Fatima
 
penjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratoriumpenjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratoriumsonnywidiarto3
 

Recently uploaded (6)

JSA jsa working at height , job safety analisis
JSA jsa working at height , job safety analisisJSA jsa working at height , job safety analisis
JSA jsa working at height , job safety analisis
 
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjmodul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
 
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptxGEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
 
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptxPPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
 
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
 
penjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratoriumpenjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratorium
 

Tugas_UTS_Degradasi_Lahan_Gambut_Andre_Apriharyandi.pptx

  • 1. ANALISIS DEGRADASI DAN REMEDIASI LAHAN DEGRADASI LAHAN GAMBUT
  • 2. DEGRADASI LAHAN  Menurut (Talakua dan Osok, 2017)  Degradasi Lahan adalah berkurangnya kemampuan lahan untuk menghasilkan manfaat dan keuntungan dari penggunaan lahan tertentu di bawah perlakuan khusus dari pengelolaan lahan.  Kerusakan lahan biasanya menandakan kemunduran kapasitas produksi dari lahan, baik secara temporer maupun secara permanen.
  • 3. PENYEBAB DEGRADASI LAHAN  (Wahyunto dan Dariah, 2014) mengemukakan bahwa ada tiga aspek penyebab degradasi lahan yaitu : Fisik • Pemadatan • Pergerakan • Ketidakseimbangan Air • Terhalangnya Aerasi dan drainase • Kerusakan struktur tanah Kimia • Asidifikasi • Pengurasan dan pencucian hara • Ketidakseimbangan unsur hara dan keracunan • Salinasi dan pemasaman • Alkanisasi serta pencemaran Biologi • Karbon organik tanah • Penurunan keanekaragaman hayati tanah dan vegetasi • Penurunan karbon biomas
  • 4. DEFINISI LAHAN/TANAH GAMBUT  BBSDLP (2012)  Lahan gambut dapat didefinisikan sebagai lahan yang terbentuk dari penumpukan/akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang sebagian belum melapuk, memiliki ketebalan 50 cm atau lebih dan mengandung C-organik sekurang-kurangnya 12% (berat kering).  Soil Survey Staff (2010)  Tanah gambut atau Histosols adalah tanah yang mempunyai lapisan bahan organik dengan ketebalan >40 cm dengan berat isi (BD) >0,1 g/cm3 , atau mempunyai ketebalan >60 cm apabila BD-nya <0,1 g/cm3.
  • 5.  Agus dan Subiksa (2008) menyatakan  bahwa gambut dapat diklasifikasikan berdasarkan :  Tingkat kematangan  Fibrik, Hemik, Saprik  Tingkat kedalaman  Dangkal, Sedang, Dalam, Sangat Dalam  Tingkat Kesuburan  Eutrofik, Mesotrofik, Oligotrofik  Lingkungan pembentukannya  Ombrogen dan Topogen
  • 6. LAHAN GAMBUT DIANGGAP TERDEGRADASI JIKA :  Mengandung karbon kurang dari 35 t.ha-1 (Rieley et al. 2008; Bapenas 2009).  Didasarkan atas penampakan atau jenis penutup tanah di lapangan (Wahyunto et al. 2013a; 2013b; 2014). (1) Tanaman penutup tanahnya adalah semak belukar, dan (2) lahan tersebut merupakan lahan terbuka bekas tambang.  Mengalami penurunan kualitas lahan, baik dari sifat kimia, fisika, maupun biologinya (Maftuah et al. 2011; Masganti 2013; Maftuah et al. 2014).  Mempunyai kadar N-total, P-tersedia, dan unsur-unsur basa serta kadar abu yang lebih tinggi (Kurnain et al. 2001; Masganti 2003; Maftuah et al. 2011).
  • 7. INDIKATOR YANG DAPAT DILIHAT DILAPANGAN (WAHYUNTO ET AL, 2014) Sudah Ada Penebangan Pohon Adanya jalan logging Adanya bekas kebakaran Kondisi lahan kering/ tidak tergenang Adanya bekas penambangan
  • 8. AKTIVITAS MANUSIA YANG MENYEBABKAN DEGRADASI LAHAN GAMBUT (NUGROHO DAN WIDODO 2001; MASGANTI 2013; WAHYUNTO ET AL. 2013B; 2014) Pengelolaan air yang salah Penambangan Kegiatan lainnya Pembakaran lahan
  • 9. STRATEGI PENGELOLAAN  Oleh karena lahan gambut yang ditutupi hutan alami/primer diprioritaskan sebagai kawasan konservasi, maka pengembangan pertanian di laham gambut ke depan sebaiknya diarahkan pada lahan gambut terdegradasi dengan pendekatan pengembangan pertanian berwawasan lingkungan (Sabiham.S dan Maswar, 2014).  Pemanfaatan lahan gambut terdegradasi  Aspek Kebijakan  Aspek Teknologi Pemanfaatan Lahan Gambut  Aspek Sosial Ekonomi
  • 10. ASPEK KEBIJAKAN  Lahan gambut yang mempunyai ketebalan gambut >300 cm masih dapat digunakan terutama untuk tanaman tahunan (bila dikelola dengan baik sesuai dengan persyaratan yang diperlukan).  Dalam RTRW provinsi, sebagian besar lahan gambut termasuk pada kawasan hutan terdapat lahan gambut yang masih berupa hutan primer tapi dalam RTRW provinsi diarahkan untuk pengembangantanaman perkebunan dan pertanian pangan/hortikultura (kasus di Riau), karenastatusnya berada di luar kawasan hutan atau berada di areal peruntukan lain (APL).  Alokasi pemanfaatan ruang lahan gambut terdegradasi dalam RTRW untuk masing2 provinsi mempunyai asumsi dasar yang berbeda. Seharusnya asumsi tersebut didasarkan pada kesesuain lahan dalam rangka pengembangan komoditas pertanian.  Alokasi pemanfaatan ruang lahan gambut terdegradasi di dalam RTRW untuk suatu provinsi berbeda dengan RTRW kabupaten/kota.
  • 11. ASPEK TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT  Pengelolaan air melalui perbaikan sistem tata air di lahan dengan membuat saluran drainase  mengatur tinggi muka air di lahansehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman dan meningkatkan stabilitas gambut.  Pemilihan komoditas strategis yang sesuai untuk dikembangkan dalam hubungannya dengan ketebalan gambut  tanaman perkebunan dengan tingkat kesesuaiandan nilai ekonomi tinggi, seperti karet, nanas dan kelapa sawit.  Meningkatkan dan memperbaiki stabilitas dan sifat inheren gambut yang dilakukan dengan pemberian bahan amelioran yang mengandung kation metal tinggi sehingga terbentuk ikatan organo-metal komplek pelepasan karbon dari gugus fungsional dapat ditekan.  Mempertahankan lingkungan yang baik di sekitar areal pertanaman melalui upaya mengkombinasikan antara tanaman yang diusahakan dengan tanaman hutan yang mempunyai nilai konservasi tinggi (HCV).
  • 12. ASPEK SOSIAL EKONOMI  Mengorganisir produk hasil petani agar harganya layak dan mempunyai jaringan pasar dengan industri hilirnya.  Mengupayakan agar input yang diperlukan petani tersedia di lokal.  Memfasilitasi agar frekuensi penyuluhan intensif sehingga inovasi teknologi ramah lingkungan diadopsi sehingga produktivitas usahatani meningkat.  Membantu memfasilitasi permodalan yang diperlukan untuk usahatani yang layak.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Bappenas. 2009. Reducing carbon Emission for Indonesian peatland. Interm Report of Multi diciplinary Study. Indonesian National Development Planning Bappenas Republic of Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2012. Pengertian, Istilah, Definisi, dan Sifat Tanah Gambut. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. 20 hal. Rieley, J.O., R.A.J. Wust, J. Jauhiainen, S.E. Page, H. Wösten, A. Hooijer, F. Siegert, S.H. Limin, H. Vasander and M. Stahlhut. 2008. Tropical Peatlands: carbon stores, carbon gas emissions and contributions to climate change Processes. in Strack, M. (Ed.). Peatlands and Climate Change. International Peat Society. Vapaudenkatu 12,40100 Jyvaskyla. Finland. Pp148-182. Sabiham, S. dan Maswar. 2014. Strategi Pengelolaan Lahan Gambut Terdegradasi Untuk Pertanian Berkelanjutan. Dalam Lahan Gambut Indonesia. Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian. IAARD Press : Jakarta. Halaman 236-239. Soil Survey Staff. 2010. Keys to Soil Taxonomy. Eleventh Edition. United States Departement of Agriculture. Natural Resources Conservation Services. 338 halaman. Wahyunto, S. Ritung, K. Nugroho, Y. Sulaiman, Hikmatullah, C. Tafakresnanto, Suparto, dan Sukarman. 2013a. Peta Arahan lahan Gambut Terdegradasi di Pulau Sumatera Skala 1:250.000. Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Bogor. 27 halaman. Wahyunto, Ai Dariah, D. Pitono, dan M. Sarwani. 2013b. Prospek pemanfaatan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Perspektif 12(1):11-22. Wahyunto, K. Nugroho, dan F. Agus. 2014. Peta Lahan Gambut Terdegradasi: Metode, Tingkat Akurasi/ Keyakinan dan Penggunaan. 20 halaman (belum diterbitkan). Maftuah, E., A. Maas, A. Syukur, dan B. H. Purwanto. 2011. Potensi bahan amelioran insitu dalam meningkatkan ketersediaan hara. Dalam Ariyanto et al. (Eds.). Prosiding Kongres Nasional HTI X: Tanah untuk Kehidupan yang Berkualitas. Buku I. Halaman:330340. Maftuah, E., M. Noor, W. Hartatik, dan D. Nursyamsi. 2014. Pengelolaan dan Produktivitas Lahan Gambut untuk berbagai Komoditas Tanaman. 38 halaman (belum dipublikasi). Masganti. 2003. Kajian Upaya Meningkatkan Daya Penyediaan Fosfat dalam Gambut Oligotrofik.,Disertasi. Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta. 355 halaman Masganti. 2013. Teknologi inovatif pengelolaan lahan suboptimal gambut dan sulfat masam untuk peningkatan produksi tanaman pangan. Pengembangan Inovasi Pertanian 6(4):187-197. Kurnain, A., T. Notohadikusumo, B. Radjagukguk, dan Sri Hastuti. 2001. The state of decomposition of tropical peat soil under cultivated and fire damage peatland. Dalam Rieley, dan Page (Eds.). Jakarta Symposium Proceeding on Peatlands for People: Natural Resources Functions and Sustainable Management. Halaman:168-178. Nugroho, K., dan B. Widodo. 2001. The effect of dry-wet condition to peat soil physical characteristic of different degree of decomposition. Dalam Rieley, dan Page (Eds.). Jakarta Symposium Proceeding on Peatlands for People: Natural Resources Functions and Sustainable Management. Halaman:94-102. Talakua, S.M. dan R.M. Osok. 2017. Pengembangan Model Penilaian Degradasi Lahan Berdasarkan Pendekatan Field Assessment. Ambon: Pattimura University Press. ISBN: 978-602-50112-2- 1.