229577 modul praktikum patologi klinikkhory aurora
1. Panduan praktikum hematologi klinik membahas prosedur pengukuran waktu perdarahan, pembekuan darah, dan fragilitas kapiler serta pembuatan preparat darah.
2. Hasil pengukuran waktu perdarahan dan pembekuan dapat menunjukkan gangguan trombosit atau koagulasi seperti ITP, abnormalitas vaskular, atau pengaruh obat.
3. Praktikum selanjutnya meliputi identifikasi preparat leukemia dan anemia.
Dokumen ini membahas tentang kelompok 2 pada mata kuliah Hematologi II dan metode pengukuran clotting time (waktu pembekuan darah) menggunakan metode slide, tabung, dan tabung kapiler. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengetahui aktivitas faktor-faktor pembekuan darah.
Modul ini membahas tentang pemeriksaan tanda-tanda vital yang meliputi pengukuran nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dan pernapasan. Modul ini menjelaskan cara melakukan pengukuran tanda-tanda vital secara akurat menggunakan alat yang tepat sesuai standar prosedur.
229577 modul praktikum patologi klinikkhory aurora
1. Panduan praktikum hematologi klinik membahas prosedur pengukuran waktu perdarahan, pembekuan darah, dan fragilitas kapiler serta pembuatan preparat darah.
2. Hasil pengukuran waktu perdarahan dan pembekuan dapat menunjukkan gangguan trombosit atau koagulasi seperti ITP, abnormalitas vaskular, atau pengaruh obat.
3. Praktikum selanjutnya meliputi identifikasi preparat leukemia dan anemia.
Dokumen ini membahas tentang kelompok 2 pada mata kuliah Hematologi II dan metode pengukuran clotting time (waktu pembekuan darah) menggunakan metode slide, tabung, dan tabung kapiler. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengetahui aktivitas faktor-faktor pembekuan darah.
Modul ini membahas tentang pemeriksaan tanda-tanda vital yang meliputi pengukuran nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dan pernapasan. Modul ini menjelaskan cara melakukan pengukuran tanda-tanda vital secara akurat menggunakan alat yang tepat sesuai standar prosedur.
ADT (apusan darah tepi) digunakan untuk mendiagnosis penyakit melalui evaluasi sel darah. Ia melibatkan penyebaran darah tipis di atas objek kaca, pewarnaan, dan pemeriksaan di bawah mikroskop untuk menganalisis ukuran, bentuk, dan warna sel darah yang dapat menunjukkan penyakit tertentu.
Pelatihan ini membahas cara melakukan pemeriksaan faktor risiko penyakit tidak menular seperti tekanan darah dan gula darah. Peserta akan belajar menggunakan alat seperti tensimeter digital dan glukometer, serta menafsirkan hasil pemeriksaan. Kegiatan belajar mengajar meliputi penjelasan, demonstrasi, dan simulasi untuk memastikan peserta dapat melakukan pemeriksaan dengan benar.
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxannisaurrohmi1
1. Materi membahas pengambilan sampel darah vena dan kapiler serta pembuatan sampel darah kering (DBS) untuk diagnosis HIV pada bayi dan anak.
2. Terdapat penjelasan tentang prosedur pengambilan darah vena dan kapiler, pengolahan sampel darah, penyimpanan, serta pengambilan sampel DBS.
3. Sampel DBS dapat digunakan untuk diagnosis HIV pada bayi dan anak karena hanya membutuhkan sedikit darah
ADT (apusan darah tepi) digunakan untuk mendiagnosis penyakit melalui evaluasi sel darah. Ia melibatkan penyebaran darah tipis di atas objek kaca, pewarnaan, dan pemeriksaan di bawah mikroskop untuk menganalisis ukuran, bentuk, dan warna sel darah yang dapat menunjukkan penyakit tertentu.
Pelatihan ini membahas cara melakukan pemeriksaan faktor risiko penyakit tidak menular seperti tekanan darah dan gula darah. Peserta akan belajar menggunakan alat seperti tensimeter digital dan glukometer, serta menafsirkan hasil pemeriksaan. Kegiatan belajar mengajar meliputi penjelasan, demonstrasi, dan simulasi untuk memastikan peserta dapat melakukan pemeriksaan dengan benar.
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxannisaurrohmi1
1. Materi membahas pengambilan sampel darah vena dan kapiler serta pembuatan sampel darah kering (DBS) untuk diagnosis HIV pada bayi dan anak.
2. Terdapat penjelasan tentang prosedur pengambilan darah vena dan kapiler, pengolahan sampel darah, penyimpanan, serta pengambilan sampel DBS.
3. Sampel DBS dapat digunakan untuk diagnosis HIV pada bayi dan anak karena hanya membutuhkan sedikit darah
5. 2. Teteskan darah pada
kaca objek dan
tambahkan bromtimol
biru lalu tutup
1. Bersihkan ujung jari
dengan alkohol dan
tusukkan jarum steril di
ujung jari
6. 3. Amati di bawah
mikroskop dan gambar
4. Hitung jumlah sel
darah merah dengan
hemositometer
24. 1. Bagi kaca objek
menjadi 2 bagian
2. Tusuk ujung dari
yang telah dibersihkan
dengan alkohol dan
jarum Franke
25. 3. 2 tetesan darah yang
ngalir di teteskan bagian
A dan B
4. Bagian A tetesi serum
anti A. Bagian B tetesi
serum anti B. Lalu aduk
sampai tercampur
26. 5. Amati apa yang terjadi
setelah itu.
6. Isilah tabel berikut.
Donor
Resipien
A B AB O