Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia pada bayi baru lahir. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa asfiksia terjadi ketika bayi tidak dapat bernapas secara spontan setelah lahir akibat hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan. Etiologi asfiksia meliputi faktor ibu, tali pusat, dan bayi seperti preeklamsia, partus lama, bayi prematur dan kelainan b
Dokumen tersebut membahas tentang program imunisasi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1956 untuk mengendalikan dan mencegah penyakit menular melalui vaksinasi. Dokumen ini menjelaskan jenis penyakit yang dicakup dalam program imunisasi beserta gejala, penyebab, dan cara pencegahannya melalui vaksinasi.
Tuberkolusis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mikrobacterium tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkolusis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon.
1. Infeksi saluran pernafasan pada neonatus ditandai dengan demam, obstruksi pernafasan, dan ketidaknyamanan. 2. Diagnosis didasarkan pada kultur dan hitungan darah, sedangkan gejala utama meliputi batuk dan suara pernafasan. 3. Penatalaksanaan berfokus pada menjaga kebebasan pernafasan, menghilangkan sekret, dan menangani kecemasan orang tua.
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia pada bayi baru lahir. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa asfiksia terjadi ketika bayi tidak dapat bernapas secara spontan setelah lahir akibat hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan. Etiologi asfiksia meliputi faktor ibu, tali pusat, dan bayi seperti preeklamsia, partus lama, bayi prematur dan kelainan b
Dokumen tersebut membahas tentang program imunisasi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1956 untuk mengendalikan dan mencegah penyakit menular melalui vaksinasi. Dokumen ini menjelaskan jenis penyakit yang dicakup dalam program imunisasi beserta gejala, penyebab, dan cara pencegahannya melalui vaksinasi.
Tuberkolusis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mikrobacterium tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkolusis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon.
1. Infeksi saluran pernafasan pada neonatus ditandai dengan demam, obstruksi pernafasan, dan ketidaknyamanan. 2. Diagnosis didasarkan pada kultur dan hitungan darah, sedangkan gejala utama meliputi batuk dan suara pernafasan. 3. Penatalaksanaan berfokus pada menjaga kebebasan pernafasan, menghilangkan sekret, dan menangani kecemasan orang tua.
Infeksi neonatorum maka perlu ditempuh langkah – Berdasarkan hasil kesimpulan diatas tentang prevalensi langkah untuk menurunkan angka kematian akibat sepsis neonatorum dengan diagnosis dan penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan kecacatan pada bayi dan gangguan pada tumbuh kembangnya di kemudian hari.
Dokumen tersebut membahas tentang deteksi dini, tata laksana, dan rujukan pneumonia pada balita. Pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak balita di dunia dan Indonesia. Dokumen ini menjelaskan tentang epidemiologi, patogenesis, klasifikasi, diagnosis klinis, pemeriksaan pendukung, dan tata laksana pneumonia pada balita secara singkat dan padat.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). ISPA merupakan masalah kesehatan penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. Dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan ISPA pada anak.
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesiarobimarta19
Kasus tuberculosis paru di Indonesia masih tinggi, terutama di Jawa Barat yang mencatat jumlah kasus tertinggi pada tahun 2016. Penyakit ini disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menular, sehingga pencegahan dengan menjaga kebersihan dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk menekan angka kasusnya.
Kasus tuberculosis paru di Indonesia masih tinggi, terutama di Jawa Barat yang mencatat jumlah kasus tertinggi pada tahun 2016. Penyakit ini disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menular, sehingga pencegahan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting. Pengobatan tuberculosis paru memerlukan waktu lama dan kepatuhan pasien minum obat.
Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia pada anak dan peran penting imunisasi PCV untuk mencegah pneumonia. Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan demam, batuk dan kesulitan bernafas, dan merupakan penyebab kematian nomor satu pada anak di dunia. Imunisasi PCV diberikan kepada seluruh bayi untuk mencegah pneumonia yang disebabkan bakteri Pneumokokus. Imunisasi PCV aman dan efektif untuk
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.pptnoijakarta
Dokumen tersebut membahas mengenai infeksi janin kongenital akibat toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus (CMV), dan herpes simpleks virus (HSV) selama kehamilan yang dapat menyebabkan kerusakan organ janin dan gangguan perkembangan. Diagnosis dilakukan dengan tes serologi ibu hamil dan tes prenatal seperti amniosentesis. Terapi fokus pada pengobatan infeksi ibu dan konseling mengenai risiko terhadap janin.
Infeksi neonatorum maka perlu ditempuh langkah – Berdasarkan hasil kesimpulan diatas tentang prevalensi langkah untuk menurunkan angka kematian akibat sepsis neonatorum dengan diagnosis dan penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan kecacatan pada bayi dan gangguan pada tumbuh kembangnya di kemudian hari.
Dokumen tersebut membahas tentang deteksi dini, tata laksana, dan rujukan pneumonia pada balita. Pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak balita di dunia dan Indonesia. Dokumen ini menjelaskan tentang epidemiologi, patogenesis, klasifikasi, diagnosis klinis, pemeriksaan pendukung, dan tata laksana pneumonia pada balita secara singkat dan padat.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). ISPA merupakan masalah kesehatan penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. Dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan ISPA pada anak.
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesiarobimarta19
Kasus tuberculosis paru di Indonesia masih tinggi, terutama di Jawa Barat yang mencatat jumlah kasus tertinggi pada tahun 2016. Penyakit ini disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menular, sehingga pencegahan dengan menjaga kebersihan dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk menekan angka kasusnya.
Kasus tuberculosis paru di Indonesia masih tinggi, terutama di Jawa Barat yang mencatat jumlah kasus tertinggi pada tahun 2016. Penyakit ini disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menular, sehingga pencegahan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting. Pengobatan tuberculosis paru memerlukan waktu lama dan kepatuhan pasien minum obat.
Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia pada anak dan peran penting imunisasi PCV untuk mencegah pneumonia. Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan demam, batuk dan kesulitan bernafas, dan merupakan penyebab kematian nomor satu pada anak di dunia. Imunisasi PCV diberikan kepada seluruh bayi untuk mencegah pneumonia yang disebabkan bakteri Pneumokokus. Imunisasi PCV aman dan efektif untuk
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.pptnoijakarta
Dokumen tersebut membahas mengenai infeksi janin kongenital akibat toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus (CMV), dan herpes simpleks virus (HSV) selama kehamilan yang dapat menyebabkan kerusakan organ janin dan gangguan perkembangan. Diagnosis dilakukan dengan tes serologi ibu hamil dan tes prenatal seperti amniosentesis. Terapi fokus pada pengobatan infeksi ibu dan konseling mengenai risiko terhadap janin.
3. NEONATAL PNEUMONIA
• Pneumonia neonatal adalah infeksi paru pada bayi baru lahir
dapat berasal dari paru atau merupakan komplikasi fokal dari
proses inflamasi sistemik.
• Pneumonia awitan dini: bermanifestasi pertama pada saat lahir
atau dalam beberapa jam setelah kelahiran (< 7 hari)
• Pneumonia awitan lambat: biasanya terjadi setelah usia 7 hari,
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
5. INSIDEN
• Pneumonia neonatal berkontribusi pada sekitar 750.000 hingga 1,2
juta kematian bayi baru lahir di seluruh dunia.
• Di negara maju, pneumonia hanya mempengaruhi sekitar 1% bayi
cukup bulan, tetapi dapat terjadi pada lebih dari 10% bayi di NICU,
pada bayi prematur.
• Faktor risiko termasuk ibu dari status sosial ekonomi rendah dan
ibu usia remaja yang mungkin berisiko lebih tinggi untuk infeksi
menular seksual
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
6. INSIDEN
• Pada tahun 2015, WHO memperkirakan bahwa pneumonia
menyebabkan >900.000 kematian di seluruh dunia pada anak-anak
di bawah usia 5 tahun, dengan mayoritas kematian terjadi pada
bayi di bawah usia 1 tahun.
• Pneumonia dari GBS dapat berkembang dengan cepat dan
menyebabkan syok atau kematian 20% sampai 50%.
• Pneumonia kongenital adalah penyebab umum kematian di antara
bayi berat lahir sangat rendah (<1000 gram), dengan tingkat
kematian 30%.
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
7. ETIOLOGI
• Sebagian besar kasus pneumonia onset dini.
Group B
Streptococcus
• Bakteri yang paling umum menyebabkan pneumonia
onset lambat
• Escherichia coli tetap menjadi isolat bakteri yang paling
umum di antara bayi prematur
Escherichia coli
atau Klebsiella
• Di negara berkembang atau pada ibu yang terinfeksi HIV,
Mycobacterium tuberculosis dapat diperoleh secara
transplasental.
Mycobacterium
tuberculosis
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett
Learning; 2020
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
8. ETIOLOGI
• Bakteri penyebab pneumonia neonatus
awitan lambat yang berkembang lebih dari 3
hari hingga beberapa minggu setelah lahir
Staphylococcus,
Pseudomonas
organisms dan fungi
• Berkaitan dengan maternal korioamnionitis.
Ureaplasma
urealyticum
• Sindrom TORCH: Toksoplasmosis, Rubella,
Cytomegalovirus, virus herpes simpleks.
Viral pneumonia
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett
Learning; 2020
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
9. Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
11. Intrauterine (Transplasental)
• Infeksi maternal dari berbagai agen penyebab dan
ditransmisi secara transplasental hematogen.
• Infeksi transplasental dapat timbul kapanpun selama
gestasi, dengan tanda dan gejala yang muncul saat lahir.
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
12. Ascending Vertical Transmission
• Sebagian besar pneumonia neonatus bakteri awitan dini,
disebabkan GBS dan E. coli, infeksi asenden dari saluran
genital sebelum atau selama persalinan.
• Bayi dapat tertular pneumonia melalui aspirasi cairan ketuban
yang terkontaminasi.
• Ketuban pecah dini lebih dari 18 jam sebelum melahirkan
memberikan peluang yang signifikan untuk bayi tertular
bakteri
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
13. Postnatal (nosocomial or community
acquired)
• Dapat ditularkan ke bayi baru lahir melalui kontak langsung
dengan petugas rumah sakit, ibu, atau anggota keluarga lainnya;
dari ASI (HIV, CMV); atau dari sumber lain.
• Sumber infeksi postnatal yang paling umum kontaminasi tangan
oleh petugas kesehatan.
• Jalur invasif tertentu (misalnya, kateter umbilikal, jalur vena
sentral) serta ETT dan peralatan pernapasan jalan untuk infeksi
nosokomial onset lambat.
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
15. FAKTOR RISIKO
Faktor predisposisi neonatus yang paling
penting terhadap infeksi adalah
prematuritas dan berat badan lahir rendah
(BBLR; kurang dari 2500 g).
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
16. Faktor Risiko Lainnya
• Ketuban pecah berkepanjangan (lebih dari 18 jam)
• Demam peripartum ibu (38° C/100.4° F), korioamnionitis, infeksi saluran kemih
(ISK), persalinan sebelumnya dengan penyakit GBS
• Kolonisasi perineum dengan GBS atau E. coli
• Cairan ketuban keruh berwarna mekonium atau berbau busuk
• Resusitasi saat lahir—bayi yang mengalami gawat janin atau mengalami depresi
pernafasan berat saat lahir dan memerlukan intubasi dan resusitasi
• Kehamilan ganda
• Prosedur invasif, pemantauan invasif, dan dukungan pernapasan atau metabolic
• Bayi dengan kelainan neurologis yang berisiko aspirasi
• Bayi dengan anomali jalan napas atau paru-paru
• Bayi dengan galaktosemia (predisposisi terhadap infeksi E. coli), defek imun, atau
asplenia
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
20. ● Adanya efusi pleura membantu
membedakan pneumonia neonatus dari
RDS.
● Jika aspirasi cairan ketuban yang
terkontaminasi telah terjadi,
pneumonitis aspirasi dengan patchy
infiltrate
● Tergantung pada tingkat keparahan
proses penyakit dan organisme
penyebab, efusi pleura, edema paru,
dan pneumatokel dapat terjadi.
Diagnostik
● Complete blood cell count
(CBC), C reactive protein
(CRP), dan kultur darah
● Pewarnaan gram dan kultur
aspirasi trakea
● Kultur urin dan cairan
serebrospinal
● Analisa gas darah
Laboratorium Ro Thorax
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett
Learning; 2020
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
21. Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
23. TATALAKSANA
Pengobatan pada pneumonia neonatus adalah
multifaset dan termasuk terapi antibiotik atau
antivirus yang tepat, oksigenasi, dan ventilasi yang
memadai. Intervensi dini, manajemen agresif, dan
pemantauan terus menerus diperlukan.
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
24. Farmakoterapi
• Ampisilin - gentamisin memberikan cakupan untuk bakteri patogen
umum, termasuk GBS, E. coli, dan, lebih jarang, Listeria monocytogenes.
• Sefalosporin gen 3 (Cefotaxime) alternatif gentamicin
• Antibiotik spektrum luas diberikan selama 48 jam, atau sampai hasil
kultur definitif diperoleh.
• Jika hasil membuktikan adanya infeksi, atau jika kecurigaan klinis tinggi,
antibiotik dilanjutkan setidaknya selama 7 hari, dan hingga 21 hari.
• Pengobatan pneumonia onset lambat : mencakup antibiotik yang efektif
melawan Staphylococcus aureus (MSSA) yang sensitif methicillin (seperti
nafcillin) atau S. aureus yang resisten methicillin (MRSA) (seperti
vankomisin) dan aminoglikosida untuk gram negatif.
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett
Learning; 2020
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
25. Support Pernafasan
• Memastikan patensi jalan napas
• Fisioterapi dada dan penghisapan jika diperlukan.
• Ventilasi mekanis: bayi dengan sianosis, hipoksemia, dan hiperkapnia.
• Menjaga perfusi paru dan sistemik menggunakan ekspander volume,
inotrop, pengurangan afterload, transfusi darah, dan oksida nitrat sesuai
kebutuhan.
• Bayi cukup bulan yang tidak responsif terhadap ventilasi konvensional dan
tindakan suportif lainnya Extracorporeal Membrane
Oxygenation (ECMO).
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett
Learning; 2020
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
27. KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
• Morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan pneumonia neonatus
bergantung pada organisme penyebab dan responsivitas terhadap terapi
antimikroba.
• Bayi sering bermanifestasi kolaps sirkulasi progresif cepat dan gagal napas.
• Hasil umumnya baik pada bayi cukup bulan tetapi lebih buruk pada bayi
dengan faktor risiko, termasuk bayi prematur atau yang memiliki penyakit
paru yang mendasarinya.
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
28. Daftar Pustaka
1. Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
2. Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1.
Elsevier; 2019