SlideShare a Scribd company logo
Rayi Ijqi Asasain
Made Sustiana Purnama Sari
NEONATAL
PNEUMONIA
DEFINISI
01
NEONATAL PNEUMONIA
• Pneumonia neonatal adalah infeksi paru pada bayi baru lahir
dapat berasal dari paru atau merupakan komplikasi fokal dari
proses inflamasi sistemik.
• Pneumonia awitan dini: bermanifestasi pertama pada saat lahir
atau dalam beberapa jam setelah kelahiran (< 7 hari)
• Pneumonia awitan lambat: biasanya terjadi setelah usia 7 hari,
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
INSIDEN
&
ETIOLOGI
02
INSIDEN
• Pneumonia neonatal berkontribusi pada sekitar 750.000 hingga 1,2
juta kematian bayi baru lahir di seluruh dunia.
• Di negara maju, pneumonia hanya mempengaruhi sekitar 1% bayi
cukup bulan, tetapi dapat terjadi pada lebih dari 10% bayi di NICU,
 pada bayi prematur.
• Faktor risiko termasuk ibu dari status sosial ekonomi rendah dan
ibu usia remaja yang mungkin berisiko lebih tinggi untuk infeksi
menular seksual
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
INSIDEN
• Pada tahun 2015, WHO memperkirakan bahwa pneumonia
menyebabkan >900.000 kematian di seluruh dunia pada anak-anak
di bawah usia 5 tahun, dengan mayoritas kematian terjadi pada
bayi di bawah usia 1 tahun.
• Pneumonia dari GBS dapat berkembang dengan cepat dan
menyebabkan syok atau kematian  20% sampai 50%.
• Pneumonia kongenital adalah penyebab umum kematian di antara
bayi berat lahir sangat rendah (<1000 gram), dengan tingkat
kematian 30%.
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
ETIOLOGI
• Sebagian besar kasus pneumonia onset dini.
Group B
Streptococcus
• Bakteri yang paling umum menyebabkan pneumonia
onset lambat
• Escherichia coli tetap menjadi isolat bakteri yang paling
umum di antara bayi prematur
Escherichia coli
atau Klebsiella
• Di negara berkembang atau pada ibu yang terinfeksi HIV,
Mycobacterium tuberculosis dapat diperoleh secara
transplasental.
Mycobacterium
tuberculosis
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett
Learning; 2020
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
ETIOLOGI
• Bakteri penyebab pneumonia neonatus
awitan lambat yang berkembang lebih dari 3
hari hingga beberapa minggu setelah lahir
Staphylococcus,
Pseudomonas
organisms dan fungi
• Berkaitan dengan maternal korioamnionitis.
Ureaplasma
urealyticum
• Sindrom TORCH: Toksoplasmosis, Rubella,
Cytomegalovirus, virus herpes simpleks.
Viral pneumonia
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett
Learning; 2020
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
PATOFISIOLOGI
Modes of Transmission
03
Intrauterine (Transplasental)
• Infeksi maternal dari berbagai agen penyebab dan
ditransmisi secara transplasental hematogen.
• Infeksi transplasental dapat timbul kapanpun selama
gestasi, dengan tanda dan gejala yang muncul saat lahir.
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
Ascending Vertical Transmission
• Sebagian besar pneumonia neonatus bakteri awitan dini,
disebabkan GBS dan E. coli,  infeksi asenden dari saluran
genital sebelum atau selama persalinan.
• Bayi dapat tertular pneumonia melalui aspirasi cairan ketuban
yang terkontaminasi.
• Ketuban pecah dini lebih dari 18 jam sebelum melahirkan
memberikan peluang yang signifikan untuk bayi tertular
bakteri
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
Postnatal (nosocomial or community
acquired)
• Dapat ditularkan ke bayi baru lahir melalui kontak langsung
dengan petugas rumah sakit, ibu, atau anggota keluarga lainnya;
dari ASI (HIV, CMV); atau dari sumber lain.
• Sumber infeksi postnatal yang paling umum  kontaminasi tangan
oleh petugas kesehatan.
• Jalur invasif tertentu (misalnya, kateter umbilikal, jalur vena
sentral) serta ETT dan peralatan pernapasan  jalan untuk infeksi
nosokomial onset lambat.
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
FAKTOR RISIKO
04
FAKTOR RISIKO
Faktor predisposisi neonatus yang paling
penting terhadap infeksi adalah
prematuritas dan berat badan lahir rendah
(BBLR; kurang dari 2500 g).
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
Faktor Risiko Lainnya
• Ketuban pecah berkepanjangan (lebih dari 18 jam)
• Demam peripartum ibu (38° C/100.4° F), korioamnionitis, infeksi saluran kemih
(ISK), persalinan sebelumnya dengan penyakit GBS
• Kolonisasi perineum dengan GBS atau E. coli
• Cairan ketuban keruh berwarna mekonium atau berbau busuk
• Resusitasi saat lahir—bayi yang mengalami gawat janin atau mengalami depresi
pernafasan berat saat lahir dan memerlukan intubasi dan resusitasi
• Kehamilan ganda
• Prosedur invasif, pemantauan invasif, dan dukungan pernapasan atau metabolic
• Bayi dengan kelainan neurologis yang berisiko aspirasi
• Bayi dengan anomali jalan napas atau paru-paru
• Bayi dengan galaktosemia (predisposisi terhadap infeksi E. coli), defek imun, atau
asplenia
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
MANIFESTASI
KLINIS
05
Manifestasi Klinis
Memiliki Riwayat fetal
takikardi, APGAR score
rendah dan membutuhkan
supplemen O2 atau
resusitasi saat lahir
Selama persalinan
Intake sulit, letargi,
iritabilitas, sianosis,
ketidakstabilan suhu,
grunting, takipnea,
retraksi, pernafasan
cuping hidung, sianosis,
apnea, dan gagal napas
progresif
Gejala non-spesifik
Pneumonia
Gejala Pernafasan
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett
Learning; 2020
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
DIAGNOSTIK
06
● Adanya efusi pleura  membantu
membedakan pneumonia neonatus dari
RDS.
● Jika aspirasi cairan ketuban yang
terkontaminasi telah terjadi, 
pneumonitis aspirasi dengan patchy
infiltrate
● Tergantung pada tingkat keparahan
proses penyakit dan organisme
penyebab, efusi pleura, edema paru,
dan pneumatokel dapat terjadi.
Diagnostik
● Complete blood cell count
(CBC), C reactive protein
(CRP), dan kultur darah
● Pewarnaan gram dan kultur
aspirasi trakea
● Kultur urin dan cairan
serebrospinal
● Analisa gas darah
Laboratorium Ro Thorax
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett
Learning; 2020
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
TATALAKSANA
07
TATALAKSANA
Pengobatan pada pneumonia neonatus adalah
multifaset dan termasuk terapi antibiotik atau
antivirus yang tepat, oksigenasi, dan ventilasi yang
memadai. Intervensi dini, manajemen agresif, dan
pemantauan terus menerus diperlukan.
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
Farmakoterapi
• Ampisilin - gentamisin  memberikan cakupan untuk bakteri patogen
umum, termasuk GBS, E. coli, dan, lebih jarang, Listeria monocytogenes.
• Sefalosporin gen 3 (Cefotaxime)  alternatif gentamicin
• Antibiotik spektrum luas diberikan selama 48 jam, atau sampai hasil
kultur definitif diperoleh.
• Jika hasil membuktikan adanya infeksi, atau jika kecurigaan klinis tinggi,
antibiotik dilanjutkan setidaknya selama 7 hari, dan hingga 21 hari.
• Pengobatan pneumonia onset lambat : mencakup antibiotik yang efektif
melawan Staphylococcus aureus (MSSA) yang sensitif methicillin (seperti
nafcillin) atau S. aureus yang resisten methicillin (MRSA) (seperti
vankomisin) dan aminoglikosida untuk gram negatif.
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett
Learning; 2020
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
Support Pernafasan
• Memastikan patensi jalan napas
• Fisioterapi dada dan penghisapan jika diperlukan.
• Ventilasi mekanis: bayi dengan sianosis, hipoksemia, dan hiperkapnia.
• Menjaga perfusi paru dan sistemik menggunakan ekspander volume,
inotrop, pengurangan afterload, transfusi darah, dan oksida nitrat sesuai
kebutuhan.
• Bayi cukup bulan yang tidak responsif terhadap ventilasi konvensional dan
tindakan suportif lainnya  Extracorporeal Membrane
Oxygenation (ECMO).
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett
Learning; 2020
Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
KOMPLIKASI
DAN
PROGNOSIS
08
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
• Morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan pneumonia neonatus
bergantung pada organisme penyebab dan responsivitas terhadap terapi
antimikroba.
• Bayi sering bermanifestasi kolaps sirkulasi progresif cepat dan gagal napas.
• Hasil umumnya baik pada bayi cukup bulan tetapi lebih buruk pada bayi
dengan faktor risiko, termasuk bayi prematur atau yang memiliki penyakit
paru yang mendasarinya.
Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
Daftar Pustaka
1. Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed.
Jones & Bartlett Learning; 2020
2. Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1.
Elsevier; 2019
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Tugas Baca Neonatal Pneumonia edit (1).pptx

Martina patofisiologi sepsis neonatorum
Martina   patofisiologi sepsis neonatorumMartina   patofisiologi sepsis neonatorum
Martina patofisiologi sepsis neonatorum
Prista Irawantara
 
Infeksi Neonatus
Infeksi NeonatusInfeksi Neonatus
Infeksi Neonatus
Hanifa Rahmadilla
 
minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1
minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1
minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1
moonchae1989
 
Pneumonia Kemkes.pptx
Pneumonia Kemkes.pptxPneumonia Kemkes.pptx
Pneumonia Kemkes.pptx
anita621125
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan  tbcMakalah hubungan asfiksia dengan  tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan tbc
Septian Muna Barakati
 
Buku Saku Imunisasi PCV.pdf
Buku Saku Imunisasi PCV.pdfBuku Saku Imunisasi PCV.pdf
Buku Saku Imunisasi PCV.pdf
imunsebabi
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
Ns Agung Syuhada
 
MAKALAH pneumoni.docx
MAKALAH pneumoni.docxMAKALAH pneumoni.docx
MAKALAH pneumoni.docx
SriMuryani10
 
bahan materi tb bumil.docx
bahan materi tb bumil.docxbahan materi tb bumil.docx
bahan materi tb bumil.docx
Oktaviaeka3
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
CiciSatriMaulani
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
AnbarAfifah
 
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di IndonesiaLima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
robimarta19
 
Makalah tb paru di indonesia
Makalah tb paru di indonesiaMakalah tb paru di indonesia
Makalah tb paru di indonesia
aliyanoorfauziah
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
muhammadfahrojal
 
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
AfinaMarzamonika
 
Konsep umum bbl, bayi dan balita
Konsep umum bbl, bayi dan balitaKonsep umum bbl, bayi dan balita
Konsep umum bbl, bayi dan balita
FeraHerwandar1
 
Imunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptxImunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptx
deaputri88
 
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.pptInfeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
noijakarta
 

Similar to Tugas Baca Neonatal Pneumonia edit (1).pptx (20)

Martina patofisiologi sepsis neonatorum
Martina   patofisiologi sepsis neonatorumMartina   patofisiologi sepsis neonatorum
Martina patofisiologi sepsis neonatorum
 
Infeksi Neonatus
Infeksi NeonatusInfeksi Neonatus
Infeksi Neonatus
 
minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1
minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1
minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1
 
Pneumonia Kemkes.pptx
Pneumonia Kemkes.pptxPneumonia Kemkes.pptx
Pneumonia Kemkes.pptx
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan  tbcMakalah hubungan asfiksia dengan  tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan tbc
 
Buku Saku Imunisasi PCV.pdf
Buku Saku Imunisasi PCV.pdfBuku Saku Imunisasi PCV.pdf
Buku Saku Imunisasi PCV.pdf
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
 
MAKALAH pneumoni.docx
MAKALAH pneumoni.docxMAKALAH pneumoni.docx
MAKALAH pneumoni.docx
 
bahan materi tb bumil.docx
bahan materi tb bumil.docxbahan materi tb bumil.docx
bahan materi tb bumil.docx
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
 
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di IndonesiaLima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
 
Makalah tb paru di indonesia
Makalah tb paru di indonesiaMakalah tb paru di indonesia
Makalah tb paru di indonesia
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
 
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
 
Konsep umum bbl, bayi dan balita
Konsep umum bbl, bayi dan balitaKonsep umum bbl, bayi dan balita
Konsep umum bbl, bayi dan balita
 
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNAIspa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Imunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptxImunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptx
 
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.pptInfeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
 
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNAIndry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
 

Tugas Baca Neonatal Pneumonia edit (1).pptx

  • 1. Rayi Ijqi Asasain Made Sustiana Purnama Sari NEONATAL PNEUMONIA
  • 3. NEONATAL PNEUMONIA • Pneumonia neonatal adalah infeksi paru pada bayi baru lahir dapat berasal dari paru atau merupakan komplikasi fokal dari proses inflamasi sistemik. • Pneumonia awitan dini: bermanifestasi pertama pada saat lahir atau dalam beberapa jam setelah kelahiran (< 7 hari) • Pneumonia awitan lambat: biasanya terjadi setelah usia 7 hari, Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
  • 5. INSIDEN • Pneumonia neonatal berkontribusi pada sekitar 750.000 hingga 1,2 juta kematian bayi baru lahir di seluruh dunia. • Di negara maju, pneumonia hanya mempengaruhi sekitar 1% bayi cukup bulan, tetapi dapat terjadi pada lebih dari 10% bayi di NICU,  pada bayi prematur. • Faktor risiko termasuk ibu dari status sosial ekonomi rendah dan ibu usia remaja yang mungkin berisiko lebih tinggi untuk infeksi menular seksual Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
  • 6. INSIDEN • Pada tahun 2015, WHO memperkirakan bahwa pneumonia menyebabkan >900.000 kematian di seluruh dunia pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, dengan mayoritas kematian terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun. • Pneumonia dari GBS dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan syok atau kematian  20% sampai 50%. • Pneumonia kongenital adalah penyebab umum kematian di antara bayi berat lahir sangat rendah (<1000 gram), dengan tingkat kematian 30%. Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
  • 7. ETIOLOGI • Sebagian besar kasus pneumonia onset dini. Group B Streptococcus • Bakteri yang paling umum menyebabkan pneumonia onset lambat • Escherichia coli tetap menjadi isolat bakteri yang paling umum di antara bayi prematur Escherichia coli atau Klebsiella • Di negara berkembang atau pada ibu yang terinfeksi HIV, Mycobacterium tuberculosis dapat diperoleh secara transplasental. Mycobacterium tuberculosis Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020 Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
  • 8. ETIOLOGI • Bakteri penyebab pneumonia neonatus awitan lambat yang berkembang lebih dari 3 hari hingga beberapa minggu setelah lahir Staphylococcus, Pseudomonas organisms dan fungi • Berkaitan dengan maternal korioamnionitis. Ureaplasma urealyticum • Sindrom TORCH: Toksoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, virus herpes simpleks. Viral pneumonia Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020 Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
  • 9. Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
  • 11. Intrauterine (Transplasental) • Infeksi maternal dari berbagai agen penyebab dan ditransmisi secara transplasental hematogen. • Infeksi transplasental dapat timbul kapanpun selama gestasi, dengan tanda dan gejala yang muncul saat lahir. Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
  • 12. Ascending Vertical Transmission • Sebagian besar pneumonia neonatus bakteri awitan dini, disebabkan GBS dan E. coli,  infeksi asenden dari saluran genital sebelum atau selama persalinan. • Bayi dapat tertular pneumonia melalui aspirasi cairan ketuban yang terkontaminasi. • Ketuban pecah dini lebih dari 18 jam sebelum melahirkan memberikan peluang yang signifikan untuk bayi tertular bakteri Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
  • 13. Postnatal (nosocomial or community acquired) • Dapat ditularkan ke bayi baru lahir melalui kontak langsung dengan petugas rumah sakit, ibu, atau anggota keluarga lainnya; dari ASI (HIV, CMV); atau dari sumber lain. • Sumber infeksi postnatal yang paling umum  kontaminasi tangan oleh petugas kesehatan. • Jalur invasif tertentu (misalnya, kateter umbilikal, jalur vena sentral) serta ETT dan peralatan pernapasan  jalan untuk infeksi nosokomial onset lambat. Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
  • 15. FAKTOR RISIKO Faktor predisposisi neonatus yang paling penting terhadap infeksi adalah prematuritas dan berat badan lahir rendah (BBLR; kurang dari 2500 g). Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
  • 16. Faktor Risiko Lainnya • Ketuban pecah berkepanjangan (lebih dari 18 jam) • Demam peripartum ibu (38° C/100.4° F), korioamnionitis, infeksi saluran kemih (ISK), persalinan sebelumnya dengan penyakit GBS • Kolonisasi perineum dengan GBS atau E. coli • Cairan ketuban keruh berwarna mekonium atau berbau busuk • Resusitasi saat lahir—bayi yang mengalami gawat janin atau mengalami depresi pernafasan berat saat lahir dan memerlukan intubasi dan resusitasi • Kehamilan ganda • Prosedur invasif, pemantauan invasif, dan dukungan pernapasan atau metabolic • Bayi dengan kelainan neurologis yang berisiko aspirasi • Bayi dengan anomali jalan napas atau paru-paru • Bayi dengan galaktosemia (predisposisi terhadap infeksi E. coli), defek imun, atau asplenia Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
  • 18. Manifestasi Klinis Memiliki Riwayat fetal takikardi, APGAR score rendah dan membutuhkan supplemen O2 atau resusitasi saat lahir Selama persalinan Intake sulit, letargi, iritabilitas, sianosis, ketidakstabilan suhu, grunting, takipnea, retraksi, pernafasan cuping hidung, sianosis, apnea, dan gagal napas progresif Gejala non-spesifik Pneumonia Gejala Pernafasan Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020 Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
  • 20. ● Adanya efusi pleura  membantu membedakan pneumonia neonatus dari RDS. ● Jika aspirasi cairan ketuban yang terkontaminasi telah terjadi,  pneumonitis aspirasi dengan patchy infiltrate ● Tergantung pada tingkat keparahan proses penyakit dan organisme penyebab, efusi pleura, edema paru, dan pneumatokel dapat terjadi. Diagnostik ● Complete blood cell count (CBC), C reactive protein (CRP), dan kultur darah ● Pewarnaan gram dan kultur aspirasi trakea ● Kultur urin dan cairan serebrospinal ● Analisa gas darah Laboratorium Ro Thorax Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020 Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
  • 21. Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020 Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
  • 23. TATALAKSANA Pengobatan pada pneumonia neonatus adalah multifaset dan termasuk terapi antibiotik atau antivirus yang tepat, oksigenasi, dan ventilasi yang memadai. Intervensi dini, manajemen agresif, dan pemantauan terus menerus diperlukan. Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
  • 24. Farmakoterapi • Ampisilin - gentamisin  memberikan cakupan untuk bakteri patogen umum, termasuk GBS, E. coli, dan, lebih jarang, Listeria monocytogenes. • Sefalosporin gen 3 (Cefotaxime)  alternatif gentamicin • Antibiotik spektrum luas diberikan selama 48 jam, atau sampai hasil kultur definitif diperoleh. • Jika hasil membuktikan adanya infeksi, atau jika kecurigaan klinis tinggi, antibiotik dilanjutkan setidaknya selama 7 hari, dan hingga 21 hari. • Pengobatan pneumonia onset lambat : mencakup antibiotik yang efektif melawan Staphylococcus aureus (MSSA) yang sensitif methicillin (seperti nafcillin) atau S. aureus yang resisten methicillin (MRSA) (seperti vankomisin) dan aminoglikosida untuk gram negatif. Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020 Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
  • 25. Support Pernafasan • Memastikan patensi jalan napas • Fisioterapi dada dan penghisapan jika diperlukan. • Ventilasi mekanis: bayi dengan sianosis, hipoksemia, dan hiperkapnia. • Menjaga perfusi paru dan sistemik menggunakan ekspander volume, inotrop, pengurangan afterload, transfusi darah, dan oksida nitrat sesuai kebutuhan. • Bayi cukup bulan yang tidak responsif terhadap ventilasi konvensional dan tindakan suportif lainnya  Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO). Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020 Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019
  • 27. KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS • Morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan pneumonia neonatus bergantung pada organisme penyebab dan responsivitas terhadap terapi antimikroba. • Bayi sering bermanifestasi kolaps sirkulasi progresif cepat dan gagal napas. • Hasil umumnya baik pada bayi cukup bulan tetapi lebih buruk pada bayi dengan faktor risiko, termasuk bayi prematur atau yang memiliki penyakit paru yang mendasarinya. Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020
  • 28. Daftar Pustaka 1. Volsko T, Barnhart S. Neonatal & Pediatric Respiratory Care. 1st ed. Jones & Bartlett Learning; 2020 2. Walsh BK. Neonatal and Pediatric Respiratory Care. 5th ed. Vol. 1. Elsevier; 2019