Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan industri film mulai dari masa awal hingga modern. Pada masa awal, film hanya berupa gambar statis yang kemudian berkembang menjadi film bergerak pendek. Saat ini, industri film telah berkembang besar dengan produksi film berkualitas tinggi oleh perusahaan-perusahaan besar maupun independen dan distribusi secara komersial melalui bioskop maupun platform online. Proses produksi dan distribusi film saat ini juga
JAKPAT conducted a survey to 4482 Indonesian from users of JAKPAT Mobile Apps randomly, from all age ranges, in Indonesia.
The purpose of this survey are to know how Indonesian moviegoers decide a movie to be watched in the cinema and their consideration when deciding to watch particular genre of the movie. Even if this survey does not represent the whole population, but by figuring this survey result hopefully people can figure out Indonesian moviegoers thinking when deciding to watch a movie.
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar tentang SEO (Search Engine Optimization) untuk pemula. Terdapat beberapa komponen utama yang perlu diperhatikan dalam mengoptimalkan halaman website agar dapat mendapatkan peringkat tinggi pada mesin pencari seperti Google, diantaranya adalah konten berkualitas, penggunaan keyword yang tepat, judul dan URL yang menarik, serta gambar dan kecepatan loading halaman.
Film merupakan media komunikasi massa yang direkam pada berbagai bahan seperti seluloid, video, dan teknologi lainnya. Film telah berkembang sejak ditemukannya kamera pada abad ke-19 hingga menjadi industri besar saat ini. Dokumen ini menjelaskan berbagai aspek film mulai dari definisi, sejarah perkembangan, jenis, pelaku industri, hingga perfilman di Indonesia.
Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan film di Indonesia dan dunia secara singkat. Film pertama kali diputar untuk umum pada tahun 1895 di Paris, Prancis oleh Lumiere Bersaudara. Di Indonesia, film diperkenalkan pada tahun 1900 dan film cerita lokal pertama diproduksi pada tahun 1926. Film animasi Indonesia pertama diproduksi pada tahun 1955 dengan judul "Si Doel Memilih".
Film adalah media komunikasi penting untuk menyampaikan realitas kehidupan sehari-hari dan masyarakat. Proses pembuatan film meliputi tahap pra-produksi (persiapan cerita, kru, pemeran), produksi (pengambilan gambar, editing), dan pasca-produksi (distribusi, promosi).
Storyboard merupakan alat penting dalam proses penciptaan filem, animasi, perniagaan, dan media interaktif. Ia memberikan gambaran visual mengenai urutan peristiwa dan memudahkan perbincangan antara pembuat kandungan. Storyboard kini digunakan secara meluas dalam pelbagai industri kreatif dan perniagaan.
JAKPAT conducted a survey to 4482 Indonesian from users of JAKPAT Mobile Apps randomly, from all age ranges, in Indonesia.
The purpose of this survey are to know how Indonesian moviegoers decide a movie to be watched in the cinema and their consideration when deciding to watch particular genre of the movie. Even if this survey does not represent the whole population, but by figuring this survey result hopefully people can figure out Indonesian moviegoers thinking when deciding to watch a movie.
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar tentang SEO (Search Engine Optimization) untuk pemula. Terdapat beberapa komponen utama yang perlu diperhatikan dalam mengoptimalkan halaman website agar dapat mendapatkan peringkat tinggi pada mesin pencari seperti Google, diantaranya adalah konten berkualitas, penggunaan keyword yang tepat, judul dan URL yang menarik, serta gambar dan kecepatan loading halaman.
Film merupakan media komunikasi massa yang direkam pada berbagai bahan seperti seluloid, video, dan teknologi lainnya. Film telah berkembang sejak ditemukannya kamera pada abad ke-19 hingga menjadi industri besar saat ini. Dokumen ini menjelaskan berbagai aspek film mulai dari definisi, sejarah perkembangan, jenis, pelaku industri, hingga perfilman di Indonesia.
Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan film di Indonesia dan dunia secara singkat. Film pertama kali diputar untuk umum pada tahun 1895 di Paris, Prancis oleh Lumiere Bersaudara. Di Indonesia, film diperkenalkan pada tahun 1900 dan film cerita lokal pertama diproduksi pada tahun 1926. Film animasi Indonesia pertama diproduksi pada tahun 1955 dengan judul "Si Doel Memilih".
Film adalah media komunikasi penting untuk menyampaikan realitas kehidupan sehari-hari dan masyarakat. Proses pembuatan film meliputi tahap pra-produksi (persiapan cerita, kru, pemeran), produksi (pengambilan gambar, editing), dan pasca-produksi (distribusi, promosi).
Storyboard merupakan alat penting dalam proses penciptaan filem, animasi, perniagaan, dan media interaktif. Ia memberikan gambaran visual mengenai urutan peristiwa dan memudahkan perbincangan antara pembuat kandungan. Storyboard kini digunakan secara meluas dalam pelbagai industri kreatif dan perniagaan.
Teknik efek spesial telah berkembang sejak awal film pada tahun 1895 dan mencakup berbagai teknik tradisional seperti miniatur, rear projection, dan stop motion hingga teknik modern seperti CGI. Efek spesial digunakan untuk memvisualisasikan adegan yang tidak mungkin dilakukan secara langsung serta meningkatkan kualitas film.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan industri perfilman di Indonesia dan dunia, mulai dari penemuan film hingga perkembangan teknologi pembuatan film. Dokumen tersebut juga membahas tentang film-film hits dan sutradara terkenal pada era 1960-an."
Teknik efek spesial telah berkembang sejak awal film pada tahun 1895 dan mencakup berbagai teknik tradisional seperti miniatur, rear projection, dan stop motion hingga teknik modern seperti CGI. Efek spesial digunakan untuk memvisualisasikan adegan yang tidak mungkin dilakukan secara langsung serta meningkatkan kualitas film.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan industri perfilman di Indonesia dan dunia, mulai dari penemuan film hingga perkembangan teknologi pembuatan film. Dokumen tersebut juga membahas tentang film-film hits dan sutradara terkenal pada era 1960-an."
Materi Poster Film untuk pengaplikasian Komunikasi Massa
The Movie Industry
1. C. Nurlany Mulia Pranata
Nadira Fabrizia Nugrahani
Nara P Pernama
Prilly Ramadhanty Qadri
Raudha Syifa
Shafira Anisa Mujihastuti
THE MOVIE INDUSTRY
2. The Rise of Motion Picture
• 1800 Pesulap Eropa dan Amerika menggunakan trik
magic lantern.
• Penemuan gambar series yang objeknya berbeda
dengan sebelumnya
• 1878 Edward Muybridge (fotografer) berhasil
mengambil foto kuda yang berlari dengan
menggunakan 24 kamera.
• 1889 Thomas Edison dan William Dickson
menciptakan alat Kinetoscope.
• 1894 Kinetoscope digunakan masyarakat secara
komersil.
• 1894 Lumiere bersaudara mendemonstrasikan
bahwa minat masyarakat dapat dikemas dalam film
dan menghasilkan uang (film dokumenter).
3. 1903 dirilis film pertama di dunia berdurasi 12
menit berjudul “The Great Train Robbery”
1927 film sudah memiliki suara namun masih
hitam-putih (co: The Jazz Singer)
1937 film sudah berwrna dan alur cerita lebih
populer (co: Snow White and the Seven Dwarfs)
4.
5. An Overview of the Modern Motion
Picture Industry
Theatrical Films
- Populasi
- Harga
tiket
- Penjualan
tiket
6. Production in the motion picture
industry
The
majors
Twentieth Century Fox
Universal Pictures
Warner Bros
Columbia
Fairmont
Disney
Production
Distribution
7. The role of independent producers
The majors harus
terus menyediakan
film film bermutu
tinggi
Proses pembuatan
film mahal dan lama
The majors hanya
mampu membuat 5-
10 film per tahun
Independent
producers membuat
film dan dapat diambil
oleh the majors
The majors
mendistribusikan film
tersebut
8.
9. Getting the
Idea
• Penulis
naskah
(Scripwriters)
• Talent agents
• Pitch
• Treatment
• On spec
• Green light
Getting the
Talent
• Back-end
deal
(percentage
of the gross)
• Guilds
Getting the
Money
• Genre films
• Distribution
rights
Getting the
Actual of
Making Movie
• Line producer
• Completion
bond
companies
Proses Produksi
10. Theatrical Exhibition in The
Motion Picture Industry
OUTLINE
1. The relationship between distributors and theater
chains
2. Financial Agreement between Distributor Theater
Chains
a. Exhibition License
b. Percentage about The Nut Approach
3. Digital and 3D Screen
11. Distribusi teater dalam Industri Film
Memilih film yang tepat.
Sesuai dengan keinginan
pasar dan yang sedang
digemari oleh banyak pihak
Tanggal perilisan
Pola perilisan
->Wide Release
-> Platform Release
->Exclusive Release
Pemasaran
12. Financial Agreement between
Distributor Theater Chains
Exhibition License
sebuah perjanjian antara distributor
dan exhibition firm tanggal berapakah film akan
diputar, di bioskop mana saja, distributor
manakah yang dapat menjamin film.
13. Financial Agreement between
Distributor Theater Chains
Percentage about The Nut Approach
adalah sebuah perjanjian antara distributor
dan exhibition firm tentang berapa biaya yang
dikeluarkan untuk memutar film di bioskop. Untuk
mencari break –even point.
15. Pada awalnya, produksi film mengaharuskan
data untuk dikirim dari satu tempat ke tempat lain
kan yang mengakibatkan cost yang besar.
Karena sekarang era sudah maju, beralih ke
digital sehingga produksi film menggunakan
master copy yang dapat ditransfer ke seluruh
dunia.
Para distributor dan teater berkolaborasi untuk
menginstall digital projectors untuk dapat
mengoperasikan 3D film di teater yang ada.
17. THEATRICAL NONTHEATRICAL
Film yang disebarkan di
berbagai layar kaca
bioskop
Ada pengambilan
retribusi dari distributor
terhadap produser film
hampir sebesar 50%
penjualan tiket
Masyarakat hanya bisa
menonton film tersebut
dalam jangka waktu
tertentu (mengikuti
waktu tayang bioskop)
Memiliki hasil penjualan
yang lebih besar
Penjualan langsung ke
konsumen tanpa melalui
distributor (bioskop,dll)
Dijual melalui streaming,
atau vcd dan dvd
Sehingga mendapatkan
penghasilan tanpa
dipotong distributor
Masyarakat dapat
menonton film tersebut
kapanpun dimanapun
Theatrical films: film yang dibuat untuk ditayangkan di bioskop/teater. Kemudian disiarkan melalui media media nontheatrical seperti cable, satellite/broadcast tv, pesawat, hotel, streaming dan download melalui intenet.
Penjualan jumlah tiket bioskop di Amerika Utara pada 2011 menurun sejak tahun 2002 padahal populasi penduduknya justru meningkat. Tp harga tiket regular semakin meningkat, ditambah dengan adanya layanan 3D dan IMAX yang membuat orang rela membayar lebih untuk menonton film di bioskop.
Harga tiket ini jelas tidak merata di setiap area wilayah dan industry perfilman lebih tertarik untuk menayangkan film film blockbuster, yaitu film film yang menghasilkan lebih dari $200 juta
The role of the majors
Enam industri besar dalam dunia perfilman Hollywood (Twentieth Century Fox, Universal Pictures, Warner Bros, Columbia, Fairmont, dan Disney) disebut dengan the majors.
Tidak semua film dimMereka adalah perusahaan terbesar dan terkuat dalam industry perfilman
ana nama mereka tercantum diproduksi oleh perusahaan perusahaan ini. Nama mereka muncul di layar karena mereka berperan sebagai distributor. Namun, filmnya sendiri diproduksi oleh perusahaan lain
Perbedaan produsen dan distributor film:
Perusahaan produksi film adalah mereka yang dating dengan ide cerita, mencari scriptwriter, mencari staff dan crew pembuatan film dan mereka yang memastikan bahwa proses pembuatan film sesuai dengan budget dan tepat waktu.
Perusahaan distributor film merupakan mereka yang betanggung jawab atas pencarian bioskop/teater yang akan menayangkan film mereka, dan mempromosikan film ke public
Mengapa the majors tidak membuat sendiri film film yang mereka distribusikan?
Untuk menjaga hubungan baik dengan para teater/bioskop, mereka harus menyediakan film film bermutu tinggi yang dapat mendatangkan penonton. Jika distributor hanya memberikan 15-20 film dalam setahun, mereka tidak akan dianggap serius dan tidak akan dapat mempengaruhi industri perfilman. Sementara pembuatan film sangat risky dan mahal, sehingga the majors ini hanya dapat membuat 5-10 film per tahunnya. Dan mereka mengambil film dari padre independent producers-production firms yang tidak dimiliki oleh distributor-untuk mereka distribusikan