Penyuluhan Scabies

1. SCABIES

2. Scabies / Gudig / Kudis
■ Skabies merupakan suatu kelainan kulit yang disebabkan oleh tungau bernama
Sarcoptes scabei.
■ Kelainan skabies menempati urutan ke 3 dari 12 penyakit kulit tersering di
Indonesia.
■ Pondok pesantren adalah salah satu lingkungan dengan insiden dan prevalensi
skabies yang tinggi di Indonesia. Penelitian oleh Marufi persentase Scabies di
pesantren di Lamongan sekitar 64,5 %. Ratnasari melaporkan pada tahun
2012 prevalensi skabies di sebuah pesantren di Jakarta Timur adalah 51,6%
dan pada tahun 2014 Soedarman menyampaikan prevalensi skabies di
sebuah pesantren di Jakarta Selatan adalah 68%
■ Ada pendapat “ Belum jadi santri kalau belum menderita scabies “

3. Hadis tentang kebersihan
■ Dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: Sesungguhnya Allah SWT itu suci
yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan,
Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai
keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu." (HR. Tirmizi)

4. Apa itu scabies?
■ Scabies atau yang lebih akrab disapa dengan kudis merupakan penyakit kulit
menular yang disebabkan oleh masuknya tungau kecil ke dalam lapisan kulit
luar. Tungau ini bernama Sarcoptes scabiei, mempunyai ukuran yang sangat
kecil dan dapat bersarang pada lapisan kulit manusia ini akan menggali
terowongan dan bertelur di dalam kulit, sehingga pengidap kudis akan
merasakan gatal pada kulitnya

5. Perkembangan tungau
Siklus Hidup Tungau
Tungau betina membuat
terowongan di kulit

6. Perjalanan Sarcoptes scabies

7. Faktor risiko
■ Perkembangan skabies dipengaruhi oleh beberapa faktor (Mansjoer A, 2000) :
– Hygiene perorangan yang buruk
– Kepadatan penduduk yang tinggi
– Minimnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit scabies

8. Diagnosis Pasti Scabies
■ Menurut Handoko ada 4 tanda cardinal :
– Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari
– Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok
– Adanya terowongan (kanalikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,.
– Menemukan Sarcoptes scabiei, merupakan hal yang paling diagnostik

9. Contoh lesi scabies

10. Pencegahan
■ Pencegahan Primer
■ Mandi 2 x sehari dengan sabun, keringkan dengan handuk, potong kuku, pakai
alas kaki, ganti baju kalau berkeringat,
– Penelitian yang dilakukan oleh Saraswati pada tahun 2011 juga
mendapatkan bahwa responden yang memiliki personal hygiene yang
baik 5,96 kali tidak terkena skabies dibandingkan dengan responden
yang memiliki personal hygiene yang buruk
■ Tidak bertukar pakaian, sarung, handuk, selimut
■ Rajin menjemur handuk dan Kasur di matahari
■ Menjaga ruangan agar tidak lembab
■ Cuci tangan dengan sabun setelah bangun tidur
“Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka hendaklah ia
mencuci tangannya sebelum ia memasukkan tangannya ke air wudhu
karena ia tidak tahu di mana tangannya bermalam” HR.Bukhari

11. Pencegahan Sekunder
■ Kalau ada yang terkena harus
dipisahkan agar tidak menular
Pencegahan Tersier
■ Jaga agar yang sudah sembuh
tidak terkena lagi

12. Pengobatan
■ Pengobatan santri yang menderita skabies harus dilakukan secara serentak
sehingga perlu mempertimbangkan waktu yang tepat agar dapat mencakup
semua santri
■ Santri yang terdekat juga diberi skabisida profilaksis

13. Akibat Scabies Tidak diobati
■ Infeksi sekunder akibat garukan pada kulit.
■ Prestasi Menurun
– Sudarsono12 melaporkan bahwa prestasi belajar santri di sebuah
pesantren di Medan lebih rendah setelah terinfestasi skabies. Pada tahun
2008 sebanyak 15,5% santri di sebuah pesantren di Provinsi Aceh
menurun nilai rapornya dibandingkan sebelum menderita skabies

14. "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
penyakit kulit, gila, lepra, dan dari
penyakit jelek lainnya."(HR. Abu Daud)

15. Daftar Pustaka
■ Ma’rufi I, Keman S, & Notobroto HB. Faktor sanitasi lingkungan yang berperan terhadap prevalensi penyakit skabies studi
pada santri di pondok pesantren kabupaten Lamongan. Jurnal kesehatan lingkungan . 2005; 2: 11 – 18. 10. Cordoro K.M.,
&
■ Ria & Darwis. Kejadian Skabies pada Anak Usia Sekolah. Journal of Pediatric Nursing. 2014; 1(3), pp. 137-142.
■ Sudarsono, Tanjung C, Lakswinar S, Yusuf EA. Pengaruh skabies terhadap prestasi belajar santri di sebuah pesantren di
Kota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2011.
■ Chosidow O. Scabies [Internet]. 2006. [cited 2015 Sep 15]. Available from:
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMcp052784
■ Sungkar,Saleha.2016. Skabies Etiologi, Patogenesis, Pengobatan, Pemberantasan, dan Pencegahan.Jakarta:Universitas
Indonesia
■ Nuraini,Novita&Wijayanti,Rossalina.2016. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Pondok Pesantren Nurul Islam
Jember. Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN Tahun 2016, ISBN : 978-602-14917-3-7
■ Anggreni,Pande&Indira,I Gusti Ayu.2019. KORELASI FAKTOR PREDIPOSISI KEJADIAN SKABIES PADA ANAK- ANAK DI DESA
SONGAN, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI, PROVINSI BALI. E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.6 JUNI, 2019
■ Tan,Sukmawati dkk.2017. Scabies: Terapi Berdasarkan Siklus Hidup. CDK-254/ vol. 44 no. 7 th. 2017