Prof. Dr. Anthony Reid, sejarawan kenamaan dari Australian National University yang menjadi “general keynote speaker”, mengawali acara seminar dengan presentasi umum tentang sejarah Indonesia, khususnya Jawa Barat. Salah satu wacana menggelitik yang dikemukakan beliau adalah perihal ketiadaan fakta tentang keberadaan tinggalan budaya tinggi di tanah Jawa Barat, tidak seperti misalnya Candi Borobudur di Jawa Tengah, sehingga menurut beliau kebudayaan leluhur Jawa Barat dianggap “Low Culture”. Mudah‐mudahan apabila nanti keberadaan monumen agung yang masih terpendam di bawah Situs Gunung Padang sudah terungkap jelas maka budaya leluhur tanah Jawa Barat tidak lagi dianggap tertinggal.
Gunung Padang menjadi tema utama acara seminar Gotrasawala yang perdana ini. Sehari sebelum seminar, pada tanggal 5 Desember 2013, diselenggarakan acara “Field Trip” atau ekskursi lapangan ke Situs Gunung Padang di Cianjur yang diikuti oleh semua peserta dari manca negara dan lokal.
Seminar Gunung Padang pada tanggal 6 Desember, baru dimulai pada pukul 13:30 setelah rehat Sholat Jumat dan makan siang. Acara ini diisi oleh tiga pembicara utama, yaitu: Dr. Ir. Danny Hilman Natawidjaja, M.Sc (TTRM), Mr. Graham Hancock dari Inggris (UK) dan Prof.Dr. Robert Schoch dari Boston University USA. Mr. Hancock adalah peneliti terkenal dari U.K. yang banyak menulis buku tentang kebudayaan kuno dan situs‐situs megalitik besar di seluruh dunia. Prof. Schoch adalah ahli geologi yang juga banyak mengunjungi dan meneliti situs‐situs megalitik besar di dunia termasuk
Piramid Giza dan Sphinx di Mesir dan Gobekli Tepe di Turki serta situs‐situs kontroversial seperti klaim Piramid di Bosnia dan bangunan megalitik besar yang tenggelam di dekat Pulau Yonaguni, perairan Okinawa, Jepang.
KONSEPSI DAN EKSISTENSI GUNUNG BERDASARKAN TRADISI NASKAH SUNDA (Sebuah Persp...Erick Ridzky
Dokumen tersebut membahas konsep kosmologi dan struktur alam semesta menurut tradisi naskah-naskah Sunda Kuno. Menurut naskah-naskah tersebut, alam semesta terdiri atas tiga lapisan yaitu dunia atas (surga), dunia tengah (bumi), dan dunia bawah (neraka), yang dihubungkan oleh poros tengah. Naskah-naskah tersebut juga menggambarkan proses penciptaan alam semesta oleh Sang
Wilayah Indonesia, terutama di daerah lembah sungai Bengawan Solo dan sungai Brantas, merupakan daerah temuan fosil manusia purba yang pernah hidup di Indonesia. Setelah ditemukannya fosil Pithecantropus Erectus tersebut orang mulai mengadakan penyelidikan di sekitar Trinil. Pada tahun 1931 dan 1934 Dr. G.H.R. Von Koenigswald di daerah Ngandong, masih di wilayah lembah Bengawan Solo menemukan dua tulang paha dan sebelas tengkorak. Sebagian dari tengkorak itu sudah rusak, tetapi ada beberapa yang masih baik dan bisa digunakan untuk penelitian yang saksama. Penyelidikan yang dilakukan Dr. G.H.R. Von Koenigswald dan Weidenriech menunjukkan bahwa mahluk ini tingkatannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus, bahkan mungkin dapat digolongkan kepada manusia (homo sapiens). Pada tahun 1936 Dr. G.H.R. Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba ketika mengadakan penelitian di lembah sungai Solo di dekat Mojokerto. Ia menemukan kerangka manusia yang diperkirakan lebih tua daripada sisasisa yang ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois. Fosil manusia purba jenis tersebut ditemukan di daerah Wajak, dekat Tulung Agung, Jawa Timur. Makhluk tersebut di sebut Homo Mojokertensis. Para ahli menyebutnya Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Fosil manusia purba dari Mojokerto itu merupakan fosil anak-anak. Menurut ahli purbakala Tn. Van der Hoop, Homo Mojokertensis hidup kira-kira 600.000 tahun yang lalu, sedangkan mahluk Pithecantropus Erectus 300.000 tahun yang lalu. Pada tahun 1939, Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba di lembah Bengawan Solo, desa Perning di dekat kota Mojokerto, Jawa Timur. Fosil ini berupa tengkorak kanak-kanak yang tampak pada giginya yang diperkirakan berusia 5 tahun. Jenis manusia purba ini disebut Pithecantropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Pada tahun yang sama Von Koenigswald menemukan lagi fosil manusia purba di lembah sungai Bengawan Solo. Jenis manusia purbanya disebut Pithecantropus Robusta, artinya manusia kera yang kuat tubuhnya. Disebut demikian karena bentuk tubuhnya lebih besar dan kuat daripada Pithecantropus Erectus.
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia Meganthropus Paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa dan Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak. Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2, yaitu Homo Soloensis yang berarti manusia purba dari Solo dan Homo Wajakensis yang berarti manusia purba dari Wajak.
Lokasi-lokasi utama penemuan fosil manusia pra aksara di Indonesia meliputi Sangiran, Kedungbrubus, Trinil, Perning dan Ngandong. Penemuan-penemuan ini memberikan bukti beragam jenis manusia pra aksara seperti Homo erectus yang bermigrasi ke Indonesia ratusan ribu tahun lalu.
Dokumen tersebut merupakan laporan mengenai kunjungan study budaya siswa SMK Negeri 1 Temanggung ke Situs Sangiran, Sragen. Situs Sangiran merupakan situs purbakala terlengkap di dunia yang menunjukkan evolusi manusia purba seperti Pithecanthropus erectus beserta berbagai fosil hewan dan benda purbakala lainnya. Laporan ini berisi latar belakang, tujuan, dan ringkasan isi kunjungan ke museum Situs Sangiran.
KONSEPSI DAN EKSISTENSI GUNUNG BERDASARKAN TRADISI NASKAH SUNDA (Sebuah Persp...Erick Ridzky
Dokumen tersebut membahas konsep kosmologi dan struktur alam semesta menurut tradisi naskah-naskah Sunda Kuno. Menurut naskah-naskah tersebut, alam semesta terdiri atas tiga lapisan yaitu dunia atas (surga), dunia tengah (bumi), dan dunia bawah (neraka), yang dihubungkan oleh poros tengah. Naskah-naskah tersebut juga menggambarkan proses penciptaan alam semesta oleh Sang
Wilayah Indonesia, terutama di daerah lembah sungai Bengawan Solo dan sungai Brantas, merupakan daerah temuan fosil manusia purba yang pernah hidup di Indonesia. Setelah ditemukannya fosil Pithecantropus Erectus tersebut orang mulai mengadakan penyelidikan di sekitar Trinil. Pada tahun 1931 dan 1934 Dr. G.H.R. Von Koenigswald di daerah Ngandong, masih di wilayah lembah Bengawan Solo menemukan dua tulang paha dan sebelas tengkorak. Sebagian dari tengkorak itu sudah rusak, tetapi ada beberapa yang masih baik dan bisa digunakan untuk penelitian yang saksama. Penyelidikan yang dilakukan Dr. G.H.R. Von Koenigswald dan Weidenriech menunjukkan bahwa mahluk ini tingkatannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus, bahkan mungkin dapat digolongkan kepada manusia (homo sapiens). Pada tahun 1936 Dr. G.H.R. Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba ketika mengadakan penelitian di lembah sungai Solo di dekat Mojokerto. Ia menemukan kerangka manusia yang diperkirakan lebih tua daripada sisasisa yang ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois. Fosil manusia purba jenis tersebut ditemukan di daerah Wajak, dekat Tulung Agung, Jawa Timur. Makhluk tersebut di sebut Homo Mojokertensis. Para ahli menyebutnya Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Fosil manusia purba dari Mojokerto itu merupakan fosil anak-anak. Menurut ahli purbakala Tn. Van der Hoop, Homo Mojokertensis hidup kira-kira 600.000 tahun yang lalu, sedangkan mahluk Pithecantropus Erectus 300.000 tahun yang lalu. Pada tahun 1939, Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba di lembah Bengawan Solo, desa Perning di dekat kota Mojokerto, Jawa Timur. Fosil ini berupa tengkorak kanak-kanak yang tampak pada giginya yang diperkirakan berusia 5 tahun. Jenis manusia purba ini disebut Pithecantropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Pada tahun yang sama Von Koenigswald menemukan lagi fosil manusia purba di lembah sungai Bengawan Solo. Jenis manusia purbanya disebut Pithecantropus Robusta, artinya manusia kera yang kuat tubuhnya. Disebut demikian karena bentuk tubuhnya lebih besar dan kuat daripada Pithecantropus Erectus.
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia Meganthropus Paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa dan Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak. Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2, yaitu Homo Soloensis yang berarti manusia purba dari Solo dan Homo Wajakensis yang berarti manusia purba dari Wajak.
Lokasi-lokasi utama penemuan fosil manusia pra aksara di Indonesia meliputi Sangiran, Kedungbrubus, Trinil, Perning dan Ngandong. Penemuan-penemuan ini memberikan bukti beragam jenis manusia pra aksara seperti Homo erectus yang bermigrasi ke Indonesia ratusan ribu tahun lalu.
Dokumen tersebut merupakan laporan mengenai kunjungan study budaya siswa SMK Negeri 1 Temanggung ke Situs Sangiran, Sragen. Situs Sangiran merupakan situs purbakala terlengkap di dunia yang menunjukkan evolusi manusia purba seperti Pithecanthropus erectus beserta berbagai fosil hewan dan benda purbakala lainnya. Laporan ini berisi latar belakang, tujuan, dan ringkasan isi kunjungan ke museum Situs Sangiran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
https://www.hubspot.com/state-of-marketing
· Scaling relationships and proving ROI
· Social media is the place for search, sales, and service
· Authentic influencer partnerships fuel brand growth
· The strongest connections happen via call, click, chat, and camera.
· Time saved with AI leads to more creative work
· Seeking: A single source of truth
· TLDR; Get on social, try AI, and align your systems.
· More human marketing, powered by robots
ChatGPT is a revolutionary addition to the world since its introduction in 2022. A big shift in the sector of information gathering and processing happened because of this chatbot. What is the story of ChatGPT? How is the bot responding to prompts and generating contents? Swipe through these slides prepared by Expeed Software, a web development company regarding the development and technical intricacies of ChatGPT!
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
https://www.hubspot.com/state-of-marketing
· Scaling relationships and proving ROI
· Social media is the place for search, sales, and service
· Authentic influencer partnerships fuel brand growth
· The strongest connections happen via call, click, chat, and camera.
· Time saved with AI leads to more creative work
· Seeking: A single source of truth
· TLDR; Get on social, try AI, and align your systems.
· More human marketing, powered by robots
ChatGPT is a revolutionary addition to the world since its introduction in 2022. A big shift in the sector of information gathering and processing happened because of this chatbot. What is the story of ChatGPT? How is the bot responding to prompts and generating contents? Swipe through these slides prepared by Expeed Software, a web development company regarding the development and technical intricacies of ChatGPT!
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
The realm of product design is a constantly changing environment where technology and style intersect. Every year introduces fresh challenges and exciting trends that mold the future of this captivating art form. In this piece, we delve into the significant trends set to influence the look and functionality of product design in the year 2024.
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
Mental health has been in the news quite a bit lately. Dozens of U.S. states are currently suing Meta for contributing to the youth mental health crisis by inserting addictive features into their products, while the U.S. Surgeon General is touring the nation to bring awareness to the growing epidemic of loneliness and isolation. The country has endured periods of low national morale, such as in the 1970s when high inflation and the energy crisis worsened public sentiment following the Vietnam War. The current mood, however, feels different. Gallup recently reported that national mental health is at an all-time low, with few bright spots to lift spirits.
To better understand how Americans are feeling and their attitudes towards mental health in general, ThinkNow conducted a nationally representative quantitative survey of 1,500 respondents and found some interesting differences among ethnic, age and gender groups.
Technology
For example, 52% agree that technology and social media have a negative impact on mental health, but when broken out by race, 61% of Whites felt technology had a negative effect, and only 48% of Hispanics thought it did.
While technology has helped us keep in touch with friends and family in faraway places, it appears to have degraded our ability to connect in person. Staying connected online is a double-edged sword since the same news feed that brings us pictures of the grandkids and fluffy kittens also feeds us news about the wars in Israel and Ukraine, the dysfunction in Washington, the latest mass shooting and the climate crisis.
Hispanics may have a built-in defense against the isolation technology breeds, owing to their large, multigenerational households, strong social support systems, and tendency to use social media to stay connected with relatives abroad.
Age and Gender
When asked how individuals rate their mental health, men rate it higher than women by 11 percentage points, and Baby Boomers rank it highest at 83%, saying it’s good or excellent vs. 57% of Gen Z saying the same.
Gen Z spends the most amount of time on social media, so the notion that social media negatively affects mental health appears to be correlated. Unfortunately, Gen Z is also the generation that’s least comfortable discussing mental health concerns with healthcare professionals. Only 40% of them state they’re comfortable discussing their issues with a professional compared to 60% of Millennials and 65% of Boomers.
Race Affects Attitudes
As seen in previous research conducted by ThinkNow, Asian Americans lag other groups when it comes to awareness of mental health issues. Twenty-four percent of Asian Americans believe that having a mental health issue is a sign of weakness compared to the 16% average for all groups. Asians are also considerably less likely to be aware of mental health services in their communities (42% vs. 55%) and most likely to seek out information on social media (51% vs. 35%).
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
Creative operations teams expect increased AI use in 2024. Currently, over half of tasks are not AI-enabled, but this is expected to decrease in the coming year. ChatGPT is the most popular AI tool currently. Business leaders are more actively exploring AI benefits than individual contributors. Most respondents do not believe AI will impact workforce size in 2024. However, some inhibitions still exist around AI accuracy and lack of understanding. Creatives primarily want to use AI to save time on mundane tasks and boost productivity.
Organizational culture includes values, norms, systems, symbols, language, assumptions, beliefs, and habits that influence employee behaviors and how people interpret those behaviors. It is important because culture can help or hinder a company's success. Some key aspects of Netflix's culture that help it achieve results include hiring smartly so every position has stars, focusing on attitude over just aptitude, and having a strict policy against peacocks, whiners, and jerks.
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
PepsiCo provided a safe harbor statement noting that any forward-looking statements are based on currently available information and are subject to risks and uncertainties. It also provided information on non-GAAP measures and directing readers to its website for disclosure and reconciliation. The document then discussed PepsiCo's business overview, including that it is a global beverage and convenient food company with iconic brands, $91 billion in net revenue in 2023, and nearly $14 billion in core operating profit. It operates through a divisional structure with a focus on local consumers.
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
This document provides an overview of content methodology best practices. It defines content methodology as establishing objectives, KPIs, and a culture of continuous learning and iteration. An effective methodology focuses on connecting with audiences, creating optimal content, and optimizing processes. It also discusses why a methodology is needed due to the competitive landscape, proliferation of channels, and opportunities for improvement. Components of an effective methodology include defining objectives and KPIs, audience analysis, identifying opportunities, and evaluating resources. The document concludes with recommendations around creating a content plan, testing and optimizing content over 90 days.
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
The document provides guidance on preparing a job search for 2024. It discusses the state of the job market, focusing on growth in AI and healthcare but also continued layoffs. It recommends figuring out what you want to do by researching interests and skills, then conducting informational interviews. The job search should involve building a personal brand on LinkedIn, actively applying to jobs, tailoring resumes and interviews, maintaining job hunting as a habit, and continuing self-improvement. Once hired, the document advises setting new goals and keeping skills and networking active in case of future opportunities.
A report by thenetworkone and Kurio.
The contributing experts and agencies are (in an alphabetical order): Sylwia Rytel, Social Media Supervisor, 180heartbeats + JUNG v MATT (PL), Sharlene Jenner, Vice President - Director of Engagement Strategy, Abelson Taylor (USA), Alex Casanovas, Digital Director, Atrevia (ES), Dora Beilin, Senior Social Strategist, Barrett Hoffher (USA), Min Seo, Campaign Director, Brand New Agency (KR), Deshé M. Gully, Associate Strategist, Day One Agency (USA), Francesca Trevisan, Strategist, Different (IT), Trevor Crossman, CX and Digital Transformation Director; Olivia Hussey, Strategic Planner; Simi Srinarula, Social Media Manager, The Hallway (AUS), James Hebbert, Managing Director, Hylink (CN / UK), Mundy Álvarez, Planning Director; Pedro Rojas, Social Media Manager; Pancho González, CCO, Inbrax (CH), Oana Oprea, Head of Digital Planning, Jam Session Agency (RO), Amy Bottrill, Social Account Director, Launch (UK), Gaby Arriaga, Founder, Leonardo1452 (MX), Shantesh S Row, Creative Director, Liwa (UAE), Rajesh Mehta, Chief Strategy Officer; Dhruv Gaur, Digital Planning Lead; Leonie Mergulhao, Account Supervisor - Social Media & PR, Medulla (IN), Aurelija Plioplytė, Head of Digital & Social, Not Perfect (LI), Daiana Khaidargaliyeva, Account Manager, Osaka Labs (UK / USA), Stefanie Söhnchen, Vice President Digital, PIABO Communications (DE), Elisabeth Winiartati, Managing Consultant, Head of Global Integrated Communications; Lydia Aprina, Account Manager, Integrated Marketing and Communications; Nita Prabowo, Account Manager, Integrated Marketing and Communications; Okhi, Web Developer, PNTR Group (ID), Kei Obusan, Insights Director; Daffi Ranandi, Insights Manager, Radarr (SG), Gautam Reghunath, Co-founder & CEO, Talented (IN), Donagh Humphreys, Head of Social and Digital Innovation, THINKHOUSE (IRE), Sarah Yim, Strategy Director, Zulu Alpha Kilo (CA).
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
The search marketing landscape is evolving rapidly with new technologies, and professionals, like you, rely on innovative paid search strategies to meet changing demands.
It’s important that you’re ready to implement new strategies in 2024.
Check this out and learn the top trends in paid search advertising that are expected to gain traction, so you can drive higher ROI more efficiently in 2024.
You’ll learn:
- The latest trends in AI and automation, and what this means for an evolving paid search ecosystem.
- New developments in privacy and data regulation.
- Emerging ad formats that are expected to make an impact next year.
Watch Sreekant Lanka from iQuanti and Irina Klein from OneMain Financial as they dive into the future of paid search and explore the trends, strategies, and technologies that will shape the search marketing landscape.
If you’re looking to assess your paid search strategy and design an industry-aligned plan for 2024, then this webinar is for you.
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
From their humble beginnings in 1984, TED has grown into the world’s most powerful amplifier for speakers and thought-leaders to share their ideas. They have over 2,400 filmed talks (not including the 30,000+ TEDx videos) freely available online, and have hosted over 17,500 events around the world.
With over one billion views in a year, it’s no wonder that so many speakers are looking to TED for ideas on how to share their message more effectively.
The article “5 Public-Speaking Tips TED Gives Its Speakers”, by Carmine Gallo for Forbes, gives speakers five practical ways to connect with their audience, and effectively share their ideas on stage.
Whether you are gearing up to get on a TED stage yourself, or just want to master the skills that so many of their speakers possess, these tips and quotes from Chris Anderson, the TED Talks Curator, will encourage you to make the most impactful impression on your audience.
See the full article and more summaries like this on SpeakerHub here: https://speakerhub.com/blog/5-presentation-tips-ted-gives-its-speakers
See the original article on Forbes here:
http://www.forbes.com/forbes/welcome/?toURL=http://www.forbes.com/sites/carminegallo/2016/05/06/5-public-speaking-tips-ted-gives-its-speakers/&refURL=&referrer=#5c07a8221d9b
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
Everyone is in agreement that ChatGPT (and other generative AI tools) will shape the future of work. Yet there is little consensus on exactly how, when, and to what extent this technology will change our world.
Businesses that extract maximum value from ChatGPT will use it as a collaborative tool for everything from brainstorming to technical maintenance.
For individuals, now is the time to pinpoint the skills the future professional will need to thrive in the AI age.
Check out this presentation to understand what ChatGPT is, how it will shape the future of work, and how you can prepare to take advantage.
The document provides career advice for getting into the tech field, including:
- Doing projects and internships in college to build a portfolio.
- Learning about different roles and technologies through industry research.
- Contributing to open source projects to build experience and network.
- Developing a personal brand through a website and social media presence.
- Networking through events, communities, and finding a mentor.
- Practicing interviews through mock interviews and whiteboarding coding questions.
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
1. Core updates from Google periodically change how its algorithms assess and rank websites and pages. This can impact rankings through shifts in user intent, site quality issues being caught up to, world events influencing queries, and overhauls to search like the E-A-T framework.
2. There are many possible user intents beyond just transactional, navigational and informational. Identifying intent shifts is important during core updates. Sites may need to optimize for new intents through different content types and sections.
3. Responding effectively to core updates requires analyzing "before and after" data to understand changes, identifying new intents or page types, and ensuring content matches appropriate intents across video, images, knowledge graphs and more.
A brief introduction to DataScience with explaining of the concepts, algorithms, machine learning, supervised and unsupervised learning, clustering, statistics, data preprocessing, real-world applications etc.
It's part of a Data Science Corner Campaign where I will be discussing the fundamentals of DataScience, AIML, Statistics etc.
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
Here's my presentation on by proven best practices how to manage your work time effectively and how to improve your productivity. It includes practical tips and how to use tools such as Slack, Google Apps, Hubspot, Google Calendar, Gmail and others.
The six step guide to practical project managementMindGenius
The six step guide to practical project management
If you think managing projects is too difficult, think again.
We’ve stripped back project management processes to the
basics – to make it quicker and easier, without sacrificing
the vital ingredients for success.
“If you’re looking for some real-world guidance, then The Six Step Guide to Practical Project Management will help.”
Dr Andrew Makar, Tactical Project Management
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Resume Seminar Gunung Padang pada Konferensi Internasional Gotrasawala
1. RESUME SEMINAR GUNUNG PADANG
DI INTERNATIONAL CONFERENCE GOTRASAWALA
5‐7 Desember 2013, Hotel Homann – Gd.Merdeka, Bandung
Disparbud, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Acara Seminar Internasional Gotrasawala, tgl 6 Desember 2013, dibuka oleh sambutan dari Wakil
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan dilanjutkan oleh Gubernur Jawa Barat. Bapak Gubernur
mengungkapkan apresiasi dan optimismenya terhadap penelitian yang sudah dilakukan, khususnya
oleh Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) dan menyatakan bahwa kontroversi pendapat tentang
Gunung Padang tidak boleh menjadi penghalang, penelitian harus dilanjutkan sampai tuntas
sehingga terang untuk semua pihak.
Prof. Dr. Anthony Reid, sejarawan kenamaan dari Australian National University yang menjadi
“general keynote speaker”, mengawali acara seminar dengan presentasi umum tentang sejarah
Indonesia, khususnya Jawa Barat. Salah satu wacana menggelitik yang dikemukakan beliau adalah
perihal ketiadaan fakta tentang keberadaan tinggalan budaya tinggi di tanah Jawa Barat, tidak
seperti misalnya Candi Borobudur di Jawa Tengah, sehingga menurut beliau kebudayaan leluhur
Jawa Barat dianggap “Low Culture”. Mudah‐mudahan apabila nanti keberadaan monumen agung
yang masih terpendam di bawah Situs Gunung Padang sudah terungkap jelas maka budaya leluhur
tanah Jawa Barat tidak lagi dianggap tertinggal.
Gunung Padang menjadi tema utama acara seminar Gotrasawala yang perdana ini. Sehari sebelum
seminar, pada tanggal 5 Desember 2013, diselenggarakan acara “Field Trip” atau ekskursi lapangan
ke Situs Gunung Padang di Cianjur yang diikuti oleh semua peserta dari manca negara dan lokal.
Seminar Gunung Padang pada tanggal 6 Desember, baru dimulai pada pukul 13:30 setelah rehat
Sholat Jumat dan makan siang. Acara ini diisi oleh tiga pembicara utama, yaitu: Dr.Ir. Danny Hilman
Natawidjaja, M.Sc (TTRM), Mr. Graham Hancock dari Inggris (UK) dan Prof.Dr. Robert Schoch dari
Boston University USA. Mr. Hancock adalah peneliti terkenal dari U.K. yang banyak menulis buku
tentang kebudayaan kuno dan situs‐situs megalitik besar di seluruh dunia. Prof. Schoch adalah ahli
geologi yang juga banyak mengunjungi dan meneliti situs‐situs megalitik besar di dunia termasuk
Piramid Giza dan Sphinx di Mesir dan Gobekli Tepe di Turki serta situs‐situs kontroversial seperti
klaim Piramid di Bosnia dan bangunan megalitik besar yang tenggelam di dekat Pulau Yonaguni,
perairan Okinawa, Jepang.
Pembicara pertama, Dr. Natawidjaja, memaparkan metoda, data dan hasil‐hasil analisa penelitian
TTRM di Gunung Padang secara cukup detil dan komprehensif selama sekitar satu seperampat jam.
Dalam pemaparannya disampaikan bahwa penelitian di Gunung Padang adalah penelitian murni
ilmiah yang komprehensif mengintegrasikan keahlian dan metoda dari berbagai disiplin keilmuan
termasuk bidang arkeologi, geologi, geofisika, arsitektur dan kebudayaan. TTRM Khususnya
memperkenalkan aplikasi metoda dan perangkat teknologi terkini untuk pemindaian struktur bawah
permukaan di bidang ilmu kebumian, yaitu: teknik georadar (Ground Penetration Radar), teknik
eksplorasi geolistrik (multi‐channel resistivity survey) dan teknik seismik tomografi. Berbagai
penampang citra hasil pemindaian geofisika ini di‐‘kalibrasi’ jenis tanah/batuan penyusun setiap
lapisan‐lapisannya oleh data sampel tanah/batuan dari hasil pemboran (“drill cores”). Dalam
2. presentasi, Dr.Eng. Bagus Endar, anggauta TTRM yang Ketua Himpunan Ahli Geofisika Jawa Barat
dan juga staf pengajar di Fisika Bumi ITB, menjelaskan studi seismik tomografi di Gunung Padang
oleh tim yang dipimpinnya. Beliau dengan jelas dan tegas menepis tuduhan miring tentang
penggunaan dinamit dalam survey. Yang dipakai untuk “source” sumber bunyi survey tomografi
adalah peledak kecil berbahan mercon dengan ukuran hanya 5 sentimeter. Hasil survey tomografi
konsisten dengan hasil survey geolistrik dan georadar tentang keberadaan struktur bangunan di
bawah permukaan. Ir. Chaedar Saleh ikut berbicara mewakili Bpk.Ir. Pon Purajatnika, ahli lanskap‐
arsitektur ITB yang banyak meneliti arsitektur sunda dan tinggalan purbakalanya, menguraikan aspek
lanskap dan model arsitektur dari situs Gunung padang dari hail pemindaian geofisika. Kemudian Dr.
Undang Darsa, ahli filologi dan budaya Sunda dari Universitas Pajajaran, menguraikan
pandangannya yang menarik tentang hasil penelitian Gunung Padang ditinjau dari sejarah dan
kebudayaan Sunda. Beliau mengatakan bahwa pada penelitian tahap lanjutan nanti sangat penting
untuk mempelajari berbagai simbol‐simbol yang banyak terlihat di bebatuan situs, tentu setelah
terlebih dahulu dipisah‐pisahkan mana yang hasil proses alam dan mana yang dibuat manusia.
Singkatnya, hasil penelitian TTRM nyata serta teruji secara ilmiah; Semua metoda dan teknik yang
dipakai dalam penelitian sangat aman, tidak ada yang merusak lingkungan apalagi situs. Penelitian
TTRM di Gunung Padang adalah penelitian yang dilakukan secara sukarela oleh para anggautanya
tidak didanai oleh pemerintah. Dr. Bagus Endar mengemukakan bahwa kegiatannya di Gunung
Padang adalah juga bagian dari kegiatan HAGI jabar dalam bakti dan pemasyarakatan ilmu. Semua
kegiatan penelitian di Gunung Padang dilakukan sesuai dengan prosedur dan perizinan yang
semestinya.
Dalam presentasi Dr. D.H. Natawidjaja menguraikan bahwa temuan‐temuan penting hasil penelitian
adalah sebagai berikut: 1. Situs punden‐berundak yang terdiri dari susunan batu‐batu kolom andesit‐
basaltik (“columnar joint rocks”) tidak hanya sebatas 3 hektar di atas bukit (seperti yang sudah
ditetapkan) tapi menutupi seluruh badan bukit setinggi 100 meter dengan luasan mencapai 15
hektar, bahkan mungkin lebih besar lagi; 2. Di bawah permukaan masih ditemukan lapisan yang
tersusun dari batu‐batu kolom sejenis sampai kedalaman 15 meteran yang juga dibuat oleh manusia
(man‐made) bukan dalam posisi/kondisi alamiah; 3. Formasi batuan alamiah/geologi baru ditemukan
(ditembus bor) pada kedalaman sekitar 15 meter dari permukaan situs berupa tubuh batuan lava
basaltik masif yang tebalnya mencapai lebih dari 15 meter. Namun geometri luar tubuh batuan lava
terlihat seperti sudah dipahat atau dibentuk oleh manusia. Didalam tubuh batuan lava ini terlihat
ada lorong dan ruang besar. Lorong‐lorong dan ruang‐ruang di dalamnya kemungkinan besar juga
sudah dibentuk manusia walaupun mungkin saja asalnya berupa gua lava alamiah. Singkatnya,
geologi Gunung Padang memang sisa komplek gunung api purba berumur jutaan tahun (Zaman
Tersier), asalnya berupa bukit lava alamiah yang terhampar di atas lapisan tufa gunung api; Namun
bukit lava itu sudah dipermak menjadi semacam bangunan dan dari zaman ke zaman secara
bertahap ditutupi oleh susunan batu‐batu kolom berlapis‐lapis sampai setebal 15 meteran. Yang
lebih mencengangkan lagi adalah umur‐umur dari lapisan‐lapisan situs tersebut. Berdasarkan
analisa umur dengan metoda karbon dating yang dilakukan di Badan Tenaga Atom (BATAN) dan
BETA Analytic USA yang terakreditisasi secara internasional, situs yang terlihat di permukaan
didirikan di atas tanah yang berumur 2500 sampai 3500 tahunan (500‐1500 tahun SM). Kemudian
lapisan bangunan susunan batu kolom kedua di bawahnya setebal 2‐4 meteran mempunyai
campuran tanah dan berdiri di atas hamparan pasir kerikil yang mempunyai kandungan karbon
berumur 6700 sampai 7000 tahunan (4700 sampai 5000 tahun SM). Lapisan batu kolom ketiga di
3. bawahnya ditemukan tertimbun oleh tanah urug yang berumur sekitar 10.000 tahun. Kemudian
umur karbon dari sisipan tanah pada lapisan ketiga ini berkisar dari 13.000 sampai 25.000 tahun lalu.
Apabila keberadaan bangunan dan umur‐umurnya nanti sudah lebih lanjut diverifikasi dan diakui
dunia, maka situs Gunung Padang akan menjadi mahakarya agung tertua di dunia yang menjadi saksi
dari perkembangan sejarah peradaban yang hilang.
Di bagian akhir presentasi Dr. Natawidjaja menguraikan tentang temuan di Gunung Padang dari
kacamata ilmu pengetahuan “mainstream”. Dikemukakan bahwa pengetahuan saat ini hanya
mengakui bahwa perkembangan peradaban di dunia baru terjadi sejak sekitar 10.000 tahun lalu.
Namun dilain pihak dunia ilmiah juga mengakui bahwa manusia modern sudah ada di bumi sejak
sekitar 195.0000 tahun lalu. Artinya, dunia meyakini bahwa manusia tetap dalam zaman primitif,
hidup berburu dan tidur di hutan dan gua‐gua selama 185.000 tahun lamanya; Tapi tiba‐tiba sejak
10.000 tahun lalu tanpa sebab yang diketahui mendadak pintar. Temuan konstruksi bangunan besar
yang lebih tua dari 10.000 tahun seperti di Gunung Padang tentu kontradiktif dengan dogma ilmiah
ini, namun kalau nanti sudah diakui akan menjadi terobosan besar dalam dunia ilmu pengetahuan.
Dr. Natawidjaja menguraikan bahwa ‘kontradiktif’ ini dapat dijelaskan oleh konsep baru, yaitu
bahwa perkembangan peradaban/kebudayaan di dunia ini tidak menerus melainkan ‘siklus’ artinya
berkali‐kali terputus atau hancur oleh berbagai bencana alam katastrofi sehingga peradaban yang
sudah maju bisa kembali menjadi primitif lagi dan kemudian harus merangkak lagi untuk maju
kembali. Dengan kata lain sejarah awal perkembangan peradaban kita sejak 10.000 tahun lalu boleh
jadi bukan satu‐satunya peradaban tapi hanya siklus peradaban setelah terjadi bencana katastrofi
ketika perioda “Younger Dryas” (12.900 – 11.600 tahun lalu) di akhir Zaman Pleistosen.
Mr. Graham Hancock dan Prof. Robert Schoch dalam presentasinya menyatakan kekagumannya
terhadap Gunung Padang dan hasil penelitiannya. Dua‐duanya menyatakan setuju dengan instruksi
Bapak Gubernur Jawa Barat bahwa penelitian di Gunung Padang wajib dituntaskan dan didukung
penuh oleh pemerintah dan masyarakat. Ketika kunjungan ke Gunung Padang, mereka sudah
berdiskusi panjang lebar dengan TTRM di lokasi. Menurut mereka bukti‐bukti ilmiah dari
keberadaan struktur bangunan besar di bawah situs sangat meyakinkan. Data umur hasil karbon
dating pun konsisten dan “valid” secara ilmiah meskipun mereka menganjurkan untuk dilakukan
penelitian umur yang lebih detil lagi. Mereka mengatakan bahwa Situs Gunung Padang dapat
menjadi situs cagar budaya yang terpenting di dunia, dan akan menjadi pusat perhatian dunia ilmiah
sekaligus menjadi tujuan wisata manca negara. Mereka mengungkapkan sangat berterimakasih
kepada panitia acara dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat karena sudah diundang datang sehingga
berkesempatan melihat sendiri situs Gunung Padang dan hasil‐hasil mutakhir dari penelitiannya.
Dengan jujur mereka katakan sangat puas karena ternyata lebih baik dari yang mereka duga
sebelumnya.
Dalam seminar, baik Mr. Hancock dan Prof. Schoch, sama‐sama mempresentasikan fakta‐fakta dari
berbagai lokasi situs megalitik di seluruh dunia yang mendukung adanya peradaban maju sebelum
10.000 tahun lalu. Diantaranya Mr. Hancock mempresentasikan tentang hasil penelitian di Situs
Gobekli Tepe di Turki. Gobekli Tepe adalah situs megalitik besar yang asalnya tertimbun tanah di
bawah bukit, mirip dengan Gunung Padang. Bangunan Gobekli Tepe ini juga berlapis‐lapis dari
zaman ke zaman. Lapisan yang paling tua yang sudah dieskavasi berumur sekitar 11.600 tahun.
Situs ini terdiri dari batu‐batu masif besar yang terukir sangat bagus membentuk lingkaran‐lingkaran.
Singkatnya bangunan Gobekli tepe tidak mungkin dibuat oleh masyarakat berbudaya primitif tapi
4. sudah berbudaya tinggi. Menariknya, Situs Gobekli Tepe juga ditimbun dengan tanah dan batu
dengan sengaja pada sekitar 9600 tahun lalu dengan alasan yang masih misterius, terutama karena
pekerjaan menimbunnya sama sulitnya dibanding dengan membangunnya. Inilah satu‐satunya situs
bangunan kuno di dunia yang kisaran umurnya dapat disebandingkan dengan Situs Gunung Padang.
Kemudian Mr Hancock juga mempresentasikan penelitiannya di Situs Nan Madol di Kepulauan
Mikronesia, di barat Lautan Pacific. Situs Nan Madol disusun dari batu‐batu kolom persis seperti
batuan penyusun situs Gunung Padang. Menurut penelitian, Situs Nan Madol yang berada di atas air
berumur sekitar Abad ke‐12 dan 13 Masehi, namun bangunan situs ini menurut penelitian Hancock
menerus sampai jauh ke kedalaman lebih dari 40 meter di bawah air, sehingga patut dicurigai bahwa
Nan Madol ini juga berlapis‐lapis seperti situs Gunung Padang dan boleh jadi mulai dibangun sejak
sebelum 10.000 tahun ketika permukaan air laut masih sekitar 50 meter di bawah muka airlaut
sekarang. Selanjutnya Graham menguraikan berbagai data dan argumen tentang kemungkinan ada
peradaban maju pada zaman es tapi punah oleh bencana ketika perioda Younger Dryas. Beliau
menguraikan hipotesa tumbukan meteor besar sekitar 12.900 tahun lalu (awal Younger Dryas) yang
menyebabkan kepunahan peradaban manusia. Beliau juga mengungkapkan tentang teka‐teki besar
dari konfigurasi situs kuno, termasuk piramid di Mesir dan situs candi Angkor Wat di Kamboja, yang
merepresentasikan konfigurasi matahari dan bintang‐bintang ketika akhir Zaman Pleistosen
tersebut. Apakah hal ini untuk mengabadikan ingatan tentang hancurnya peradaban di bumi dahulu
kala?
Presentasi Profesor Schoch berjudul “Antiquity of Civilization: Rethinking The Paradigm”. Beliau
mempresentasikan hasil penelitiannya di situs Sphinx di Piramid Giza Mesir. Temuannya
membuktikan bahwa Sphinx dibangun pada masa sebelum 7000 tahun lalu, jauh sebelum zaman
kerajaan Mesir (Firaun) yang pertama. Perkiraan umur ini didasarkan pada bukti bahwa bagian
bawah Sphinx tererosi sangat intensif oleh media air bukan angin, sedangkan hal ini hanya dapat
terjadi sebelum 7000 tahun lalu ketika wilayah ini masih merupakan dataran hijau. Setelah 7000
tahun wilayah ini sudah menjadi gurun yang sangat kering sehingga mustahil terjadi erosi air yang
demikian intensif. Penemuan ini sangat kontroversial, walaupun banyak didukung oleh para ahli
geologi namun ditentang keras oleh para ahli arkeologi, khususnya para egiptologist yang bersikukuh
bahwa Sphinx dibangun oleh nenek moyang mereka, Raja Firaun. Alasan pertama yang
dikemukakan adalah karena kepala Sphinx adalah kepala Raja Mesir, namun alasan ini ditepis
dengan uraian bahwa proporsi kepalanya sangat kecil kalau dibandingkan dengan badan Sphinx
sehingga kemungkinan besar sudah dipahat ulang oleh Raja Mesir dari bentuk aslinya yang mungkin
sudah rusak parah. Keberatan berikutnya yang dikemukakan oleh para arkeolog adalah karena
sebelum 5000 tahun lalu tidak dikenal ada peradaban maju dalam sejarah Mesir dan sekitarnya.
Namun dengan ditemukannya Situs Gobekli Tepe yang berumur 11.600 tahun maka bantahan ini
sudah tidak relevan lagi.
Prof. Scoch mengemukakan bahwa aplikasi survey pemindaian bawah permukaan seperti yang
dilakukan oleh TTRM di Gunung Padang lazim dilakukan di dunia. Penelitian arkeologi di Gobekli
Tepe juga dipandu oleh survey geofisika‐geologi bawah permukaan. Beliau sendiripun melakukan
survey Seismik di lokasi Sphinx. Dari survey ini ditemukan ada “chamber” atau ruangan besar di
bawah Sphinx yang diduga menyimpan informasi berharga tentang sejarah yang hilang. Sayangnya
beliau tidak diijinkan untuk meneruskan penelitiannya oleh Pemerintah Mesir sampai sekarang.
5. Berikutnya Prof. Scoch mengemukakan teori tentang hancurnya peradaban Zaman Es karena
bencana badai plasma matahari yang sangat dahsyat. Cukup banyak penelitian ilmiah yang mengkaji
tentang bencana badai matahari yang terjadi pada akhir perioda Younger Dryas, sekitar 11.600
tahun lalu. Keberadaan bangunan batu megalitik dengan ruang‐ruang di dalamnya dicurigai sebagai
usaha manusia untuk tempat berlindung dari plasma badai matahari. Selain itu ada banyak simbol‐
simbol di berbagai situs megalitik, termasuk manuskrip pada tablet Rongorongo di Easter Island,
yang mengindikasikan bencana plasma matahari. Gempuran badai plasma matahari ini diduga dapat
melelehkan es secara instan sehingga terjadi banjir besar global. Penghilangan massa es dengan
tiba‐tiba juga dapat mengganggu kesetimbangan isostasi bumi sehingga memicu banyak letusan
gunung api dan gempa‐gempa bumi.
Ringkasnya, hasil seminar Gunung Padang pada acara Gotra Sawala adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian di Gunung Padang didukung data‐data ilmiah yang sangat kuat bahwa Situs
Gunung Padang merupakan bangunan megalitik pra‐sejarah yang luarbiasa, besar dan
berlapis‐lapis sampai puluhan meter di bawah permukaannya. Tidak ada
sanggahan/bantahan ilmiah dari peserta luar dan dalam negeri terhadap semua data dan
analisa yang diuraikan. Juga tidak ada teknik dan metoda yang dianggap menyalahi
prosedur atau merusak (lingkungan) situs.
2. Temuan baru di Gunung Padang adalah bukti yang mendukung bahwa sejarah peradaban
manusia tidak hanya sebatas 11‐10 ribu tahun lalu saja. Hal ini menambah kuat fakta‐fakta
yang sudah ditemukan di Sphinx, Gobekli Tepe, Nan Madol, dan lainnya bahwa ada
peradaban maju pada Zaman Es. Peradaban kuno ini kemungkinan punah karena bencana
katastrofi yang terjadi pada perioda Younger Dryas atau fasa akhir Zaman Pleistosen. Dua
hipotesa menarik yang dikemukakan adalah adanya tumbukan meteor besar dan badai
plasma matahari.
3. Para pembicara, peserta, dan juga Wamendikbud serta Gubernur Jabar mendukung
penelitian di Gunung Padang dilanjutkan sampai benar‐benar tuntas karena Situs Gunung
Padang berpotensi besar menjadi situs cagar budaya terpenting di dunia yang akan menjadi
kebanggaan tanah Jawa Barat dan Indonesia.