SlideShare a Scribd company logo
Permasalahan Kesehatan Terkait
PHBS yang Perlu Penyusunan
Regulasi Berwawasan Kesehatan
Oleh :
Eko Riyatmojo.SKM
Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan
PuskesmasGiritontro
Capaian PHBS secara nasional (Riskesdas 2013)
Jateng ?
Persalinan
oleh nakes
• Ketersediaan nakes
• Keterjangkauan / akses
• Persepsi terhadap layanan
• Keyakinan terhadap dukun
bayi
• Siapa pengambil keputusan
dalam memilih penolong
persalinan ?
• Biaya ?
• Kendala lain ?
Setyawati and Alam
(2010) : kohesivitas
kelompok yang tinggi
meningkatkan
preferensi untuk
memilih dukun bayi
sebagai penolong
persalinan di
Indonesia
Penggunaan
Air Bersih
• Ketersediaan
• Akses
• Kemampuan
• Kebiasaan
BAB di Jamban
Tidak memiliki jamban
• Ekonomi ?
• Belum tahu dan sadar
pentingnya menggunakan
jamban
• Sudah menjadi kebiasaan
kelompok masyarakat
Tidak mau di jamban
• Tidak nyaman
• Tidak suka
• Tidak bisa sambil ngobrol
• Alasan lain ?
CLTS ?
BAB di Jamban
Kasus :
• Mandi dan BAB di sungai
untuk mendapatkan
informasi
• Sungai pusat “pasar”
informasi dan transaksi
Perlu aturan pemanfaatan sungai/selokan ?
Perilaku merokok
di dalam rumah
• Merokok merupakan “hal
yang wajar” acceptable
• Asap rokok dianggap tidak
berbahaya :
– Warnanya yang putih
(dibandingkan asap kendaraan)
– Terpapar asap rokok sudah
turun temurun
• “menghargai” = tidak
mengingatkan
Stigma
Pendapat masyarakat
• “nggak papa merokok, yang penting tidak
melakukan 5M….”
• “ kita harus menghargai tamu…jaadi tidak
mengingatkan tamu yang merokok”
• “Jika tidak disediain asbak, semua menjadi
asbak…”
• “yang merokok adalah suami… (kepala rumah
tangga)”
Sikap Orang tua
Terhadap Paparan Asap Rokok pada Anak
Toleran
Netral
Menentang
Sangat
menentang
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Diam saja Menyingkir Melindungi
dari asap
Mengingatkan
perokok
Respon Orang Tua Terhadap Paparan Asap Rokok pada Anak
Tidak
Ya
Tidak ada
orang tua
yang rela
anaknya
terpapar
asap rokok,
namun
mereka tidak
berdaya
untuk
melindungi
putra
putrinya
Lama Paparan Asap Rokok
Pada Anak /hari
26%
15%
8%
51%
Tak terpapar
<=1 jam
>1 - 2 jam
>2 - 3 jam
<= 1 jam
Tak
terpapar
>1 – 2
jam
>2-3
jam
Sebanyak 74%
anak usia kurang
dari 7 tahun
terpapar asap
rokok setiap hari
Paparan rokok pada anak di Kota Yogyakarta
(Dewi & Supriyati, 2008)
Respon masyarakat terhadap anjuran untuk tidak
merokok di dekat anak-anak
Jangan merokok jika banyak anak
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju
%
Series1
Series2
Kurang dari 1% responden yang tidak /
sangat tidak setuju
Kesepakatan warga : aturan lokal
Proses pembuatan
kesepakatan yang
dilakukan secara
bottom up
Kantor kelurahan bebas asap rokok
Tempat untuk merokok
Kawasan Tanpa Asap Rokok (KTR)
Tidak boleh produksi rokok
Tidak boleh jual beli rokok
Tidak boleh ada iklan rokok
Tidak boleh untuk merokok
Apa bedanya ?
KTR
• Tidak boleh produksi,
jual beli, iklan, dan
aktivitas merokok
Kawasan dilarang merokok
• Tidak boleh
merokok, namun
boleh untuk
produksi, iklan, dan
jual beli rokok
Industri rokok biasanya mendukung program kawasan
dilarang merokok
Tempat-tempat yang semestinya KTR
• Fasilitas kesehatan
• Proses pendidikan
• Tempat bermain anak
• Tempat ibadah
• Transportasi umum
• Tempat kerja
• Tempat umum
Perilaku cegah jentik
Merasa rumahnya
sudah bersih
3 M saja belum cukup
Perlu kepedulian
Menimbang Balita
• Kalo sudah ditimbang ?
• Manfaat apa yang
diperoleh ?
Pemahaman
esensi
penimbangan
balita
• Sesuai dengan waktu
petugas / sasaran ?
• Lokasi penimbangan ?
Pelaksanaan
Aktivitas fisik :
haruskah dengan olah raga ?
Fasilitas untuk aktivitas fisik setiap hari :
perlu dukungan regulasi
Mengkondisi lingkungan
• Membuat
lingkungan yang
nyaman dan aman
untuk jalan kaki
(trotoar bukan
untuk
jualan/parkir)
Cuci Tangan
• Mengapa perlu cuci
tangan ?
• Tersediakah air yang
cukup ?
• Kapan cuci tangan ?
• Bagaimana cara yang
benar ?
Asi Eksklusif
Definisi ASI eksklusif
Manfaat ASI eksklusif
Kemauan memberikan ASI Eksklusif
Kemampuan  wanita bekerja ?
Regulasi yang diperlukan untuk ASI
Eksklusif
IMD (edukasi sejak ANC)
Iklan dan sponsor susu
formula untuk 0 – 6 bulan
Fasilitas untuk buteki yang kerja
(tempat menyusui, memerah, menyimpan,
cuti, ijin pulang menyusui ?)
Esensi konsumsi sayur dan buah adalah untuk
konsumsi serat  pengendalian PTM
Cukupkah ?
Saya suka sekali buah,
terutama buah durian
Sayur
tempe,
oseng hati
Anak saya nggak suka sayur tetapi
snagat suka buah, jadi 5 porsi buah
setiap hari terpenuhi
Setiap pagi saya
minum jus satu
gelas besar
Konsumsi Sayur dan buah
Jenis
Sayur
Buah
Hitung
frekuensi
Ukuran
Akses
Harga
Jangkauan
Hari gini.. Makan lotek ? Nggak gaul banget…. (nilai )
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam
sayur dan buah  mempermudahkan akses
Di negara maju, daging yang boleh dijual hanya yang berkualitas baik
Pembiasaan konsumsi sayur dan buah:
Dilakukan sejak dini
hingga menjadi kebiasaan
Aturan
Sekolah
keluarga
KEBIASAAN
1. Interaksi pengetahuan, kemampuan & kemauan.
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN
(Apa & Mengapa)
K
E
M
A
M
P
U
A
N
K
E
M
A
M
P
U
A
N
(
B
a
g
a
i
m
a
n
a
C
a
r
a
n
y
a
)
Tahu
Tidak Tahu
Tidak Tahu
Mampu
Mau
Tahu
Mampu
Tidak Mau
Tidak Mau
Tahu
Tidak Mampu
Tidak Mampu
Mau
2. Tingkat Interaksi : Tahu/Mampu/Mau
Tahu
Mampu
Mau
KEBIA
SAAN
? ?
?
Komponen promosi kesehatan
• Health knowledge
• Health attitude
• Health skills
• Health behaviors
• Health indicators
• Health status
Health
education to
improve
Komponen promosi kesehatan –count’d
• Advocacy
• Environmental change
• Legislation
• Policy mandates, regulations
• Resource development
• Social support
• Financial support
• Community development
• Organizational development
Environment
action to
promote
Kerangka untuk Promosi Kesehatan
(Keleher, MacDougall & Murphy, 2007)
Prevensi
penyakit
Strategi
Komunikasi
Edukasi
kesehatan dan
pemberdayaan
Pengembangan
kesehatan dan
komunitas
Perubahan
infrastruktur
dan sistem
Primer
Sekunder
Tersier
Informasi
kesehatan
Kampanye
perubahan
perilaku
Pengetahuan
Pemahaman
Pengembangan
keterampilan
Keterlibatan
Pengembangan
komunitas
Kebijakan
Legislasi
Perubahan
organisasi
Lini bawah Lini atas
INTERVENSI
Pelayanan
primer
Pendekatan gaya hidup
dan perilaku
Pendekatan
ekologis
Terlalu banyaknya aturan yang tidak dipatuhi membuat
masyarakat ragu terhadap efektivitas regulasi
0
10
20
30
40
50
60
extreemly
agree
agree doubt disagree extreemly
disagree
Percentage
never
experimenter
smoker
Pelajar ragu-ragu apakah peningkatan harga rokok
dapat mengendalikan penggunaan tembakau
Penggunaan instrumen hukum
(misal: pictorial warning)
Masyarakat memilih
rokok yang gambar
pada bungkusnya tidak
menakutkan
Masyarakat mencoba
menutup bungkus rokok
Peraturan lokal terkait perilaku merokok lebih efektif dalam
mengendalikan perilaku merokok (Supriyati & Kusnanto, 2014)
Individu
Jenis kelamin,
SES, pekerjaan,
pendidikan,
tempat tinggal
Lingkungan Peraturan lokal
Determinant perilaku merokok
Notes….
• Pembuatan regulasi perlu
dipersiapkan dengan baik,
termasuk sistem
permberlakuan dan
monitoring evaluasinya
• Perlu sosialisasi yang masif
tentang aturan
• Perlu mengemas pesan
yang seiring dengan felt
need masyarakat
Advokasi diperlukan ketika :
• Suatu kebijakan yang penting dan
diperlukan namun belum ada
• Terdapat kebijakan yang tidak efektif
atau berbahaya (tidak berwawasan
kesehatan?)
• Kebijakan yang bagus belum
terimplementasi dengan baik
Promosi kesehatan itu…
Sangat berkaitan dengan Social
Determinant of Health
Perpaduan beberapa metode promosi
kesehatan memberikan hasil lebih baik
Mengedepankan pencegahan
Melibatkan masyarakat sebagai subjek
hingga keberlangsungan program terjaga
Pengembangan
social capital
•Terima kasih....
•supriyati@ugm.ac.id
•081328456906

More Related Content

Similar to regulasi PHBS regulasi PHBS regulasi PHBS_ugm.pptx

Materi pkpr
Materi pkprMateri pkpr
Materi pkpr
Afrinaldi Nofendri
 
Promosi kesehatan puskesmas
Promosi kesehatan puskesmasPromosi kesehatan puskesmas
Promosi kesehatan puskesmas
AgustianHerli
 
File Penunjang Pernikahan Dini
File Penunjang Pernikahan DiniFile Penunjang Pernikahan Dini
File Penunjang Pernikahan Dini
novitayuang27
 
Advokasi Kesehatan dalam Promosi Kesehatan
Advokasi Kesehatan dalam Promosi KesehatanAdvokasi Kesehatan dalam Promosi Kesehatan
Advokasi Kesehatan dalam Promosi Kesehatan
Sayu76
 
Phbs
PhbsPhbs
Phbs
 Phbs Phbs
Phbs
akbar12334
 
Phbs
PhbsPhbs
Phbs
ismail242
 
HKI KKN KELOMPOK 2.pdf
HKI KKN KELOMPOK 2.pdfHKI KKN KELOMPOK 2.pdf
HKI KKN KELOMPOK 2.pdf
edwinarudyarti1
 
KONSEP POSYANDU REMAJA kecamatan kaubun.pptx
KONSEP POSYANDU REMAJA kecamatan kaubun.pptxKONSEP POSYANDU REMAJA kecamatan kaubun.pptx
KONSEP POSYANDU REMAJA kecamatan kaubun.pptx
dwiaw57
 
Ukbm di puskesmas
Ukbm di puskesmasUkbm di puskesmas
Ukbm di puskesmas
Joni Iswanto
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaNs.Heri Saputro
 
Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolahPerilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
Operator Warnet Vast Raha
 
Phbs ramli
Phbs ramliPhbs ramli
Phbs ramli
FitriaHafidzoh
 
Konsep KPP dlm PM
Konsep KPP dlm PMKonsep KPP dlm PM
Konsep KPP dlm PM
AriefSyarifudin9
 
PHBS.ppt
PHBS.pptPHBS.ppt
PHBS.ppt
azzahrawo
 
pp jiwa puskesmas.pptx
pp jiwa puskesmas.pptxpp jiwa puskesmas.pptx
pp jiwa puskesmas.pptx
puskesmasbintara
 
Peran sbh dalam pembangunan kesehatan edit
Peran sbh dalam pembangunan kesehatan editPeran sbh dalam pembangunan kesehatan edit
Peran sbh dalam pembangunan kesehatan edit
PKMPLANDAAN
 
Rujukan jejaring pendamping ODHA.pptx
Rujukan jejaring pendamping ODHA.pptxRujukan jejaring pendamping ODHA.pptx
Rujukan jejaring pendamping ODHA.pptx
Egimaru1
 
Perspektif kmb
Perspektif kmbPerspektif kmb
Perspektif kmbmateri-x2
 

Similar to regulasi PHBS regulasi PHBS regulasi PHBS_ugm.pptx (20)

Materi pkpr
Materi pkprMateri pkpr
Materi pkpr
 
Promosi kesehatan puskesmas
Promosi kesehatan puskesmasPromosi kesehatan puskesmas
Promosi kesehatan puskesmas
 
File Penunjang Pernikahan Dini
File Penunjang Pernikahan DiniFile Penunjang Pernikahan Dini
File Penunjang Pernikahan Dini
 
Home visit fix
Home visit fixHome visit fix
Home visit fix
 
Advokasi Kesehatan dalam Promosi Kesehatan
Advokasi Kesehatan dalam Promosi KesehatanAdvokasi Kesehatan dalam Promosi Kesehatan
Advokasi Kesehatan dalam Promosi Kesehatan
 
Phbs
PhbsPhbs
Phbs
 
Phbs
 Phbs Phbs
Phbs
 
Phbs
PhbsPhbs
Phbs
 
HKI KKN KELOMPOK 2.pdf
HKI KKN KELOMPOK 2.pdfHKI KKN KELOMPOK 2.pdf
HKI KKN KELOMPOK 2.pdf
 
KONSEP POSYANDU REMAJA kecamatan kaubun.pptx
KONSEP POSYANDU REMAJA kecamatan kaubun.pptxKONSEP POSYANDU REMAJA kecamatan kaubun.pptx
KONSEP POSYANDU REMAJA kecamatan kaubun.pptx
 
Ukbm di puskesmas
Ukbm di puskesmasUkbm di puskesmas
Ukbm di puskesmas
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolahPerilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
 
Phbs ramli
Phbs ramliPhbs ramli
Phbs ramli
 
Konsep KPP dlm PM
Konsep KPP dlm PMKonsep KPP dlm PM
Konsep KPP dlm PM
 
PHBS.ppt
PHBS.pptPHBS.ppt
PHBS.ppt
 
pp jiwa puskesmas.pptx
pp jiwa puskesmas.pptxpp jiwa puskesmas.pptx
pp jiwa puskesmas.pptx
 
Peran sbh dalam pembangunan kesehatan edit
Peran sbh dalam pembangunan kesehatan editPeran sbh dalam pembangunan kesehatan edit
Peran sbh dalam pembangunan kesehatan edit
 
Rujukan jejaring pendamping ODHA.pptx
Rujukan jejaring pendamping ODHA.pptxRujukan jejaring pendamping ODHA.pptx
Rujukan jejaring pendamping ODHA.pptx
 
Perspektif kmb
Perspektif kmbPerspektif kmb
Perspektif kmb
 

Recently uploaded

PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
ZulfiaIbrahim1
 
25 tanda KECAKAPAN KADER posyandu.pptx
25 tanda   KECAKAPAN KADER posyandu.pptx25 tanda   KECAKAPAN KADER posyandu.pptx
25 tanda KECAKAPAN KADER posyandu.pptx
RizkyVania1
 
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerdasuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
CindyKirana4
 
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptxPPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
dwiretnowati10
 
Dit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdf
Dit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdfDit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdf
Dit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdf
ssusere479b7
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
AdheaPriyanka1
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
HestyGrariwa2
 

Recently uploaded (7)

PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
 
25 tanda KECAKAPAN KADER posyandu.pptx
25 tanda   KECAKAPAN KADER posyandu.pptx25 tanda   KECAKAPAN KADER posyandu.pptx
25 tanda KECAKAPAN KADER posyandu.pptx
 
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerdasuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
 
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptxPPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
 
Dit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdf
Dit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdfDit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdf
Dit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdf
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
 

regulasi PHBS regulasi PHBS regulasi PHBS_ugm.pptx

  • 1. Permasalahan Kesehatan Terkait PHBS yang Perlu Penyusunan Regulasi Berwawasan Kesehatan Oleh : Eko Riyatmojo.SKM Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan PuskesmasGiritontro
  • 2. Capaian PHBS secara nasional (Riskesdas 2013) Jateng ?
  • 3. Persalinan oleh nakes • Ketersediaan nakes • Keterjangkauan / akses • Persepsi terhadap layanan • Keyakinan terhadap dukun bayi • Siapa pengambil keputusan dalam memilih penolong persalinan ? • Biaya ? • Kendala lain ? Setyawati and Alam (2010) : kohesivitas kelompok yang tinggi meningkatkan preferensi untuk memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan di Indonesia
  • 4. Penggunaan Air Bersih • Ketersediaan • Akses • Kemampuan • Kebiasaan
  • 5. BAB di Jamban Tidak memiliki jamban • Ekonomi ? • Belum tahu dan sadar pentingnya menggunakan jamban • Sudah menjadi kebiasaan kelompok masyarakat Tidak mau di jamban • Tidak nyaman • Tidak suka • Tidak bisa sambil ngobrol • Alasan lain ? CLTS ?
  • 6. BAB di Jamban Kasus : • Mandi dan BAB di sungai untuk mendapatkan informasi • Sungai pusat “pasar” informasi dan transaksi Perlu aturan pemanfaatan sungai/selokan ?
  • 7. Perilaku merokok di dalam rumah • Merokok merupakan “hal yang wajar” acceptable • Asap rokok dianggap tidak berbahaya : – Warnanya yang putih (dibandingkan asap kendaraan) – Terpapar asap rokok sudah turun temurun • “menghargai” = tidak mengingatkan Stigma
  • 8. Pendapat masyarakat • “nggak papa merokok, yang penting tidak melakukan 5M….” • “ kita harus menghargai tamu…jaadi tidak mengingatkan tamu yang merokok” • “Jika tidak disediain asbak, semua menjadi asbak…” • “yang merokok adalah suami… (kepala rumah tangga)”
  • 9. Sikap Orang tua Terhadap Paparan Asap Rokok pada Anak Toleran Netral Menentang Sangat menentang 0% 20% 40% 60% 80% 100% Diam saja Menyingkir Melindungi dari asap Mengingatkan perokok Respon Orang Tua Terhadap Paparan Asap Rokok pada Anak Tidak Ya Tidak ada orang tua yang rela anaknya terpapar asap rokok, namun mereka tidak berdaya untuk melindungi putra putrinya
  • 10. Lama Paparan Asap Rokok Pada Anak /hari 26% 15% 8% 51% Tak terpapar <=1 jam >1 - 2 jam >2 - 3 jam <= 1 jam Tak terpapar >1 – 2 jam >2-3 jam Sebanyak 74% anak usia kurang dari 7 tahun terpapar asap rokok setiap hari Paparan rokok pada anak di Kota Yogyakarta (Dewi & Supriyati, 2008)
  • 11. Respon masyarakat terhadap anjuran untuk tidak merokok di dekat anak-anak Jangan merokok jika banyak anak 0 10 20 30 40 50 60 70 Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju % Series1 Series2 Kurang dari 1% responden yang tidak / sangat tidak setuju
  • 12. Kesepakatan warga : aturan lokal
  • 14. Kantor kelurahan bebas asap rokok Tempat untuk merokok
  • 15. Kawasan Tanpa Asap Rokok (KTR) Tidak boleh produksi rokok Tidak boleh jual beli rokok Tidak boleh ada iklan rokok Tidak boleh untuk merokok
  • 16. Apa bedanya ? KTR • Tidak boleh produksi, jual beli, iklan, dan aktivitas merokok Kawasan dilarang merokok • Tidak boleh merokok, namun boleh untuk produksi, iklan, dan jual beli rokok Industri rokok biasanya mendukung program kawasan dilarang merokok
  • 17. Tempat-tempat yang semestinya KTR • Fasilitas kesehatan • Proses pendidikan • Tempat bermain anak • Tempat ibadah • Transportasi umum • Tempat kerja • Tempat umum
  • 18. Perilaku cegah jentik Merasa rumahnya sudah bersih 3 M saja belum cukup Perlu kepedulian
  • 19. Menimbang Balita • Kalo sudah ditimbang ? • Manfaat apa yang diperoleh ? Pemahaman esensi penimbangan balita • Sesuai dengan waktu petugas / sasaran ? • Lokasi penimbangan ? Pelaksanaan
  • 20. Aktivitas fisik : haruskah dengan olah raga ?
  • 21. Fasilitas untuk aktivitas fisik setiap hari : perlu dukungan regulasi
  • 22. Mengkondisi lingkungan • Membuat lingkungan yang nyaman dan aman untuk jalan kaki (trotoar bukan untuk jualan/parkir)
  • 23. Cuci Tangan • Mengapa perlu cuci tangan ? • Tersediakah air yang cukup ? • Kapan cuci tangan ? • Bagaimana cara yang benar ?
  • 24. Asi Eksklusif Definisi ASI eksklusif Manfaat ASI eksklusif Kemauan memberikan ASI Eksklusif Kemampuan  wanita bekerja ?
  • 25. Regulasi yang diperlukan untuk ASI Eksklusif IMD (edukasi sejak ANC) Iklan dan sponsor susu formula untuk 0 – 6 bulan Fasilitas untuk buteki yang kerja (tempat menyusui, memerah, menyimpan, cuti, ijin pulang menyusui ?)
  • 26. Esensi konsumsi sayur dan buah adalah untuk konsumsi serat  pengendalian PTM Cukupkah ? Saya suka sekali buah, terutama buah durian Sayur tempe, oseng hati Anak saya nggak suka sayur tetapi snagat suka buah, jadi 5 porsi buah setiap hari terpenuhi Setiap pagi saya minum jus satu gelas besar
  • 27. Konsumsi Sayur dan buah Jenis Sayur Buah Hitung frekuensi Ukuran Akses Harga Jangkauan Hari gini.. Makan lotek ? Nggak gaul banget…. (nilai )
  • 28. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam sayur dan buah  mempermudahkan akses Di negara maju, daging yang boleh dijual hanya yang berkualitas baik
  • 29. Pembiasaan konsumsi sayur dan buah: Dilakukan sejak dini hingga menjadi kebiasaan Aturan Sekolah keluarga
  • 30. KEBIASAAN 1. Interaksi pengetahuan, kemampuan & kemauan. PENGETAHUAN PENGETAHUAN (Apa & Mengapa) K E M A M P U A N K E M A M P U A N ( B a g a i m a n a C a r a n y a )
  • 31. Tahu Tidak Tahu Tidak Tahu Mampu Mau Tahu Mampu Tidak Mau Tidak Mau Tahu Tidak Mampu Tidak Mampu Mau 2. Tingkat Interaksi : Tahu/Mampu/Mau Tahu Mampu Mau KEBIA SAAN ? ? ?
  • 32. Komponen promosi kesehatan • Health knowledge • Health attitude • Health skills • Health behaviors • Health indicators • Health status Health education to improve
  • 33. Komponen promosi kesehatan –count’d • Advocacy • Environmental change • Legislation • Policy mandates, regulations • Resource development • Social support • Financial support • Community development • Organizational development Environment action to promote
  • 34. Kerangka untuk Promosi Kesehatan (Keleher, MacDougall & Murphy, 2007) Prevensi penyakit Strategi Komunikasi Edukasi kesehatan dan pemberdayaan Pengembangan kesehatan dan komunitas Perubahan infrastruktur dan sistem Primer Sekunder Tersier Informasi kesehatan Kampanye perubahan perilaku Pengetahuan Pemahaman Pengembangan keterampilan Keterlibatan Pengembangan komunitas Kebijakan Legislasi Perubahan organisasi Lini bawah Lini atas INTERVENSI Pelayanan primer Pendekatan gaya hidup dan perilaku Pendekatan ekologis
  • 35. Terlalu banyaknya aturan yang tidak dipatuhi membuat masyarakat ragu terhadap efektivitas regulasi 0 10 20 30 40 50 60 extreemly agree agree doubt disagree extreemly disagree Percentage never experimenter smoker Pelajar ragu-ragu apakah peningkatan harga rokok dapat mengendalikan penggunaan tembakau
  • 36. Penggunaan instrumen hukum (misal: pictorial warning) Masyarakat memilih rokok yang gambar pada bungkusnya tidak menakutkan Masyarakat mencoba menutup bungkus rokok
  • 37. Peraturan lokal terkait perilaku merokok lebih efektif dalam mengendalikan perilaku merokok (Supriyati & Kusnanto, 2014) Individu Jenis kelamin, SES, pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal Lingkungan Peraturan lokal Determinant perilaku merokok
  • 38. Notes…. • Pembuatan regulasi perlu dipersiapkan dengan baik, termasuk sistem permberlakuan dan monitoring evaluasinya • Perlu sosialisasi yang masif tentang aturan • Perlu mengemas pesan yang seiring dengan felt need masyarakat
  • 39. Advokasi diperlukan ketika : • Suatu kebijakan yang penting dan diperlukan namun belum ada • Terdapat kebijakan yang tidak efektif atau berbahaya (tidak berwawasan kesehatan?) • Kebijakan yang bagus belum terimplementasi dengan baik
  • 40. Promosi kesehatan itu… Sangat berkaitan dengan Social Determinant of Health Perpaduan beberapa metode promosi kesehatan memberikan hasil lebih baik Mengedepankan pencegahan Melibatkan masyarakat sebagai subjek hingga keberlangsungan program terjaga Pengembangan social capital