Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas kebijakan sekolah sehat di Jawa Timur yang mendorong gaya hidup sehat melalui pendidikan, sarana, dan pelayanan kesehatan di sekolah.
2. Beberapa program yang dilakukan antara lain penjaringan kesehatan, sarapan bersama, imunisasi, dan penanaman nilai-nilai hidup sehat.
3. Dokumen tersebut juga mengusulkan indikator
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas kebijakan sekolah sehat di Jawa Timur yang mendorong gaya hidup sehat melalui pendidikan, sarana, dan pelayanan kesehatan di sekolah.
2. Beberapa program yang dilakukan antara lain penjaringan kesehatan, sarapan bersama, imunisasi, dan penanaman nilai-nilai hidup sehat.
3. Dokumen tersebut juga mengusulkan indikator
PHBS adalah perilaku hidup bersih dan sehat yang bertujuan membentuk masyarakat yang sadar akan pentingnya gaya hidup sehat. Program prioritas PHBS meliputi kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan hidup, gaya hidup, dan asuransi kesehatan. Penyuluhan PHBS memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terkait kesehatan.
Dokumen tersebut membahas upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, pengobatan tradisional (Batra), Saka Bakti Husada (SBH), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Polindes, Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK), dan Pos Kesehatan Desa/Nagari/Kelurahan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah, meliputi konsep dan tujuan PHBS di sekolah, manfaat, sasaran, dan indikator pelaksanaannya. PHBS di sekolah bertujuan memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat sekolah agar mengadopsi perilaku hidup sehat untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi tumbuh kembang peserta didik.
Dokumen tersebut membahas program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan fokus pada tatanan rumah tangga. Terdapat penjelasan mengenai konsep, indikator, pola pembinaan, dan klasifikasi PHBS pada tatanan rumah tangga serta contoh kasus peningkatan klasifikasi PHBS di suatu desa.
Dokumen tersebut membahas tentang layanan kesehatan jiwa di puskesmas, mulai dari persepsi masyarakat tentang kesehatan jiwa, regulasi yang mengatur layanan kesehatan jiwa di puskesmas, serta upaya-upaya yang dapat dilakukan puskesmas dalam bidang promosi, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk populasi sehat, berisiko, dan yang mengalami gangguan jiwa."
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...ZulfiaIbrahim1
DOKUMEN INI MEMBAHAS TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA YANG MENJELASKAN JENIS PENYAKIT PAK DAN PAHK MENURUT PERPRES NO.7 TAHUN 2019 YAITU: pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;
(kimia, fisika, biologi dan penyakit infeksi atau parasit), berdasarkan sistem target organ; (penyakit saluran pernapasan,
penyakit kulit, gangguan otot dan kerangka, gangguan mental
dan prilaku) kanker akibat kerja; dan spesifik lainny
PHBS adalah perilaku hidup bersih dan sehat yang bertujuan membentuk masyarakat yang sadar akan pentingnya gaya hidup sehat. Program prioritas PHBS meliputi kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan hidup, gaya hidup, dan asuransi kesehatan. Penyuluhan PHBS memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terkait kesehatan.
Dokumen tersebut membahas upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, pengobatan tradisional (Batra), Saka Bakti Husada (SBH), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Polindes, Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK), dan Pos Kesehatan Desa/Nagari/Kelurahan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah, meliputi konsep dan tujuan PHBS di sekolah, manfaat, sasaran, dan indikator pelaksanaannya. PHBS di sekolah bertujuan memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat sekolah agar mengadopsi perilaku hidup sehat untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi tumbuh kembang peserta didik.
Dokumen tersebut membahas program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan fokus pada tatanan rumah tangga. Terdapat penjelasan mengenai konsep, indikator, pola pembinaan, dan klasifikasi PHBS pada tatanan rumah tangga serta contoh kasus peningkatan klasifikasi PHBS di suatu desa.
Dokumen tersebut membahas tentang layanan kesehatan jiwa di puskesmas, mulai dari persepsi masyarakat tentang kesehatan jiwa, regulasi yang mengatur layanan kesehatan jiwa di puskesmas, serta upaya-upaya yang dapat dilakukan puskesmas dalam bidang promosi, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk populasi sehat, berisiko, dan yang mengalami gangguan jiwa."
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...ZulfiaIbrahim1
DOKUMEN INI MEMBAHAS TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA YANG MENJELASKAN JENIS PENYAKIT PAK DAN PAHK MENURUT PERPRES NO.7 TAHUN 2019 YAITU: pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;
(kimia, fisika, biologi dan penyakit infeksi atau parasit), berdasarkan sistem target organ; (penyakit saluran pernapasan,
penyakit kulit, gangguan otot dan kerangka, gangguan mental
dan prilaku) kanker akibat kerja; dan spesifik lainny
1. Permasalahan Kesehatan Terkait
PHBS yang Perlu Penyusunan
Regulasi Berwawasan Kesehatan
Oleh :
Eko Riyatmojo.SKM
Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan
PuskesmasGiritontro
3. Persalinan
oleh nakes
• Ketersediaan nakes
• Keterjangkauan / akses
• Persepsi terhadap layanan
• Keyakinan terhadap dukun
bayi
• Siapa pengambil keputusan
dalam memilih penolong
persalinan ?
• Biaya ?
• Kendala lain ?
Setyawati and Alam
(2010) : kohesivitas
kelompok yang tinggi
meningkatkan
preferensi untuk
memilih dukun bayi
sebagai penolong
persalinan di
Indonesia
5. BAB di Jamban
Tidak memiliki jamban
• Ekonomi ?
• Belum tahu dan sadar
pentingnya menggunakan
jamban
• Sudah menjadi kebiasaan
kelompok masyarakat
Tidak mau di jamban
• Tidak nyaman
• Tidak suka
• Tidak bisa sambil ngobrol
• Alasan lain ?
CLTS ?
6. BAB di Jamban
Kasus :
• Mandi dan BAB di sungai
untuk mendapatkan
informasi
• Sungai pusat “pasar”
informasi dan transaksi
Perlu aturan pemanfaatan sungai/selokan ?
7. Perilaku merokok
di dalam rumah
• Merokok merupakan “hal
yang wajar” acceptable
• Asap rokok dianggap tidak
berbahaya :
– Warnanya yang putih
(dibandingkan asap kendaraan)
– Terpapar asap rokok sudah
turun temurun
• “menghargai” = tidak
mengingatkan
Stigma
8. Pendapat masyarakat
• “nggak papa merokok, yang penting tidak
melakukan 5M….”
• “ kita harus menghargai tamu…jaadi tidak
mengingatkan tamu yang merokok”
• “Jika tidak disediain asbak, semua menjadi
asbak…”
• “yang merokok adalah suami… (kepala rumah
tangga)”
9. Sikap Orang tua
Terhadap Paparan Asap Rokok pada Anak
Toleran
Netral
Menentang
Sangat
menentang
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Diam saja Menyingkir Melindungi
dari asap
Mengingatkan
perokok
Respon Orang Tua Terhadap Paparan Asap Rokok pada Anak
Tidak
Ya
Tidak ada
orang tua
yang rela
anaknya
terpapar
asap rokok,
namun
mereka tidak
berdaya
untuk
melindungi
putra
putrinya
10. Lama Paparan Asap Rokok
Pada Anak /hari
26%
15%
8%
51%
Tak terpapar
<=1 jam
>1 - 2 jam
>2 - 3 jam
<= 1 jam
Tak
terpapar
>1 – 2
jam
>2-3
jam
Sebanyak 74%
anak usia kurang
dari 7 tahun
terpapar asap
rokok setiap hari
Paparan rokok pada anak di Kota Yogyakarta
(Dewi & Supriyati, 2008)
11. Respon masyarakat terhadap anjuran untuk tidak
merokok di dekat anak-anak
Jangan merokok jika banyak anak
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju
%
Series1
Series2
Kurang dari 1% responden yang tidak /
sangat tidak setuju
15. Kawasan Tanpa Asap Rokok (KTR)
Tidak boleh produksi rokok
Tidak boleh jual beli rokok
Tidak boleh ada iklan rokok
Tidak boleh untuk merokok
16. Apa bedanya ?
KTR
• Tidak boleh produksi,
jual beli, iklan, dan
aktivitas merokok
Kawasan dilarang merokok
• Tidak boleh
merokok, namun
boleh untuk
produksi, iklan, dan
jual beli rokok
Industri rokok biasanya mendukung program kawasan
dilarang merokok
17. Tempat-tempat yang semestinya KTR
• Fasilitas kesehatan
• Proses pendidikan
• Tempat bermain anak
• Tempat ibadah
• Transportasi umum
• Tempat kerja
• Tempat umum
19. Menimbang Balita
• Kalo sudah ditimbang ?
• Manfaat apa yang
diperoleh ?
Pemahaman
esensi
penimbangan
balita
• Sesuai dengan waktu
petugas / sasaran ?
• Lokasi penimbangan ?
Pelaksanaan
23. Cuci Tangan
• Mengapa perlu cuci
tangan ?
• Tersediakah air yang
cukup ?
• Kapan cuci tangan ?
• Bagaimana cara yang
benar ?
24. Asi Eksklusif
Definisi ASI eksklusif
Manfaat ASI eksklusif
Kemauan memberikan ASI Eksklusif
Kemampuan wanita bekerja ?
25. Regulasi yang diperlukan untuk ASI
Eksklusif
IMD (edukasi sejak ANC)
Iklan dan sponsor susu
formula untuk 0 – 6 bulan
Fasilitas untuk buteki yang kerja
(tempat menyusui, memerah, menyimpan,
cuti, ijin pulang menyusui ?)
26. Esensi konsumsi sayur dan buah adalah untuk
konsumsi serat pengendalian PTM
Cukupkah ?
Saya suka sekali buah,
terutama buah durian
Sayur
tempe,
oseng hati
Anak saya nggak suka sayur tetapi
snagat suka buah, jadi 5 porsi buah
setiap hari terpenuhi
Setiap pagi saya
minum jus satu
gelas besar
27. Konsumsi Sayur dan buah
Jenis
Sayur
Buah
Hitung
frekuensi
Ukuran
Akses
Harga
Jangkauan
Hari gini.. Makan lotek ? Nggak gaul banget…. (nilai )
28. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam
sayur dan buah mempermudahkan akses
Di negara maju, daging yang boleh dijual hanya yang berkualitas baik
29. Pembiasaan konsumsi sayur dan buah:
Dilakukan sejak dini
hingga menjadi kebiasaan
Aturan
Sekolah
keluarga
30. KEBIASAAN
1. Interaksi pengetahuan, kemampuan & kemauan.
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN
(Apa & Mengapa)
K
E
M
A
M
P
U
A
N
K
E
M
A
M
P
U
A
N
(
B
a
g
a
i
m
a
n
a
C
a
r
a
n
y
a
)
32. Komponen promosi kesehatan
• Health knowledge
• Health attitude
• Health skills
• Health behaviors
• Health indicators
• Health status
Health
education to
improve
33. Komponen promosi kesehatan –count’d
• Advocacy
• Environmental change
• Legislation
• Policy mandates, regulations
• Resource development
• Social support
• Financial support
• Community development
• Organizational development
Environment
action to
promote
34. Kerangka untuk Promosi Kesehatan
(Keleher, MacDougall & Murphy, 2007)
Prevensi
penyakit
Strategi
Komunikasi
Edukasi
kesehatan dan
pemberdayaan
Pengembangan
kesehatan dan
komunitas
Perubahan
infrastruktur
dan sistem
Primer
Sekunder
Tersier
Informasi
kesehatan
Kampanye
perubahan
perilaku
Pengetahuan
Pemahaman
Pengembangan
keterampilan
Keterlibatan
Pengembangan
komunitas
Kebijakan
Legislasi
Perubahan
organisasi
Lini bawah Lini atas
INTERVENSI
Pelayanan
primer
Pendekatan gaya hidup
dan perilaku
Pendekatan
ekologis
35. Terlalu banyaknya aturan yang tidak dipatuhi membuat
masyarakat ragu terhadap efektivitas regulasi
0
10
20
30
40
50
60
extreemly
agree
agree doubt disagree extreemly
disagree
Percentage
never
experimenter
smoker
Pelajar ragu-ragu apakah peningkatan harga rokok
dapat mengendalikan penggunaan tembakau
36. Penggunaan instrumen hukum
(misal: pictorial warning)
Masyarakat memilih
rokok yang gambar
pada bungkusnya tidak
menakutkan
Masyarakat mencoba
menutup bungkus rokok
37. Peraturan lokal terkait perilaku merokok lebih efektif dalam
mengendalikan perilaku merokok (Supriyati & Kusnanto, 2014)
Individu
Jenis kelamin,
SES, pekerjaan,
pendidikan,
tempat tinggal
Lingkungan Peraturan lokal
Determinant perilaku merokok
38. Notes….
• Pembuatan regulasi perlu
dipersiapkan dengan baik,
termasuk sistem
permberlakuan dan
monitoring evaluasinya
• Perlu sosialisasi yang masif
tentang aturan
• Perlu mengemas pesan
yang seiring dengan felt
need masyarakat
39. Advokasi diperlukan ketika :
• Suatu kebijakan yang penting dan
diperlukan namun belum ada
• Terdapat kebijakan yang tidak efektif
atau berbahaya (tidak berwawasan
kesehatan?)
• Kebijakan yang bagus belum
terimplementasi dengan baik
40. Promosi kesehatan itu…
Sangat berkaitan dengan Social
Determinant of Health
Perpaduan beberapa metode promosi
kesehatan memberikan hasil lebih baik
Mengedepankan pencegahan
Melibatkan masyarakat sebagai subjek
hingga keberlangsungan program terjaga
Pengembangan
social capital