SlideShare a Scribd company logo
This is a reproduction of a library book that was digitized
by Google as part of an ongoing effort to preserve the
information in books and make it universally accessible.
https://books.google.com
-
Universityof
Michigan
Libraries
nong
111
TIS SCIENTIA VERITAS
PROPINSI
SUMATERA SELATAN
PROPINSI
SUMATERA SELATAN
"Berajun – berombak deras dibawah,
Tenang, bersatu, alam
djajasempurna,
Dempo putjukan
Batanghari
Sembilan,
Riak —
gelombang Musi
menawan ,
" Tulah dia
Sumatera Selatan .
5
1
” Berajun berombak deras dibawah,
Tenang, bersatu, alam djajasempurna,
Dempo putjukan Batanghari Sembilan,
Riak gelombang Musi menawan ,
'Tulah dia Sumatera Selatan
5
REPUBLIK
INDONESIA
PROPINSI
SUMATERA
SELATAN
KEMENTERIAN
PENERANGAN
351
7
EPUBLIK
IDONESIA
PROPINSI
IATERA SELATAN
ENTERIAN PENERANGAN
351
7
PUBLIK
ONESIA ,
BANGKA
00
2210
P. BELITUNG.
URUS
DJAKARTA
MELA
VARAM
BANDUNG
PUBLIK
DONESIA .
BANGKA
21
22 lo
P. BELITUNG
DJAKARTA
BANDUNG
ISI BUKU
Halaman
22
1. Kata Pengantar dari Djawatan Penerangan Prop. S.S.
2. Kata Sambutan dari Gubernur, Kepala Daerah Propinsi S.S.
3. Kata Sambutan dari Panglima Tentera dan Territorium II S.S.
25
27
I
4 PERKEMBANGAN POLITIK :
1. Pertumbuhan Kekuasaan Republik Indonesia :
31
32
33
34
36
38
42
4?
49
53
59
61
63
66
67
67
69
Garis pokok semasa pendudukan Djepang
Kenjataan jang dialami
Menggalang front persatuan Nasional
Berita Penjerahan Djepang dan Proklamasi Kemerdekaan
Mulai mengoper kekuasaan
Agitasi, Konsolidasi, Pemindahan Kekuasaan
Perkembangan Pergolakan Revolusi
Dari P.K.R. ke Tentera Nasional Indonesia
Pertumbuhan kembali organisasi? /partai?
Dari K.N.I.” mendjadi Dewanº Perwakilan Rakjat
Perkembangan Pemerintahan
Dari Dr. A.K. Gani ke Dr. M. Isa
Pemerintahan selama perang djadjahan ke-I
Pemerintah Otonomi menghadapi clash ke-II
Pengakuan Kedaulatan
Dari R.I.S. ke Negara Kesatuan R.I.
Menudju ke Pemerintahan Otonomi seluasʼnja
Perkembangan revolusi didaerah-daerah dalam menjusun
pemerintahan
Tjatatan singkat mengenai Dewan-dewan Perwakilan Rakjat
Propinsi, Kota dan Marga-marga
Lampiranº (berisi Peraturan Daerah jang penting?)
Usul Rentjana Pembentukan Kabupaten Otonoom didalam
Propinsi Sumatera Selatan
2. Perkembangan Asas-asas Demokrasi :
Perkembangan Pers Nasional
Pertumbuhan Partai dan Organisasi
Penjusunan Kembali Partai dizaman Republik
Pertumbuhan Organisasi”
Organisasi Wanita
Organisasi Tani
Organisasi Olah -raga
Perkembangan didaerah-daerah
Organisasi Pemuda
72
83
106
157
168
179
189
203
204
210
213
214
221
9
II
5 . PEMELIHARAAN KEAMANAN NEGARA :
1. Perkembangan Tentera Nasional :
Pertumbuhan Tentera ditengah gelombang revolusi
Aksi Militer Kesatu
Aksi Militer Kedua
Keluar dari hutan
Kelasjkaran
Dari B.P.K.R. sampai T.N.I.
259
26,
267
275
275
277
2. Suka -duka dalam gerilja 279
3. Usaha Tentera Dalam Lapangan Pembangunan 288
4. Pengembalian Bekas Pedjuang Kedalam Masjarakat 290
5. Pengembalian Tenaga Peladjar Pedjuang 293
6. Kepolisian Negara 295
III
6. PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL :
1. Pembangunan Alat Perhubungan 315
317
Lalu -lintas Udara
Pembangunan, Pemeliharaan dan Perluasan Lapangan
terbang
Djalan-djalan dan Djembatan - djembatan
318
321
340
2. Kepadatan Penduduk dan Transmigrasi
Daerah Transmigrasi Metro
Daerah Transmigrasi Tuguhardjo ( Belitang)
Daerah Transmigrasi ex-pedjuang di Bukit Timur
Daerah Transmigrasi Tugumuljo
Daerah Transmigrasi Bengkulu Utara
Lain-lain daerah Transmigrasi
348
354
358
360
362
364
369
3. Perkembangan Koperasi Rakjat
Koperasi Sentral ,, Sedjahtera"
Koperasi Buruh Minjak Pladju
Koperasi Pengendara Betja „ Saudara "
Koperasi „ Amal Gandus "
Koperasi „Persatuan Andil Dagang Islam Indonesia”
376
377
377
378
378
10
,,Bank Koperasi Pendopo "
Koperasi „Serikat Tani Islam Indonesia "
Koperasi Usaha Pembangunan Rakjat"
Koperasi ,,Simpan Pindjam Pegawai Negeri"
379
379
379
379
Koperasi ,,Kowari".
Koperasi „Pegawai Negeri”
Koperasi „ Pengangkutan Ogan Ilir "
Koperasi „Sederhana"
380
380
380
380
381
381
Koperasi „Kramik”
Koperasi ,Pegawai Negeri Daerah Lampung"
Koperasi „ Merdeka Abadi Republik Indonesia "
Koperasi „ Usaha Bersama"
381
381
Koperasi ,,Rakjat Lampung Tengah"
Koperasi „ Tabungan Buruh Mentok”
Koperasi „Rakjat Indonesia Mentok ”
Koperasi ,,Perak "
Koperasi Produksi Kopra"
382
382
382
382
382
383
4. Pendidikan Kader Perekonomian
Dilapangan Koperasi
Dilapangan peternakan hewan dan unggas
Dilapangan Pertanian dan Perikanan darat
386
388
390
5. Sekitar Minjak dan Perusahaan Minjak
6. Menudju Industrialisasi
7. Usaha Memperbesar Produksi
395
410
423
8. Sekitar Karet Rakjat :
Sedikit Sedjarah Karet
Matjam -matjam karet
Tjara sederhana membikin sheet
Karet syntetis
Untuk apa karet?
Perdagangan karet dan Perbaikan mutu
Produksi karet
Uraian penutup
Grafik Gambaran Harga Karet
438
441
443
445
447
449
453
456
459
9. Karet Rakjat :
Beberapa tindjauan dan pandangan
Hasil Karet Rakjat
Politik Getah Pemerintah
Politik Karet Propinsi Sumatera Selatan
Keadaan pertanian
460
461
463
465
467
11
47
47
47
Menudju sheet bereiding
Pusat pendjualan dan pembelian
10. Rakjat Penghasil Karet
11. Batu Arang
12. Timah Bangka
Tjara’ penggalian dan mengerdjakan timah
Sedjarah pulau Bangka dan penggalian timahnja
47
9 *
49
501
13. Tembakau :
Tembakau Ranau dan tembakau Redjang 501
IV
7. PEMBANGUNAN MASJARAKAT :
1. Perburuhan dan Persoalannja :
Zaman Hindia Belanda, Djepang dan Kemerdekaan
Daftar Serikat Buruh/Sekerdja
Usaha-usaha penjelesaian pemogokan
587
590
604
2. Pendidikan Massa dan Pendidikan Orang Dewasa 607
3. Pendidikan dan Pengadjaran :
Sekolah Rendah
Sekolah Menengah
Perguruan Tinggi
Pendidikan Masjarakat
618
627
659
664
4. Kesehatan Rakjat 672
V
8. MEMBANGUN DAN MEMELIHARA KEBUDAJAAN :
1. Perkembangan Kepertjajaan dan Agama :
Kepertjajaan Kuno
Agama Hindu
Agama Islam
Agama Keristen
Aliran-aliran baru
Uraian penutup
687
690
693
704
707
708
2. Perkembangan Adat :
Adat Penduduk Kota Palembang
Adat Daerah Komering
Adat Daerah Lampung
Adat Bengkulu
Adat Redjang Lebong
Adat Bangka
712
734
741
757
762
763
12
3. Perkembangan Seni Ukir dan Pentjak 771
4. Suku Bangsa Kubu :
Sedikit Sedjarahnja
Susunan Masjarakatnja
Hidup dan penghidupannja
Usaha Civilisasi
777
779
780
784
5. Pulau Bangka :
Bangka dahulukala
Bangka sekarang
Bangka dimasa jang akan datang
788
792
793
6. Enggano :
Pulau Telandjang
Dongeng dan Kenjataan
Leak Geografis ...
Tjatatan * Ethnologis
Kebiasaan dan Adat
Baha s a ...
Fauna dan Flora
Sudut ekonomi jang baik
Kehidupan sehari-hari
795
796
798
799
800
801
802
803
804
13
DAFTAR GAMBAR
Halama
12.
1. Sungai Musi dikala sendja
2. Sumatera Selatan dalam peta Indonesia 6- ;
3 . Gubernur, Kepala Daerah Prop. S.S., Dr. M. Isa 231
4. Residen Lampung, Mr. Gele Harun 232
5 . Residen Palembang, Abdulrozak 232
6. Residen Bengkulu (ex ), M. Hasan 233
7. Wali Kota Kota Besar Palembang, Mr. Sudarman Gandasubrata 23
8. Residen Bengkulu (sekarang), M. Husin 234
9. Bupati, Acting Residen Bangka/ Belitung, M. Sa'id ( almarhum ) 234
10. Bupati, Kepala Daerah Kab. Bangka, R. Sukarta Kartaatmadja 235
11 . Bupati d/p Residen Palembang, A. Nadjamuddin 235
Bupati, Kepala Daerah Kabupaten Lematang Ulu/Tanah Pasemah,
Lahat, M. Harun 235
13 . Bupati, Kepala Daerah Kabupaten Lematang /Ogan Tengah, Muara
Enim, Amaludin 235
14. Bupati, Kep. Daerah Kab . Musi Ulu/Rawas, Lb. Linggau, M. Arif 235
15. Bupati, Kep. Daerah Kab. Ogan / Komering Ulu, Baturadja, A. Aziz 235
16. Acting Bupati Kab. Bengkulu Utara, Bengkulu, R. Abubakar 236
17. Wedana Daerah Kota Bengkulu, Z. Abidin 236
18. Bupati, Kep. Daerah Kab. Lampung Tengah, Metro , R. Sahri 236
19. Wedana Daerah Kewedanaan Redjang Lebong, Radjamat 236
20. Patih Kota Telukbetung / Tandjungkarang, M. Saleh 236
21 . Bupati, Kep. Daerah Kab. Bgk . Slt., Manna (ex), Msg. A. Rahman 236
22. Sidang pleno DPRDS Prop. S.S. ke-6, 27/2/1953 237
23. Anggota ’ Dewan Pemerintah Daerah Sementara Prop. S.S. 237
24. Sidang pleno DPRDS Prop. S.S. ke-6 ... 238
25 . Para anggota DPRDS sedang bersidang 238
26. Gedung Nasional di Tjurup jang mula didjadikan gedung DPRDS
pertama 239
27. Gedung Gubernuran Palembang 240
28. Kundjungan Wk. Presiden M. Hatta di Palembang (Pebruari 1950) 241
29. Lautan manusia berdjubel-djubel ingin mendekati Wk . Presiden 241
30. Rapat Samudera dengan Wk. Presiden Hatta 242
31 . Seorang pemuda menaiki tiang bendera „ Kuning Hidjau ", bendera
Negara Sumatera Selatan 242
32. Dr. A.K. Gani berusaha menenteramkan lautan manusia jang akan
mendengarkan wedjangan Wakil Presiden M. Hatta 243
14
R ALAT
Tertulis Seharusnja
het noorden begrends het noorden begrensd
van: a . de Musi, aan: a. de Musi,
Westen daar van; westen daaarvan;
de onder afdeeling de onderafdeeling
de spoor lijn on de spoorlijn en
maka bukan pihak maka bukan fihak
ah)
bar
ris
ari
di " Istana Walinegara "
(Gubernur sekarang),
di " Istana Walinegara "
(Gubernuran sekarang),
ar Angkatan Perang Sum.
Selatan.
Angkatan Perang seluruh
Sumatera.
ke
as
1. DAERAH TRANS
MIGRASI METRO.
DAERAH TRANSMIG
RASI METRO .
Gambar jang berteks : Msg. A. Rahman, seharusnja ditukar
dengan gambar jang berteks: Z. Abidin. ( Djadi ditukar
tempatnja).
243
244
244
245
245
246
246
247
248
248
249
249
249
250
250
99 99
250
99
,,
250
250
33. Lautan manusia sedang mengatjung®kan tangannja sewaktu men
dengarkan wedjangan Wakil Presiden
34. Upatjara penjerahan Negara Sum . Selatan kepada Pemerintah R.I.
35. Mr. Makmun Sumadipradja sedang membatjakan besluit
penjerahan N.S.S.
36. Walinegara sedang membatjakan teks penjerahan
37. Walinegara sedang menanda-tangani naskah penjerahan
38. Gubernur M. Isa djuga sedang menanda -tangani naskah
39. Sehabis upatjara Walinegara berdjabatan tangan dgn . Gub. M. Isa
40. Rapat Dinas routine Residen Palembang
41. Rapat Dinas Pemerintahan Daerah dengan Gubernur M. Isa
42. Rapat Dinas tersebut sedang berdjalan
43. Ex Ketua DPRDS Prop. S.S., W.A. Rahman
44. Ketua DPRDS Prop. S.S., Ali Gathmyr dengan Sekertarisnja ...
45. Wakil Ketua DPRDS Prop. S.S., A. Jasin
46. Daud Badarudin (anggota DPRDS Prop. S.S.)
47. Nungtjik Ar.
48. M. Tahir Hasan
49. R. Sutardjo
50. M. Ali Hanafiah
51. Adjis Tjindarbumi
52. R. Josodipuro
53. R.A. Basjid
54. Nj
. Chamsiah
55. Nj. Sjarkowi Mustafa
56. Zaikadir
37. M. Rasjid Thalib
58. A, Arifin
59. Pangku
60. R. Humam
61. Rauf Ali
62. Zamhari Abidin
63. H. A. Halim
64. Penjelenggaraan Pemilihan Kepala dan Dewanº Marga
65. Penjerahan kekuasaan pendjagaan keamanan dikota Palembang
dari fihak Republik Indonesia kepada fihak Belanda
66. Pembukaan Pressroom dengan Garden Party
67. Sebahagian anggota P.W.I. Kring Palembang
68. Hari Buruh, 1 Mei di Palembang
69. Pembahagian piala untuk para pemenang olah-raga pada hari
penutup Pekan Olah Raga Pemuda di Palembang
250
99 99
251
251
251
.
99 99 251
251
251
99
2
252
9
252
93
252
252
.
99 252
252
253
253
254
254
255
255
15
25€
299
299
299
300
300
301
301
302
302
303
303
304
304
70. Suatu pemandangan jang indah ditepi sungai Ogan di Baturadja
71 . Menteri Pertahanan, Mr. Amir Sjarifudin ....
72. Djenderal Major Urip Sumohardjo ...
73 . Djenderal Major Suhardjo Hardjowardojo
74. Rombongan Menteri Pertahanan sedang tegak berdiri sewaktu lagu
Kebangsaan „ Indonesia Raya" mengumandang diangkasa
75. Djuga rombongan Menteri Pertahanan sedang tegak dg. chidmat
sewaktu dilagukan „ Indonesia Raya " dalam Rapat Samudera dila
pangan mesdjid Agung Palembang
76. Dr. A.K. Gani, Menteri Pertahanan, Djenderal Major Urip, sedang
mengikuti Rapat Samudera dilapangan mesdjid Agung Palembang
77. Sehabis Rapat Samudera, rombongan Tamu Agung dikerumuni
oleh para Opsir Tentera
78 . Menteri Pertahanan sedang memberikan wedjangan
79. Djenderal Major Urip sedang memberikan amanatnja
80. Satu barisan tentera dengan Pandji Kesatuan jang baru
81 . Rombongan Tamu Agung mengudjungi Lahat
82. Menteri Pertahanan dan Djenderal Major Urip menerima penghor
matan Kepala-kepala Kesatuan Tentera .
83. Menteri Pertahanan dan Djenderal Major Urip sedang memeriksa
barisan kehormatan....
84. Dr. Koets, Ketua Komisi Djenderal Belanda tiba di Palembang
85 . Djembatan pasar Bengkulu jang dihantjurkan dalam clash ke-II
86. Komisi Djenderal Belanda dikerumuni oleh para wartawan
87. Meriam ketjepek (lasakan)
88. Meriam ketjepek (lasakan )
89. Markas Bataljon 28/STB dengan beberapa orang anggotanja
90. Djembatan Bengkulu Utara jang dihantjurkan dalam clash ke-II
91 . Djembatan Lais jang dihantjurkan
92. Gunung Pasir Muara Dua, tempat pertempuran pemuda kita
dengan tentara Djepang
93. Pondok Rakjat jang didjadikan tempat pertahanan
94. Daerah Seminung, Ranau Muara Dua
95. Pesanggerahan Banding Agung Muara Dua, tempat pusat Komando
Distrik Militer dan Polisi Militer diwaktu gerilja.......
96. Pondok Rakjat jang didjadikan tempat pertahanan
97 . Djembatan Pondok Kelapa jang dihantjurkan dalam clash ke-II
98 . Pesanggerahan jang didjidikan tempat pusat Komando Distrik
Militer disekitar Muara Dua
98. - idem -
99. Beberapa pemimpin tentera dan Badan Perdjuangan jang menerima
penjerahan kota Tjurup dari tangan Belanda
100. Upatjara penjerahan kembali kota Tjurup
305
305
305
306
306
306
306
306
307
307
307
307
307
307
308
308
308
309
16
zir tentera Belanda jang menjerahkan kota Tjurup
309
ng Dwi Warna waktu upatjara menjerahan kota
an 309
309
310
310
311
Putih jang pertama dikibarkan dikota Tjurup
Perang, 5 Oktober di Palembang
T.N.I. turut dalam parade
ni sebuah djembatan jang diperbaiki oleh pasukan
Tebing Tinggi
I sedang menggembeleng Bataljon 2001 jang akan
daerah
17 Agustus di Pangkalpinang
i dan perpetaan ekonomi
a Bengkulu Manna jang dihantjurkan dalam clash
311
312
513
513
513
514
514
514
515
a Saling (antara Tebing Tinggi /Lubuk Linggau)
at hudjan
s dikota Palembang
I di Tabapenandjung
di Baturadja
epi Musi
sebagai alat-penghubung jang setia
atan baru Muara Saling
Djembatan Muara Saling
ertama menembus perhubungan Muara Saling
515
515
516
516
516
516
517
517
517
518
518
519
Saling dilihat dari sebelah iringan
melakukan tugasnja di Sumatera Selatan
rima antara Kep. D.K.A. lama dengan jg. baru
t hudjan
ang, Merak
Perhubungan Pandjang Merak
a jang memperhubungkan Merak , Kertapati
7 Pandjang
Dua, dekat Pladju
enjangkol tanah
disawah
buk Linggau
ak
benih padi kesawah
tua, umurnja 110 tahun
519
520
521
521
522
522
523
524
17
52
52
52
52
52
52
52
53
521
53
53
532
53
53
534
534
539
535
53€
536
136. Pemandangan sebuah kampung Transmigrasi Lampung Selatan
137. Pemandangan kilang minjak dikala sendja
138. Djuga pemandangan kilang minjak
139. Pemandangan perusahaan minjak diwaktu malam
140. Pabrik kaju „ Dwi Warna ” di Palembang
141. Pabrik kaju dikampung 3 ilir Palembang
142. Pembuatan perahu di Kajuagung
144. Pengangkutan crepe (karet) dengan tongkang dipelabuhan Plg.
143. Dua orang nelajan dari pulau Lepar (Bangka)
145. Anggota ’ Koperasi Pembatikan ,,Kowari" sedang beladjar membatik
146. Koperasi Serikat Tani Islam Indonesia Redjang Lebong
147. Para pengurus koperasi „ Kowari” di Tjempaka
148. Kader Koperasi Angkatan ke-I
149. Gedung dan kendaraan milik koperasi Rakjat Lpg. Tengah , Metro
150. Pabrik tenun „ Sriwidjaja” di-djalan Djenderal Sudirman Palembang
151 . Pabrik Remilling „Hok Tong” di Ladang Pladju
152. Pemandangan dikompleks Perus. Tambang Mas didaerah Lebong
153 . Djuga pemandangan dikompleks Perusahaan Tambang Mas itu
154. Irigasi Tanah Mas Marga Pemulutan. Kab. Ogan Komering Ilir
155 . Pembukaan irigasi Tanah Mas
156. Gubernur M. Isa sedang melihat pintu air dari irigasi Tanah Mas
157. Sawah di Tjurup
158. Panen di Metro
159. Hasil kopra di Lampung
160. Menanam benih padi di Tjurup
160. Gubernur menindjau kebun sajur di Pagar Alam (Pasemah)
162. Tjorak persawahan di Tjurup
Pak /Ibu Tani sedang mendukung keruntung menudju kerumahnja
164. Membadjak sawah di Pagar Alam (Pasemah)
165. Menghela balokº kaju besar dengan lori
166. Motor penebang kaju (hutan) di Sembawa
167. Mesin peluku tanah
168. Mesin pemetjah tanah
169. Mesin peluku tanah
170. Mesin pemetjah tanah
171 . Mesin pemetjah tanah
172. Mesin penebang hutan
173 . Kebun bibit karet di Sembawa
174. Bibit karet jang tersiang baik
175. Pohon karet jang tjukup usianja untuk ditoreh
176. Menoreh karet jang tjukup usianja
537
538
538
539
539
540
540
541
541
542
543
544
545
546
547
548
549
550
550
551
552
18
553
dja wanita diperusahaan pengaretan di Sembawa
igasapan karet di Sembawa
uah kapal dipelabuhan Palembang siap untuk mengang
553
554
554
554
555
555
556
556
et jang siap untuk diexpor dari pelabuhan Palembang
rakjat Lampung
2 kebun untuk menanam lada di Bangka
bun ditimbuni untuk didjadikan pupuk
otoran jang dibakar untuk didjadikan pupuk
ng mulai dipindahkan
ing ditanam dikebun pertjobaan Sembawa
jam dan tgl
. menanam lada harus ditjatat dengan tepat
u -penundjang pada bibit lada jang sudah tumbuh dan
bang
akjat di Bangka
jendjalaran tangkai" pohon lada
obat terhadap pohon * dan daunº lada jang terserang
557
557
558
559
559
560
on lada dari tanam-tanaman jang tumbuh sekitarnja
lada rakjat jang serba teratur di Bangka
kjat di Bangka jang sudah berkembang baik
kjat di Bangka jang baru sadja mendjalar
ah lada jang sudah boleh dipetik lebih dahulu
561
562
562
562
563
564
565
untuk didjadikan lada putih
565
566
567
568
568
569
569
570
570
dengan kaki
sambil mentjebur
ada jang tertangkap dipelabuhan Palembang
i lada dibuka satu persatu dengan teliti
lada dibungkus begitu rupa
an penutup lada itu dalam bungkusan
batu bara jang pertama
-atu bara
ng batu bara
ng batu bara jang bekerdja malam hari
Pentjangkol batu bara
gkut batu bara
g sedang bekerdja membersihkan batu bara
an arang
gkut batu bara
3 batu bara
571
571
572
572
573
573
574
574
19
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
51
51
216. Mesin Pengupas tanah
217. Caterpillar -pengangkut batu bara
217. Mesin Tjangkol batu bara
219. K.K.L. dengan lok-nja siap menunggu muatan batu bara
220. Lori' mengangkut arang batu jang bersih
221 . Lok model tua jang masih terpakai di T.A.B.A.
222. Lok Listrik T.A.B.A.
223. Pemandangan jang indah sekitar kompleks T.A.B.A.
224. Penjemprotan lumpur timah dengan air
225. Djuga penjemprotan lumpur timah
226. Matjamº tembakau jang ditanam disatu tempat
227 . Alat* pengolah tembakau
227. Meradjang tembakau Ranau
229. Daerah Ranau jang indah tempat tembakau Ranau tumbuh
230. Tembakau Ranau jang baru berusia 11/2 bulan
231. Tembakau Ranau jang sudah berusia 3 bulan
232. Memelihara dan menjiangi kebun para pertjobaan di Sembawa
233. Panorama dipantai pulau Bangka
234. Perajaan Hari Buruh 1 Mei di Palembang
235. Pembagian idjazah kursus pembanterasan butahuruf
236. Rombongan penindjau dari UNESCO
237. Penduduk membantu rombongan UNESCO dg. bergotong -rojong
238. Rombongan UNESCO senantiasa mempertjakapkan masaalah
pembangunan desa
51
5
51
51
58
5 €
67
67
67
67
67
67
239 . Sebuah poliklinik di Menanga, dalam daerah Komering Ulu, men
dapat kundjungan dari rombongan UNESCO
240. Rombongan Kaum Luntang Lantung dari Djakarta ditransmi
grasikan ke Sumatera Selatan. Mereka telah tiba dipelabuhan
Palembang 68
242. 68
243 . 68
244. 68
68
245.
246. 78
247. 79.
Buruh Ogem (Perusahaan Listrik) mogok
Persatuan Isteri Polisi „ Bhayangkari" Palembang
Gambaran penghidupan ditepi sungai Musi Palembang
Pemandangan dipantai pulau Belitung.
Peta pulau Bangka
Peta pulau Enggano
Penari „ Gending Sriwidjaja"
Penganten Palembang dalam pakaian adat tjampuran
Pakaian adat Lampung
Pakaian adat Lampung
Sepasang penganten dalam pakaian kombinasi adat Uluan dan
Palembang asli
80'
801
248.
249.
250.
251 .
80
80
252.
810
20
perempuan dalam pakaian kombinasi adat Uluan dan
asli 811
812
812
813
813
814
814
815
815
816
816
817
818
pakaian penganten Palembang asli dan Djawa ....
laki-laki Palembang asli jang sedang siap untuk diarak
rumah penganten perempuan
laki-laki Palembang asli jang sedang diarak menudju
nganten perempuan
anten Palembang asli jg. sedang berada dalam kamarnja
it Lampung
Luar Negeri jang sedang bersantap bersama” dalam
luri perkawinan menurut adat
it Kaba jang selalu mendidih
flesia Arnoldi”
ngket Palembang
ikiran Palembang
dari Luar Negeri memakai kain adat Lampung
ig Palembang
· Azhary
ri dilapangan belakang Benteng Palembang
Azhary
oodist Palembang
Dalam ” (Kubu)
ng Dalam " sebagai nelajan
Studio Palembang jang baru
cangan dengan Mobil Unit ....
ajang Suluh
gan penuh minat mempersaksikan Wajang Suluh
tang Kewarganegaraan dan minoritet
ang indah dari sungai Sekanank
ditepi sungai Karang Palembang
ikoni dipulau Enggano
aba dalam keadaan jang agak tenang
818
819
819
820
821
822
823
823
824
824
825
826
826
827
828
21
bang di Sumatera Selaten.
PENGANTAR KATA
ENGAN ini terwudjudlah suatu himpunan kata² dan angka ” se
gambar dari kedjadian jang agaknja akan dapat memberik
gambaran tentang segala sesuatu jang hidup, bergerak dan berkei
D
Dengan menjadari, bahwa dokumentasi dan statistika biasanja mendj
mukan, ditjobalah dalam penjusunannja untuk menghindari hal jang bi
membikin pusing kepala.
Dokumentasi dan statistika memang dapat berbitjara dan menawan ha
Tapi lazimnja hanja terbatas bagi pembatja jang arif akan semua maks
dan tudjuan penjusunannja sadja.
Kami ingin supaja himpunan tentang Sumatera Selatan ini dapat dju
berbitjara kepada masjarakat kita seumumnja. Karena itu segala sesuatun
telah ditjoba disesuaikan dengan kesanggupan penerimaan dari umum sebag
objek.
Keseluruhannja disederhanakan . Tidak terlalu meluas. Tidak terlamp
mendalam .
Mungkin djuga tidak memberikan kesan sebagai bahan dokumentasi di
statistika.
Tapi memang bukanlah pula itu jang didjadikan tudjuan pokok .
Dasar dan tudjuan terutama dari himpunan ini adalah facts kenjataa:
dari kedjadian .
Himpunan ini dimaksudkan untuk mengabadikan WAHRHEIT tentai
Sumatera Selatan, serta menjampaikannja kepada rakjat seluruhnja, denge
mendjauhi segala DICHTUNG jang biasanja memutar -balikkan sesuatu . Mał
apabila buku ini dapat memberikan „ kepuasan sekedarnja ” kepada chalajo
umum , agaknja tidaklah akan sia - sia segala kegiatan dari para penjelenggara
nja, djerih pajah dari para pemberi sumbangsihnja dan semua biaja jar
sudah dikeluarkan .
Mudah -mudahan dengan terbitnja buku ini, Sumatera Selatan sebag
DAERAH HARAPAN , akan lebih dikenal, dari berbagai sudutnja !
Kiranja perlu disebutkan disini, bahwa buku ini telah dimulai penjusun
Kiranja perlu disebutkan disini
, bahwa penjusunan buku ini telah dimuli
sedjak Pimpinan Djawatan Penerangan masih dipegang oleh sdr. A.
Sumadi jang pada achir Mei 1953 telah meninggalkan Djawatan.
22
Memang sedjak permulaan tahun 1951 sudah terkandung rentjana dalam
Djawatan Penerangan Propinsi untuk menjusun suatu buku jang dapat
memberi lukisan serta uraian jang tepat mengenai Sumatera Selatan guna
penilaian paranan daerah dalam proses pasang- surutnja , adab dan budaja di
kepulauan Indonesia.
Dengan djalan demikian daerah dapat diperkenalkan bukan hanja pada
mereka jang melihat dari djauh tetapi djuga pada penduduknja sendiri.
Hasrat untuk mewudjudkan penerbitan jang dikehendaki itu tak sampai
berhubung kesulitan alat dan benda. Achirnja dalam konperensi Penerangan
Pembangunan Antar Kementerian pada bulan September 1952, djalan untuk
penerbitan buku jang akan memperkenalkan daerah demi daerah di Indonesia
telah terbuka. Salah satu keputusan dari konperensi ialah supaja setiap
Propinsi menjiapkan pandangan mata dan pandangan hati dari segenap daerah,
mendjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Dalam usaha memperoleh, mengumpulkan dan menjusun bahan * guna
kelengkapan Buku Peringatan ini, anggota* redaksi mendapat kesan antara
lain betapa banjak aspek² hidup dan peristiwa? terlupa di Sumatera Selatan
jang belum dapat diketahui orang banjak dan betapa sedikitnja djumlah
pengarang dan penjelidik jang sungguh telah mempeladjari Daerah Harapan
ini serta bagaimana besar rahasia hajat dan kimia terpendam dalam alamnja.
Menurut daftar perpustakaan jang mengambil Indonesia sebagai pokok
uraian , djumlah buku² mengenai Sumatera Selatan adalah sangat ketjil
sehingga tak salah kalau dikatakan bahwa daerah Sumatera Selatan merupa
kan tjintjin terlepas dalam rangkaian dari hasil STUDIE dalam soal adat
der kesusasteraan daerah . Oleh karena itu dan ditambah pula dengan
kerusakan bahan dokumentasi dimasa pendudukan Djepang dan akibat
siasat bumi hangus dalam pertempuran melawan Belanda dalam agresi I
dan II, dan memperhatikan pula kebenaran dictum jang mengatakan, bahwa
sedjarah dari negara jang baru melepaskan diri dari kekuasaan asing haruslah
ditindjau dan ditulis kembali dalam proporsi jang sebenarnja, maka oleh
pinpinan redaksi telah diusahakan mengirim anggota’ redaksi atau pembantu
pembantunja kedaerah untuk menemui orang - seorang dalam usaha memper
dapat setjara langsung bahan2 jang diperlukan dari sumber - sumber pertama.
Dalam taraf pertumbuhan demokrasi dan pembangunan jang meliputi
segenap lapangan hidup di Indonesia seperti pada masa ini, sudah tentu
gambaran terachir dan kepastian angka tidak mendjadi tudjuan utama.
Jang menarik perhatian, bukanlah hanja jang dapat dilihat dan diraba
jang lazim disebut „ FACTS AND FIGURES” akan tetapi kodrat jang
menentukan lahirnja kenjataan ”. Misalnja apakah jang mematah -matahkan
continuiteit sedjarah di Sumatera Selatan sehingga meninggalkan „ hiatus”,
hentinja proses sedjarah jang sangat berharga untuk penulisan sedjarah dan
tidak dapat diisi dengan hanja tafsiran dan dugaan.
Dari mana datangnja para transmigran ke Sumatera Selatan jang puluhan
ribu banjaknja dalam pertengahan abad ke-14, dan achirnja kemanakah
orang itu bepergian sehingga lenjap dari tjatatan tambo ? Apakah sebenarnja
Sriwidjaja itu ? Keradjaan, pusat perniagaan atau kebudajaan? Pergolakan
epakah jang menjebabkan terselipnja berabad-abad suku Bugis, Tapanuli,
23
Minangkabau dan Mindanao di Lampung. Sungguh banjak soal di Sumate
Selatan untuk didjadikan pokok penjelidikan selandjutnja. Tepatlah ke
Edward Loeb dalam dissertatienja dikota Vina mengenai Sumatera, bahwa i
Sumatera Selatan sedemikian banjak soal jang masih akan diselidiki sehin
ga dapat memberi sasaran ? penjelidikan tjukup banjaknja untuk ratus
tahun lagi.
HEBAT DIMASA JANG LAMPAU, PENTING DIMASA SEKARAN
DAN MUNGKIN MENGAGUMKAN PADA MASA JANG AKAN DATAN
SUMATERA SELATAN SEBAGAI EKSPONEN TRIMASA AKAN TET :
MENAWAN HATI, BAIK DALAM MASA PERGOLAKAN MAUPL
DALAM KEADAAN DAMAI.
Demikianlah !!!
Pada achirnja dapat dinjatakan disini bahwa untuk menjusun buku in
Djawatan Penerangan Propinsi Sumatera Selatan telah menjusun satu DEWA
REDAKSI jang diketuai oleh sdr. M.L. TOBING , dan terdiri dari beberaj
orang tenaga redaksi jang diserahi tugas menjusun artikel jang diperluka
Diantara sdr* jg. menjelenggarakan tugas jang amat berat itu , adalah sdr
K.M. ZEN MUKTI, R. SUMARDI TJOKROWILOGO , A. KOWI
, ASNAW
SA'ID , JUSUF ISMAIL, A. BAIDJURI, ZAINI ABUBAKAR, UMAR
HAMID , HADI USMANY, MARZUKI, ANWAR EFFENDI, R. SUGIT
dengan bantuan tenaga ? administrasi lainnja .
Selain itu tidak pula dapat dilupakan sumbangan dari sdr?. NUNGTJI)
AR, A. ARIFIN, A.A. HARAHAP, ZAINAL ABIDIN , dan lain ”, jang berur
artikel- artikel pokok jang diperlukan
Djuga Pamong Pradja diseluruh Propinsi dan Djawatan ? Pemerintal
Polisi dan Tentera tidak sedikit memberikan bantuannja untuk kepentingan in
Bantuan kalangan partikulir -pun telah banjak diterima, sehingga dalar
banjak hal memudahkan anggota” Dewan Redaksi mengumpulkan bahan
jang dibutuhkan.
Untuk semuanja itu, kami mengutjapkan banjak terima kasih kepad
seluruh penjumbang karangan dan pembantu ?, baik langsung atau tida
langsung atas kerelaan dan kesediaannja untuk memberi isi pada Buk
Peringatan 17 Agustus ini.
Dan dengan selesainja penerbitan buku ini dapatlah diingat seterusnj
hendaknja djasaʼ putera dan puteri daerah Sumatera Selatan dalam menegak
kan kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia.
Sek i anlah !
Palembang, 17 Agustus 1954.
Kepala
DJAWATAN PENERANGAN
PROPINSI SUMATERA SELATAN
24
KATA SAMBUTAN
Buku Peringatan 17 Agustus jang
diterbitkan oleh Kementerian Penera
ngan ini, harus kita sambut dengan
gembira, biarpun dari sudut mana
djuga kita akan melihatnja. Didalam
buku ini disadjikan kepada masjarakat
sedjarah rakjat disesuatu daerah
dikepulauan Indonesia jang serta ber
djuang merebut dan mempertahankan
kemerdekaan, jang sudah kita miliki
sekarang ini. Dengan begitu kita ber
sama? akan mengetahui dan menghar
gai perdjuangan saudara * kita didaerah
jang tersebut. Kita sama kita akan
lebih hormat menghormati dan jang
penting lagi perasaan kesatuan, jang
mendjadi inti dari negara kesatuan kita, akan lebih meresap dan bertambah
kekal.
Pergolakan didalam masjarakat dan djalannja pemerintahan
disesuatu daerah , dapat dimengerti oleh pembatja , sehingga dapat
terhindar sesuatu konklusi, jang mungkin akan merugikan pribadi
pembatja , atau sesuatu golongan ataupun rakjat atau Pemerintah .
Dari buku ini dapat pula kita pengetahuan tentang keadaan dalam
banjak lapangan ( politis, ekonomis, sosial) dari sesuatu daerah . Buku
ini akan mendjadi penundjuk djalan, suatu pedoman, bagi kita semua .
Harus diakui, sebab pengalaman membuktikan , bahwa pengetahuan
kita mengenai keadaan , hasjrat dan kebutuhan daerah sangat terbatas.
Umpamanja sebagai kepala daerah , saja selalu memikirkan soal
pembasmian lalang jang merugikan pak tani dan sudah tentu diseluruh
Indonesia, dimana ada lalang, persoalannja sama . Tetapi waktu pergi
ke Bali, dilihat bahwa rakjat memerlukan sangat lalang itu untuk atap
rumah, sehingga sengadja disediakan mereka sebidang tanah untuk
Islang itu . Djadi disesuatu daerah dianggap lalang merugikan masjarakat,
dilain daerah menguntungkan.
25
Dan tentu ditanah air kita ada lagi lain hal, jang sematjam it
Dan djika itu tidak diketahui, maka kementerian /djawatan ataupu
sesuatu organisasi pusat, jang akan mengatur segala sesuatu setjai
integral, akan mengalami kesulitan.
Disamping ada kesempatan terbatas untuk menindjau sesuat
daerah, maka buku peringatan ini merupakan suatu bahan jang pentin
Semoga buku peringatan ini akan dibatja dan dipeladjari ole
setidak -tidaknja semua pemimpin dari rakjat Indonesia jang bar
merdeka dan sangat haus akan ilmu pengetahuan .
Palembang, 17-8-1953.
GUBERNUR , KEPALA DAERAH PROPINS
SUMATERA SELATAN ,
Dr. M. ISA
26
KATA SAMBUTAN
Saja sambut dengan gembira dan
utjapan selamat atas penerbitan buku
perkenalan Sumatera Selatan ini.
Perkenalan Sumatera Selatan ini
amat penting dan sangat diperlukan
untuk kemad juan dan pembangunan
Sumatera Selatan.
Sedikit sekali daerah ini dikenal dan
kebanjakan orang kurang bahkan
tidak mempunjai gambaran terha
dapnja , baik mengenai isinja dus keka
jaannja maupun keadaannja. Kebanja
kan orang mengetahui dari peta sadja
atau dengar dan batja, bahwa Sumatera
Selatan itu adalah daerah di Sumatera jang luas berrimba -raya jang
dihuni oleh gadjah dan harimau sadja. Apalagi tentang perdjoangan
rakjatnja jang mati'an tak mau ketinggalan dan kalah kebal atau
keberaniannja dengan temanʼnja dilain daerah dalam mempertahankan dan
memelihara kemerdekaan. Ditambah pula karena Sumatera Selatan ini
daerah jang aman dan tenteram .
итит
Dengan terbitnja buku ini mudah'an sadja Sumatera Selatan akan
dikenal akan arti kepentingannja dan dapat memberikan
sumbangan pengisi dan pembangunan Negara dan menghilangkan
anggapan keréméh -téméhan umum terhadap sebagian daerah dari
Tanah Air kita.
Tanggal, 17-8-1954 .
PANGLIMA TENTERA DAN TERRITORIUM II
SUMATERA SELATAN
B AMB ANG U TOJO
kolonel
27
PERKEMBANGAN POLITIK
ambutan kekuasaan Republik Indonesia :
u šmasa Djepang masih berkuasa.
walangfrontpersatuan Nasional.
sedjak Proklamasi Kemerdekaan diketahui dengan resmi.
utganmenegakkan Pemerintahan Daerah.
sugi mewudjudkan Pemerintahan Otonomi
.
z INI daerah mendjadi Dewan Perwakilan Rakjat Daerah .
Tiskangan Pemerintahan selandjutnja.
ennkembaliMarga".
Daerah jang berkenaan dengan penjusunan Marga.
Ca usulpembentukan Kabupaten Otonomi
.
szabangan Asas-asas Demokrasi:
makasagan pers dan dunia wartawan .
paistan dan perkembangan partai organisasi sedjak tahun 1916
29
PERKEMBANGAN POLITIK
1 . Pertumbuhan kekuasaan Republik Indonesia :
Keadaan dimasa Djepang masih berkuasa.
Menggalang front persatuan Nasional.
Keadaan sedjak Proklamasi Kemerdekaan diketahui dengan resmi.
Perdjuangan menegakkan Pemerintahan Daerah.
Perdjuangan mewudjudkan Pemerintahan Otonomi.
Dari K.N.I. daerah mendjadi Dewan Perwakilan Rakjat Daerah.
Perkembangan Pemerintahan selandjutnja.
Penjusunan kembali Marga?.
Peraturan” Daerah jang berkenaan dengan penjusunan Marga.
Rentjana usul pembentukan Kabupaten Otonomi.
2. Perkembangan Asas-asas Demokrasi :
Perkembangan pers dan dunia wartawan.
Pertumbuhan dan perkembangan partai /organisasi sedjak tahun 1916
sampai kini.
29
i tehsiumum jang terdjadi
dibeberapa
tempat
penting
dalam
te betaling
menghadapi
berbagai
kesukaran
dalam
pengumpulan
bahan
duga bahan jang telah ada, perlu
diseleksi
dengan teliti
autai dijumlahbahan jang telah tersedia , akan ditjoba
memberikan
og pentingringkas,dengan
maksud supaja bahan
keterangan
jang
la
pendahuluan jang singkat ini, marilah kita ikuti
sedjarah
A
senegakkan
kekuasaan
Republik
Indonesia
didaerah
Sumatera
**
'amaupunlawansama
mengakui,bahwa
perdjuangan
kemerdekaan
lehenputut, bahkan
sebaliknja.
Kedatangan
Djepang ke Indonesia,
e
diperhitungkan lebih
dahulu. Soalnja , betapa
tjara
meneruskan
sau albara umum , jang
hendaknja
dapat dipadu
oleh pemuka
?
1 ta,dan akan
mendjadi
perintis
djalan
kearah
penggalian
sedjarah
han dimasa
pendudukan
fasis
Djepang. Untuk ini, perlu ada
a bisa
didjadikan
tuntunan .
PERTUMBUHAN KEKUASAAN REPUBLIK INDONESIA
DIDAERAH SUMATERA SELATAN
1. Pendahuluan.
I kaguraikan hal jang bertalian dengan sedjarah pertumbuhan
cza Republik Indonesia didaerah Sumatera Selatan setjara chusus,
a sungkin. Karena sedjarahnja itu adalah meliputi dan memeng ta'
Bahan darisedjarah perkembangan revolusi nasional kita jang ter
men iniumumnja.
cil,ebagaisama dimaklumi, didalam tekst proklamasi Kemerdekaan
3. 17 Agustus 1945 antaranja ada disebutkan :
23 mengenai pemindahan kekuasaan dan lain diselenggarakan
'n sasama dan dalam tempo se-singkat’nja ”.
sin kekuasan Pemerintah Republik Indonesia didaerah Sumatera
berati: „merampas kekuasaan Pemerintahan dari tangan
N pemerintah militer Djepang, menggantikannja dengan
e leverintah Republik Indonesia sebagai jang dimaksud didalam
peia
,dankemudian mendjaganja dari serangan musuh, baik dari fihak
papundarifihak Belanda atau kaki tangannja dan boneka’nja”.
tu atuk kelengkapan uraian
, sedjarah pertumbuhan kekuasaan
aslasediajang dimaksudkan akan kita bentangkan berdjalinan dengan
sais lidak mudah menguraikan hal tersebut setjara ringkas dan
a datlogika dan
kenjataannja.
thai sekedar merintis djalan kearah usaha jang lebih sempurna
akan dapat menambah atau
melengkapibahan dan
keterangan
1293benar jang lebih luas lagi.
2. Garis pokok masa
pendudukan
Djepang.
31
PERTUMBUHAN KEKUASAAN REPUBLIK INDONESIA
DIDAERAH SUMATERA SELATAN
1. Pendahuluan .
UNTUKmenguraikan haljang bertalian dengan sedjarah pertumbuhan
kekuasaan Republik Indonesia didaerah Sumatera Selatan setjara chusus,
rasanja tak mungkin . Karena sedjarahnja itu adalah meliputi dan memeng ta'
dapat dipisahkan dari sedjarah perkembangan revolusi nasional kita jang ter
djadi didaerah ini umumnja.
Sebab, sebagai sama dimaklumi
, didalam tekst proklamasi Kemerdekaan
kita tanggal 17 Agustus 1945 antaranja ada disebutkan :
"Hal' jang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempo se-singkaténja".
Mendirikan kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia didaerah Sumatera
Selatan ini berarti : „merampas kekuasaan Pemerintahan dari tangan
KEKUASAAN pemerintah militer Djepang, menggantikannja dengan
kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia sebagai jang dimaksud didalam
proklamasi itu, dan kemudian mendjaganja dari serangan musuh, baik dari fihak
Inggeris, maupun dari fihak Belanda atau kaki tangannja dan boneka’nja ".
Djadinja, untuk kelengkapan uraian, sedjarah pertumbuhan kekuasaan
Republik Indonesia jang dimaksudkan akan kita bentangkan berdjalinan dengan
sedjarah revolusi umum jang terdjadi dibeberapa tempat penting dalam
daerah ini.
Tentu sadja tidak mudah menguraikan hal tersebut setjara ringkas dan
objektief. Selain menghadapi berbagai kesukaran dalam pengumpulan bahan ?
dokumentasi, djuga bahan ? jang telah ada, perlu diseleksi dengan teliti
berdasarkan alat logika dan kenjataannja.
Akan tetapi sekedar merintis djalan kearah usaha jang lebih sempurna
lagi, maka dari djumlah bahanº jang telah tersedia, akan ditjoba memberikan
tjatatan ' setjara penting ringkas, dengan maksud supaja bahan keterangan jang
diberikan itu, akan dapat menambah atau melengkapi bahan dan keterangan?
jang sudah ada, dan akan mendjadi perintis djalan kearah penggalian sedjarah
dari sumber jang benar jang lebih luas lagi .
Dengan kata pendahuluan jang singkat ini, marilah kita ikuti sedjarah
pertumbuhan menegakkan kekuasaan Republik Indonesia didaerah Sumatera
Selatan dengan saksama.
2. Garis pokok masa pendudukan Djepang.
Baik kawan maupun lawan sama mengakui, bahwa perdjuangan kemerdekaan
kita tak pernah surut, bahkan sebaliknja. Kedatangan Djepang ke Indonesia,
djuga sudah diperhitungkan lebih dahulu . Soalnja, betapa tjara meneruskan
aksi perdjuangan dimasa pendudukan fasis Djepang. Untuk ini, perlu ada
patokan pokok setjara umum , jang hendaknja dapat dipadu oleh pemuka
perdjuangan jang bisa didjadikan tuntunan .
31
Karena itu, setelah tanggal 14 Pebruari 1942 Palembang diduduki Djepang,
telah didapat kata sepakat antara pamuka Gerindo (Dr. A.K. Gani, Nungtjik
Ar, A. S. Sumadi) dan Parindra (Dr. M. Isa), mentjari dan mendjemput Bung
Karno ke Palembang, jang kemudian dapat ditemui di Sumatera Barat dan lalu
sama' ke Palembang.
Dalam perundingan selama Bung Karno di Palembang, dapatlah diambil
garis pedoman pokok. Mendjaga kesatuan dikalangan segenap pemimpin,
menghadapi totaliterisme Djepang dengan totaliterisme pimpinan, dari bawah
sampai keatas, mengusahakan terdjaganja perhubungan dengan masjarakat.
Gerak langkah banja dapat diatur dalam dua tjara, setjara ondergrond ataupun
setjara etiket „kerdjasama" dengan mempergunakan sembojan propaganda fasis
Djepang „ Nippon Indonesia sama2”. Bung Karno akan diusahakan setjepat
mungkin ke Djawa untuk berhubungan dengan lain pemimpin , istimewa dengan
Bung Hatta jang sementara itu telah berada di Djawa.
Di bulan Djuni 1942 Bung Karno dia dengan motor ketjil oleh
pemuda ' Gerindo berangkat ke Djakarta, dengan meninggalkan garis pokok
jang dimaksud diatas.
3. Kenjataan jang dialami.
Kekuasaan Djepang menjapu segenap organisasi rakjat, terutama partai
politik. Tetapi setelah beberapa lama Bung Karno di Djawa, terberitalah
berdirinja „ Djawa Hokokai" jang dipimpin oleh Sukarno – Hatta, dengan
menghimpun tenaga' pemimpin bangsa kita didalamnja. Berita tentang kegiatan
„ Djawa Hokokai" itu disertai pula dengan adanja desas -desus (tatkala itu kita
hanja bisa bitjara tentang desas-desus) tentang kegiatan’ illegaal, gerakan rahasia
jang djuga bersumber dari Djawa. Gerakan rahasia ini, menurut desas -desus
bertjorak dua, jang diatur oleh bangsa kita sendiri (antaranja disebut nama
almarhum Mr. Amir Sjarifuddin jang kemudian terhukum mati, tetapi diganti
se-umur hidup), dan jang diatur oleh fihak Sekutu.
Didaerah Palembang sendiri, disamping ketjurigaan ' Djepang terhadap
gerakan rahasia itu, ada pula timbul perlawanan rakjat didaerah Air Hitam
(Sekaju) jang menjebabkan sdr. Nadjamuddin (Bupati sekarang di Palembang )
kena pelor jang sedianja ditudjukan pada Djepang" dalam suatu perahu. Sudah
tentu semua ini menjebabkan fasis Djepang bertindak, sesuai dengan segala
keganasan dan kebengisan militer-fasisnja.
Dr. A. K. Gani ditangkap, diperiksa, disiksa, Inspektur Polisi R. M. Mutoro
djuga diperlakukan begitu jang kemudian dibunuh mati setjara kedjam .
Pemimpin P.S.I.I. daerah A.S. Mattjik dan Hamzah Kuntjit bersama ber-puluh
anggota P.S.I.I. didaerah Sekaju, (jang dianggap sebagai sumber gerakan per
lawanan rakjat Air Hitam) ditangkap, disiksa, sebagian terbesar tiwas
dalam pendjara, sjukur kedua pemimpin tersebut masih keluar dengan selamat.
Lain² pemimpin banjak lagi jang djadi korban, se-kurangºnja diperiksa dengan
bengis, disertai atau tidak disertai kekedjaman", kemudian disuruh menanda
tangani surat pengakuan dan minta ampun atas limpah karunia Tenno Heika -nja
Djepang, dibawah antjaman siksa pukulan atau dipaku kaki dan tangan kelantai
32
(seperti terdjadi umpamanja dengan sdr’. Abdulrozak Residen Palembang
sekarang, Dr. Sapaat jang dikala itu di Lubuk Linggau, Basri, anggota
Parlemen sekarang dan banjak lagi, karena hampir semua orang terkemuka
pernah mengalaminja ).
Mengenai ketjurigaan adanja kegiatan Sekutu , telah terdjadi razzia
dikalangan sdr’. suku Ambon, jang berachir kira 70 orang jang dibunuh setjara
bengis (diangkut serombongan demi serombongan dibawa kehutan ditepi lobang
besar, kemudian satu persatu ada jang ditembak dari mulut, ditebas batang
lehernja, ditusuk dengan bajonet, dibakar ber-sama', dengan masing mengalami
kengerian® mempersaksikan segala kekedjaman dan kebengisan itu). Lain lagi
jang tersiksa sampai maut dalam pemeriksaan.
Disamping itu semua, kengerian setjara umum telah sama dimaklumi :
Romusha (disini namanja B.P.P. atau Badan Pembantu Pemerintah, populernja:
kuli B.P.P.), jaitu kerdja paksa sampai mati, se-kurang‘nja djadi sampah
ditepi djalan.
4. Menggalang front persatuan Nasional.
Kekuasaan fasis Djepang dengan butai-ismenja itu, tidak hanja memisah‘kan
antara pulau dengan pulau, tetapi djuga memisahkan antara Keresidenan dengan
Keresidenan di Sumatera ini. Karena itu sulitlah akan adanja kemungkinan
sesuatu hubungan organisatoris antara pemimpin bangsa, bahkan antara
pemimpin ? sedaerah ?, sekalipun dalam bentuk sematjam „ hokokai" di Djawa
dengan sembojannja „ bekerdja sama untuk Dai Toa Senso dan kemerdekaan
bersama Asia Timur Raya ". Dengan demikian, setiap pemimpin daerah harus
berusaha dan mengerti sendiri tjara bekerdjanja, di-tengah segala kesulitan dan
segala kengerian itu.
Djalannja peperangan Pacifik adalah memberi kemungkinan untuk kegiatan
pemimpin ' daerah jang tahu mempergunakannja. Sedjalan dengan makin
terdesaknja Djepang disegala medan pertempuran, maka Djepang menghendaki
se-banjak’nja tenaga dan alat guna kepentingan perangnja dari rakjat Indonesia,
jang ditjarinja dengan segala matjam kekerasan dan tipu-muslihat djahat, dengan
mempergunakan tenaga' Pamong Pradja dan Pamong Marga dibawah antjaman
bajonet kempei. Pemerasan tenaga pekerdja romusha dan kaum tani mesti diser
tai pembangkitan tenaga jang bisa dipakai sebagai tenaga perlawanannja terha
dap Sekutu, jaitu barisan” gyugun dan heiho. Tetapi untuk ini memerlukan
gerakan jang bisa membangkitkan semangat Nasional. Komando Tokio untuk
ini sudah terdengar, rakjat Indonesia akan mendapatkan kemerdekaannja,
untuk itu lawanlah Sekutu dengan segala pengorbanan.
Siapa jang dapat membangkitkan semangat setjara ber-njala untuk
kepentingan kemerdekaan bangsa dan tanah air, tentulah para pemimpin. Dengan
begini terbukalah kesempatan menjusun organisasi.
Sdr. Asaari (kini bupati pensiun, tatkala itu Kepala Pengadilan ) diberi
kesempatan oleh Tyokan Letnan Djendral Myako Tosio untuk berhubungan
dengan kalangan pemimpin daerah. Beliau segera berhubungan dengan sdr.
33
Nungtjik Ar. ( tatkala itu Kepala Redaksi Palembang Shimbun, sesuai dengan
persetudjuan antara para pemimpin, antaranja djuga Bung Karno dan Dr. A.K.
Gani setelah beberapa bulan Djepang menduduki Palembang ). Maksud dipadu
untuk mendirikan sematjam hokokai didaerah Palembang. Perundingan seperlu
nja diadakan , sdr. Asaari dengan pegawai negeri, sdr. Nungtjik Ar. dengan
kalangan pemimpin ? daerah dan pemuda. Setjara resmi rekes dimadjukan ber
sama rentjana. Setelah perundingan dengan fihak Djepang selesai, kepada sdr .
Asaari dengan Nungtjik Ar. dipertanggung-djawabkan untuk meng-organisir
badan tersebut selandjutnja.
Demikianlah panitia pertama terdiri terutama dari kalangan pegawai
Djepang, hanja dua orang jang dapat mewakili golongan pergerakan (sdr.
Nungtjik Ar. dan almarhum B. Salim ), dibantu oleh sdr. Mailan dari kalangan
pemuda. Akan tetapi kemudian setelah ber-kali' merundingkannja dengan pihak
Djepang jang selamanja penuh tjuriga itu, achirnja tersusunlah Badan Kebaktian
Rakjat jang berkesempatan menjusun segenap tenaga kalangan terkemuka, baik
dari kalangan pegawai negeri, maupun dari kalangan pemimpin pergerakan
didaerah , baik jang berada di kota maupun jang berada didaerah pedalaman .
Dalam bulan terachir jang mendekati masa keruntuhan Djepang, dapat
dikatakan B.K.R. merupakan satu’nja organisasi jang mempersatu -padukan antara
kalangan ' pegawai dan pamong, dengan kalangan pemimpin pergerakan daerah
(termasuk antaranja Dr. A. K. Gani jang telah dikeluarkan dari pendjara ), jang
tidak dapat dilalui begitu sadja oleh kekuasaan pemerintahan militer Djepang.
Teras tenaga dan jang menetapkan taktik -strategi adalah pada kalangan
pergerakan , ini mudah dimengerti, baik karena pengalaman dalam tjara
berorganisasi di-tengah masjarakat, maupun karena kalangan pegawai' umumnja
pada waktu itu terdjepit antara perintah keras dari Djepang dengan rasa keben
tjian massa rakjat berhadap kekuasaannja. Keleluasaan bergerak, baik dalam
hubungan dengan masjarakat, maupun kedalam antara sesama kawan perdjua
ngan, demikian djuga kesempatan mempergunakan sembojanº perdjuangan dan
kemerdekaan nasional jang tidak dapat dirintangi karena adanja „djandjiº
kemerdekaan " dari Djepang sendiri, maka dapatlah dikatakan bahwa B.K.R.
pada waktu itu telah mendjadi satu’nja Front Persatuan Nasional dari kalangan
pemimpin ? daerah , jang nantinja akan melaksanakan rolnja jang penting dalam
menjambut permulaan Revolusi Nasional 1945.
5. Berita Penjerahan Djepang dan Proklamasi Kemerdekaan.
Meskipun berita® perang dari pihak Sekutu ditutup serapat mungkin oleh
pihak Djepang, tetapi lingkungan ketjil antara politici daerah jang memegang
rol terpenting dalam B.K.R. dapat djuga mengikuti garis besar dari djalannja
peperangan. Hal ini dimungkinkan oleh adanja radio Domei (dimana pemuda
Mailan sebagai operator bertugas disana) dan radio Hodohan jang dipertjajakan
kepada sdr. Nungtjik Ar. dengan tiada berzegel untuk kepentingan Palembang
Shimbun. Dengan bahan pengetahuan ini, dapatlah diimbangi sedapat
mungkinnja segala gerak tindakan kekuasaan Djepang.
34
Sepeninggalnja sdr. M. Sjafe'i (ketua Tyuo Sangikai Bukit Tinggi jang
diproklamirkan Djepang sebagai pemimpin Sumatera dalam Indonesia Merdeka
nantinja dan berada didaerah Palembang dari tanggal 1 sampai 4 Agustus 1945
jang kedatangannja disambut dengan tari adat Gending Sriwidjaja buat pertama
kalinja ) bersama sdr. Adi Negoro , maka tgl. 7 Agustus diadakanlah pertemuan
dari Panitia setempat dari apa jang dinamakan Panitia Persiapan Kemerdekaan.
Panitia ini terdiri dari sdr . Dr. A.K. Gani dan H. Tjikwan sebagai anggota
Tyuo Sangikai, sdr . Dr. M. Isa, Nungtjik Ar., Abdulrozak dan Ir. Ibrahim, dari
Dewan Harian Syu Sangikai jang merangkap djuga dari B.K.R., membitjarakan
dasar ” kemerdekaan , jang dengan perantaraan Djepang katanja akan disampaikan
kepada Panitia Pusat di Djakarta. Besoknja tanggal 8 Agustus, jaitu hari
peringatan „Dai Toa Senso " , Tyokan Myako Tosio mengumumkan tentang
keputusan „Balatentara Dai Nippon Kawasan Selatan " , bahwa katanja soal
kemerdekaan terachir diserahkan kepada Panitia Persiapan Kemerdekaan Pusat
untuk membentuk persiapan kekuasaan penjambut Indonesia Merdeka.
Tetapi hari setelah kedjadian diatas, dari radio kita dengar permakluman
perang dan penjerbuan tentara Sovjet Uni, pendaratan ' tentara Sekutu ,
pembunuhan setjara besar'an jang dilakukan Djepang di Kalimantan .
Sedjalan dengan semua kedjadian' diatas, desas-desus tentang kemungkinan
Djepang melakukan pembunuhan setjara besar'an pula didaerah Palembang
makin mengerikan, jang konon katanja mungkin akan terdjadi pada kira®
minggu terachir bulan Agustus. Tentu sadja hal ini menggelisahkan dan
kegelisahan ini memuntjak tatkala diketahui pada pertengahan Agustus 1945
Tenno Heika Djepang telah menjerah dengan tiada ber-sjarat dengan perantaraan
radio setelah diberitakan lebih dahulu Hirosjima dihantam dengan bom - atoom .
Dikuatirkan sangat kalau dalam tempo singkat pembunuhan ” itu dilakukan,
sebab Djepang masih berichtiar keras menutup rapat semua kedjadian itu.
Tanggal 22 Agustus pagi² sekali, datanglah undangan Djepang terhadap
pemuka B.K.R. jang berada dikota (sebahagian sedang keluar kota) untuk
segera datang kerumah Tyokan Myako Tosio. Menurut keterangan, pada waktu
itu pikiran hanja tertudju kepada pembunuhan sadja dan mengira bahwa kawan
jang sedang keluar kota mungkin sudah menerima nasib apa sadja. Tetapi,
setelah tiba dirumah Tyokan tersebut, nampaklah disitu beberapa pembesar
Djepang, antaranja Tyokan Myako Tosio, Matsubara Kepala Bahagian
Pemerintahan , Syomubutjo, Tokkokatyo (P.I.D. Djepang) dan lain ', jang masing'
kelihatan matanja sama merah bekas menangis, dan dapat dimaklumi bahwa
soal menjerahnja Djepang sadjalah jang akan mendjadi atjara. Dan betul,
dimaklumkan kepada hadirin (Abdulrozak, Nungtjik Ar., Raden Hanan, Asaari,
Ir. Ibrahim , Bay Salim , H. Tjikwan, Salam Paiman , Parmono dan Yap Tiang
Ho) bahwa Tenno Heika telah memerintahkan supaja peperangan diberhentikan,
karena hendak melindungi kehantjuran rakjatnja. Soal kemerdekaan sepatah
katapun tidak di-sebut lagi
, tetapi Djepang meminta kepada segenap pemimpin
daerah, agar ikut ber -sama2 bertanggung djawab tentang keamanan.
Sehabis itu segera para jang hadir tadi mengadakan pertemuan tersendiri.
Diputuskan supaja sdr. Nungtjik Ar. mengepalai perutusan untuk datang kem
bali kepada Tyokan. Dalam pertemuan itu atas nama segenap pemimpin ' di
daerah diberikan pernjataan:
35
a. Soal keamanan fihak kita ikut memikul pertanggungan djawab sepenuhnja,
b. Tetapi dituntut kepada fihak Djepang djaminan terhadap keselamatan se
genap pemimpin dan rakjat, tidak boleh bertindak sendiri diluar pengeta
huan kita,
c. Soal Indonesia Merdeka harus mendjadi soal kita sendiri dengan tidak
boleh dihalangi.
Siang hari itu kepada umum dimaklumkanlah tentang penjerahan Djepang
tersebut. Malamnja, setelah pemimpinº dari luar kota (jang diminta agar segera
didjemput pulang) sama datang kembali diadakanlah pertemuan dirumah Dr.
A.K. Gani sampai djauh malam . Keputusan terpenting ialah untuk mulai
mengoper beberapa kekuasaan dalam Pemerintahan . Karena sementara itu, dan
pemuda Mailan telah diterima berita adanja Proklamasi Kemerdekaan jang
dimaklumkan Sukarno Hatta, meskipun belum djelas benar bagaimana
duduknja perkara jang sebenarnja tentang Proklamasi itu.
6. Mulai mengoper kekuasaan.
Keputusan untuk mulai mengoper kekuasaan , menghadapi kenjataan
Kekuasaan militer Djepang jang fasis, dengan susunannja jang masih teratur
lengkap dengan segala alatnja, dapat dioper semua . Djalan jang dapat ditempuh
adalah dengan perundingan.
Tanggal 23 Agustus pagi, sdr. Dr. A.K. Gani merentjanakan suatu konsepsi
susunan Pemerintahan bangsa Indonesia. Hadir tatkala ini sdr”. Dr. A.K. Gani,
Dr. M. Isa, Tjik Den (tatkala itu polisi, sekarang Wodana), Parmono
(dari Djawatan Kereta Api, jang kemudian tewas dalam masa revolusi buta)
Ir. Ibrahim (sekarang di Kementerian Kemakmuran ), R. M. Mursodo (sekarang
di Kepolisian Djakarta Raya), H. Tjikwan (sekarang anggota Parlemen),
Abdulrozak (Residen Palembang sekarang), Rd. Hanan (anggota Parlemen
jang tadinja senator negara boneka Sumatera Selatan ), Asaari (bupati pensiun),
R.M. Utojo (Residen d/p pada Kementerian Dalam Negeri sekarang), R. Z.
Fanani (Inspektur Sosial di Kementerian Sosial), dan Nungtjik Ar. (sekarang
anggota D.P.D. Propss).
Dalam konsepsi ini direntjanakan Dr. A.K. Gani dan Abdulrozak sebagai
Kepala dan wakil Kepala Pusat Pemerintahan Bangsa Indonesia dalam Kereside
.
nan Palembang, untuk Kepolisian dikemukakan Asaari dan Mursodo, untuk
Kemakmuran Ir. Ibrahim , untuk Penerangan Nungtjik Ar, untuk urusan minjak
dan pertambangan Dr. M. Isa, untuk urusan Pemerintahan umum R.Z. Fanani
dan H. Tjikwan, buat Kota Palembang Raden Hanan dan buat perhubungan
(Pos dan telegrap ) R.M. Utojo .
Malamnja konsepsi ini disampaikan pada Tyokan Djepang. Resminja
susunan tersebut berada dalam penilikan kekuasaan Djepang, tetapi karena
resminja pula dinamakan susunan Pemerintahan Bangsa Indonesia , maka
sekali pukul segala urusan dengan segenap Pamong dan pegawai negeri lainnja
dapat diputuskan, sehingga didalam praktijk, bahwa kekuasaan Djepang dari
hari kehari makin longgar, dan praktis tidak dapat menguasai lagi alat
Pemerintahan.
36
Kejakinan atas djalannja revolusi dikalangan pemimpin terkemuka sudah
dapat dipertegas, karena tanggal 24 Agustus 1945 petang, pada hari penghabisan
sekali pesawat terbang Djepang boleh terbang diudara menurut order pihak
Sekutu, tibalah di Palembang wakilº Sumatera dari Panitia Pusat Persiapan
Kemerdekaan di Djakarta, jaitu sdr'. Dr. M. Amir, Mr. Teuku Mohammad
Hasan dan Mr. Abbas. Pada malamnja telah diadakan pertemuan setjara
intiem antara beliau tersebut dengan sdr . Dr. A.K. Gani, Dr. M. Isa, Asaari,
Ir. Ibrahim , Mursodo, R. Z. Fanani, Abdulrozak dan Nungtjik Ar. Pertemuan
ini memperdjelas tentang Proklamasi 17 Agustus 1945, jang tegas bahwa
Proklamasi ini tak ada sangkut-pautnja dengan Djepang. Undang Dasar
Sementara jang telah ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945, konsepsi mengenai
Komite Nasional, Dewan Menteri, Pendjaga Keamanan Rakjat, Partai Nasional
Indonesia seterusnja rentjana untuk menggantikan kekuasaan Djepang kepada
bangsa Indonesia, jang setjara kebetulan telah disiapkan oleh pemimpin daerah
di Palambang sebagai jang kita sebutkan diatas, semuanja sudah diatur begitu
rupa. Untuk tidak menimbulkan terlalu tjuriganja Djepang, besok paginja
ketiga pemimpin (Dr. A.K. Gani, Abdulrozak dan Nungtjik Ar) menemui
Tyokan tentang Indonesia telah Merdeka. Tentu sadja tidak semua rentjana
dibitjarakan, hanja pokoknja ditjari kemungkinan dengan perundingan ini agar
perluasan pengoperan kekuasaan jang sebagaimana diatas dapat dipertjepat
dan diperluas.
Tindakan pertama setelah ini, dilakukan pengumuman ’ tentang Proklamasi,
Undang Dasar, Rentjana’ Komite® Nasional, pembangunan Badan P.K.R. dan
instruksi kepedalaman kepada pemimpin ' didaerah pedalaman, agar dapat
mengikuti gerak -langkah di kota Palembang.
Masjarakat sementara itu berada dalam kesibukan. Sedjak diumumkannja
oleh Djepang tentang „ pemberhentian perang” tanggal 22 Agustus 1945 itu,
maka masjarakat segera tenggelam dalam kesibukan. Mulai sore itu djuga
masjarakat ramai sudah di-asjikkan oleh soal kemungkinan jang bisa terdjadi
setelah Djepang kalah . Disana-sini orang ber-kumpul dan ber-bondongʻ, setiap
orang jang dikira tahu dikerumuni untuk menanjakan apa dan bagaimana
keadaan jang terdjadi dan akan terdjadi lagi. Djepang sedjak hari pengumuman
itu asjik dalam kesibukan membakari segal matjam archief, kaisja
memberhentikan pegawai’nja dengan persenan segala matjam barang. Kesibukan
bertambah dengan pembubaran pekerdja ’ romusha, heibo dan gyugun. Baranga
gudang di-obral oleh Djepang. Dalam dua tiga hari sadja timbullah suasana
jang sibuk dan gelisah, mengandung segala kemungkinan, karena golongan
penggedor sudah siap pula untuk menggedor, mengingat kedjadian sewaktu
Belanda lari dikedjar Djepang dulunja.
Tetapi dengan telah adanja apa jang dinamakan „ Pusat Pemerintahan
Bangsa Indonesia ” diatas, keadaan dapat dikuasai. Bahagian Pemerintahan dan
segala djawatan diandjurkan untuk tetap di-posnja masing”, kaisjaº Djepang
dengan perantaraan Djepang sendiri disuruh stop mengobral dan membagi’kan
barang, gudang supaja ditutup dan didjaga, pemuka' masjarakat Tionghoa dan
India diundang untuk ber-sama’ ikut bertanggung djawab mengenai soal
keamanan dan mentjegah provokasi", umpamanja dengan menjiarkan berita
jang mengatakan bahwa tentera Chiang Kai Shek akan datang ke Indonesia
mengoper kekuasaan .
37
Demikian dengan singkat gambaran masjarakat tatkala itu. Disamping
menguasai keadaan jang makin hari makin sibuk dan gelisah , tugas revolusi
harus dilantjarkan dengan segala tenaga dan segala djalan. Modal pertamanja
baru susunan kekuasaan jang disebutkan diatas, jang sebenarnja masih sangat
labiel sekali. Tetapi untungnja revolusi kemerdekaan sudah mendjadi suatu
kenjataan, jang mempertebal kejakinan para terasº tenaga revolusioner akan
berhasilnja tjitaº kemerdekaan, dengan tekad: „ Sekarang, atau tidak sama sekali ”,
7. Agitasi, Konsolidasi, Pemindahan Kekuasaan .
Rentjana Djepang tatkala itu, sebagai jang dinjatakan sendiri, ialah
mendjaga keutuhan kekuasaan untuk dilaporkan kepada pihak Sekutu, disamping
mendjaga keamanan umum sebagaimana jang diperintahkan Sekutu kepada
mereka.
Rentjana pihak kitapun sudah djelas pula, merebut kekuasaan itu seutuhnja
sebelum Sekutu datang, sesuai dengan tuntutan Proklamasi.
Karena kekuatan bersendjata belum dipunjai fihak kita, sedang kenjataannja
Palembang adalah salah satu tadinja dari pusat kekuatan militer Djepang
didaerah Sumatera Selatan ini jang terkuat dan lengkap, maka djalan jang harus
ditempuh untuk mentjapai maksud merebut kekuasaan itu terpaksa mesti
ber-kelok ”. Disatu fihak berunding dengan kekuasaan Djepang supaja sama
mempunjai kekuasaan agar dapat sama” setjara effectief mendjaga keamanan,
dilain fihak memperlemah kekuasaan Djepang itu dan memusatkan seluruh
kekuasaan kepada susunan jang dipimpin oleh sdr. Dr. A.K. Gani dkk., untuk
mengoper kekuasaan seluruhnja.
Demikianlah keadaan jang dulu dualistis itu tak dapat segera dimaklumi
oleh masjarakat umum, djuga oleh kawan² seperdjuangan didaerah pedalaman,
karena kadang keluar pengumumanjang sifatnja berlainan, bahkan
bertentangan dengan instruksiº.
Agitasi dan propaganda sedjak di-umumkannja Proklamasi Kemerdekaan
didaerah ini telah dimulai
, untuk menanamkan lebih dahulu kejakinan kepada
masjarakat ramai, bahwa kita telah merdeka, oleh kita dan untuk kita, karena
itu mesti dipertahankan dan diperdjuangkan mati-matian. Pemasangan bendera
Merah Putih setiap hari dilakukan dimana dapat, terutama lebih dulu
dirumah ?nja para pemuka, masjarakat ramai diandjurkan memasang lentjana,
sedang badanº perdjuangan pemuda digembirakan dengan segala tjara.
Bersamaan dengan itu, konsolidasi dan perluasan kekuasaan diatur dengan
segala tjara pula. Kepada pihak Djepang didesak supaja lebih banjak tenaga
bangsa Indonesia ditempatkan mendjadi wakil kepala dari segala tjabang
Pemerintahan dan Djawatan, dengan alasan hanja dengan begitu keutuhan
Pemerintahan dan segala djawatan dapat didjamin, dan keamanan umum dapat
dipelihara ber-sama”. Desakan ini terpaksa dituruti oleh Djepang. Oleh karena
hasilnja agitasi dan propaganda jang makin meluas itu menjebabkan Djepang
telah merasa tidak akan dapat menguasai keadaan, djika tidak ber-sama
dengan pemimpin bangsa Indonesia.
38
Pada tanggal 3 September 1945 ditetapkan pendirian Komite Nasional
dengan anggota sebanjak 40 orang, sebagai Ketua dan Wk. Ketua adalah
sdr'. Dr. M. Isa dan A.S. Mattjik, Penulis dan Pembantunja sdr." Nungtjik Ar.
dan Hamid Husin, Bendahara Agus Rahman. Selandjutnja nama? jang kerap
kali telah dita sebutkan, jang berada di Palembang, sama duduk dalam komite
Nasional ini. Sajang nama² selengkapnja tidak terdapat lagi, tetapi pasti dapat
dikatakan bahwa seluruh pemuka didaerah dimasukkan dalam daftar Komite
Nasional tatkala itu, sehingga djumlah 40 orang diatas itu tidak diperdulikan
lagi. Pokoknja segenap pemuka harus berdjuang ber-sama dan se-waktu
berembuk mengatur se- gala’nja. Demikianlah tenagaº jang berada dalam Komite
Nasional itu, dibagi dalam berbagai bahagian, jang masing? maksudnja
menjusun organisasi perdjuangan , disamping itu dimana dapat, menduduki
kedudukan memimpin didalam berbagai bahagian Pemerintahan dan Djawatan.
Setelah tanggal 5 September diterima telegram dari Pemerintah Republik di
Djakarta, bahwa semua pegawai Pemerintah ditetapkan mendjadi pegawai
Republik Indonesia, maka kepada segenap pegawai negeri bangsa Indonesia
dimaklumkanlah supaja hanja berhubungan dan hanja mengakui kekuasaan
bangsa Indonesia sendiri, disetiap bahagian Pemerintahan dan Djawatan, dengan
Pusat Pemerintahan Bangsa Indonesia di Palembang sebagai pemusatan
kekuasaan itu . Kedaerah pedalaman diberikan instruksi untuk mengoper kantor
dan kekuasaan di Kewedanaan dengan menaikkan bendera Merah Putih,
dengan barisan pemuda untuk mempeloporinja dan mendjaganja sekali setiap
bendera jang sudah terpasang.
Sebagai tindakan permulaan setelah telegram itu diterima, adalah pada
tanggal 6 September pagi, buat pertama kalinja seluruh pegawai negeri bangsa
Indonesia sendiri mengadakan upatjara pagi dengan pimpinan Dr. A. K. Gani,
sekalian memaklumkan adanja kekuasaan seluruh Keresidenan dibawah
pimpinan Dr. A. K. Gani.
Fihak Djepang jang melihat semua perkembangan ini berusaha dengan
segala tjara untuk mendinginkan suasana jang makin panas. Tetapi untuk
bertindak dengan kekuatan sendjata, mereka tak pula berani. Sementara itu
berbagai barisan perdjuangan memang telah dibentuk meskipun hanja bambu
runtjing dan pentung sadja sendjatanja, dengan alasan untuk mendjaga
keamanan . Hasan Kasim , Bambang Utojo, M. Dani, M. Arief (mereka dari
gyugun semuanja dan kini tetap dalam tentera Nasional) membentuk pasukan
P.K.R. dan berusaha menghimpunkan segenap tenaga gyugun dan heiho
di-mana', sambil berusaha mentjari sendjata.
Bahagian organisasi pemuda (jang kemudian mendjadi salah satu bagian
terpenting dalam Komite Nasional) jang ditugaskan kepada sdr. Nungtjik Ar.
bersama pemuda Mailan, Mattjik Rosjad, Abi Hasan Said, Ansori, Chodewi
Amin dan lain'nja telah dapat mengorganiseer pemuda di-kampung dan
dipedalaman, jang kemudian mendjelma mendjadi Barisan Pemuda Republik
Indonesia ( B.P.R.I.), sedang pemuda Nasir Bakeri menghimpunkan pula
sedjumlah pemuda lepasan heiho®. Disamping itu semua, mulai muntjul
organisasi perdjuangan lain'nja, terutama disetiap bahagian Djawatan dan
Perusahaan ” jang tadinja sama dikuasai Djepang, umpamanja pemuda buruh
minjak , pemuda buruh kereta api, pemuda djawatan pos dan telegrap, dan
sebagainja.
39
Fihak Djepang berusaha menghentikan aksiº itu terutama dengan djalan
berunding dengan pemimpin bangsa Indonesia dan mempengaruhi. Tetapi karena
mereka gagal, maka mereka bertindak sendiri mengeluarkan maklumat jang
melarang segala persiapan dan tindakan untuk kemerdekaan Indonesia, hal ini
bersamaan dengan dimulainja pengurusan orang tawanan Sekutu , jang sementara
itu sudah sama merdeka dari kamp tawanannja. Maklumat tersebut tentu
tidak diperdulikan dan dipandang sepi, activiteit perdjuangan berdjalan terus.
Biarpun demikian, kekuasaan sebenarnja masih labiel djuga. Hal ini
disebabkan oleh karena disatu fihak kekuatan bersendjata jang rieel belum
ada, dan dilain fihak kekuasaan resminja dari Republik Indonesia belum pula
ada, selainnja terbatas pada kawat diatas jg. menjatakan bahwa seluruh pegawai
bangsa Indonesia ditetapkan mendjadi pegawai Republik. Tetapi dapat
dimengerti, bahwa dikalangan pegawai sebenarnja terdapat keraguan, bahkan
djuga dikalangan sebahagian pemuka daerah, jang belum tebal kejakinan per
djuangannja. Karena keraguan itu, umumnja mengambil sikap tidak tegas dan
segala djawatan diandjurkan untuk tetap di-posnja masing', kaisja Djepang
dengan perantaraan Djepang sendiri disuruh stop mengobral dan membagi kan
barang, gudang' supaja ditutup dan didjaga, pemuka' masjarakat Tionghoa dan
kekuasaannja.
Tanggal 13 September diterima telegram resmi mengenai susunan Dewan
Menteri, Dewan Negara, Mahkamah Tinggi, Djaksa Agung dan para Gubernur.
Untuk Propinsi Sumatera dinjatakan bahwa Mr. Teuku Mohamad Hasan diang
kat mendjadi Gubernur. Tatkala berita ini disampaikan kepada Dr. A.K. Gani
jang tatkala itu kebetulan sakit, beliau kontan menundjukkan reaksi tidak setu
dju. Hal ini disebabkan karena sedjak revolusi dimulai, tidaklah terdengar se
suatu berita tentang perebutan kekuasaan diutara, djuga tak ada tuntunan, selain
nja ada telegram” dari sdr. Adi Negoro jang isinja hanja berita terlambat dan
andjuranº jang buat di Sumatera Selatan telah terdjelma lebih dulu.
Petang hari ini djuga, untuk mendjelaskan djalannja perdjuangan dan
sampai kemana hasilnja revolusi di Sumatera Selatan, agar Pemerintah R.I.
di Djakarta dapat mengambil tindakan dan tuntunan ” selandjutnja bagi
perdjuangan didaerah, diputuskan untuk mengirim kurir pemuda Zailani
(sekarang K.C.C. P.K.I. Sumatera Selatan ) ke Djakarta, guna menemui sendiri
Bung Karno. Tgl. 16 September diterima telegram dari Zailani jang menjatakan
dia sudah sampai dan tanggal 25 September tibalah telegram resmi dari Presiden
Sukarno jang menjatakan bahwa Dr. A. K. Gani ditetapkan mendjadi Residen
Palembang, sedang beslitnja akan disusulkan dengan utusan nantinja.
Seterimanja beslit ini, besoknja segera diadakan pertemuan K.N.I. jang
memutuskan untuk mengachiri segera sifat dualistis kepegawaian (sampai waktu
itu resminja masih pegawai kekuasaan Djepang, biarpun dalam banjak hal de
factonja tidak mau tunduk lagi pada Djepang). Maklumat segera dikeluarkan
bahwa sedjak pada waktu itu Pemerintahan dipimpin oleh Dr. A.K. Gani
sebagai Residen Republik Indonesia Merdeka jang pertama. Kepada segenap
bangsa Indonesia diserukan untuk hanja mematuhi kekuasaan R.I. sedang
kepada pemuda diserukan supaja memperdjuangkan pelaksanaannja.
Diantara taktik jang didjalankan ialah menggerakkan buruh dan pemuda
disetiap Djawatan apa sadja supaja tidak memperdulikan lagi kekuasaan
40
Djepang dan djika Djepang berkeras, dapat mengambil tindakan sendiri ?.
Demikianlah satu persatu kantor2 mendjadi lapangan perdjuangan perang
dingin, tetapi kalau kantor itu telah dioperkan pada pegawai bangsa Indonesia
dan dipimpin oleh kepalanja bangsa Indonesia sendiri sepenuhnja, keadaan
mendjadi tenteram kembali. Ada pula Djepanga jang setelah melihat dan mera
sakan bahwa dia tidak diperdulikan, segera dengan kemauan sendiri meninggal
kan kantornja. Didaerah pedalaman satu persatu pula kantor? Guntyo dapat
dikuasai.
Disamping semua itu, insiden dan pembunuhan terhadap Djepang makin
lama makin mendjadi berita se-hariº.
Tanggal 1 Oktober 1945, dirumahnja sdr. Ir. Ibrahim, dalam satu pertemuan
antara beberapa orang sadja jang dianggap sebagai terasa tenaga penggerak
revolusi, pemuda Zailani jang baru pulang dari Djakarta memberikan verslag
hasil perutusannja, jang membawa berbagai keterangan mengenai tugasa dalam
melaksanakan revolusi. Bersama pemuda Zailani ikut serta djuga pemuda Uteh
Jahja (dari pemuda A.P.I. Djakarta, jang semasa B.K.R. berangkat ke Djawa,
dewasa (dari pemuda A.P.I. Djakarta, jang semasa B.K.R. berangkat ke Djawa,
tugas” dari kalangan angkatan muda.
Tanggal 2 Oktober malam, barisan pemuda di Palembang mengadakan
demonstrasi dibawah pimpinan Mailan, M. Uteh Jahja dkk. Dengan pekik ?
perdjuangan jang menggentarkan, pemuda itu mendatangi rumah para
pemimpin, istimewa pegawai negeri jang bertanggungdjawab. Mereka
mengantjam akan membunuh dan mentjulik atau membakar rumah , manakala
orang jang didatangi itu mentjoba merintangi gerakan revolusi atau tidak mau
patuh kepada Pemerintahan R.I. Aksi malam itu diteruskan esok paginja setjara
lebih hebat, dengan memanggul bendera Merah Putih dimana pemuda itu
meneriakkan pekik perdjuangan sekitar kota. Suasana mendjadi begitu gembira
hangat karenanja.
Aksi pemuda itu tentu sadja menggegerkan. Kempei Djepang segera
mengadu kepada opsir Inggeris jang sementara itu telah berada di Palembang
untuk mengurus orang tawanan. Sorenja Dr. A. K. Gani diundang oleh Opsir
tersebut, tetapi berlainan dari harapan Djepang. Opsir Inggeris ini menjatakan
tidak mentjampuri urusan bangsa Indonesia, hanja meminta djaminan keamanan,
jang disanggupi oleh Dr. A. K. Gani, asal djangan ada provokasi.
Untuk mengimbangi aksi dari kalangan pemuda itu, dan untuk
memastikan kelangsungan konsolidasi kekuasaan Pemerintahan, maka pada
tanggal 4 Oktober 1945, dirumah bari dibelakang Gunseibu (kantor Residen
Palembang sekarang), dihimpunkan kira* 100 orang para pemimpin daerah
dan pegawai’ negeri jang memegang pimpinan dari berbagai bagian Pemerinta
han dan Djawatan. Disini dengan upatjara jang mengharukan, Dr. A.K. Gani
mengangkat sumpah sebagai Residen R.I. pertama, menjatakan patuh setia
kepada Republik Indonesia dan Presiden. Setelah itu, semua jang hadir sama
bersumpah, berdjandji akan memperdjuangkan kemerdekaan dengan taruhan
segala pengorbanan , berdjandji hanja akan patuh setia kepada Presiden dan ke
kuasaan Republik Indonesia.
41
Oleh karena sementara itu berbagai kantor telah dikuasai, demikian djuga
kantor Pemerintahan di pedalaman, maka tinggal kantor pusat Gunseibu sadja
jang belum . Ditetapkan akan mengambil oper kantor Gunseibu itu pada hari
Senen pagi. Untuk ini para pemuda disiapkan, demikian djuga para gyugun
jang ada dikota Palembang.
Pada hari Senen pagi tanggal 8 Oktober 1945, dihadapan kantor Gunseibu
ramai sekali para pegawai berkumpul, diikuti oleh fihak Polisi, pemuda ? dan
Opsir gyugun , sedang diseluruh kota barisan perdjuangan sama waspada
.
Dr. A.K. Gani tiba, segera bendera Merah Putih dikérek naik dengan segala
upatjara. Setelah itu masing ketempat pekerdjaannja, kantore jang belum
menaikkan Merah Putih, hari itu sama mengibarkannja. Praktis kantor Gunseibu
tatkala itu dikuasai sepenuhnja. Djepang meninggalkan kantor tersebut sewaktu
orang masih berupatjara menaikkan bendera, sehingga dengan demikian tidaklah
terdjadi sesuatu insiden. Ketika kas diperiksa , ternjata tak lebih dari dua tiga
ratus rupiah kedapatan.
Hari ini djuga maklumat resmi pertama dari Residen A. K. Gani
diumumkan . Diseluruh Keresiden Palembang hanja ada satu kekuasaan jaitu
kekuasaan Republik Indonesia Merdeka dibawah pimpinan Residen Gani,
segenap pegawai dan rakjat umumnja haruslah hanja patuh kepada Pemerintahan
R.I. dan pemerintahan akan didjalankan menurut azas* R. I.
Maka dengan demikian, setjara resmi berdirilah kekuasaan R.I. dikota
Palembang, ibu-kota Keresidenan dan maksud tuntutan Proklamasi mengenai
pemindahan kekuasaan, telah diselenggarakan dengan saksama dan setjepat
mungkin .
8. Perkembangan Pergolakan Revolusi.
Baik dari telegram Sukarno Hatta jang diterima dipertengahan
September, maupun menurut kurir Zailani jang kembali dari Djakarta pada
achir bulan itu, sudah ditegaskan bahwa setiap daerah harus bertindak
melaksanakan tugas revolusi atas initiatief dan tanggung-djawab sendiri.
Dengan lain perkataan, tak usah tunggu ada atau tidak adanja instruksi, ada atau
tidak adanja hubungan Pemerintah R.I. Pusat. Hal ini dapat dimengerti karena
perhubungan bukan sadja sulit, tetapi karena pergolakan revolusi di Djawa
sendiri meminta sepenuh perhatian dan belum tentu djalannja revolusi dapat
bersamaan segala sifat dan tjara tindak -tanduknja, berhubungan dengan keadaan
disesuatu tempat jang berlainan dalam berbagai seginja. Pokok hanja satu ,
laksanakan tugas tuntutan Proklamasi dengan segala taruhannja.
Berdasarkan atas prinsip ini, maka didaerah Keresidenan Palembang, sebagai
salah suatu daerah jang mendjadi pusat kekuatan dan kekuasaan militer Djepang
di Sumatera Selatan, djuga mendjadi pemusatan kedudukan tentera Sekutu,
maka pemimpin daerah ini telah sepakat untuk melantjarkan revolusi dengan
sedapat’nja menghindarkan sesuatu pertempuran setjara besar'an. Pertimbangan
ini, ketjuali didasarkan pada kenjataan diatas, djuga didasarkan atas lain
kenjataan lagi, antaranja : tingkatan semangat perdjuangan dan kesedaran per
djuangan belum setaraf dengan keadaan di Djawa, djumlah pemimpin2 jang
sesungguhnja revolusioner dan penuh kejakinan disegala kalangan tidak seberapa
42
djumlahnja, tenaga barisan perdjuangan bersendjata belum dipunjai, karena
pemudaa gyugun dan heiho keburu dibubarkan begitu sadja oleh Djepang,
setelah sendjatanja ” dapat dikumpulkan lebih dahulu oleh Djepang, sedang para
pemuda kita itu tidak dapat mengetahui lebih dahulu apa jang sebenarnja jang
terdjadi dengan Djepang.
Perampasan kekuasaan sepenuhnja sebagai jang telah ditjeriterakan lebih
dulu, telah berhasil dengan tidak didahului oleh sesuatu pertumpahan darah
sebagai di Djawa, menambah kejakinan untuk memegang teguh prinsip
menghindarkan seberapa boleh pertempuran bersendjata, disamping itu
memupuk kesatuan aksi bersama dengan pemusatan komando, agar dapat
ditjegah tindakan sendiri” jang bisa mengatjaukan rentjana perdjuangan.
Dengan berdirinja kekuasaan R. I. di Palembang, maka tertjapailah
pemusatan komando aksi, jaitu pada pemerintah R. I. Keresidenan, dengan
pemusatan tampuk pimpinan kepada sdr. A.K. Gani. Untuk melantjarkan tugas
revolusi, maka segala sesuatunja dirembukkan diantara pemuka” jang terhimpun
didalam K. N. I. daerah, baik soalnja dibawakan oleh barisan perdjuangan ,
maupun soalnja dibawakan oleh Residen Gani, sama dipertimbangkan dan
dipetjahkan ber-sama' untuk kemudian mengambil kesimpulan tindakan jang
akan dilakukan .
Tradisi berunding ini berdjalan terus dalam segala keadaan, malahan djuga
sampai sekarang. Kadang tradisi berunding ini menimbulkan kesulitan dan
kurang lantjarnja pekerdjaan , ini harus diakui. Umpamanja pada saat pertem
puran ' besar, sedang berketjamuk, seperti pada permulaan tahun 1947,
ditengah tembakan meriam dan mortier serta bombardement Belanda
(pertempuran lima hari lima malam dikota Palembang, 31 Desember 1946
5 Djanuari 1947), di Markas pimpinan pertempuran tidak hanja terdapat
pemimpin tentera, tetapi djuga semua pemimpin dari Pemerintahan sipil dan
barisan perdjuangan serta partai’, untuk merembuk dan berunding tentang
strategie dan taktik pertempuran sampai ber -djam ? membuang waktu jang
berharga . Tetapi disamping tjatjatnja itu, lebih banjak pula kegunaannja,
terutama karena tradisi demikian itu menimbulkan rasa persaudaraan dan
tanggung djawab bersama, memperteguh perasaan solidariteit dan menimbulkan
rasa satu sama lain perlu-memerlukan, serta memperkuat disiplin nasional dan
ketaatan pada komando pusat Pemerintahan R.I. Kerapkali terdjadi, betapa
djugapun hebatnja pertempuran terdjadi, djika Dr. A.K. Gani atau Dr. M. Isa
dengan Bambang Utojo muntjul ditengah pelor jang beterbangan itu,
pertempuran segera dapat dihentikan. Jang demikian inipun memperkuat dan
memperteguh kedudukan R.I. dalam pandangan dan anggapan fihak lawan,
baik Djepang maupun Inggeris dan Belanda.
Dengan mengemukakan prinsip diatas, kita hanja bermaksud menerangkan
dasar jang mendjadi pegangan para pemimpin dalam melaksanakan revolusi
didaerah Sumatera Selatan ini umumnja, di Palembang chususnja. Sudah tentu
didalam perkembangan pergolakan revolusi itu sendiri, tidak selamanja berdjalan
diatas rel prinsip tersebut. Ini sudah umum terdjadi disegala kedjadian revolusi.
Setelah kekuasaan R.I. berdiri, sudah tentu harus mempunjai backing
kekuatannja. Dengan melalui saluran K.N.I. daerah, masjarakat jang telah diolah
dengan agitasi-propaganda guna mempertinggi semangat perdjuangan itu
43
melahirkan berbagai badan perdjuangan. Dikalangan pemuda, barisan pemuda
oleh sdr ’. Mattjik Rosjad, Mailan, Abihasan, Ansori, Chodewi Amin dan lain”.
Gerakan ini pesat sekali madjunja, hampir serentak diseluruh daerah pedalaman
berdiri barisan B.P.R.I. sampai ke-
dusun jang ketjil sekalipun. Perkembangannja
selandjutnja kedaerah Bengkulu dan Djambi. Sedang di Lampung telah bergolak
disana pemuda A.P.I. jang kemudian djuga mendjalar ke Palembang. Disamping
itu ada pula badanº perdjuangan jang berdiri sendiri', antaranja organisasi
Burung Hantu jang disusun oleh Tjek Ani, Ismail Mansjur dkk. Serikat Buruh
Harian Indonesia jang dipimpin oleh sdr. Mangun dkk, Hisbullah jang dipelopori
oleh Hamzah Kuntjit, Baidjuri, Nungtjik Akib, H. Mursal Aziz dkk, Mudjahidin
Indonesia, dengan pimpinan sdr . Husin Mu'in, K. M. Zen Mukti dkk, dan
lain”.
Jang setjara resmi diatur langsung oleh Pemerintah adalah P.K.R. (Pendjaga
Keamanan Rakjat) dibawah pimpinan sdrº. Hasan Kasim, Bambang Utojo ,
Dani, dan lain".
Bersamaan dengan perkembangan barisan perdjuangan itu, berbagai insiden
ketjil’ mulai banjak terdjadi di-mana . Saban² ada sadja teriakan bersiap, dimana
seluruh kota memasang barricaden dan mendjalankan tindakan demikian sampai
kepedalaman, jang menimbulkan djuga insiden ?. Tetapi sampai sebegitu djauh
pentjulikan atau pembunuhan Djepang masih bersifat terhadap perseorangan .
Pada tanggal 15 Oktober 1946, gudang sendjata polisi diserbu oleh pemuda".
Beberapa ratus sendjata api diambil dari gudang ini dan di-bagi”. Baik Djepang
maupun Opsir Inggeris jang mengurus tawanan (Mayor Fordice) merasa kuatir
akan segera meletus pertempuran. Karena itu diminta djaminan dari Dr. A. K.
Gani jang terpaksa menginap semalam ditempatnja orang Inggeris itu. Tetapi
memang tidak terdjadi apa*, beberapa sendjata jang tidak terpakai, dikumpulkan
kembali
, tetapi sebahagian besar telah mendjadi kepunjaan barisan pemuda,
baik B.P.R.I. ataupun P.K.R. jang tadinja hanja punja pentung dan bambu
runtjing sadja. Dengan lain2 djalan pula, baik dengan berunding, membeli
ataupun menjeroboti sendjata Djepanga jang sedang djaga, sehingga makin lama
kekuatan sendjata itu makin banjak djuga. Sementara persendjataan sudah mulai
banjak dipunjai, semangat pemuda bukan sadja karena itu tambah meluap, djuga
karena datangnja pemuda dari Djawa, sekembalinja menghadiri kongres
pemuda dibulan Nopember di Jogja, jang kemudian didatangi lagi oleh sedjumlah
besar pemuda jang dikirim oleh Kementerian Penerangan, diantaranja dibawah
pimpinan sdr. A.S. Sumadi. Rombongan dari Djawa ini, ber-sama' dengan
pemuda? didaerah, membangkitkan semangat bertempur dimana-mana,
menghangatkan pemuda jang memang sudah mulai panas. Rombongan itu tidak
sadja mem-bagi” rombongannja kesetiap daerah di Sumatera Selatan ini ke
Bengkulu, Lampung, Djambi, Bangka), tetapi djuga terus ke-utara sampai ke
Atjeh . Pembunuhan, pentjulikan dan lain? matjam insiden telah mendjadi
kedjadian se-hari', gerombolan sudah banjak bertindak sendiri .
Biarpun demikian, dalam garis pokoknja, keadaan masih tetap dapat
dikuasai, dan karena itu dapat diatur untuk mendjadikannja keuntungan
revolusi. Gudang atau tempat jang didjaga oleh Djepang, oleh pemuda diserbu,
dan karena itu pihak Pemerintah dapat menuntut kepada pihak Djepang supaja
menjerahkan pendjagaan kepada P.K.R., jang setelah didjaga P.K.R. memang
tidak diserbu lagi, sebab namanja sudah mendjadi kepunjaan kekuasaan R.I.
44
Dengan didapatnja beberapa dokumen dari Talang Semut (suatu komplex
kampungan orang² kulit putih, terletak di ilir Barat Kota Palembang dan
diwaktu revolusi didjadikan tempat corridor Sekutu), dimana kenjataan
R.A.P.W.I. dipergunakan oleh Nica, menjebabkan terdjadinja pentjulikan' dan
pemuda tidak dapat menahan hati djika melihat Belanda jang baru sadja
dikeluarkan dari kampº tawanan. Pertempuran dengan fihak Inggeris kemudian
menghasilkan bahwa orang tawanan Sekutu tidak akan dibolehkan keluar dari
daerah kamp Sekutu (daerah Talang Semut), dan setiap perdjalanan bagi
kepentingan R.A.P.W.I. harus melalui dan seizinnja Residen R.I. Dan bahwa
memang ada djaminan orang* R.A.P.W.I. tidak terganggu manakala memegang
surat keterangan dari Residen R.I., dengan sendirinja pihak Inggeris mematuhi
tuntutan itu.
Dalam suasana jang makin meningkat panas itu, tibalah di Palembang
tentera Sekutu (Inggeris) jang terdiri dari berbagai golongan tentera India.
Kedatangannja bermula, tidak menimbulkan insiden apa?, karena berdasarkan
seruan dari Pemerintah Pusat bahwa R.I. harus membantu dan mendjamin
tentera Sekutu dalam batas' pelaksanaan tugasnja, maka kekuasaan R.I. di
Palembang pun memberikan djaminan itu.
Akan tetapi kelangsungan djaminan itu tidak dapat dipertahankan seterusnja,
hal ini disebabkan oleh berbagai hal. Semangat dikalangan pemuda memang
sudah panas, hal ini diperpanas lagi dengan ditangkapnja sdr. Mailan (salah
seorang anggota pimpinan B.P.R.I.) oleh Inggeris. Sedang dari Djawa didengar
berita tentang kekedjaman tentera Sekutu, terutama dalam hubungan
pertempuranº di Surabaja. Dilain fihak lagi, memang fihak Nica melakukan
berbagai provokasi dengan mempergunakan suasana panas itu. Maka karena
itu tidaklah dapat ditjegah berbagai insiden jang pada mulanja ketjil’an, tetapi
dibulan Maret 1946 terdjadilah pertempuran setjara besar’an di-tengah² kota
Palembang. Pertempuran ini hanja dapat ditjegah, setelah Dr. A. K. Gani dan
Bambang Utojo tampil kedepan, ketengah pertempuran itu untuk memerintahkan
pemuda kita menghentikan tembakan dan mengundurkan diri.
Untuk mentjegah insiden begitu tadinja oleh Pemerintah R.I. telah diadakan
perembukan dengan fihak Sekutu. Ditetapkan bahwa fihak Sekutu tidak akan
mengzinkan tenteranja ber-djalan diluar dengan membawa sendjata
Ditetapkan corridor jang boleh ditempuh oleh tentera Sekutu, jaitu djalan antara
kamp Talang Semut dengan lapangan terbang Talang Betutu, djalan antara
kamp itu dengan pelabuhan Boom baru. Djika tentera Sekutu keluar dari
corridor atau dari kampnja , maka tanggung djawab kalau tenteranja ditjulik atau
ditembak, adalah difihak mereka sendiri. Penetapan corridor ini memang banjak
menolong untuk menghindarkan insiden', tetapi dilain fihak menguntungkan pula
bagi Nica jang melindungkan diri pada tentera Inggeris itu. Provokasi jang
dilakukannja umpamanja pada waktu melalui corridor mereka me-nembak
keudara, atau menembak pemuda' jang berada didaerah corridor dengan tiada
bersendjata. Memang fihak kita mendjamin bahwa barisan pedjuang tidak
akan membawa sendjata di-corridor tersebut, tetapi beberapa ratus atau beberapa
puluh meter diluar corridor dan sepandjang corridor biasanja ada pertahanan
pemuda .
45
Didaerah pedalaman ,oleh karena tidak ada tentera Sekutu , maka jang
mendjadi sasaran adalah tentera Djepang. Setelah sedjumlah pemuda berhasil
mendapatkan sendjata dengan berbagai tjara, dan P.K.R. jang sementara itu
mendjadi T.K.R. bukan sadja bertambah banjak tersusun dari kalangan pemuda
jang tadinja dapat latihan militer Djepang, dikala mereka telah memegang
sendjata api, korbannja jang pertama adalah Djepang. Pertempuran sengit
umpamanja terdjadi di Sekaju , didaerah Pagar Alam , dan di beberapa tempat
terdjadi insiden ketjil.
Diberbagai tempat diluar Keresidenan Palembang pun banjak terdjadi
pertempuran' dengan tentera Djepang. Ada jang memang menurut komando,
ada pula jang melakukan pertempuran atas kemauan sendiri dari pihak pemuda'
kita. Tidak dapat disangkal bahwa ada diantaranja jang sampai menjukarkan
perdjuangan kita.
Didaerah Bengkulu, djuga tak ada tentera Sekutu, tetapi ada bahagian
R.A.P.W.I. jang datang kedaerah itu, mau mengurus tambang, jang sebenarnja
bukan tugas R.A.P.W.I. Maka sering terdjadi insiden ".
Dengan adanja Pengeran Emir Mohamad Nur, seorang gyugun dari
Lampung, dengan memakai pangkat Djenderal Mayor, mentjoba bukan sadja
meng-organisir segala susunan T.K.R. untuk mendjadi satu barisan Tentera
Nasional diseluruh Sumatera Selatan, Djambi dan Riauw, terbawa oleh
pengaruh kedjadian di Djawa, telah memerintah segenap barisan T.K.R. untuk
menjerbu Djepang di-mana”. Usaha beliau ini, djuga perintah umum itu tidak
pernah dirundingkan dan tidak pernah diketahui oleh kekuasaan R.I. di
Palembang, jang djuga menjusun T.K.R. tersebut, tetapi kini putjuk pimpinannja
dioper oleh Emir Muhamad Nur. Opsir® T.K.R. didaerah Palembang jang
berpedoman kepada komando kekuasaan R.I. dikota Palembang, tidak mau
menjertai penjerangan umum itu, bukan sadja ini tidak diperintahkan oleh
kekuasaan R.I., tetapi biasanja hal jang begitu penting mestilah dirunding mateng
dan diatur lebih dulu ber-sama2. Kini semua itu tidak ada, karenanja T.K.R.
jang didaerah Palembang tidak ikut, ketjuali didaerah Lubuk Linggau.
Pengaruh Emir Muhamad Nur meluas, hingga dapat membentuk Markas
Besarnja di Surulangun Rawas. T.K.R., pemuda dan rakjat seluruhnja dikerah
kan dan diperintahkan untuk menjerbu kesatuanº Djepang. Terdjadilah per
tempuran besar, antaranja di Lubuk Linggau dan Tjurup jang meminta korban
bukan sedikit dari fihak kita jang masih djauh kurang lengkap sendjatanja dari
fihak Djepang. Pemerintah R.I. di Palembang mengambil tindakan dan ketika
Emir Muhamad Nur bersama orang‘nja berada di Sekaju telah diperintahkan
untuk ditangkap. Sedjak itu pusat komando berada kembali di Palembang,
penjusunan T.K.R. selandjutnja diatur dan dipusatkan di Palembang.
Demikianlah dengan ringkas dapat dikatakan, bahwa revolusi jang hendak
dituntun dengan prinsip mengutamakan bertahan , tidak menjerang, disipliner,
tidak meliar, menghindarkan pertempuran djika tidak terpaksa, menghemat
tenaga guna konsolidasi perdjuangan jang masih akan berdjalan lama, disana
sini tidak urung timbul djuga kedjadian jang diluar garis tuntunan tersebut
,
sebagaimana biasanja dalam setiap revolusi. Harus diakui, bahwa kedjadian
diluar garis tuntunan itu banjak merugikan nama baik umpamanja pentjulikanº
46
an pembunuhanº jang hanja berdasarkan hendak merampas harta orang atau
arena hendak membalas dendam , paksaan dan perkosaan jang sama sekali
dak ada gunanja buat revolusi kemerdekaan, ataupun tindakan jang didasar
an karena kebodohan atau ke -gila'an (revolusi buta), sehingga orang memakai
ain atau badju jang berkembang ada biru, putih dan merahnja sudah dituduh
aki tangan Nica dan sebagai itu, semua ini bukan tidak terdjadi
. Tetapi
emuanja itu harus ditindjau pula dari keseluruhnnja, bagaimana djuga, kita
ingah ber -revolusi dan di-tengah pergolakan itu, bagaimana djuga tetap ada
emimpin ' jang tahu betul mana halal dan mana haram , jang tahu betul kemana
evolusi ini akan ditudjukan !
Jang baik dan jang buruk berdjalan ber-sama , jang kemudian harinja
nemberi dan membawakan tjorak masing di-tengah masjarakat kita setelah
ita mentjapai kemerdekaan.
9. Dari P.K.R. ke Tentera Nasional Indonesia .
Sekedar untuk melengkapi serba sedikit tentang perkembangan ketenteraan
ang amat rapat hubungannja dengan pergolakan revolusi, dapatlah disini kita
mbil beberapa kedjadian penting sadja.
Pembentukan bermula, adalah atas perintah pendirian P.K.R. jang ber-sama'
lengan itu diperintahkan djuga mendirikan Komite Nasional. Tugas Komite
Nasional untuk merampas kekuasaan dan tugas P.K.R. untuk mendjaga keamanan
akjat dan keamanan kekuasaan .
P.K.R. kemudian dirobah mendjadi T.K.R. ( Tentera Keamanan Rakjat),
etelah itu mendjadi T.R.I. ( Tentera Republik Indonesia), kemudian pula
nendjadi T.N.I. ( Tentera Nasional Indonesia).
Setelah pemuda' jang mendapatkan latihan tentera Djepang baik gyugun
naupun heiho telah dapat sama dimobiliseer kembali, umumnja pimpinan ada
litangan pemuda’ gyugun. Hal ini didasarkan atas pertimbangan, bahwa
semuda ' gyugun itu tadinja dilatih untuk mendjadi Opsir tentera bangsa Indo
nesia sendiri jang maksudnja guna membela Tanah Air. Sedang heiho adalah
enaga bantuan bagi militer Djepang. Dalam hubungan kalangan pemimpin
laerah, memang kalangan gyugun ini lebih dekat, bukan sadja pada waktu
nengumpulkan tenaga untuk itu, tetapi djuga setelah mereka dalam latihan
lan setelah selesai latihannja.
Guna melengkapi tenaga pimpinan dipermulaan 1946, diadakan sematjam
camp di Pebum , jang menerima pemuda dari kalangan mana sadja untuk
lilatih . Pemuda ini setelah melalui suatu komisi penjaringan jang diadakan
oleh Pemerintah daerah, mendapat latihan dari Opsir gyugun . Kemudian harinja
kamp ini mengeluarkan pemuda jang mendjadi angkatan Opsir Muda.
Setelah insiden jang ditimbulkan karena tindakan Emir Mohamad Nur
iebagai sepintas lalu telah kita uraikan, Dr. A.K. Gani kemudian diangkat
mendjadi koordinator pendirian T.R.I. seluruh Sumatera oleh Pemerintah Pusat.
Pada waktu itu Menteri Pertahanan adalah sdr. Mr. Amir Sjarifudin. Susunan
T.R.I. diatur lebih rapi dan buat para opsirnja diadakan pelantikan resmi.
47
Dr. A. K. Gani mengadakan perdjalanan keseluruh Sumatera, menjusun da
mengkoordineer T.R.I. di-mana'. Sebagai Opsir Tinggi jang memegang tanpa
pimpinan T.R.I. diangkat sdr. Suhardjo Hardjowardojo dari kolonisasi pan
terpeladjar, dulunja pernah mendjadi opsir dalam barisan Legiun Mangia
Negaran. Di Sumatera Selatan terdapat dua Divisi, satu berpusat di Palembang
satunja berpusat di Lahat. Masing' dibawah pimpinan Bambang Utojo da
Simbolon . Daerah territoriumnja meliputi djuga Djambi.
Perundingan jang merambah djalan kearah persetudjuan Linggardig
sementara itu telah berlangsung di Djawa. Dr. A.K. Gani sekembalinja da
tournee seluruh Sumatera, diangkat pula mendjadi Menteri, karena itu imest
meninggalkan kota Palembang. Putjuk pimpinan kekuasaan R.I. digantikan oleh
Dr. M. Isa.
Penukaran tentera Inggeris dengan tentera Belanda mulai diadakan. Sedja
bermula telah dapat diperhitungkan lebih dahulu, bahwa pertempuran sendjatı
setjara hebatóan akan segera terdjadi. Pengiraan bermula, perdjuangan heba
akan segera dimulai, dikala tentera Belanda mendarat, apalagi sebelum itu fihai
Belanda menjerbu dan menduduki Bangka, serta mendirikan lagi kekuasaas
djadjahannja.
Akan tetapi, perintah dari Pemerintah Pusat ternjata lain. Tentera Belanda
setjara resmi datang menggantikan tentera Sekutu dan karena itu kit:
menghadapinja seperti djuga berhadapan dengan tentera Inggeris jang digantinja
Setibanja rombongan pertama tentera Belanda itu di Palembang, setjara resmini
.
memang ia mengoper keadaan dan kedudukan tentera Inggeris (tinggal dala:
kamp, terbatas daerah ang boleh ditempatinja , terbatas pula djalan jang
boleh dilaluinja, tidak mentjampuri urusan R.I.). Tetapi tidak urung, sedjal
bermula datangnja , mereka telah mulai membikin provokasi. Begitu turun dari
kapal, dari atas trucknja telah ditembaknja mati seorang pemuda jang
kebetulan sedang lalu dekat disitu . Provokasi ini makin lama, dan makin banjal
mereka berada di Palembang, makin matjam dan makin hebat pula. Berkali
terdjadi insiden ketjil, tetapi diachir Desember 1946, telah terdjadi insiden
jang tjukup hebat, karena pertempuran terdjadi lebih dari sehari semalam
lamanja.
Kegentingan dan ketegangan karena itu memuntjak. Pada tanggal 1 Djanuari
1947, salah seorang pemimpin T.R.I., ditembak Belanda dimuka Charitas.
Tembakan ini segera disambut oleh T.R.I. dan seluruh barisan perdjuangan
Dalam sedikit tempo , pertempuran berketjamuk diseluruh tempat, disekitar
kamp Belanda, disepandjang corridor, disekitar rumah sakit Charitas
disekitar Gudang Borsumy, di Pladju, Bagus Kuning. Kapten Mollinger dan
pihak Belanda segera mengadakan hubungan telefoon dengan Dr. M. Isa, jang
bersama Bambang Utojo segera menghentikan pertempuran pada kira' djan
5 sore. Tetapi disaat tentera dan pemuda kita bergerak mundur untuk kembali
kepangkalannja masing', pada saat itu pula muntjul pesawat* terbang Belanda
jang mengadakan provokasi dengan melakukan tembakan dan bombardemen
dari udara. Provokasi ini menjebabkan tentera dan pemuda tidak dapat
dikendalikan lagi. Demikianlah pertempuran berketjamuk sampai lima hari lima
malam lamanja.
48
Tentera Belanda jang sudah siap segala‘nja, telah menimbulkan banjak
sekali kerusakan dan korban djiwa antara rakjat. Oleh karena para pemimpin,
baik sipil maupun militer tatkala itu ber-sama² berada di Markas pimpinan
pertempuran , tidaklah segera dapat ditjapai dengan telefoon oleh fihak Belanda.
Fihak kitapun jang pemuda’nja sudah panas, tidak pula mungkin akan
ditenteramkan dengan segera. Barulah setelah dihantam lima hari lima malam ,
pikiran agak lega karena sudah melampiaskan kepanasan hati. Perhubungan
dengan tentera Belanda diadkan dan mau tak mau kita terpaksa menjetudjui
perdjandjian baru, bahwa tentera dan pemuda bersendjata kita harus
mengundurkan diri dari kota, sedjauh 20 kilometer. Dengan datangnja Dr.
A.K, Gani pada tanggal 6 Djanuari 1947, ditetapkan bahwa tentera dan pemuda
kita dengan segala alat sendjatanja harus meninggalkan kota Palembang,
sedjauh 20 kilometer itu. Praktisch kota Palembang dan sekitarnja diduduki
oleh tentera Belanda, meskipun kekuasaan R.I. masih berada di Palembang,
tetapi kota Palembang berada dalam tekanan sendjata Belanda jang katanja
mengambil oper pertanggungan djawab dalam pendjagaan keamanan, jang tak
bisa lain artinja bahwa Belanda dapat berlaku sewenang?, menggertak, mengan
tjam atau menangkapi pedjuang dengan tak mungkin ditjegah atau dilawan
dengan kekuatan bersendjata.
10. Pertumbuhan kembali organisasi?/ partai2
Dalam bulan pertama sedjak Proklamasi, sampai achir tahun 1945,
bangunnja organisasi', terutama dimaksudkan untuk melaksanakan isi Proklamasi
17 Agustus dan mempertahankan segala hasil jang ditjapai. Para pemuka di
daerah dimana K.N.I. jang bertugas melakukan pemindahan kekuasaan, sama
berusaha mempergunakan pengaruhnja masing menurut saluran golongannja,
organisasinja atau kepartaiannja sebelum perang, menjusun organisasi
perdjuangan jang semuanja hanja ditudjukan kepada maksud dan tugas
revolusi se-
mata ?
Penjusunan organisasi dikalangan pemuda, melahirkan B.P.R.I. jang
mendjadi satu-satunja badan perdjuangan pemuda tatkala itu, ber-sama2
melaksanakan satu tugas perdjuangan kemerdekaan dengan sembojannja jg. satu
„ tetap merdeka atau mati ". Didaerah Lampung jang berdekatan dengan Djawa
dan disanapun lebih lekas ditinggalkan oleh tentera Djepang, berdiri pemuda
A.P.I. jang mengambil teladan pada pemuda A.P.I. dari Djakarta. Pembangunan
pemuda A.P.I. ini segera mendjalar djuga ke Palembang, karena pemuda?
dikalangan kereta api menjusun organisasi perdjuangannja dalam A.P.I. ini.
Perkembangan A.P.I. selandjutnja kedaerah Palembang dibawakan oleh
datangnja rombongan Manusama dari Lampung dan pemudaa dari Djawa.
Berdiri pula A.P.I. dikalangan buruh minjak. Dalam melantjarkan tugas
perdjuangan, B.P.R.I. dan A.P.I. bersifat se-mata kuat memperkuatkan dan
berlomba menjusun djasa® perdjuangannja. Kedua organisasi ini berkembang
keseluruh Sumatera Selatan dan Djambi.
Di Djawa sendiri tatkala itu sudah menjusun organisasi' dan menghidupkan
kembali kepartaian menurut aliranº ideologie. Dalam bulan Nopember 1946
dikeluarkan maklumat R.I. jang mengandjurkan perkembangan demokrasi dengan
49
menghidupkan partai politik menurut aliran masing jang dijakini. Dalam bulan
itu djuga diadakan Kongres Pemuda di Jogja. Serombongan besar pemuda dari
Sumatera Selatan ikut mengambil bagian dalam kongres tersebut.
Sekembalinja pemuda dari Djawa itu, masing telah membawa tjorak
ideologie golongannja. Dengan demikian, maka dari kalangan pemuda A.P.I.
dan B.P.R.I. ter-bagi lah menurut aliran ideologie jang dijakini.
Pemuda2 A.P.I. umumnja, dan sebahagian dari pemuda B.P.R.I. mendjelma
mendjadi PESINDO (para pemimpinnja antara lain Mailan , Chodewi Amin,
Zailani, Uteh Jahja, Azahari, Junus Sjamsuddin dll). Sebahagian lagi menjusun
Napindo (para pemimpinnja antara lain Mattjik Rosjad , Abihasan, Ibrahim
Kasim , dan lain “).
Dari kalangan pemuda jang beraliran Islam tersusun Hizbullah dan G.P.LI.
(para pemimpinnja antara lain Umar Hamid, Usman Hamid, Baidjuri, dll).
Aliran jang mengandung anasir kedaerahan djuga ada, Angkatan Pemuda Sri
widjaja, jang dipimpin oleh R. Usman Azahari jang belakangan hari mendjadi
Kepala Penerangan negara boneka Sumatera Selatan . A.P.S. tidak lama berdiri,
karena dapat diusahakan meleburkan diri dalam NAPINDO.
Demikinlah achirnja B.P.R.I. dan A.P.I. di-mana” digantikan oleh organi
sasi? pemuda menurut aliran ideologie masing', semuanja bersendjata untuk
ber -sama² melaksanakan tugas perdjuangan. Disamping tindakan masing di
tengah² pergolakan revolusi itu, menurut tjara sendiri, maka didalam meng
hadapi lawan, baik tentera Sekutu ataupun tentera Belanda, semuanja bersusun
bahu kuat memperkuatkan dan semuanja memusatkan tuntunan kepada
komando kekuasaan R.I.
Dan pemerintah R.I. djuga melajani kepentingan organisasi pemuda itu
dengan segala djalan, agar mereka dapat memperkuatkan diri. Pembagian
pakaian, pembagian hasil minjak dan hasil perkebunan, jang wangnja
dipergunakan untuk persendjataan dan perlengkapan bagi organisasi pemuda
tadi, mendjadi satu tugas kewadjiban Pemerintah jang penting.
Demikian perkembangan dalam kalangan organisasi pemuda. Dikalangan
kepartaian, pertumbuhan dan perkembangannja kembali djuga dari saluran
K.N.I. daerah . Karena didalam K.N.I. daerah ini terhimpun semua pemuka'
daerah, jang umumnja sebelum perang sudah mempunjai partaiº masing ', maka
setelah di Djawa bangkit kembali perkembangan partai" menurut dasar ideologie,
dengan sendirinja setiap pemimpin didaerah jang terhimpun dalam K.N.I. itu
'sudah terdorong oleh kewadjiban ideologie untuk mengiringi
perkembangan dan pertumbuhan di Djawa itu. Masing mulai menghimpun
teman seperdjuangannja jang lama untuk kemungkinan mendirikan partai
menurut aliran ideologie jang sesuai.
merasa
P.N.I. pada mulanja kelihatan sebagai mau didjadikan satu’nja partai atau
Partai Negara. Seruan dan perintah untuk menjusun K.N.I. di-mana', ber -sama*
dengan perintah untuk mendirikan pula P.N.I. Karena itu , partai ini segera
dapat berkembang ke -mana', bukan sadja diseluruh Sumatera Selatan, tetapi
djuga keseluruh Sumatera, berdasar atas perintah Dr. A.K. Gani. Partai ini
50
adinja berdiri sendiri dengan pusatnja diseluruh Sumatera Selatan, tetapi setelah
perkembangan kepartaian mulai menudju kepada konsolidasi masingø menurut
ideologie, maka bergabunglah dengan P.N.I. jang ada di Djawa. Pemuda
NAPINDO jang berdasarkan Nasionalisme, dengan sendirinja merapatkan diri
pada P.N.I.
Dari kalangan pemuka' Parindra sebelum perang, kebanjakan masuk
dalam P.N.I. dan pembawaan dari sifat pendiriannja bermula, maka kebanjakan
Pamong Pradjapun menggabungkan diri dalam P.N.I. Antara pemuka‘nja
adalah Dr. A.K. Gani, Dr. M. Isa , R.M. Utojo , R. Sugiharto , Josodipuro, dll.
Semasa K.N.I. daerah , telah disusun organisasi ummat Islam dengan nama
Barisan Oemmat Islam , dengan singkatan B.O.I. Badan ini kemudian mendjelma
mendjadi Masjumi sebagai sambungan dari Masjumi di Djawa. Organisasi”
pemuda jang berdasarkan Islam , Hizbullah dan G.P.I.I. menghubungkan dirinja
dengan Masjumi.
Karena pertumbuhan P.S.I.I. kembali, maka kemudian Masjumi Sumatera
Selatan djuga petjah. Sebahagian pemimpin'nja jang dulunja djuga dari P.S.I.I.,
meneruskan partai P.S.I.I. Antara pemukanja adalah sdr”. A.S. Mattjik, Suhardjo
dan lain ". Sebahagian lagi, jang dulunja kebanjakan berasal dari P.I.I. dan
Muhammadiah atau Nahdatul Ulama
, seperti sdr . R.Z. Fanani
, H. Tjikwan,
K. Masjhur Azhary, dan lain ', tetap mempertahankan kelangsungan pendirian
Masjumi
. Dan K.H. Ahmad Azhari jang dulunja pemuka P.S.I.I., menggabungkan
diri terus kedalam Masjumi
.
Dari kalangan Gerindo dulunja, ketjuali Dr. A.K. Gani jang membangunkan
P.N.I., menjusun Partai Sosialis Indonesia, dan dari kalangan P.N.I. Hatta
membangunkan Partai Rakjat Sosialis. Keduanja bergabung mendjadi Parlai
Sosialis, jang didaerah Sumatera Selatan antara pemimpinnja adalah Nungtjik
Ar., Basri, M. Ali Chanafiah, A. Hamid Kemang, Zaikadir, A.S. Sumadi
, Agus
Rahman dll. Dari kalangan mereka itu kemudian petjah lagi (setelah Madiun
Affaire, ada jang ke Partai Sosialis Indonesia, seperti sdrº. Basri - A.S. Sumadi),
ada jang ke P.K.I.
Dari massa buruh pada mulanja tersusun serikat sekerdja dikalangan berbagai
perusahaan, djuga dari saluran dalam K.N.I. Sebagai gabungannja, buat
sebentar berdiri GASPI jang dipelopori oleh sdrº. Nungtjik Ar., Basri dan
K. Hutabarat, buat kemudian mendjelma mendjadi SOBSI.
Anggota wanita dalam K.N.I. daerah, sdr . Rahaju Noordeen, membentuk
partai sendiri, Partai Wanita Indonesia atau Pernawi, tetapi kemudian melebur
kan diri dalam Parwari atau langsung masuk P.N.I.
Dikalangan turunan Arab jang sedjak bermula actief ikut dalam revolusi
di Sumatera Selatan, membentuk Partai Nasional Indonesia Turunan Arab
(Parnita) dengan pemuka’nja sdrø. Ali Gathmyr, Abdullah Gathmyr dan
Sjechan Sjahab. Selandjutnja Abdullah Gathmyr kemudian actief memim
'pin N.U.
51
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf
Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf

More Related Content

Similar to Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf

Kabupaten Mojokerto
Kabupaten MojokertoKabupaten Mojokerto
Kabupaten Mojokerto
Risal Fahmi
 
Oh, Toba Na Sae
Oh, Toba Na SaeOh, Toba Na Sae
Oh, Toba Na Sae
Averos Lubis
 
DAMPAK PEMINDAHAN IKN DI KALTIM.pdf
DAMPAK PEMINDAHAN IKN DI KALTIM.pdfDAMPAK PEMINDAHAN IKN DI KALTIM.pdf
DAMPAK PEMINDAHAN IKN DI KALTIM.pdf
RamadhanPutra31
 
PAPARAN LOMBA DESA PG 2018.pptx
PAPARAN LOMBA DESA PG 2018.pptxPAPARAN LOMBA DESA PG 2018.pptx
PAPARAN LOMBA DESA PG 2018.pptx
LailaHayati12
 
Sejarah desa
Sejarah desa Sejarah desa
Sejarah desa
Asepnurdiaman
 
Makalah sejarah asal usul desa sampora kec. cilimus kab.kuningan
Makalah sejarah asal usul desa sampora kec. cilimus kab.kuninganMakalah sejarah asal usul desa sampora kec. cilimus kab.kuningan
Makalah sejarah asal usul desa sampora kec. cilimus kab.kuningan
Hendrixsusantosinaga
 
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013
ALI YASIN
 
Urbanizing Small Town
Urbanizing Small TownUrbanizing Small Town
Urbanizing Small Town
Pemerintah Kota Singkawang
 
Bab 10
Bab 10Bab 10
Bab 10
smkmnpk
 
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utaraSejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
Mukhrizal Effendi
 
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Panembahan Senopati Sudarmanto
 
03_Toponimi Pulau Tidung, Kepulauan Seribu
03_Toponimi Pulau Tidung, Kepulauan Seribu03_Toponimi Pulau Tidung, Kepulauan Seribu
03_Toponimi Pulau Tidung, Kepulauan Seribu
Hamida ID
 
Peta bina trans
Peta bina transPeta bina trans
Peta bina trans
harryramadanil
 
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatraProfil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatraRossiana Fazri
 
Potensi dan Peluang Investasi Kabupaten Tapanuli Tengah
Potensi dan Peluang Investasi Kabupaten Tapanuli TengahPotensi dan Peluang Investasi Kabupaten Tapanuli Tengah
Potensi dan Peluang Investasi Kabupaten Tapanuli Tengah
Brhu Corp
 
Status peta terbit
Status peta terbitStatus peta terbit
Status peta terbit
AntoMinerg
 
Dokumen RPJMD Desa Dermaji
Dokumen RPJMD Desa DermajiDokumen RPJMD Desa Dermaji
Dokumen RPJMD Desa Dermaji
Pradna Paramita
 
Proposal kerja praktek
Proposal kerja praktekProposal kerja praktek
Proposal kerja praktek
Irvan Sevenfold
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
SalamManis
 

Similar to Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf (20)

Kabupaten Mojokerto
Kabupaten MojokertoKabupaten Mojokerto
Kabupaten Mojokerto
 
Oh, Toba Na Sae
Oh, Toba Na SaeOh, Toba Na Sae
Oh, Toba Na Sae
 
DAMPAK PEMINDAHAN IKN DI KALTIM.pdf
DAMPAK PEMINDAHAN IKN DI KALTIM.pdfDAMPAK PEMINDAHAN IKN DI KALTIM.pdf
DAMPAK PEMINDAHAN IKN DI KALTIM.pdf
 
PAPARAN LOMBA DESA PG 2018.pptx
PAPARAN LOMBA DESA PG 2018.pptxPAPARAN LOMBA DESA PG 2018.pptx
PAPARAN LOMBA DESA PG 2018.pptx
 
Sejarah desa
Sejarah desa Sejarah desa
Sejarah desa
 
Makalah sejarah asal usul desa sampora kec. cilimus kab.kuningan
Makalah sejarah asal usul desa sampora kec. cilimus kab.kuninganMakalah sejarah asal usul desa sampora kec. cilimus kab.kuningan
Makalah sejarah asal usul desa sampora kec. cilimus kab.kuningan
 
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013
 
Urbanizing Small Town
Urbanizing Small TownUrbanizing Small Town
Urbanizing Small Town
 
Bab 10
Bab 10Bab 10
Bab 10
 
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utaraSejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
 
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
03_Toponimi Pulau Tidung, Kepulauan Seribu
03_Toponimi Pulau Tidung, Kepulauan Seribu03_Toponimi Pulau Tidung, Kepulauan Seribu
03_Toponimi Pulau Tidung, Kepulauan Seribu
 
Peta bina trans
Peta bina transPeta bina trans
Peta bina trans
 
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatraProfil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatra
 
Potensi dan Peluang Investasi Kabupaten Tapanuli Tengah
Potensi dan Peluang Investasi Kabupaten Tapanuli TengahPotensi dan Peluang Investasi Kabupaten Tapanuli Tengah
Potensi dan Peluang Investasi Kabupaten Tapanuli Tengah
 
Status peta terbit
Status peta terbitStatus peta terbit
Status peta terbit
 
Kabupaten subang
Kabupaten subangKabupaten subang
Kabupaten subang
 
Dokumen RPJMD Desa Dermaji
Dokumen RPJMD Desa DermajiDokumen RPJMD Desa Dermaji
Dokumen RPJMD Desa Dermaji
 
Proposal kerja praktek
Proposal kerja praktekProposal kerja praktek
Proposal kerja praktek
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 

Recently uploaded

Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
RizkyAji15
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
Muhammad Nur Hadi
 
3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx
3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx
3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx
ephy3
 
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...
unikbetslotbankmaybank
 
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.pptslide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
tobol95991
 
Artificial Neural Network Backpropafation
Artificial Neural Network BackpropafationArtificial Neural Network Backpropafation
Artificial Neural Network Backpropafation
muhandhis1
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
muhammadfauzi951
 
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi” Oleh : B. HERRY PR...
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi”  Oleh : B. HERRY PR...Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi”  Oleh : B. HERRY PR...
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi” Oleh : B. HERRY PR...
attikahgzl
 

Recently uploaded (8)

Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
 
3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx
3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx
3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx
 
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...
 
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.pptslide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
 
Artificial Neural Network Backpropafation
Artificial Neural Network BackpropafationArtificial Neural Network Backpropafation
Artificial Neural Network Backpropafation
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
 
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi” Oleh : B. HERRY PR...
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi”  Oleh : B. HERRY PR...Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi”  Oleh : B. HERRY PR...
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi” Oleh : B. HERRY PR...
 

Propinsi_Sumatera_Selatan.pdf

  • 1. This is a reproduction of a library book that was digitized by Google as part of an ongoing effort to preserve the information in books and make it universally accessible. https://books.google.com
  • 2. -
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 9. "Berajun – berombak deras dibawah, Tenang, bersatu, alam djajasempurna, Dempo putjukan Batanghari Sembilan, Riak — gelombang Musi menawan , " Tulah dia Sumatera Selatan . 5 1
  • 10. ” Berajun berombak deras dibawah, Tenang, bersatu, alam djajasempurna, Dempo putjukan Batanghari Sembilan, Riak gelombang Musi menawan , 'Tulah dia Sumatera Selatan 5
  • 14. PUBLIK DONESIA . BANGKA 21 22 lo P. BELITUNG DJAKARTA BANDUNG
  • 15.
  • 16. ISI BUKU Halaman 22 1. Kata Pengantar dari Djawatan Penerangan Prop. S.S. 2. Kata Sambutan dari Gubernur, Kepala Daerah Propinsi S.S. 3. Kata Sambutan dari Panglima Tentera dan Territorium II S.S. 25 27 I 4 PERKEMBANGAN POLITIK : 1. Pertumbuhan Kekuasaan Republik Indonesia : 31 32 33 34 36 38 42 4? 49 53 59 61 63 66 67 67 69 Garis pokok semasa pendudukan Djepang Kenjataan jang dialami Menggalang front persatuan Nasional Berita Penjerahan Djepang dan Proklamasi Kemerdekaan Mulai mengoper kekuasaan Agitasi, Konsolidasi, Pemindahan Kekuasaan Perkembangan Pergolakan Revolusi Dari P.K.R. ke Tentera Nasional Indonesia Pertumbuhan kembali organisasi? /partai? Dari K.N.I.” mendjadi Dewanº Perwakilan Rakjat Perkembangan Pemerintahan Dari Dr. A.K. Gani ke Dr. M. Isa Pemerintahan selama perang djadjahan ke-I Pemerintah Otonomi menghadapi clash ke-II Pengakuan Kedaulatan Dari R.I.S. ke Negara Kesatuan R.I. Menudju ke Pemerintahan Otonomi seluasʼnja Perkembangan revolusi didaerah-daerah dalam menjusun pemerintahan Tjatatan singkat mengenai Dewan-dewan Perwakilan Rakjat Propinsi, Kota dan Marga-marga Lampiranº (berisi Peraturan Daerah jang penting?) Usul Rentjana Pembentukan Kabupaten Otonoom didalam Propinsi Sumatera Selatan 2. Perkembangan Asas-asas Demokrasi : Perkembangan Pers Nasional Pertumbuhan Partai dan Organisasi Penjusunan Kembali Partai dizaman Republik Pertumbuhan Organisasi” Organisasi Wanita Organisasi Tani Organisasi Olah -raga Perkembangan didaerah-daerah Organisasi Pemuda 72 83 106 157 168 179 189 203 204 210 213 214 221 9
  • 17. II 5 . PEMELIHARAAN KEAMANAN NEGARA : 1. Perkembangan Tentera Nasional : Pertumbuhan Tentera ditengah gelombang revolusi Aksi Militer Kesatu Aksi Militer Kedua Keluar dari hutan Kelasjkaran Dari B.P.K.R. sampai T.N.I. 259 26, 267 275 275 277 2. Suka -duka dalam gerilja 279 3. Usaha Tentera Dalam Lapangan Pembangunan 288 4. Pengembalian Bekas Pedjuang Kedalam Masjarakat 290 5. Pengembalian Tenaga Peladjar Pedjuang 293 6. Kepolisian Negara 295 III 6. PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL : 1. Pembangunan Alat Perhubungan 315 317 Lalu -lintas Udara Pembangunan, Pemeliharaan dan Perluasan Lapangan terbang Djalan-djalan dan Djembatan - djembatan 318 321 340 2. Kepadatan Penduduk dan Transmigrasi Daerah Transmigrasi Metro Daerah Transmigrasi Tuguhardjo ( Belitang) Daerah Transmigrasi ex-pedjuang di Bukit Timur Daerah Transmigrasi Tugumuljo Daerah Transmigrasi Bengkulu Utara Lain-lain daerah Transmigrasi 348 354 358 360 362 364 369 3. Perkembangan Koperasi Rakjat Koperasi Sentral ,, Sedjahtera" Koperasi Buruh Minjak Pladju Koperasi Pengendara Betja „ Saudara " Koperasi „ Amal Gandus " Koperasi „Persatuan Andil Dagang Islam Indonesia” 376 377 377 378 378 10
  • 18. ,,Bank Koperasi Pendopo " Koperasi „Serikat Tani Islam Indonesia " Koperasi Usaha Pembangunan Rakjat" Koperasi ,,Simpan Pindjam Pegawai Negeri" 379 379 379 379 Koperasi ,,Kowari". Koperasi „Pegawai Negeri” Koperasi „ Pengangkutan Ogan Ilir " Koperasi „Sederhana" 380 380 380 380 381 381 Koperasi „Kramik” Koperasi ,Pegawai Negeri Daerah Lampung" Koperasi „ Merdeka Abadi Republik Indonesia " Koperasi „ Usaha Bersama" 381 381 Koperasi ,,Rakjat Lampung Tengah" Koperasi „ Tabungan Buruh Mentok” Koperasi „Rakjat Indonesia Mentok ” Koperasi ,,Perak " Koperasi Produksi Kopra" 382 382 382 382 382 383 4. Pendidikan Kader Perekonomian Dilapangan Koperasi Dilapangan peternakan hewan dan unggas Dilapangan Pertanian dan Perikanan darat 386 388 390 5. Sekitar Minjak dan Perusahaan Minjak 6. Menudju Industrialisasi 7. Usaha Memperbesar Produksi 395 410 423 8. Sekitar Karet Rakjat : Sedikit Sedjarah Karet Matjam -matjam karet Tjara sederhana membikin sheet Karet syntetis Untuk apa karet? Perdagangan karet dan Perbaikan mutu Produksi karet Uraian penutup Grafik Gambaran Harga Karet 438 441 443 445 447 449 453 456 459 9. Karet Rakjat : Beberapa tindjauan dan pandangan Hasil Karet Rakjat Politik Getah Pemerintah Politik Karet Propinsi Sumatera Selatan Keadaan pertanian 460 461 463 465 467 11
  • 19. 47 47 47 Menudju sheet bereiding Pusat pendjualan dan pembelian 10. Rakjat Penghasil Karet 11. Batu Arang 12. Timah Bangka Tjara’ penggalian dan mengerdjakan timah Sedjarah pulau Bangka dan penggalian timahnja 47 9 * 49 501 13. Tembakau : Tembakau Ranau dan tembakau Redjang 501 IV 7. PEMBANGUNAN MASJARAKAT : 1. Perburuhan dan Persoalannja : Zaman Hindia Belanda, Djepang dan Kemerdekaan Daftar Serikat Buruh/Sekerdja Usaha-usaha penjelesaian pemogokan 587 590 604 2. Pendidikan Massa dan Pendidikan Orang Dewasa 607 3. Pendidikan dan Pengadjaran : Sekolah Rendah Sekolah Menengah Perguruan Tinggi Pendidikan Masjarakat 618 627 659 664 4. Kesehatan Rakjat 672 V 8. MEMBANGUN DAN MEMELIHARA KEBUDAJAAN : 1. Perkembangan Kepertjajaan dan Agama : Kepertjajaan Kuno Agama Hindu Agama Islam Agama Keristen Aliran-aliran baru Uraian penutup 687 690 693 704 707 708 2. Perkembangan Adat : Adat Penduduk Kota Palembang Adat Daerah Komering Adat Daerah Lampung Adat Bengkulu Adat Redjang Lebong Adat Bangka 712 734 741 757 762 763 12
  • 20. 3. Perkembangan Seni Ukir dan Pentjak 771 4. Suku Bangsa Kubu : Sedikit Sedjarahnja Susunan Masjarakatnja Hidup dan penghidupannja Usaha Civilisasi 777 779 780 784 5. Pulau Bangka : Bangka dahulukala Bangka sekarang Bangka dimasa jang akan datang 788 792 793 6. Enggano : Pulau Telandjang Dongeng dan Kenjataan Leak Geografis ... Tjatatan * Ethnologis Kebiasaan dan Adat Baha s a ... Fauna dan Flora Sudut ekonomi jang baik Kehidupan sehari-hari 795 796 798 799 800 801 802 803 804 13
  • 21. DAFTAR GAMBAR Halama 12. 1. Sungai Musi dikala sendja 2. Sumatera Selatan dalam peta Indonesia 6- ; 3 . Gubernur, Kepala Daerah Prop. S.S., Dr. M. Isa 231 4. Residen Lampung, Mr. Gele Harun 232 5 . Residen Palembang, Abdulrozak 232 6. Residen Bengkulu (ex ), M. Hasan 233 7. Wali Kota Kota Besar Palembang, Mr. Sudarman Gandasubrata 23 8. Residen Bengkulu (sekarang), M. Husin 234 9. Bupati, Acting Residen Bangka/ Belitung, M. Sa'id ( almarhum ) 234 10. Bupati, Kepala Daerah Kab. Bangka, R. Sukarta Kartaatmadja 235 11 . Bupati d/p Residen Palembang, A. Nadjamuddin 235 Bupati, Kepala Daerah Kabupaten Lematang Ulu/Tanah Pasemah, Lahat, M. Harun 235 13 . Bupati, Kepala Daerah Kabupaten Lematang /Ogan Tengah, Muara Enim, Amaludin 235 14. Bupati, Kep. Daerah Kab . Musi Ulu/Rawas, Lb. Linggau, M. Arif 235 15. Bupati, Kep. Daerah Kab. Ogan / Komering Ulu, Baturadja, A. Aziz 235 16. Acting Bupati Kab. Bengkulu Utara, Bengkulu, R. Abubakar 236 17. Wedana Daerah Kota Bengkulu, Z. Abidin 236 18. Bupati, Kep. Daerah Kab. Lampung Tengah, Metro , R. Sahri 236 19. Wedana Daerah Kewedanaan Redjang Lebong, Radjamat 236 20. Patih Kota Telukbetung / Tandjungkarang, M. Saleh 236 21 . Bupati, Kep. Daerah Kab. Bgk . Slt., Manna (ex), Msg. A. Rahman 236 22. Sidang pleno DPRDS Prop. S.S. ke-6, 27/2/1953 237 23. Anggota ’ Dewan Pemerintah Daerah Sementara Prop. S.S. 237 24. Sidang pleno DPRDS Prop. S.S. ke-6 ... 238 25 . Para anggota DPRDS sedang bersidang 238 26. Gedung Nasional di Tjurup jang mula didjadikan gedung DPRDS pertama 239 27. Gedung Gubernuran Palembang 240 28. Kundjungan Wk. Presiden M. Hatta di Palembang (Pebruari 1950) 241 29. Lautan manusia berdjubel-djubel ingin mendekati Wk . Presiden 241 30. Rapat Samudera dengan Wk. Presiden Hatta 242 31 . Seorang pemuda menaiki tiang bendera „ Kuning Hidjau ", bendera Negara Sumatera Selatan 242 32. Dr. A.K. Gani berusaha menenteramkan lautan manusia jang akan mendengarkan wedjangan Wakil Presiden M. Hatta 243 14
  • 22. R ALAT Tertulis Seharusnja het noorden begrends het noorden begrensd van: a . de Musi, aan: a. de Musi, Westen daar van; westen daaarvan; de onder afdeeling de onderafdeeling de spoor lijn on de spoorlijn en maka bukan pihak maka bukan fihak ah) bar ris ari di " Istana Walinegara " (Gubernur sekarang), di " Istana Walinegara " (Gubernuran sekarang), ar Angkatan Perang Sum. Selatan. Angkatan Perang seluruh Sumatera. ke as 1. DAERAH TRANS MIGRASI METRO. DAERAH TRANSMIG RASI METRO . Gambar jang berteks : Msg. A. Rahman, seharusnja ditukar dengan gambar jang berteks: Z. Abidin. ( Djadi ditukar tempatnja).
  • 23.
  • 24. 243 244 244 245 245 246 246 247 248 248 249 249 249 250 250 99 99 250 99 ,, 250 250 33. Lautan manusia sedang mengatjung®kan tangannja sewaktu men dengarkan wedjangan Wakil Presiden 34. Upatjara penjerahan Negara Sum . Selatan kepada Pemerintah R.I. 35. Mr. Makmun Sumadipradja sedang membatjakan besluit penjerahan N.S.S. 36. Walinegara sedang membatjakan teks penjerahan 37. Walinegara sedang menanda-tangani naskah penjerahan 38. Gubernur M. Isa djuga sedang menanda -tangani naskah 39. Sehabis upatjara Walinegara berdjabatan tangan dgn . Gub. M. Isa 40. Rapat Dinas routine Residen Palembang 41. Rapat Dinas Pemerintahan Daerah dengan Gubernur M. Isa 42. Rapat Dinas tersebut sedang berdjalan 43. Ex Ketua DPRDS Prop. S.S., W.A. Rahman 44. Ketua DPRDS Prop. S.S., Ali Gathmyr dengan Sekertarisnja ... 45. Wakil Ketua DPRDS Prop. S.S., A. Jasin 46. Daud Badarudin (anggota DPRDS Prop. S.S.) 47. Nungtjik Ar. 48. M. Tahir Hasan 49. R. Sutardjo 50. M. Ali Hanafiah 51. Adjis Tjindarbumi 52. R. Josodipuro 53. R.A. Basjid 54. Nj . Chamsiah 55. Nj. Sjarkowi Mustafa 56. Zaikadir 37. M. Rasjid Thalib 58. A, Arifin 59. Pangku 60. R. Humam 61. Rauf Ali 62. Zamhari Abidin 63. H. A. Halim 64. Penjelenggaraan Pemilihan Kepala dan Dewanº Marga 65. Penjerahan kekuasaan pendjagaan keamanan dikota Palembang dari fihak Republik Indonesia kepada fihak Belanda 66. Pembukaan Pressroom dengan Garden Party 67. Sebahagian anggota P.W.I. Kring Palembang 68. Hari Buruh, 1 Mei di Palembang 69. Pembahagian piala untuk para pemenang olah-raga pada hari penutup Pekan Olah Raga Pemuda di Palembang 250 99 99 251 251 251 . 99 99 251 251 251 99 2 252 9 252 93 252 252 . 99 252 252 253 253 254 254 255 255 15
  • 25. 25€ 299 299 299 300 300 301 301 302 302 303 303 304 304 70. Suatu pemandangan jang indah ditepi sungai Ogan di Baturadja 71 . Menteri Pertahanan, Mr. Amir Sjarifudin .... 72. Djenderal Major Urip Sumohardjo ... 73 . Djenderal Major Suhardjo Hardjowardojo 74. Rombongan Menteri Pertahanan sedang tegak berdiri sewaktu lagu Kebangsaan „ Indonesia Raya" mengumandang diangkasa 75. Djuga rombongan Menteri Pertahanan sedang tegak dg. chidmat sewaktu dilagukan „ Indonesia Raya " dalam Rapat Samudera dila pangan mesdjid Agung Palembang 76. Dr. A.K. Gani, Menteri Pertahanan, Djenderal Major Urip, sedang mengikuti Rapat Samudera dilapangan mesdjid Agung Palembang 77. Sehabis Rapat Samudera, rombongan Tamu Agung dikerumuni oleh para Opsir Tentera 78 . Menteri Pertahanan sedang memberikan wedjangan 79. Djenderal Major Urip sedang memberikan amanatnja 80. Satu barisan tentera dengan Pandji Kesatuan jang baru 81 . Rombongan Tamu Agung mengudjungi Lahat 82. Menteri Pertahanan dan Djenderal Major Urip menerima penghor matan Kepala-kepala Kesatuan Tentera . 83. Menteri Pertahanan dan Djenderal Major Urip sedang memeriksa barisan kehormatan.... 84. Dr. Koets, Ketua Komisi Djenderal Belanda tiba di Palembang 85 . Djembatan pasar Bengkulu jang dihantjurkan dalam clash ke-II 86. Komisi Djenderal Belanda dikerumuni oleh para wartawan 87. Meriam ketjepek (lasakan) 88. Meriam ketjepek (lasakan ) 89. Markas Bataljon 28/STB dengan beberapa orang anggotanja 90. Djembatan Bengkulu Utara jang dihantjurkan dalam clash ke-II 91 . Djembatan Lais jang dihantjurkan 92. Gunung Pasir Muara Dua, tempat pertempuran pemuda kita dengan tentara Djepang 93. Pondok Rakjat jang didjadikan tempat pertahanan 94. Daerah Seminung, Ranau Muara Dua 95. Pesanggerahan Banding Agung Muara Dua, tempat pusat Komando Distrik Militer dan Polisi Militer diwaktu gerilja....... 96. Pondok Rakjat jang didjadikan tempat pertahanan 97 . Djembatan Pondok Kelapa jang dihantjurkan dalam clash ke-II 98 . Pesanggerahan jang didjidikan tempat pusat Komando Distrik Militer disekitar Muara Dua 98. - idem - 99. Beberapa pemimpin tentera dan Badan Perdjuangan jang menerima penjerahan kota Tjurup dari tangan Belanda 100. Upatjara penjerahan kembali kota Tjurup 305 305 305 306 306 306 306 306 307 307 307 307 307 307 308 308 308 309 16
  • 26. zir tentera Belanda jang menjerahkan kota Tjurup 309 ng Dwi Warna waktu upatjara menjerahan kota an 309 309 310 310 311 Putih jang pertama dikibarkan dikota Tjurup Perang, 5 Oktober di Palembang T.N.I. turut dalam parade ni sebuah djembatan jang diperbaiki oleh pasukan Tebing Tinggi I sedang menggembeleng Bataljon 2001 jang akan daerah 17 Agustus di Pangkalpinang i dan perpetaan ekonomi a Bengkulu Manna jang dihantjurkan dalam clash 311 312 513 513 513 514 514 514 515 a Saling (antara Tebing Tinggi /Lubuk Linggau) at hudjan s dikota Palembang I di Tabapenandjung di Baturadja epi Musi sebagai alat-penghubung jang setia atan baru Muara Saling Djembatan Muara Saling ertama menembus perhubungan Muara Saling 515 515 516 516 516 516 517 517 517 518 518 519 Saling dilihat dari sebelah iringan melakukan tugasnja di Sumatera Selatan rima antara Kep. D.K.A. lama dengan jg. baru t hudjan ang, Merak Perhubungan Pandjang Merak a jang memperhubungkan Merak , Kertapati 7 Pandjang Dua, dekat Pladju enjangkol tanah disawah buk Linggau ak benih padi kesawah tua, umurnja 110 tahun 519 520 521 521 522 522 523 524 17
  • 27. 52 52 52 52 52 52 52 53 521 53 53 532 53 53 534 534 539 535 53€ 536 136. Pemandangan sebuah kampung Transmigrasi Lampung Selatan 137. Pemandangan kilang minjak dikala sendja 138. Djuga pemandangan kilang minjak 139. Pemandangan perusahaan minjak diwaktu malam 140. Pabrik kaju „ Dwi Warna ” di Palembang 141. Pabrik kaju dikampung 3 ilir Palembang 142. Pembuatan perahu di Kajuagung 144. Pengangkutan crepe (karet) dengan tongkang dipelabuhan Plg. 143. Dua orang nelajan dari pulau Lepar (Bangka) 145. Anggota ’ Koperasi Pembatikan ,,Kowari" sedang beladjar membatik 146. Koperasi Serikat Tani Islam Indonesia Redjang Lebong 147. Para pengurus koperasi „ Kowari” di Tjempaka 148. Kader Koperasi Angkatan ke-I 149. Gedung dan kendaraan milik koperasi Rakjat Lpg. Tengah , Metro 150. Pabrik tenun „ Sriwidjaja” di-djalan Djenderal Sudirman Palembang 151 . Pabrik Remilling „Hok Tong” di Ladang Pladju 152. Pemandangan dikompleks Perus. Tambang Mas didaerah Lebong 153 . Djuga pemandangan dikompleks Perusahaan Tambang Mas itu 154. Irigasi Tanah Mas Marga Pemulutan. Kab. Ogan Komering Ilir 155 . Pembukaan irigasi Tanah Mas 156. Gubernur M. Isa sedang melihat pintu air dari irigasi Tanah Mas 157. Sawah di Tjurup 158. Panen di Metro 159. Hasil kopra di Lampung 160. Menanam benih padi di Tjurup 160. Gubernur menindjau kebun sajur di Pagar Alam (Pasemah) 162. Tjorak persawahan di Tjurup Pak /Ibu Tani sedang mendukung keruntung menudju kerumahnja 164. Membadjak sawah di Pagar Alam (Pasemah) 165. Menghela balokº kaju besar dengan lori 166. Motor penebang kaju (hutan) di Sembawa 167. Mesin peluku tanah 168. Mesin pemetjah tanah 169. Mesin peluku tanah 170. Mesin pemetjah tanah 171 . Mesin pemetjah tanah 172. Mesin penebang hutan 173 . Kebun bibit karet di Sembawa 174. Bibit karet jang tersiang baik 175. Pohon karet jang tjukup usianja untuk ditoreh 176. Menoreh karet jang tjukup usianja 537 538 538 539 539 540 540 541 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 550 551 552 18
  • 28. 553 dja wanita diperusahaan pengaretan di Sembawa igasapan karet di Sembawa uah kapal dipelabuhan Palembang siap untuk mengang 553 554 554 554 555 555 556 556 et jang siap untuk diexpor dari pelabuhan Palembang rakjat Lampung 2 kebun untuk menanam lada di Bangka bun ditimbuni untuk didjadikan pupuk otoran jang dibakar untuk didjadikan pupuk ng mulai dipindahkan ing ditanam dikebun pertjobaan Sembawa jam dan tgl . menanam lada harus ditjatat dengan tepat u -penundjang pada bibit lada jang sudah tumbuh dan bang akjat di Bangka jendjalaran tangkai" pohon lada obat terhadap pohon * dan daunº lada jang terserang 557 557 558 559 559 560 on lada dari tanam-tanaman jang tumbuh sekitarnja lada rakjat jang serba teratur di Bangka kjat di Bangka jang sudah berkembang baik kjat di Bangka jang baru sadja mendjalar ah lada jang sudah boleh dipetik lebih dahulu 561 562 562 562 563 564 565 untuk didjadikan lada putih 565 566 567 568 568 569 569 570 570 dengan kaki sambil mentjebur ada jang tertangkap dipelabuhan Palembang i lada dibuka satu persatu dengan teliti lada dibungkus begitu rupa an penutup lada itu dalam bungkusan batu bara jang pertama -atu bara ng batu bara ng batu bara jang bekerdja malam hari Pentjangkol batu bara gkut batu bara g sedang bekerdja membersihkan batu bara an arang gkut batu bara 3 batu bara 571 571 572 572 573 573 574 574 19
  • 29. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 51 51 216. Mesin Pengupas tanah 217. Caterpillar -pengangkut batu bara 217. Mesin Tjangkol batu bara 219. K.K.L. dengan lok-nja siap menunggu muatan batu bara 220. Lori' mengangkut arang batu jang bersih 221 . Lok model tua jang masih terpakai di T.A.B.A. 222. Lok Listrik T.A.B.A. 223. Pemandangan jang indah sekitar kompleks T.A.B.A. 224. Penjemprotan lumpur timah dengan air 225. Djuga penjemprotan lumpur timah 226. Matjamº tembakau jang ditanam disatu tempat 227 . Alat* pengolah tembakau 227. Meradjang tembakau Ranau 229. Daerah Ranau jang indah tempat tembakau Ranau tumbuh 230. Tembakau Ranau jang baru berusia 11/2 bulan 231. Tembakau Ranau jang sudah berusia 3 bulan 232. Memelihara dan menjiangi kebun para pertjobaan di Sembawa 233. Panorama dipantai pulau Bangka 234. Perajaan Hari Buruh 1 Mei di Palembang 235. Pembagian idjazah kursus pembanterasan butahuruf 236. Rombongan penindjau dari UNESCO 237. Penduduk membantu rombongan UNESCO dg. bergotong -rojong 238. Rombongan UNESCO senantiasa mempertjakapkan masaalah pembangunan desa 51 5 51 51 58 5 € 67 67 67 67 67 67 239 . Sebuah poliklinik di Menanga, dalam daerah Komering Ulu, men dapat kundjungan dari rombongan UNESCO 240. Rombongan Kaum Luntang Lantung dari Djakarta ditransmi grasikan ke Sumatera Selatan. Mereka telah tiba dipelabuhan Palembang 68 242. 68 243 . 68 244. 68 68 245. 246. 78 247. 79. Buruh Ogem (Perusahaan Listrik) mogok Persatuan Isteri Polisi „ Bhayangkari" Palembang Gambaran penghidupan ditepi sungai Musi Palembang Pemandangan dipantai pulau Belitung. Peta pulau Bangka Peta pulau Enggano Penari „ Gending Sriwidjaja" Penganten Palembang dalam pakaian adat tjampuran Pakaian adat Lampung Pakaian adat Lampung Sepasang penganten dalam pakaian kombinasi adat Uluan dan Palembang asli 80' 801 248. 249. 250. 251 . 80 80 252. 810 20
  • 30. perempuan dalam pakaian kombinasi adat Uluan dan asli 811 812 812 813 813 814 814 815 815 816 816 817 818 pakaian penganten Palembang asli dan Djawa .... laki-laki Palembang asli jang sedang siap untuk diarak rumah penganten perempuan laki-laki Palembang asli jang sedang diarak menudju nganten perempuan anten Palembang asli jg. sedang berada dalam kamarnja it Lampung Luar Negeri jang sedang bersantap bersama” dalam luri perkawinan menurut adat it Kaba jang selalu mendidih flesia Arnoldi” ngket Palembang ikiran Palembang dari Luar Negeri memakai kain adat Lampung ig Palembang · Azhary ri dilapangan belakang Benteng Palembang Azhary oodist Palembang Dalam ” (Kubu) ng Dalam " sebagai nelajan Studio Palembang jang baru cangan dengan Mobil Unit .... ajang Suluh gan penuh minat mempersaksikan Wajang Suluh tang Kewarganegaraan dan minoritet ang indah dari sungai Sekanank ditepi sungai Karang Palembang ikoni dipulau Enggano aba dalam keadaan jang agak tenang 818 819 819 820 821 822 823 823 824 824 825 826 826 827 828 21
  • 31. bang di Sumatera Selaten. PENGANTAR KATA ENGAN ini terwudjudlah suatu himpunan kata² dan angka ” se gambar dari kedjadian jang agaknja akan dapat memberik gambaran tentang segala sesuatu jang hidup, bergerak dan berkei D Dengan menjadari, bahwa dokumentasi dan statistika biasanja mendj mukan, ditjobalah dalam penjusunannja untuk menghindari hal jang bi membikin pusing kepala. Dokumentasi dan statistika memang dapat berbitjara dan menawan ha Tapi lazimnja hanja terbatas bagi pembatja jang arif akan semua maks dan tudjuan penjusunannja sadja. Kami ingin supaja himpunan tentang Sumatera Selatan ini dapat dju berbitjara kepada masjarakat kita seumumnja. Karena itu segala sesuatun telah ditjoba disesuaikan dengan kesanggupan penerimaan dari umum sebag objek. Keseluruhannja disederhanakan . Tidak terlalu meluas. Tidak terlamp mendalam . Mungkin djuga tidak memberikan kesan sebagai bahan dokumentasi di statistika. Tapi memang bukanlah pula itu jang didjadikan tudjuan pokok . Dasar dan tudjuan terutama dari himpunan ini adalah facts kenjataa: dari kedjadian . Himpunan ini dimaksudkan untuk mengabadikan WAHRHEIT tentai Sumatera Selatan, serta menjampaikannja kepada rakjat seluruhnja, denge mendjauhi segala DICHTUNG jang biasanja memutar -balikkan sesuatu . Mał apabila buku ini dapat memberikan „ kepuasan sekedarnja ” kepada chalajo umum , agaknja tidaklah akan sia - sia segala kegiatan dari para penjelenggara nja, djerih pajah dari para pemberi sumbangsihnja dan semua biaja jar sudah dikeluarkan . Mudah -mudahan dengan terbitnja buku ini, Sumatera Selatan sebag DAERAH HARAPAN , akan lebih dikenal, dari berbagai sudutnja ! Kiranja perlu disebutkan disini, bahwa buku ini telah dimulai penjusun Kiranja perlu disebutkan disini , bahwa penjusunan buku ini telah dimuli sedjak Pimpinan Djawatan Penerangan masih dipegang oleh sdr. A. Sumadi jang pada achir Mei 1953 telah meninggalkan Djawatan. 22
  • 32. Memang sedjak permulaan tahun 1951 sudah terkandung rentjana dalam Djawatan Penerangan Propinsi untuk menjusun suatu buku jang dapat memberi lukisan serta uraian jang tepat mengenai Sumatera Selatan guna penilaian paranan daerah dalam proses pasang- surutnja , adab dan budaja di kepulauan Indonesia. Dengan djalan demikian daerah dapat diperkenalkan bukan hanja pada mereka jang melihat dari djauh tetapi djuga pada penduduknja sendiri. Hasrat untuk mewudjudkan penerbitan jang dikehendaki itu tak sampai berhubung kesulitan alat dan benda. Achirnja dalam konperensi Penerangan Pembangunan Antar Kementerian pada bulan September 1952, djalan untuk penerbitan buku jang akan memperkenalkan daerah demi daerah di Indonesia telah terbuka. Salah satu keputusan dari konperensi ialah supaja setiap Propinsi menjiapkan pandangan mata dan pandangan hati dari segenap daerah, mendjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Dalam usaha memperoleh, mengumpulkan dan menjusun bahan * guna kelengkapan Buku Peringatan ini, anggota* redaksi mendapat kesan antara lain betapa banjak aspek² hidup dan peristiwa? terlupa di Sumatera Selatan jang belum dapat diketahui orang banjak dan betapa sedikitnja djumlah pengarang dan penjelidik jang sungguh telah mempeladjari Daerah Harapan ini serta bagaimana besar rahasia hajat dan kimia terpendam dalam alamnja. Menurut daftar perpustakaan jang mengambil Indonesia sebagai pokok uraian , djumlah buku² mengenai Sumatera Selatan adalah sangat ketjil sehingga tak salah kalau dikatakan bahwa daerah Sumatera Selatan merupa kan tjintjin terlepas dalam rangkaian dari hasil STUDIE dalam soal adat der kesusasteraan daerah . Oleh karena itu dan ditambah pula dengan kerusakan bahan dokumentasi dimasa pendudukan Djepang dan akibat siasat bumi hangus dalam pertempuran melawan Belanda dalam agresi I dan II, dan memperhatikan pula kebenaran dictum jang mengatakan, bahwa sedjarah dari negara jang baru melepaskan diri dari kekuasaan asing haruslah ditindjau dan ditulis kembali dalam proporsi jang sebenarnja, maka oleh pinpinan redaksi telah diusahakan mengirim anggota’ redaksi atau pembantu pembantunja kedaerah untuk menemui orang - seorang dalam usaha memper dapat setjara langsung bahan2 jang diperlukan dari sumber - sumber pertama. Dalam taraf pertumbuhan demokrasi dan pembangunan jang meliputi segenap lapangan hidup di Indonesia seperti pada masa ini, sudah tentu gambaran terachir dan kepastian angka tidak mendjadi tudjuan utama. Jang menarik perhatian, bukanlah hanja jang dapat dilihat dan diraba jang lazim disebut „ FACTS AND FIGURES” akan tetapi kodrat jang menentukan lahirnja kenjataan ”. Misalnja apakah jang mematah -matahkan continuiteit sedjarah di Sumatera Selatan sehingga meninggalkan „ hiatus”, hentinja proses sedjarah jang sangat berharga untuk penulisan sedjarah dan tidak dapat diisi dengan hanja tafsiran dan dugaan. Dari mana datangnja para transmigran ke Sumatera Selatan jang puluhan ribu banjaknja dalam pertengahan abad ke-14, dan achirnja kemanakah orang itu bepergian sehingga lenjap dari tjatatan tambo ? Apakah sebenarnja Sriwidjaja itu ? Keradjaan, pusat perniagaan atau kebudajaan? Pergolakan epakah jang menjebabkan terselipnja berabad-abad suku Bugis, Tapanuli, 23
  • 33. Minangkabau dan Mindanao di Lampung. Sungguh banjak soal di Sumate Selatan untuk didjadikan pokok penjelidikan selandjutnja. Tepatlah ke Edward Loeb dalam dissertatienja dikota Vina mengenai Sumatera, bahwa i Sumatera Selatan sedemikian banjak soal jang masih akan diselidiki sehin ga dapat memberi sasaran ? penjelidikan tjukup banjaknja untuk ratus tahun lagi. HEBAT DIMASA JANG LAMPAU, PENTING DIMASA SEKARAN DAN MUNGKIN MENGAGUMKAN PADA MASA JANG AKAN DATAN SUMATERA SELATAN SEBAGAI EKSPONEN TRIMASA AKAN TET : MENAWAN HATI, BAIK DALAM MASA PERGOLAKAN MAUPL DALAM KEADAAN DAMAI. Demikianlah !!! Pada achirnja dapat dinjatakan disini bahwa untuk menjusun buku in Djawatan Penerangan Propinsi Sumatera Selatan telah menjusun satu DEWA REDAKSI jang diketuai oleh sdr. M.L. TOBING , dan terdiri dari beberaj orang tenaga redaksi jang diserahi tugas menjusun artikel jang diperluka Diantara sdr* jg. menjelenggarakan tugas jang amat berat itu , adalah sdr K.M. ZEN MUKTI, R. SUMARDI TJOKROWILOGO , A. KOWI , ASNAW SA'ID , JUSUF ISMAIL, A. BAIDJURI, ZAINI ABUBAKAR, UMAR HAMID , HADI USMANY, MARZUKI, ANWAR EFFENDI, R. SUGIT dengan bantuan tenaga ? administrasi lainnja . Selain itu tidak pula dapat dilupakan sumbangan dari sdr?. NUNGTJI) AR, A. ARIFIN, A.A. HARAHAP, ZAINAL ABIDIN , dan lain ”, jang berur artikel- artikel pokok jang diperlukan Djuga Pamong Pradja diseluruh Propinsi dan Djawatan ? Pemerintal Polisi dan Tentera tidak sedikit memberikan bantuannja untuk kepentingan in Bantuan kalangan partikulir -pun telah banjak diterima, sehingga dalar banjak hal memudahkan anggota” Dewan Redaksi mengumpulkan bahan jang dibutuhkan. Untuk semuanja itu, kami mengutjapkan banjak terima kasih kepad seluruh penjumbang karangan dan pembantu ?, baik langsung atau tida langsung atas kerelaan dan kesediaannja untuk memberi isi pada Buk Peringatan 17 Agustus ini. Dan dengan selesainja penerbitan buku ini dapatlah diingat seterusnj hendaknja djasaʼ putera dan puteri daerah Sumatera Selatan dalam menegak kan kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia. Sek i anlah ! Palembang, 17 Agustus 1954. Kepala DJAWATAN PENERANGAN PROPINSI SUMATERA SELATAN 24
  • 34. KATA SAMBUTAN Buku Peringatan 17 Agustus jang diterbitkan oleh Kementerian Penera ngan ini, harus kita sambut dengan gembira, biarpun dari sudut mana djuga kita akan melihatnja. Didalam buku ini disadjikan kepada masjarakat sedjarah rakjat disesuatu daerah dikepulauan Indonesia jang serta ber djuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan, jang sudah kita miliki sekarang ini. Dengan begitu kita ber sama? akan mengetahui dan menghar gai perdjuangan saudara * kita didaerah jang tersebut. Kita sama kita akan lebih hormat menghormati dan jang penting lagi perasaan kesatuan, jang mendjadi inti dari negara kesatuan kita, akan lebih meresap dan bertambah kekal. Pergolakan didalam masjarakat dan djalannja pemerintahan disesuatu daerah , dapat dimengerti oleh pembatja , sehingga dapat terhindar sesuatu konklusi, jang mungkin akan merugikan pribadi pembatja , atau sesuatu golongan ataupun rakjat atau Pemerintah . Dari buku ini dapat pula kita pengetahuan tentang keadaan dalam banjak lapangan ( politis, ekonomis, sosial) dari sesuatu daerah . Buku ini akan mendjadi penundjuk djalan, suatu pedoman, bagi kita semua . Harus diakui, sebab pengalaman membuktikan , bahwa pengetahuan kita mengenai keadaan , hasjrat dan kebutuhan daerah sangat terbatas. Umpamanja sebagai kepala daerah , saja selalu memikirkan soal pembasmian lalang jang merugikan pak tani dan sudah tentu diseluruh Indonesia, dimana ada lalang, persoalannja sama . Tetapi waktu pergi ke Bali, dilihat bahwa rakjat memerlukan sangat lalang itu untuk atap rumah, sehingga sengadja disediakan mereka sebidang tanah untuk Islang itu . Djadi disesuatu daerah dianggap lalang merugikan masjarakat, dilain daerah menguntungkan. 25
  • 35. Dan tentu ditanah air kita ada lagi lain hal, jang sematjam it Dan djika itu tidak diketahui, maka kementerian /djawatan ataupu sesuatu organisasi pusat, jang akan mengatur segala sesuatu setjai integral, akan mengalami kesulitan. Disamping ada kesempatan terbatas untuk menindjau sesuat daerah, maka buku peringatan ini merupakan suatu bahan jang pentin Semoga buku peringatan ini akan dibatja dan dipeladjari ole setidak -tidaknja semua pemimpin dari rakjat Indonesia jang bar merdeka dan sangat haus akan ilmu pengetahuan . Palembang, 17-8-1953. GUBERNUR , KEPALA DAERAH PROPINS SUMATERA SELATAN , Dr. M. ISA 26
  • 36. KATA SAMBUTAN Saja sambut dengan gembira dan utjapan selamat atas penerbitan buku perkenalan Sumatera Selatan ini. Perkenalan Sumatera Selatan ini amat penting dan sangat diperlukan untuk kemad juan dan pembangunan Sumatera Selatan. Sedikit sekali daerah ini dikenal dan kebanjakan orang kurang bahkan tidak mempunjai gambaran terha dapnja , baik mengenai isinja dus keka jaannja maupun keadaannja. Kebanja kan orang mengetahui dari peta sadja atau dengar dan batja, bahwa Sumatera Selatan itu adalah daerah di Sumatera jang luas berrimba -raya jang dihuni oleh gadjah dan harimau sadja. Apalagi tentang perdjoangan rakjatnja jang mati'an tak mau ketinggalan dan kalah kebal atau keberaniannja dengan temanʼnja dilain daerah dalam mempertahankan dan memelihara kemerdekaan. Ditambah pula karena Sumatera Selatan ini daerah jang aman dan tenteram . итит Dengan terbitnja buku ini mudah'an sadja Sumatera Selatan akan dikenal akan arti kepentingannja dan dapat memberikan sumbangan pengisi dan pembangunan Negara dan menghilangkan anggapan keréméh -téméhan umum terhadap sebagian daerah dari Tanah Air kita. Tanggal, 17-8-1954 . PANGLIMA TENTERA DAN TERRITORIUM II SUMATERA SELATAN B AMB ANG U TOJO kolonel 27
  • 37. PERKEMBANGAN POLITIK ambutan kekuasaan Republik Indonesia : u šmasa Djepang masih berkuasa. walangfrontpersatuan Nasional. sedjak Proklamasi Kemerdekaan diketahui dengan resmi. utganmenegakkan Pemerintahan Daerah. sugi mewudjudkan Pemerintahan Otonomi . z INI daerah mendjadi Dewan Perwakilan Rakjat Daerah . Tiskangan Pemerintahan selandjutnja. ennkembaliMarga". Daerah jang berkenaan dengan penjusunan Marga. Ca usulpembentukan Kabupaten Otonomi . szabangan Asas-asas Demokrasi: makasagan pers dan dunia wartawan . paistan dan perkembangan partai organisasi sedjak tahun 1916 29
  • 38. PERKEMBANGAN POLITIK 1 . Pertumbuhan kekuasaan Republik Indonesia : Keadaan dimasa Djepang masih berkuasa. Menggalang front persatuan Nasional. Keadaan sedjak Proklamasi Kemerdekaan diketahui dengan resmi. Perdjuangan menegakkan Pemerintahan Daerah. Perdjuangan mewudjudkan Pemerintahan Otonomi. Dari K.N.I. daerah mendjadi Dewan Perwakilan Rakjat Daerah. Perkembangan Pemerintahan selandjutnja. Penjusunan kembali Marga?. Peraturan” Daerah jang berkenaan dengan penjusunan Marga. Rentjana usul pembentukan Kabupaten Otonomi. 2. Perkembangan Asas-asas Demokrasi : Perkembangan pers dan dunia wartawan. Pertumbuhan dan perkembangan partai /organisasi sedjak tahun 1916 sampai kini. 29
  • 39. i tehsiumum jang terdjadi dibeberapa tempat penting dalam te betaling menghadapi berbagai kesukaran dalam pengumpulan bahan duga bahan jang telah ada, perlu diseleksi dengan teliti autai dijumlahbahan jang telah tersedia , akan ditjoba memberikan og pentingringkas,dengan maksud supaja bahan keterangan jang la pendahuluan jang singkat ini, marilah kita ikuti sedjarah A senegakkan kekuasaan Republik Indonesia didaerah Sumatera ** 'amaupunlawansama mengakui,bahwa perdjuangan kemerdekaan lehenputut, bahkan sebaliknja. Kedatangan Djepang ke Indonesia, e diperhitungkan lebih dahulu. Soalnja , betapa tjara meneruskan sau albara umum , jang hendaknja dapat dipadu oleh pemuka ? 1 ta,dan akan mendjadi perintis djalan kearah penggalian sedjarah han dimasa pendudukan fasis Djepang. Untuk ini, perlu ada a bisa didjadikan tuntunan . PERTUMBUHAN KEKUASAAN REPUBLIK INDONESIA DIDAERAH SUMATERA SELATAN 1. Pendahuluan. I kaguraikan hal jang bertalian dengan sedjarah pertumbuhan cza Republik Indonesia didaerah Sumatera Selatan setjara chusus, a sungkin. Karena sedjarahnja itu adalah meliputi dan memeng ta' Bahan darisedjarah perkembangan revolusi nasional kita jang ter men iniumumnja. cil,ebagaisama dimaklumi, didalam tekst proklamasi Kemerdekaan 3. 17 Agustus 1945 antaranja ada disebutkan : 23 mengenai pemindahan kekuasaan dan lain diselenggarakan 'n sasama dan dalam tempo se-singkat’nja ”. sin kekuasan Pemerintah Republik Indonesia didaerah Sumatera berati: „merampas kekuasaan Pemerintahan dari tangan N pemerintah militer Djepang, menggantikannja dengan e leverintah Republik Indonesia sebagai jang dimaksud didalam peia ,dankemudian mendjaganja dari serangan musuh, baik dari fihak papundarifihak Belanda atau kaki tangannja dan boneka’nja”. tu atuk kelengkapan uraian , sedjarah pertumbuhan kekuasaan aslasediajang dimaksudkan akan kita bentangkan berdjalinan dengan sais lidak mudah menguraikan hal tersebut setjara ringkas dan a datlogika dan kenjataannja. thai sekedar merintis djalan kearah usaha jang lebih sempurna akan dapat menambah atau melengkapibahan dan keterangan 1293benar jang lebih luas lagi. 2. Garis pokok masa pendudukan Djepang. 31
  • 40. PERTUMBUHAN KEKUASAAN REPUBLIK INDONESIA DIDAERAH SUMATERA SELATAN 1. Pendahuluan . UNTUKmenguraikan haljang bertalian dengan sedjarah pertumbuhan kekuasaan Republik Indonesia didaerah Sumatera Selatan setjara chusus, rasanja tak mungkin . Karena sedjarahnja itu adalah meliputi dan memeng ta' dapat dipisahkan dari sedjarah perkembangan revolusi nasional kita jang ter djadi didaerah ini umumnja. Sebab, sebagai sama dimaklumi , didalam tekst proklamasi Kemerdekaan kita tanggal 17 Agustus 1945 antaranja ada disebutkan : "Hal' jang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo se-singkaténja". Mendirikan kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia didaerah Sumatera Selatan ini berarti : „merampas kekuasaan Pemerintahan dari tangan KEKUASAAN pemerintah militer Djepang, menggantikannja dengan kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia sebagai jang dimaksud didalam proklamasi itu, dan kemudian mendjaganja dari serangan musuh, baik dari fihak Inggeris, maupun dari fihak Belanda atau kaki tangannja dan boneka’nja ". Djadinja, untuk kelengkapan uraian, sedjarah pertumbuhan kekuasaan Republik Indonesia jang dimaksudkan akan kita bentangkan berdjalinan dengan sedjarah revolusi umum jang terdjadi dibeberapa tempat penting dalam daerah ini. Tentu sadja tidak mudah menguraikan hal tersebut setjara ringkas dan objektief. Selain menghadapi berbagai kesukaran dalam pengumpulan bahan ? dokumentasi, djuga bahan ? jang telah ada, perlu diseleksi dengan teliti berdasarkan alat logika dan kenjataannja. Akan tetapi sekedar merintis djalan kearah usaha jang lebih sempurna lagi, maka dari djumlah bahanº jang telah tersedia, akan ditjoba memberikan tjatatan ' setjara penting ringkas, dengan maksud supaja bahan keterangan jang diberikan itu, akan dapat menambah atau melengkapi bahan dan keterangan? jang sudah ada, dan akan mendjadi perintis djalan kearah penggalian sedjarah dari sumber jang benar jang lebih luas lagi . Dengan kata pendahuluan jang singkat ini, marilah kita ikuti sedjarah pertumbuhan menegakkan kekuasaan Republik Indonesia didaerah Sumatera Selatan dengan saksama. 2. Garis pokok masa pendudukan Djepang. Baik kawan maupun lawan sama mengakui, bahwa perdjuangan kemerdekaan kita tak pernah surut, bahkan sebaliknja. Kedatangan Djepang ke Indonesia, djuga sudah diperhitungkan lebih dahulu . Soalnja, betapa tjara meneruskan aksi perdjuangan dimasa pendudukan fasis Djepang. Untuk ini, perlu ada patokan pokok setjara umum , jang hendaknja dapat dipadu oleh pemuka perdjuangan jang bisa didjadikan tuntunan . 31
  • 41. Karena itu, setelah tanggal 14 Pebruari 1942 Palembang diduduki Djepang, telah didapat kata sepakat antara pamuka Gerindo (Dr. A.K. Gani, Nungtjik Ar, A. S. Sumadi) dan Parindra (Dr. M. Isa), mentjari dan mendjemput Bung Karno ke Palembang, jang kemudian dapat ditemui di Sumatera Barat dan lalu sama' ke Palembang. Dalam perundingan selama Bung Karno di Palembang, dapatlah diambil garis pedoman pokok. Mendjaga kesatuan dikalangan segenap pemimpin, menghadapi totaliterisme Djepang dengan totaliterisme pimpinan, dari bawah sampai keatas, mengusahakan terdjaganja perhubungan dengan masjarakat. Gerak langkah banja dapat diatur dalam dua tjara, setjara ondergrond ataupun setjara etiket „kerdjasama" dengan mempergunakan sembojan propaganda fasis Djepang „ Nippon Indonesia sama2”. Bung Karno akan diusahakan setjepat mungkin ke Djawa untuk berhubungan dengan lain pemimpin , istimewa dengan Bung Hatta jang sementara itu telah berada di Djawa. Di bulan Djuni 1942 Bung Karno dia dengan motor ketjil oleh pemuda ' Gerindo berangkat ke Djakarta, dengan meninggalkan garis pokok jang dimaksud diatas. 3. Kenjataan jang dialami. Kekuasaan Djepang menjapu segenap organisasi rakjat, terutama partai politik. Tetapi setelah beberapa lama Bung Karno di Djawa, terberitalah berdirinja „ Djawa Hokokai" jang dipimpin oleh Sukarno – Hatta, dengan menghimpun tenaga' pemimpin bangsa kita didalamnja. Berita tentang kegiatan „ Djawa Hokokai" itu disertai pula dengan adanja desas -desus (tatkala itu kita hanja bisa bitjara tentang desas-desus) tentang kegiatan’ illegaal, gerakan rahasia jang djuga bersumber dari Djawa. Gerakan rahasia ini, menurut desas -desus bertjorak dua, jang diatur oleh bangsa kita sendiri (antaranja disebut nama almarhum Mr. Amir Sjarifuddin jang kemudian terhukum mati, tetapi diganti se-umur hidup), dan jang diatur oleh fihak Sekutu. Didaerah Palembang sendiri, disamping ketjurigaan ' Djepang terhadap gerakan rahasia itu, ada pula timbul perlawanan rakjat didaerah Air Hitam (Sekaju) jang menjebabkan sdr. Nadjamuddin (Bupati sekarang di Palembang ) kena pelor jang sedianja ditudjukan pada Djepang" dalam suatu perahu. Sudah tentu semua ini menjebabkan fasis Djepang bertindak, sesuai dengan segala keganasan dan kebengisan militer-fasisnja. Dr. A. K. Gani ditangkap, diperiksa, disiksa, Inspektur Polisi R. M. Mutoro djuga diperlakukan begitu jang kemudian dibunuh mati setjara kedjam . Pemimpin P.S.I.I. daerah A.S. Mattjik dan Hamzah Kuntjit bersama ber-puluh anggota P.S.I.I. didaerah Sekaju, (jang dianggap sebagai sumber gerakan per lawanan rakjat Air Hitam) ditangkap, disiksa, sebagian terbesar tiwas dalam pendjara, sjukur kedua pemimpin tersebut masih keluar dengan selamat. Lain² pemimpin banjak lagi jang djadi korban, se-kurangºnja diperiksa dengan bengis, disertai atau tidak disertai kekedjaman", kemudian disuruh menanda tangani surat pengakuan dan minta ampun atas limpah karunia Tenno Heika -nja Djepang, dibawah antjaman siksa pukulan atau dipaku kaki dan tangan kelantai 32
  • 42. (seperti terdjadi umpamanja dengan sdr’. Abdulrozak Residen Palembang sekarang, Dr. Sapaat jang dikala itu di Lubuk Linggau, Basri, anggota Parlemen sekarang dan banjak lagi, karena hampir semua orang terkemuka pernah mengalaminja ). Mengenai ketjurigaan adanja kegiatan Sekutu , telah terdjadi razzia dikalangan sdr’. suku Ambon, jang berachir kira 70 orang jang dibunuh setjara bengis (diangkut serombongan demi serombongan dibawa kehutan ditepi lobang besar, kemudian satu persatu ada jang ditembak dari mulut, ditebas batang lehernja, ditusuk dengan bajonet, dibakar ber-sama', dengan masing mengalami kengerian® mempersaksikan segala kekedjaman dan kebengisan itu). Lain lagi jang tersiksa sampai maut dalam pemeriksaan. Disamping itu semua, kengerian setjara umum telah sama dimaklumi : Romusha (disini namanja B.P.P. atau Badan Pembantu Pemerintah, populernja: kuli B.P.P.), jaitu kerdja paksa sampai mati, se-kurang‘nja djadi sampah ditepi djalan. 4. Menggalang front persatuan Nasional. Kekuasaan fasis Djepang dengan butai-ismenja itu, tidak hanja memisah‘kan antara pulau dengan pulau, tetapi djuga memisahkan antara Keresidenan dengan Keresidenan di Sumatera ini. Karena itu sulitlah akan adanja kemungkinan sesuatu hubungan organisatoris antara pemimpin bangsa, bahkan antara pemimpin ? sedaerah ?, sekalipun dalam bentuk sematjam „ hokokai" di Djawa dengan sembojannja „ bekerdja sama untuk Dai Toa Senso dan kemerdekaan bersama Asia Timur Raya ". Dengan demikian, setiap pemimpin daerah harus berusaha dan mengerti sendiri tjara bekerdjanja, di-tengah segala kesulitan dan segala kengerian itu. Djalannja peperangan Pacifik adalah memberi kemungkinan untuk kegiatan pemimpin ' daerah jang tahu mempergunakannja. Sedjalan dengan makin terdesaknja Djepang disegala medan pertempuran, maka Djepang menghendaki se-banjak’nja tenaga dan alat guna kepentingan perangnja dari rakjat Indonesia, jang ditjarinja dengan segala matjam kekerasan dan tipu-muslihat djahat, dengan mempergunakan tenaga' Pamong Pradja dan Pamong Marga dibawah antjaman bajonet kempei. Pemerasan tenaga pekerdja romusha dan kaum tani mesti diser tai pembangkitan tenaga jang bisa dipakai sebagai tenaga perlawanannja terha dap Sekutu, jaitu barisan” gyugun dan heiho. Tetapi untuk ini memerlukan gerakan jang bisa membangkitkan semangat Nasional. Komando Tokio untuk ini sudah terdengar, rakjat Indonesia akan mendapatkan kemerdekaannja, untuk itu lawanlah Sekutu dengan segala pengorbanan. Siapa jang dapat membangkitkan semangat setjara ber-njala untuk kepentingan kemerdekaan bangsa dan tanah air, tentulah para pemimpin. Dengan begini terbukalah kesempatan menjusun organisasi. Sdr. Asaari (kini bupati pensiun, tatkala itu Kepala Pengadilan ) diberi kesempatan oleh Tyokan Letnan Djendral Myako Tosio untuk berhubungan dengan kalangan pemimpin daerah. Beliau segera berhubungan dengan sdr. 33
  • 43. Nungtjik Ar. ( tatkala itu Kepala Redaksi Palembang Shimbun, sesuai dengan persetudjuan antara para pemimpin, antaranja djuga Bung Karno dan Dr. A.K. Gani setelah beberapa bulan Djepang menduduki Palembang ). Maksud dipadu untuk mendirikan sematjam hokokai didaerah Palembang. Perundingan seperlu nja diadakan , sdr. Asaari dengan pegawai negeri, sdr. Nungtjik Ar. dengan kalangan pemimpin ? daerah dan pemuda. Setjara resmi rekes dimadjukan ber sama rentjana. Setelah perundingan dengan fihak Djepang selesai, kepada sdr . Asaari dengan Nungtjik Ar. dipertanggung-djawabkan untuk meng-organisir badan tersebut selandjutnja. Demikianlah panitia pertama terdiri terutama dari kalangan pegawai Djepang, hanja dua orang jang dapat mewakili golongan pergerakan (sdr. Nungtjik Ar. dan almarhum B. Salim ), dibantu oleh sdr. Mailan dari kalangan pemuda. Akan tetapi kemudian setelah ber-kali' merundingkannja dengan pihak Djepang jang selamanja penuh tjuriga itu, achirnja tersusunlah Badan Kebaktian Rakjat jang berkesempatan menjusun segenap tenaga kalangan terkemuka, baik dari kalangan pegawai negeri, maupun dari kalangan pemimpin pergerakan didaerah , baik jang berada di kota maupun jang berada didaerah pedalaman . Dalam bulan terachir jang mendekati masa keruntuhan Djepang, dapat dikatakan B.K.R. merupakan satu’nja organisasi jang mempersatu -padukan antara kalangan ' pegawai dan pamong, dengan kalangan pemimpin pergerakan daerah (termasuk antaranja Dr. A. K. Gani jang telah dikeluarkan dari pendjara ), jang tidak dapat dilalui begitu sadja oleh kekuasaan pemerintahan militer Djepang. Teras tenaga dan jang menetapkan taktik -strategi adalah pada kalangan pergerakan , ini mudah dimengerti, baik karena pengalaman dalam tjara berorganisasi di-tengah masjarakat, maupun karena kalangan pegawai' umumnja pada waktu itu terdjepit antara perintah keras dari Djepang dengan rasa keben tjian massa rakjat berhadap kekuasaannja. Keleluasaan bergerak, baik dalam hubungan dengan masjarakat, maupun kedalam antara sesama kawan perdjua ngan, demikian djuga kesempatan mempergunakan sembojanº perdjuangan dan kemerdekaan nasional jang tidak dapat dirintangi karena adanja „djandjiº kemerdekaan " dari Djepang sendiri, maka dapatlah dikatakan bahwa B.K.R. pada waktu itu telah mendjadi satu’nja Front Persatuan Nasional dari kalangan pemimpin ? daerah , jang nantinja akan melaksanakan rolnja jang penting dalam menjambut permulaan Revolusi Nasional 1945. 5. Berita Penjerahan Djepang dan Proklamasi Kemerdekaan. Meskipun berita® perang dari pihak Sekutu ditutup serapat mungkin oleh pihak Djepang, tetapi lingkungan ketjil antara politici daerah jang memegang rol terpenting dalam B.K.R. dapat djuga mengikuti garis besar dari djalannja peperangan. Hal ini dimungkinkan oleh adanja radio Domei (dimana pemuda Mailan sebagai operator bertugas disana) dan radio Hodohan jang dipertjajakan kepada sdr. Nungtjik Ar. dengan tiada berzegel untuk kepentingan Palembang Shimbun. Dengan bahan pengetahuan ini, dapatlah diimbangi sedapat mungkinnja segala gerak tindakan kekuasaan Djepang. 34
  • 44. Sepeninggalnja sdr. M. Sjafe'i (ketua Tyuo Sangikai Bukit Tinggi jang diproklamirkan Djepang sebagai pemimpin Sumatera dalam Indonesia Merdeka nantinja dan berada didaerah Palembang dari tanggal 1 sampai 4 Agustus 1945 jang kedatangannja disambut dengan tari adat Gending Sriwidjaja buat pertama kalinja ) bersama sdr. Adi Negoro , maka tgl. 7 Agustus diadakanlah pertemuan dari Panitia setempat dari apa jang dinamakan Panitia Persiapan Kemerdekaan. Panitia ini terdiri dari sdr . Dr. A.K. Gani dan H. Tjikwan sebagai anggota Tyuo Sangikai, sdr . Dr. M. Isa, Nungtjik Ar., Abdulrozak dan Ir. Ibrahim, dari Dewan Harian Syu Sangikai jang merangkap djuga dari B.K.R., membitjarakan dasar ” kemerdekaan , jang dengan perantaraan Djepang katanja akan disampaikan kepada Panitia Pusat di Djakarta. Besoknja tanggal 8 Agustus, jaitu hari peringatan „Dai Toa Senso " , Tyokan Myako Tosio mengumumkan tentang keputusan „Balatentara Dai Nippon Kawasan Selatan " , bahwa katanja soal kemerdekaan terachir diserahkan kepada Panitia Persiapan Kemerdekaan Pusat untuk membentuk persiapan kekuasaan penjambut Indonesia Merdeka. Tetapi hari setelah kedjadian diatas, dari radio kita dengar permakluman perang dan penjerbuan tentara Sovjet Uni, pendaratan ' tentara Sekutu , pembunuhan setjara besar'an jang dilakukan Djepang di Kalimantan . Sedjalan dengan semua kedjadian' diatas, desas-desus tentang kemungkinan Djepang melakukan pembunuhan setjara besar'an pula didaerah Palembang makin mengerikan, jang konon katanja mungkin akan terdjadi pada kira® minggu terachir bulan Agustus. Tentu sadja hal ini menggelisahkan dan kegelisahan ini memuntjak tatkala diketahui pada pertengahan Agustus 1945 Tenno Heika Djepang telah menjerah dengan tiada ber-sjarat dengan perantaraan radio setelah diberitakan lebih dahulu Hirosjima dihantam dengan bom - atoom . Dikuatirkan sangat kalau dalam tempo singkat pembunuhan ” itu dilakukan, sebab Djepang masih berichtiar keras menutup rapat semua kedjadian itu. Tanggal 22 Agustus pagi² sekali, datanglah undangan Djepang terhadap pemuka B.K.R. jang berada dikota (sebahagian sedang keluar kota) untuk segera datang kerumah Tyokan Myako Tosio. Menurut keterangan, pada waktu itu pikiran hanja tertudju kepada pembunuhan sadja dan mengira bahwa kawan jang sedang keluar kota mungkin sudah menerima nasib apa sadja. Tetapi, setelah tiba dirumah Tyokan tersebut, nampaklah disitu beberapa pembesar Djepang, antaranja Tyokan Myako Tosio, Matsubara Kepala Bahagian Pemerintahan , Syomubutjo, Tokkokatyo (P.I.D. Djepang) dan lain ', jang masing' kelihatan matanja sama merah bekas menangis, dan dapat dimaklumi bahwa soal menjerahnja Djepang sadjalah jang akan mendjadi atjara. Dan betul, dimaklumkan kepada hadirin (Abdulrozak, Nungtjik Ar., Raden Hanan, Asaari, Ir. Ibrahim , Bay Salim , H. Tjikwan, Salam Paiman , Parmono dan Yap Tiang Ho) bahwa Tenno Heika telah memerintahkan supaja peperangan diberhentikan, karena hendak melindungi kehantjuran rakjatnja. Soal kemerdekaan sepatah katapun tidak di-sebut lagi , tetapi Djepang meminta kepada segenap pemimpin daerah, agar ikut ber -sama2 bertanggung djawab tentang keamanan. Sehabis itu segera para jang hadir tadi mengadakan pertemuan tersendiri. Diputuskan supaja sdr. Nungtjik Ar. mengepalai perutusan untuk datang kem bali kepada Tyokan. Dalam pertemuan itu atas nama segenap pemimpin ' di daerah diberikan pernjataan: 35
  • 45. a. Soal keamanan fihak kita ikut memikul pertanggungan djawab sepenuhnja, b. Tetapi dituntut kepada fihak Djepang djaminan terhadap keselamatan se genap pemimpin dan rakjat, tidak boleh bertindak sendiri diluar pengeta huan kita, c. Soal Indonesia Merdeka harus mendjadi soal kita sendiri dengan tidak boleh dihalangi. Siang hari itu kepada umum dimaklumkanlah tentang penjerahan Djepang tersebut. Malamnja, setelah pemimpinº dari luar kota (jang diminta agar segera didjemput pulang) sama datang kembali diadakanlah pertemuan dirumah Dr. A.K. Gani sampai djauh malam . Keputusan terpenting ialah untuk mulai mengoper beberapa kekuasaan dalam Pemerintahan . Karena sementara itu, dan pemuda Mailan telah diterima berita adanja Proklamasi Kemerdekaan jang dimaklumkan Sukarno Hatta, meskipun belum djelas benar bagaimana duduknja perkara jang sebenarnja tentang Proklamasi itu. 6. Mulai mengoper kekuasaan. Keputusan untuk mulai mengoper kekuasaan , menghadapi kenjataan Kekuasaan militer Djepang jang fasis, dengan susunannja jang masih teratur lengkap dengan segala alatnja, dapat dioper semua . Djalan jang dapat ditempuh adalah dengan perundingan. Tanggal 23 Agustus pagi, sdr. Dr. A.K. Gani merentjanakan suatu konsepsi susunan Pemerintahan bangsa Indonesia. Hadir tatkala ini sdr”. Dr. A.K. Gani, Dr. M. Isa, Tjik Den (tatkala itu polisi, sekarang Wodana), Parmono (dari Djawatan Kereta Api, jang kemudian tewas dalam masa revolusi buta) Ir. Ibrahim (sekarang di Kementerian Kemakmuran ), R. M. Mursodo (sekarang di Kepolisian Djakarta Raya), H. Tjikwan (sekarang anggota Parlemen), Abdulrozak (Residen Palembang sekarang), Rd. Hanan (anggota Parlemen jang tadinja senator negara boneka Sumatera Selatan ), Asaari (bupati pensiun), R.M. Utojo (Residen d/p pada Kementerian Dalam Negeri sekarang), R. Z. Fanani (Inspektur Sosial di Kementerian Sosial), dan Nungtjik Ar. (sekarang anggota D.P.D. Propss). Dalam konsepsi ini direntjanakan Dr. A.K. Gani dan Abdulrozak sebagai Kepala dan wakil Kepala Pusat Pemerintahan Bangsa Indonesia dalam Kereside . nan Palembang, untuk Kepolisian dikemukakan Asaari dan Mursodo, untuk Kemakmuran Ir. Ibrahim , untuk Penerangan Nungtjik Ar, untuk urusan minjak dan pertambangan Dr. M. Isa, untuk urusan Pemerintahan umum R.Z. Fanani dan H. Tjikwan, buat Kota Palembang Raden Hanan dan buat perhubungan (Pos dan telegrap ) R.M. Utojo . Malamnja konsepsi ini disampaikan pada Tyokan Djepang. Resminja susunan tersebut berada dalam penilikan kekuasaan Djepang, tetapi karena resminja pula dinamakan susunan Pemerintahan Bangsa Indonesia , maka sekali pukul segala urusan dengan segenap Pamong dan pegawai negeri lainnja dapat diputuskan, sehingga didalam praktijk, bahwa kekuasaan Djepang dari hari kehari makin longgar, dan praktis tidak dapat menguasai lagi alat Pemerintahan. 36
  • 46. Kejakinan atas djalannja revolusi dikalangan pemimpin terkemuka sudah dapat dipertegas, karena tanggal 24 Agustus 1945 petang, pada hari penghabisan sekali pesawat terbang Djepang boleh terbang diudara menurut order pihak Sekutu, tibalah di Palembang wakilº Sumatera dari Panitia Pusat Persiapan Kemerdekaan di Djakarta, jaitu sdr'. Dr. M. Amir, Mr. Teuku Mohammad Hasan dan Mr. Abbas. Pada malamnja telah diadakan pertemuan setjara intiem antara beliau tersebut dengan sdr . Dr. A.K. Gani, Dr. M. Isa, Asaari, Ir. Ibrahim , Mursodo, R. Z. Fanani, Abdulrozak dan Nungtjik Ar. Pertemuan ini memperdjelas tentang Proklamasi 17 Agustus 1945, jang tegas bahwa Proklamasi ini tak ada sangkut-pautnja dengan Djepang. Undang Dasar Sementara jang telah ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945, konsepsi mengenai Komite Nasional, Dewan Menteri, Pendjaga Keamanan Rakjat, Partai Nasional Indonesia seterusnja rentjana untuk menggantikan kekuasaan Djepang kepada bangsa Indonesia, jang setjara kebetulan telah disiapkan oleh pemimpin daerah di Palambang sebagai jang kita sebutkan diatas, semuanja sudah diatur begitu rupa. Untuk tidak menimbulkan terlalu tjuriganja Djepang, besok paginja ketiga pemimpin (Dr. A.K. Gani, Abdulrozak dan Nungtjik Ar) menemui Tyokan tentang Indonesia telah Merdeka. Tentu sadja tidak semua rentjana dibitjarakan, hanja pokoknja ditjari kemungkinan dengan perundingan ini agar perluasan pengoperan kekuasaan jang sebagaimana diatas dapat dipertjepat dan diperluas. Tindakan pertama setelah ini, dilakukan pengumuman ’ tentang Proklamasi, Undang Dasar, Rentjana’ Komite® Nasional, pembangunan Badan P.K.R. dan instruksi kepedalaman kepada pemimpin ' didaerah pedalaman, agar dapat mengikuti gerak -langkah di kota Palembang. Masjarakat sementara itu berada dalam kesibukan. Sedjak diumumkannja oleh Djepang tentang „ pemberhentian perang” tanggal 22 Agustus 1945 itu, maka masjarakat segera tenggelam dalam kesibukan. Mulai sore itu djuga masjarakat ramai sudah di-asjikkan oleh soal kemungkinan jang bisa terdjadi setelah Djepang kalah . Disana-sini orang ber-kumpul dan ber-bondongʻ, setiap orang jang dikira tahu dikerumuni untuk menanjakan apa dan bagaimana keadaan jang terdjadi dan akan terdjadi lagi. Djepang sedjak hari pengumuman itu asjik dalam kesibukan membakari segal matjam archief, kaisja memberhentikan pegawai’nja dengan persenan segala matjam barang. Kesibukan bertambah dengan pembubaran pekerdja ’ romusha, heibo dan gyugun. Baranga gudang di-obral oleh Djepang. Dalam dua tiga hari sadja timbullah suasana jang sibuk dan gelisah, mengandung segala kemungkinan, karena golongan penggedor sudah siap pula untuk menggedor, mengingat kedjadian sewaktu Belanda lari dikedjar Djepang dulunja. Tetapi dengan telah adanja apa jang dinamakan „ Pusat Pemerintahan Bangsa Indonesia ” diatas, keadaan dapat dikuasai. Bahagian Pemerintahan dan segala djawatan diandjurkan untuk tetap di-posnja masing”, kaisjaº Djepang dengan perantaraan Djepang sendiri disuruh stop mengobral dan membagi’kan barang, gudang supaja ditutup dan didjaga, pemuka' masjarakat Tionghoa dan India diundang untuk ber-sama’ ikut bertanggung djawab mengenai soal keamanan dan mentjegah provokasi", umpamanja dengan menjiarkan berita jang mengatakan bahwa tentera Chiang Kai Shek akan datang ke Indonesia mengoper kekuasaan . 37
  • 47. Demikian dengan singkat gambaran masjarakat tatkala itu. Disamping menguasai keadaan jang makin hari makin sibuk dan gelisah , tugas revolusi harus dilantjarkan dengan segala tenaga dan segala djalan. Modal pertamanja baru susunan kekuasaan jang disebutkan diatas, jang sebenarnja masih sangat labiel sekali. Tetapi untungnja revolusi kemerdekaan sudah mendjadi suatu kenjataan, jang mempertebal kejakinan para terasº tenaga revolusioner akan berhasilnja tjitaº kemerdekaan, dengan tekad: „ Sekarang, atau tidak sama sekali ”, 7. Agitasi, Konsolidasi, Pemindahan Kekuasaan . Rentjana Djepang tatkala itu, sebagai jang dinjatakan sendiri, ialah mendjaga keutuhan kekuasaan untuk dilaporkan kepada pihak Sekutu, disamping mendjaga keamanan umum sebagaimana jang diperintahkan Sekutu kepada mereka. Rentjana pihak kitapun sudah djelas pula, merebut kekuasaan itu seutuhnja sebelum Sekutu datang, sesuai dengan tuntutan Proklamasi. Karena kekuatan bersendjata belum dipunjai fihak kita, sedang kenjataannja Palembang adalah salah satu tadinja dari pusat kekuatan militer Djepang didaerah Sumatera Selatan ini jang terkuat dan lengkap, maka djalan jang harus ditempuh untuk mentjapai maksud merebut kekuasaan itu terpaksa mesti ber-kelok ”. Disatu fihak berunding dengan kekuasaan Djepang supaja sama mempunjai kekuasaan agar dapat sama” setjara effectief mendjaga keamanan, dilain fihak memperlemah kekuasaan Djepang itu dan memusatkan seluruh kekuasaan kepada susunan jang dipimpin oleh sdr. Dr. A.K. Gani dkk., untuk mengoper kekuasaan seluruhnja. Demikianlah keadaan jang dulu dualistis itu tak dapat segera dimaklumi oleh masjarakat umum, djuga oleh kawan² seperdjuangan didaerah pedalaman, karena kadang keluar pengumumanjang sifatnja berlainan, bahkan bertentangan dengan instruksiº. Agitasi dan propaganda sedjak di-umumkannja Proklamasi Kemerdekaan didaerah ini telah dimulai , untuk menanamkan lebih dahulu kejakinan kepada masjarakat ramai, bahwa kita telah merdeka, oleh kita dan untuk kita, karena itu mesti dipertahankan dan diperdjuangkan mati-matian. Pemasangan bendera Merah Putih setiap hari dilakukan dimana dapat, terutama lebih dulu dirumah ?nja para pemuka, masjarakat ramai diandjurkan memasang lentjana, sedang badanº perdjuangan pemuda digembirakan dengan segala tjara. Bersamaan dengan itu, konsolidasi dan perluasan kekuasaan diatur dengan segala tjara pula. Kepada pihak Djepang didesak supaja lebih banjak tenaga bangsa Indonesia ditempatkan mendjadi wakil kepala dari segala tjabang Pemerintahan dan Djawatan, dengan alasan hanja dengan begitu keutuhan Pemerintahan dan segala djawatan dapat didjamin, dan keamanan umum dapat dipelihara ber-sama”. Desakan ini terpaksa dituruti oleh Djepang. Oleh karena hasilnja agitasi dan propaganda jang makin meluas itu menjebabkan Djepang telah merasa tidak akan dapat menguasai keadaan, djika tidak ber-sama dengan pemimpin bangsa Indonesia. 38
  • 48. Pada tanggal 3 September 1945 ditetapkan pendirian Komite Nasional dengan anggota sebanjak 40 orang, sebagai Ketua dan Wk. Ketua adalah sdr'. Dr. M. Isa dan A.S. Mattjik, Penulis dan Pembantunja sdr." Nungtjik Ar. dan Hamid Husin, Bendahara Agus Rahman. Selandjutnja nama? jang kerap kali telah dita sebutkan, jang berada di Palembang, sama duduk dalam komite Nasional ini. Sajang nama² selengkapnja tidak terdapat lagi, tetapi pasti dapat dikatakan bahwa seluruh pemuka didaerah dimasukkan dalam daftar Komite Nasional tatkala itu, sehingga djumlah 40 orang diatas itu tidak diperdulikan lagi. Pokoknja segenap pemuka harus berdjuang ber-sama dan se-waktu berembuk mengatur se- gala’nja. Demikianlah tenagaº jang berada dalam Komite Nasional itu, dibagi dalam berbagai bahagian, jang masing? maksudnja menjusun organisasi perdjuangan , disamping itu dimana dapat, menduduki kedudukan memimpin didalam berbagai bahagian Pemerintahan dan Djawatan. Setelah tanggal 5 September diterima telegram dari Pemerintah Republik di Djakarta, bahwa semua pegawai Pemerintah ditetapkan mendjadi pegawai Republik Indonesia, maka kepada segenap pegawai negeri bangsa Indonesia dimaklumkanlah supaja hanja berhubungan dan hanja mengakui kekuasaan bangsa Indonesia sendiri, disetiap bahagian Pemerintahan dan Djawatan, dengan Pusat Pemerintahan Bangsa Indonesia di Palembang sebagai pemusatan kekuasaan itu . Kedaerah pedalaman diberikan instruksi untuk mengoper kantor dan kekuasaan di Kewedanaan dengan menaikkan bendera Merah Putih, dengan barisan pemuda untuk mempeloporinja dan mendjaganja sekali setiap bendera jang sudah terpasang. Sebagai tindakan permulaan setelah telegram itu diterima, adalah pada tanggal 6 September pagi, buat pertama kalinja seluruh pegawai negeri bangsa Indonesia sendiri mengadakan upatjara pagi dengan pimpinan Dr. A. K. Gani, sekalian memaklumkan adanja kekuasaan seluruh Keresidenan dibawah pimpinan Dr. A. K. Gani. Fihak Djepang jang melihat semua perkembangan ini berusaha dengan segala tjara untuk mendinginkan suasana jang makin panas. Tetapi untuk bertindak dengan kekuatan sendjata, mereka tak pula berani. Sementara itu berbagai barisan perdjuangan memang telah dibentuk meskipun hanja bambu runtjing dan pentung sadja sendjatanja, dengan alasan untuk mendjaga keamanan . Hasan Kasim , Bambang Utojo, M. Dani, M. Arief (mereka dari gyugun semuanja dan kini tetap dalam tentera Nasional) membentuk pasukan P.K.R. dan berusaha menghimpunkan segenap tenaga gyugun dan heiho di-mana', sambil berusaha mentjari sendjata. Bahagian organisasi pemuda (jang kemudian mendjadi salah satu bagian terpenting dalam Komite Nasional) jang ditugaskan kepada sdr. Nungtjik Ar. bersama pemuda Mailan, Mattjik Rosjad, Abi Hasan Said, Ansori, Chodewi Amin dan lain'nja telah dapat mengorganiseer pemuda di-kampung dan dipedalaman, jang kemudian mendjelma mendjadi Barisan Pemuda Republik Indonesia ( B.P.R.I.), sedang pemuda Nasir Bakeri menghimpunkan pula sedjumlah pemuda lepasan heiho®. Disamping itu semua, mulai muntjul organisasi perdjuangan lain'nja, terutama disetiap bahagian Djawatan dan Perusahaan ” jang tadinja sama dikuasai Djepang, umpamanja pemuda buruh minjak , pemuda buruh kereta api, pemuda djawatan pos dan telegrap, dan sebagainja. 39
  • 49. Fihak Djepang berusaha menghentikan aksiº itu terutama dengan djalan berunding dengan pemimpin bangsa Indonesia dan mempengaruhi. Tetapi karena mereka gagal, maka mereka bertindak sendiri mengeluarkan maklumat jang melarang segala persiapan dan tindakan untuk kemerdekaan Indonesia, hal ini bersamaan dengan dimulainja pengurusan orang tawanan Sekutu , jang sementara itu sudah sama merdeka dari kamp tawanannja. Maklumat tersebut tentu tidak diperdulikan dan dipandang sepi, activiteit perdjuangan berdjalan terus. Biarpun demikian, kekuasaan sebenarnja masih labiel djuga. Hal ini disebabkan oleh karena disatu fihak kekuatan bersendjata jang rieel belum ada, dan dilain fihak kekuasaan resminja dari Republik Indonesia belum pula ada, selainnja terbatas pada kawat diatas jg. menjatakan bahwa seluruh pegawai bangsa Indonesia ditetapkan mendjadi pegawai Republik. Tetapi dapat dimengerti, bahwa dikalangan pegawai sebenarnja terdapat keraguan, bahkan djuga dikalangan sebahagian pemuka daerah, jang belum tebal kejakinan per djuangannja. Karena keraguan itu, umumnja mengambil sikap tidak tegas dan segala djawatan diandjurkan untuk tetap di-posnja masing', kaisja Djepang dengan perantaraan Djepang sendiri disuruh stop mengobral dan membagi kan barang, gudang' supaja ditutup dan didjaga, pemuka' masjarakat Tionghoa dan kekuasaannja. Tanggal 13 September diterima telegram resmi mengenai susunan Dewan Menteri, Dewan Negara, Mahkamah Tinggi, Djaksa Agung dan para Gubernur. Untuk Propinsi Sumatera dinjatakan bahwa Mr. Teuku Mohamad Hasan diang kat mendjadi Gubernur. Tatkala berita ini disampaikan kepada Dr. A.K. Gani jang tatkala itu kebetulan sakit, beliau kontan menundjukkan reaksi tidak setu dju. Hal ini disebabkan karena sedjak revolusi dimulai, tidaklah terdengar se suatu berita tentang perebutan kekuasaan diutara, djuga tak ada tuntunan, selain nja ada telegram” dari sdr. Adi Negoro jang isinja hanja berita terlambat dan andjuranº jang buat di Sumatera Selatan telah terdjelma lebih dulu. Petang hari ini djuga, untuk mendjelaskan djalannja perdjuangan dan sampai kemana hasilnja revolusi di Sumatera Selatan, agar Pemerintah R.I. di Djakarta dapat mengambil tindakan dan tuntunan ” selandjutnja bagi perdjuangan didaerah, diputuskan untuk mengirim kurir pemuda Zailani (sekarang K.C.C. P.K.I. Sumatera Selatan ) ke Djakarta, guna menemui sendiri Bung Karno. Tgl. 16 September diterima telegram dari Zailani jang menjatakan dia sudah sampai dan tanggal 25 September tibalah telegram resmi dari Presiden Sukarno jang menjatakan bahwa Dr. A. K. Gani ditetapkan mendjadi Residen Palembang, sedang beslitnja akan disusulkan dengan utusan nantinja. Seterimanja beslit ini, besoknja segera diadakan pertemuan K.N.I. jang memutuskan untuk mengachiri segera sifat dualistis kepegawaian (sampai waktu itu resminja masih pegawai kekuasaan Djepang, biarpun dalam banjak hal de factonja tidak mau tunduk lagi pada Djepang). Maklumat segera dikeluarkan bahwa sedjak pada waktu itu Pemerintahan dipimpin oleh Dr. A.K. Gani sebagai Residen Republik Indonesia Merdeka jang pertama. Kepada segenap bangsa Indonesia diserukan untuk hanja mematuhi kekuasaan R.I. sedang kepada pemuda diserukan supaja memperdjuangkan pelaksanaannja. Diantara taktik jang didjalankan ialah menggerakkan buruh dan pemuda disetiap Djawatan apa sadja supaja tidak memperdulikan lagi kekuasaan 40
  • 50. Djepang dan djika Djepang berkeras, dapat mengambil tindakan sendiri ?. Demikianlah satu persatu kantor2 mendjadi lapangan perdjuangan perang dingin, tetapi kalau kantor itu telah dioperkan pada pegawai bangsa Indonesia dan dipimpin oleh kepalanja bangsa Indonesia sendiri sepenuhnja, keadaan mendjadi tenteram kembali. Ada pula Djepanga jang setelah melihat dan mera sakan bahwa dia tidak diperdulikan, segera dengan kemauan sendiri meninggal kan kantornja. Didaerah pedalaman satu persatu pula kantor? Guntyo dapat dikuasai. Disamping semua itu, insiden dan pembunuhan terhadap Djepang makin lama makin mendjadi berita se-hariº. Tanggal 1 Oktober 1945, dirumahnja sdr. Ir. Ibrahim, dalam satu pertemuan antara beberapa orang sadja jang dianggap sebagai terasa tenaga penggerak revolusi, pemuda Zailani jang baru pulang dari Djakarta memberikan verslag hasil perutusannja, jang membawa berbagai keterangan mengenai tugasa dalam melaksanakan revolusi. Bersama pemuda Zailani ikut serta djuga pemuda Uteh Jahja (dari pemuda A.P.I. Djakarta, jang semasa B.K.R. berangkat ke Djawa, dewasa (dari pemuda A.P.I. Djakarta, jang semasa B.K.R. berangkat ke Djawa, tugas” dari kalangan angkatan muda. Tanggal 2 Oktober malam, barisan pemuda di Palembang mengadakan demonstrasi dibawah pimpinan Mailan, M. Uteh Jahja dkk. Dengan pekik ? perdjuangan jang menggentarkan, pemuda itu mendatangi rumah para pemimpin, istimewa pegawai negeri jang bertanggungdjawab. Mereka mengantjam akan membunuh dan mentjulik atau membakar rumah , manakala orang jang didatangi itu mentjoba merintangi gerakan revolusi atau tidak mau patuh kepada Pemerintahan R.I. Aksi malam itu diteruskan esok paginja setjara lebih hebat, dengan memanggul bendera Merah Putih dimana pemuda itu meneriakkan pekik perdjuangan sekitar kota. Suasana mendjadi begitu gembira hangat karenanja. Aksi pemuda itu tentu sadja menggegerkan. Kempei Djepang segera mengadu kepada opsir Inggeris jang sementara itu telah berada di Palembang untuk mengurus orang tawanan. Sorenja Dr. A. K. Gani diundang oleh Opsir tersebut, tetapi berlainan dari harapan Djepang. Opsir Inggeris ini menjatakan tidak mentjampuri urusan bangsa Indonesia, hanja meminta djaminan keamanan, jang disanggupi oleh Dr. A. K. Gani, asal djangan ada provokasi. Untuk mengimbangi aksi dari kalangan pemuda itu, dan untuk memastikan kelangsungan konsolidasi kekuasaan Pemerintahan, maka pada tanggal 4 Oktober 1945, dirumah bari dibelakang Gunseibu (kantor Residen Palembang sekarang), dihimpunkan kira* 100 orang para pemimpin daerah dan pegawai’ negeri jang memegang pimpinan dari berbagai bagian Pemerinta han dan Djawatan. Disini dengan upatjara jang mengharukan, Dr. A.K. Gani mengangkat sumpah sebagai Residen R.I. pertama, menjatakan patuh setia kepada Republik Indonesia dan Presiden. Setelah itu, semua jang hadir sama bersumpah, berdjandji akan memperdjuangkan kemerdekaan dengan taruhan segala pengorbanan , berdjandji hanja akan patuh setia kepada Presiden dan ke kuasaan Republik Indonesia. 41
  • 51. Oleh karena sementara itu berbagai kantor telah dikuasai, demikian djuga kantor Pemerintahan di pedalaman, maka tinggal kantor pusat Gunseibu sadja jang belum . Ditetapkan akan mengambil oper kantor Gunseibu itu pada hari Senen pagi. Untuk ini para pemuda disiapkan, demikian djuga para gyugun jang ada dikota Palembang. Pada hari Senen pagi tanggal 8 Oktober 1945, dihadapan kantor Gunseibu ramai sekali para pegawai berkumpul, diikuti oleh fihak Polisi, pemuda ? dan Opsir gyugun , sedang diseluruh kota barisan perdjuangan sama waspada . Dr. A.K. Gani tiba, segera bendera Merah Putih dikérek naik dengan segala upatjara. Setelah itu masing ketempat pekerdjaannja, kantore jang belum menaikkan Merah Putih, hari itu sama mengibarkannja. Praktis kantor Gunseibu tatkala itu dikuasai sepenuhnja. Djepang meninggalkan kantor tersebut sewaktu orang masih berupatjara menaikkan bendera, sehingga dengan demikian tidaklah terdjadi sesuatu insiden. Ketika kas diperiksa , ternjata tak lebih dari dua tiga ratus rupiah kedapatan. Hari ini djuga maklumat resmi pertama dari Residen A. K. Gani diumumkan . Diseluruh Keresiden Palembang hanja ada satu kekuasaan jaitu kekuasaan Republik Indonesia Merdeka dibawah pimpinan Residen Gani, segenap pegawai dan rakjat umumnja haruslah hanja patuh kepada Pemerintahan R.I. dan pemerintahan akan didjalankan menurut azas* R. I. Maka dengan demikian, setjara resmi berdirilah kekuasaan R.I. dikota Palembang, ibu-kota Keresidenan dan maksud tuntutan Proklamasi mengenai pemindahan kekuasaan, telah diselenggarakan dengan saksama dan setjepat mungkin . 8. Perkembangan Pergolakan Revolusi. Baik dari telegram Sukarno Hatta jang diterima dipertengahan September, maupun menurut kurir Zailani jang kembali dari Djakarta pada achir bulan itu, sudah ditegaskan bahwa setiap daerah harus bertindak melaksanakan tugas revolusi atas initiatief dan tanggung-djawab sendiri. Dengan lain perkataan, tak usah tunggu ada atau tidak adanja instruksi, ada atau tidak adanja hubungan Pemerintah R.I. Pusat. Hal ini dapat dimengerti karena perhubungan bukan sadja sulit, tetapi karena pergolakan revolusi di Djawa sendiri meminta sepenuh perhatian dan belum tentu djalannja revolusi dapat bersamaan segala sifat dan tjara tindak -tanduknja, berhubungan dengan keadaan disesuatu tempat jang berlainan dalam berbagai seginja. Pokok hanja satu , laksanakan tugas tuntutan Proklamasi dengan segala taruhannja. Berdasarkan atas prinsip ini, maka didaerah Keresidenan Palembang, sebagai salah suatu daerah jang mendjadi pusat kekuatan dan kekuasaan militer Djepang di Sumatera Selatan, djuga mendjadi pemusatan kedudukan tentera Sekutu, maka pemimpin daerah ini telah sepakat untuk melantjarkan revolusi dengan sedapat’nja menghindarkan sesuatu pertempuran setjara besar'an. Pertimbangan ini, ketjuali didasarkan pada kenjataan diatas, djuga didasarkan atas lain kenjataan lagi, antaranja : tingkatan semangat perdjuangan dan kesedaran per djuangan belum setaraf dengan keadaan di Djawa, djumlah pemimpin2 jang sesungguhnja revolusioner dan penuh kejakinan disegala kalangan tidak seberapa 42
  • 52. djumlahnja, tenaga barisan perdjuangan bersendjata belum dipunjai, karena pemudaa gyugun dan heiho keburu dibubarkan begitu sadja oleh Djepang, setelah sendjatanja ” dapat dikumpulkan lebih dahulu oleh Djepang, sedang para pemuda kita itu tidak dapat mengetahui lebih dahulu apa jang sebenarnja jang terdjadi dengan Djepang. Perampasan kekuasaan sepenuhnja sebagai jang telah ditjeriterakan lebih dulu, telah berhasil dengan tidak didahului oleh sesuatu pertumpahan darah sebagai di Djawa, menambah kejakinan untuk memegang teguh prinsip menghindarkan seberapa boleh pertempuran bersendjata, disamping itu memupuk kesatuan aksi bersama dengan pemusatan komando, agar dapat ditjegah tindakan sendiri” jang bisa mengatjaukan rentjana perdjuangan. Dengan berdirinja kekuasaan R. I. di Palembang, maka tertjapailah pemusatan komando aksi, jaitu pada pemerintah R. I. Keresidenan, dengan pemusatan tampuk pimpinan kepada sdr. A.K. Gani. Untuk melantjarkan tugas revolusi, maka segala sesuatunja dirembukkan diantara pemuka” jang terhimpun didalam K. N. I. daerah, baik soalnja dibawakan oleh barisan perdjuangan , maupun soalnja dibawakan oleh Residen Gani, sama dipertimbangkan dan dipetjahkan ber-sama' untuk kemudian mengambil kesimpulan tindakan jang akan dilakukan . Tradisi berunding ini berdjalan terus dalam segala keadaan, malahan djuga sampai sekarang. Kadang tradisi berunding ini menimbulkan kesulitan dan kurang lantjarnja pekerdjaan , ini harus diakui. Umpamanja pada saat pertem puran ' besar, sedang berketjamuk, seperti pada permulaan tahun 1947, ditengah tembakan meriam dan mortier serta bombardement Belanda (pertempuran lima hari lima malam dikota Palembang, 31 Desember 1946 5 Djanuari 1947), di Markas pimpinan pertempuran tidak hanja terdapat pemimpin tentera, tetapi djuga semua pemimpin dari Pemerintahan sipil dan barisan perdjuangan serta partai’, untuk merembuk dan berunding tentang strategie dan taktik pertempuran sampai ber -djam ? membuang waktu jang berharga . Tetapi disamping tjatjatnja itu, lebih banjak pula kegunaannja, terutama karena tradisi demikian itu menimbulkan rasa persaudaraan dan tanggung djawab bersama, memperteguh perasaan solidariteit dan menimbulkan rasa satu sama lain perlu-memerlukan, serta memperkuat disiplin nasional dan ketaatan pada komando pusat Pemerintahan R.I. Kerapkali terdjadi, betapa djugapun hebatnja pertempuran terdjadi, djika Dr. A.K. Gani atau Dr. M. Isa dengan Bambang Utojo muntjul ditengah pelor jang beterbangan itu, pertempuran segera dapat dihentikan. Jang demikian inipun memperkuat dan memperteguh kedudukan R.I. dalam pandangan dan anggapan fihak lawan, baik Djepang maupun Inggeris dan Belanda. Dengan mengemukakan prinsip diatas, kita hanja bermaksud menerangkan dasar jang mendjadi pegangan para pemimpin dalam melaksanakan revolusi didaerah Sumatera Selatan ini umumnja, di Palembang chususnja. Sudah tentu didalam perkembangan pergolakan revolusi itu sendiri, tidak selamanja berdjalan diatas rel prinsip tersebut. Ini sudah umum terdjadi disegala kedjadian revolusi. Setelah kekuasaan R.I. berdiri, sudah tentu harus mempunjai backing kekuatannja. Dengan melalui saluran K.N.I. daerah, masjarakat jang telah diolah dengan agitasi-propaganda guna mempertinggi semangat perdjuangan itu 43
  • 53. melahirkan berbagai badan perdjuangan. Dikalangan pemuda, barisan pemuda oleh sdr ’. Mattjik Rosjad, Mailan, Abihasan, Ansori, Chodewi Amin dan lain”. Gerakan ini pesat sekali madjunja, hampir serentak diseluruh daerah pedalaman berdiri barisan B.P.R.I. sampai ke- dusun jang ketjil sekalipun. Perkembangannja selandjutnja kedaerah Bengkulu dan Djambi. Sedang di Lampung telah bergolak disana pemuda A.P.I. jang kemudian djuga mendjalar ke Palembang. Disamping itu ada pula badanº perdjuangan jang berdiri sendiri', antaranja organisasi Burung Hantu jang disusun oleh Tjek Ani, Ismail Mansjur dkk. Serikat Buruh Harian Indonesia jang dipimpin oleh sdr. Mangun dkk, Hisbullah jang dipelopori oleh Hamzah Kuntjit, Baidjuri, Nungtjik Akib, H. Mursal Aziz dkk, Mudjahidin Indonesia, dengan pimpinan sdr . Husin Mu'in, K. M. Zen Mukti dkk, dan lain”. Jang setjara resmi diatur langsung oleh Pemerintah adalah P.K.R. (Pendjaga Keamanan Rakjat) dibawah pimpinan sdrº. Hasan Kasim, Bambang Utojo , Dani, dan lain". Bersamaan dengan perkembangan barisan perdjuangan itu, berbagai insiden ketjil’ mulai banjak terdjadi di-mana . Saban² ada sadja teriakan bersiap, dimana seluruh kota memasang barricaden dan mendjalankan tindakan demikian sampai kepedalaman, jang menimbulkan djuga insiden ?. Tetapi sampai sebegitu djauh pentjulikan atau pembunuhan Djepang masih bersifat terhadap perseorangan . Pada tanggal 15 Oktober 1946, gudang sendjata polisi diserbu oleh pemuda". Beberapa ratus sendjata api diambil dari gudang ini dan di-bagi”. Baik Djepang maupun Opsir Inggeris jang mengurus tawanan (Mayor Fordice) merasa kuatir akan segera meletus pertempuran. Karena itu diminta djaminan dari Dr. A. K. Gani jang terpaksa menginap semalam ditempatnja orang Inggeris itu. Tetapi memang tidak terdjadi apa*, beberapa sendjata jang tidak terpakai, dikumpulkan kembali , tetapi sebahagian besar telah mendjadi kepunjaan barisan pemuda, baik B.P.R.I. ataupun P.K.R. jang tadinja hanja punja pentung dan bambu runtjing sadja. Dengan lain2 djalan pula, baik dengan berunding, membeli ataupun menjeroboti sendjata Djepanga jang sedang djaga, sehingga makin lama kekuatan sendjata itu makin banjak djuga. Sementara persendjataan sudah mulai banjak dipunjai, semangat pemuda bukan sadja karena itu tambah meluap, djuga karena datangnja pemuda dari Djawa, sekembalinja menghadiri kongres pemuda dibulan Nopember di Jogja, jang kemudian didatangi lagi oleh sedjumlah besar pemuda jang dikirim oleh Kementerian Penerangan, diantaranja dibawah pimpinan sdr. A.S. Sumadi. Rombongan dari Djawa ini, ber-sama' dengan pemuda? didaerah, membangkitkan semangat bertempur dimana-mana, menghangatkan pemuda jang memang sudah mulai panas. Rombongan itu tidak sadja mem-bagi” rombongannja kesetiap daerah di Sumatera Selatan ini ke Bengkulu, Lampung, Djambi, Bangka), tetapi djuga terus ke-utara sampai ke Atjeh . Pembunuhan, pentjulikan dan lain? matjam insiden telah mendjadi kedjadian se-hari', gerombolan sudah banjak bertindak sendiri . Biarpun demikian, dalam garis pokoknja, keadaan masih tetap dapat dikuasai, dan karena itu dapat diatur untuk mendjadikannja keuntungan revolusi. Gudang atau tempat jang didjaga oleh Djepang, oleh pemuda diserbu, dan karena itu pihak Pemerintah dapat menuntut kepada pihak Djepang supaja menjerahkan pendjagaan kepada P.K.R., jang setelah didjaga P.K.R. memang tidak diserbu lagi, sebab namanja sudah mendjadi kepunjaan kekuasaan R.I. 44
  • 54. Dengan didapatnja beberapa dokumen dari Talang Semut (suatu komplex kampungan orang² kulit putih, terletak di ilir Barat Kota Palembang dan diwaktu revolusi didjadikan tempat corridor Sekutu), dimana kenjataan R.A.P.W.I. dipergunakan oleh Nica, menjebabkan terdjadinja pentjulikan' dan pemuda tidak dapat menahan hati djika melihat Belanda jang baru sadja dikeluarkan dari kampº tawanan. Pertempuran dengan fihak Inggeris kemudian menghasilkan bahwa orang tawanan Sekutu tidak akan dibolehkan keluar dari daerah kamp Sekutu (daerah Talang Semut), dan setiap perdjalanan bagi kepentingan R.A.P.W.I. harus melalui dan seizinnja Residen R.I. Dan bahwa memang ada djaminan orang* R.A.P.W.I. tidak terganggu manakala memegang surat keterangan dari Residen R.I., dengan sendirinja pihak Inggeris mematuhi tuntutan itu. Dalam suasana jang makin meningkat panas itu, tibalah di Palembang tentera Sekutu (Inggeris) jang terdiri dari berbagai golongan tentera India. Kedatangannja bermula, tidak menimbulkan insiden apa?, karena berdasarkan seruan dari Pemerintah Pusat bahwa R.I. harus membantu dan mendjamin tentera Sekutu dalam batas' pelaksanaan tugasnja, maka kekuasaan R.I. di Palembang pun memberikan djaminan itu. Akan tetapi kelangsungan djaminan itu tidak dapat dipertahankan seterusnja, hal ini disebabkan oleh berbagai hal. Semangat dikalangan pemuda memang sudah panas, hal ini diperpanas lagi dengan ditangkapnja sdr. Mailan (salah seorang anggota pimpinan B.P.R.I.) oleh Inggeris. Sedang dari Djawa didengar berita tentang kekedjaman tentera Sekutu, terutama dalam hubungan pertempuranº di Surabaja. Dilain fihak lagi, memang fihak Nica melakukan berbagai provokasi dengan mempergunakan suasana panas itu. Maka karena itu tidaklah dapat ditjegah berbagai insiden jang pada mulanja ketjil’an, tetapi dibulan Maret 1946 terdjadilah pertempuran setjara besar’an di-tengah² kota Palembang. Pertempuran ini hanja dapat ditjegah, setelah Dr. A. K. Gani dan Bambang Utojo tampil kedepan, ketengah pertempuran itu untuk memerintahkan pemuda kita menghentikan tembakan dan mengundurkan diri. Untuk mentjegah insiden begitu tadinja oleh Pemerintah R.I. telah diadakan perembukan dengan fihak Sekutu. Ditetapkan bahwa fihak Sekutu tidak akan mengzinkan tenteranja ber-djalan diluar dengan membawa sendjata Ditetapkan corridor jang boleh ditempuh oleh tentera Sekutu, jaitu djalan antara kamp Talang Semut dengan lapangan terbang Talang Betutu, djalan antara kamp itu dengan pelabuhan Boom baru. Djika tentera Sekutu keluar dari corridor atau dari kampnja , maka tanggung djawab kalau tenteranja ditjulik atau ditembak, adalah difihak mereka sendiri. Penetapan corridor ini memang banjak menolong untuk menghindarkan insiden', tetapi dilain fihak menguntungkan pula bagi Nica jang melindungkan diri pada tentera Inggeris itu. Provokasi jang dilakukannja umpamanja pada waktu melalui corridor mereka me-nembak keudara, atau menembak pemuda' jang berada didaerah corridor dengan tiada bersendjata. Memang fihak kita mendjamin bahwa barisan pedjuang tidak akan membawa sendjata di-corridor tersebut, tetapi beberapa ratus atau beberapa puluh meter diluar corridor dan sepandjang corridor biasanja ada pertahanan pemuda . 45
  • 55. Didaerah pedalaman ,oleh karena tidak ada tentera Sekutu , maka jang mendjadi sasaran adalah tentera Djepang. Setelah sedjumlah pemuda berhasil mendapatkan sendjata dengan berbagai tjara, dan P.K.R. jang sementara itu mendjadi T.K.R. bukan sadja bertambah banjak tersusun dari kalangan pemuda jang tadinja dapat latihan militer Djepang, dikala mereka telah memegang sendjata api, korbannja jang pertama adalah Djepang. Pertempuran sengit umpamanja terdjadi di Sekaju , didaerah Pagar Alam , dan di beberapa tempat terdjadi insiden ketjil. Diberbagai tempat diluar Keresidenan Palembang pun banjak terdjadi pertempuran' dengan tentera Djepang. Ada jang memang menurut komando, ada pula jang melakukan pertempuran atas kemauan sendiri dari pihak pemuda' kita. Tidak dapat disangkal bahwa ada diantaranja jang sampai menjukarkan perdjuangan kita. Didaerah Bengkulu, djuga tak ada tentera Sekutu, tetapi ada bahagian R.A.P.W.I. jang datang kedaerah itu, mau mengurus tambang, jang sebenarnja bukan tugas R.A.P.W.I. Maka sering terdjadi insiden ". Dengan adanja Pengeran Emir Mohamad Nur, seorang gyugun dari Lampung, dengan memakai pangkat Djenderal Mayor, mentjoba bukan sadja meng-organisir segala susunan T.K.R. untuk mendjadi satu barisan Tentera Nasional diseluruh Sumatera Selatan, Djambi dan Riauw, terbawa oleh pengaruh kedjadian di Djawa, telah memerintah segenap barisan T.K.R. untuk menjerbu Djepang di-mana”. Usaha beliau ini, djuga perintah umum itu tidak pernah dirundingkan dan tidak pernah diketahui oleh kekuasaan R.I. di Palembang, jang djuga menjusun T.K.R. tersebut, tetapi kini putjuk pimpinannja dioper oleh Emir Muhamad Nur. Opsir® T.K.R. didaerah Palembang jang berpedoman kepada komando kekuasaan R.I. dikota Palembang, tidak mau menjertai penjerangan umum itu, bukan sadja ini tidak diperintahkan oleh kekuasaan R.I., tetapi biasanja hal jang begitu penting mestilah dirunding mateng dan diatur lebih dulu ber-sama2. Kini semua itu tidak ada, karenanja T.K.R. jang didaerah Palembang tidak ikut, ketjuali didaerah Lubuk Linggau. Pengaruh Emir Muhamad Nur meluas, hingga dapat membentuk Markas Besarnja di Surulangun Rawas. T.K.R., pemuda dan rakjat seluruhnja dikerah kan dan diperintahkan untuk menjerbu kesatuanº Djepang. Terdjadilah per tempuran besar, antaranja di Lubuk Linggau dan Tjurup jang meminta korban bukan sedikit dari fihak kita jang masih djauh kurang lengkap sendjatanja dari fihak Djepang. Pemerintah R.I. di Palembang mengambil tindakan dan ketika Emir Muhamad Nur bersama orang‘nja berada di Sekaju telah diperintahkan untuk ditangkap. Sedjak itu pusat komando berada kembali di Palembang, penjusunan T.K.R. selandjutnja diatur dan dipusatkan di Palembang. Demikianlah dengan ringkas dapat dikatakan, bahwa revolusi jang hendak dituntun dengan prinsip mengutamakan bertahan , tidak menjerang, disipliner, tidak meliar, menghindarkan pertempuran djika tidak terpaksa, menghemat tenaga guna konsolidasi perdjuangan jang masih akan berdjalan lama, disana sini tidak urung timbul djuga kedjadian jang diluar garis tuntunan tersebut , sebagaimana biasanja dalam setiap revolusi. Harus diakui, bahwa kedjadian diluar garis tuntunan itu banjak merugikan nama baik umpamanja pentjulikanº 46
  • 56. an pembunuhanº jang hanja berdasarkan hendak merampas harta orang atau arena hendak membalas dendam , paksaan dan perkosaan jang sama sekali dak ada gunanja buat revolusi kemerdekaan, ataupun tindakan jang didasar an karena kebodohan atau ke -gila'an (revolusi buta), sehingga orang memakai ain atau badju jang berkembang ada biru, putih dan merahnja sudah dituduh aki tangan Nica dan sebagai itu, semua ini bukan tidak terdjadi . Tetapi emuanja itu harus ditindjau pula dari keseluruhnnja, bagaimana djuga, kita ingah ber -revolusi dan di-tengah pergolakan itu, bagaimana djuga tetap ada emimpin ' jang tahu betul mana halal dan mana haram , jang tahu betul kemana evolusi ini akan ditudjukan ! Jang baik dan jang buruk berdjalan ber-sama , jang kemudian harinja nemberi dan membawakan tjorak masing di-tengah masjarakat kita setelah ita mentjapai kemerdekaan. 9. Dari P.K.R. ke Tentera Nasional Indonesia . Sekedar untuk melengkapi serba sedikit tentang perkembangan ketenteraan ang amat rapat hubungannja dengan pergolakan revolusi, dapatlah disini kita mbil beberapa kedjadian penting sadja. Pembentukan bermula, adalah atas perintah pendirian P.K.R. jang ber-sama' lengan itu diperintahkan djuga mendirikan Komite Nasional. Tugas Komite Nasional untuk merampas kekuasaan dan tugas P.K.R. untuk mendjaga keamanan akjat dan keamanan kekuasaan . P.K.R. kemudian dirobah mendjadi T.K.R. ( Tentera Keamanan Rakjat), etelah itu mendjadi T.R.I. ( Tentera Republik Indonesia), kemudian pula nendjadi T.N.I. ( Tentera Nasional Indonesia). Setelah pemuda' jang mendapatkan latihan tentera Djepang baik gyugun naupun heiho telah dapat sama dimobiliseer kembali, umumnja pimpinan ada litangan pemuda’ gyugun. Hal ini didasarkan atas pertimbangan, bahwa semuda ' gyugun itu tadinja dilatih untuk mendjadi Opsir tentera bangsa Indo nesia sendiri jang maksudnja guna membela Tanah Air. Sedang heiho adalah enaga bantuan bagi militer Djepang. Dalam hubungan kalangan pemimpin laerah, memang kalangan gyugun ini lebih dekat, bukan sadja pada waktu nengumpulkan tenaga untuk itu, tetapi djuga setelah mereka dalam latihan lan setelah selesai latihannja. Guna melengkapi tenaga pimpinan dipermulaan 1946, diadakan sematjam camp di Pebum , jang menerima pemuda dari kalangan mana sadja untuk lilatih . Pemuda ini setelah melalui suatu komisi penjaringan jang diadakan oleh Pemerintah daerah, mendapat latihan dari Opsir gyugun . Kemudian harinja kamp ini mengeluarkan pemuda jang mendjadi angkatan Opsir Muda. Setelah insiden jang ditimbulkan karena tindakan Emir Mohamad Nur iebagai sepintas lalu telah kita uraikan, Dr. A.K. Gani kemudian diangkat mendjadi koordinator pendirian T.R.I. seluruh Sumatera oleh Pemerintah Pusat. Pada waktu itu Menteri Pertahanan adalah sdr. Mr. Amir Sjarifudin. Susunan T.R.I. diatur lebih rapi dan buat para opsirnja diadakan pelantikan resmi. 47
  • 57. Dr. A. K. Gani mengadakan perdjalanan keseluruh Sumatera, menjusun da mengkoordineer T.R.I. di-mana'. Sebagai Opsir Tinggi jang memegang tanpa pimpinan T.R.I. diangkat sdr. Suhardjo Hardjowardojo dari kolonisasi pan terpeladjar, dulunja pernah mendjadi opsir dalam barisan Legiun Mangia Negaran. Di Sumatera Selatan terdapat dua Divisi, satu berpusat di Palembang satunja berpusat di Lahat. Masing' dibawah pimpinan Bambang Utojo da Simbolon . Daerah territoriumnja meliputi djuga Djambi. Perundingan jang merambah djalan kearah persetudjuan Linggardig sementara itu telah berlangsung di Djawa. Dr. A.K. Gani sekembalinja da tournee seluruh Sumatera, diangkat pula mendjadi Menteri, karena itu imest meninggalkan kota Palembang. Putjuk pimpinan kekuasaan R.I. digantikan oleh Dr. M. Isa. Penukaran tentera Inggeris dengan tentera Belanda mulai diadakan. Sedja bermula telah dapat diperhitungkan lebih dahulu, bahwa pertempuran sendjatı setjara hebatóan akan segera terdjadi. Pengiraan bermula, perdjuangan heba akan segera dimulai, dikala tentera Belanda mendarat, apalagi sebelum itu fihai Belanda menjerbu dan menduduki Bangka, serta mendirikan lagi kekuasaas djadjahannja. Akan tetapi, perintah dari Pemerintah Pusat ternjata lain. Tentera Belanda setjara resmi datang menggantikan tentera Sekutu dan karena itu kit: menghadapinja seperti djuga berhadapan dengan tentera Inggeris jang digantinja Setibanja rombongan pertama tentera Belanda itu di Palembang, setjara resmini . memang ia mengoper keadaan dan kedudukan tentera Inggeris (tinggal dala: kamp, terbatas daerah ang boleh ditempatinja , terbatas pula djalan jang boleh dilaluinja, tidak mentjampuri urusan R.I.). Tetapi tidak urung, sedjal bermula datangnja , mereka telah mulai membikin provokasi. Begitu turun dari kapal, dari atas trucknja telah ditembaknja mati seorang pemuda jang kebetulan sedang lalu dekat disitu . Provokasi ini makin lama, dan makin banjal mereka berada di Palembang, makin matjam dan makin hebat pula. Berkali terdjadi insiden ketjil, tetapi diachir Desember 1946, telah terdjadi insiden jang tjukup hebat, karena pertempuran terdjadi lebih dari sehari semalam lamanja. Kegentingan dan ketegangan karena itu memuntjak. Pada tanggal 1 Djanuari 1947, salah seorang pemimpin T.R.I., ditembak Belanda dimuka Charitas. Tembakan ini segera disambut oleh T.R.I. dan seluruh barisan perdjuangan Dalam sedikit tempo , pertempuran berketjamuk diseluruh tempat, disekitar kamp Belanda, disepandjang corridor, disekitar rumah sakit Charitas disekitar Gudang Borsumy, di Pladju, Bagus Kuning. Kapten Mollinger dan pihak Belanda segera mengadakan hubungan telefoon dengan Dr. M. Isa, jang bersama Bambang Utojo segera menghentikan pertempuran pada kira' djan 5 sore. Tetapi disaat tentera dan pemuda kita bergerak mundur untuk kembali kepangkalannja masing', pada saat itu pula muntjul pesawat* terbang Belanda jang mengadakan provokasi dengan melakukan tembakan dan bombardemen dari udara. Provokasi ini menjebabkan tentera dan pemuda tidak dapat dikendalikan lagi. Demikianlah pertempuran berketjamuk sampai lima hari lima malam lamanja. 48
  • 58. Tentera Belanda jang sudah siap segala‘nja, telah menimbulkan banjak sekali kerusakan dan korban djiwa antara rakjat. Oleh karena para pemimpin, baik sipil maupun militer tatkala itu ber-sama² berada di Markas pimpinan pertempuran , tidaklah segera dapat ditjapai dengan telefoon oleh fihak Belanda. Fihak kitapun jang pemuda’nja sudah panas, tidak pula mungkin akan ditenteramkan dengan segera. Barulah setelah dihantam lima hari lima malam , pikiran agak lega karena sudah melampiaskan kepanasan hati. Perhubungan dengan tentera Belanda diadkan dan mau tak mau kita terpaksa menjetudjui perdjandjian baru, bahwa tentera dan pemuda bersendjata kita harus mengundurkan diri dari kota, sedjauh 20 kilometer. Dengan datangnja Dr. A.K, Gani pada tanggal 6 Djanuari 1947, ditetapkan bahwa tentera dan pemuda kita dengan segala alat sendjatanja harus meninggalkan kota Palembang, sedjauh 20 kilometer itu. Praktisch kota Palembang dan sekitarnja diduduki oleh tentera Belanda, meskipun kekuasaan R.I. masih berada di Palembang, tetapi kota Palembang berada dalam tekanan sendjata Belanda jang katanja mengambil oper pertanggungan djawab dalam pendjagaan keamanan, jang tak bisa lain artinja bahwa Belanda dapat berlaku sewenang?, menggertak, mengan tjam atau menangkapi pedjuang dengan tak mungkin ditjegah atau dilawan dengan kekuatan bersendjata. 10. Pertumbuhan kembali organisasi?/ partai2 Dalam bulan pertama sedjak Proklamasi, sampai achir tahun 1945, bangunnja organisasi', terutama dimaksudkan untuk melaksanakan isi Proklamasi 17 Agustus dan mempertahankan segala hasil jang ditjapai. Para pemuka di daerah dimana K.N.I. jang bertugas melakukan pemindahan kekuasaan, sama berusaha mempergunakan pengaruhnja masing menurut saluran golongannja, organisasinja atau kepartaiannja sebelum perang, menjusun organisasi perdjuangan jang semuanja hanja ditudjukan kepada maksud dan tugas revolusi se- mata ? Penjusunan organisasi dikalangan pemuda, melahirkan B.P.R.I. jang mendjadi satu-satunja badan perdjuangan pemuda tatkala itu, ber-sama2 melaksanakan satu tugas perdjuangan kemerdekaan dengan sembojannja jg. satu „ tetap merdeka atau mati ". Didaerah Lampung jang berdekatan dengan Djawa dan disanapun lebih lekas ditinggalkan oleh tentera Djepang, berdiri pemuda A.P.I. jang mengambil teladan pada pemuda A.P.I. dari Djakarta. Pembangunan pemuda A.P.I. ini segera mendjalar djuga ke Palembang, karena pemuda? dikalangan kereta api menjusun organisasi perdjuangannja dalam A.P.I. ini. Perkembangan A.P.I. selandjutnja kedaerah Palembang dibawakan oleh datangnja rombongan Manusama dari Lampung dan pemudaa dari Djawa. Berdiri pula A.P.I. dikalangan buruh minjak. Dalam melantjarkan tugas perdjuangan, B.P.R.I. dan A.P.I. bersifat se-mata kuat memperkuatkan dan berlomba menjusun djasa® perdjuangannja. Kedua organisasi ini berkembang keseluruh Sumatera Selatan dan Djambi. Di Djawa sendiri tatkala itu sudah menjusun organisasi' dan menghidupkan kembali kepartaian menurut aliranº ideologie. Dalam bulan Nopember 1946 dikeluarkan maklumat R.I. jang mengandjurkan perkembangan demokrasi dengan 49
  • 59. menghidupkan partai politik menurut aliran masing jang dijakini. Dalam bulan itu djuga diadakan Kongres Pemuda di Jogja. Serombongan besar pemuda dari Sumatera Selatan ikut mengambil bagian dalam kongres tersebut. Sekembalinja pemuda dari Djawa itu, masing telah membawa tjorak ideologie golongannja. Dengan demikian, maka dari kalangan pemuda A.P.I. dan B.P.R.I. ter-bagi lah menurut aliran ideologie jang dijakini. Pemuda2 A.P.I. umumnja, dan sebahagian dari pemuda B.P.R.I. mendjelma mendjadi PESINDO (para pemimpinnja antara lain Mailan , Chodewi Amin, Zailani, Uteh Jahja, Azahari, Junus Sjamsuddin dll). Sebahagian lagi menjusun Napindo (para pemimpinnja antara lain Mattjik Rosjad , Abihasan, Ibrahim Kasim , dan lain “). Dari kalangan pemuda jang beraliran Islam tersusun Hizbullah dan G.P.LI. (para pemimpinnja antara lain Umar Hamid, Usman Hamid, Baidjuri, dll). Aliran jang mengandung anasir kedaerahan djuga ada, Angkatan Pemuda Sri widjaja, jang dipimpin oleh R. Usman Azahari jang belakangan hari mendjadi Kepala Penerangan negara boneka Sumatera Selatan . A.P.S. tidak lama berdiri, karena dapat diusahakan meleburkan diri dalam NAPINDO. Demikinlah achirnja B.P.R.I. dan A.P.I. di-mana” digantikan oleh organi sasi? pemuda menurut aliran ideologie masing', semuanja bersendjata untuk ber -sama² melaksanakan tugas perdjuangan. Disamping tindakan masing di tengah² pergolakan revolusi itu, menurut tjara sendiri, maka didalam meng hadapi lawan, baik tentera Sekutu ataupun tentera Belanda, semuanja bersusun bahu kuat memperkuatkan dan semuanja memusatkan tuntunan kepada komando kekuasaan R.I. Dan pemerintah R.I. djuga melajani kepentingan organisasi pemuda itu dengan segala djalan, agar mereka dapat memperkuatkan diri. Pembagian pakaian, pembagian hasil minjak dan hasil perkebunan, jang wangnja dipergunakan untuk persendjataan dan perlengkapan bagi organisasi pemuda tadi, mendjadi satu tugas kewadjiban Pemerintah jang penting. Demikian perkembangan dalam kalangan organisasi pemuda. Dikalangan kepartaian, pertumbuhan dan perkembangannja kembali djuga dari saluran K.N.I. daerah . Karena didalam K.N.I. daerah ini terhimpun semua pemuka' daerah, jang umumnja sebelum perang sudah mempunjai partaiº masing ', maka setelah di Djawa bangkit kembali perkembangan partai" menurut dasar ideologie, dengan sendirinja setiap pemimpin didaerah jang terhimpun dalam K.N.I. itu 'sudah terdorong oleh kewadjiban ideologie untuk mengiringi perkembangan dan pertumbuhan di Djawa itu. Masing mulai menghimpun teman seperdjuangannja jang lama untuk kemungkinan mendirikan partai menurut aliran ideologie jang sesuai. merasa P.N.I. pada mulanja kelihatan sebagai mau didjadikan satu’nja partai atau Partai Negara. Seruan dan perintah untuk menjusun K.N.I. di-mana', ber -sama* dengan perintah untuk mendirikan pula P.N.I. Karena itu , partai ini segera dapat berkembang ke -mana', bukan sadja diseluruh Sumatera Selatan, tetapi djuga keseluruh Sumatera, berdasar atas perintah Dr. A.K. Gani. Partai ini 50
  • 60. adinja berdiri sendiri dengan pusatnja diseluruh Sumatera Selatan, tetapi setelah perkembangan kepartaian mulai menudju kepada konsolidasi masingø menurut ideologie, maka bergabunglah dengan P.N.I. jang ada di Djawa. Pemuda NAPINDO jang berdasarkan Nasionalisme, dengan sendirinja merapatkan diri pada P.N.I. Dari kalangan pemuka' Parindra sebelum perang, kebanjakan masuk dalam P.N.I. dan pembawaan dari sifat pendiriannja bermula, maka kebanjakan Pamong Pradjapun menggabungkan diri dalam P.N.I. Antara pemuka‘nja adalah Dr. A.K. Gani, Dr. M. Isa , R.M. Utojo , R. Sugiharto , Josodipuro, dll. Semasa K.N.I. daerah , telah disusun organisasi ummat Islam dengan nama Barisan Oemmat Islam , dengan singkatan B.O.I. Badan ini kemudian mendjelma mendjadi Masjumi sebagai sambungan dari Masjumi di Djawa. Organisasi” pemuda jang berdasarkan Islam , Hizbullah dan G.P.I.I. menghubungkan dirinja dengan Masjumi. Karena pertumbuhan P.S.I.I. kembali, maka kemudian Masjumi Sumatera Selatan djuga petjah. Sebahagian pemimpin'nja jang dulunja djuga dari P.S.I.I., meneruskan partai P.S.I.I. Antara pemukanja adalah sdr”. A.S. Mattjik, Suhardjo dan lain ". Sebahagian lagi, jang dulunja kebanjakan berasal dari P.I.I. dan Muhammadiah atau Nahdatul Ulama , seperti sdr . R.Z. Fanani , H. Tjikwan, K. Masjhur Azhary, dan lain ', tetap mempertahankan kelangsungan pendirian Masjumi . Dan K.H. Ahmad Azhari jang dulunja pemuka P.S.I.I., menggabungkan diri terus kedalam Masjumi . Dari kalangan Gerindo dulunja, ketjuali Dr. A.K. Gani jang membangunkan P.N.I., menjusun Partai Sosialis Indonesia, dan dari kalangan P.N.I. Hatta membangunkan Partai Rakjat Sosialis. Keduanja bergabung mendjadi Parlai Sosialis, jang didaerah Sumatera Selatan antara pemimpinnja adalah Nungtjik Ar., Basri, M. Ali Chanafiah, A. Hamid Kemang, Zaikadir, A.S. Sumadi , Agus Rahman dll. Dari kalangan mereka itu kemudian petjah lagi (setelah Madiun Affaire, ada jang ke Partai Sosialis Indonesia, seperti sdrº. Basri - A.S. Sumadi), ada jang ke P.K.I. Dari massa buruh pada mulanja tersusun serikat sekerdja dikalangan berbagai perusahaan, djuga dari saluran dalam K.N.I. Sebagai gabungannja, buat sebentar berdiri GASPI jang dipelopori oleh sdrº. Nungtjik Ar., Basri dan K. Hutabarat, buat kemudian mendjelma mendjadi SOBSI. Anggota wanita dalam K.N.I. daerah, sdr . Rahaju Noordeen, membentuk partai sendiri, Partai Wanita Indonesia atau Pernawi, tetapi kemudian melebur kan diri dalam Parwari atau langsung masuk P.N.I. Dikalangan turunan Arab jang sedjak bermula actief ikut dalam revolusi di Sumatera Selatan, membentuk Partai Nasional Indonesia Turunan Arab (Parnita) dengan pemuka’nja sdrø. Ali Gathmyr, Abdullah Gathmyr dan Sjechan Sjahab. Selandjutnja Abdullah Gathmyr kemudian actief memim 'pin N.U. 51