Dokumen ini membahas perancangan furnitur multifungsi dengan sistem lipat untuk meningkatkan kualitas interior di rumah susun yang ruangnya kecil. Saat ini, furnitur di rumah susun kurang multifungsi dan tata letaknya kurang efisien sehingga ruang tidak termanfaatkan dengan baik. Furnitur lipat diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan ruang dengan fleksibel.
Pengembangan rumah susun sebagai tempat tinggal seringkali membuahkan arsitektur yang repetitif di berbagai daerah, padahal hal ini dapat mengubah pola hidup dan pola pikir masyarakat setempat karena pada dasarnya rumah tinggal setiap daerah memiliki kekhasan yang merupakan hasil kreatifitas sejak lama dan memiliki makna di baliknya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian kualitatif untuk menemukan citra dan makna di balik tampilan bangunan rumah tradisional di Kediri sehingga dapat dilakukan transformasi citra yang menempel pada rumah tradisional ke rumah susun masa kini. Ditemukan bahwa tampilan setiap komponen rumah tradisional memiliki arti dan alasan mengapa menghasilkan tampilan demikian, termasuk bentuk bangunan secara umum maupun khusus pada bagian tertentu, seperti: atap, bukaan, ornamen, warna, halaman rumah, dan sebagainya. Citra setiap komponen tersebut dapat ditampilkan kembali pada rumah susun tanpa harus tertinggal oleh perkembangan arsitektur masa kini.
Pengembangan rumah susun sebagai usaha pemenuhan kebutuhan tempat tinggal saat ini menimbulkan reduksi kehidupan sosial penghuninya, termasuk berkurangnya kualitas interaksi sosial dan kesempatan mewujudkan aktualisasi diri. Berbagai teori memaparkan bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan melalui rancangan ruang tempat tinggal “dulu” dan “kini”. Oleh karena itu, dilakukan penelitian kualitatif untuk menemukan makna dan perwujudan ruang pada kedua jenis tempat tinggal tersebut yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai solusi permasalahan sosial saat ini. Solusi-solusi digabungkan dalam rancangan baru melalui pendekatan arsitektur simbiosis agar makna dan konsep di balik solusi tersebut tidak melebur akibat penggabungan. Kemudahan penghuni dan huniannya ditangkap secara visual oleh lingkungannya adalah solusi umum kedua masalah sosial, dapat diterapkan melalui pola massa berkesinambungan dan terpusat, deret hunian kurva linier yang terpusat pada void, serta pembatas hunian yang terbuka. Kualitas interaksi sosial ditingkatkan dengan menyediakan berbagai ruang bersama dan menerapkan hirarki ruang. Aktualisasi penghuni diwadahi melalui rancangan tampilan bangunan yang menggunakan gaya arsitektur kontemporer dan tampang hunian yang fleksibel.
Pengembangan rumah susun sebagai tempat tinggal seringkali membuahkan arsitektur yang repetitif di berbagai daerah, padahal hal ini dapat mengubah pola hidup dan pola pikir masyarakat setempat karena pada dasarnya rumah tinggal setiap daerah memiliki kekhasan yang merupakan hasil kreatifitas sejak lama dan memiliki makna di baliknya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian kualitatif untuk menemukan citra dan makna di balik tampilan bangunan rumah tradisional di Kediri sehingga dapat dilakukan transformasi citra yang menempel pada rumah tradisional ke rumah susun masa kini. Ditemukan bahwa tampilan setiap komponen rumah tradisional memiliki arti dan alasan mengapa menghasilkan tampilan demikian, termasuk bentuk bangunan secara umum maupun khusus pada bagian tertentu, seperti: atap, bukaan, ornamen, warna, halaman rumah, dan sebagainya. Citra setiap komponen tersebut dapat ditampilkan kembali pada rumah susun tanpa harus tertinggal oleh perkembangan arsitektur masa kini.
Pengembangan rumah susun sebagai usaha pemenuhan kebutuhan tempat tinggal saat ini menimbulkan reduksi kehidupan sosial penghuninya, termasuk berkurangnya kualitas interaksi sosial dan kesempatan mewujudkan aktualisasi diri. Berbagai teori memaparkan bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan melalui rancangan ruang tempat tinggal “dulu” dan “kini”. Oleh karena itu, dilakukan penelitian kualitatif untuk menemukan makna dan perwujudan ruang pada kedua jenis tempat tinggal tersebut yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai solusi permasalahan sosial saat ini. Solusi-solusi digabungkan dalam rancangan baru melalui pendekatan arsitektur simbiosis agar makna dan konsep di balik solusi tersebut tidak melebur akibat penggabungan. Kemudahan penghuni dan huniannya ditangkap secara visual oleh lingkungannya adalah solusi umum kedua masalah sosial, dapat diterapkan melalui pola massa berkesinambungan dan terpusat, deret hunian kurva linier yang terpusat pada void, serta pembatas hunian yang terbuka. Kualitas interaksi sosial ditingkatkan dengan menyediakan berbagai ruang bersama dan menerapkan hirarki ruang. Aktualisasi penghuni diwadahi melalui rancangan tampilan bangunan yang menggunakan gaya arsitektur kontemporer dan tampang hunian yang fleksibel.
Proses perancangan interior bertujuan untuk memecahkan masalah yang kompleks berkaitan dengan respon manusia terhadap ruang. Untuk dapat memecahkan masalah secara utuh maka diperlukan sebuah konsep perancangan yang tepat. Keberhasilan konsep perancangan tergantung pada pendekatan yang dilakukan dalam proses penyusunannya.
Konsep spatial interior dapat dibangun dengan cara memahami beberapa hal, meliputi: komponen pemahaman desain, skema perancangan analitis, pemetaan pola pikir desain, metode pendekatan desain, dan diakhiri dengan perumusan konsep desain yang digunakan dalam proses perencanaan & perancangan interior. Dengan memahami hal-hal tersebut maka sebuah ruang lingkup desain interior dalam memecahkan permasalahan desain diharapkan dapat diselesaikan jelas dan sistematis, sehingga proses penyusunan konsep perencanaan & perancangan interior yang tepat dapat dilakukan dengan lebih mudah. Konsep yang tepat pada akhirnya akan mampu mengikat hasil perancangan menjadi sebuah desain yang terintegrasi secara utuh.
Fungsi dapur rumah dapat dioptimalkan : tempat mempersiapkan makanan keluarga; sarana interaksi. Dapur, selain harus ergonomis, juga harus interaktif. memungkinkan orang yang sedang memasak bisa melihat dengan mudah anggota keluarga yang lain; memungkinkan aktivitas makan bersama. Untuk itu perlu konsep baru dapur yang meminimalkan posisi menghadap ke tembok saat beraktivitas di dapur agar bisa berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain, serta bersistem modul untuk menyesuaikan dengan kondisi rumah
Design Review Subject - Sign System For Industrial Parks - Rangga Firmansyah ...Rangga Firmansyah
The sign system for industrial parks totem de/dos has been conceived in order to guide visitors who are not familiar with the site visually to their destiny in clear and evident way. Therefore, the system employs two types of posts. The objective of the design of the first is to give a recognizable and distinctive image to all industrial parks of the city, to visualize and identify them from long distance and any angle of approximation and mark the main accesses. Once located the industrial district, the posts facilitate more detailed graphic information – a map of the area and business listings of all companies. This information is repeated on the smaller sized secondary posts located strategically in the interior of each industrial park.
Proses perancangan interior bertujuan untuk memecahkan masalah yang kompleks berkaitan dengan respon manusia terhadap ruang. Untuk dapat memecahkan masalah secara utuh maka diperlukan sebuah konsep perancangan yang tepat. Keberhasilan konsep perancangan tergantung pada pendekatan yang dilakukan dalam proses penyusunannya.
Konsep spatial interior dapat dibangun dengan cara memahami beberapa hal, meliputi: komponen pemahaman desain, skema perancangan analitis, pemetaan pola pikir desain, metode pendekatan desain, dan diakhiri dengan perumusan konsep desain yang digunakan dalam proses perencanaan & perancangan interior. Dengan memahami hal-hal tersebut maka sebuah ruang lingkup desain interior dalam memecahkan permasalahan desain diharapkan dapat diselesaikan jelas dan sistematis, sehingga proses penyusunan konsep perencanaan & perancangan interior yang tepat dapat dilakukan dengan lebih mudah. Konsep yang tepat pada akhirnya akan mampu mengikat hasil perancangan menjadi sebuah desain yang terintegrasi secara utuh.
Fungsi dapur rumah dapat dioptimalkan : tempat mempersiapkan makanan keluarga; sarana interaksi. Dapur, selain harus ergonomis, juga harus interaktif. memungkinkan orang yang sedang memasak bisa melihat dengan mudah anggota keluarga yang lain; memungkinkan aktivitas makan bersama. Untuk itu perlu konsep baru dapur yang meminimalkan posisi menghadap ke tembok saat beraktivitas di dapur agar bisa berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain, serta bersistem modul untuk menyesuaikan dengan kondisi rumah
Design Review Subject - Sign System For Industrial Parks - Rangga Firmansyah ...Rangga Firmansyah
The sign system for industrial parks totem de/dos has been conceived in order to guide visitors who are not familiar with the site visually to their destiny in clear and evident way. Therefore, the system employs two types of posts. The objective of the design of the first is to give a recognizable and distinctive image to all industrial parks of the city, to visualize and identify them from long distance and any angle of approximation and mark the main accesses. Once located the industrial district, the posts facilitate more detailed graphic information – a map of the area and business listings of all companies. This information is repeated on the smaller sized secondary posts located strategically in the interior of each industrial park.
pelaksana Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptx
Problem seeking furniture design-ran-sept2014
1. PROGRAM STUDI S1 DESAIN INTERIOR FAKULTAS INDUSTRI KREATIF UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG 2014
Disusun Oleh: Rangga Firmansyah +62812-331-22-332 ranggafirmansyah@telkomuniversity.ac.id
Peningkatan Kualitas Interior Pada Rumah Susun
(Perencanaan dan Perancangan Desain Furniture Multifungsi dengan Konstruksi Folding System pada area/ruang yang berukuran minim/sempit)
Tugas Mingguan Individu
Untuk memenuhi tugas Desain Mebel I
Program studi S-1 Desain Interior
Telkom Creative Industries School
2. Infrastruktur
Peningkatan Kualitas Interior Pada Rumah Susun (Perencanaan dan Perancangan Desain Furniture Multifungsi dengan Konstruksi Folding System pada area/ruang yang berukuran minim/sempit)
3. •Rusunawa merupakan salah satu alternatif pengadaan perumahan untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk, masalah kekumuhan, masalah kemiskinan yang diperuntukkan badi masyarakat menengah kebawah
•Penataan ruang pada unit ruangan tidak terintegrasi pada perencanaan awal mengakibatkan penghuni beradaptasi dengan ruangan yang terbatas dengan penataan interior seadanya.
Pendahuluan
•Perabot / furniture yang digunakan dalam unit hunian rusunawa tidak multifungsi
•Penataan perabot / furniture yang digunakan dalam unit hunian rusunawa tidak sesuai untuk ruang yang terbatas/sempit
•Terjadi pergeseran fungsi ruang pada unit hunian rusunawa, seperti ruang tamu beralih fungsi menjadi ruang tidur anak
•Terjadi kesesakan akibat kepadatan perabot/furniture pada unit hunian rusunawa rusunawa Panggungharjo Bantul Yogyakarta
Permasalahan
4. •Desain berasal dari kata bahasa Inggris “design” dalam bahasa Indonesia sering digunakan padanan katanya, yaitu rancangan, pola atau cipta. Desain merupakan suatu proses pengorganisasian unsur garis, bentuk ukuran, warna, tekstur, bunyi, cahaya, aroma dan unsur-unsur desain lainnya, sehingga tercipta suatu hasil karya tertentu (Nurhayati, 2004: 78).
•Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 346), desain adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan pola susunan, kerangka bentuk suatu bangunan, motif bangunan, pola bangunan, corak bangunan.
•Sedangkan menurut Sjafi’i (2001: 18), desain adalah terjemahan fisik mengenai aspek sosial, ekonomi, dan tata hidup manusia, serta merupakan cerminan budaya zamannya.
•Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 560), Interior adalah bagian dalam gedung atau ruang, tatanan perabot atau hiasan di dalam ruang bagian dalam gedung. Bila diartikan, desain interior adalah gagasan awal yang diperuntukkan bagi suatu ruangan atau suatu perencanaan dari bagian dalam suatu bangunan sehingga ruangan tersebut memiliki nilai kehidupan (estetika).
•Menurut Suptandar (1995: 11), desain interior berarti suatu sistem atau cara pengaturan ruang dalam yang mampu memenuhi persyaratan kenyamanan, keamanan, kepuasan kebutuhan fisik dan spiritual bagi penggunanya tanpa mengabaikan faktor estetika.
•Dari pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa arti desain interior adalah suatu sistem penataan ruang dalam yang berfungsi sebagai tempat bernaung dari kondisi lingkungan dengan ciptaan suasana dan citra ruang yang memenuhi persyaratan kenyamanan, keamanan, kepuasan kebutuhan fisik dan spiritual penggunanya tanpa mengabaikan faktor estetika.
5. STUDI KASUS RUSUNAWA PANGGUNGHARJO BANTUL YOGYAKARTA
Sumber: Observasi (Rangga:2010)
6. KONDISI INTERIOR UNIT HUNIAN RUSUNAWA PANGGUNGHARJO BANTUL YOGYAKARTA
Sumber: Observasi (Rangga:2010)
7. KONDISI LAY OUT FURNITURE UNIT HUNIAN RUSUNAWA PANGGUNGHARJO BANTUL YOGYAKARTA
Ruang tamu difungsikan sebagai ruang tidur anak
Perletakan perabot pada ruang Dapur
Sumber: Observasi (Rangga:2010)