makalah pendidikan pacasila
model model penanaman nilai nilai pancasila
moh arrizanul akbar
nim 160604848071 ikor 2016 B
pendidikan kesehatan dan rekreasi
universitas negeri surabaya
makalah pendidikan pacasila
model model penanaman nilai nilai pancasila
moh arrizanul akbar
nim 160604848071 ikor 2016 B
pendidikan kesehatan dan rekreasi
universitas negeri surabaya
Secara etimologis ideologi berasal dari kata
idea = gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita
logos = ilmu.
Jadi secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita.
Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham.
Ideologi Negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang memiliki ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai derajad tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan
b.Oleh karena itu mewujudkan asas kerokhanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Secara etimologis ideologi berasal dari kata
idea = gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita
logos = ilmu.
Jadi secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita.
Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham.
Ideologi Negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang memiliki ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai derajad tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan
b.Oleh karena itu mewujudkan asas kerokhanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
4. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik para
founding fathers ketika negara Indonesia didirikan. Pancasila tidak berpaham
individualisme dan tidak berpaham kolektivisme. Bahkan bukan berpaham teokrasi
dan bukan perpaham sekuler. Posisi Pancasila inilah yang merepotkan aktualisasi
nilai-nilainya ke dalam kehidupan praksis berbangsa dan bernegara.
LATAR BELAKANG
Di dalam hidup berbangsa dan bernegara terkadang masyarakat merasa bingung,
lebih penting antara bangsa dan negara dan terkadang malah menyepelekan
keduanya. Negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia,
sedangkan bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia.Suatu negara
pasti mempunyai identitas nasional sendiri-sendiri yang berbeda antara negara
yang satu dengan negara yang lain karena, identitas nasional suatu bangsa
menunjukkan kepribadian suatu bangsa tersebut
5. Berdasarkan pada berbagai masalah yang dihadapi, penulis melakukan
penelitian dengan tujuan Agar pembaca mengetahui Bagaimana dinamika dan
tantangan pancasila sebagai dasar negara , esensi dan urgensi pancasila
sebagai dasar negara.Penulisan tentang dinamika dan tantangan Pancasila
bukan hanya sekadar analisis teoritis, tetapi juga alat untuk mempromosikan
pemahaman yang lebih dalam dan komprehensif tentang dasar negara
Indonesia serta memajukan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan di
masa depan. Terdapat beberapa contoh diantarain adalah :
TUJUAN
6. MEMAHAMI
KONTEKS SEJARAH
Meninjau dinamika Pancasila memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana dasar negara ini dirumuskan
dan bagaimana ia berperan dalam
pembentukan bangsa Indonesia. Hal ini
penting untuk mengenali akar sejarah dan
nilai-nilai yang membentuk identitas
nasional.
7. MENGANALISIS
PERKEMBANGAN
Dengan mengevaluasi dinamika Pancasila,
kita dapat melihat bagaimana
implementasi dan interpretasi Pancasila
telah berubah seiring waktu. Ini mencakup
perkembangan politik, sosial, dan budaya
yang mempengaruhi cara Pancasila
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dan pemerintahan.
8. MENGIDENTIFIKASI
TANTANGAN
HAMBATAN
Penulisan tentang tantangan Pancasila
memungkinkan kita untuk mengidentifikasi
masalah-masalah yang mungkin
menghambat implementasi prinsip-prinsip
Pancasila dalam masyarakat. Ini termasuk
ekstremisme, intoleransi, korupsi, dan isu-
isu sosial lainnya yang bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila.
9. MENEGASKAN
IDENTITAS NASIONAL
Pancasila adalah dasar negara yang
menekankan persatuan dalam
keberagaman. Menulis tentang tantangan
dan dinamika Pancasila dapat membantu
memperkuat identitas nasional dan
mempertegas pentingnya persatuan dalam
menjaga stabilitas dan keharmonisan
negara.
10. PEMBAHASAN
Dinamika dan tantangan pancasila
sebagai dasar negara
1
Dinamika Aktualisasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari .Kerangka
Teoritik Alfred North Whitehead ( ), tokoh utama filsafat proses, berpandangan
bahwa semua realitas dalam alam mengalami proses atau perubahan, yaitu
kemajuan, kreatif dan baru. Realitas itu dinamik dan suatu proses yang terus
menerus menjadi, walaupun unsure permanensi realitas dan identitas diri dalam
perubahan tidak boleh diabaikan. Sifat alamiah itu dapat pula dikenakan pada
ideologi Pancasila sebagai suatu realitas (pengada).
12. NILAI DASAR
yaitu suatu nilai yang bersifat amat abstrak dan tetap, yang terlepas dari
pengaruh perubahan waktu.nilai dasar merupakan prinsip, yang bersifat amat
abstrak, bersifat amat umum, tidak terikat oleh waktu dan tempat, dengan
kandungan kebenaran yang bagaikan aksioma.dari segi kandungan nilainya,
maka nilai dasar berkenaan dengan eksistensi sesuatu, yang mencakup cita-
cita, tujuan, tatanan dasar dan ciri khasnya.
13. NILAI INSTRUMENTAL
yaitu suatu nilai yang bersifat kontekstual. Nilai instrumental merupakan penjabaran dari
nilai dasar tersebut, yang merupakan arahan kinerjanya untuk kurun waktu tertentu dan
untuk kondisi tertentu. Nilai instrumental ini dapat dan bahkan harus disesuaikan dengan
tuntutan zaman. Namun nilai instrumental haruslah mengacu pada nilai dasar yang
dijabarkannya. Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamik dalam bentuk-
bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama, dalam batas-batas yang dimungkinkan
oleh nilai dasar itu.
14. NILAI PRAKSIS
yaitu nilai yang terkandung dalam kenyataan sehari-hari, berupa cara bagaimana
rakyat melaksanakan (mengaktualisasikan) nilai Pancasila. Nilai praksis terdapat pada
demikian banyak wujud penerapan nilai-nilai Pancasila, baik secara tertulis maupun
tidak tertulis, baik oleh cabang eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, oleh organisasi
kekuatan sosial politik, oleh organisasi kemasyarakatan, oleh badan-badan ekonomi,
oleh pimpinan kemasyarakatan, bahkan oleh warganegara secara perseorangan.
15. ALTERNATIF UNTUK
MENGHADAPI TANTANGAN
Untuk menghadapi tantangan masa depan perlu didorong pengembangan nilai-nilai
Pancasila secara kreatif dan dinamik. Kreativitas dalam konteks ini dapat diartikan
sebagai kemampuan untuk menyeleksi nilai-nilai baru dan mencari alternatif bagi
pemecahan masalah-masalah politik, sosial, budaya, ekonomi, dan pertahanan
keamanan.
16. bangsa Indonesia, sebagai pengemban ideeologi Pancasila, tidak defensif dan tertutup
sehingga sesuatu yang berbau asing harus ditangkal dan dihindari karena dianggap
bersifat negatif. Sebaliknya tidak diharapkan bahwa bangsa Indonesia menjadi begitu
amorf, sehingga segala sesuatu yang menimpa dirinya diterima secara buta tanpa
pedoman untuk menentukan mana yang pantas dan mana yang tidak pantas untuk
diintegrasikan dalam pengembangan dirinya.
Menurut Hardono Hadi (1994: 57)
17. HASIL AKHIR
Hasil akhir yang diharapkan dari interaksi itu adalah terpeliharanya cukup diferensiasi,
sekaligus tercegahnya penyeragaman universal. Ideologi Pancasila sebagai jati diri
bangsa Indonesia tidak berhenti, melainkan harus diperbaharui secara terus menerus,
sehingga mampu memberikan pedoman, inspirasi, dan dukungan pada setiap anggota
bangsa Indonesia dalam memperkembangkan dirinya sebagai bangsa Indonesia.
18. PEMBAHASAN
Esensi pancasila sebagai dasar
negara
2
Dalam sila-sila pancasila terdapat patologi budaya pancasila, yang bisa
menghancurkan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila pancasila. Fenomena
yang terjadi pada masa Indonesia saat ini seperti korupsi, kerusuhan, dan moral
yang bertentangan dengan nilai pancasila. Jika dasar pancasila itu tidak tertanam
kuat pada diri rakyat Indonesia maka negara ini akan berantakan.
20. SILA KETUHANAN YANG
MAHA ESA
Yakin Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Sebagai warga
Indonesia, tentunya wajib meyakini dan mengakui adanya
Tuhan Yang Maha Esa.
Toleransi Dalam Beragama Dalam beragama, setiap
warga Indonesia tidak boleh memebeda-bedakan antara
agama satu dengan yang lain.
Menjalankan Ibadah Menaati perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, merupakan hal penting dalam beribadah.
21. SILA KEMANUASIAAN
YANG ADIL DAN BERADAB
Menghormati Kepentingan Orang Lain Masyarakat
Indonesia, tentunya harus memiliki sikap toleransi dalam
hal apapun.
Berlaku Adil Tanpa Memandang Ras, Suku, Agama, Dan
Status Sosial Kata adil merupakan suatu perbuatan yang
berdasarkan dengan keuntungan pada dua pihak.
Berani Mengakui Kesalahan Dengan mengakui kesalahan yang sudah
dilakukan, merupakan suatu proses penyelesaian masalah, serta
perbaikan bagi diri sesorang, agar kedepannya merasa takut untuk
mengulangi kesalahankesalahan lainnya.
22. SILA PERSATUAN
INDONESIA
Cinta Tanah Air Kecintaan terhadap bangsa sendiri
merupakan perwujudan cinta terhadap tanah air.
Mendahulukan Kepentingan Bersama Dari Kepentingan Pribadi
Mendahulukan kepentingan bersama, akan lebih baik karena memiliki
tujuan bersama, sehingga kepentingan pribadi dapat dilakukan
setelah terlaksananya kepentingan bersama.
23. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN, DALAM PERMUSYAWARATAN
PERWAKILAN
Menyelesaikan Masalah Dengan Bermusyawarah
Musyawarah dapat menjadi solusi terbaik dalam
menyelesaikan masalah.
Tidak Memaksakan Pendapat Diri Kepada Orang Lain Setiap orang memiliki
pendapatnya masing-masing, namun untuk pengambilan keputusan yang
diambil bersama melalui metode musyawarah, memang sudah seharusnya
menerima dengan lapang dada, dan sebaiknya tidak memaksakan pendapat
pribadi.
24. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI
SELURUH RAKYAT INDONESIA
Semangat Kegotong-Royongan Besikap secara suka rela
dengan bekerja bersama-sama demi mencapai tujuan
yang diinginkan.
Menjaga Keseimbangan Antara Hak Dan Kewajiban Dapat
membedakan mana yang hak dan kewajiban, sekaligus
dapat melaksanakan kewajiban kita terlebih dahulu
sebagai warga negara Indonesia yang beradab.
25. KESIMPULAN
Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam sejarah bangsa Indonesia
memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Penetapan Pancasila
sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan, tetapi merangkum semuanya dalam satu
semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan dalam seloka " Bhinneka Tunggal Ika " Agar
loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Di lain pihak, apatisme
dan resistensi terhadap Pancasila bisa diminimalisir.
Esensi pancasila sebagai dasar negara merupakan segala sesuatu yang merupakan
Hakikat, dasar, inti, sari, hal yang pokok, penting, ekstrak dan konsentrat dari segala
sesuatu disebut esensi tergantung dalam konteks dan penggunaannya.