Kabupaten Konservasi atau Kabupaten Kompensasi?
Dengan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Kapuas Hulu No. 144 Tahun 2003, Kapuas Hulu menyatakan diri sebagai Kabupaten Konservasi.
Presentación de experiencia de investigación en la elaboración del trabajo fi...Nancy Nadia Meyer Tissera
Presentación de experiencia de investigación en la elaboración del trabajo final “Análisis de los supuestos teóricos administrativos subyacentes en las bibliotecas universitarias de la ciudad de Córdoba” en la “Jornada Investigar y Comunicar dentro del marco del Programa PAMEG”, organizada por la Escuela de Bibliotecología de la Universidad Nacional de Córdoba. Dictada en la ciudad de Córdoba, a los 18 días del mes de noviembre de 2015 en el Pabellón Residencial de la Universidad Nacional de Córdoba.
Portret keadaan-hutan-indonesia-2009-2013Aksi SETAPAK
Indonesia memiliki hutan tropis yang terluas di dunia, kekayaan sumberdaya hutan, serta keanekaragaman hayati yang beragam. Selama ini kekayaan dan keanekaragaman hutan tropis tersebut telah dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung.
Presentación de experiencia de investigación en la elaboración del trabajo fi...Nancy Nadia Meyer Tissera
Presentación de experiencia de investigación en la elaboración del trabajo final “Análisis de los supuestos teóricos administrativos subyacentes en las bibliotecas universitarias de la ciudad de Córdoba” en la “Jornada Investigar y Comunicar dentro del marco del Programa PAMEG”, organizada por la Escuela de Bibliotecología de la Universidad Nacional de Córdoba. Dictada en la ciudad de Córdoba, a los 18 días del mes de noviembre de 2015 en el Pabellón Residencial de la Universidad Nacional de Córdoba.
Portret keadaan-hutan-indonesia-2009-2013Aksi SETAPAK
Indonesia memiliki hutan tropis yang terluas di dunia, kekayaan sumberdaya hutan, serta keanekaragaman hayati yang beragam. Selama ini kekayaan dan keanekaragaman hutan tropis tersebut telah dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung.
Esta fue una presentación que hice para #AlianzaONG de República Dominicana con el apoyo del #BancoAdemi. Participaron en la discusión organizaciones sin fines de lucro de diferentes zonas del país. Es un aporte para la discusión sobre la importancia de las #redessociales y cómo utilizarlas para mejorar la comunicación.
This paper examines the gender dimensions of control over customary forests and territories through state policy support, markets, and various forms of coercive power and legitimacy. The involved parties are not limited to state institutions and market actors, but also elites at the community level, and close relatives.
Membicarakan hutan dan sumberdaya hutan di wilayah Nusantara tidak dapat dipisahkan dari keberadaan beragam komunitas yang memiliki keterikatan sosial, budaya, spiritual, ekologi, ekonomi, dan politik yang kuat dengan tanah, wilayah, dan ekosistem hutan.
This briefing paper outlines six processes and mechanisms that are key components of good forest and land governance in Indonesia. Embedded in Indonesia’s forest and land governance systems, these processes and mechanisms include spatial planning, allocating licenses for land concessions (such as for logging and mining activities, and palm oil and timber plantations), environmental safeguards, budgets for environmental management, monitoring land use and enforcement of relevant laws and regulations.
MASYARAKAT HUKUM ADAT ADALAH PENYANDANG HAK, SUBJEK HUKUM, DAN PEMILIK WILAYAH ADATNYA
Memahami secara Kontekstual Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia atas Perkara Nomor 35/PUU-X/2012.
Indonesia has the largest tropical forest in the world, rich forest resources, and biodiversity. For all of this time, the rich and diverse tropical forests have been utilized directly and indirectly, to fulfill the human needs, society and Indonesia as a state. Utilization of Indonesia’s forest, especially to meet the market demand, has caused the loss of total forest cover (deforestation).
In this issue:
Introduction of partners
Freedom of information
Recent successes
Supporting communities
High Conservation Value Forests
Monitoring and reporting violations
Emerging regions
SETAPAK research
Pulau Jawa merupakan salah satu daerah terpadat di dunia dengan lebih dari 136 juta jiwa tinggal di daerah seluas 129.438,28 km2. Dengan luasan hanya sekitar 6 persen dari keseluruhan daratan di Indonesia, Jawa dihuni lebih dari 50 persen jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.
Esta fue una presentación que hice para #AlianzaONG de República Dominicana con el apoyo del #BancoAdemi. Participaron en la discusión organizaciones sin fines de lucro de diferentes zonas del país. Es un aporte para la discusión sobre la importancia de las #redessociales y cómo utilizarlas para mejorar la comunicación.
This paper examines the gender dimensions of control over customary forests and territories through state policy support, markets, and various forms of coercive power and legitimacy. The involved parties are not limited to state institutions and market actors, but also elites at the community level, and close relatives.
Membicarakan hutan dan sumberdaya hutan di wilayah Nusantara tidak dapat dipisahkan dari keberadaan beragam komunitas yang memiliki keterikatan sosial, budaya, spiritual, ekologi, ekonomi, dan politik yang kuat dengan tanah, wilayah, dan ekosistem hutan.
This briefing paper outlines six processes and mechanisms that are key components of good forest and land governance in Indonesia. Embedded in Indonesia’s forest and land governance systems, these processes and mechanisms include spatial planning, allocating licenses for land concessions (such as for logging and mining activities, and palm oil and timber plantations), environmental safeguards, budgets for environmental management, monitoring land use and enforcement of relevant laws and regulations.
MASYARAKAT HUKUM ADAT ADALAH PENYANDANG HAK, SUBJEK HUKUM, DAN PEMILIK WILAYAH ADATNYA
Memahami secara Kontekstual Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia atas Perkara Nomor 35/PUU-X/2012.
Indonesia has the largest tropical forest in the world, rich forest resources, and biodiversity. For all of this time, the rich and diverse tropical forests have been utilized directly and indirectly, to fulfill the human needs, society and Indonesia as a state. Utilization of Indonesia’s forest, especially to meet the market demand, has caused the loss of total forest cover (deforestation).
In this issue:
Introduction of partners
Freedom of information
Recent successes
Supporting communities
High Conservation Value Forests
Monitoring and reporting violations
Emerging regions
SETAPAK research
Pulau Jawa merupakan salah satu daerah terpadat di dunia dengan lebih dari 136 juta jiwa tinggal di daerah seluas 129.438,28 km2. Dengan luasan hanya sekitar 6 persen dari keseluruhan daratan di Indonesia, Jawa dihuni lebih dari 50 persen jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.
Konflik Agraria Musi Banyuasin: Perlu Penanganan Serius!
Kebijakan investasi melalui penggunaan tanah skala luas menghasilkan ketimpangan penguasaan lahan dan juga menuai konflik agraria dan kemiskinan.
Spatial planning: in whose interests?
Land allocated for industrial forest and land-based industries is larger than the actual size of West Kalimantan.
Hutan Mangrove Batu Ampar: Keniscayaan Pengelolaan Kolaboratif. Revitalisasi KKMD dengan pendekatan CBFM sebagai “pintu masuk” dijalankannya kebijakan pengelolaan hutan mangrove secara kolaboratif.
Establishing Collaborative Management for Batu Ampar’s Mangrove Forest: Revitalising the Regional Mangroves Working Group (KKMD) is an entry point for establishing collaborative, community based mangroves management.
This policy brief was published by Pemali South Sumatra with support by the Asia Foundation, and the UK Climate Change Unit with assistance from Epistema Institute. The opinions and findings expressed in this policy brief are those of the researchers involved and do not reflect those of the Asia Foundation, UKCCU or Epistema Institute.
This policy brief was published by the Center for Social Forestry Mulawarman University with support by the Asia Foundation, and the UK Climate Change Unit with assistance from Epistema Institute.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.