Pneumonia merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia yang menyebabkan kematian, terutama pada balita. Indonesia menduduki peringkat keenam untuk kasus pneumonia pada balita. Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang menginfeksi paru-paru dan menyebabkan peradangan. Gejala utamanya adalah batuk dan napas pendek. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan riwayat pasien. Penatalaksanaan berfokus
Dokumen tersebut membahas konsep medis dan keperawatan sindroma gagal nafas pada neonatus. Sindroma gagal nafas disebabkan oleh defisiensi surfaktan yang menyebabkan kolaps alveoli dan gangguan ventilasi. Pengobatan utama termasuk pemberian oksigen, antibiotik, dan surfaktan eksogen untuk mencegah komplikasi jangka pendek seperti infeksi dan jangka panjang seperti BPD. Pengkajian keperawatan meliputi riwayat ibu dan
Daftar nama 10 siswa beserta nomor induk masing-masing, definisi anak dan remaja, daftar 10 penyakit umum pada anak beserta penjelasan singkat tentang cacar air dan diare, serta beberapa faktor risiko penyakit-penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas konsep medis dan keperawatan sindroma gagal napas pada neonatus. Secara medis, sindroma ini disebabkan oleh defisiensi surfaktan yang menyebabkan kolaps alveoli dan gangguan ventilasi. Pengobatan utamanya adalah pemberian oksigen, antibiotik, dan surfaktan eksogen. Secara keperawatan, pengkajian pasien meliputi riwayat ibu hamil, gejala klinis bayi, dan pemeriksaan diagnostik seperti rontgen d
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan efusi pleura yang merupakan komplikasi dari pneumonia. Pneumonia disebabkan oleh infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan.
2. Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebab dan area paru yang terkena. Gejalanya antara lain demam, batuk, dan nafas cepat. Patofisiologinya adalah infeksi yang menyebabkan peradangan
Dokumen tersebut membahas konsep medis dan keperawatan sindroma gagal nafas pada neonatus. Sindroma gagal nafas disebabkan oleh defisiensi surfaktan yang menyebabkan kolaps alveoli dan gangguan ventilasi. Pengobatan utama termasuk pemberian oksigen, antibiotik, dan surfaktan eksogen untuk mencegah komplikasi jangka pendek seperti infeksi dan jangka panjang seperti BPD. Pengkajian keperawatan meliputi riwayat ibu dan
Daftar nama 10 siswa beserta nomor induk masing-masing, definisi anak dan remaja, daftar 10 penyakit umum pada anak beserta penjelasan singkat tentang cacar air dan diare, serta beberapa faktor risiko penyakit-penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas konsep medis dan keperawatan sindroma gagal napas pada neonatus. Secara medis, sindroma ini disebabkan oleh defisiensi surfaktan yang menyebabkan kolaps alveoli dan gangguan ventilasi. Pengobatan utamanya adalah pemberian oksigen, antibiotik, dan surfaktan eksogen. Secara keperawatan, pengkajian pasien meliputi riwayat ibu hamil, gejala klinis bayi, dan pemeriksaan diagnostik seperti rontgen d
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan efusi pleura yang merupakan komplikasi dari pneumonia. Pneumonia disebabkan oleh infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan.
2. Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebab dan area paru yang terkena. Gejalanya antara lain demam, batuk, dan nafas cepat. Patofisiologinya adalah infeksi yang menyebabkan peradangan
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang merupakan penyakit umum yang diderita masyarakat. ISPA dapat menyerang bagian atas maupun bawah saluran pernapasan dan sering terjadi pada anak-anak. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, penyebab, gejala, tanda bahaya, perawatan di rumah, dan pencegahan ISPA.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia pada anak, mulai dari epidemiologi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosis, pendekatan MTBS, hingga tata lakana terapi oksigen dan antibiotik. Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang deteksi dini dan penanganan pneumonia pada anak.
Dokumen tersebut merupakan rancangan satuan acara penyuluhan mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang mencakup tujuan, subpokok bahasan, media, kegiatan, evaluasi, sumber, dan materi penyuluhan tentang ISPA seperti pengertian, klasifikasi, penyebab, gejala, penularan, pencegahan dan penanganannya.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan pneumonia. ISPA merupakan penyakit pernapasan yang umum di Indonesia yang dapat menyebabkan kematian pada bayi dan anak-anak. Pneumonia adalah komplikasi berat dari ISPA yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di paru-paru. Dokumen ini menjelaskan gejala, diagnosis, klasifikasi, epidemiologi, dan pencegahan ISPA serta
Dokumen ini membahas tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak, termasuk penyebabnya (virus dan faktor lingkungan), gejalanya (batuk pilek dan sesak napas), penanganannya (istirahat, obat penurun panas, makanan bergizi), dan pencegahannya (imunisasi, kebersihan, hindari asap rokok).
Dokumen ini membahas tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak, termasuk penyebabnya (virus dan faktor lingkungan), gejalanya (batuk pilek dan sesak napas), penanganannya (istirahat, obat penurun panas, makanan bergizi), dan pencegahannya (kebersihan, imunisasi, menjauhkan anak dari penderita).
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit selesma dan influenza yang merupakan infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh beberapa jenis virus. Selesma umumnya disebabkan oleh rhinovirus yang menginfeksi hidung, tenggorokan, dan sinus, sedangkan influenza disebabkan oleh virus influenza yang menyerang sel selaput lendir. Kedua penyakit tersebut menular melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan menimbulkan gejala seperti bat
1. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang umumnya disebabkan oleh bakteri dan virus, dan menyerang anak-anak terutama yang berusia di bawah 2 tahun.
2. Gejala ISPA antara lain batuk, pilek, demam, dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Faktor risiko penularan meliputi usia, status gizi dan imunisasi, serta lingkungan yang lembab.
3. Diagnosis ISPA didasarkan pada pemeriksaan fisik se
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). ISPA merupakan masalah kesehatan penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. Dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan ISPA pada anak.
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan batuk dan pilek, yang dapat disertai sesak nafas atau nafas cepat. Ada dua jenis ISPA yaitu non pneumonia dan pneumonia. Pneumonia dapat berbahaya jika tidak ditangani dan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan, memberikan makanan bergizi, dan imunisasi yang lengkap. Anak dengan gejala ISPA non pneumonia dapat dirawat di rumah, sedangkan yang mengalami
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang merupakan penyakit umum yang diderita masyarakat. ISPA dapat menyerang bagian atas maupun bawah saluran pernapasan dan sering terjadi pada anak-anak. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, penyebab, gejala, tanda bahaya, perawatan di rumah, dan pencegahan ISPA.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia pada anak, mulai dari epidemiologi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosis, pendekatan MTBS, hingga tata lakana terapi oksigen dan antibiotik. Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang deteksi dini dan penanganan pneumonia pada anak.
Dokumen tersebut merupakan rancangan satuan acara penyuluhan mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang mencakup tujuan, subpokok bahasan, media, kegiatan, evaluasi, sumber, dan materi penyuluhan tentang ISPA seperti pengertian, klasifikasi, penyebab, gejala, penularan, pencegahan dan penanganannya.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan pneumonia. ISPA merupakan penyakit pernapasan yang umum di Indonesia yang dapat menyebabkan kematian pada bayi dan anak-anak. Pneumonia adalah komplikasi berat dari ISPA yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di paru-paru. Dokumen ini menjelaskan gejala, diagnosis, klasifikasi, epidemiologi, dan pencegahan ISPA serta
Dokumen ini membahas tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak, termasuk penyebabnya (virus dan faktor lingkungan), gejalanya (batuk pilek dan sesak napas), penanganannya (istirahat, obat penurun panas, makanan bergizi), dan pencegahannya (imunisasi, kebersihan, hindari asap rokok).
Dokumen ini membahas tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak, termasuk penyebabnya (virus dan faktor lingkungan), gejalanya (batuk pilek dan sesak napas), penanganannya (istirahat, obat penurun panas, makanan bergizi), dan pencegahannya (kebersihan, imunisasi, menjauhkan anak dari penderita).
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit selesma dan influenza yang merupakan infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh beberapa jenis virus. Selesma umumnya disebabkan oleh rhinovirus yang menginfeksi hidung, tenggorokan, dan sinus, sedangkan influenza disebabkan oleh virus influenza yang menyerang sel selaput lendir. Kedua penyakit tersebut menular melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan menimbulkan gejala seperti bat
1. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang umumnya disebabkan oleh bakteri dan virus, dan menyerang anak-anak terutama yang berusia di bawah 2 tahun.
2. Gejala ISPA antara lain batuk, pilek, demam, dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Faktor risiko penularan meliputi usia, status gizi dan imunisasi, serta lingkungan yang lembab.
3. Diagnosis ISPA didasarkan pada pemeriksaan fisik se
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). ISPA merupakan masalah kesehatan penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. Dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan ISPA pada anak.
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan batuk dan pilek, yang dapat disertai sesak nafas atau nafas cepat. Ada dua jenis ISPA yaitu non pneumonia dan pneumonia. Pneumonia dapat berbahaya jika tidak ditangani dan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan, memberikan makanan bergizi, dan imunisasi yang lengkap. Anak dengan gejala ISPA non pneumonia dapat dirawat di rumah, sedangkan yang mengalami
FAIROUZ HUDA GELAR BAZAR UMKM DIVILLA BUKIT TIDARslampangkir3
FAIROUZ HUDA GELAR BAZAR UMKM DIVILLA BUKIT TIDAR
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Malang resmi mendukung tokoh milenial Jawa Timur, Fairouz Huda, untuk maju di Pilwali Kota Malang 2024. Dukungan ini dideklarasikan dalam acara bazar UMKM yang diadakan di RT 6 Villa Bukit Tidar, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Sabtu (08/06/2024) malam.
Dalam acara tersebut, sekitar 25 pelaku UMKM membuka stand dan mempromosikan produk mereka dengan antusias. Fairouz Huda, atau akrab disapa Kak Fai, hadir di lokasi dan menyapa setiap pelaku usaha yang berpartisipasi. Yudi Purwanto, Koordinator Jaringan UMKM, mengungkapkan bahwa kepedulian Kak Fai terhadap UMKM terbukti melalui berbagai inisiatif, termasuk penyelenggaraan bazar ini.
Yudi menjelaskan bahwa minat untuk berpartisipasi dalam bazar sangat tinggi, dengan 50 UMKM mendaftar, namun karena keterbatasan tempat, hanya 25 yang terpilih untuk berpartisipasi. Ia memastikan bahwa acara serupa akan diagendakan lagi di masa mendatang.
Fairouz Huda menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang diberikan dan menegaskan komitmennya untuk mengembangkan UMKM di Kota Malang. Mantan Ketua PC PMII Kota Malang ini memiliki visi besar menjadikan UMKM sebagai ikon kebangkitan ekonomi dan mendukung terwujudnya kota wisata UMKM di Kota Malang. Ia berharap setiap RT di Kota Malang memiliki wirausaha yang dinaungi oleh Badan Usaha Milik RT (BUMRT) dan setiap kecamatan memiliki sentra UMKM.
#pilkadaMalang #calonwakilwalikota #fairouzhuda #kandidatwakilwalikota #kakfai #GetnoWess #KHhasyim #Cawali #Malang
2. Pendahuluan
Infeksi saluran napas akut masih tetap merupakan masalah
utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang
berkembang maupun yang sudah maju.
WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi
akibat penyakit infeksi didunia adalah infeksi saluran napas
akut termasuk pneumonia dan influenza.
Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus
pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6
juta jiwa
3. Definisi
Pneumonia adalah penyakit pernapasan akut yang menyerang jaringan
parenkim paru.
Menurut PDPI (Perhimpunan Doker Paru Indonesia)
suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri,
virus, jamur, parasit).
Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak
termasuk.
Pada kondisi pneumonia, alveoli akan terisi oleh pus dan cairan yang
menyebabkan terbatasnya pengambilan oksigen pada penderitanya
8. Klasifikasi
Berdasarkan
Kuman penyebab
• Pneumonia
bakterial / tipikal
• Pneumonia
atipikal
• Pneumonia virus
• Pneumonia jamur
Berdasarkan klinis
dan epidemiologi
• Pneumonia
komuniti
• Penumonia
nosokomial
• Pneumonia
aspirasi
Berdasarkan lokasi
infeksi
• Pneumonia lobaris
• Bronko pneumonia
• Pneumonia
interstisial
9.
10.
11.
12. Melakukan penilaian (memeriksa) semua Balita Batuk atau sukar bernapas
dengan melakukan hitung napas dan melihat Tarikan dinding dada bawah
kedalam (TDDK)
UPAYA PENEMUAN & TATALAKSANA
PNEUMONIA BALITA
METODE SENSITIVITAS SPESIFISITAS
STETOSKOP 53% 59%
HITUNG NAPAS/ TDDK 77% 58%
13. keluhan utama:
Batuk (< 2 minggu) atau
sukar bernapas
LIHAT DAN DENGAR (anak harus kondisi tenang) :
• Hitung napas dalam 1 menit.
• Perhatikan, adakah Tarikan Dinding Dada bagian bawah Ke
dalam (TDDK)
Klasifikasikan BATUK atau SUKAR BERNAPAS sptTabel 1.
14. TANYAKAN
• Berapa umur anak
• Apakah anak batuk?Berapa lama?
Tanda Bahaya :
• Apakah anak (usia 2bln-<5 tahun)
tidak
bisa minum/menetek?
• Apakah bayi usia <2bln kurang
bisa minum?
• Apakah anak demam/panas?
• Apakah anak kejang?
Lihat :
Hitung napas dalam 1 menit
Adakah TDDK/TDDK kuat ?
Apakah kesadaran anak menurun?
Apakah ada tanda-tanda gizi buruk?
Dengar :
Adakah terdengar stridor?
Adakah terdengar wheezing?
Raba
Adakah terdengar stridor
LIHAT, DENGAR, RABA
(Anak harus tenang)
15. UMUR < 2 BULAN
Kurang bisa minum
Kejang
Kesadaran menurun
Stridor
Wheezing
Demam/dingin
Anak yang mempunyai SALAH SATUTANDA BAHAYA harus
SEGERA DIRUJUK
16. KriteriaTakipneu menurutWHO
•≥ 60 kali/menit
0-2 bulan
•≥ 50 kali/menit
2-12 bulan
•≥ 40 kali/menit
1-4 tahun
•≥ 30 kali/menit
≥ 5 tahun
17.
18.
19. Indikasi Rawat Inap
Frekuensi napas ≥50x/menit
Distress pernapasan
Merintih
Terdapat tanda dehidrasi
Keluarga tidak bisa merawat di rumah
21. Tatalaksana
Pemberian oksigen terutama pada pasien dengan saturasi ≤92% dan pasien dengan
distress pernapasan, evaluasi setiap minimal 4 jam sekali, termasuk pemeriksaan
saturasi oksigen
Hisap lendir
Terapi cairan
Berikan analgetik dan antipiretik
Nebulisasi dengan SABA dan/ atau NACL
Pemberian antibiotik
22. Tarikan dinding dada ke dalam (kuat)
saat anak menarik napas
Tatalaksana standar mengajarkan agar tenaga kesehatan memfokuskan
perhatian pada pernapasan anak & bukan pada keparahan batuknya maupun
ada tidaknya demam.
BATAS NAPAS CEPAT
Dihitung dalam keadaan anak
tenang- 1 menit penuh
> 60 x/menit : <2 bl
> 50 x/menit : 2 bl - <1 th
> 40 x/menit : <1 th - <5 th
Pada bayi muda, jika tddk hanya sesekali &
ringan maka bukan tanda pneumonia berat
MEMBUANG
NAPAS
MENARIK
NAPAS
24. Komplikasi
Efusi pleura dan empiema.Terjadi pada sekitar 45% kasus. Cairannya transudat dan steril.
Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat.
Komplikasi sistemik. Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa meningitis.
Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia, anemia pada infeksi kronik, peninggIan ureum
dan enzim hati. Kadang-kadang terjadi peninggian fostase alkali dan bilirubin akibat adanya
kolestasis intrahepatik.
Hipoksemia akibat gangguan difusi.
25. Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative.
Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-
6 minggu akibat kuman anaerob S. aureus, dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa.
Bronkiektasis. Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia, tuberkulosis, atau pneumonia nekrotikans. 10
26. Prognosis
Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus
adalah sebesar 5%, namun dapat meningkat menjadi 60%
pada anak dengan kondisi yang buruk
Adanya leukopenia, ikterus, terkenanya 3 atau lebih
lobus dan komplikasi ekstraparu merupakan petanda
prognosis yang buruk.
Kuman gram negatif menimbulkan prognosis yang lebih
jelek.