1. VALIDITAS BUTIR SOAL/VALIDITAS ITEM
JIKA SEORANG GURU BUTIR BUTIR TES YANG MENYEBABKAN SOAL SECARA
KESELURUHAN TERSEBUT JELEK KARENA MEMILIKI VALIDITAS RENDAH
UNTUK SOAL BERBENTUK OBJEKTIF, SKOR UNTUK ITEM BIASANYA DIBERIKAN
SKOR 1 ( UNTUK JAWBAN YANG BENAR) DAN SKOR 0 (UNTUK JAWABAN SALAH
2. TABEL ANALISIS ITEM UNTUK PERHITUNGAN VALIDITAS
ITEM
no Nama butir soal/item skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total
1 Choki 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
2 Yuni 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5
3 Oktaf 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4
4 Wendi 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5
5 Diana 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6
6 Paul 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4
7 Susana 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7
8 Helen 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
Variabel X adalah butir soalnya dan variabel Y adalah skor total
3. Contoh menghitung analisis item dengan rumus
korelasi product moment
Misal menghitung validitas item No. 6
no nama No 6 skor total X2 Y2 XY
X Y
1 Choki 1 8 1 64 8
2 Yuni 0 5 0 25 0
3 Oktaf 1 3 1 9 3
4 Wendi 1 5 1 25 5
5 Diana 1 6 1 36 6
6 Paul 0 4 0 16 0
7 Susana 1 7 1 49 7
8 Helen 1 8 1 64 8
Jml 6 46 6 288 37
Jika dimasukan ke rumus korelasi product moment diperoleh hasil
rxy = 0,421
Jika dibandingkan dengan tabel maka disimpulkan item no 6
bervaliditas cukup
4. VALIDITAS FAKTOR
1. PADA DASARNYA SETIAP POKOK BAHASAN DALAM PELAJARAN TERDIRI DARI
BERBAGAI SUB ATAU FAKTOR.
2. APABILA SEORANG GURU INGIN MENGEVALUASI PENGUASAAN SISWA DIMASING
MASING FAKTOR MAKA HARUS DI ANALISIS PER FAKTOR TEREBUT
MISAL INGIN MENGEVALUASI PENGUASAAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
DENGAN 3 POKOK BAHASAN YAITU JURNAL UMUM, JURNAL PENYESUAIAN DAN
PERHITUNGAN LABA RUGI .
MISAL DIBUAT DALAM 30 SOAL MULTIPLE CHOICE, JURNAL UMUM 8 SOAL, JURNAL
PENYESUAIAN 10 SOAL DAN PERHITUNGAN LABA RUGI 12 SOAL
5. MISAL INGIN MENGETAHUI VALIDITAS FAKTOR 1 YAITU JURNAL UMUM
NAMA SKOR FAKTOR 1 SKOR TOTAL X 2 Y2 XY
X Y
AMIR 6 19 36 361 114
HASAN 7 25 49 625 175
NINDA 4 17 16 289 68
WARIH 3 12 9 144 36
IRZAL 8 29 64 841 232
GANDI 6 23 36 529 138
SANTO 5 19 25 361 95
TINI 7 26 49 676 182
YANTI 5 16 25 256 80
HAMID 4 15 16 225 60
DEDI 7 26 49 676 182
DESI 8 30 64 900 240
WAHYU 5 20 25 400 100
75 277 463 6283 1702
6. RELIABILITAS
1. TES DAPAT DIKATAKAN MEMPUNYAI REALIBILITAS YANG TINGGI JIKA TES
TERSEBUT DAPAT MEMBERIKAN HASIL YANG TETAP (BERHUBUNGAN
DENGAN KETETAPAN HASIL TES)
2. KONSEP REALIBITAS BERKAITAN DENGAN PEMOTRETAN BERKALI KALI
3. INSTRUMEN YANG BAIK JIKA DAPAT DENGAN AJEG MEMBERIKAN DATA
YANG SESUAI DENGAN KENYATAAN
CARA MENCARI BESARNYA RELIABILITAS
1. METODE BENTUK PARALEL (EQUIVALENT)
2. METODE TES BERULANG (TEST RETEST METHOD)
3. METODE BELAH DUA/SPLIT HALT METHOD
7. METODE BENTUK PARALEL (EQUIVALENT)
1. DUA BUAH TES YANG MEMPUNYAI KESAMAAN TUJUAN,
TINGKAT KESUKARAN, DAN SUSUNAN TETAPI BUTIR BUTIR
SOALNYA BERBEDA
2. MISAL TES AKUNTANSI SERI A YANG AKAN DICARI
RELIABILITASNYA DAN TES SERI B DITESKAN KEPADA SISWA
YANG SAMA, KEMUDIAN HASILNYA DI KORELASIKAN
3. KOEFISIEN KORELASI DARI KEDUA HASIL TES INILAH YANG
MENUNJUKAN KOEFISIEN RELIABILITAS TES SERI A
4. JIK KOEFISIENNYA TINGGI MAKA TES TERSEBUT SUDAH
RELIABEL DAN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT PENGETS
YANG ANDAL
5. PENGGUNAAN METODE INI BAIK KARENA SISWA DIHDAPKAN
PADA 2 MACAM TES SEHINGGA TIDAK ADA FAKTOR “MASIH
INGAT SOALNYA”
6. KELEMAHAN METODE INI PEKERJAAN PENGETS MENJADI
BERAT KARENA HARUS MENYUSUN DUA SERI TES, DAN
WAKTU YANG LAMA UNTUK MENCOBAKAN 2 KALI TES
8. METODE TES ULANG (TEST RETEST METHOD)
1. DILAKUKAN UNTUK MENGHINDARI
PENYUSUNAN 2 SERI TES
2. CUKUP SATU TES DIUJIKAN 2 KALI KEMUDIAN
HASILNYA DIHITUNG KORELASINYA
3. TENGGANG WAKTU PEMBERIAN TES JADI
PERMASALAHAN (DEKAT YANG DITES MASIH
INGAT, TERLALU JAUH YANG DITES SUDAH
MEMPELAJARI YANG LAIN.
4. HASIL TES KEDUA CENDERUNG LEBIH BAIK ,
YANG PENTING ADANYA KESEJAJARAN/
KETETAPAN HASIL YANG DITUNJUKAN DENGAN
KOEFISIEN YANG TINGGI (LIHAT HAL 92, BUKU
SUHARSIMI)
9. METODE BELAH DUA/SPLIT HALT METHOD
1. BUTIR SOAL HARUS GENAP
2. YANG DIBELAH ADALAH BUTIR SOAL DENGAN
CARA:
A. MEMBELAH ATAS ITEM GENAP DAN GANJIL
B. MEMBELAH ATAS ITEM AWAL DAN AKHIR
