Pmk 19 th 2014 tentang dana kapitasi jknIrman Gapur
Peraturan ini mengatur penggunaan dana kapitasi JKN pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah. Dana kapitasi digunakan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional, dengan alokasi minimal 60% untuk jasa pelayanan dan sisanya untuk biaya operasional. Peraturan ini juga mengatur pembagian jasa pelayanan kepada tenaga kesehatan dan penggunaan dana untuk biaya oper
Surat edaran ini membahas langkah-langkah pelaksanaan penerima bantuan iuran jaminan kesehatan tahun 2014, termasuk verifikasi data penerima untuk mencegah ketidaktepatan sasaran, serta pembentukan unit pengaduan masyarakat.
Dokumen tersebut merupakan Peraturan Pemerintah tentang penetapan pensiun pokok untuk purnawirawan, janda/duda, tunjangan anak yatim/piatu, dan tunjangan orang tua anggota TNI. Peraturan ini menetapkan kenaikan pensiun pokok dan tunjangan sejak 1 Januari 2015 sesuai dengan kenaikan gaji pokok anggota TNI.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pemberian gaji/pensiun/tunjangan bulan ketiga belas tahun 2015 kepada PNS, TNI, Polri, pejabat negara, dan penerima pensiun sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian dan prestasi mereka. Peraturan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun 2015.
Peraturan Pemerintah ini menetapkan penyesuaian pensiun pokok Purnawirawan, Warakawuri/Duda, tunjangan Anak Yatim/Piatu, Anak Yatim Piatu, dan tunjangan Orang Tua Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sejak 1 Januari 2015 seiring dengan kenaikan gaji pokok anggota Kepolisian. Peraturan ini juga mengatur tambahan penghasilan bagi penerima pensiun yang mengalami penurunan penghasilan akibat
Peraturan ini mengatur pencegahan kecurangan dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan di Indonesia. Ada 4 subjek yang dapat melakukan kecurangan yaitu peserta, petugas BPJS Kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan, dan penyedia obat/alat kesehatan. Bentuk kecurangan yang diatur meliputi klaim palsu, penyalahgunaan dana kapitasi, komisi tidak sah, dan penarikan biaya yang seharusnya ditanggung. Aturan ini
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNNur Fadillah
Undang-undang ini membahas tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia yang bertujuan memberikan perlindungan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak. Sistem ini diselenggarakan oleh beberapa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial seperti JAMSOSTEK, TASPEN, ASABRI, dan ASKES di bawah pengawasan Dewan Jaminan Sosial Nasional. Program-program jaminan sosial yang di
Pmk 19 th 2014 tentang dana kapitasi jknIrman Gapur
Peraturan ini mengatur penggunaan dana kapitasi JKN pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah. Dana kapitasi digunakan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional, dengan alokasi minimal 60% untuk jasa pelayanan dan sisanya untuk biaya operasional. Peraturan ini juga mengatur pembagian jasa pelayanan kepada tenaga kesehatan dan penggunaan dana untuk biaya oper
Surat edaran ini membahas langkah-langkah pelaksanaan penerima bantuan iuran jaminan kesehatan tahun 2014, termasuk verifikasi data penerima untuk mencegah ketidaktepatan sasaran, serta pembentukan unit pengaduan masyarakat.
Dokumen tersebut merupakan Peraturan Pemerintah tentang penetapan pensiun pokok untuk purnawirawan, janda/duda, tunjangan anak yatim/piatu, dan tunjangan orang tua anggota TNI. Peraturan ini menetapkan kenaikan pensiun pokok dan tunjangan sejak 1 Januari 2015 sesuai dengan kenaikan gaji pokok anggota TNI.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pemberian gaji/pensiun/tunjangan bulan ketiga belas tahun 2015 kepada PNS, TNI, Polri, pejabat negara, dan penerima pensiun sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian dan prestasi mereka. Peraturan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun 2015.
Peraturan Pemerintah ini menetapkan penyesuaian pensiun pokok Purnawirawan, Warakawuri/Duda, tunjangan Anak Yatim/Piatu, Anak Yatim Piatu, dan tunjangan Orang Tua Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sejak 1 Januari 2015 seiring dengan kenaikan gaji pokok anggota Kepolisian. Peraturan ini juga mengatur tambahan penghasilan bagi penerima pensiun yang mengalami penurunan penghasilan akibat
Peraturan ini mengatur pencegahan kecurangan dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan di Indonesia. Ada 4 subjek yang dapat melakukan kecurangan yaitu peserta, petugas BPJS Kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan, dan penyedia obat/alat kesehatan. Bentuk kecurangan yang diatur meliputi klaim palsu, penyalahgunaan dana kapitasi, komisi tidak sah, dan penarikan biaya yang seharusnya ditanggung. Aturan ini
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNNur Fadillah
Undang-undang ini membahas tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia yang bertujuan memberikan perlindungan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak. Sistem ini diselenggarakan oleh beberapa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial seperti JAMSOSTEK, TASPEN, ASABRI, dan ASKES di bawah pengawasan Dewan Jaminan Sosial Nasional. Program-program jaminan sosial yang di
Peraturan Pemerintah ini menetapkan kenaikan pensiun pokok pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan janda/dudanya sejalan dengan kenaikan gaji pokok PNS. Pensiun pokok disesuaikan dan ditingkatkan 4% bagi yang pensiun sebelum 2001.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang penetapan pensiun pokok pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan janda/dudanya sehubungan dengan adanya perubahan gaji pokok PNS. Pensiun pokok PNS dan janda/dudanya yang dipensiunkan setelah peraturan ini ditetapkan akan dihitung berdasarkan lampiran yang tercantum. Pensiun pokok PNS dan janda/dudanya yang sudah dipensiunkan sebelumnya akan dises
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...Antonius Psb
Dokumen tersebut merupakan peraturan tentang penyelenggaraan jaminan kesehatan yang mengatur tentang kepesertaan, iuran, pelayanan kesehatan, kendali mutu dan biaya, serta pelaporan. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis peserta program jaminan kesehatan seperti PBI, pekerja, dan non pekerja beserta anggota keluarganya serta tata cara pendaftaran peserta.
Peraturan Bupati Pakpak Bharat menetapkan program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) untuk memberikan perlindungan dan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Pakpak Bharat yang belum tercakup dalam program nasional. Jamkesda akan menyediakan pelayanan kesehatan tingkat dasar di puskesmas dan tingkat lanjut di rumah sakit, serta menetapkan peserta, pembiayaan, dan ketentuan pelaksanaannya.
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKNErie Gusnellyanti
Peraturan ini menetapkan pedoman pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia dan mengatur tentang tujuan, sasaran, dan ruang lingkup pelaksanaan program JKN.
Permen desapdtt no 7 thn 2020 ttg perubahan kedua atas permendesapdtt n0 11 t...Pemdes Seboro Sadang
Peraturan ini mengatur perubahan kedua atas prioritas penggunaan dana desa tahun 2020, termasuk menambahkan ketentuan tentang bantuan langsung tunai desa untuk keluarga miskin yang terdampak pandemi Covid-19 serta mekanisme pemberiannya."
Peraturan ini menetapkan tarif layanan untuk Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Tulungagung pada Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai badan layanan umum, meliputi tarif berdasarkan kelas, tidak berdasarkan kelas, dan farmasi.
Panduan ini menjelaskan tentang peserta dan proses pendaftaran menjadi peserta program jaminan kesehatan BPJS, termasuk hak, kewajiban, dan dokumen yang dibutuhkan. Peserta terdiri dari pekerja penerima upah, pekerja bukan penerima upah, dan bukan pekerja. Pendaftaran dapat dilakukan secara kolektif maupun perorangan dengan mengisi formulir dan menyertakan berkas tertentu.
Materi ini saya buat untuk memberikan pemahaman pada relawan Jamkeswatch yang baru bergabung untuk lebih memahami tentang Jamkeswatch dan BPJS Kesehatan.
PMK NO 19 tahun 2014 dana kapitasi JKN Irman Gapur
Peraturan ini mengatur penggunaan dana kapitasi JKN pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah. Dana kapitasi digunakan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional, dengan alokasi minimal 60% untuk jasa pelayanan dan sisanya untuk biaya operasional. Peraturan ini juga mengatur pembagian jasa pelayanan kepada tenaga kesehatan dan penggunaan dana untuk obat,
Peraturan Pemerintah ini menetapkan kenaikan pensiun pokok pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan janda/dudanya sejalan dengan kenaikan gaji pokok PNS. Pensiun pokok disesuaikan dan ditingkatkan 4% bagi yang pensiun sebelum 2001.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang penetapan pensiun pokok pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan janda/dudanya sehubungan dengan adanya perubahan gaji pokok PNS. Pensiun pokok PNS dan janda/dudanya yang dipensiunkan setelah peraturan ini ditetapkan akan dihitung berdasarkan lampiran yang tercantum. Pensiun pokok PNS dan janda/dudanya yang sudah dipensiunkan sebelumnya akan dises
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...Antonius Psb
Dokumen tersebut merupakan peraturan tentang penyelenggaraan jaminan kesehatan yang mengatur tentang kepesertaan, iuran, pelayanan kesehatan, kendali mutu dan biaya, serta pelaporan. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis peserta program jaminan kesehatan seperti PBI, pekerja, dan non pekerja beserta anggota keluarganya serta tata cara pendaftaran peserta.
Peraturan Bupati Pakpak Bharat menetapkan program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) untuk memberikan perlindungan dan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Pakpak Bharat yang belum tercakup dalam program nasional. Jamkesda akan menyediakan pelayanan kesehatan tingkat dasar di puskesmas dan tingkat lanjut di rumah sakit, serta menetapkan peserta, pembiayaan, dan ketentuan pelaksanaannya.
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKNErie Gusnellyanti
Peraturan ini menetapkan pedoman pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia dan mengatur tentang tujuan, sasaran, dan ruang lingkup pelaksanaan program JKN.
Permen desapdtt no 7 thn 2020 ttg perubahan kedua atas permendesapdtt n0 11 t...Pemdes Seboro Sadang
Peraturan ini mengatur perubahan kedua atas prioritas penggunaan dana desa tahun 2020, termasuk menambahkan ketentuan tentang bantuan langsung tunai desa untuk keluarga miskin yang terdampak pandemi Covid-19 serta mekanisme pemberiannya."
Peraturan ini menetapkan tarif layanan untuk Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Tulungagung pada Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai badan layanan umum, meliputi tarif berdasarkan kelas, tidak berdasarkan kelas, dan farmasi.
Panduan ini menjelaskan tentang peserta dan proses pendaftaran menjadi peserta program jaminan kesehatan BPJS, termasuk hak, kewajiban, dan dokumen yang dibutuhkan. Peserta terdiri dari pekerja penerima upah, pekerja bukan penerima upah, dan bukan pekerja. Pendaftaran dapat dilakukan secara kolektif maupun perorangan dengan mengisi formulir dan menyertakan berkas tertentu.
Materi ini saya buat untuk memberikan pemahaman pada relawan Jamkeswatch yang baru bergabung untuk lebih memahami tentang Jamkeswatch dan BPJS Kesehatan.
PMK NO 19 tahun 2014 dana kapitasi JKN Irman Gapur
Peraturan ini mengatur penggunaan dana kapitasi JKN pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah. Dana kapitasi digunakan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional, dengan alokasi minimal 60% untuk jasa pelayanan dan sisanya untuk biaya operasional. Peraturan ini juga mengatur pembagian jasa pelayanan kepada tenaga kesehatan dan penggunaan dana untuk obat,
Peraturan ini mengatur penggunaan dana kapitasi JKN untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional di fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah. Dana kapitasi harus dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional, dengan alokasi minimal 60% untuk pembayaran jasa pelayanan. Besaran alokasi ditetapkan setiap tahun dengan mempertimbangkan
Peraturan Pemerintah ini mengatur penyesuaian iuran program jaminan sosial ketenagakerjaan selama bencana Covid-19, yaitu kelonggaran batas waktu pembayaran iuran menjadi tanggal 30 bulan berikutnya, keringanan iuran JKK dan JKM menjadi 1% dari tarif normal, serta penundaan pembayaran sebagian iuran JP. Tujuannya memberikan pelindungan bagi peserta dan kelangsungan usaha selama pandemi.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 menetapkan standar teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan. Standar ini mencakup jenis pelayanan dasar, mutu pelayanan, dan petunjuk teknis pemenuhannya. Tujuannya untuk memastikan setiap warga negara memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas.
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...Muh Saleh
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yang
selanjutnya disebut SPM Kesehatan merupakan
ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar
yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...Rendra GUnawan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 menetapkan standar teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan. Standar ini mencakup jenis pelayanan dasar, mutu pelayanan, dan petunjuk teknis pemenuhannya. Tujuannya untuk memastikan setiap warga negara memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2019
TENTANG
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR
PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut SPM Kesehatan merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 menetapkan standar teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan. Standar ini mencakup jenis pelayanan dasar, mutu pelayanan, dan petunjuk teknis pemenuhannya. Tujuannya untuk memastikan setiap warga negara memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas.
Peraturan Presiden ini mengatur perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan. Perubahan tersebut meliputi penyesuaian besaran iuran untuk program Jaminan Kesehatan bagi berbagai kategori peserta serta pembagian tanggung jawab pembayaran antara pemerintah pusat, daerah, dan peserta.
Peraturan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh warga negara. Standar Pelayanan Minimal mencakup berbagai layanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, balita, anak sekolah, dewasa, lansia, dan penyakit kronis tertentu.
Peraturan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh warga negara. Standar pelayanan minimal mencakup berbagai aspek pelayanan kesehatan seperti ibu hamil, persalinan, balita, penyakit menular dan nonmenular tertentu.
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133Herry Abi
Peraturan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh warga negara. Standar pelayanan minimal mencakup berbagai aspek pelayanan kesehatan seperti ibu hamil, persalinan, balita, penyakit menular dan nonmenular tertentu.
Peraturan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh warga negara. Standar Pelayanan Minimal mencakup berbagai layanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, balita, anak sekolah, dewasa, lansia, dan penyakit kronis tertentu.
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
Peraturan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh warga negara. Standar Pelayanan Minimal mencakup berbagai layanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, balita, anak sekolah, dewasa, lansia, dan penyakit kronis tertentu.
Similar to Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019 (20)
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019
1. SALINAN
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 82 TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 2015
TtrNTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA
DAN JAMINAN KEMATIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang a bahwa untuk meningkatkan pelayanan serta
kesejahteraan peserta jaminan sosial ketenagakerjaan
khususnya peningkatan manfaat Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian, perlu dilakukan perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kcmatian;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Pemerintah tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian;
Me ngingat Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2OO4 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor aaSQ;
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2Oll tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OIl Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
b
I
2
3
SK No 024096 A
4. Peraturan
2. 4
PRESIDEN
REPUSLIK INDONESIA
-2-
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2Ol5 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara
Repubiik Indonesia Nomor 57 A);
MEMUTUSI(AN:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 2015
TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN
KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 154, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 57141, diubah
sebagai berikut:
Ketentuan ayai (2) huruf a angka 6 dan angka 11, huruf b
angka 1, angka 7, dan angka 8, ayat (3), ayat (5), dan
ayat (6) Pasal 25 diubah dan setelah angka 12 ayat (21
huruf a Pasal 25 ditambahkan 2 (dua) angka, yakni
angka 13 dan angka 14, sehingga Pasal 25 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 25
(1) Peserta yang mengalami Kecelakaan Kerja atau
penyakit akibat keda berhak atas manfaat JKK.
(21 Manfaat JKK sebagaimana dimaksud pada. ayat (1)
berupa:
a. pelayanarr kesehatan sesuai kebutuhan medis
yang meliputi:
1. pemeriksaan dasar dan penunjang;
2. perawat-an tingkat pertama dan lanjutan;
3. rawat inap kelas I rumah sakit pemerintah,
rurnah sakit pemerintah daerah, atau
rurnah sakit swasta yang setara;
4. pcrarvatarr intcnsif;
Menetapkan
1
SK No 008809 A
5. penunjang
3. b
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
5. penunjang diagnostik;
6. penanganan, termasuk komorbiditas dan
komplikasi yang berhubungan dengan
Kecelakaan Kerja dan penyakit akibat kerja;
7. pelayanan khusus;
8. alat kesehatan dan implan;
9. jasa dokter/medis;
10. operasi;
1 1. pelayanan darah;
12. rehabilitasi medik;
13. perawatan di rumah bagi Peserta yang tidak
memungkinkan melanjutkan pengobatan ke
rumah sakit; dan
14. pemeriksaan diagnostik dalam penyelesaian
kasus penyakit akibat kerja;
santunan berupa uang meliputi:
1. penggantian biaya transportasi terdiri atas:
a. biaya transportasi Peserta yang
mengalami Kecelakaan Kerja atau
penyakit akibat kerja, ke rumah sakit
dan/atau ke rumahnya, pertolongan
pertama pada kecelakaan, dan rujukan
ke rumah sakit lain; dan latau
b. biaya transportasi peserta yang
mengikuti program kembali kerja
menuju dan pulang dari fasilitas
peiayanan kesehatan dan balai latihan
kerja;
2. santunan sementara tidak mampu bekerja;
3. santunan Cacat sebagian anatomis, Cacat
sebagian fungsi, dan Cacat total tetap;
4. santunan kematian dan biaya pemakaman;
5. santunan berkala yang dibayarkan
sekaligus apabila Peserta meninggal dunia
atau Cacat total tetap akibat Kecelakaan
Kerja atau penyakit akibat kerja;
6. biaya rehabilitasi berupa penggantian alat
bantu (orthose) dan/atau alat pengganti
(prothese);
7. penggantian biaya gigi tiruan, alat bantu
dengar, dan kacarnata; dan/atau
SK No 008810 A
8. beasiswa
4. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
8. beasiswa pendidikan bagi anak dari Peserta
yang meninggal dunia atau Cacat total tetap
akibat Kecelakaan Keda.
(3) Beasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
b angka 8 diberikan untuk paling banyak 2 (dua)
orang ana.k Peserta, yang diberikan berkala setiap
tahun sesuai dengan tingkat pendidikan anak
Peserta.
(4) Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (21
huruf a dilakukan paling lama 1 (satu) tahun sekali
cleh Menteri.
(5) Manfaat JKK sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
ayat (3), dan persentase Cacat tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian
dan persyaratan memperoleh manfaat beasiswa
pendidikan bagi anak dari Peserta sebagaimana
dimaksud pada ayat (21 huruf b angka 8 diatur
dengan Peraturan Menteri.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a diatur dengan Peraturan Menteri
berkoordinasi dengan kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
2. Ketentuan Pasal 26 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 26
Hak Peserta dan/atau Pemberi Kerja selain penyelenggara
negara untuk menuntut manfaat JKK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) menjadi gugur apabila
telah lewat waktu 5 (lima) tahun sejak Kecelakaan Kerja
terjadi atau sejak penyakit akibat kerja didiagnosis'
3. Ketentuan Pasal 34 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 34
(1) Manfaat JI(M riiberikan apabila Peserta meninggal
dunia dalam mASa aktif, terdiri atas:
a. santunan sekaligus Rp20.O00.000,0O (dua
puluh jrrta rtroiah) diberikan kepada ahll waris
Peserta;
b. santunan .
SK No 00881 1 A
5. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
b. santunan berkala yang dibayarkan sekaligus
sebesar Rp12.000.00O,00 (dua belas juta rupiah)
diberikan kepada ahli waris Peserta;
c. biaya pemakaman sebesar Rp10.0O0.000,00
(sepuluh juta rupiah) drberikan kepada ahli
waris Peserta; dan
d. beasiswa pendidikan bagi anak dari Peserta yang
telah memiliki masa iur paling singkat 3 (tiga)
tahun dan meninggal dunia bukan akibat
Kecelakaan Kerja.
(2) Dalam hal Peserta tidak ada ahli waris, biaya
pemakaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c diberikan kepada pihak yang mengurus
pemakaman.
(3) Beasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d diberikan untuk paling banyak 2 (dua) orang anak
Peserta yang diberikan berkala setiap tahun sesuai
dengan tingkat pendidikan anak Peserta.
(4) Manfaat JKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam' Lampiran III yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah
ini.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian
dan persyaratan memperoleh beasiswa pendidikan
bagi anak dari Peserta sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d diatur dengan Peraturan Menteri.
4. Lampiran I diubah menjadi sebagaimana terlampir yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Pemerintah ini.
5. Lampiran III diubah menjadi sebagaimana terlampir yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Pemerintah ini.
Pasal II
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
dir,rndangkan.
Agar. . .
SK No008812 A
6. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 November 2Ol9
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 Desember 2Ol9
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OI9 NOMOR 231
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ti Bidang Hukum dan
dang-r-rndangan,
ttd
*
j;( !hii)
SK No 004898 A
ilvanna Djaman
7. PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 2015
TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA
DAN JAMINAN KEMATIAN
UMUM
Sistem Jaminan Sosial Nasional pada dasarnya merupakan program
negara yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini,
setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup
yang layak apabila terjadi hal yang dapat mengakibatkan hilang atau
berkurangnya pendapatan, karena mengalami Kecelakaan Kerja atau
meninggal dunia. Program tersebut dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.
Bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan dan kesejahteraan Peserta
jaminan sosial ketenagakerjaan, perlu dilakukan perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian berupa
peningkatan dan pengembangan manfaat program Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian bagi Peserta jaminan sosial ketenagakerjaan
antara lain manfaat perawatan di rumah (home care), beasiswa pendidikan
bagi anak dari Peserta, dan manfaat lainnya.
Peraturan Pemerintah ini memuat perubahan manfaat program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jarninan Kematian.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal I
Angka 1
Pasal 25
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "penyakit akibat kerja" adalah
penyakit yang disebabkar, oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja.
I
SK No 008814 A
Ayat .
82 2019
8. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan medis" adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan sesuai kebutuhan
pengobatan dan perawatan akibat Kecelakaan
Kerja atau penyakit akibat kerja sesuai standar
yang ditetapkan Menteri, sampai Pekerja
dinyatakan sembuh, Cacat, atau meninggal dunia
berdasarkan surat keterangan dokter yang
memeriksa, dok*,er yang merawat dan/atau dokter
penasehat.
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Cukup jelas
Angka 3
Yang dimaksud dengan "rumah sakit
pemerintah atau rumah sakjt pemerintah
daerah" antara lain Rumah Sakit Umum,
Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit
Angkatan Laut, Rumah Sakit Angkatan
Darat, dan Rumah Sakit Polri.
Angka 4
Cukup jelas.
Angka 5
Cukup jelas
Angka 6
Cukup jelas
Angka 7
Cukup jelas.
Angka 8
Cukup jelas
Angka 9
Cukup jelas
Angka 10
Crrk,rp jt'las
SK No 00881 5 A
Angka
9. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
4
-J-
Angka 1 1
Cukup jelas
Angka 12
Cukup jelas
Angka 13
Cukup jelas.
Angka 14
Cukup jelas
Huruf b
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Cukup jelas
Angka 3
Yang dimaksud dengan "Cacat sebagian
anatomis" adalah keadaan berkurang atau
hilangnya sebagian anggota badan yang
secara langsung atau tidak langsung
mengakibatkan berkurang atau hilangnya
kemampuan Pekerja untuk menjalankan
pekerjaannYa.
Yang dimaksud dengan "Cacat sebagian
fungsi" adalah keadaan berkurang atau
hilangnya sebagian fungsi anggota badan
yang secara langsung atau tidak langsung
mengakibatkan berkurang atau hilangnya
kemampuan Pekerja untuk menjalankan
pekerjaannya.
Yang dimaksud dengan "Cacat total tetap"
adalah cacat Yang mengakibatkan
ketidakmampuan seseorang untuk
melakukan pekerjaan.
Angka 4
Cukup jelas
Angka 5
Cukup jelas
SK No 024097 A
Angka
10. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
Angka 6
Cukup jelas
Angka 7
Cukup jelas.
Angka 8
Beasiswa pendidikan anak diberikan
kepada anak sah Peserta.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (a)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas.
Angka 2
Pasal 26
Hak untuk menuntut JKK menjadi daluarsa setclah lewat 5
(lima) tahun sejak kejadian Kecelakaan Kerja atau setelah
lewat 5 (lima) tahun sejak penyakit akibat kerja didiagnosis.
Hai ini disebabkan apabila tuntutan dilakukan setelah
lewat 5 (lima) tahun, dikhawatirkan tempat kejadian
Kecelakaan Kerja atau dokumen bukti penyakit akibat kerja
telah berubah, saksi yang diperlukan sudah tidak ada, atau
data pendukung sulit untuk dicari.
Oleh karenanya ada kewajiban Pemberi Kerja selain
penyelenggara negara untuk melaporkan setiap terjadi
Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja tidak lebih dari
2 x 24 jam terhitunq sejak terjadinya Kecelakaan Kerja atau
2 x 24 jam terhitung scjak diagnosa penyakit akibat kerja
agar data bukti dan pendukung masih lengkap sehingga
dapat mempermudah penyelesaian kasus Kecelakaan Kerja
atau penyakit akibat kerja.
SK No008817 A
Angka
11. PRESIDEN
REPUBLIK !NDONESI,A
-5-
Angka 3
Pasal 34
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "Peserta meninggal dunia
dalam masa aktif' adalah Peserta yang pada saat
meninggal masih aktif bekerja dan membayar Iuran.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Angka 4
Cukup jelas.
Angka 5
Cukup jelas
Pasal II
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR
SK No008818 A
6427
12. PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 82 TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN
KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
PEMBAGIAN KELOMPOK TINGKAT RISIKO LINGKUNGAN KERJA
TINGKAT RISIKO
LINGKUNGAN
KERJA
JENIS KELOMPOK USAHA
Kelompok I:
Tingkat
RisikoSangat
Rendah
I Penjahitan/ konveksi
2 Pabrik topi
3
Industri pakaian lainnya (Payung,
ikat pinggong, gantungan celana/ bretet)
kulit
4 Pembuatan layar dan krey dari tekstil
5
Pabrik keperluan rumah tangga (sprei, selimut,
terpal, gorden, dan lain-lain yang ditenun)
6 Perdagangan ekspor impor
7
Perdagangan besar lainnya (agen perdagangan
besar, distributor, makelar, dan lain-lain)
8
Perdagangan lainnya (toko, koperasi, penjualan
makanan, dan lain-lain)
9 Bank dan kantor-kantor perdagangan
SK No 024106 A
10. Perusahaan. . .
13. PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
10 Perusahaan pertanggungan / asuran sl
11 Jasa pemerintahan
Apotek, pengobatan, dan kesehatan lainnya
12.
13 Organisasi-organisasi keagamaan
Lembaga kesejahte raan f sosial
t4
15. Persatuan perdagangan dan organisasi buruh
16. Balai penyidikan yang berdiri sendiri
Jasa pengamanan dan jasa umum lainnya seperti
muserrm, perpustakaan, kebun binatang, dan lain-
lain
17
i8 Pemangkas rambut dan salon kecantikan
Peternakan
19
20.
Industri kreatif (animasi, desain grafis, arsitektur,
dan lain lain)
2l Jasa profesi (dokter, Pengacara,
konsultan, dan lain lain)
akuntan,
Reparasi arloji dan lonceng
22
23 Bioskop
Pertanian rakyat
1
Kelompok II:
Tingkat
RisikoRendah
2 Perkebunan gula
J
Perkebunan bukan tahunan, terkecuali gula dan
tembakau
Perkebunan tembakau
4
5
Perkebunan tahunan seperti karet, coklat, kelapa,
dan lain lain
SK No 024098 A
6. Pabrik
14. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
6 Pabrik teh
7 Penggorengan dan pembuatan kopi bubuk
8 Pabrik rokok (sigaret, cerutu, kretek, dan lain lain)
9 Perusahaan tembakau lainnya
Pabrik kina
10
11. Pabrik alat pengangkutan lainnYa
t2 Industri alat pekerjaan, pengetahtlan, pengukuran,
dan pemeriksaan laboratorium
13. Industri alat musik
t4 Pabrik alat olah raga
15. Pabrik mainan anak
16
Perdagangan barang tak bergerak (penyewaan alat,
tanah, rumah, garasi, dan lain-lain)
t7. Jasa perhubungan seperti handy talky dan radio
18. Perusahaan pembuatan film dan pengedar film
19.
Sandiwara, komedi, opera, sirkus, band, dan lain-
lain
20 Jasa hiburan selain sandiwara dan bioskop
2l Perusahaan binatu, laundry
22 Perusahaan potret/ studio Photo
23 Penyiaran radio
24. Rumah makan dan minuman
25 Hotel, penginapan, dan ruang sewa
Pelayanan pengairan
Kelompok III:
Tingkat Risiko
Sedang
1
SK No 008821 A
2. Perusahaan
15. PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
2 Perusahaan kehutanan
Pengumpulan hasil hutan
3
4 Pembakaran arang (di hutan)
5 Perburuan
Pemeliharaan ikan tawar
6
Pemeliharaan ikan laut
7
Penangkapan ikan tawar
8
Pemotongan hewan
9
10. Pemotongan dan pengawetan daging
11. Pengolahan susu dan mentega
t2. Pabrik pengawetan sayuran dan buah
13 Pabrik pengawetan ikan
t4 Penggilingan padi
15. Pabrik tepung (beras, tapioka, dan lain-lain)
Perusahaan pengupasan (kacang tanah dan lain-
lain)
16.
Pabrik roti dan kue
t7
18 Pabrik biskuit
t9 Pabrik gula
20. Pabrik kembang gula, coklat, dan lain-lain
Pabrik mie dan bihun
2t
22 Pabrik kerupuk
23 Pabrik tahu
24 Pabrik kecap
SK No 024101 A
25. Pabrik
16. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
-5-
Pabrik es
Pabrik meubel dari ka1'u dan bahan-bahan lainnya
25
26 Pabrik margarin, minyak goreng, dan lemak
27 Industri makanan lainnya
28 Pabrik minuman dan alkohol
29 Pabrik anggur
30 Pabrik bir
31 Pabrik air soda, sari buah, dan minuman
32 Pabrik pemintalan
33
34
Pemintalan tali sepatu dan Perban
Pertenunan
35 Permadani
36 Pabrik kaos, kaos kaki, dan pabrik rajut
37.
Pabrik tali temali (kabel, pukat, rami, sabut, dan
lain-lain)
Industri tekstil lainnYa
38
39.
Pabrik keperluan kaki, terkecuali sepatu
sandal plastik, dan lain-lain, termasuk
barang plastik
karet,
pabrik
40 Reparasi barang keperluan kaki
4T Pabrik kayu gabus
42 Penggergajian kayu
43 Pabrik peti dan gentong kayu
44 Pembikinan barang kayu lainnya (triplek)
Pembikinan meubel dari rotan dan bambu
45
46
SK No 008823 A
47. Pabrik
17. PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
Pabrik obat/farmasr
Pabrik wangi-wangian dan kecantikan/kosmetik
Pabrik barang untuk rnengkilap
Pabrik kimia lainnya (lilin gambar, obat nyamuk,
pestisida, dan luit',' |ain)
47 Pabrik kertas koran dan karton
48
I
Pabrik barang dari kertas koran dan karton
49 Perusahaan percetakan dan penerbitan
50. Penyamakan kulit dan pekerjaan lanjutan
51
Pabrik barang dari kulit seperti kopor, tas, dan
lainnya
52 Remiling karet
53
Pabrik barang dari karet (ban kendaraan luar dan
dalam, mainan anak-anak, dan lain-lain)
54. Perusahaan vulkanisir
55 Pabrik garam
56 Pabrik zat asam arang dan sejenisnya
Industri kimia pokok lainnya (celupan warna bahan
sintetis, dan lain-lain)
57
58 Terpentin dan damar
59 Industri minyak kelapa
60 Industri minyak kelapa sawit
61
Industri minyak dan gemuk dari tumbuh-
tumbuhan
Minyak dan gemuk dari hewan
Pabrik sabun
62
63
64
65
66
67
SK No 008824 A
68. Distribusi
18. PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-7 -
Industri lain seperti perusahaan plastik,
perusahaan bulu burung, dan pipa tembakau
Perusairaan
distribusi)
air (pengumpulan penyaringan dan
68 Distribusi gas (cokes ouenl
69 Pabrik bahan bangunan dari tanah liat
70 Pabrik gelas dan barang dari gelas
7t. Pabrik barang dari tanah liat dan porselin
72 Pabrik semen
73. Pembakaran gamping
Pabrik tegel, ubin, pipa beton
74
75.
Pabrik barang dari logam (batangan besi, kisi-kisi,
lembaran besi, pipa, dan corong)
76 Pabrik timbangan
77. Pabrik klise dan huruf cetak
78 Pabrik galvanisir (partikel)
79 Pabrik barang logam lainnYa
80 Pabrik dan reparasi mesin iistrik
81 Pembikinan dan reparasi kapal dari kayu
82 Reparasi sepeda dan becak
Perusahaan optik
83.
84 Industri arloji dan lonceng
85 Perusahaan perak
86 Industri barang dari logam mulia
87
88.
89
SK No 008825 A
Pembersihan (sampah dan kotoran)
90. Jasa
19. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
90.
Jasa pengangkutan seperti ekspedisi laut dan
udara
91 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
92. Pabrik cat dan lak
93 Pabrik tinta dan lem
94 Pabrik bata merah dan genteng
95.
Reparasi kendaraan bermotor (mobiI, truk, dan
sepeda motor)
96. Atlit / olahragawan / pelaku olahraga
Kelompok IV:
Tingkat
RisikoTinggi
i Pabrik dari hasil minyak tanah
2 Pabrik barang dari minyak tanah atau batu bara
3
Pabrik dan reparasi mesin (bengkel motor, mobil,
dan mesin)
4 Pembikinan dan reparasi kapal dari baja
5
Pembikinan dan reparasi alat perhubungan kereta
api
6 Pabrik kendaraan bermotor dan bagian-bagiannya
7 Pabrik dan reparasi kapal udara
8 Perusahaan kereta aPi
9 Perusahaan trem dan bus
10
Pengangkutan barang dan penumpang di jalan
(bus, truk, taksi, dan angkutan massal)
11 Penimbunan barangf ueem
t2 Pengolahan limbah/83
13. Perusahaan pengisian bahan bakar gas dan elpiji
SK No 024108 A
14. Pabrik
20. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
t4 Pabrik alkohol dan spiritus
15 Pabrik gas dan yang sejenisnya
16. Pabrik pengecoran besi dan pembuatan baja
17.
Perusahaan listrik/pembangkit, pemindahan dan
distribusi tenaga listrik
18.
Pabrik gas distribusi untuk rumah tangga dan
pabrik-pabrik
19. Industri uap untuk tenaga
20. Penangkapan ikan laut
2l Penangkapan ikan laut lainnYa
22. Pengumpulan hasil laut, terkecuali ikan
23 Lori perkebunan
Kelompok V:
Tingkat
RisikoSangat
Tinggi
1 Penebangan dan pemotongan kayu/panglong
2 Asam belerang
3 Pabrik pupuk
4 Pabrik kaleng
5
Perbaikan rumah, jalan, terusan konstruksi berat,
pipa air, jembatan kereta api, dan instalasi listrik
6 Pengangkutan barang dan penumpang di laut
7 Pengangkutan barang dan penumpang di udara
8 Pabrik korek api
9 Pertambangan minyak mentah dan gas burni
10 Penggalian batu
11 Penggalian tanah liat
SK No 024109 A
12.Penggalian...
21. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 10-
t2 Penggalian pasir
13 Penggalian gamping
14. Penggalian belerang
15 Tambang intan dan batu perhiasan
16. Pertambangan lainnya
17. Tambang emas dan perak
18 Penghasilan batu bara
19 Tambang besi mentah
20 Tambang timah
2t Tambang bauksit
22. Tambang mangan
23 Tambang logam lainnya
24.
Pabrik bahan
kembang api
peledak, bahan petasan, dan pabrik
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
ttd
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Bidang Hukum dan
ang-undangan,
}L
*
-s
t, i..
SK No 004899 A
ilvanna Djaman
22. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN III
PERATURAN PEMERINTAH REPUBL,IK INDONESIA
NOMOR TAHUN
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 44 TAHUN 2OI5 TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN
KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
MANFAAT JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
A. MANFAAT JAMINAN KECELAKAAN KERJA
1. Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis, meliputi:
a. pemeriksaan dasar dan penunjang;
b. perawatan tingkat pertama dan lanjutan;
c. rawat inap kelas I rumah sakit pemerintah, rumah sakit
pemerintah daerah, atau rumah sakit s,*,asta ya,ng setara;
d. perawatan intensif;
e. penunjang diagnostik;
f. penanganan, termasuk komorbiditas dan komplikasi yang
berhubungan dengan Kecelakaan Kerja dan penyakit akibat
keqa;
g. pelayanan khusus;
h. alat kesehatan dan implan;
i. jasa dokter/medis;
j. operasi;
k. pelayanan darah;
l. rehabilitasi medik;
SK No 008829 A
m. perawatan
23. 2
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-2-
m. perawatan di rumah (home care) bagi Peserta yang tidak
memungkinkan melanjutkan pengobatan ke rumah sakit, dengan
ketentuan:
1) dilaksanakan bekerja sama dengan fasilitas pelayanan
kesehatan; dan
2) manfaat diberikan maksimal 1 (satu) tahun dengan batasan
biaya paling banyak sebesar Rp20.000.000,00 (dua puluh juta
rupiah); dan
n. pemeriksaan diagnostik dalam penyelesaian kasus penyakit
akibat kerja.
Santunan berupa uang, meliputi:
a. penggantian biaya transportasi Peserta yang mengalami
Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja, terdiri atas:
1) biaya transportasi Peserta yang mengarami Kecelakaan
Kerja atau penyakit akibat kerja, ke rumah sakit dan/atau
ke rumahnya, pertolongan pertama pada kecelakaan, dan
rujukan ke rumah sakit lain; dan latau
2) biaya transportasi Peserta yang mengikuti program kembali
kerja menuju dan pulang dari fasilitas pelayanan kesehatan
dan balai latihan kerja,
dengan rincian sebagai berikut:
1) iika menggunakan transportasi darat, sungai, atau danau
paling banyak RpS.000.000,00 (lima juta rupiah);
2) jika menggunakan transportasi laut paling banyak Rp
2.000.000,0O (dua juta rupiah);
3) iika menggunakan transportasi udara paling banyak
Rp10.00O.O00,00 (sepuluh juta ruprah); atau
4l iika menggunakan lebih dari 1 (satu) angkutan maka
berhak atas biaya paling banyak dari masing-masing
angkutan yang digunakan;
b. Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB)
i) pemberian STMB dengan rincian sebagai berikut:
a) srMB untuk 6 (enam) bulan pertama diberikan
sebesar IOO% (seratus persen) dari Upah;
b) srMB untuk 6 (enam) bulan kedua diberikan sebesar
loooh (seratus persen) dari Upah;
c) srMB untuk 6 (enam) bulan ketiga dan seterusnya
diberikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari Upah;
SK No 008830 A 2) STMB
24. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
2) srMB dibayar selama Peserta tidak mampu bekerja
sampai Peserta dinyatakan sembuh, cacat sebagian
anatomis, cacat sebagran fungsi, cacat total tetap, atau
meninggal dunia berdasarkan surat keterangan d<,rkter yang
merawat dan/atau dokter penasehat;
c. santunan Cacat, meliputi:
1) cacat sebagian anatomis sebesar yo sesuai tabel x g0 x
Upah sebulan;
2) cacat sebagian fungsi sebesar yo berkurangnya fungsi x %
sesuai tabel x 80 x Upah sebulan;
3) cacat total tetap sebesar 7oo/o x go x Upah sebulan;
d santunan kematian sebesar 600/o x g0 x Upah sebi.rlan, paling
sedikit sebesar manfaat JKM;
e. biaya pemakaman sebesar Rp10.00o.000,00 (sepuluh juta
rupiah);
f. santunan berkala dibayar sekaligus sebesar 24 x Rp50o.o0o,00 =
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah);
g. rehabihtasi berupa alat bantu (orthese) daniatau alat ganti
(trtrothesel bagi Peserta yang anggota badannya hilang atau tidak
berfungsi akibat Kecelakaan Kerja un.tuk
"Ltiap
kaius dengan
patokan harga yang ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi Rumah
Sakit Umum Pemerintah ditambah 4oo/o (empat puluh persen)
' dari harga tersebut serta biaya rehabilitasi medik;
h. penggantian biaya gigi tiruan paring banyak Rp5.000.000,00
(lima juta rupiah);
i. penggantian alat bantu dengar paling banyak Rp2.500.000,00
(dua juta lima ratus ribu rupiah);
j pengantian biaya kacamata paling banyak Rpl.000.000,00 (sat-u
juta rupiah),
k. beasiswa diberikan untuk paling banyak 2 (dua) orang anak
Peserta, yang diberikan berkala setiap tahun sesuai i..rg".
tingkat pendidikan anak peserta dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) pemberian beasiswa paling banyak untuk 2 (dua) orang anak
dengan rincian sebagaj berikut:
a) pendidikan TK sampai dengan SD/sederajat sebesar
Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu nrpiah) per
orang per tah,n, dengan menyelesaikan pendidikan
maksimal 8 (delapan) tahun;
b) pendidikan...
SK No 008831 A
25. PRESIDEN
REFUBLIK INDONESIA
-4-
b) pendidikan SMP/sederajat sebesar Rp2.000.000,00 (dua
juta rupiah) per orang per tahun, dengan menyelesaikan
pendidikan maksimal 3 (tiga) tahun;
c) pendidikan SMA/sederajat sebesar Rp3.000.000,00 (tiga
juta rupiah) per orang per tahun, dengan menyelesaikan
pendidikan maksimal 3 (tiga) tahun;
d) pendidikan tinggi maksimal Strata 1 atau pelatihan
sebesar Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) per
orang per tahun, dengan menyelesaikan pendidikan
maksimal 5 (lima) tahun;
2) pengajuan klaim beasiswa dilakukan setiap tahun;
3) bagi anak dari Peserta yang belum memasuki usia sekolah
sampai dengan sekolah di tingkat dasar pada saat peserta
meninggal dunia atau mengalami cacat total tetap, beasiswa
diberikan pada saat anak memasuki usia sekolah;
4) beasiswa berakhir pada saat anak peserta mencapai usia 23
(dua puluh tiga) tahun atau menikah atau bekerja.
B. MANFAAT JAMINAN KEMATIAN
Manfaat JKM diberikan apabila Peserta meninggal dunia dalam masa
aktif, terdiri atas:
1. santunan sekaligus sebesar Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah)
diberikan kepada ahli waris peserta;
2. santunan berkala yang dibayarkan sekaligus sebesar 24 x
Rp500.000,00 = Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) diberikan
kepada ahli waris peserta;
3. biaya pemakaman sebesar Rp1o.ooo.000,oo (sepuluh juta rupiah)
diberikan kepada ahli waris peserta;
4. beasiswa diberikan untuk paling banyak 2 (dua) orang anak peserta,
yang diberikan berkala setiap tahun sesuai dengan tingkat
pendidikan anak Peserta dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pemberian beasiswa diberikan untuk pating banyak 2 (dua) orang
anak dengan rincian sebagai berikut:
1) pendidikan TK sampai dengan SD/sederajat sebesar
Rpl.5oo.ooo,oo (satu juta lima ratus ribu rupiah) per orang
per tahun, dengan menyelesaikan pendidikan maksimal g
(delapan) tahun;
SK No 008832 A
2) pendidikan
26. C
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
-5-
2) pendidikan sMP/sederajat sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta
rupiah) per orang per tahun, dengan menyelesaikan
pendidikan maksimal 3 (tiga) tahun;
3) pendidikan SMA/sederajat sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta
rupiah) per orang per tahun, dengan menyeleiaikan
pendidikan maksimal 3 (tiga) tahun;
4) pendidikan tinggi maksimal Strata I atau pelatihan sebesar
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) per orang per
tahun, dengan menyelesaikan pendidikan maksimal 5 ltima;
tahun;
b pengajuan klaim beasiswa dilakukan setiap tahun;
c. bagi anak dari Peserta yang belum memasuki usia sekolah
sampai dengan sekolah di tingkat dasar pada saat peserta
meninggal dunia, beasiswa diberikan pada saat anak memasuki
usia sekolah;
d. beasiswa berakhir pada saat anak peserta mencapai usia 23 (dua
puluh tiga) tahun atau menikah atau bekerja.
TABEL PERSENTASE CACAT SEBAGIAN ANATOMIS, CACAT SEBAGIAN
FUNGSI. CACAT TOTAL TETAP, DAN CACAT LAINNYA
. Lengan kanan dari atau dari atas siku ke bawah (untuk
kidal bcriaku sebaliknya)
Lengan kiri dari atau dari atas siku ke bawah 30
5. Tangan kanan dari atau dari atas pergelangan ke bawah
Tangan kiri dari
kidal berlaku se
Kedua belah kaki darl pangkal paha ke bawah
Sebelah kaki darr pangkal paha ke bawah
Kedua belah kaki oari mata kaki ke bawah
10. Sebelah kaki dari mata kaki ke bau,a,h
11. Kedua belah mata
-atau
dari atas pergelangan ke bawah (untuk
baliknyai
28
CACAT % X UPAH
40
Lengan kanan dari sendi bahu kebawah (untuk kidai
berlaku sebalixnya)
Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah
1
35
35
32
70
35
50
25
70
SK No 008833 A
12 Sebelah
27. PRESTDEN
REPUBLTK TNDONESIA
-6-
34 Kehilangan kedua belah daun telinga
% X UPAH
40
5. Cacat hilangnya cuping hidung
6. Perforasi sekat rongga hidung
7. Kehilangan daya penciuman
Hilangnya Kemampuan Kerja fisik:
CACAT
12. Sebelah mata atau diplopia pada penglihatan dekat 35
13. Pendengaran pada kedua belah telinga 40
14. Pendengaran pada sebelah telinga 20
15. Ibu jari tangan kanan 15
16. Ibu jari tangan kiri l2
17. Telunjuk tangan kanan 9
18. Telunjuk tangan kiri 7
19. Salah satu jari lain tangan kanan 4
Salah satu jari lain tangan kiri
21. Ruas pertama telunjuk kanan
3
4,5
2. Ruas pertama telunjuk kiri 3 , 5
3. Ruas pertama jari lain tangan kanan
4. Ruas pertama jari lain tangan kiri
2
1,5
5. Salah satu ibu jari kaki 5
26. Salah satu jari telunjuk kaki 3
27. Salah satu jari kaki lain 2
8. Terkelupasnya kulit kepala 10-30
9. Impotensi
0. Kaki rnemendek sebelah:
- kurang dari 5 cm
- 5 cm sampai kurang dari 7,5 cn-r
- 7,5 cm atau lebih
10
20
30
i Penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap 1O
desibel
2. Penurunan daya dengar sebelah telinga setiap 10 desibel
6
3
33. Kehilangan daun telinga sebelah 5
10
30
15
10
SK No 008834 A
5lo/o
I
28. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7 -
CACAT
- 5lo/o - 7Oo/o
- 26rh - 500/0
- loo/o - 25%
% X UPAH
40
20
5
39. Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70
40. Kehilangan sebagian fungsi penglihatan
Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan lO oh
Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda,
maka efisiensi penglihatan binokuler dihitung dengan
rumus kehilangan efisiensi penglihatan:
(3 x o/o efisensi penglihatan terbaik) + o/o efisiensi
penglihatan terburuk
I
41. Kehiiangan penglihatan warna 10
42. Setiap kehilangan lapangan pandang 7Oo/o 7
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
ttd
ti
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ti Bidang Hukum dan
ang-undangan,
SK No 004900 A
lvanna Djaman
r-
*
-.-i