Dokumen tersebut membahas tentang adab dan tanggung jawab anak terhadap orang tua. Anak diwajibkan untuk taat, hormat, dan berbakti kepada orang tuanya, seperti mendoakan mereka, meminta izin jika keluar rumah, dan menjaga mereka saat tua. Berbuat baik kepada orang tua akan mendatangkan berkah, sementara derhaka akan mengakibatkan azab.
Jalan yang haq dalam menggapai ridha Allah ‘Azza wa Jalla melalui orang tua adalah birrul walidain. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur’an, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya.
“Tahukah kalian, siapakah muflis (orang yang bangkrut) itu?”, mereka (para sahabat) berkata, “Orang bangkrut yang ada diantara kami adalah orang yang tidak ada dirhamnya dan tidak memiliki barang”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan sholat, puasa, dan zakat. Dia datang dan telah mencela si fulan, telah menuduh si fulan (dengan tuduhan yang tidak benar), memakan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan, dan memukul si fulan. Maka diambillah kebaikan-kebaikannya dan diberikan kepada si fulan dan si fulan. Jika kebaikan-kebaikan telah habis sebelum cukup untuk menebus kesalahan-kesalahannya maka diambillah kesalahan-kesalahan mereka (yang telah ia dzolimi) kemudian dipikulkan kepadanya lalu iapun dilemparkan ke neraka.” (HR Muslim IV/1997 no 2581)
PENJELASAN :
Dalam Syarhu as-Sunani Abi Daud oleh Abdul Muhsin al-Ibad (6 : 500), dapat kita baca penjelasan hadits di atas sebagai berikut :
“Para sahabat memahami al-muflis sebagai kebangkrutan duniawi, sedangkan maksud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kebangkrutan ukhrawi. Maka jawab beliau : ‘al-muflis (bangkrut) ialah orang yang di hari kiamat dengan membawa (sebanyak-banyak) pahala shalat, zakat, puasa dan haji; tetapi (sementara itu) datanglah orang-orang yang menuntutnya, karena ketika (di dunia) ia mencaci ini, menuduh itu, memakan harta si ini, melukai si itu, dan memukul si ini. Maka di berikanlah pahala-pahala kebaikannya kepada si ini dan si itu. Jika ternyata pahala-pahala kebaikannya habis sebelum dipenuhi apa yang menjadi tanggungannya, maka diambillah dosa-dosa mereka (orang-orang yang pernah di dzalimi, dipukul, di fitnah), lalu dosa-dosa itu ditimpakan kepadanya. Kemudian dia dicampakkan ke dalam api neraka’.
Sedangkan dalam Syarhu Riyadhu ash-Shalihin oleh ‘Utsaimin (27 : 38-39) disebutkan :
“Adapun yang dimaksud dalam hadits ini adalah informasi kepada para sahabat tentang hal yang tidak diketahui atau mereka tidak mengetahui apa yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, ‘Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu ?’
Merekapun menjawab : ‘Orang yang bangkrut menurut kita adalah mereka yang tidak memiliki uang dan harta benda yang tersisa.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bukan dalam konteks uang dan harta, yaitu sesuatu dari jenis harta. Maksudnya al-muflis dalam konteks seperti ini adalah fakir (miskin) dan pengertian seperti ini sudah dimaklumi orang banyak. Maka apabila ditanyakan, ‘Siapa yang bangkrut ?” Maksudnya adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta, dan ini adalah fakir.
Maka jawab beliau : ‘al-muflis (bangkrut) ialah orang yang di hari kiamat dengan membawa (sebanyak-banyak) pahala shalat, zakat’. Dalam riwayat lain, ‘Orang yang di hari kiamat dengan membawa kebajikan ibarat besarnya gunung’, yaitu orang datang di hari kiamat dengan kebajikan yang banyak.Orang itu penuh dengan kebajikan, tet
Adab Berbakti Kepada orang Tua
Bahwa menaati perintah orang tua adalah wajib, selama bukan untuk maksiat. Bahkan perintah melakukan yang mubah, bila itu keluar dari mulut orang tua, berubah menjadi wajib hukumnya. Kita juga tahu, bahwa harta orang tua harus dijaga, tidak boleh dihamburkan secara percuma, atau bahkan untuk berbuat maksiat. Kita juga meyakini, bahwa bila orang tua kita kekurangan atau membutuhkan pertolongan, kitalah orang pertama yang wajib menolong mereka. Namun itu hanya sebatas keyakinan. Bila tidak ada ‘ikatan janji’ dengan sikap kita, semua itu hanya terwujud dalam bentuk wacana saja, tidak bisa terbentuk menjadi ‘bakti’ terhadap orang tua. Oleh sebab itu, Allah menyebut kewajiban bakti itu sebagai ‘ketetapan’, bukan sekadar ‘perintah’. Berbuat baik kepada kedua orang tua adalah suatu bentuk ibadah yang di utamakan dan merupakan salah satu untuk meraih surganya Allah.
2. KONSEP KEIBUBAPAAN
• Ibu bapa paling rapat
dengan anak-anak.
• Mereka bertanggungjawab
mencari nafkah dan
mendidik anak dari kecil
hingga dewasa.
• Oleh itu anak wajib taat dan
berbakti kepada mereka.
3. Firman Allah SWT:
Maksudnya:Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik)kepada ibubapanya, ibunya telah mengandungkannya
dalam keadaan yang bertambah lemah, dan menyusunya
selama 2 tahun, bersyukurlah kepadaKu dan kedua-dua ibu
bapamu, hanya kepadaKulah kamu kembali.
(Surah Luqman,14)
4. SEBAB WAJIB BERBAKTI
KEPADA IBU BAPA
• Amalan ini dituntut oleh agama.
• Untuk membalas jasa mereka
mendidik kita sejak kecil.
• Supaya anak-anak kita berbakti
pada kita.
• Menjamin keutamaan sistem
kekeluargaan.
5. TANGGUNGJAWAB ANAK KEPADA IBU BAPA
• Berdoa dan memohon ampun
untuk mereka.
• Taati perintah mereka selagi
tidak bercanggah dengan
hukum syarak.
• Merendah diri dan
menghormati mereka.
• Berbakti kepada mereka bila-
bila masa.
• Berbuat baik kepada rakan
mereka.
6. ADAB TERHADAP IBU BAPA
PERCAKAPAN:
• Bercakap dengan hormat
dan sopan.
• Merendahkan suara.
• Tumpu perhatian semasa
mereka bercakap.
• Muka manis semasa
bercakap dengan mereka.
• Guna bahasa yang baik
semasa bercakap dengan
mereka.
7. PERGAULAN:
• Hormat semasa bertemu
mereka.
• Cium tangan mereka
sebelum keluar rumah.
• Minta izin mereka jika
hendak keluar rumah.
• Jangan bersikap kurang
ajar dengan mereka.
8. Firman Allah SWT:
Maksudnya:Dan Tuhanku telah memerintahkan supaya kamu
tidak menyembah selain Dia dan supaya kamu berbuat baik
kepada ibu bapa. Jika salah seorang di antara kedua-duanya
atau kedua-duanya dalam jagaanmu sehingga lanjut usia,
janganlah sekali-kali kamu herdik kedua-duanya dan
ucapkanlah kepada kedua-duanya dengan ucapan yag penuh
kasih sayang dan katakanlah: ’Wahai Tuhanku! Kasihanilah
kedua-duanya sebagaimana mereka mengasihaniku ketika aku
masih kecil’ (Surah al-Israk:23-24)
9. CARA BERBAKTI KEPADA IBU BAPA
SEMASA HIDUP:
• Menjaga mereka semasa tua
dan sakit.
• Memberi nafkah kepada
mereka.
• Selalu menziarahi mereka
sekirannya tidak tinggal
bersama.
• Mendoakan kesejahteraan
mereka.
10. SETELAH MENIGGAL DUNIA:
• Mendoakan keampunan untuk mereka.
• Membayar hutang mereka(kiranya ada).
• Melaksanakan wasiat mereka.
• Berbuaat baik kepada kawan mereka.
11. KESAN BAIK BERBAKTI KEPADA
MEREKA:
• Hidup diberkati.
• Disayangi keluarga.
• Diberi pahala.
• Ikatan keluarga makin kukuh.
• Mendapat balasan syurga di akhirat.
12. AKIBAT DERHAKA KEPADA IBU BAPA
• Hidup tidak diberkati
Allah SWT.
• Runtuhnya institusi
kekeluargaan.
• Mengancam
keharmonian
masyarakat.
• Diazab neraka akhirat
kelak.