Buku pedoman ini memberikan panduan penyusunan rencana anggaran biaya untuk pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Terdiri dari beberapa bab yang membahas tentang penyusunan jenis dan uraian pekerjaan, penghitungan volume pekerjaan, penyusunan koefisien dan harga satuan, analisis harga satuan pekerjaan, serta penyusunan rencana anggaran biaya secara keseluruhan.
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Joy Irman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL) terdiri atas Sistem Terpusat atau Off-site System dan Sistem Setempat atau On-Site System. Sistem setempat diantaranya adalah Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan Bidang Resapan), Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, Biofilter, Upflow Aerobic Filter, Rotating Biological Contactactor atau RBC, Anaerobic Bafle Reactor, Sarana Pengangkut Tinja, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Joy Irman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL) terdiri atas Sistem Terpusat atau Off-site System dan Sistem Setempat atau On-Site System. Sistem setempat diantaranya adalah Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan Bidang Resapan), Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, Biofilter, Upflow Aerobic Filter, Rotating Biological Contactactor atau RBC, Anaerobic Bafle Reactor, Sarana Pengangkut Tinja, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Pelatihan Pengantar Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (terdiri dari beberapa modul dan sub-modul, yaitu Modul (1) Kamus, Istilah dan Definisi, (2) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T), (3) Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S), (4) Kebijakan dan Strategi SPAL, (5) Perencanaan SPAL, (6) Pelaksanaan Konstruksi SPAL, (7) Operasi dan Pemeliharaan SPAL, (8) Kelembagaan, Administrasi dan Pembiayaan, (9) Peran Masyarakat dan Badan Usaha Swasta, (10) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan SPAL, (11) Wewenang dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan SPAL, dan (12) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan SPAL. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
Kepdirjen Cipta karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaan menjelaskan mengenai aspek hukum dan peraturan yang mendasarinya, strategi dan kebijakan penanganan drainase, paradigma baru dalam penanganan drainase, dan berbagai opsi teknologi drainase. Disajikan oleh Direktorat PPLP, Cipta Karya, Kementrian PU.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...Joy Irman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL) terdiri atas Sistem Terpusat atau Off-site System dan Sistem Setempat atau On-Site System. Sistem setempat diantaranya adalah Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan Bidang Resapan), Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, Biofilter, Upflow Aerobic Filter, Rotating Biological Contactactor atau RBC, Anaerobic Bafle Reactor, Sarana Pengangkut Tinja, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Pelatihan Pengantar Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (terdiri dari beberapa modul dan sub-modul, yaitu Modul (1) Kamus, Istilah dan Definisi, (2) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T), (3) Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S), (4) Kebijakan dan Strategi SPAL, (5) Perencanaan SPAL, (6) Pelaksanaan Konstruksi SPAL, (7) Operasi dan Pemeliharaan SPAL, (8) Kelembagaan, Administrasi dan Pembiayaan, (9) Peran Masyarakat dan Badan Usaha Swasta, (10) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan SPAL, (11) Wewenang dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan SPAL, dan (12) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan SPAL. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Joy Irman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL) terdiri atas Sistem Terpusat atau Off-site System dan Sistem Setempat atau On-Site System. Sistem setempat diantaranya adalah Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan Bidang Resapan), Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, Biofilter, Upflow Aerobic Filter, Rotating Biological Contactactor atau RBC, Anaerobic Bafle Reactor, Sarana Pengangkut Tinja, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Joy Irman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL) terdiri atas Sistem Terpusat atau Off-site System dan Sistem Setempat atau On-Site System. Sistem setempat diantaranya adalah Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan Bidang Resapan), Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, Biofilter, Upflow Aerobic Filter, Rotating Biological Contactactor atau RBC, Anaerobic Bafle Reactor, Sarana Pengangkut Tinja, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Pelatihan Pengantar Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (terdiri dari beberapa modul dan sub-modul, yaitu Modul (1) Kamus, Istilah dan Definisi, (2) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T), (3) Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S), (4) Kebijakan dan Strategi SPAL, (5) Perencanaan SPAL, (6) Pelaksanaan Konstruksi SPAL, (7) Operasi dan Pemeliharaan SPAL, (8) Kelembagaan, Administrasi dan Pembiayaan, (9) Peran Masyarakat dan Badan Usaha Swasta, (10) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan SPAL, (11) Wewenang dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan SPAL, dan (12) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan SPAL. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
Kepdirjen Cipta karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaan menjelaskan mengenai aspek hukum dan peraturan yang mendasarinya, strategi dan kebijakan penanganan drainase, paradigma baru dalam penanganan drainase, dan berbagai opsi teknologi drainase. Disajikan oleh Direktorat PPLP, Cipta Karya, Kementrian PU.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...Joy Irman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL) terdiri atas Sistem Terpusat atau Off-site System dan Sistem Setempat atau On-Site System. Sistem setempat diantaranya adalah Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan Bidang Resapan), Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, Biofilter, Upflow Aerobic Filter, Rotating Biological Contactactor atau RBC, Anaerobic Bafle Reactor, Sarana Pengangkut Tinja, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Pelatihan Pengantar Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (terdiri dari beberapa modul dan sub-modul, yaitu Modul (1) Kamus, Istilah dan Definisi, (2) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T), (3) Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S), (4) Kebijakan dan Strategi SPAL, (5) Perencanaan SPAL, (6) Pelaksanaan Konstruksi SPAL, (7) Operasi dan Pemeliharaan SPAL, (8) Kelembagaan, Administrasi dan Pembiayaan, (9) Peran Masyarakat dan Badan Usaha Swasta, (10) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan SPAL, (11) Wewenang dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan SPAL, dan (12) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan SPAL. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahOswar Mungkasa
Bahan disiapkan oleh Enri Damanhuri dan disampaikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
1. Edisi Pertama 2017
BUKU D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYA
PRASARANAIPLT
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PEDOMAN PERENCANAAN
TEKNIK TERINCI INSTALASI PENGOLAHAN
LUMPUR TINJA (IPLT)
5. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
5
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat
(SPALD-S) merupakan sistem pengolahan air limbah
domestik di lokasi sumber menggunakan unit
pengolahan setempat yang selanjutnya lumpur hasil
olahandiangkutdengansaranapengangkutkeInstalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Pengelolaan air
limbah domestik melalui SPALD-S merupakan sistem
yang umumnya diterapkan di Kabupaten/Kota di
Indonesia. Berdasarkan data Riskerdas 2014 cakupan
pelayanan air limbah domestik mencapai 61,04%
dimana 59,04% telah dilayani melalui SPALD-S.
Sesuai Kebijakan dan Strategi Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019,
untuk mencapai 100% pelayanan air limbah domestik
ditargetkan pembangunan IPLT sebanyak 222 unit di
Indonesia.PembangunanIPLTtersebutmembutuhkan
perencanaan yang baik dan terstruktur untuk
menjamin keandalan dan keberlanjutan infrastruktur
terbangun. Dalam rangka pembinaan perencanaan air
limbah domestik, Direktorat Pengembangan PLP telah
menyusun Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknik
Terinci IPLT, sebagai pelaksanaan dari Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik.
Penyusunan pedoman ini telah melalui tahapan
pembahasan dengan pemangku kepentingan di
bidang air limbah domestik. Namun demikian, buku
pedoman ini masih bersifat dinamis sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan di lapangan. Untuk itu,
masukan sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan buku pedoman ini ke depannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para pihak
yang telah membantu dalam penyusunan materi
pedoman. Semoga buku ini dapat digunakan sebagai
acuan dalam perencanaan teknik terinci IPLT, baik di
tingkat Pusat maupun Daerah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.,
Jakarta, April 2018
Ir. Sri Hartoyo, Dipl. SE, ME
Direktur Jenderal Cipta Karya
6. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
6
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................................. 5
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................................ 6
DAFTAR BAGAN ................................................................................................................................................................. 7
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................................................... 7
DAFTAR TABEL.................................................................................................................................................................... 7
BAB I Pendahuluan............................................................................................................................................................ 9
1.1 Lingkup Pekerjaan.................................................................................................................................................. 10
1.2 Referensi................................................................................................................................................................... 10
1.3 Tahapan Penyusunan Rencana Anggaran Biaya................................................................................................ 10
BAB II Penyusunan Jenis Pekerjaan.................................................................................................................................. 13
BAB III Penghitungan Volume Pekerjaan......................................................................................................................... 21
3.1 Pekerjaan Umum..................................................................................................................................................... 22
3.2 Pekerjaan Tanah...................................................................................................................................................... 23
3.3 Pekerjaan Pondasi................................................................................................................................................... 25
3.4 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa...................................................................................................... 26
3.5 Pekerjaan Pembetonan........................................................................................................................................... 26
3.6 Pekerjaan Pengembalian Kondisi Perkerasan dan Beton................................................................................. 27
3.7 Penghitungan Durasi Pekerjaan........................................................................................................................... 27
BAB IV Penyusunan Koefisien Penghitungan Harga Satuan......................................................................................... 29
BAB V Penyusunan Daftar Harga Satuan Dasar............................................................................................................. 33
5.1 Penyusunan Harga Satuan Bahan......................................................................................................................... 34
5.2 Penyusunan Harga Satuan Tenaga Kerja............................................................................................................. 35
5.3 Penyusunan Harga Satuan Alat............................................................................................................................. 36
BAB VI Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan................................................................................................... 39
BAB VII Penyusunan Rencana Anggaran Biaya............................................................................................................... 49
Lampiran.................................................................................................................................................................................. 59
Lampiran 1 Daftar Kegiatan dan Contoh Perhitungan Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi............................................................................................................ 60
Lampiran 2 Daftar Jenis Pekerjaan dalam Tiap Kelompok Pekerjaan .......................................................................... 64
Daftar Isi
7. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
7
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Work Breakdown Structure Pembangunan IPLT.......................................................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahapan Penyusunan Rencana Anggaran Biaya...................................................................................................... 11
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Uraian Kegiatan pada Pekerjaan Persiapan....................................................................................................... 14
Tabel 2.2 Uraian Pekerjaan pada Lingkup Sub-Sistem Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)..................................................... 16
Tabel 3.1 Uraian Pengujian Pengeboran.......................................................................................................................................... 23
Tabel 3.2 Faktor Konversi Bahan untuk Volume Tanah/Bahan Berbutir................................................................................... 23
Tabel 5.1 Contoh Daftar Harga Satuan Bahan................................................................................................................................ 34
Tabel 5.2 Daftar Berat Jenis Material Konstruksi........................................................................................................................... 35
Tabel 5.3 Contoh Daftar Harga Upah............................................................................................................................................... 36
Tabel 4.4 Contoh Daftar Harga Alat................................................................................................................................................. 36
Tabel 6.1 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pembongkaran Perkerasan............................................... 40
Tabel 6.2 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Perkerasan........................................................................... 41
Tabel 6.3 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Galian Tanah....................................................................... 41
Tabel 6.4 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Urugan Tanah..................................................................... 42
Tabel 6.5 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Dewatering (Kistdam Pasir/Tanah).......... 42
Tabel 6.6 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Dewatering (Baja)........................................ 43
Tabel 6.7 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pembetonan........................................................................ 43
Tabel 6.8 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Geotekstil..................................................... 44
Tabel 6.9 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pengangkutan dan Pemilihan Tanah di Stockyard........ 44
Tabel 6.10 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Pipa............................................................. 45
Tabel 6.11 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pekerjaan Turap................................................................ 45
Tabel 6.12 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Tiang Pancang........................................... 46
Tabel 6.13 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pengujian Static Loading Test Pondasi.......................... 46
Tabel 7.1 Contoh Rencana Anggaran Biaya IPLT.......................................................................................................................... 51
Daftar Bagan, Gambar, Tabel
10. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
10
1.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaaan pelaksanaan perencanaan teknik terinci IPLT terdiri dari pelaksanaan perencanaan
bangunan utama dan bangunan pendukung yang dibutuhkan untuk melaksanakan pengoperasian pengolahan
lumpur tinja. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dilaksanakan bagi lingkup pekerjaan sesuai dengan
paket pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pekerjaan pelaksanaan konstruksi IPLT meliputi pekerjaan bangunan pengolahan lumpur tinja, bangunan
pengolahan air limbah, peralatan mekanikal dan elektrikal, unit pemrosesan lumpur kering, prasarana dan
sarana pendukung (gedung kantor, laboratorium, gudang, bengkel kerja, jalan masuk, jalan operasional, jalan
inspeksi, sumur pantau, fasilitas air bersih, alat pemeliharaan, peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3), pos jaga, pagar pembatas, pipa pembuangan, tanaman penyangga, dan/atau sumber energi listrik).
Lingkup pekerjaan tersebut termasuk seluruh pekerjaan, tetapi tidak terbatas, kegiatan pembongkaran
bangunan eksisting dan perbaikan/pengembalian kondisi, penanganan K3 Konstruksi, pengamanan
lingkungan hidup dan manajemen mutu.
1.2 Referensi
Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan untuk melaksanakan kegiatan
penyusunan RAB ini, antara lain:
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2017 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik;
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
e. Surat edaran Menteri PUPR no 66/SE/M/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajeman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05 /PRT/M/2015 tentang Pedoman
Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan Pada Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan
Umum dan Permukiman;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014, tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum; dan
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan
Penggunaan Bagian-Bagian Jalan.
1.3 Tahapan Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
RencanaAnggaranBiaya(RAB)merupakanhasildariestimasibiayadetail(detailedcostestimation)padatahap
perencanaan (detail engineering design). Sebelum penyusunan RAB dimulai, cost estimator harus mempelajari
gambar rencana, spesifikasi umum dan khusus, metode kerja, serta kondisi dan lokasi proyek yang akan terkait
erat dengan biaya pelaksanaan pekerjaan. Dokumen dan aspek yang harus dikaji tersebut didapatkan sebagai
keluaran dari perencanaan/engineering. Gambar 1.1 memperlihatkan metodologi penyusunan RAB
11. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
11
Selanjutnya, penyusunan RAB dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
i. Penyusunan jenis dan uraian pekerjaan. Penyusunan jenis pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan dan
breakdown pekerjaan yang diuraikan untuk setiap jenis pekerjaan.
ii. Penghitunganvolumepekerjaan.Penghitungandilakukanuntuksetiapjenisdanuraianterkecilpekerjaan.
iii. Penyusunan koefisien tenaga kerja dan bahan.
iv. Penyusunan harga satuan tenaga, bahan, dan alat.
v. Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan. Analisis Harga Satuan Pekerjaan disusun sesuai untuk
setiap jenis dan uraian terkecil pekerjaan disertai dengan overhead dan keuntungan.
iv. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dilakukan dengan mengalikan volume pekerjaan dengan
harga satuan pekerjaan, untuk tiap-tiap jenis pekerjaan dan disusun menjadi satu kesatuan penjumlahan.
Gambar 1.1 Tahapan Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
Input :
– Gambar DED, Spesifikasi
Umum/Khusus, RKS, dan
sebagainya.
– Metode kerja, jarak ke lokasi
kerja, kondisi akses.
Penentuan Jenis &
Uraian Pekerjaan
Penghitungan
Volume Pekerjaan
Analisis Harga Satuan
Pekerjaan (HSP)
Rencana Anggaran Biaya
(Volume x HSP)
Biaya Umum/
overhead &
keuntungan
- Koefisien Tenaga
Kerja
- Koefisien Bahan
- Harga Satuan
Tenaga
- Harga Satuan
Bahan
- Harga Satuan
Peralatan
14. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
14
Penyusunan jenis pekerjaan diawali dengan melakukan pentahapan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan
gambaran detail tentang kegiatan-kegiatan yang ada di dalam suatu proyek, sehingga kegiatan-kegiatan tersebut
dapat diukur, dianggarkan, dijadwalkan serta dikendalikan dengan baik.
Teknik yang umum digunakan adalah Work Breakdown Structure (WBS) atau Struktur Rincian Kerja. Dalam
WBS, komponen proyek terlihat secara sistematis karena pemilahan kegiatan dilakukan bertingkat sampai tingkat
disagregasi yang dikehendaki. Pemilahan pekerjaan dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
a. keahlian;
b. waktu;
c. lokasi (letak); dan
d. tahapan pekerjaan.
Pentahapan dari kegiatan tersebut didasarkan atas logika ketergantungan, antara lain:
a. Ketergantungan alamiah
Sebagian besar ketergantungan disebabkan oleh sifat kegiatan itu sendiri, misalnya pemasangan formwork
balok Pelaksanaan formwork balok dilakukan setelah pemasangan perancah karena jika perancah belum selesai
dipasang maka pelaksanaan pekerjaan formwork balok belum dapat dimulai, meskipun tersedia cukup sumber
daya.
b. Ketergantungan sumber daya
Sebagai contoh, kegiatan pengecoran balok tidak dapat dilakukan bersamaan dengan fabrikasi rangka baja atap
karena kurangnya tenaga kerja dan dana, sehingga kegiatan tersebut dilaksanakan berurutan.
Dalam setiap lingkup pekerjaan yang dilakukan, terdapat pekerjaan persiapan yang harus dilakukan. Pekerjaan
persiapan tersebut terdiri, namun tidak terbatas pada, beberapa kegiatan yang diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Daftar Uraian Kegiatan pada Pekerjaan Persiapan
No. Uraian Pekerjaan
1 Pekerjaan Persiapan dan Umum
1.1 Mobilisasi
1.2
Bangunan kantor kontraktor, workshop, gudang, tempat tinggal pekerja, serta fasilitas/bangunan lainnya
termasuk furnitur, penerangan, AC dan tempat parkir.
1.3 Operasional dan pemeliharaan kantor kontraktor dan fasilitasnya
1.4 Pagar sementara
1.5 Papan nama proyek
1.6 Keamanan dan manajemen lapangan
1.7 Survei sambungan pelanggan
1.8 Kegiatan sosialisasi
1.9 Penyediaan lokasi pembuangan hasil galian
1.10 Program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
1.11 Pembuatan laporan, foto, video, dan gambar
1.12 Penyelidikan dan pengujian tanah
1.13
Demobilisasi dan pembersihan semua fasilitas sementara, pemindahan mesin/peralatan, material sisa, dan lain-
lain
15. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
15
Penyusunan jenis pekerjaan hingga pada uraian terkecil pekerjaan disesuaikan dengan tahapan pekerjaan
pembangunan IPLT. Untuk mempermudah penyusunannya dapat dilakukan checklist untuk setiap lingkup
pekerjaan yang mempunyai komponen di dalamnya terhadap setiap uraian kegiatan pekerjaan. Contoh checklist
uraian pekerjaan untuk lingkup pekerjaan sub-sistem pengolahan lumpur tinja dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Setelah membuat checklist WBS dapat disusun dengan memasukkan uraian pekerjaan yang sudah diidentifikasi pada
setiap lingkup pekerjaan. WBS dari pekerjaan pelaksanaan pembangunan IPLT yang menunjukkan jenis pekerjaan
untuk masing-masing lingkup pekerjaan diperlihatkan pada Bagan 2-1, dengan contoh breakdown hingga tingkat
ketiga pada tiap satu pekerjaan di tiap sub-sistem lingkup pekerjaan IPLT.
Dalamhalpelaksanaankegiatan(proyek)yangmelaluibadanjalanatauruangmilikjalan,makaperlumemperhatikan
adanya biaya pemulihan (reinstatement cost) dan adanya jaminan pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan sesuai
dengan Permen PU Nomor 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian
Jalan. Selain itu, dalam hal pelaksanaan proyek yang terkait dengan rumah masyarakat, juga perlu memperhatikan
pengembalian kondisi semula area rumah yang menjadi bagian dari pelaksanaan proyek.
Pekerjaan Persiapan Bangunan IPLT
Bangunan pengolahan air limbah Bangunan pengolahan lumpur tinja• Mobilisasi
• Bangunan kantor kontraktor, workshop,
gudang, tempat tinggal pekerja serta
fasilitas/bangunan lainnya
• Operasional dan pemeliharaan kantor
kontraktor dan fasilitasnya
• Pagar sementara
• Papan nama proyek
• Keamanan dan manajemen lapangan
• Survei tangki septik
• Kegiatan sosialisasi
• Penyediaan lokasi pembuangan hasil
galian
• Program K3
• Pembuatan laporan, foto, video, dan
gambar
• Penyelidikan tanah dan soil penetration
test
• Demobilisasi dan pembersihan semua
fasilitas
• Pekerjaan pembongaran (beton,
pondasi, perkerasan)
• Pekerjaan perbaikan/pemasangan
(beton, pondasi batu kali, pancang,
perkerasan)
• Pekerjaan galian tanah
• Pekerjaan urugan tanah, pasir dan
agregat
• Pekerjaan pembuangan sisa galian
• Pekerjaan perkuatan tebing
• Pekerjaan turap
• Pekerjaan bedding pipa
• Pekerjaan dewatering
• Pekerjaan bekisting
• Pekerjaan pembesian
• Pekerjaan lantai kerja
• Pekerjaan pembetonan
• Pekerjaan pasangan bata
• Pekerjaan plesteran
• Pekerjaan acian
• Pekerjaan pasangan keramik
• Pekerjaan pengecatan
Peralatan mekanik dan elektrikal
Infrastruktur jalan
Fasilitas air bersih, alat pemeliharaan,
peralatan K3, pagar pembatas, pipa
pembuangan, tanaman penyangga
dan/atau sumber energi listrik
Sumur pantau
Gedung kantor, laboratorium, gudang
dan bengkel kerja, pos jaga
• Pekerjaan pembongaran (beton,
pondasi, perkerasan)
• Pekerjaan perbaikan/pemasangan
(beton, pondasi batu kali, pancang,
perkerasan)
• Pekerjaan galian tanah
• Pekerjaan urugan tanah, pasir dan
agregat
• Pekerjaan pembuangan sisa galian
• Pekerjaan perkuatan tebing
• Pekerjaan turap
• Pekerjaan bedding pipa
• Pekerjaan dewatering
• Pekerjaan bekisting
• Pekerjaan pembesian
• Pekerjaan lantai kerja
• Pekerjaan pembetonan
• Pekerjaan pasangan bata
• Pekerjaan plesteran
• Pekerjaan acian
• Pekerjaan pasangan keramik
• Pekerjaan pengecatan
Pembangunan IPLT
Bagan 2.1 Work Breakdown Structure Pembangunan IPLT
16. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
16
Tabel 2.2 Uraian Pekerjaan pada Lingkup Sub-Sistem Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
No Uraian Pekerjaan Satuan
Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Bangunan
Pengolahan
Air limbah
Bangunan
Pengolahan
Lumpur
Peralatan
Mekanikal &
Elektrikal
Unit Pemrosesan
Lumpur Kering
Gedung Kantor, Laboratorium,
Gudang, Bengkel Kerja, & Pos
Jaga
1 Pekerjaan pembongkaran beton m3
2 Pekerjaan pembongkaran pondasi m3
3
Pekerjaan pembongkaran perkerasan
jalan
m3
✓ ✓ ✓
4 Pekerjaan pondasi batu kali m3
5 Pekerjaan pondasi tiang pancang m'
6
Pekerjaan perbaikan/pemasangan
pekerasan jalan
m3
7
Pekerjaan galian tanah (< 1 m; 1-3 m;
3-5 m)
m3
8 Pekerjaan urugan tanah dipadatkan m3
9 Pekerjaan urugan pasir m3
10 Pekerjaan urugan agregat m3
11 Pekerjaan pembuangan sisa galian m3
12 Pekerjaan perkuatan tebing
13 Pekerjaan turap
14 Pekerjaan bedding pipa
15 Pekerjaan dewatering
16 Pekerjaan bekisting m2
17 Pekerjaan pembesian kg
18 Pekerjaan lantai kerja m3
19 Pekerjaan beton untuk lantai m3
20 Pekerjaan beton untuk dinding m3
21 Pekerjaan beton untuk plat m3
22 Pekerjaan beton untuk kolom m3
23 Pekerjaan beton untuk balok m3
24 Pekerjaan beton untuk sloof m3
25 Pekerjaan pasangan bata m2
26 Pekerjaan plesteran m2
27 Pekerjaan acian m2
28 Pekerjaan pasangan keramik m2
29 Pekerjaan pengecatan m2
30 Pekerjaan pintu unit
31
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan
peralatan mekanikal
unit
32
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan
aksesoris peralatan mekanikal
unit
17. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
17
Infrastruktur Jalan
(Jalan Masuk, Jalan Operasional, &
Jalan Inspeksi)
Sumur Pantau; Fasilitas
Air Bersih
Alat
Pemeliharaan;
Peralatan K3
Pagar
Pembatas
Pipa
Pembuangan
Tanaman
Penyangga
Sumber Energi
Listrik
18. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
18
No Uraian Pekerjaan Satuan
Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Bangunan
Pengolahan
Air Limbah
Bangunan
Pengolahan
Lumpur
Peralatan
Mekanikal &
Elektrikal
Unit Pemrosesan
Lumpur Kering
Gedung Kantor, Laboratorium,
Gudang, Bengkel Kerja, & Pos
Jaga
33
Pekerjaan komisioning peralatan
mekanikal
unit
34
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan
plumbing
m
35
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan
aksesoris plumbing
buah
36 Biaya sambungan dari PLN Ls
37
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan
panel
unit
38
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan
kabel distribusi
m
39
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan
lampu dan stop kontak
buah
40
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan
penangkal petir
unit
41
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan
genset
m3
42
Pekerjaan lansekap (tanah, tanaman,
dan pupuk)
m3
43 Pembuatan boks tanaman m3
44 Pembuatan pagar m2
45
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan
paving block
m2
Tabel 2.2 Uraian Pekerjaan pada Lingkup Sub-Sistem Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) (Lanjutan)
19. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
19
Infrastruktur Jalan
(Jalan Masuk, Jalan Operasional, &
Jalan Inspeksi)
Sumur Pantau; Fasilitas
Air Bersih
Alat
Pemeliharaan;
Peralatan K3
Pagar
Pembatas
Pipa
Pembuangan
Tanaman
Penyangga
Sumber Energi
Listrik
22. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
22
Penghitungan volume pekerjaan merupakan hal yang sangat krusial untuk menunjukkan besaran suatu proyek
konstruksi. Volume seluruh jenis pekerjaan ditunjukkan dalam satu dokumen Bill of Quantity (BOQ) yang menjadi
dasar untuk tender konstruksi.
Masing-masing jenis pekerjaan harus dilakukan perhitungan kuantitasnya untuk memperoleh volume pekerjaan
yang akan dikerjakan. Pengukuran setiap volume dilakukan dengan melihat gambar rencana, spesifikasi teknis
(umum dan khusus), serta dokumen lain yang menjadi bagian tak terpisahkan sebagai hasil perencanaan.
Secara umum, pengitungan volume dari suatu pekerjaan dapat dilakukan dari penghitungan jumlah barang;
penghitungan panjang, luas, dan isi; penghitungan berat; serta perkiraan total dari suatu pekerjaan. Satuan yang
dapat dihasilkan dari penghitungan ini satu satuan dalam: unit, buah, pak, m, m’, m2
, m3
, kg, ton, dan lump sum (Ls).
3.1 Pekerjaan Umum
a. Mobilisasi
Kegiatan mobilisasi dihitung secara lump sum dengan mempertimbangkan mobilisasi seluruh personil,
mobilisasi dan pemasangan peralatan, perkuatan perkerasan atau jembatan (jika diperlukan), penyediaan
lahan untuk penempatan seluruh personil dan alat; serta penghitungan operasional seluruh peralatan dan
kegiatan persiapan di lapangan selama durasi proyek.
b. Kantor lapangan dan fasilitasnya
Penghitungan kuantitas/volume dari kantor lapangan dan fasilitasnya dibayarkan secara lump sum,
dengan komponen di dalamnya merupakan kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, palayanan,
pemeliharaan, pembersihan, dan pembongkaran semua bangunan yang berfungsi sementara di lapangan
sepanjang durasi proyek.
c. Program SMK3
Penghitungan biaya program SMK3 dilakukan secara lump sum dengan mempertimbangkan kegiatan
yang akan dilaksanakan di lapangan terkait penanganan K3 Konstruksi kepada setiap orang yang berada di
tempat kerja dan berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi,
prosesproduksidanlingkungansekitartempatkerja,termasukkegiatanpencegahandanpengendaliannya.
Selain itu, penghitungan biaya program SMK3 juga termasuk biaya Ahli K3 untuk paket pekerjaan berisiko
besar dan petugas K3 untuk proyek berisiko sedang atau kecil.
Ketentuan mengenai SMK3 diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014,
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
c. Pengujian pengeboran
Penghitungan volume pekerjaan pengujian pengeboran untuk investigasi lapangan dilakukan dengan
melakukan pengukuran panjang dari lubang yang dibor dengan satuan pengukuran meter panjang.
Penghitungan volume didapat dari jumlah titik dan perkiraan kedalaman menggunakan satuan meter
panjang, dan pembayaran sesuai dengan kedalaman pengerjaan di lapangan.
23. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
23
3.2 Pekerjaan Tanah
Untukpekerjaantanahperludiperhatikanmengenaijenistanahpadalokasikerjakarenapenghitunganvolume
tanah perlu disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi yang diharapkan sesuai perencanaan. Penghitungan
volume, baik galian maupun timbunan, perlu mempertimbangkan jenis dan sifat tanah sesuai dengan tabel
berikut.
Tabel 3.1 Uraian Pengujian Pengeboran
No. Uraian Satuan Kuantitas
1 Pengeboran, termasuk SPT dan Laporan meter (jumlah titik x perkiraan kedalaman)
2 Sondir termasuk Laporan meter (jumlah titik x perkiraan kedalaman)
Tabel 3.2 Faktor Konversi Bahan untuk Volume Tanah/Bahan Berbutir
Jenis Tanah Kondisi Tanah Semula
Kondisi tanah yang akan dikerjakan
Asli Lepas Padat
Pasir
A 1,00 1,11 0,95
B 0,90 1,00 0,86
C 1,05 1,17 1,00
Tanah Liat berpasir
A 1,00 1,25 0,90
B 0,80 1,00 0,72
C 1,10 1,39 1,00
Tanah Liat
A 1,00 1,25 0,90
B 0,70 1,00 0,63
C 1,11 1,59 1,00
Tanah campur kerikil
A 1,00 1,18 1,08
B 0,85 1,00 0,91
C 0,93 1,09 1,00
Kerikil
A 1,00 1,13 1,03
B 0,88 1,00 0,91
C 0,97 1,10 1,00
Kerikil kasar
A 1,00 1,42 1,29
B 0,70 1,00 0,91
C 0,77 1,10 1,00
Pecahan cadas atau batuan lunak
A 1,00 1,65 1,22
B 0,61 1,00 0,74
C 0,82 1,35 1,00
Pecahan granit atau batuan keras
A 1,00 1,70 1,31
B 0,59 1,00 0,77
C 0,76 1,30 1,00
Pecahan batu
A 1,00 1,75 1,40
B 0,57 1,00 0,80
C 0,71 1,24 1,00
Bahan hasil peledakan
A 1,00 1,80 1,30
B 0,56 1,00 0,72
C 0,77 1,38 1,00
A adalah Asli
B adalah Lepas
C adalah Padat
Sumber: Permen PUPR 28/2016
24. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
24
a. Galian tanah
Pekerjaan galian diukur dalam meter kubik bahan yang dipindahkan (bank). Penghitungan volume
galian biasa harus berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli sebelum digali yang
telah disepakati/disurvei dan gambar pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian, dan elevasi sesuai
dengan perencanaan. Metode penghitungan dilakukan dengan metode luas ujung rata-rata, menggunakan
penampang melintang pekerjaan, umumnya dengan jarak tidak lebih dari 25 m atau dengan jarak 50 m
untuk medan yang datar.
Untuk pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh bidang-bidang
sebagai berikut:
1) Bidang atas adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang melalui titik terendah dari dasar
tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian tanah biasa atau
galian batu sesuai dengan jenis dan sifatnya.
2) Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
3) Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di atas atau sebagai
pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh, atau
karena sebab-sebab lain.
Contoh:
Pada suatu galian tanah untuk pondasi dengan lebar atas 0,7 m; lebar dasar 1,5 m; kedalaman 1 m,
sepanjang 33 m, maka penghitungan galian yang diperlukan dapat seperti berikut.
- Rumus luas penampang trapesium:
L =
jumlah sisi sejajar x tinggi
2
- Luas penampang tanah galian:
L =
(0,7 + 1,5) m x 1 m
= 1,1 m2
2
- Volume galian tanah = 1,1 m2
x 33 m = 36,3 m3
- Jadi dapat kita ketahui bahwa volume pekerjaan penggalian tanah adalah 36,3 m3
.
b. Timbunan
Pekerjaantimbunanharuslahdiukursebagaivolume(m3
)bahanterpadatkanyangdiperlukan,diselesaikan
di tempat, dan diterima. Volume yang diukur berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli
sebelum digali yang telah disepakati/disurvei dan gambar pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian,
dan elevasi sesuai dengan perencanaan. Metode penghitungan dilakukan dengan metode luas ujung rata-
rata, menggunakan penampang melintang pekerjaan secara umum dengan jarak tidak lebih dari 25 m atau
dengan jarak 50 m untuk medan yang datar.
Perlumenjadiperhatianbahwavolumetimbunanyangditempatkandiluargarisdanpenampangmelintang
yang disepakati (termasuk timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat penggalian bertangga pada
atau penguncian ke dalam lereng lama, atau sebagai akibat dari penurunan pondasi) tidak dimasukkan ke
dalam volume yang dihitung, kecuali jika pada tahap pelaksanaan terdapat pekerjaan yang terjadi karena
ketidakstabilan atau kegagalan serta kondisi yang menyebabkan konsolidasi tanah asli, seperti pada daerah
rawa.
25. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
25
Pada daerah rawa, yang diperkirakan dapat terjadi konsolidasi tanah, dapat dilakukan penghitungan
volume dengan menggunakan timbunan biasa atau timbunan pilihan. Jika menggunakan timbunan
biasa, volume timbunan ditentukan berdasarkan elevasi tanah asli setelah penurunan (settlement), dengan
melakukan pencatatan besar penurunan yang terjadi. Jika menggunakan timbunan pilihan, selain dapat
menggunakan cara yang sama dengan timbunan biasa, penghitungan dapat dilakukan dengan menghitung
volume gembur yang diukur pada kendaraan pengangkut sebelum pembongkaran muatan di lokasi
penimbunan. Volume gembur tersebut dihitung berdasarkan volume perkiraan volume tanah yang perlu
dipasok yang nantinya dilakukan pencatatan pada saat di lapangan.
c. Geotekstil
Penghitungan volume geotekstil harus diukur berdasarkan jumlah meter persegi yang dihitung dari garis
batas pada gambar atau garis batas pembayaran yang akan disepakati antara penyedia dan pengguna jasa.
Penghitungan volume geotekstil tidak meliputi tumpang tindih sambungan. Penghitungan geotekstil
dilakukan sesuai dengan jenis geotekstil yang direncanakan, baik geotekstil filter, geotekstil separator,
maupun geotekstil stabilisator, sesuai dengan jenis dan kelas bahan yang diperlukan.
3.3 Pekerjaan Pondasi
a. Pondasi tiang pancang
Satuan penghitungan volume tiang pancang kayu atau beton pracetak (bertulang atau pratekan) dan tiang
pancang baja harus diukur dalam satuan meter panjang dari tiang pancang sesuai dengan ukuran panjang
dari setiap ukuran dan jenisnya.
Panjang tiang pancang yang diukur adalah dari ujung tiang sampai batas potong tiang (cut off level)
yaitu sampai sisi bawah pur (pile cap) untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya masuk ke dalam
tanah, atau dari ujung tiang panjang sampai permukaan tanah untuk tiang pancang yang hanya sebagian
panjangnya masuk ke dalam tanah. Perkiraan panjang tiang ini didapat dari elevasi permukaan atau pile
cap yang direncanakan terhadap kedalaman tanah keras atau elevasi dasar tiang pancang yang diinginkan.
Penghitungan tiang pancang disesuaikan dengan jumlah titik yang akan dipancang dalam lokasi kerja (=
panjang tiang pancang x jumlah titik).
Sisa potongan tiang tidak dihitung dalam pengukuran volume. Penyetelan, sepatu dan penyambungannya
tidak dihitung dalam volume namun dapat dipertimbangkan dalam menentukan harga satuan tiang.
b. Dinding turap
Penghitungan volume dinding turap kayu, baja, atau beton yang permanen harus diukur sebagai jumlah
dalam meter persegi (m2
) yang dipasang memenuhi garis dan elevasi yang direncanakan. Luas dinding
turap merupakan panjang turap (diukur dari ujung turap sampai elevasi bagian puncak turap yang
dipotong) dikali dengan panjang struktur (diukur pada elevasi bagian puncak turap yang dipotong).
Perlu diperhatikan bahwa batang tarik, tiang jangkar atau balok, balok ganjal dasar, dan sebagainya tidak
dimasukkan ke dalam penghitungan volume pekerjaan.
Untuk dinding turap sementara, dalam bahan apapun untuk cofferdam, pengendalian drainase, penahan
lereng galian, atau penggunaan tidak permanen lainnya tidak dihitung volumenya, melainkan harus
dianggap telah tercakup dalam harga satuan untuk galian, drainse, struktur, dan lain-lain.
26. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
26
c. Pasangan batu
Penghitungan volume pasangan batu harus diukur dalam meter kubik (m3
) sebagai volume yang
ditentukan oleh penampang dan panjang yang direncanakan. Penghitungan volume tidak mencakup
penyediaan dan pemasangan semua bahan, serta penyiapan seluruh pondasi, pembuatan lubang sulingan
dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, dan pekerjaan akhir. Namun, semua kegiatan tersebut
harus dipertimbangkan dalam penghitungan harga satuan pekerjaan.
Contoh:
Tentukan volume pasangan batu pada suatu pekerjaan pasangan batu 1:5 (dengan panjang = 10 m; lebar
atas = 0,3 m; lebar bawah = 0,7 m; dan tinggi 1,8 m).
- Volume =
10 m x (0,3 + 0,7) m x 1,8 m
= 9 m3
2
3.4 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa
Penghitungan volume pipa dihitung mencakup pengadaan pipa dan pemasangannya yang harus diukur
dalam satuan meter panjang (m’) dari titik masukan pipa ke keluarannya ke bagian lain sesuai dengan ukuran
panjang dari setiap ukuran dan jenisnya. Penghitungan volume pekerjaan pipa ini mencakup pekerjaan
bongkaran perkerasan, galian tanah, turap, bedding pipa, installasi pipa, timbunan tanah, urugan agregat
dan pemadatannya, serta pekerjaan lain untuk penyelesaian pekerjaan ini; yang diukur dalam satuan meter
panjang.
Perkiraan panjang pipa ini didapat dari koordinat dan elevasi awal hingga koordinat dan elevasi akhir yang
direncanakan. Kedalaman tanah perlu menjadi perhatian dalam melakukan penghitungan volume pekerjaan
ini karena variasi kedalaman akan berdampak pada volume pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan
pemasangan pipa ini. Pekerjaan ini juga harus mempertimbangkan adanya aksesoris pipa yang perlu
dimasukkan ke dalam harga satuan pekerjaan.
3.5 Pekerjaan Pembetonan
Penghitungan volume beton dilakukan menggunakan jumlah meter kubik (m3
) sesuai dengan dimensi
yang ditunjukkan pada gambar kerja. Penghitungan volume tidak ada pengurangan terhadap volume yang
ditempati oleh pipa dengan luasan total setara dengan diameter kurang dari 200 mm atau oleh benda lainnya
yang tertanam, seperti water stop, baja tulangan, selongsong pipa, atau lubang sulingan. Pengukuran pekerjaan
dilakukan dengan menghitung luas penampang beton yang dikalikan dengan tinggi keton yang direncanakan.
Sebagai contoh, pekerjaan pembetonan pada kolom dengan ukuran 30 cm x 30 cm, tinggi 3 m, sebanyak 4
buah, sebagai berikut.
Volume kolom beton: P x L x T xjumlah = (0,3 x 0,3) x 3 x 4 = 1,08 m3
Contoh:
Dilakukan pekerjaan pembetonan 4 buah kolom berukuran 30 cm x 30 cm dengan tinggi 3 m. Tentukan
volume kolom beton.
- Volume kolom beton = panjang x lebar x tinggi x jumlah kolom
= (0,3 m x 0,3 m) x 3 m x 4 = 1,08 m3
27. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
27
3.6 Pekerjaan Pengembalian Kondisi Perkerasan dan Beton
a. Pengembalian perkerasan (aspal)
Pada pekerjaan penambalan perkerasan, perbaikan lubang, laburan setempat, perataan setempat,
perbaikan tepi perkerasan, dan pengkerikilan kembali dilakukan pengukuran sebagai volume bahan
berbutir atau beraspal yang sesuai dengan gambar yang direncanakan untuk terlewati dalam pekerjaan.
Pengukuran volume bahan yang digunakan sebagai perkerasan harus dalam meter kubik, dalam bak truk
(pengukuran gembur). Aspal untuk penutupan retak harus dalam liter. Semua bahan lainnya harus diukur
sebagai volume bahan yang telah dipadatkan di tempat dalam meter kubik (m3
).
b. Pengembalian kondisi komponen beton
Pekerjaan pengembalian kondisi beton harus berdasarkan meter persegi sebagai kompensasi penuh untuk
seluruh operasi yang dilakukan pada penutupan retak permukaan dengan menuangkan semen pengisi
atau dengan menyuntikan epoxy resin grout, melakukan pelapisan kembali pada permukaan terekspos,
memperbaikibetonyangmengelupas,melakukanpembongkaranataupembuanganbetonlama,mengecor
beton baru, dan/atau membongkar dan mengganti selant sambungan ekspansi yang retak atau getas; untuk
semua beton yang terletak di atas perletakan yang memerlukan pengembalian kondisi, termasuk plat
lantai, perkerasan, trotoar, dan curb.
c. Pekerjaan plesteran dan acian
Pekerjaan plesteran dan acian (dengan asumsi tebal plesteran 2 cm adukan 1:4, dengan acian t = 2 mm,
tinggi ban 10 cm, panjang 10 m, dan lebar atas yang diaci 0,3 m):
- Luas plesteran atas = P x L = 10 m x 0,3 m = 3 m2
- Luas plesteran ban = P x L = 10 m x 0,1 m = 1 m2
- Luas plesteran seluruhnya = 3,0 m + 1,0 m = 4,0 m2
- Luas acian = luas plesteran = 4,0 m2
3.7 Penghitungan Durasi Pekerjaan
Dalam hal menentukan volume pekerjaan yang membutuhkan durasi proyek, maka pada tahap ini harus
dilakukan penghitungan rencana durasi pekerjaan yang dapat dihitung dari urutan pekerjaan kritis yang
sedang disusun.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengestimasi durasi proyek, yaitu:
a. mengidentifikasi jenis pekerjaan yang merupakan jalur kritis;
b. tahapan pekerjaan disusun sebagai pekerjaan yang berurutan;
c. durasi untuk tiap jenis pekerjaan dihitung berdasarkan jumlah tenaga kerja dan jadwal pengadaan barang;
dan
d. besaran durasi tiap pekerjaan ditentukan dalam satu satuan waktu (hari, minggu, bulan).
Untuk menyusun durasi proyek, waktu yang dipergunakan dalam bentuk minggu atau bulan.
30. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
30
Seperti pada penyusunan harga satuan bahan dan tenaga kerja, penyusunan harga satuan peralatan juga mengacu
pada daftar harga satuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (provinsi/kabupaten/kota) atau dengan
melakukan survei ke penyedia alat atau sewa alat. Dalam menyusun harga satuan alat perlu ditentukan jenis pekerjaan
yang memerlukan alat mekanis atau tidak memerlukan alat mekanis (dikerjakan secara manual).
a. Pekerjaan tertentu yang memerlukan peralatan mekanis, misalnya:
- memancang pondasi tiang pancang;
- mengangkat komponen beton pracetak atau bahan-bahan lainnya ke lantai yang lebih tinggi;
- mengaduk dengan mesin mixer;
- mengecor beton menggunakan pompa beton;
- mengangkat dan Pemasangan perpipaan diameter tertentu dan atau dari bahan tertentu, dan lain-lain.
b. Pekerjaan yang diasumsikan dikerjakan secara manual, tidak menggunakan alat-alat mekanis.
Alat-alat manual sederhana sudah terakomodasi ke dalam koefisien tenaga kerja, karena pada dasarnya peralatan
manual sederhana tersebut merupakan peralatan yang tidak terpisahkan dengan tenaga kerja. Contoh peralatan
manual yang merupakan bagian tak terpisahkan dengan tenaga kerja, di antaranya cangkul, sekop, sendok tembok,
waterpass, roskam, linggis, dan lain-lain.
34. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
34
Untuk dapat menghitung RAB, perlu diketahui harga satuan, baik upah maupun bahan dan alat yang akan
digunakan. Harga Satuan Dasar (HSD) dari bahan, tenaga kerja, dan alat digunakan untuk menyusun harga satuan
pekerjaan (HSP).
HSD tenaga, bahan, dan upah menggunakan:
a. Jurnal/Daftar Harga Barang dan Jasa yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (SK Gubernur/Walikota/
Bupati), sesuai dengan cakupan proyek;
b. Harga survei pasar yang disertai dengan legalitas dokumen; dan
c. Harga pengadaan yang didapat dari vendor/penyedia barang.
5.1 Penyusunan Harga Satuan Bahan
Untuk pekerjaan sistem air minum termasuk sistem air limbah pada bangunan gedung, bahan diterima di
lokasi kerja sudah dalam keadaan siap dicampur, siap dipotong, siap dirakit, atau siap dipasang sehingga tidak
diperlukan analisis harga bahan. HSD Bahan merupakan HSD bahan jadi atau bahan olahan, bukan HSD
bahan baku.
Pada umumnya, koefisien bahan dihitung dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi di luar volume riil
bahan, seperti: loose materials, faktor berat isi, bulking factor, dan susut. Oleh karena itu, koefisien bahan selalu
ditambahkan toleransi, yang besarnya 5-20%. Untuk harga yang dilakukan dengan menggunakan survei harga
lapangan perlu mempertimbangkan penambahan PPN dalam harga bahan.
Tabel 5.1 Contoh Daftar Harga Satuan Bahan
No. Uraian Satuan Harga (Rp)
A Agregat kasar, bahan perekat, dan bahan jadinya
1 Pasir Urug m3
250.000
2 Sirtu/Kerikil/Koral m3
240.000
3 Pasir Pasang m3
187.700
4 Pasir Beton m3
251.000
5 Split m3
218.350
6 Batu Belah Pondasi m3
181.500
7 Bata Merah Kelas 1 buah 660
8 Semen Portland kg 1.500
9 Asphalt kg 9.130
B Bahan kayu berikut bahan jadinya
1 Kayu Balok Borneo Super m3
3.424.000
2 Kayu Papan Borneo Super m3
4.173.000
3 Kayu Kelas III/ Lokal m3
1.750.000
4 Kayu Balok Meranti m3
2.800.000
5 Kayu Papan Meranti m3
3.000.000
6 Dolken Kayu btg 25.600
7 Plywood 18 mm lbr 275.000
8 Plywood 9 mm lbr 125.000
35. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
35
Selain itu, yang perlu juga diperhatikan adalah satuan dari bahannya. Misalnya, kayu 5/7 dengan panjang 4
meter harganya Rp. 15.000,00. Karena dalam RAB satuan harganya dalam m3
, maka perlu melakukan konversi
dari batang ke meter kubik. Contoh penghitungan konversi bahan dapat dilihat pada Tabel dan contoh
penghitungan berikut.
Tabel 5.2 Daftar Berat Jenis Material Konstruksi
No. Material
Berat jenis/Bobot Isi
(kg/m3
)
1 Beton 2.200
2 Kerikil, koral, split (kering/lembab) 1.800
3 Pasir 1.400
4 Batu karang 700
5 Batu pecah 1.450
6 Pasangan batu belah, bulat, gunung 2.200
7 Batu belah, bulat, gunung 1.500
8 Batu hancur 1.600
9 Tanah lempung (kering/lembab) 1.700
10 Tanah lempung (basah) 2.000
11 Kayu (kelas 1) (1 batang = 4 meter) 1.000
12 Air 1.000
13 Besi cor 6.800-7.800
14 Baja 7.850
15 Seng 7.135
16 Stainless steel 7.480-8.000
17 Aluminium 2.712
18 Serbuk gergaji 210
*)
Daftar bahan material tidak terbatas pada daftar di atas
Contoh:
Penghitungan satuan kayu untuk 1 m3
kayu kaso 5/7 dengan panjang 4 m:
=
1 m x 100 cm x 100 cm
=
10.000
= ± 72 batang
4 m x 5 cm x 5 cm 140
Jadi, jika ada kayu kaos ukuran 5/7 harga per batangnya Rp43.000; maka harga per m3
nya adalah 72 batang x
Rp43.000,00 = Rp3.096.000.
5.2 Penyusunan Harga Satuan Tenaga Kerja
Penghitungan HSD Tenaga Kerja dimulai dengan pengukuran produktivitas kerja para pekerja dalam gugus
kerja tertentu yang terdiri dari tukang, pembantu tukang/laden, kepala tukang, dan mandor. Produktivitas
pekerja dinyatakan sebagai orang-jam (OJ) atau orang-hari (OH) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
satuan pekerjaan tertentu. Harga satuan tenaga kerja konstruksi untuk pembangunan IPLT dapat dilihat pada
Daftar Harga Upah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).
36. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
36
5.3 Penyusunan Harga Satuan Alat
Seperti pada penyusunan harga satuan bahan dan tenaga kerja, penyusunan harga satuan peralatan juga
mengacu pada daftar harga satuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/
Kota) atau dengan melakukan survei ke penyedia alat atau sewa alat. Dalam menyusun harga satuan alat
perlu ditentukan jenis pekerjaan yang memerlukan alat mekanis atau tidak memerlukan alat mekanis
(dikerjakan secara manual).
a.. Pekerjaan tertentu yang memerlukan peralatan mekanis, misalnya:
- memancang pondasi tiang pancang;
- mengangkat komponen beton pracetak atau bahan-bahan lainnya ke lantai yang lebih tinggi;
- mengaduk dengan mesin mixer;
- mengecor beton menggunakan pompa beton;
- mengangkat dan memasang perpipaan diameter tertentu dan/atau dari bahan tertentu, dll.
b. Pekerjaan yang diasumsikan dikerjakan secara (manual)
Alat-alat manual sederhana sudah terakomodasi ke dalam koefisien tenaga kerja, karena pada
dasarnya peralatan manual sederhana tersebut merupakan peralatan yang tidak terpisahkan dengan
tenaga kerja. Contoh peralatan manual yang merupakan bagian tak terpisahkan dengan tenaga kerja,
di antaranya cangkul, sekop, sendok tembok, waterpass, roskam, linggis, dan lain-lain.
Tabel 5.3 Contoh Daftar Harga Upah
No. Uraian Satuan Harga (Rp)
Daftar Harga Tenaga Kerja
A Upah
1 Pekerja org/hari/8 jam 76.000
2 Tukang org/hari/8 jam 95.000
3 Kepala Tukang org/hari/8 jam 115.000
4 Mandor org/hari/8 jam 125.000
40. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
40
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam melakukan analisis HSP.
a. Menentukan satuan yang digunakan untuk memperhitungkan kebutuhan bahan, tenaga kerja dan peralatan
yang diperlukan untuk memproduksi satu satuan jenis pekerjaan. Misalnya, satuan OH untuk tenaga kerja, kg
untuk semen, dan jam untuk sewa peralatan.
b. Menentukan kuantitas atau koefisien bahan, tenaga kerja, dan peralatan untuk menghasilkan satu satuan jenis
pekerjaan. Untuk koefisien bahan dan tenaga kerja pekerjaan konstruksi disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.
c. Menentukan HSD bahan bangunan, HSD tenaga kerja, dan HSD alat sesuai dengan lokasi setempat. Untuk
pekerjaan bangunan gedung, HSD alat tidak dihitung.
d. Mengalikan masing-masing koefisien dengan masing-masing HSD untuk menghasilkan HSP suatu jenis
pekerjaan tertentu.
Perkalian antara HSP dengan volume menghasilkan biaya per kelompok pekerjaan. Penjumlahan biaya masing-
masing kelompok merupakan biaya pekerjaan dari suatu suatu proyek.
Setelah biaya langsung suatu jenis mata pembayaran didapatkan, perlu diperhitungkan adanya biaya tidak langsung
(overhead dan keuntungan) yang merupakan persentase dari biaya langsung tersebut, yang besarnya merujuk pada
Perpres Nomor 70 Tahun 2012. Nilai overhead dan keuntungan tersebut dicantumkan pada penghitungan HSP
tiap masing-masing jenis pekerjaan, dengan nilai maksimum 15% terhadap biaya langsung (besarannya dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna jasa dalam melakukan owner estimate). Contoh penyusunan analisis HSP
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
Tabel 6.1 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pembongkaran Perkerasan
No. Uraian Satuan Koefisien
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 m3
pembongkaran perkerasan
Tenaga
1 Pekerja OH 0,048 76.000 3.619,05
2 Mandor OH 0,012 125.000 1.488,10
Peralatan
3 Excavator 0,4 m3
jam 0,07 417.700 30.830,24
4 Breaker 800 kg Excavator 0,6 m3
hari 0,01 5.195.000 61.845,24
5 Dump truck 10 ton jam 0,38452 526.000 202.259,52
Jumlah 300.042,14
Overhead dan profit 15% 45.006,32
Harga Satuan Pekerjaan 345.048,46
41. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
41
Tabel 6.2 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Perkerasan
No. Uraian Satuan Koefisien
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 m3
pekerjaan perkerasan (lapis permukaaan penetrasi macadam)
Tenaga
1 Pekerja OH 0,1417 76.000 10.769,20
2 Mandor OH 0,0142 125.000 1.775,00
Bahan
3 Agregat kasar m3
1,248 181.500 226.475,70
4 Agregat halus m3
0,148 240.000 35.496,00
5 Aspal kg 96,563 9.130 881.615,63
Peralatan
6 Wheel loader jam 0,0071 356.000 2.527,60
7 Dump truck jam 0,1823 415.000 75.654,50
8 3-wheel roller jam 0,0380 205.000 7.790,00
9 Asphalt sprayer jam 0,3788 45.000 17.046,00
10 Alat bantu Ls 1,0000 -
Jumlah 1.259.149,63
Overhead dan profit 15% 188.872,44
Harga Satuan Pekerjaan 1.448.022,07
Tabel 6.3 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Galian Tanah
No. Uraian Satuan Koefisien
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 m3
galian tanah biasa sedalam > 1-2 m (semi mekanis)
Tenaga
1 Pekerja OH 0,260 76.000 19.760,00
2 Mandor OH 0,026 125.000 3.250,00
Bahan
3 BBM non subsidi Liter 0,50 7.500 3.750,00
Peralatan
4 Jack hammer sewa-hari 0,05 3.400.000 170.000,00
Jumlah 196.760,00
Overhead dan profit 15% 29.514,00
Harga Satuan Pekerjaan 226.274,00
42. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
42
Tabel 6.4 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Urugan Tanah
No. Uraian Satuan Koefisien
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 m3
urugan tanah dan pemadatan tanah dengan alat
Tenaga
1 Pekerja OH 1,000 76.000 76.000,00
2 Mandor OH 0,1 125.000 12.500,00
Bahan
Peralatan
3 Pemadat timbunan/stamper sewa-hari 0,05 3.400.000 170.000,00
Jumlah 258.500,00
Overhead dan profit 15% 38.775,00
Harga Satuan Pekerjaan 297.275,00
Tabel 6.5 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Dewatering (Kistdam Pasir/Tanah)
No. Uraian Satuan Koefisien
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 buah kistdam pasir/tanah dibungkus karung plastik bagor 45 x 120 cm (dewatering)
Tenaga
1 Pekerja OH 0,100 76.000 7.600,00
2 Tukang jahit OH 0,025 95.000 2.375,00
3 Mandor OH 0,010 125.000 1.250,00
Bahan
4 Karung plastik/bagor/terpal m2
1,30 45.000 58.500,00
5 Tali/benang pengikat m 2,00 10.000 20.000,00
6 Sewa pasir m3
0,025 75.000 1.875,00
Peralatan
Jumlah 91.600,00
Overhead dan profit 15% 13.740,00
Harga Satuan Pekerjaan 105.340,00
43. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
43
Tabel 6.6 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Dewatering (Baja)
No. Uraian Satuan Koefisien
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
Kerangka baja profil L.50.50.5 atau L.60.60.6 atau profil besi berlubang untuk 1 m3
kistdam pasir/tanah dengan karung
ukuran 43 cm x 65 cm.
Tenaga
1 Pekerja OH 0,050 76.000 3.800,00
2 Tukang besi OH 0,1 95.000 9.500,00
3 Mandor OH 0,005 125.000 625,00
Bahan
4 Baja profil L.50.50.5 kg 15,38 275.000 4.230.325,00
5 Baut D.12 mm panjang 5 cm buah 8,00 10.600 84.800,00
Peralatan
Jumlah 4.329.050,00
Overhead dan profit 15% 649.357,50
Harga Satuan Pekerjaan 4.978.407,50
Tabel 6.7 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pembetonan
No. Uraian Satuan Koefisien
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 m³ Beton mutu, f’c = 26,4 MPa (K300) kedap air, slump (12±2), w/c = 0,52 (kedap air)
Tenaga
1 Pekerja OH 1,323 76.000 100.548,00
2 Tukang OH 0,189 95.000 17.955,00
3 Kepala tukang OH 0,019 115.000 2.185,00
4 Mandor OH 0,132 125.000 16.500,00
Bahan
5 PC/portland cement kg 423,00 1.500 634.500,00
6 PB/Pasir beton kg 681,00 179,29 122.093,57
7 Kerikil kg 1021,00 133,33 136.133,33
8 Air Liter 215,00 550 118.250,00
Peralatan
9 Molen 0,3 m3
sewa-hari 0,25 375.000 93.750,00
Jumlah 1.241.914,90
Overhead dan profit 15% 186.287,24
Harga Satuan Pekerjaan 1.428.202,14
44. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
44
Tabel 6.8 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Geotekstil
No. Uraian Satuan Koefisien
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 m2
Pemasangan geotekstil, Tipe-B, tebal sedang
Tenaga
1 Pekerja OH 0,160 76.000 12.160,00
2 Tukang gali OH 0,032 95.000 3.040,00
3 Mandor OH 0,016 125.000 2.000,00
Bahan
4 Geotekstil m2
1,08 2.500.000 2.700.000,00
Peralatan
Jumlah 2.717.200,00
Overhead dan profit 15% 407.580,00
Harga Satuan Pekerjaan 3.124.780,00
Jika suatu pekerjaan merupakan pekerjaan khusus yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh pengguna jasa
di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dalam hal menyusun suatu satuan pekerjaan
yang merupakan pekerjaan khusus atau menggunakan material khusus atau peralatan khusus, penyusunan dapat
dilakukan dengan melakukan koefisien dan survei harga yang didapat dari:
a. informasi vendor atau supplier material/barang, dengan barang sesuai dengan spesifikasi; dan
b. koefisien dan harga material/barang yang pernah digunakan pada proyek lainnya dengan penyesuaian lokasi
kerja dan tahun pembelian.
Harga satuan pekerjaan yang disusun melalui survei harga tersebut harus mempertimbangkan biaya instalasi/
pemasangan dan biaya transportasi/pengangkutan material ke lokasi kerja. Penyusunan analisis satuan pekerjaan
yang khusus dapat menggunakan format seperti di bawah ini.
Tabel 6.9 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pengangkutan dan Pemilihan di Stockyard
No. Uraian Satuan Koefisien
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 m2
pengangkutan (10 km) dan pemilihan tanah
Tenaga
1 Pekerja OH 0,778 76.000,00 59.128,00
2 Tukang OH 0,039 95.000,00 3.695,50
3 Mandor OH 0,023 125.000,00 2.912,50
Bahan
Peralatan
4 Dump Truck unit/jam 0,3676 526.000,00 193.357,60
5 Excavator unit/jam 0,0244 550.000,00 13.420,00
Jumlah 272.513,60
Overhead dan profit 15% 40.877,04
Harga Satuan Pekerjaan 313.390,64
45. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
45
Tabel 6.10 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Pipa
No. Uraian Satuan Koefisien
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 m' Pemasangan Pipa PVC φ200 mm, kedalaman galian 1,5 ~ 2,0 m dengan perkerasan
Asumsi:
Kedalaman galian rata-rata = 1,65 m
Lebar galian = 1,0 m
Ketebalan sand bedding = 0,1 + 0,5 x 0,26 = 0,23 m
1 Pembongkaran perkerasan m3
0,110 300.042,14 33.004,64
2 Galian tanah m3
2,130 196.760 419.098,80
3 Pengangkutan dan pemilihan tanah m3
2,130 272.513,60 580.453,97
4 Urugan tanah m3
1,45 258.500 374.825,00
5 Sand bedding t = 23 cm m3
0,21 282.872 59.403,12
6 Instalasi pipa RC φ200 mm m 0,98 534.152,28 523.469,24
7 Urugan agregat t = 25 cm m2
1,04 53.759 55.909,36
8 Pekerjaan perkerasan m3
1,04 1.259.149,63 1.309.515,61
9 Dewatering buah 5,56 91.600 509.296,00
Peralatan
Jumlah 3.864.975,73
Overhead dan profit 15% 579.746,36
Harga Satuan Pekerjaan 4.444.722,09
Tabel 6.11 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Turap
No. Uraian Satuan Koefisien
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 m’ lebar pekerjaan turap kayu kaso 5/7 tebal 5 cm
Tenaga
1 Pekerja OH 0,400 76.000 30.400,00
2 Tukang OH 0,133 95.000 12.635,00
3 Mandor OH 0,04 125.000 5.000,00
Bahan
4 Kayu kaso 5/7 batang 14,00 43.000 602.000,00
Peralatan
5 Tripod tinggi 5 m sewa-hari 0,25 1.000.000 250.000,00
6 Alat pancang + Hammer 0,5 ton sewa-hari 0,25 3.500.000 875.000,00
Jumlah 1.775.035,00
Overhead dan profit 15% 266.255,25
Harga Satuan Pekerjaan 2.041.290,25
46. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
46
Tabel 6.13 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Tiang Pancang
No. Uraian Satuan Koefisien
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 m’ pengadaan dan pemasangan tiang pancang Ø 300 mm
Tenaga
1 Pekerja OH 0,2 76.000 15.200,00
2 Tukang OH 0,059 95.000 5.605,00
3 Tukang las listrik OH 0,059 95.000 5.605,00
4 Mandor OH 0,012 125.000 1.500,00
Bahan
5 Tiang pancang (6 m) m 1 625.000 625.000,00
6 Kawat las listrik kg 0,15 59.500 8.925,00
7 BBM Liter 0,08 7.200 576,00
Peralatan
8 Tripod tinggi 7 m sewa-hari 0,04 1.000.000 40.000,00
9 Alat pancang + Hammer 1 ton sewa-hari 0,04 5.600.000 224.000,00
10 Las listrik 250 A diesel sewa-hari 0,04 400.000 16.000,00
Jumlah 942.411,00
Overhead dan profit 15% 141.361,65
Harga Satuan Pekerjaan 1.083.772,65
Tabel 6.13 Contoh Penyusunan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pekerjaan Pengujian Static Loading Test Pondasi
No. Uraian Satuan Koefisien
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 titik pengujian Static Loading Test (Reaction Pile) - rencana 5 titik
Tenaga
1 Pekerja OH 1,000 400.000 400.000,00
2 Operator OH 0,05 600.000 30.000,00
3 Engineer OH 1 1.000.000 1.000.000,00
Bahan
5 Material beton seberat 300 ton Ls 1,00 14.000.000 14.000.000,00
Peralatan
6 Mobilisasi alat Ls 1,00 10.000.000 10.000.000,00
Jumlah 25.430.000,00
Overhead dan profit 15% 3.814.500,00
Harga Satuan Pekerjaan 29.244.500,00
50. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
50
Pada tahapan ini hanya perlu melakukan pengalian volume jenis pekerjaan dengan analisa harga satuan serta
menjumlahkan harga keseluruhan. Tahapan ini menyajikan besaran biaya per pekerjaan pada tiap kelompok
pekerjaan serta rekapitulasi seluruh pekerjaan.
Secara umum dapat dijelaskan bahwa untuk menghitung RAB dapat digunakan program EXCEL, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Siapkan 4 sheet dalam program Excel
a. Sheet 1 untuk Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah
Bagain ini memuat semua jenis bahan dan upah (OH) dengan harga resmi berdasarkan SK Bupati/Walikota
atau hasil survei sendiri.
b. Sheet 2 untuk membuat Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bagian ini memuat analisis jenis-jenis pekerjaan yang dilengkapi dengan koefisien bahan dan koefisien
tenaga sesuai dengan Permen PU Nomor 28 Tahun 2016 atau SNI-ABK 2008 sebagai alternatif kedua. Sheet
2 ini dibuat hyperlink dengan sheet 1.
c. Sheet 3 untuk Uraian RAB
Bagian ini memuat format RAB yang berisi uraian pekerjaan, kuantitas, satuan, harga satuan, dan jumlah
harga.
d. Sheet 4 untuk Form Rekapitulasi
Pada bagian ini dibuat hyperlink dengan sheet 3.
2) Buka sheet 1, masukkan data harga satuan bahan dan upah dengan satuan sesuai yang tercantum dalam analisis
di sheet 2. Misalnya harga PC dalam satuan kg (bukan zak) dan upah tukang dalam satuan OH.
3) Dengan mengisi sheet 1, maka sheet 2 (analisis) akan terisi dengan sendirinya, demikian juga dengan sheet 3 dan
sheet 4.
Masing-masing kelompok uraian pekerjaan pada sheet 3 dipindahkan ke Form Rekapitulasi pada sheet 4, kemudian
tambahkan komponen Pajak Penjumlahan rekapitulasi merupakan jumlah akhir dari RAB.
Perhitungan RAB dan rekapitulasinya digambarkan pada contoh Tabel berikut ini.
51. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
51
Tabel 7.1 Contoh Rencana Anggaran Biaya IPLT
No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN UMUM
1.1 Mobilisasi semua peralatan, dan tenaga ahli yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
LS 1,00 54.327.000,00 54.327.000,00
1.2 Bangunan kantor kontraktor, workshop, gudang,
tempat tinggal pekerja, serta fasilitas/bangunan
lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan termasuk furnitur, penerangan, AC dan
tempat parkir.
LS 1,00 42.550.325,00 42.550.325,00
1.3 Operasional dan pemeliharaan kantor kontraktor
dan fasilitasnya
LS … … …
1.4 Papan nama proyek Unit
1.5 Keamanan dan manajemen lapangan LS
1.6 Survei sambungan pelanggan Unit
1.7 Kegiatan Sosialisasi LS
1.8 Penyediaan lokasi pembuangan hasil galian LS
1.9 Pembuatan laporan, foto, video, dan gambar LS
1.10 Penyelidikan tanah dan testing :
- Test pit 1 m x 2 m x 1,5 m
- Test pit 1 m x 3 m x 1,5 m
- Soil boring
- Survei Topografi dan Investigasi House Inlet dan
Bangunan
- Test kualitas air
- Pemantauan lingkungan
bh
bh
m
m
unit
bln
1.11 Demobilisasi dan pembersihan semua fasilitas
sementara, pemindahan mesin/peralatan, material
sisa dan lain-lain
LS
Jumlah Subtotal 1
2 Pekerjaan Pengolahan Limbah
2.1 Pekerjaan tanah
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
peralatan, penahan tanah, dewatering serta
pengangkutan material galian.
2.1.1 Pekerjaan galian
Galian tanah biasa s/d 5,0 m m3
365,00 69.235,00 25.270.775,00
Galian tanah keras m3
178,00 81.025,00 14.422.450,00
2.1.2 Pekerjaan bongkaran
Bongkaran aspal m3
… … …
Bongkaran beton m3
Bongkaran pasangan m3
2.1.3 Pekerjaan urugan
Urugan tanah pilihan/limestone dan pemadatan m3
Urugan tanah kembali, dipadatkan m3
52. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
52
No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
Urugan pasir di padatkan, t = 10 cm m3
Urugan Agregate di padatkan, t = 15 cm m3
2.2 Pekerjaan Struktur
2.2.1 Pasangan pondasi
Pengadaan dan pemasangan pondasi batukali m3
Pengadaan dan pemasangan Pondasi tiang pancang
dia 30 cm, K600
m
2.2.2 Pekerjaan beton
Pekerjaan lantai kerja beton K175, t = 10 cm m3
Pekerjaan beton untuk lantai m3
Pekerjaan beton untuk dinding m3
Pekerjaan beton untuk dak m3
Pekerjaan beton kolom m3
Pekerjaan beton balok m3
Pekerjaan beton sloof m3
2.2.3 Pekerjaan pembesian
Pekerjaan pembesian kg
2.3 Pekerjaan Arsitektur
2.3.1 Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Pasangan bata m2
Pekerjaan Pelesteran m2
Pekerjaan Siaran m2
2.3.2 Pekerjaan pasangan keramik
Pasangan lantai keramik m2
Pasangan dinding keramik m2
2.3.3 Pekerjaan pengecatan
Pengecatan dinding dalam m2
Pengecatan dinding luar m2
2.3.4 Pekerjaan pintu
Pintu folding baja, lengkap dengan frame unit
Pintu swing ganda, lengkap dengan frame unit
Pintu swing tunggal, lengkap dengan frame unit
2.5 Pekerjaan Mekanikal
Pekerjaan mekanikal meliputi pengadaan
dan instalasi peralatan mekanikal, aksesories,
komisioning serta pekerjaan lainnya untuk
kelengkapan pekerjaan ini.
53. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
53
No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
2.5.1
Integrated pretreatment, kap. 250 m3
/jam, screen bar
spacing 3 mm
unit
2.5.2 Manual fine screen, bar spacing 5 mm unit
2.5.3
Container for screened solid waste, 440 liter, material
PE
unit
2.5.4
Pintu air pada bak ekualisasi, 1.500 x 500 mm, PVC
dengan frame SS304
unit
2.5.5 Jet mixing pump unit
2.5.6 FCR feed pump, kap. 26 m3
/jam unit
2.5.7
Blower for FCR, 6,2 m3
/min, pressure 600 mbar, c/w
noise reduction
unit
2.5.8 Aeration Diffuser, dia 12" kapasitas 0 ~ 12m3
/jam unit
2.5.9 Internal Recycle Pump, kap 83 m3
/jam unit
2.5.10
Polyelectrolite preparation unit (pengadukan cepat),
kapasitas 83,3 ltr/jam
unit
2.5.11
Polyelectrolite Dosing Pump untuk pengadukan
cepat
unit
2.5.12
Mixer untuk pengadukan cepat, volume tangki 0,7
m3 unit
2.5.13 Mixer flokulasi, tangki 4,2 m3
unit
2.5.14 Disc filter, kapasitas 84 m3
/jam unit
2.5.15
Channel gate disc filter, 1000 x 1300 mm, PVC with
frame SS304
unit
2.5.16 UV desinfection, kap. 84 m3
/jam unit
2.5.17
Channel gate UV, 1.000 x 1.300 mm, PVC with
frame SS304
unit
2.5.18 Coarse diffuser (sludge storage tank) unit
2.5.19
Dewatering unit feed pump, kap. 7,5 m3
/jam, head
20 m
unit
2.5.20 Static Mixer unit
2.5.21
Combined Thickening and Dewatering Unit, kap. 7,5
m3
/jam
unit
2.5.22 Sludge Container, kap. 3 m3
unit
2.5.23
Polyelectrolite preparation unit (dewatering), 119
ltr/jam
unit
2.5.24
Polyelectrolite dosing pump for dewatering, 120 ltr/
jam, head 20 m
unit
2.5.25 Supernatant pump, kap. 7,5 m3
/jam, head 6 m unit
2.5.26 Treated water pump, kap. 5 m3
/jam, head 10 m unit
2.5.27 Utility booster pump, kap. 5 m3
/jam, head 40 m unit
2.5.28 Utility water tank, kap. 2 m3
unit
2.5.29 Membran pressure tank, kap. 200 liter unit
2.5.30 Biofilter, kap. 1500 m3
/jam unit
54. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
54
No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
2.5.31 Biofilter fan, kap. 1.500 m3
/jam unit
2.5.32 Organica biomodule dan control package unit
2.5.33 Electrical Panel dan Cabling, included cable tray pak
2.5.34 Piping, fitting, dan support pak
2.6 Pekerjaan Plumbing
Pekerjaan ini meliputi penggalian, timbunan, pen-
gadaan dan pemasangan pipa, serta aksesories yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
2.6.1 Pipa air bersih PVC dia 1,5" (klas aw) m
2.6.2 Pipa air bersih PVC dia 1,0" (klas aw) m
2.6.3 Pipa air bersih PVC dia 3/4" (klas aw) m
2.6.4 Pipa air bersih PVC dia 1/2" (klas aw) m
2.6.5 Pipa pembuangan PVC dia 4" (klas D) m
2.6.6 Pipa pembuangan PVC dia 2" (klas D) m
2.6.7 Pipa vent PVC dia 1" (klas D) m
2.6.8 Kloset duduk bh
2.6.9 Floor drain bh
2.6.10 Kran air bh
2.6.11 Tangki Air kapasitas 1 m3
bh
2.7 Pekerjaan Elektrikal
2.7.1 Biaya sambungan dari PLN, 82,5 kVA ls
2.7.2 Panel
Penyediaan LVMDP, 82,5kVA unit
Penyediaan sub distribution panel (SDB - 01) unit
Penyediaan sub distribution panel (SDB - 02) unit
Penyediaan PP, blower panel unit
Penyediaan panel kantor unit
Penyediaan panel air bersih (mechanical scraper,
pompa air bersih)
unit
Penyediaan Panel Pos Jaga (Blower ABF, Pompa
lumpur, Effluen ABF)
unit
2.7.3 Kabel Distribusi
Instalasi kabel (NYFGBY 4 x 50 mm) dari PLN ke
LVMDV
m
Instalasi kabel (NYY 4 x 50 mm + NYY 4x2,5 mm)
dari genzet ke LVMDP
m
Instalasi kabel (NYY 4 x 25 mm) dari LVMDP ke
SDP-02
m
55. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
55
No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
Instalasi kabel (NYY 4 x 16 mm) dari LVMDP ke
SDP-01
m
Instalasi kabel (NYY 4 x 16 mm) dari LVMDP ke
PP, blower
m
Instalasi kabel (NYY 4 x 4 mm + HIC) m
Instalasi kabel (NYY 4 x 2,5 mm + HIC) m
Instalasi kabel (NYY 3 x 2,5 mm + HIC) m
Instalasi kabel (3 x NYY 4 x 2,5 mm) dari panel ke
blower
m
2.7.4 Lampu dan stop kontak
Downlight LED 9W, dengan casing 3" bh
Lampu TL 36 watt bh
Lampu TL 2 x 36 watt dengan reflection light bh
Spot light 50 watt bh
Stop kontak bh
Stop kontak AC 16A bh
Stop kontak exhaust fan bh
Stopkontak waterproof bh
Saklar tunggal bh
Saklar ganda bh
Instalasi kabel lampu (NYM 3 x 2,5 mm) titik
AC 1,5 PK 1,02 kw (kap 12.000 BTU/h) bh
Exhaust fan, 11 watt bh
2.7.5 Penangkal Petir
Penangkal petir jenis konvensional kawat BC 50
mm2
, lengkap dengan pipa GIP 1" dan aksesorisnya
unit
2.7.6 Genset
Penyediaan dan instalasi genset silent type, kapasitas
80 kVA, water cooling dengan engine mounted
radiator
unit
2.8 Pekerjaan Lanskap dan Penataan halaman
2.8.1 Lanskap
Acalypha siamensis (teh-tehan) sepanjang 27 m
(jarak 30 cm)
bh
Pennisetum purpureum Schamach (rumput gajah
mini)
m2
Pohon kamboja bali pohon
Pennisetum purpureum Schamach (rumput gajah
mini)
m2
Tanah Subur m2
Pupuk Kandang m3
60. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
60
Lampiran 1
Daftar Kegiatan dan Contoh Perhitungan Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi
Daftar Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
No. Uraian
1 Penyiapan RK3K, terdiri atas:
a. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Izin Kerja dan Formulir;
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);
2 Sosialisasi dan Promosi K3, terdiri atas:
a. Induksi K3 (safety induction);
b. Pengarahan K3 (safety briefing): pertemuan keselamatan (safety talk dan/atau tool box meeting);
c. Pelatihan K3;
d. Simulasi K3;
e. Spanduk (banner);
f. Poster;
g. Papan Informasi K3.
3 Alat Pelindung Kerja, terdiri atas:
a. Jaring pengaman (safety net);
b. Tali keselamatan (life line);
c. Penahan jatuh (safety deck);
d. Pagar pengaman (guard railling);
e. Pembatas area (restricted area).
4 Alat Pelindung Diri, terdiri atas:
a. Topi pelindung (safety helmet);
b. Pelindung mata (goggles, spectacles);
c. Tameng muka (face shield);
d. Masker selam (breathing apparatus);
e. Pelindung telinga (ear plug, ear muff);
f. Pelindung pernafasan dan mulut (masker);
g. Sarung tangan (safety gloves);
h. Sepatu keselamatan (safety shoes);
i. Penunjang seluruh tubuh (full body harness);
j. Jaket pelampung (life vest);
k. Rompi keselamatan (safety vest);
l. Celemek (apron/coveralls);
m. Pelindung jatuh (fall arrester);
61. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
61
Daftar Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi (Lanjutan)
No. Uraian
5 Asuransi dan Perizinan, terdiri atas:
a. BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja;
b. Surat Izin Kelaikan Alat;
c. Surat Izin Operator;
d. Surat Izin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3);
6 Personil K3, terdiri atas:
a. Ahli K3 dan/atau petugas K3;
b. Petugas tanggap darurat;
c. Petugas P3K;
d. Petugas pengatur lalu lintas (flagman);
e. Petugas medis.
7 Fasilitas Sarana Kesehatan, terdiri atas;
a. Peralatan P3K (kotak P3K, tandu, tabung oksigen, obat luka, perban, dll)
b. Ruang P3K (tempat tidur pasien, stetoskop, timbangan berat badan, tensi meter, dll);
c. Peralatan pengasapan (fogging);
d. Obat pengasapan.
8 Rambu-Rambu, terdiri atas:
a. Rambu petunjuk;
b. Rambu larangan;
c. Rambu peringatan;
d. Rambu kewajiban;
e. Rambu informasi;
f. Rambu pekerjaan sementara;
g. Tongkat pengatur lalu lintas (warning lights stick);
h. Kerucut lalu lintas (traffic cone);
i. Lampu putar (rotary lamp);
j. Lampu selang lalu lintas.
9 Lain-Lain Terkait Pengendalian Risiko K3
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
b. Sirine;
c. Bendera K3;
d. Jalur evakuasi (escape route);
e. Lampu darurat (emergency lamp);
f. Program inspeksi dan audit internal;
g. Pelaporan dan penyelidikan insiden.
62. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
62
Contoh Perhitungan Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi
No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 Penyiapan RK3K, terdiri atas: 2.770.000,00
a. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Izin
Kerja dan Formulir;
Set 1,00 2.000.000,00 2.000.000,00
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP); Org 110,00 7.000,00 770.000,00
2 Sosialisasi dan promosi K3, terdiri atas:
a. Induksi K3 (safety induction); Org … … …
b. Pengarahan K3 (safety briefing): pertemuan
keselamatan (safety talk dan/atau tool box meeting);
OH
c. Pelatihan K3; Org
d. Simulasi K3; Org
e. Spanduk (banner); Lb
f. Poster; Lb
g. Papan Informasi K3. Bh
3 Alat Pelindung Kerja, terdiri atas:
a. Jaring pengaman (safety net); Ls
b. Tali keselamatan (life line); Ls
c. Penahan jatuh (safety deck); Ls
d. Pagar pengaman (guard railling); Ls
e. Pembatas area (restricted area). Ls
4 Alat Pelindung Diri, terdiri atas:
a. Topi pelindung (safety helmet); bh
b. Pelindung mata (goggles, spectacles); psg
c. Tameng muka (face shield); bh
d. Masker selam (breathing apparatus); bh
e. Pelindung telinga (earplugs, earmuffs); psg
f. Pelindung pernafasan dan mulut (masker); bh
g. Sarung tangan (safety gloves); psg
h. Sepatu keselamatan (safety shoes); psg
i. Penunjang seluruh tubuh (full body harness); psg
j. Jaket pelampung (life vest); bh
k. Rompi keselamatan (safety vest); bh
l. Celemek (apron/coveralls); bh
m. Pelindung jatuh (fall arrester); bh
63. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
63
No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
5 Asuransi dan Perizinan, terdiri atas:
a. BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja; Ls
b. Surat Izin Kelaikan Alat;
Alat/
Kend
c. Surat Izin Operator; Lb/Alat
d. Surat Izin Pengesahan Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3);
Ls
6 Personil K3, terdiri atas:
a. Ahli K3 dan/atau petugas K3; OB
b. Petugas tanggap darurat; OB
c. Petugas P3K; OB
d. Petugas pengatur lalu lintas (flagman); OB
e. Petugas medis. OB
7 Fasilitas sarana kesehatan:
a.
Peralatan P3K (kotak P3K, tandu, tabung oksigen,
obat luka, perban, dll.);
Ls
b.
Ruang P3K (tempat tidur pasien, stetoskop, timban-
gan berat badan, tensi meter, dll.);
Ls
c. Peralatan pengasapan (fogging); bh
d. Obat pengasapan. kali
8 Rambu-Rambu, terdiri atas:
a. Rambu petunjuk; bh
b. Rambu larangan; bh
c. Rambu peringatan; bh
d. Rambu kewajiban; bh
e. Rambu informasi; bh
f. Rambu pekerjaan sementara; bh
g. Tongkat pengatur lalu lintas (warning lights stick); bh
h. Kerucut lalu lintas (traffic cone); bh
i. Lampu putar (rotary lamp); bh
j. Lampu selang lalu lintas. Ls
9 Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR); bh
b. Sirine; bh
c. Bendera K3; bh
d. Jalur evakuasi (escape route); Ls
e. Lampu Darurat (Emergency Lamp); bh
f. Program Inspeksi dan Audit Internal; org
g. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden. Ls
64. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
64
Kelompok Pekerjaan Uraian Jenis Pekerjaan
A. Pekerjaan persiapan 1. Pembuatan 1 m2
pagar sementara dari kayu
2. Pembuatan 1 m2
pagar sementara dari seng gelombang
3. Pembuatan 1 m2
pagar sementara dari kawat duri
4. Pengukuran dan pemasangan 1 m2
bouwplank
5. Pembuatan 1 m2
kantor sementara
6. Pembuatan 1 m2
gudang
7. Pembuatan 1 m2
rumah jaga
8. Pembersihan dan perataan lapangan 1 m2
9. Pembuatan 1 m2
bedeng pekerja
10. Pembuatan 1 m2
bak adukan
11. Pembuatan 1 m2
perancah dari bambu
12. Pembuatan 1 m2
jalan sementara
13. Pembongkaran 1 m3
beton bertulang
14. Pembongkaran 1 m2
dinding tembok
15. Pemasangan 1 m2
kawat jaring galvanis
16. Pemasangan 1 m2
pagar beton pracetak
B. Pekerjaan tanah 1. Penggalian tanah biasa sedalam 1 m
2. Penggalian tanah biasa sedalam 2 m
3. Penggalian tanah biasa sedalam 3 m
4. Penggalian tanah keras sedalam 1 m
5. Penggalian tanah cadas sedalam 1 m
6. Penggalian tanah lumpur sedalam 1 m
7. Pengerjaan stripping setinggi 1 m
8. Pembuangan tanah sejauh 30 m
9. Pengurugan kembali galian
10. Pemadatan tanah per 20 cm
11. Pengurugan dengan pasir urug
12. Pemasangan lapisan pudel 1:3:7
13. Pemasangan lapisan pudel 1:5
14. Pemasangan lapisan ijuk
15. Pengurugan dengan sirtu padat
C. Pekerjaan pondasi 1. Pemasangan pondasi batu belah 1PC:3PP
2. Pemasangan pondasi batu belah 1PC:4PP
3. Pemasangan pondasi batu belah 1PC:5PP
4. Pemasangan pondasi batu belah 1PC:6PP
5. Pemasangan pondasi batu belah 1PC:8PP
6. Pemasangan pondasi batu belah 1KP:1SM:2 PP
7. Pemasangan pondasi batu belah 1PC:3KP:10 PP
8. Pemasangan pondasi batu belah 1/4PC:1KP:4 PP
9. Pemasangan batu kosong (aanstamping)
10. Pemasangan pondasi siklop 60% beton
11. Pemasangan pondasi sumuran Ø 100 cm
D. Pekerjaan Beton 1. Pembuatan 1 m3
beton mutu fc 7,4 MPa (K100)
2. Pembuatan 1 m3
beton mutu fc 9,8 MPa (K125)
3. Pembuatan 1 m3
beton mutu fc 12,2 MPa (K150)
4. Pembuatan 1 m3
lantai kerja beton mutu fc 7,4 MPa
5. Pembuatan 1 m3
beton mutu fc 14,5 MPa (K175)
6. Pembuatan 1 m3
beton mutu fc 16,9 MPa (K200)
7. Pembuatan 1 m3
beton mutu fc 19,3 MPa (K225)
8. Pembuatan 1 m3
beton mutu fc 21,7 MPa (K250)
9. Pembuatan 1 m3
beton mutu fc 24 MPa (K275)
Lampiran 2
Daftar Jenis Pekerjaan dalam Tiap Kelompok Pekerjaan
65. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
65
Kelompok Pekerjaan Uraian Jenis Pekerjaan
10. Pembuatan 1 m3
beton mutu fc 26,4 MPa (K300)
11. Pembuatan 1 m3
beton mutu fc 28,8 MPa (K325)
12. Pembuatan 1 m3
beton mutu fc 31,2 MPa (K350)
13. Pembuatan 1 m3
beton kedap air dengan strorox 100
14. Pemasangan 1 m2
PVC Waterstop lebar 150 mm
15. Pemasangan 1 m2
PVC Waterstop lebar 200mm
16. Pemasangan 1 m2
PVC Waterstop lebar 230-320 mm
17. Pembesian 10 kg dengan besi polos atau ulir
18. Pemasangan 10 kg kabel presstressed polos/strand
19. Pemasangan 10 kg jaring kawat baja (wiremesh)
20. Pemasangan 1 m2
bekisting untuk pondasi
21. Pemasangan 1 m2
bekisting untuk sloof
22. Pemasangan 1 m2
bekisting untuk kolom
23. Pemasangan 1 m2
bekisting untuk balok
24. Pemasangan 1 m2
bekisting untuk lantai
25. Pemasangan 1 m2
bekisting untuk dinding
26. Pemasangan 1 m2
bekisting untuk tangga
27. Pemasangan 1 m2
tangga pengecoran beton
28. Pembuatan 1 m3
pondasi beton bertulang (150 kg besi)
29. Pembuatan 1 m3
sloof beton bertulang (200 kg besi)
30. Pembuatan 1 m3
kolom beton bertulang (300 kg besi)
31. Pembuatan 1 m3
balok beton bertulang (200 kg besi)
32. Pembuatan 1 m3
plat beton bertulang (150 kg besi)
33. Pembuatan 1 m3
dinding beton bertulang (150 kg besi)
34. Pembuatan 1 m3
dinding beton bertulang (200 kg besi)
35. Pembuatan 1 m2
kolom praktis beton bertulang (11 x 11)
36. Pembuatan 1 m2
ring balok beton bertulang (10 x 15)
E. Pekerjaan beton pracetak 1. Pembuatan 1 m2
lahan produksi tebal 8 cm beton f’c 14,5 MPa
2. Pembuatan 1 m2
lahan produksi tebal 10 cm beton f’c 14,5 MPa
3. Pembuatan 1 m2
lahan produksi tebal 12 cm beton f’c 14,5 MPa
4. Pembuatan 1 m2
lahan produksi tebal 15 cm beton f’c 14,5 MPa
5. Pembuatan 1 m2
bekisting untuk plat beton pracetak
6. Pembuatan 1 m2
bekisting untuk balok beton pracetak
7. Pembuatan 1 m2
bekisting untuk kolom beton pracetak
8. Pemasangan dan membuka bekisting 1 buah untuk plat beton pracetak
9. Pemasangan dan membuka bekisting 1 buah untuk balok beton pracetak
10. Pemasangan dan membuka bekisting 1 buah untuk kolom beton pracetak
11. Penuangan/menebar beton untuk 1 buah plat beton pracetak
12. Penuangan/menebar beton untuk 1 buah balok beton pracetak
13. Penuangan/menebar beton untuk 1 buah kolom beton pracetak
14. Mendirikan 1 buah komponen plat beton pracetak
15. Mendirikan 1 buah komponen balok beton pracetak
16. Mendirikan 1 buah komponen kolom beton pracetak
17. Melangsir 1 buah komponen plat beton pracetak (± 20 m)
18. Melangsir 1 buah komponen balok beton pracetak (± 20 m)
19. Melangsir 1 buah komponen kolom beton pracetak (± 20m)
20. Bahan 1 m3
grouting campuran
21. Bahan 1 m3
grouting tidak campuran
22. Upah melakukan grouting 1 titik pada join pracetak
23. Pemasangan 1 titik bekisting join pracetak
24. Upah 1 titik join dengan sling
F. Pekerjaan besi dan aluminium 1. Pemasangan baja profil
2. Pemasangan rangka kuda-kuda baja IWF
3. Pengerjaan perakitan baja
4. Pembuatan pintu plat baja tebal 2 mm rangkap
5. Pengerjaan pengelasan dengan las listrik
66. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
66
Kelompok Pekerjaan Uraian Jenis Pekerjaan
6. Pembuatan rangka jendela square tube 25 x 5
7. Pemasangan pintu rolling door besi
8. Pemasangan pintu folding door
9. Pemasangan sunscreen aluminium
10. Pemasangan rangka plafond besi hollow
G. Pekerjaan dinding dan pasangan 1. Pemasangan dinding bata merah 1 batu camp. 1PC:2PP
2. Pemasangan dinding bata merah 1 batu camp. 1PC:3PP
3. Pemasangan dinding bata merah 1 batu camp. 1PC:4PP
4. Pemasangan dinding bata merah 1 batu camp. 1PC:5PP
5. Pemasangan dinding bata merah 1 batu camp. 1PC:6PP
6. Pemasangan dinding bata merah 1 batu 1PC:3KP: 2PP
7. Pemasangan dinding bata merah 1/2 batu camp. 1PC:2PP
8. Pemasangan dinding bata merah 1/2 batu camp. 1PC:3PP
9. Pemasangan dinding bata merah 1/2 batu camp. 1PC:4PP
10. Pemasangan dinding bata merah 1/2 batu camp. 1PC:5PP
11. Pemasangan dinding bata merah 1/2 batu camp. 1PC:6PP
12. Pemasangan dinding bata merah 1/2 batu 1PC:8PP
13. Pemasangan dinding bata merah 1/2 batu 1PC:3KP: 10PP
14. Pemasangan dinding bata merah 1/2 batu 1KP:1SM:1PP
15. Pemasangan dinding bata merah 1/2 batu 1KP:1SM:2PP
16. Pemasangan dinding HB20 camp. 1PC:3PP
17. Pemasangan dinding HB20 camp. 1PC:4PP
18. Pemasangan dinding HB15 camp. 1PC:3PP
19. Pemasangan dinding HB15 camp. 1PC:4PP
20. Pemasangan dinding HB10 camp. 1PC:3PP
21. Pemasangan dinding HB10 camp. 1PC:4PP
22. Pemasangan dinding terawang (roster) camp. 1PC:3PP
23. Pemasangan dinding terawang (plint) camp. 1PC:4PP
24. Pemasangan dinding bata berongga camp. 1PC:3PP
H. Pekerjaan plesteran 1. Pemasangan plesteran 1PC:1PP tebal 15 mm
2. Pemasangan plesteran 1PC:2PP tebal 15 mm
3. Pemasangan plesteran 1PC:3PP tebal 15 mm
4. Pemasangan plesteran 1PC:4PP tebal 15 mm
5. Pemasangan plesteran 1PC:5PP tebal 15 mm
6. Pemasangan plesteran 1PC:6PP tebal 15 mm
7. Pemasangan plesteran 1PC:7PP tebal 15 mm
8. Pemasangan plesteran 1PC:8PP tebal 15 mm
9. Pemasangan plesteran 1PC:1/2KP:3PP tebal 15 mm
10. Pemasangan plesteran 1PC:2KP:8PP tebal 15 mm
11. Pemasangan plesteran 1SM:1KP:1PP tebal 15 mm
12. Pemasangan plesteran 1SM:1KP:2PP tebal 15 mm
13. Pemasangan plesteran 1PC:2PP tebal 20 mm
14. Pemasangan plesteran 1PC:3PP tebal 20 mm
15. Pemasangan plesteran 1PC:4PP tebal 20 mm
16. Pemasangan plesteran 1PC:5PP tebal 20 mm
17. Pemasangan plesteran 1PC:6PP tebal 20 mm
18. Pemasangan plesteran 1SM:1KP:2PP tebal 20 mm
19. Pemasangan berapen 1PC:5PP tebal 15 mm
20. Pemasangan plesteran skoning 1PC:2PP lebar 10 cm
21. Pemasangan plesteran granit 1PC:2 Granit tebal 10 mm
22. Pemasangan plesteran teraso 1PC:2 Teraso tebal 10 mm
23. Pemasangan plesteran ciprat 1PC:2PP
24. Pemasangan finishing siar pasangan bata
25. Pemasangan finishing siar pas. conblock
26. Pemasangan finishing siar pas. batu belah
27. Pemasangan acian
67. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
67
Kelompok Pekerjaan Uraian Jenis Pekerjaan
I. Pekerjaan penutup lantai dan penutup
dinding
1. Pemasangan 1 m2
lantai ubin PC abu-abu 40 x 40
2. Pemasangan 1 m2
lantai ubin PC abu-abu 30 x 30
3. Pemasangan 1 m2
lantai ubin PC abu-abu 20 x 20
4. Pemasangan 1 m2
lantai ubin warna 40 x 40
5. Pemasangan 1 m2
lantai ubin warna 30 x 30
6. Pemasangan 1 m2
lantai ubin warna 20 x 20
7. Pemasangan 1 m2
lantai ubin teraso 40 x 40
8. Pemasangan 1 m2
lantai ubin teraso 30 x 30
9. Pemasangan 1 m2
lantai ubin granit 40 x 40
10. Pemasangan 1 m2
lantai ubin granit 30 x 30
11. Pemasangan 1 m2
lantai ubin teralux 40 x 40
12. Pemasangan 1 m2
lantai ubin teralux 30 x 30
13. Pemasangan 1 m2
lantai ubin teralux marmer 60 x 60
14. Pemasangan 1 m2
lantai ubin teralux marmer 40 x 40
15. Pemasangan 1 m2
lantai ubin teralux marmer 30 x 30
16. Pemasangan 1 m2
plint ubin PC abu-abu 15 x 20
17. Pemasangan 1 m2
plint ubin PC abu-abu 10 x 30
18. Pemasangan 1 m2
plint ubin PC abu-abu 10 x 40
19. Pemasangan 1 m2
plint ubin warna 10 x 20
20. Pemasangan 1 m2
plint ubin warna 10 x 30
21. Pemasangan 1 m2
plint ubin warna 10 x 40
22. Pemasangan 1 m2
plint ubin teraso 10 x 30
23. Pemasangan 1 m2
plint ubin teraso 10 x 40
24. Pemasangan 1 m2
plint ubin granit 10 x 40
25. Pemasangan 1 m2
plint ubin granit 10 x 30
26. Pemasangan 1 m2
plint ubin teralux kerang 10 x 40
27. Pemasangan 1 m2
plint ubin teralux kerang 10 x 30
28. Pemasangan 1 m2
plint ubin teralux marmer 10 x 60
29. Pemasangan 1 m2
plint ubin teralux marmer 10 x 40
30. Pemasangan 1 m2
plint ubin teralux marmer 10 x 30
31. Pemasangan 1 m2
lantai teraso cor jenis pat tebal 3 cm
32. Pemasangan 1 m2
lantai keramik artistik 10 x 20
33. Pemasangan 1 m2
lantai keramik artistik 10 x 20 atau 5 x 20
34. Pemasangan 1 m2
lantai keramik 33 x 33
35. Pemasangan 1 m2
lantai keramik 30 x 30
36. Pemasangan 1 m2
lantai keramik 20 x 20
37. Pemasangan 1 m2
lantai keramik 10 x 33 variasi/border
38. Pemasangan 1 m2
lantai mozaik 30 x 30 1PC:3PP
39. Pemasangan 1 m2
plint keramik 10 x 20
40. Pemasangan 1 m2
plint keramik 10 x 10
41. Pemasangan 1 m2
plint keramik 5 x 20
42. Pemasangan 1 m2
plint internal cove artistik 5 x 5 x 20
43. Pemasangan 1 m2
lantai marmer 100 x 100
44. Pemasangan 1 m2
lantai karpet
45. Pemasangan 1 m2
under layer (lapisan bawah karpet)
46. Pemasangan 1 m2
lantai parquet
47. Pemasangan 1 m2
lantai kayu gym floor
48. Pemasangan 1 m2
dinding porslen 11 x 11
49. Pemasangan 1 m2
dinding porslen 10 x 20
50. Pemasangan 1 m2
dinding porslen 20 x 20
51. Pemasangan 1 m2
dinding keramik artistik 10 x 20
52. Pemasangan 1 m2
dinding keramik artistik 5 x 20
53. Pemasangan 1 m2
dinding keramik 10 x 20
54. Pemasangan 1 m2
dinding keramik 20 x 20
55. Pemasangan 1 m2
dinding marmer 100 x 100
56. Pemasangan 1 m2
dinding bata pelapis 3 x 7 x 24
57. Pemasangan 1 m2
dinding batu paras
68. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
68
Kelompok Pekerjaan Uraian Jenis Pekerjaan
58. Pemasangan 1 m2
dinding batu temple hitam
59. Pemasangan 1 m2
lantai vinyl 30 x 30
60. Pemasangan 1 m2
wallpaper lebar 50cm
61. Pemasangan 1 m2
floor harderner
62. Pemasangan 1 m2
plint vinyl karet 15 x 30
63. Pemasangan 1 m2
plint kayu 2 x 10
J. Pekerjaan plafond 1. Pemasangan langit-langit asbes semen 4,5,6 mm
2. Pemasangan langit-langit akustik 30 x 30
3. Pemasangan langit-langit akustik 30 x 60
4. Pemasangan langit-langit akustik 60 x 120
5. Pemasangan langit-langit tripleks 3,4,6 mm
6. Pemasangan langit-langit lambrisering kayu
7. Pemasangan langit-langit gypsum board tebal 9 mm
8. Pemasangan list langit-langit gypsum
9. Pemasangan langit-langit akustik berikut rangka almn
10. Pemasangan list langit-langit kayu profil
K. Pekerjaan penutup atap 1. Pemasangan 1 m2
atap genteng palentong kecil
2. Pemasangan 1 m2
atap genteng kodok glazuur
3. Pemasangan 1 m2
atap genteng palentong besar/super
4. Pemasangan 1 m2
bubung genteng palentong kecil
5. Pemasangan 1 m2
bubung genteng kodok glazuur
6. Pemasangan 1 m2
bubung genteng palentong besar
7. Pemasangan 1 m2
roof light fiber glass 90 x 180
8. Pemasangan 1 m2
atap asbes gelombang 92 x 250 tebal 5 mm
9. Pemasangan 1 m2
atap asbes gelombang 92 x 225 tebal 5 mm
10. Pemasangan 1 m2
atap asbes gelombang 92 x 200 tebal 5 mm
11. Pemasangan 1 m2
atap asbes gelombang 92 x 180 tebal 5 mm
12. Pemasangan 1 m2
atap asbes gelombang 105 x 300 tebal 5 mm
13. Pemasangan 1 m2
atap asbes gelombang 105 x 270 tebal 5 mm
14. Pemasangan 1 m2
atap asbes gelombang 105 x 240 tebal 5 mm
15. Pemasangan 1 m2
atap asbes gelombang 105 x 210 tebal 5 mm
16. Pemasangan 1 m2
atap asbes gelombang 105 x 150 tebal 5 mm
17. Pemasangan 1 m2
atap asbes gelombang 108 x 300 tebal 6 mm
18. Pemasangan 1 m2
atap asbes gelombang 108 x 270 tebal 6 mm
19. Pemasangan 1 m2
atap asbes gelombang 108 x 240 tebal 6 mm
20. Pemasangan 1 m2
atap asbes gelombang 108 x 210 tebal 6 mm
21. Pemasangan 1 m2 atap asbes gelombang 108 x 180 tebal 6 mm
22. Pemasangan 1 m2 bubung stel gelombang 92 cm
23. Pemasangan 1 m2 nokstel gelombang 105 cm
24. Pemasangan 1 m nokstel gelombang 108 cm
25. Pemasangan 1 m2
nokpaten 92 cm
26. Pemasangan 1 m2
nokpaten 105 cm
27. Pemasangan 1 m2
nokpaten 108 cm
28. Pemasangan 1 m2
nokstel rata 92 cm
29. Pemasangan 1 m2
nokstel rata 105 cm
30. Pemasangan 1 m2
atap genteng beton
31. Pemasangan 1 m2
atap genteng aspal
32. Pemasangan 1 m2
atap genteng metal
33. Pemasangan 1 m2
atap sirap kayu
34. Pemasangan 1 m2
nok genteng beton
35. Pemasangan 1 m2
nok genteng aspal
36. Pemasangan 1 m2
nok genteng metal
37. Pemasangan 1 m2
nok atap sirap
38. Pemasangan 1 m2
atap seng gelombang
39. Pemasangan 1 m2
nok atap seng
40. Pemasangan 1 m2
atap alumunium gelombang
69. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
69
Kelompok Pekerjaan Uraian Jenis Pekerjaan
41. Pemasangan 1 m2
nok atap alumunium gelombang
42. Pemasangan 1 m2
lapisan alumunium foil
L. Pekerjaan kayu 1. Pembuatan dan pemasangan kusen kayu kelas I
2. Pembuatan dan pemasangan kusen kayu kelas II dan III
3. Pembuatan dan pemasangan kayu klam kayu kelas II
4. Pembuatan dan pemasangan pintu klam kayu kelas III
5. Pembuatan dan pemasangan pintu panel kayu kelas I atau II
6. Pembuatan dan pemasangan pintu/jendela kaca kayu kelas I atau II
7. Pembuatan dan pemasangan pintu/jendela jalusi kayu kelas I atau II
8. Pembuatan dan pemasangan pintu plywood rangkap
9. Pembuatan dan pemasangan pintu plywood rangka ekspose kayu kelas I atau II
10. Pembuatan dan pemasangan jalusi kusen kayu kelas I atau II
11. Pembuatan dan pemasangan pintu teakwood rangka ekspose kayu kelas I
12. Pembuatan dan pemasangan pintu lapis formika rangka ekspose kayu kelas II
13. Pemasangan kuda-kuda konvensional kayu kelas I,II,III
14. Pemasangan kuda-kuda ekpose kayu kelas I
15. Pemasangan konstruksi gordeng kayu kelas II
16. Pemasangan rangka atap genteng keramik kayu kelas II
17. Pemasangan rangka atap genteng beton kayu kelas II
18. Pemasangan rangka atap sirap kayu kelas II
19. Pemasangan rangka langit-langit 50 x 100 kayu kelas II & III
20. Pemasangan rangka langit-langit 60 x 60 kayu kelas II atau III
21. Pemasangan listplank 3 x 20 kayu kelas I dan II
22. Pemasangan listplank 3/30 kayu kelas I dan II
23. Pemasangan rangka dinding pemisah kayu kelas II atau III
24. Pemasangan dinding pemisah teakwood double kayu kelas II
25. Pemasangan dinding pemisah plywood rangkap kayu kelas II
26. Pemasangan dinding lambrisering kayu kelas I
27. Pemasangan dinding lambrisering dari plywood
28. Pemasangan dinding bilik rangka kayu kelas III
M. Pekerjaan kunci dan kaca 1. Pemasangan 1 buah kunci tanam antik
2. Pemasangan 1 buah kunci tanam biasa
3. Pemasangan 1 buah kunci tanam kamar mandi
4. Pemasangan 1 buah kunci tanam silinder
5. Pemasangan 1 buah engsel pintu
6. Pemasangan 1 buah engsel jendela kupu-kupu
7. Pemasangan 1 buah engsel angin
8. Pemasangan 1 buah spring knip
9. Pemasangan 1 buah kait angin
10. Pemasangan 1 buah door closer
11. Pemasangan 1 buah slot
12. Pemasangan 1 buah door holder
13. Pemasangan 1 buah door stop
14. Pemasangan 1 buah rel pintu dorong
15. Pemasangan 1 buah kunci lemari
16. Pemasangan 1 m2
kaca polos tebal 3 mm
17. Pemasangan 1 m2
kaca polos tebal 5 mm
18. Pemasangan 1 m2
kaca polos tebal 8 mm
19. Pemasangan 1 m2
kaca polos tebal 12 mm
20. Pemasangan 1 m2
kaca cermin tebal 5 mm
21. Pemasangan 1 m2
kaca cermin tebal 6 mm
22. Pemasangan 1 m2
kaca cermin tebal 8 mm
23. Pemasangan 1 m2
kaca “Wiremesh glass” tebal 5 mm
24. Pemasangan 1 m2
kaca patri tebal 5 mm
70. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
70
Kelompok Pekerjaan Uraian Jenis Pekerjaan
N. Pekerjaan pengecatan 1. Pengikisan/pengerokan 1 m2
permukaan cat tembok lama
2. Pencucian 1 m2
permukaan dinding lama
3. Pengerokan 1 m2
karat atau cat lama permukaan baja
4. Pengecatan bidang kayu baru 1 lapis cat dasar 2 lapis penutup
5. Pengecatan bidang kayu baru, 1 lapis cata dasar, 3 lapis penutup
6. Pelaburan bidang kayu dengan teak oil
7. Pelaburan 1 m2
bidang kayu dengan politur
8. Pelaburan 1 m2
bidang kayu dengan residu atau ter
9. Pelaburan 1 m2
bidang kayu dengan vernis
10. Pengecatan 1 m2
tembok baru tanpa plamir
11. Pengecatan tembok lama
12. Pelaburan 1 m2
tembok dengan kalkarium
13. Pelaburan 1 m2
tembok baru dengan kapur
14. Pelaburan 1 m2
tembok lama dengan kapur
15. Pemasangan wallpaper
16. Pengecatan 1 m2
permukaan baja dengan Menie
17. Pengecatan 1 m2
permukaan baja galvani cara manual 4 lapis
18. Pengecatan 1 m2
permukaan baja galvani cara manual 1 lapis
19. Pengecatan 1 m2
permukaan baja galvani cara manual 3 lapis
20. Pengecatan 1 m2
permukaan baja galvani semprot 1 lapis
O. Pekerjaan sanitasi 1. Pemasangan 1 buah kloset duduk/monoblock
2. Pemasangan 1 buah kloset jongkok porslen
3. Pemasangan 1 buah kloset jongkok teraso
4. Pemasangan 1 buah urinoir
5. Pemasangan 1 buah wastafel
6. Pemasangan 1 buah bak mandi teraso vol 0,30 m3
7. Pemasangan 1 buah bak mandi fiber glass vol 0,3 m3
8. Pemasangan 1 buah bak mandi pas. batu bata vol 0,3 m3
9. Pemasangan 1 buah bed tube porslen
10. Pemasangan 1 buah bak air beton vol 1 m3
11. Pemasangan 1 buah bak air fiber glass vol 1 m3
12. Pemasangan 1 m’ pipa tanah Ø 15 cm untuk air limbah
13. Pemasangan 1 m’ pipa tanah Ø 20 cm untuk air limbah
14. Pemasangan 1 m’ pipa beton Ø 15-20 cm
15. Pemasangan 1 m’ pipa beton Ø 30-100 cm
16. Pemasangan 1 buah pak kontrol pasangan bata 30 x 30
17. Pemasangan 1 buah pak kontrol pasangan bata 45 x 45
18. Pemasangan 1 buah pak control pasangan bata 60 x 60
19. Pemasangan 1 m’ pipa galvanis Ø ½”
20. Pemasangan 1 m’ pipa galvanis Ø ¾”
20. Pemasangan 1 m’ pipa galvanis Ø ¾”
21. Pemasangan 1 m’ pipa galvanis Ø 1”
22. Pemasangan 1 m’ pipa galvanis Ø 11/2”
23. Pemasangan 1 m’ pipa galvanis Ø 3”
24. Pemasangan 1 m’ pipa galvanis Ø 4”
25. Pemasangan 1 m’ pipa PVC tipe AW Ø ½”
26. Pemasangan 1 m’ pipa PVC tipe AW Ø 3/4”
27. Pemasangan 1 m’ pipa PVC tipe AW Ø 1”
28. Pemasangan 1 m’ pipa PVC tipe AW Ø 1½”
29. Pemasangan 1 m’ pipa PVC tipe AW Ø 2”
30. Pemasangan 1 m’ pipa PVC tipe AW Ø 2½”
31. Pemasangan 1 m’ pipa PVC tipe AW Ø 3”
32. Pemasangan 1 m’ pipa PVC tipe AW Ø 4”
33. Pemasangan 1 buah bak cuci piring stainles steel
34. Pemasangan 1 buah bak cuci piring teraso
35. Pemasangan 1 buah kran Ø ¾” atau ½”
71. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANA ANGGARANBIAYA IPLT
71
Kelompok Pekerjaan Uraian Jenis Pekerjaan
36. Pemasangan 1 buah floor drain
P. Pekerjaan pemasangan pipa 1. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 63 mm
2. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 90 mm
3. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 110 mm
4. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 150 mm
5. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 200 mm
6. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 250 mm
7. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 300 mm
8. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 400 mm
9. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 450 mm
10. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 500 mm
11. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 600 mm
12. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 800 mm
13. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 900 mm
14. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 1000 mm
15. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 1100 mm
16. Pemasangan 1 m pipa PVC Ø 1200 mm
17. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 63 mm
18. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 100 mm
19. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 125 mm
20. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 150 mm
21. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 200 mm
22. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 250 mm
23. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 300 mm
24. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 400 mm
25. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 450 mm
26. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 500 mm
27. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 600 mm
28. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 800 mm
29. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 900 mm
30. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 1000 mm
31. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 1100 mm
32. Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 1200 mm
33. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 63 mm
34. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 100 mm
35. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 125 mm
36. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 150 mm
37. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 200 mm
38. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 250 mm
39. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 300 mm
40. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 400 mm
41. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 450 mm
42. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 500 mm
43. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 600 mm
44. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 800 mm
45. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 900 mm
46. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 1000 mm
47. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 1100 mm
48. Pemasangan 1 m pipa GIP Ø 1200 mm
49. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 100 mm
50. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 125 mm
51. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 150 mm
52. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 200 mm
53. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 250 mm
54. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 300 mm
55. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 400 mm
72. Buku D
PANDUANPERHITUNGAN
RENCANAANGGARANBIAYAPRASARANAIPLT
72
Kelompok Pekerjaan Uraian Jenis Pekerjaan
56. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 450 mm
57. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 500 mm
58. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 600 mm
59. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 800 mm
60. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 900 mm
61. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 1.000 mm
62. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 1.100 mm
63. Pemasangan 1 m pipa DCI Ø 1.200 mm
64. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 63 mm
65. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 100 mm
66. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 125 mm
67. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 150 mm
68. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 200 mm
69. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 250 mm
70. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 300 mm
71. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 400 mm
72. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 450 mm
73. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 500 mm
74. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 600 mm
75. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 800 mm
76. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 900 mm
77. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 1.000 mm
78. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 1.100 mm
79. Pemasangan 1 m pipa baja Ø 1.200 mm
Q. Pemotongan pipa 1. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 63 mm
2. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 90 mm
3. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 110 mm
4. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 150 mm
5. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 200 mm
6. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 250 mm
7. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 300 mm
8. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 400 mm
9. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 450 mm
10. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 500 mm
11. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 600 mm
12. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 800 mm
13. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 900 mm
14. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 1.000 mm
15. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 1.100 mm
16. Pemotongan 1 buah pipa PVC Ø 1.200 mm
17. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 63 mm
18. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 100 mm
19. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 125 mm
20. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 150 mm
21. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 200 mm
22. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 250 mm
23. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 300 mm
24. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 400 mm
25. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 450 mm
26. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 500 mm
27. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 600 mm
28. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 800 mm
29. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 900 mm
30. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 1.000 mm
31. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 1.100 mm
32. Pemotongan 1 buah pipa HDPE Ø 1.200 mm