SlideShare a Scribd company logo
GAMBARAN
UMUM
KEBIJAKAN
PENYUSUNAN
APBD TA 2022.
KEMENTERIAN DALAM
NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
@kemendagri @kemendagri @kemendagri_ri
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
UU NO. 23 TAHUN 2014 ttg PEMDA
Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan umum
penyelenggaraan pemda secara nasional
POROS
Pemerintahan &
Politik Dalam
Negeri
Menjamin keberlangsungan pelayanan &
pemberdayaan masyarkat, pembangunan daerah,
demokrasi, penegakan hukum dan kesatuan bangsa
Berlandaskan Penjabaran Visi, Misi, dan Program sesuai
dgn agenda prioritas kerja Presiden dan Wakil Presiden.
Penjabaran Program Operasional KEMENDAGRI, Koordinasi
antar K/L secara terpadu
Komitmen bersama dan partisipasi melaksanakan
program secara efektif, efisien, bersih berwibawa
dlm rangka memperkokoh NKRI
Gubernur, Bupati & Wali Kota mengelola dan
memecahkan berbagai isu strategis
SASARAN PEMERINTAHAN
DAERAH YANG BERSIH,
EFEKTIF DAN DEMOKRATIS
PERAN
STRATEGIS
KEMENDAGRI
 arahan utama Presiden dan prioritas
pembangunan nasional sesuai dengan
potensi dan kondisi masing-masing daerah,
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Tema Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2022
adalah “
Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural”
Tema Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2022
“Pemulihan Ekonomi dan Reformasi
Struktural”
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
1
2
3
4
Memperkuat Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan Berkualitas dan
Berkeadilan
5
6
7
Mengembangkan Wilayah untuk
Mengurangi Kesenjangan dan
Menjamin Pemerataan
Meningkatkan Sumber Daya Manusia
Berkualitas dan Berdaya Saing
Revolusi Mental dan Pembangunan
Kebudayaan
Memperkuat Infrastruktur untuk
Mendukung Pengembangan Ekonomi
dan Pelayanan Dasar
Membangun Lingkungan Hidup,
Meningkatkan Ketahanan Bencana
dan Perubahan Iklim
Memperkuat Stabilitas Polhukhankam
dan Transportasi Pelayanan Publik
 Pemerintah Daerah harus memfokuskan
pencapaian target pelayanan publik
perangkat daerah tanpa harus
menganggarkan seluruh program dan
kegiatan yang menjadi kewenangan
daerah
 sinergitas dan penyelarasan antara
kebijakan Pemda dengan Pemerintah
Pusat dengan mempedomani Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun
2021 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun
2022, dengan tetap memprioritaskan
kebijakan pemerintah dalam rangka
penanganan pandemi Corona Virus Disease
dan dampaknya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
 Alokasi anggaran untuk setiap perangkat
daerah ditentukan berdasarkan target
kinerja pelayanan publik masing-masing
urusan pemerintahan yang difokuskan
SINERGI DAN PENYELARASAN KINERJA DAN KEUANGAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2022
berdasarkan kebijakan umum anggaran dan prioritas dan plafon
anggaran sementara berupa target dan kinerja program dan kegiatan
yang tercantum dalam rencana kerja Pemerintah Daerah.
 APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri atas pendapatan,
belanja dan pembiayaan.
 APBD diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan daerah dan
organisasi yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 Penyusunan klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur pendapatan,
belanja dan pembiayaan pada APBD tahun 2022 atas pelaksanaan
urusan pemerintahan daerah yang dituangkan dalam program,
kegiatan dan sub kegiatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk mendukung Penanganan
pandemi Corona Virus Disease 2019 dan dampaknya paling sedikit
meliputi:
 dukungan program pemulihan ekonomi daerah terkait dengan
percepatan penyediaan sarana prasarana layanan publik dan ekonomi
untuk meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, dan
mengurangi kesenjangan penyediaan layanan publik;
 perlindungan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat;
 dukungan pelaksanaan vaksinasi Corona Virus Disease 2019;
 dukungan kelurahan dalam penanganan pandemi Corona Virus
Disease 2019 untuk pos komando tingkat kelurahan;
 insentif tenaga kesehatan dalam rangka untuk penanganan pandemi
dilakukan melalui sistem informasi
pemerintahan daerah (SIPD) sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
01 02 03
PENDAPATAN
DAERAH BELANJA DAERAH
PEMBIAYAAN
DAERAH
meliputi semua penerimaan
uang melalui Rekening Kas
Umum Daerah yang tidak
perlu dibayar kembali oleh
Daerah dan penerimaan
lainnya yang sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan diakui
sebagai penambah ekuitas
yang merupakan hak
daerah dalam 1 (satu)
meliputi semua
pengeluaran dari Rekening
Kas Umum Daerah yang
tidak perlu diterima
kembali oleh Daerah dan
pengeluaran lainnya yang
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan diakui sebagai
pengurang ekuitas yang
meliputi semua penerimaan
yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran
berkenaan maupun pada
tahun anggaran berikutnya.
KEBIJAKAN
PENYUSUNAN APBD
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
• Semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dalam bentuk uang dianggarkan dalam APBD.
• Penerimaan daerah merupakan rencana penerimaan daerah yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap
sumber penerimaan daerah dan berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan, yang terdiri atas
pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah.
• Pengeluaran daerah merupakan rencana pengeluaran daerah sesuai dengan kepastian tersedianya dana atas penerimaan
daerah dalam jumlah yang cukup dan harus memiliki dasar hukum yang melandasinya, yang terdiri atas belanja daerah
dan pengeluaran pembiayaan daerah.
• Seluruh penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dimaksud dianggarkan secara bruto dalam APBD, yaitu jumlah
pendapatan daerah yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan
pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.
• APBD sebagai dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai keuangan negara, merupakan satu kesatuan yang terdiri atas pendapatan
daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah.
PEMBIAYAAN
DAERAH
Penerimaan
Pembiayaan
• Silpa
• Pencairan Dana Cadangan
• Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahakan
• Penerimaan Kembali atas Pemberian Pinjaman
• Penerimaan Pinjaman Daerah
• Penerimaan Pembiayaan Lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pengeluaran
Pembiayaan
• Pembayaran Cicilan Pokok Utang Yang Jatuh Tempo;
• Penyertaan Modal Daerah;
• Pembentukan Dana Cadangan;
• Pemberian Pinjaman Daerah; dan/atau
• Pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
STRUKTUR
APBD
PENDAPATAN
DAERAH
Pendapatan Asli Daerah • Pajak Daerah;
• Retribusi Daerah;
• Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan;
• Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah.
Pendapatan Transfer Transfer Pemerintah Pusat
• Dana Perimbangan
o Dana Transfer Umum-DBH
o Dana Transfer Umum-DAU
• Dana Insentif Daerah;
• Dana Otonomi Khusus;
• Dana Keistimewaan;
• Dana Desa.
Transfer Antar-Daerah
• Dana Bagi Hasil
• Bantuan Keuangan
Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah
BELANJA
DAERAH
Belanja Operasi • Pegawai
• Barang dan Jasa
• Bunga
• Subsidi
• Hibah
• Bansos
Belanja Modal
Belanja Tidak
Terduga
Belanja Transfer • Bagi Hasil
• Bantuan
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022–
BELANJA DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Belanja daerah harus mendukung:
• target capaian prioritas pembangunan nasional Tahun 2022 sesuai
dengan kewenangan masing-masing tingkatan Pemerintah Daerah,
• mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi
kewenangan daerah, dan kemampuan pendapatan daerah
• dalam rangka penanganan Corona Virus Disease 19 dan dampaknya
terutama penerapan tatanan normal baru, produktif dan aman Corona
Virus Disease 19 di berbagai aspek kehidupan, baik aspek
pemerintahan, kesehatan, sosial dan ekonomi.
Dukungan penanganan pandemi Corona Virus Disease 19 dan dampaknya
dengan fokus pelayanan kesehatan:
• optimalisasi pencegahan dengan melakukan screening test dan traching
dan tracking, sistem surveilans penyakit terintegrasi dan real time,
penguatan kapasitas pengujian di laboratorium;
• optimalisasi fasilitas kesehatan dan farmalkes dengan memenuhi APD,
ruang isolasi dan alat test, ruang rawat, ruang ICU, ruang isolasi
mandiri, dan manajemen kasus/tata laksana yang jelas;
• peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dengan memenuhi jumlah
tenaga kesehatan, beserta insentifnya;
• Belanja Daerah berpedoman
pada:
a.standar harga satuan regional,
b.analisis standar belanja,
dan/atau
c.standar teknis sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Standar harga untuk belanja
operasi disusun berdasarkan
standar harga satuan regional
dengan mempertimbangkan
kebutuhan, kepatutan, dan
kewajaran.
• Standar tunjangan kinerja ASN
pada Pemerintah Daerah disusun
dengan mempertimbangkan
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022–
BELANJA PEGAWAI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
• Belanja pegawai tidak termasuk belanja untuk tambahan penghasilan guru,
tunjangan khusus guru, tunjangan profesi guru dan tunjangan sejenis lainnya yang
bersumber dari TKD yang telah ditentukan penggunaannya.
• BELANJA PEGAWAI (diluar tunjangan guru) dialokasikan melalui TKD
dari total belanja APBD
maksimal 30%
melebihi 30%
Pemerintah Daerah
menyesuaikan porsi belanja
pegawai daerah secara
bertahap dalam waktu 5 (lima)
tahun
Penganggaran belanja
pegawai bagi:
• Kepala Daerah dan wakil
Kepala Daerah
dianggarkan pada
belanja SKPD
Sekretariat Daerah;
• Pimpinan dan Anggota
DPRD dianggarkan pada
belanja SKPD
Sekretariat DPRD; dan
• Pegawai ASN
dianggarkan pada
belanja SKPD
• TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI (TPP) TA 2022
dengan ketentuan:
1)Alokasi anggaran TPP sama dengan tahun anggaran sebelumnya;
2)Alokasi TPP dapat melebihi alokasi tahun anggaran sebelumnya sepanjang:
 merupakan hasil realokasi anggaran belanja pegawai dalam APBD, antara lain uang lembur
dan/atau kompensasi lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang diterima pegawai
ASN pada tahun anggaran 2022;
 merupakan pemberian TPP berdasarkan kriteria kondisi kerja kepada perangkat daerah yang terkait
langsung dalam upaya pencegahan dan penanganan COVID 19, meliputi: SKPD yang melaksanakan
urusan kesehatan, SKPD yang melaksanakan urusan pengawasan, SKPD yang melaksanakan urusan
pengelolaan keuangan, SKPD yang melaksanakan urusan perencanaan daerah, SKPD yang
melaksanakan urusan trantibumlinmas, SKPD yang melaksanakan urusan perhubungan, dan SKPD
lainnya sesuai kebijakan kepala daerah.
persetujuan SIP
D
diajukan setelah Pemda melakukan validasi
perhitungan pemberian tambahan penghasilan
dengan memperhatikan tata cara persetujuan
Menteri Dalam Negeri terhadap tambahan
penghasilan pegawai aparatur sipil negara di
lingkungan Pemerintah Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Dalam rangka menjamin keberlangsungan dan kesehatan keuangan Jaminan Kesehatan:
• Pemerintah Provinsi berkontribusi dalam membayar luran bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan
sesuai kapasitas fiskal daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, yang
dianggarkan pada SKPD yang menangani urusan kesehatan pemberi pelayanan kesehatan;
• Pemerintah Daerah menganggarkan luran dan bantuan iuran bagi penduduk yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah;
• Pemerintah Daerah juga menganggarkan Bantuan luran bagi penduduk yang mendaftar secara
mandiri dengan manfaat pelayanan di Ruang Perawatan Kelas III sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka mewujudkan Universal Health Coverage (UHC),
• Pemerintah Daerah dapat menganggarkan iuran bagi seluruh penduduk yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah dengan manfaat pelayanan diruang perawatan kelas III selain peserta Jaminan
Kesehatan Nasional yaitu Pekerja Penerima Upah (PPU) dan Penerima Bantuan Iuran (PBI).
• Pemerintah Daerah wajib melakukan integrasi Jaminan Kesehatan Daerah dengan Jaminan
Kesehatan Nasional guna terselenggaranya jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk.
Kategori skema ganda, yaitu
• Penjaminan atau pembayaran atas
biaya pelayanan kesehatan masyarakat
yang dibayarkan oleh Pemerintah
Daerah kepada fasilitas kesehatan,
yang jenis pelayanan
kesehatan/manfaatnya sama sebagian
atau seluruhnya dengan jenis/manfaat
pelayanan kesehatan yang diatur dalam
Program Jaminan Kesehatan Nasional
yang dikelola oleh BPJS Kesehatan, dan
• penjaminan/pembayaran pelayanan
kesehatan oleh Pemerintah Daerah
kepada fasilitas kesehatan atau
Kategori bukan skema ganda, antara lain
• Penjaminan/pembayaran pelayanan kesehatan orang
dengan gangguan jiwa dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial yang tidak memiliki identitas
(NIK) sehingga tidak dapat didaftarkan sebagai
peserta Jaminan Kesehatan Nasional,
• pembayaran pelayanan kesehatan masyarakat yang
jenis manfaat/pelayanan kesehatannya tidak dijamin
oleh program Jaminan Kesehatan Nasional,
 (seperti Biaya ambulance peserta Jaminan
Kesehatan Nasional dari rumah ke fasilitas
kesehatan atau sebaliknya,
 Biaya transportasi peserta dan pendamping ke
fasilitas kesehatan rujukan di luar kota yang tidak
dijamin dalam Jaminan Kesehatan Nasional,
 Biaya rumah singgah pengantar khusus rujukan ke
Pemerintah Daerah tidak
diperkenankan mengelola
sendiri (sebagian atau
seluruhnya) Jaminan Kesehatan
Daerahnya dengan manfaat
yang sama dengan Jaminan
Kesehatan Nasional, termasuk
mengelola sebagian Jaminan
Kesehatan Daerahnya dengan
skema ganda
Pemerintah Daerah dapat
mengalokasikan dukungan
anggaran kategori bukan skema
ganda diluar cakupan layanan
BPJS yang dilakukan untuk
fasilitas kesehatan
masyarakat/swasta dan fasilitas
kesehatan milik Pemerintah
Daerah pada SKPD yang
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022– BELANJA
BARANG & JASA
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022– BELANJA
BARANG & JASA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Belanja Uang dan/atau jasa
untuk Diberikan kepada
Pihak Ketiga/Pihak
Lain/Masyarakat digunakan
untuk menganggarkan Uang
dan/atau Jasa untuk
Diberikan Kepada Pihak
Ketiga/Pihak
Lain/Masyarakat
memperhatikan asas
kepatutan, kewajaran,
rasionalitas dan efektifitas
dalam pencapaian sasaran
program, kegiatan dan sub
kegiatan sesuai dengan
BELANJA BARANG DAN JASA
Pemberian Uang yang diberikan kepada masyarakat/pihak lain diberikan dalam
bentuk:
• pemberian hadiah yang bersifat perlombaan;
• penghargaan atas suatu prestasi;
• pemberian beasiswa kepada masyarakat;
• penanganan dampak sosial kemasyarakatan akibat penggunaan tanah milik
Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan pembangunan proyek strategis nasional
dan non proyek strategis nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
• Transfer Ke Daerah dan Dana Desa yang penggunaannya sudah ditentukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• Bantuan fasilitasi premi asuransi pertanian; dan/atau
• Belanja barang dan jasa berupa pemberian uang lainnya yang diamanatkan oleh
peraturan perundang-undangan.
Pemberian Jasa yang diberikan kepada masyarakat/pihak lain diberikan dalam
bentuk:
• Pengadaan belanja jasa yang akan diserahkan atau dijual kepada
masyarakat/pihak lain dalam rangka melaksanakan program, kegiatan dan sub
kegiatan Pemerintahan Daerah berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah yang
tertuang dalam RPJMD dan dijabarkan dalam RKPD, dianggarkan dalam jenis
belanja barang dan jasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Pengadaan belanja jasa yang akan diserahkan kepada masyarakat/pihak
ketiga/pihak lain pada tahun anggaran berkenaan dimaksud dianggarkan sebesar
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022–
BELANJA HIBAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Belanja hibah diberikan kepada:
• Pemerintah Pusat;
• Pemerintah Daerah lainnya;
• Badan Usaha Milik Negara;
• BUMD; dan/atau
• Badan dan lembaga, serta
organisasi kemasyarakatan
yang berbadan hukum
Indonesia;
• Partai Politik.
Belanja hibah berupa uang,
barang, atau jasa dapat
dianggarkan dalam APBD sesuai
dengan kemampuan keuangan
daerah setelah memprioritaskan
pemenuhan belanja urusan
pemerintahan wajib dan Urusan
Pemerintahan Pilihan, kecuali
ditentukan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
1.Hibah kepada Pemerintah Pusat
diberikan kepada satuan kerja dari kementerian/lembaga non kementerian yang wilayah kerjanya
berada dalam daerah yang bersangkutan, dengan ketentuan:
• Wilayah kerjanya termasuk dari kabupaten/kota kepada instansi vertikal yang wilayah kerjanya
pada provinsi.
• Hibah kepada pemerintah pusat dapat diberikan lebih dari 1 (satu) kali dalam tahun berkenaan
sesuai kemampuan keuangan daerah kecuali hibah kepada unit kerja kementerian dalam negeri
yang membidangi urusan administrasi kependudukan untuk penyediaan blanko KTP.
• Belanja hibah dianggarkan sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah terkait sesuai PUU
yaitu:
• Dalam hal Pengelolaan hibah tertentu diatur lain dengan PUU, maka pengaturan pengelolaan hibah
dikecualikan dari peraturan ini.
• Penganggaran belanja hibah dalam APBD TA 2022 mempedomani PERKADA yang mengatur tata cara
penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan serta
monitoring dan evaluasi hibah, sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan PUU.
terkait urusan dan
kewenangan daerah dianggarkan pada SKPD
terkait hubungan antar
lembaga pemerintahan
dan/atau instansi
vertikal
dianggarkan pada SKPD yang
melaksanakan urusan
Pemerintahan Umum
yang bukan urusan dan
kewenangan Pemda yang
mendukung program dan
kegiatan Pemda
dianggarkan pada Sekretariat Daerah
• Alokasi anggaran belanja hibah
dalam rangka menunjang
program, kegiatan dan sub
kegiatan Pemerintah Daerah
dicantumkan dalam RKPD
Tahun 2022 berdasarkan hasil
evaluasi Kepala SKPD atas
usulan tertulis dari calon
penerima hibah, kecuali
ditentukan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2.Partai Politik.
Penggunaan hibah bantuan keuangan partai politik selama pada masa status keadaan darurat
bencana non alam, Corona Virus Disease 19 yang ditetapkan secara resmi oleh Pemerintah Pusat
antara lain digunakan untuk penanggulangan pandemi Corona Virus Disease 19 melalui kegiatan
pendidikan politik kepada anggota partai politik dan masyarakat, dukungan penyediaan obat dan
perbekalan kesehatan sekretariat partai politik.
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022– BELANJA
BANTUAN SOSIAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Belanja bantuan sosial dapat
dianggarkan dalam APBD sesuai
dengan kemampuan keuangan
daerah setelah memprioritaskan
pemenuhan belanja urusan
pemerintahan wajib dan urusan
pemerintahan pilihan, kecuali
ditentukan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Belanja bantuan sosial diberikan
kepada:
• individu;
• keluarga;
• kelompok dan/atau masyarakat,
yang mengalami risiko sosial;
• lembaga non pemerintahan
bidang pendidikan, keagamaan,
dan bidang lain yang berperan
untuk melindungi individu,
kelompok, dan/atau masyarakat
• Bantuan Sosial sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk
melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, kecuali dalam keadaan tertentu dapat
berkelanjutan.
direncanakan tidak dapat
direncanakan
sebelumnya
• dialokasikan untuk kebutuhan akibat risiko
sosial yang tidak dapat diperkirakan pada saat
penyusunan APBD yang apabila ditunda
penanganannya akan menimbulkan risiko
sosial yang lebih besar bagi individu dan/atau
keluarga yang bersangkutan.
• Pagu alokasi anggaran yang tidak dapat
direncanakan sebelumnya tidak melebihi pagu
alokasi anggaran yang direncanakan, kecuali
bantuan sosial yang diamanatkan oleh
peraturan perundang-undangan
• Pengecualian bantuan sosial yang
diamanatkan oleh peraturan perundang-
undangan antara lain:
 amanat bantuan sosial dalam rangka
penanganan pandemi Corona Virus Disease
19 dan dampaknya,
 pemberian uang duka bagi masyarakat
miskin dengan kriteria dan besaran diatur
dalam perkada yang merupakan
pelaksanaan program dan kegiatan
Pemerintah Daerah yang tercantum dalam
Dianggarkan di BT
terkait urusan
dan kewenangan
daerah
dianggarkan pada SKPD
dianggarkan
pada
Sekretariat
Daerah
yang bukan
urusan dan
kewenangan
Pemda yang
mendukung
program dan
kegiatan Pemda
• Alokasi anggaran bantuan sosial dalam
rangka menunjang program, kegiatan dan
sub kegiatan Pemerintah Daerah
dicantumkan dalam RKPD Tahun 2022
berdasarkan hasil evaluasi Kepala SKPD atas
usulan tertulis dari calon penerima bantuan
sosial, kecuali ditentukan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Dalam hal Pengelolaan bantuan sosial
tertentu diatur lain dengan peraturan
perundang-undangan, maka pengaturan
pengelolaan bantuan sosial dikecualikan dari
peraturan ini.
• Penganggaran bantuan sosial dalam APBD TA
2022 mempedomani Peraturan Kepala
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022– BELANJA
MODAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
• Belanja modal digunakan
untuk menganggarkan
pengeluaran yang
dilakukan dalam rangka
pengadaan aset tetap
dan aset lainnya.
• Nilai aset tetap yang
dianggarkan dalam
belanja modal tersebut
adalah sebesar harga
beli atau bangun aset
ditambah seluruh
belanja yang terkait
dengan
pengadaan/pembanguna
• Pemerintah Daerah harus memprioritaskan alokasi belanja modal pada APBD
Tahun Anggaran 2022 untuk pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana yang terkait langsung dengan peningkatan pelayanan publik serta
pertumbuhan ekonomi daerah
• Penganggaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Dalam rangka efisiensi dan efektifitas, Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum yang luasnya
tidak lebih dari 5 (lima) hektar, dapat dilakukan:
a. secara langsung oleh instansi yang memerlukan tanah dengan pihak yang berhak, dengan cara
jual beli, tukar menukar, atau cara lain yang disepakati; atau
b. dengan menggunakan tahapan pengadaan tanah.
c. penetapan lokasi untuk tahapan diterbitkan oleh bupati/wali kota dengan mempedomani Pasal
126 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
• Penganggaran pengadaan barang milik daerah dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan dan
kebutuhan daerah berdasarkan prinsip efisiensi, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil,
dan akuntabel dengan mengutamakan produk dalam negeri.
• Pemerintah Daerah mengalokasikan belanja infrastruktur pelayanan publik minimal 40% (empat
puluh persen) dari total belanja APBD diluar belanja bagi hasil dan/atau transfer kepada
daerah/desa. Belanja bagi hasil dan/atau transfer kepada daerah/desa dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• belanja bagi hasil dan/atau transfer kepada daerah/desa yaitu: DBH Cukai Hasil Tembakau; DBH
Sumber Daya Alam Kehutanan Dana Reboisasi; dan ADD.
• belanja infrastruktur pelayanan publik merupakan belanja infrastruktur daerah yang langsung
terkait dengan percepatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas pelayanan publik dan
ekonomi dalam rangka meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi
kesenjangan publik antar daerah.
• dalam hal persentase belanja infrastruktur pelayanan publik belum mencapai 40% (empat puluh
persen) daerah menyesuaikan belanja infrastruktur pelayanan publik dalam waktu 3 (tiga) tahun.
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022– BELANJA
TIDAK TERDUGA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Belanja Tidak Terduga
Untuk:
• Keadaan Darurat;
• Keperluan Mendesak;
• Pengembalian atas
kelebihan pembayaran
atas penerimaan
daerah tahun-tahun
sebelumnya;
• Bantuan sosial yang
tidak dapat
direncanakan
sebelumnya
• pengeluaran untuk keadaan darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak
dapat diprediksi sebelumnya. Keadaan darurat meliputi bencana alam, bencana
non-alam, bencana sosial dan/atau kejadian luar biasa, pelaksanaan operasi
pencarian dan pertolongan, dan/atau kerusakan sarana/prasarana yang dapat
mengganggu kegiatan pelayanan publik.
• Keperluan mendesak sesuai dengan karakteristik masing-masing Pemerintah
Daerah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Kriteria keadaan darurat dan keperluan mendesak ditetapkan dalam Peraturan
Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2022
• pengembalian atas kelebihan pembayaran atas penerimaan daerah tahun-tahun
sebelumnya untuk menganggarkan pengembalian atas kelebihan pembayaran
atas penerimaan daerah yang bersifat tidak berulang yang terjadi pada tahun
sebelumnya;
• Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya.
• Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan anggaran penanganan Corona Virus
Disease 19 dan dampaknya pada Belanja Tidak Terduga dengan memperhatikan
kebijakan kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
POINT OF VIEW
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022
penerimaan DBH Cukai Hasil Tembakau, baik
bagian provinsi maupun bagian
kabupaten/kota dialokasikan untuk mendanai
:
• program peningkatan kualitas bahan baku,
• pembinaan industri,
• pembinaan lingkungan sosial,
• sosialisasi ketentuan dibidang cukai
dan/atau pemberantasan barang kena
cukai palsu (cukai illegal) sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-
undangan mengenai cukai, dengan prioritas
pada bidang kesehatan untuk mendukung
program jaminan kesehatan nasional
terutama peningkatan kuantitas dan
kualitas layanan kesehatan
• penanganan pandemi Corona Virus
Disease 19 serta pemulihan perekonomian
PENGGUNAAN PENDAPATAN DBH – CHT
POINT OF VIEW
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022
PENGGUNAAN PENDAPATAN DANA OTONOMI KHUSUS
• alokasi Dana Otonomi Khusus setara dengan 2%
(dua persen) dari plafon Dana Alokasi Umum
Nasional Tahun 2022 bagi:
• pemerintah Aceh, ditujukan untuk membiayai
pembangunan sebagaimana diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan
terutama:
a. pembangunan dan pemeliharaan
infrastruktur;
b. pemberdayaan ekonomi rakyat;
c. pengentasan kemiskinan;
d. pendanaan pendidikan;
e. sosial; dan
f. kesehatan;
• provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat serta
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat wajib untuk pembiayaan pendidikan
dan kesehatan, sebagaimana diamanatkan dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan
POINT OF VIEW
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022
Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Penggerak Pemberdayaan
dan Kesejahteraan Keluarga
(TP-PKK) provinsi/kabupaten/kota
• penanganan stunting melalui Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) yang dianggarkan pada SKPD yang secara fungsional
terkait penanganan Gizi Buruk;
• dukungan pengelolaan pada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
di tingkat Desa/Kelurahan antara lain alat kesehatan dasar
seperti timbangan ibu/anak, oxymeter, tensimeter, insentif
kader posyandu dan kegiatan lain yang berdampak langsung
pada penurunan angka kematian bayi (AKB), angka kematian
ibu (ibu hamil), melahirkan dan nifas, pembudayaan norma
keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS), peningkatan peran
serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan KB untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera;
• pemberdayaan dasa wisma melalui: penghayatan dan
pengamalan pancasila; gotong royong; pangan; sandang;
perumahan dan tata laksana rumah tangga; pendidikan dan
keterampilan; kesehatan; pengembangan kehidupan
berkoperasi; kelestarian lingkungan hidup; dan perencanaan
sehat.
• mendorong perekonomian berbasis keluarga melalui
pemanfaatan lahan/pekarangan dengan tanaman bernilai
ekonomi dan produktif;
• mendorong semangat kewiraswastaan di bidang industri
POINT OF VIEW
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022
Dalam rangka pelaksanaan kebijakan pemerintah untuk
menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
• Pemerintah Daerah dapat menyediakan alokasi anggaran
dalam APBD, seperti:
1. sosialisasi pelaksanaan program KUR kepada Pemerintah
Daerah;
2. monitoring dan evaluasi KUR di daerah;
3. pembinaan pelaksanaan program KUR oleh Pemerintah
Daerah;
4. pembinaan terkait KUR klaster yang mengimplementasikan
program One Village One Product (OVOP),
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pemerintah Daerah juga menyediakan alokasi anggaran untuk
keperluan pengembangan dan pendampingan usaha penerima
KUR dalam APBD.
• Pemerintah Daerah mengarahkan dukungan kebijakan kepada
petani untuk memanfaatkan KUR pertanian yang membantu
permodalan dan kemajuan pertanian dengan
memperioritaskan pembelian Rice Milling Unit (RMU),
pengering (dryer) dan alat panen padi modern lainnya dalam
rangka optimalisasi peningkatan sarana pasca panen pertanian
yang modern, meningkatkan ketahanan pangan dan
kesejahteraan petani, dan meningkatkan peran sektor
pertanian terhadap perekonomian nasional.
• Pemerintah daerah mendorong penguatan Usaha Mikro, Kecil
POINT OF VIEW
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022
mendukung Pembangunan Kawasan Perdesaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
• pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang memiliki desa,
menganggarkan kegiatan dalam APBD, meliputi:
a. penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam rangka penetapan
kawasan pembangunan sesuai dengan tata ruang Kabupaten/Kota;
b. pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat perdesaan;
c. pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan dan
pengembangan teknologi tepat guna;
d. pemberdayaan masyarakat desa untuk meningkatkan akses terhadap
pelayanan dan kegiatan ekonomi; dan
e. pembangunan Kawasan Perdesaan melalui SKPD yang memiliki tugas
dan fungsi terkait dengan mengikutsertakan masyarakat Desa.
• pembangunan infrastruktur kawasan perdesaan sesuai dengan kewenangan
lokal berskala desa antara lain perpustakaan desa, tambatan perahu,
pasar desa, tempat pemandian umum, saluran irigasi, sanitasi lingkungan,
pos pelayanan terpadu, sanggar seni dan belajar, embung desa, serta jalan
desa.
• dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk aparatur
dan masyarakat di desa, Pemerintah Daerah menyediakan alokasi
anggaran untuk pengembangan literasi, termasuk penggunaan literasi
digital guna peningkatan kualitas membaca dan menulis sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• penyelarasan dan penguatan kebijakan pelaksanaan program padat karya
tunai di desa untuk pembangunan, sebagai pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
• percepatan pelaksanaan kebijakan Satu Peta melalui Penetapan dan
POINT OF VIEW
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022
Pelaksanaan unsur Pemerintahan Umum yang dilaksanakan oleh organisasi
Kesatuan Bangsa dan Politik
bidang fasilitasi ketahanan ekonomi, sosial dan budaya
• pelaksanaan Kegiatan Indonesia Maju Virtual
Expo dan Forum untuk penguatan ketahanan
ekonomi daerah dimasa dan pasca Pandemi
Corona Virus Disease 19 sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Program Pemulihan
Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung
Kebijakan Keuangan Negara Untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
19 dan/atau Menghadapi Ancaman Yang
Membayakan Perekonomian Nasional dan
Stabilitas Sistem Keuangan serta
Penyelamatan Ekonomi Nasional; dan
• fasilitasi pencegahan dan penanganan
masalah sosial kemasyarakatan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Penerimaan
Pembiayaan
o Silpa
o Pencairan Dana Cadangan
o Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahakan
o Penerimaan Kembali atas Pemberian Pinjaman
o Penerimaan Pinjaman Daerah
o Penerimaan Pembiayaan Lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pengeluaran
Pembiayaan
o Pembayaran Cicilan Pokok Utang Yang Jatuh Tempo;
o Penyertaan Modal Daerah;
o Pembentukan Dana Cadangan;
o Pemberian Pinjaman Daerah; dan/atau
o Pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
STURKTUR PEMBIAYAAN
DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
• Dalam hal terdapat SiLPA yang telah ditentukan
penggunaannya berdasarkan peraturan perundang-
undangan pada Tahun Anggaran sebelumnya, Pemerintah
Daerah wajib menganggarkan SiLPA dimaksud sesuai
penggunaannya.
• Dalam hal SiLPA daerah tinggi dan kinerja layanan tinggi,
SiLPA dapat diinvestasikan dan/atau digunakan untuk
pembentukan Dana Abadi Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan kebutuhan yang menjadi prioritas
daerah yang harus dipenuhi.
• Dalam hal SiLPA daerah tinggi dan kinerja layanan
Pembiayaan - SILPA
Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya (SiLPA) harus didasarkan pada penghitungan yang
cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan
realisasi anggaran Tahun Anggaran 2021 dalam rangka
menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun
Anggaran 2022 yang tidak dapat didanai akibat tidak
tercapainya SiLPA yang direncanakan.
SiLPA bersumber dari:
• pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan pendapatan
transfer, pelampauan penerimaan lain-lain Pendapatan Daerah yang
sah, pelampauan penerimaan Pembiayaan,
• penghematan belanja,
• kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan, dan/atau
• sisa dana akibat tidak tercapainya capaian target kinerja dan sisa
dana pengeluaran pembiayaan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pencairan Dana Cadangan Pembentukan Dana Cadangan
• Untuk menganggarkan pencairan Dana Cadangan dari
rekening Dana Cadangan ke RKUD dalam tahun anggaran
berkenaan.
• Peraturan Daerah tentang pembentukan dana cadangan
sekurang-kurangnya penetapan tujuan pembentukan dana
cadangan, program, kegiatan, dan sub kegiatan yang akan
dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan
dana cadangan yang harus dianggarkan dan ditransfer ke
rekening dana cadangan, sumber dana cadangan, dan tahun
anggaran pelaksanaan dana cadangan.
• Jumlah Dana Cadangan sesuai dengan jumlah yang telah
ditetapkan dengan Perda tentang pembentukan Dana
Cadangan bersangkutan
• Peraturan Daerah tentang pembentukan dana cadangan
ditetapkan sebelum persetujuan bersama antara kepala
daerah dan DPRD atas rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD.
• Pencairan Dana Cadangan dalam 1 TA menjadi penerimaan
Pembiayaan APBD dalam tahun anggaran berkenaan
• Dalam hal Pemerintah Daerah akan melaksanakan pilkada
serentak tahun 2024, dapat membentuk dana cadangan
dengan peraturan kepala daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• Dalam hal Dana Cadangan belum digunakan sesuai dengan
peruntukannya, dana tersebut dapat ditempatkan dalam
portofolio yang memberikan hasil tetap dengan risiko
rendah.
• Penggunaan atas Dana Cadangan yang dicairkan dari rekening
Dana Cadangan ke RKUD dianggarkan dalam SKPD pengguna
Dana Cadangan bersangkutan, kecuali ditentukan lain sesuai
Pembiayaan – DANA CADANGAN
@kemendagri @kemendagri @kemendagri_ri
Terima kasih
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah
2021
P R O F I L A P B D
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PAD
1,352.65
36.54%
Pendapatan
Transfer
2,348.01
63.43% Lain-Lain PD Yg Sah
1.28
0.03%
Komposisi Kelompok Pendapatan
APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021
milyar rupiah
Jumlah
Rasio
(%)
PAD
Pajak Daerah 981,73 26,52%
Retribusi Daerah 216,25 5,84%
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 53,15 1,44%
Lain-Lain PAD Yang Sah 101,52 2,74%
ALOKASI PENDAPATAN
APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAUTA 2021
Total Pendapatan : 3.701,94
Jumlah
Rasio
(%)
Lain-Lain Pendapatan
Daerah Yang Sah
Pendapatan Hibah 1,28 0,03%
Jumlah
Rasio
(%)
Pendapatan Transfer
dari Pemerintah Pusat 2.348,01 63,43%
28
Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
Total Pendapatan Transfer : 2.348,01
PENDAPATAN TRANSFER PEMERINTAH PUSAT
APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021
557.89
71.79
4.62
4.14
3.90
2.35
1.40
1.10
0.60
0.33
-
100.00
200.00
300.00
400.00
500.00
600.00
DANA TRANSFER KHUSUS-DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK
miliar rupiah
1,129.09
-
1,000.00
2,000.00
Dana Transfer Umum-Dana Alokasi Umum (DAU)
DANA TRANSFER UMUM-DANA ALOKASI UMUM (DAU)
55.69
45.60 43.50
19.60
12.86 9.99
3.29 1.99 1.32 1.03 0.90
-
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
DANA TRANSFER KHUSUS-DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK
146.72
128.21
36.68
13.49 3.36 1.44 0.56 0.13
-
50.00
100.00
150.00
200.00
DANA TRANSFER UMUM-DANA BAGI HASIL (DBH)
Dana Perimbangan : 2.303,58
Dana Insentif Daerah (DID) : 44,44
29
Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
Belanja Operasi
3,113.99
78.10%
Belanja Modal
347.95
8.73%
Belanja Tidak
terduga
48.88
1.23%
Belanja Transfer
476.12
11.94%
Komposisi Kelompok Belanja
APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021
milyar rupiah
ALOKASI BELANJA
APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021
Total Belanja : 3.986,94
Jumlah
Rasio
(%)
Belanja Operasi
B. Pegawai 899,08 22,55%
B. Barang & Jasa 2.085,47 52,31%
B. Hibah 125,18 3,14%
B. Bansos 4,26 0,11%
Jumlah
Rasio
(%)
Belanja Modal
B. M. Tanah 4,80 0,12%
B. M. Peralatan & Mesin 184,41 4,63%
B. M. Gedung & Bangunan 21,88 3,38%
B. M. Jalan, Jaringan & Irigasi 2,00 0,55%
B. M. Aset Tetap Lainnya 1,33 0,05%
Jumlah
Rasio
(%)
Belanja Tidak Terduga
Belanja Tidak Terduga 48,88 1,23%
Jumlah Rasio (%)
Belanja Transfer
Belanja Bagi Hasil 462,22 11,60%
Belanja Bantuan Keuangan 13,50 0,34%
30
Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
899.08
28.87%
2,085.47
66.97%
125.18
4.02% 4.26
0.14%
B. Pegawai B. Barang dan Jasa B. Hibah B. Bantuan Sosial
Total Belanja Operasi : 3.113,99
PAD
APBD KAB. ... TA 2019
551.67
521.43
492.67
256.57
216.44
42.63
6.52
4.05
0.10
-
100.00
200.00
300.00
400.00
500.00
600.00
B. Barang & Jasa
339.58
331.65
156.47
31.52
27.27
6.36
4.83
1.40
-
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
300.00
350.00
400.00
Belanja Pegawai
112.83
10.59
-
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
kpd Badan, Lembaga, Ormas kpd Pemerintah Daerah
Lainnya
Belanja Hibah
4.05
0.15 0.06
-
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
kpd Individu kpd Keluarga kpd Kel/Masyarakat
Belanja Bantuan Sosial
BELANJA OPERASI
APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021
milyar rupiah
31
Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
Total Belanja Modal : 347,95
BELANJA MODAL
APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021
39.66
38.47
34.85
24.24
17.40
16.45
6.04
2.18
1.62
1.58
1.30
0.46
0.11
0.05
-
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
B. MODAL PERALATAN DAN MESIN
miliar rupiah
15.71
2.37 1.99 1.81
-
5.00
10.00
15.00
20.00
B.M. Bangunan Air B.M. Jaringan B.M. Instalasi B.M. Jalan dan
Jembatan
B. MODAL JALAN, JARINGAN, DAN IRIGASI
4.80
-
2.00
4.00
6.00
Belanja Modal Tanah
B. MODAL TANAH
134.59
0.27
-
50.00
100.00
150.00
B.M. Bangunan Gedung B.M. Tugu Titik Kontrol/Pasti
B. MODAL GEDUNG & BANGUNAN
0.80
0.50
0.40
0.21
0.05 0.05
-
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
B. MODAL ASET LAINNYA
32
Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
285.00
0.00
-
50
100
150
200
250
300
Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) 285,00
miliar rupiah
PEMBIAYAAN
APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021
33
Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
25,279.02
17,314.77
17,037.36
9,245.49
9,169.85
8,857.80
7,653.19
5,706.80
5,359.30
5,285.67
4,593.01
4,510.03
4,485.68
4,403.33
3,844.65
3,657.21
3,560.84
3,509.97
3,035.57
2,925.97
2,885.68
2,848.58
2,726.83
2,421.64
1,852.67
1,808.16
1,632.19
1,485.68
1,452.91
1,291.15
1,164.78
1,006.87
911.58
805.66
-
5,000.00
10,000.00
15,000.00
20,000.00
25,000.00
30,000.00
AGREGAT SIMPANAN PROVINSI & KABUPATEN/KOTA DALAM PROVINSI
POSISI JULI 2021
Simpanan Pemda tertinggi di Perbankan Posisi Juli 2021 berada pada bank yang berlokasi di Provinsi Jawa Timur dengan nilai mencapai
Rp25,28 T. Sementara itu, terendah berada pada Bank yang berlokasi di Provinsi Maluku Utara dengan nilai sebesar Rp0,80 T.
Ket:
 Jumlah dana simpanan pemda sebagaimana tersebut di atas, merupakan saldo simpanan berdasarkan lokasi dimana bank-bank berada. Sehingga saldo
simpanan pemda diperbankan pada suatu daerah bisa jadi tidak hanya milik dari pemda setempat, namun ada kemungkinan milik pemda lain yang
membuka rekening pada bank-bank di daerah tersebut.
miliar rupiah TOTAL = 190,131.20
Sumber Data : Bank Indonesia, 2021, Data Diolah – 31 Juli 2021, 18.00 WIB. 34
7,425.74
6,447.81
5,843.82
5,278.77
3,657.21
3,553.16
2,414.16
2,047.07
1,820.17
1,752.78
1,489.40
1,433.72
1,350.29
1,101.40
1,081.26
1,057.58
1,044.63
974.90
788.14
732.61
678.69
583.69
573.01
542.07
534.68
473.99
443.57
439.32
415.51
390.75
374.24
320.40
252.57
227.39
0.00
1,000.00
2,000.00
3,000.00
4,000.00
5,000.00
6,000.00
7,000.00
8,000.00
SIMPANAN PEMDA DI PERBANKAN RATA-RATA PROVINSI
SIMPANAN PROVINSI DI PERBANKAN
POSISI JULI 2021
Total = 57,544.52
Rata-Rata = 1,692.49
miliar rupiah
Simpanan Pemda tertinggi di Perbankan Posisi Juli 2021 berada pada bank yang berlokasi di Provinsi Jawa Timur dengan nilai mencapai
Rp7,43 T. Sementara itu, terendah berada pada Bank yang berlokasi di Provinsi Bengkulu dengan nilai sebesar Rp0,23 T.
Ket:
 Jumlah dana simpanan pemda sebagaimana tersebut di atas, merupakan saldo simpanan berdasarkan lokasi dimana bank-bank berada. Sehingga saldo
simpanan pemda diperbankan pada suatu daerah bisa jadi tidak hanya milik dari pemda setempat, namun ada kemungkinan milik pemda lain yang
membuka rekening pada bank-bank di daerah tersebut.
Sumber Data : Bank Indonesia, 2021, Data Diolah – 31 Juli 2021, 18.00 WIB. 35
3,056.24
1,960.85
1,710.20
1,600.30
1,478.54
1,392.23
1,259.95
1,090.26
1,034.51
900.18
0.09
0.05
0.03
0.03
0.02
0.01
0.002
0.001
0.0003
0.00001
0.00
500.00
1,000.00
1,500.00
2,000.00
2,500.00
3,000.00
3,500.00
SIMPANAN PEMDA DI PERBANKAN RATA-RATA KAB/KOTA
SIMPANAN KABUPATEN/KOTA DI PERBANKAN
POSISI JULI 2021
Total = 116,185.36
Rata-Rata = 228.71
10 KABUPATEN/KOTA
SIMPANAN PEMDA DI PERBANKAN TERBESAR
10 KABUPATEN/KOTA
SIMPANAN PEMDA DI PERBANKAN TERKECIL
488 KABUPATEN/KOTA
LAINNYA
miliar rupiah
Sumber Data : Bank Indonesia, 2021, Data Diolah – 31 Juli 2021, 18.00 WIB. 36
165.92
143.31
133.22
111.88
59.64
44.89
0.15
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
180.00
SIMPANAN PEMDA DI PERBANKAN RATA-RATA KABUPATEN/KOTA
SIMPANAN KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI KEP. RIAU DI PERBANKAN
POSISI JULI 2021
Total = 659.01
Rata-Rata = 94.14
miliar rupiah
Sumber Data : Bank Indonesia, 2021, Data Diolah – 31 Juli 2021, 18.00 WIB. 37
RINCIAN SIMPANAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI & KAB/KOTA DI PERBANKAN
POSISI BULAN JULI 2021
NO LOKASI
SIMPANAN PEMERINTAH DAERAH DI PERBANKAN (JULI 2021)
TOTAL GIRO TABUNGAN DEPOSITO
Prov. Kepulauan Riau 252,570,501,180 192,117,830,046 10,170,964,648 50,281,706,486
1 Kab. Karimun 44,885,300,671.00 32,652,537,504.00 12,232,763,167.00 0.00
2 Kab. Lingga 165,922,767,413.00 165,056,036,123.00 866,731,290.00 0.00
3 Kab. Natuna 143,311,943,571.00 134,641,569,202.00 8,670,374,369.00 0.00
4 Kab. Bintan 133,217,844,601.00 85,876,908,733.00 12,340,935,868.00 35,000,000,000.00
5 Kab. Kepulauan Anambas 149,559,289.00 0.00 149,559,289.00 0.00
6 Kota Tanjung Pinang 59,639,197,850.00 26,608,169,236.00 2,466,713,614.00 30,564,315,000.00
7 Kota Batam 111,881,762,456.00 102,805,059,306.00 76,703,150.00 9,000,000,000.00
38
Sumber Data : Bank Indonesia, 2021, Data Diolah – 31 Juli 2021, 18.00 WIB.

More Related Content

Similar to Paparan Permendagri No. 27 Tahun 2021 Provinsi Kepri - Dirjen.pptx

Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
Nandang Sukmara
 
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdfARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
YandryAbun1
 
Manajemen belanja daerah
Manajemen belanja daerahManajemen belanja daerah
Manajemen belanja daerahMaylana Febrina
 
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014Mulyadi Yusuf
 
APBD, pengertian
APBD, pengertianAPBD, pengertian
APBD, pengertian
Ermianus Samaley
 
Modul 8 adpu4333
Modul 8 adpu4333Modul 8 adpu4333
Modul 8 adpu4333
sigitwibowo32
 
Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2
Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2
Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2weni chris
 
Bahan DIREKTUR TTG NAKES - tgl 5 April 2021.pptx
Bahan DIREKTUR TTG NAKES - tgl 5 April 2021.pptxBahan DIREKTUR TTG NAKES - tgl 5 April 2021.pptx
Bahan DIREKTUR TTG NAKES - tgl 5 April 2021.pptx
LibertinezSMS
 
Strategi Penurunan Stunting.pptx
Strategi Penurunan Stunting.pptxStrategi Penurunan Stunting.pptx
Strategi Penurunan Stunting.pptx
Pemkot prabumulih
 
CALK 2022 DI UPLOAD.pdf
CALK 2022 DI UPLOAD.pdfCALK 2022 DI UPLOAD.pdf
CALK 2022 DI UPLOAD.pdf
diskominfopb1
 
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdfBahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
imanfirmansyah69
 
0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf
0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf
0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf
YandryAbun1
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
Sumardi Arahbani
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Arif Efendi
 
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Arif Efendi
 
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptx
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptxARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptx
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptx
natta sanjaya
 
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017
hersu12345
 
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
rafasya
 
ABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptx
ABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptxABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptx
ABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptx
Abinul1
 

Similar to Paparan Permendagri No. 27 Tahun 2021 Provinsi Kepri - Dirjen.pptx (20)

Belanja daerah
Belanja daerah Belanja daerah
Belanja daerah
 
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
 
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdfARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
 
Manajemen belanja daerah
Manajemen belanja daerahManajemen belanja daerah
Manajemen belanja daerah
 
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
 
APBD, pengertian
APBD, pengertianAPBD, pengertian
APBD, pengertian
 
Modul 8 adpu4333
Modul 8 adpu4333Modul 8 adpu4333
Modul 8 adpu4333
 
Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2
Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2
Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2
 
Bahan DIREKTUR TTG NAKES - tgl 5 April 2021.pptx
Bahan DIREKTUR TTG NAKES - tgl 5 April 2021.pptxBahan DIREKTUR TTG NAKES - tgl 5 April 2021.pptx
Bahan DIREKTUR TTG NAKES - tgl 5 April 2021.pptx
 
Strategi Penurunan Stunting.pptx
Strategi Penurunan Stunting.pptxStrategi Penurunan Stunting.pptx
Strategi Penurunan Stunting.pptx
 
CALK 2022 DI UPLOAD.pdf
CALK 2022 DI UPLOAD.pdfCALK 2022 DI UPLOAD.pdf
CALK 2022 DI UPLOAD.pdf
 
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdfBahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
 
0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf
0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf
0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
 
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
 
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptx
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptxARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptx
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptx
 
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017
 
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
 
ABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptx
ABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptxABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptx
ABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptx
 

Recently uploaded

Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Mirza Sohirin
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
MuhamadIkbalThola1
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
PemerintahanNagariKu1
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
teraspky798
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 

Recently uploaded (17)

Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 

Paparan Permendagri No. 27 Tahun 2021 Provinsi Kepri - Dirjen.pptx

  • 1. GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022. KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA @kemendagri @kemendagri @kemendagri_ri
  • 2. KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA UU NO. 23 TAHUN 2014 ttg PEMDA Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan umum penyelenggaraan pemda secara nasional POROS Pemerintahan & Politik Dalam Negeri Menjamin keberlangsungan pelayanan & pemberdayaan masyarkat, pembangunan daerah, demokrasi, penegakan hukum dan kesatuan bangsa Berlandaskan Penjabaran Visi, Misi, dan Program sesuai dgn agenda prioritas kerja Presiden dan Wakil Presiden. Penjabaran Program Operasional KEMENDAGRI, Koordinasi antar K/L secara terpadu Komitmen bersama dan partisipasi melaksanakan program secara efektif, efisien, bersih berwibawa dlm rangka memperkokoh NKRI Gubernur, Bupati & Wali Kota mengelola dan memecahkan berbagai isu strategis SASARAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG BERSIH, EFEKTIF DAN DEMOKRATIS PERAN STRATEGIS KEMENDAGRI
  • 3.  arahan utama Presiden dan prioritas pembangunan nasional sesuai dengan potensi dan kondisi masing-masing daerah, KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Tema Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2022 adalah “ Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural”
  • 4. Tema Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2022 “Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural” KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA 1 2 3 4 Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkualitas dan Berkeadilan 5 6 7 Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transportasi Pelayanan Publik
  • 5.  Pemerintah Daerah harus memfokuskan pencapaian target pelayanan publik perangkat daerah tanpa harus menganggarkan seluruh program dan kegiatan yang menjadi kewenangan daerah  sinergitas dan penyelarasan antara kebijakan Pemda dengan Pemerintah Pusat dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2022, dengan tetap memprioritaskan kebijakan pemerintah dalam rangka penanganan pandemi Corona Virus Disease dan dampaknya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan  Alokasi anggaran untuk setiap perangkat daerah ditentukan berdasarkan target kinerja pelayanan publik masing-masing urusan pemerintahan yang difokuskan SINERGI DAN PENYELARASAN KINERJA DAN KEUANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 6. KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2022 berdasarkan kebijakan umum anggaran dan prioritas dan plafon anggaran sementara berupa target dan kinerja program dan kegiatan yang tercantum dalam rencana kerja Pemerintah Daerah.  APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri atas pendapatan, belanja dan pembiayaan.  APBD diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.  Penyusunan klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur pendapatan, belanja dan pembiayaan pada APBD tahun 2022 atas pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang dituangkan dalam program, kegiatan dan sub kegiatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk mendukung Penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 dan dampaknya paling sedikit meliputi:  dukungan program pemulihan ekonomi daerah terkait dengan percepatan penyediaan sarana prasarana layanan publik dan ekonomi untuk meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan penyediaan layanan publik;  perlindungan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat;  dukungan pelaksanaan vaksinasi Corona Virus Disease 2019;  dukungan kelurahan dalam penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 untuk pos komando tingkat kelurahan;  insentif tenaga kesehatan dalam rangka untuk penanganan pandemi dilakukan melalui sistem informasi pemerintahan daerah (SIPD) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 7. 01 02 03 PENDAPATAN DAERAH BELANJA DAERAH PEMBIAYAAN DAERAH meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah dan penerimaan lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan diakui sebagai penambah ekuitas yang merupakan hak daerah dalam 1 (satu) meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang tidak perlu diterima kembali oleh Daerah dan pengeluaran lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan diakui sebagai pengurang ekuitas yang meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran berkenaan maupun pada tahun anggaran berikutnya. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA • Semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dalam bentuk uang dianggarkan dalam APBD. • Penerimaan daerah merupakan rencana penerimaan daerah yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber penerimaan daerah dan berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan, yang terdiri atas pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah. • Pengeluaran daerah merupakan rencana pengeluaran daerah sesuai dengan kepastian tersedianya dana atas penerimaan daerah dalam jumlah yang cukup dan harus memiliki dasar hukum yang melandasinya, yang terdiri atas belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. • Seluruh penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dimaksud dianggarkan secara bruto dalam APBD, yaitu jumlah pendapatan daerah yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil. • APBD sebagai dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai keuangan negara, merupakan satu kesatuan yang terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah.
  • 8. PEMBIAYAAN DAERAH Penerimaan Pembiayaan • Silpa • Pencairan Dana Cadangan • Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahakan • Penerimaan Kembali atas Pemberian Pinjaman • Penerimaan Pinjaman Daerah • Penerimaan Pembiayaan Lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengeluaran Pembiayaan • Pembayaran Cicilan Pokok Utang Yang Jatuh Tempo; • Penyertaan Modal Daerah; • Pembentukan Dana Cadangan; • Pemberian Pinjaman Daerah; dan/atau • Pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA STRUKTUR APBD PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah • Pajak Daerah; • Retribusi Daerah; • Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan; • Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. Pendapatan Transfer Transfer Pemerintah Pusat • Dana Perimbangan o Dana Transfer Umum-DBH o Dana Transfer Umum-DAU • Dana Insentif Daerah; • Dana Otonomi Khusus; • Dana Keistimewaan; • Dana Desa. Transfer Antar-Daerah • Dana Bagi Hasil • Bantuan Keuangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah BELANJA DAERAH Belanja Operasi • Pegawai • Barang dan Jasa • Bunga • Subsidi • Hibah • Bansos Belanja Modal Belanja Tidak Terduga Belanja Transfer • Bagi Hasil • Bantuan
  • 9. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022– BELANJA DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Belanja daerah harus mendukung: • target capaian prioritas pembangunan nasional Tahun 2022 sesuai dengan kewenangan masing-masing tingkatan Pemerintah Daerah, • mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan daerah, dan kemampuan pendapatan daerah • dalam rangka penanganan Corona Virus Disease 19 dan dampaknya terutama penerapan tatanan normal baru, produktif dan aman Corona Virus Disease 19 di berbagai aspek kehidupan, baik aspek pemerintahan, kesehatan, sosial dan ekonomi. Dukungan penanganan pandemi Corona Virus Disease 19 dan dampaknya dengan fokus pelayanan kesehatan: • optimalisasi pencegahan dengan melakukan screening test dan traching dan tracking, sistem surveilans penyakit terintegrasi dan real time, penguatan kapasitas pengujian di laboratorium; • optimalisasi fasilitas kesehatan dan farmalkes dengan memenuhi APD, ruang isolasi dan alat test, ruang rawat, ruang ICU, ruang isolasi mandiri, dan manajemen kasus/tata laksana yang jelas; • peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dengan memenuhi jumlah tenaga kesehatan, beserta insentifnya; • Belanja Daerah berpedoman pada: a.standar harga satuan regional, b.analisis standar belanja, dan/atau c.standar teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • Standar harga untuk belanja operasi disusun berdasarkan standar harga satuan regional dengan mempertimbangkan kebutuhan, kepatutan, dan kewajaran. • Standar tunjangan kinerja ASN pada Pemerintah Daerah disusun dengan mempertimbangkan
  • 10. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022– BELANJA PEGAWAI KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA • Belanja pegawai tidak termasuk belanja untuk tambahan penghasilan guru, tunjangan khusus guru, tunjangan profesi guru dan tunjangan sejenis lainnya yang bersumber dari TKD yang telah ditentukan penggunaannya. • BELANJA PEGAWAI (diluar tunjangan guru) dialokasikan melalui TKD dari total belanja APBD maksimal 30% melebihi 30% Pemerintah Daerah menyesuaikan porsi belanja pegawai daerah secara bertahap dalam waktu 5 (lima) tahun Penganggaran belanja pegawai bagi: • Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah dianggarkan pada belanja SKPD Sekretariat Daerah; • Pimpinan dan Anggota DPRD dianggarkan pada belanja SKPD Sekretariat DPRD; dan • Pegawai ASN dianggarkan pada belanja SKPD • TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI (TPP) TA 2022 dengan ketentuan: 1)Alokasi anggaran TPP sama dengan tahun anggaran sebelumnya; 2)Alokasi TPP dapat melebihi alokasi tahun anggaran sebelumnya sepanjang:  merupakan hasil realokasi anggaran belanja pegawai dalam APBD, antara lain uang lembur dan/atau kompensasi lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang diterima pegawai ASN pada tahun anggaran 2022;  merupakan pemberian TPP berdasarkan kriteria kondisi kerja kepada perangkat daerah yang terkait langsung dalam upaya pencegahan dan penanganan COVID 19, meliputi: SKPD yang melaksanakan urusan kesehatan, SKPD yang melaksanakan urusan pengawasan, SKPD yang melaksanakan urusan pengelolaan keuangan, SKPD yang melaksanakan urusan perencanaan daerah, SKPD yang melaksanakan urusan trantibumlinmas, SKPD yang melaksanakan urusan perhubungan, dan SKPD lainnya sesuai kebijakan kepala daerah. persetujuan SIP D diajukan setelah Pemda melakukan validasi perhitungan pemberian tambahan penghasilan dengan memperhatikan tata cara persetujuan Menteri Dalam Negeri terhadap tambahan penghasilan pegawai aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 11. KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Dalam rangka menjamin keberlangsungan dan kesehatan keuangan Jaminan Kesehatan: • Pemerintah Provinsi berkontribusi dalam membayar luran bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan sesuai kapasitas fiskal daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, yang dianggarkan pada SKPD yang menangani urusan kesehatan pemberi pelayanan kesehatan; • Pemerintah Daerah menganggarkan luran dan bantuan iuran bagi penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah; • Pemerintah Daerah juga menganggarkan Bantuan luran bagi penduduk yang mendaftar secara mandiri dengan manfaat pelayanan di Ruang Perawatan Kelas III sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka mewujudkan Universal Health Coverage (UHC), • Pemerintah Daerah dapat menganggarkan iuran bagi seluruh penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah dengan manfaat pelayanan diruang perawatan kelas III selain peserta Jaminan Kesehatan Nasional yaitu Pekerja Penerima Upah (PPU) dan Penerima Bantuan Iuran (PBI). • Pemerintah Daerah wajib melakukan integrasi Jaminan Kesehatan Daerah dengan Jaminan Kesehatan Nasional guna terselenggaranya jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk. Kategori skema ganda, yaitu • Penjaminan atau pembayaran atas biaya pelayanan kesehatan masyarakat yang dibayarkan oleh Pemerintah Daerah kepada fasilitas kesehatan, yang jenis pelayanan kesehatan/manfaatnya sama sebagian atau seluruhnya dengan jenis/manfaat pelayanan kesehatan yang diatur dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional yang dikelola oleh BPJS Kesehatan, dan • penjaminan/pembayaran pelayanan kesehatan oleh Pemerintah Daerah kepada fasilitas kesehatan atau Kategori bukan skema ganda, antara lain • Penjaminan/pembayaran pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang tidak memiliki identitas (NIK) sehingga tidak dapat didaftarkan sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional, • pembayaran pelayanan kesehatan masyarakat yang jenis manfaat/pelayanan kesehatannya tidak dijamin oleh program Jaminan Kesehatan Nasional,  (seperti Biaya ambulance peserta Jaminan Kesehatan Nasional dari rumah ke fasilitas kesehatan atau sebaliknya,  Biaya transportasi peserta dan pendamping ke fasilitas kesehatan rujukan di luar kota yang tidak dijamin dalam Jaminan Kesehatan Nasional,  Biaya rumah singgah pengantar khusus rujukan ke Pemerintah Daerah tidak diperkenankan mengelola sendiri (sebagian atau seluruhnya) Jaminan Kesehatan Daerahnya dengan manfaat yang sama dengan Jaminan Kesehatan Nasional, termasuk mengelola sebagian Jaminan Kesehatan Daerahnya dengan skema ganda Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan dukungan anggaran kategori bukan skema ganda diluar cakupan layanan BPJS yang dilakukan untuk fasilitas kesehatan masyarakat/swasta dan fasilitas kesehatan milik Pemerintah Daerah pada SKPD yang KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022– BELANJA BARANG & JASA
  • 12. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022– BELANJA BARANG & JASA KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Belanja Uang dan/atau jasa untuk Diberikan kepada Pihak Ketiga/Pihak Lain/Masyarakat digunakan untuk menganggarkan Uang dan/atau Jasa untuk Diberikan Kepada Pihak Ketiga/Pihak Lain/Masyarakat memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, rasionalitas dan efektifitas dalam pencapaian sasaran program, kegiatan dan sub kegiatan sesuai dengan BELANJA BARANG DAN JASA Pemberian Uang yang diberikan kepada masyarakat/pihak lain diberikan dalam bentuk: • pemberian hadiah yang bersifat perlombaan; • penghargaan atas suatu prestasi; • pemberian beasiswa kepada masyarakat; • penanganan dampak sosial kemasyarakatan akibat penggunaan tanah milik Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan pembangunan proyek strategis nasional dan non proyek strategis nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; • Transfer Ke Daerah dan Dana Desa yang penggunaannya sudah ditentukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; • Bantuan fasilitasi premi asuransi pertanian; dan/atau • Belanja barang dan jasa berupa pemberian uang lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Pemberian Jasa yang diberikan kepada masyarakat/pihak lain diberikan dalam bentuk: • Pengadaan belanja jasa yang akan diserahkan atau dijual kepada masyarakat/pihak lain dalam rangka melaksanakan program, kegiatan dan sub kegiatan Pemerintahan Daerah berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah yang tertuang dalam RPJMD dan dijabarkan dalam RKPD, dianggarkan dalam jenis belanja barang dan jasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. • Pengadaan belanja jasa yang akan diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga/pihak lain pada tahun anggaran berkenaan dimaksud dianggarkan sebesar
  • 13. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022– BELANJA HIBAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Belanja hibah diberikan kepada: • Pemerintah Pusat; • Pemerintah Daerah lainnya; • Badan Usaha Milik Negara; • BUMD; dan/atau • Badan dan lembaga, serta organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia; • Partai Politik. Belanja hibah berupa uang, barang, atau jasa dapat dianggarkan dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 1.Hibah kepada Pemerintah Pusat diberikan kepada satuan kerja dari kementerian/lembaga non kementerian yang wilayah kerjanya berada dalam daerah yang bersangkutan, dengan ketentuan: • Wilayah kerjanya termasuk dari kabupaten/kota kepada instansi vertikal yang wilayah kerjanya pada provinsi. • Hibah kepada pemerintah pusat dapat diberikan lebih dari 1 (satu) kali dalam tahun berkenaan sesuai kemampuan keuangan daerah kecuali hibah kepada unit kerja kementerian dalam negeri yang membidangi urusan administrasi kependudukan untuk penyediaan blanko KTP. • Belanja hibah dianggarkan sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah terkait sesuai PUU yaitu: • Dalam hal Pengelolaan hibah tertentu diatur lain dengan PUU, maka pengaturan pengelolaan hibah dikecualikan dari peraturan ini. • Penganggaran belanja hibah dalam APBD TA 2022 mempedomani PERKADA yang mengatur tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi hibah, sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan PUU. terkait urusan dan kewenangan daerah dianggarkan pada SKPD terkait hubungan antar lembaga pemerintahan dan/atau instansi vertikal dianggarkan pada SKPD yang melaksanakan urusan Pemerintahan Umum yang bukan urusan dan kewenangan Pemda yang mendukung program dan kegiatan Pemda dianggarkan pada Sekretariat Daerah • Alokasi anggaran belanja hibah dalam rangka menunjang program, kegiatan dan sub kegiatan Pemerintah Daerah dicantumkan dalam RKPD Tahun 2022 berdasarkan hasil evaluasi Kepala SKPD atas usulan tertulis dari calon penerima hibah, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2.Partai Politik. Penggunaan hibah bantuan keuangan partai politik selama pada masa status keadaan darurat bencana non alam, Corona Virus Disease 19 yang ditetapkan secara resmi oleh Pemerintah Pusat antara lain digunakan untuk penanggulangan pandemi Corona Virus Disease 19 melalui kegiatan pendidikan politik kepada anggota partai politik dan masyarakat, dukungan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan sekretariat partai politik.
  • 14. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022– BELANJA BANTUAN SOSIAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Belanja bantuan sosial dapat dianggarkan dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Belanja bantuan sosial diberikan kepada: • individu; • keluarga; • kelompok dan/atau masyarakat, yang mengalami risiko sosial; • lembaga non pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan, dan bidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok, dan/atau masyarakat • Bantuan Sosial sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan. direncanakan tidak dapat direncanakan sebelumnya • dialokasikan untuk kebutuhan akibat risiko sosial yang tidak dapat diperkirakan pada saat penyusunan APBD yang apabila ditunda penanganannya akan menimbulkan risiko sosial yang lebih besar bagi individu dan/atau keluarga yang bersangkutan. • Pagu alokasi anggaran yang tidak dapat direncanakan sebelumnya tidak melebihi pagu alokasi anggaran yang direncanakan, kecuali bantuan sosial yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan • Pengecualian bantuan sosial yang diamanatkan oleh peraturan perundang- undangan antara lain:  amanat bantuan sosial dalam rangka penanganan pandemi Corona Virus Disease 19 dan dampaknya,  pemberian uang duka bagi masyarakat miskin dengan kriteria dan besaran diatur dalam perkada yang merupakan pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintah Daerah yang tercantum dalam Dianggarkan di BT terkait urusan dan kewenangan daerah dianggarkan pada SKPD dianggarkan pada Sekretariat Daerah yang bukan urusan dan kewenangan Pemda yang mendukung program dan kegiatan Pemda • Alokasi anggaran bantuan sosial dalam rangka menunjang program, kegiatan dan sub kegiatan Pemerintah Daerah dicantumkan dalam RKPD Tahun 2022 berdasarkan hasil evaluasi Kepala SKPD atas usulan tertulis dari calon penerima bantuan sosial, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • Dalam hal Pengelolaan bantuan sosial tertentu diatur lain dengan peraturan perundang-undangan, maka pengaturan pengelolaan bantuan sosial dikecualikan dari peraturan ini. • Penganggaran bantuan sosial dalam APBD TA 2022 mempedomani Peraturan Kepala
  • 15. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022– BELANJA MODAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA • Belanja modal digunakan untuk menganggarkan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap dan aset lainnya. • Nilai aset tetap yang dianggarkan dalam belanja modal tersebut adalah sebesar harga beli atau bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembanguna • Pemerintah Daerah harus memprioritaskan alokasi belanja modal pada APBD Tahun Anggaran 2022 untuk pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana yang terkait langsung dengan peningkatan pelayanan publik serta pertumbuhan ekonomi daerah • Penganggaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • Dalam rangka efisiensi dan efektifitas, Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum yang luasnya tidak lebih dari 5 (lima) hektar, dapat dilakukan: a. secara langsung oleh instansi yang memerlukan tanah dengan pihak yang berhak, dengan cara jual beli, tukar menukar, atau cara lain yang disepakati; atau b. dengan menggunakan tahapan pengadaan tanah. c. penetapan lokasi untuk tahapan diterbitkan oleh bupati/wali kota dengan mempedomani Pasal 126 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. • Penganggaran pengadaan barang milik daerah dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan dan kebutuhan daerah berdasarkan prinsip efisiensi, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel dengan mengutamakan produk dalam negeri. • Pemerintah Daerah mengalokasikan belanja infrastruktur pelayanan publik minimal 40% (empat puluh persen) dari total belanja APBD diluar belanja bagi hasil dan/atau transfer kepada daerah/desa. Belanja bagi hasil dan/atau transfer kepada daerah/desa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • belanja bagi hasil dan/atau transfer kepada daerah/desa yaitu: DBH Cukai Hasil Tembakau; DBH Sumber Daya Alam Kehutanan Dana Reboisasi; dan ADD. • belanja infrastruktur pelayanan publik merupakan belanja infrastruktur daerah yang langsung terkait dengan percepatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas pelayanan publik dan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan publik antar daerah. • dalam hal persentase belanja infrastruktur pelayanan publik belum mencapai 40% (empat puluh persen) daerah menyesuaikan belanja infrastruktur pelayanan publik dalam waktu 3 (tiga) tahun.
  • 16. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022– BELANJA TIDAK TERDUGA KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Belanja Tidak Terduga Untuk: • Keadaan Darurat; • Keperluan Mendesak; • Pengembalian atas kelebihan pembayaran atas penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya; • Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya • pengeluaran untuk keadaan darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Keadaan darurat meliputi bencana alam, bencana non-alam, bencana sosial dan/atau kejadian luar biasa, pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan, dan/atau kerusakan sarana/prasarana yang dapat mengganggu kegiatan pelayanan publik. • Keperluan mendesak sesuai dengan karakteristik masing-masing Pemerintah Daerah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • Kriteria keadaan darurat dan keperluan mendesak ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2022 • pengembalian atas kelebihan pembayaran atas penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya untuk menganggarkan pengembalian atas kelebihan pembayaran atas penerimaan daerah yang bersifat tidak berulang yang terjadi pada tahun sebelumnya; • Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya. • Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan anggaran penanganan Corona Virus Disease 19 dan dampaknya pada Belanja Tidak Terduga dengan memperhatikan kebijakan kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 17. POINT OF VIEW KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022 penerimaan DBH Cukai Hasil Tembakau, baik bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota dialokasikan untuk mendanai : • program peningkatan kualitas bahan baku, • pembinaan industri, • pembinaan lingkungan sosial, • sosialisasi ketentuan dibidang cukai dan/atau pemberantasan barang kena cukai palsu (cukai illegal) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- undangan mengenai cukai, dengan prioritas pada bidang kesehatan untuk mendukung program jaminan kesehatan nasional terutama peningkatan kuantitas dan kualitas layanan kesehatan • penanganan pandemi Corona Virus Disease 19 serta pemulihan perekonomian PENGGUNAAN PENDAPATAN DBH – CHT
  • 18. POINT OF VIEW KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022 PENGGUNAAN PENDAPATAN DANA OTONOMI KHUSUS • alokasi Dana Otonomi Khusus setara dengan 2% (dua persen) dari plafon Dana Alokasi Umum Nasional Tahun 2022 bagi: • pemerintah Aceh, ditujukan untuk membiayai pembangunan sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan terutama: a. pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur; b. pemberdayaan ekonomi rakyat; c. pengentasan kemiskinan; d. pendanaan pendidikan; e. sosial; dan f. kesehatan; • provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat serta Kabupaten/Kota di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat wajib untuk pembiayaan pendidikan dan kesehatan, sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
  • 19. POINT OF VIEW KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022 Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) provinsi/kabupaten/kota • penanganan stunting melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dianggarkan pada SKPD yang secara fungsional terkait penanganan Gizi Buruk; • dukungan pengelolaan pada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di tingkat Desa/Kelurahan antara lain alat kesehatan dasar seperti timbangan ibu/anak, oxymeter, tensimeter, insentif kader posyandu dan kegiatan lain yang berdampak langsung pada penurunan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan dan nifas, pembudayaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS), peningkatan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera; • pemberdayaan dasa wisma melalui: penghayatan dan pengamalan pancasila; gotong royong; pangan; sandang; perumahan dan tata laksana rumah tangga; pendidikan dan keterampilan; kesehatan; pengembangan kehidupan berkoperasi; kelestarian lingkungan hidup; dan perencanaan sehat. • mendorong perekonomian berbasis keluarga melalui pemanfaatan lahan/pekarangan dengan tanaman bernilai ekonomi dan produktif; • mendorong semangat kewiraswastaan di bidang industri
  • 20. POINT OF VIEW KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022 Dalam rangka pelaksanaan kebijakan pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) • Pemerintah Daerah dapat menyediakan alokasi anggaran dalam APBD, seperti: 1. sosialisasi pelaksanaan program KUR kepada Pemerintah Daerah; 2. monitoring dan evaluasi KUR di daerah; 3. pembinaan pelaksanaan program KUR oleh Pemerintah Daerah; 4. pembinaan terkait KUR klaster yang mengimplementasikan program One Village One Product (OVOP), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • Pemerintah Daerah juga menyediakan alokasi anggaran untuk keperluan pengembangan dan pendampingan usaha penerima KUR dalam APBD. • Pemerintah Daerah mengarahkan dukungan kebijakan kepada petani untuk memanfaatkan KUR pertanian yang membantu permodalan dan kemajuan pertanian dengan memperioritaskan pembelian Rice Milling Unit (RMU), pengering (dryer) dan alat panen padi modern lainnya dalam rangka optimalisasi peningkatan sarana pasca panen pertanian yang modern, meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, dan meningkatkan peran sektor pertanian terhadap perekonomian nasional. • Pemerintah daerah mendorong penguatan Usaha Mikro, Kecil
  • 21. POINT OF VIEW KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022 mendukung Pembangunan Kawasan Perdesaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan • pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang memiliki desa, menganggarkan kegiatan dalam APBD, meliputi: a. penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam rangka penetapan kawasan pembangunan sesuai dengan tata ruang Kabupaten/Kota; b. pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan; c. pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan dan pengembangan teknologi tepat guna; d. pemberdayaan masyarakat desa untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan dan kegiatan ekonomi; dan e. pembangunan Kawasan Perdesaan melalui SKPD yang memiliki tugas dan fungsi terkait dengan mengikutsertakan masyarakat Desa. • pembangunan infrastruktur kawasan perdesaan sesuai dengan kewenangan lokal berskala desa antara lain perpustakaan desa, tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian umum, saluran irigasi, sanitasi lingkungan, pos pelayanan terpadu, sanggar seni dan belajar, embung desa, serta jalan desa. • dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk aparatur dan masyarakat di desa, Pemerintah Daerah menyediakan alokasi anggaran untuk pengembangan literasi, termasuk penggunaan literasi digital guna peningkatan kualitas membaca dan menulis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • penyelarasan dan penguatan kebijakan pelaksanaan program padat karya tunai di desa untuk pembangunan, sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan; • percepatan pelaksanaan kebijakan Satu Peta melalui Penetapan dan
  • 22. POINT OF VIEW KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022 Pelaksanaan unsur Pemerintahan Umum yang dilaksanakan oleh organisasi Kesatuan Bangsa dan Politik bidang fasilitasi ketahanan ekonomi, sosial dan budaya • pelaksanaan Kegiatan Indonesia Maju Virtual Expo dan Forum untuk penguatan ketahanan ekonomi daerah dimasa dan pasca Pandemi Corona Virus Disease 19 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 19 dan/atau Menghadapi Ancaman Yang Membayakan Perekonomian Nasional dan Stabilitas Sistem Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional; dan • fasilitasi pencegahan dan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
  • 23. KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Penerimaan Pembiayaan o Silpa o Pencairan Dana Cadangan o Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahakan o Penerimaan Kembali atas Pemberian Pinjaman o Penerimaan Pinjaman Daerah o Penerimaan Pembiayaan Lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengeluaran Pembiayaan o Pembayaran Cicilan Pokok Utang Yang Jatuh Tempo; o Penyertaan Modal Daerah; o Pembentukan Dana Cadangan; o Pemberian Pinjaman Daerah; dan/atau o Pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. STURKTUR PEMBIAYAAN DAERAH
  • 24. KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA • Dalam hal terdapat SiLPA yang telah ditentukan penggunaannya berdasarkan peraturan perundang- undangan pada Tahun Anggaran sebelumnya, Pemerintah Daerah wajib menganggarkan SiLPA dimaksud sesuai penggunaannya. • Dalam hal SiLPA daerah tinggi dan kinerja layanan tinggi, SiLPA dapat diinvestasikan dan/atau digunakan untuk pembentukan Dana Abadi Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan kebutuhan yang menjadi prioritas daerah yang harus dipenuhi. • Dalam hal SiLPA daerah tinggi dan kinerja layanan Pembiayaan - SILPA Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2021 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran 2022 yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan. SiLPA bersumber dari: • pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan pendapatan transfer, pelampauan penerimaan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, pelampauan penerimaan Pembiayaan, • penghematan belanja, • kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan/atau • sisa dana akibat tidak tercapainya capaian target kinerja dan sisa dana pengeluaran pembiayaan.
  • 25. KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN Pencairan Dana Cadangan Pembentukan Dana Cadangan • Untuk menganggarkan pencairan Dana Cadangan dari rekening Dana Cadangan ke RKUD dalam tahun anggaran berkenaan. • Peraturan Daerah tentang pembentukan dana cadangan sekurang-kurangnya penetapan tujuan pembentukan dana cadangan, program, kegiatan, dan sub kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan dan ditransfer ke rekening dana cadangan, sumber dana cadangan, dan tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan. • Jumlah Dana Cadangan sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan dengan Perda tentang pembentukan Dana Cadangan bersangkutan • Peraturan Daerah tentang pembentukan dana cadangan ditetapkan sebelum persetujuan bersama antara kepala daerah dan DPRD atas rancangan Peraturan Daerah tentang APBD. • Pencairan Dana Cadangan dalam 1 TA menjadi penerimaan Pembiayaan APBD dalam tahun anggaran berkenaan • Dalam hal Pemerintah Daerah akan melaksanakan pilkada serentak tahun 2024, dapat membentuk dana cadangan dengan peraturan kepala daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • Dalam hal Dana Cadangan belum digunakan sesuai dengan peruntukannya, dana tersebut dapat ditempatkan dalam portofolio yang memberikan hasil tetap dengan risiko rendah. • Penggunaan atas Dana Cadangan yang dicairkan dari rekening Dana Cadangan ke RKUD dianggarkan dalam SKPD pengguna Dana Cadangan bersangkutan, kecuali ditentukan lain sesuai Pembiayaan – DANA CADANGAN
  • 27. Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah 2021 P R O F I L A P B D PROVINSI KEPULAUAN RIAU
  • 28. PAD 1,352.65 36.54% Pendapatan Transfer 2,348.01 63.43% Lain-Lain PD Yg Sah 1.28 0.03% Komposisi Kelompok Pendapatan APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021 milyar rupiah Jumlah Rasio (%) PAD Pajak Daerah 981,73 26,52% Retribusi Daerah 216,25 5,84% Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 53,15 1,44% Lain-Lain PAD Yang Sah 101,52 2,74% ALOKASI PENDAPATAN APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAUTA 2021 Total Pendapatan : 3.701,94 Jumlah Rasio (%) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Pendapatan Hibah 1,28 0,03% Jumlah Rasio (%) Pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat 2.348,01 63,43% 28 Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
  • 29. Total Pendapatan Transfer : 2.348,01 PENDAPATAN TRANSFER PEMERINTAH PUSAT APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021 557.89 71.79 4.62 4.14 3.90 2.35 1.40 1.10 0.60 0.33 - 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 DANA TRANSFER KHUSUS-DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK miliar rupiah 1,129.09 - 1,000.00 2,000.00 Dana Transfer Umum-Dana Alokasi Umum (DAU) DANA TRANSFER UMUM-DANA ALOKASI UMUM (DAU) 55.69 45.60 43.50 19.60 12.86 9.99 3.29 1.99 1.32 1.03 0.90 - 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 DANA TRANSFER KHUSUS-DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 146.72 128.21 36.68 13.49 3.36 1.44 0.56 0.13 - 50.00 100.00 150.00 200.00 DANA TRANSFER UMUM-DANA BAGI HASIL (DBH) Dana Perimbangan : 2.303,58 Dana Insentif Daerah (DID) : 44,44 29 Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
  • 30. Belanja Operasi 3,113.99 78.10% Belanja Modal 347.95 8.73% Belanja Tidak terduga 48.88 1.23% Belanja Transfer 476.12 11.94% Komposisi Kelompok Belanja APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021 milyar rupiah ALOKASI BELANJA APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021 Total Belanja : 3.986,94 Jumlah Rasio (%) Belanja Operasi B. Pegawai 899,08 22,55% B. Barang & Jasa 2.085,47 52,31% B. Hibah 125,18 3,14% B. Bansos 4,26 0,11% Jumlah Rasio (%) Belanja Modal B. M. Tanah 4,80 0,12% B. M. Peralatan & Mesin 184,41 4,63% B. M. Gedung & Bangunan 21,88 3,38% B. M. Jalan, Jaringan & Irigasi 2,00 0,55% B. M. Aset Tetap Lainnya 1,33 0,05% Jumlah Rasio (%) Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga 48,88 1,23% Jumlah Rasio (%) Belanja Transfer Belanja Bagi Hasil 462,22 11,60% Belanja Bantuan Keuangan 13,50 0,34% 30 Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
  • 31. 899.08 28.87% 2,085.47 66.97% 125.18 4.02% 4.26 0.14% B. Pegawai B. Barang dan Jasa B. Hibah B. Bantuan Sosial Total Belanja Operasi : 3.113,99 PAD APBD KAB. ... TA 2019 551.67 521.43 492.67 256.57 216.44 42.63 6.52 4.05 0.10 - 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 B. Barang & Jasa 339.58 331.65 156.47 31.52 27.27 6.36 4.83 1.40 - 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 Belanja Pegawai 112.83 10.59 - 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 kpd Badan, Lembaga, Ormas kpd Pemerintah Daerah Lainnya Belanja Hibah 4.05 0.15 0.06 - 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 kpd Individu kpd Keluarga kpd Kel/Masyarakat Belanja Bantuan Sosial BELANJA OPERASI APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021 milyar rupiah 31 Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
  • 32. Total Belanja Modal : 347,95 BELANJA MODAL APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021 39.66 38.47 34.85 24.24 17.40 16.45 6.04 2.18 1.62 1.58 1.30 0.46 0.11 0.05 - 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 B. MODAL PERALATAN DAN MESIN miliar rupiah 15.71 2.37 1.99 1.81 - 5.00 10.00 15.00 20.00 B.M. Bangunan Air B.M. Jaringan B.M. Instalasi B.M. Jalan dan Jembatan B. MODAL JALAN, JARINGAN, DAN IRIGASI 4.80 - 2.00 4.00 6.00 Belanja Modal Tanah B. MODAL TANAH 134.59 0.27 - 50.00 100.00 150.00 B.M. Bangunan Gedung B.M. Tugu Titik Kontrol/Pasti B. MODAL GEDUNG & BANGUNAN 0.80 0.50 0.40 0.21 0.05 0.05 - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 B. MODAL ASET LAINNYA 32 Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
  • 33. 285.00 0.00 - 50 100 150 200 250 300 Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) 285,00 miliar rupiah PEMBIAYAAN APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2021 33 Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
  • 34. 25,279.02 17,314.77 17,037.36 9,245.49 9,169.85 8,857.80 7,653.19 5,706.80 5,359.30 5,285.67 4,593.01 4,510.03 4,485.68 4,403.33 3,844.65 3,657.21 3,560.84 3,509.97 3,035.57 2,925.97 2,885.68 2,848.58 2,726.83 2,421.64 1,852.67 1,808.16 1,632.19 1,485.68 1,452.91 1,291.15 1,164.78 1,006.87 911.58 805.66 - 5,000.00 10,000.00 15,000.00 20,000.00 25,000.00 30,000.00 AGREGAT SIMPANAN PROVINSI & KABUPATEN/KOTA DALAM PROVINSI POSISI JULI 2021 Simpanan Pemda tertinggi di Perbankan Posisi Juli 2021 berada pada bank yang berlokasi di Provinsi Jawa Timur dengan nilai mencapai Rp25,28 T. Sementara itu, terendah berada pada Bank yang berlokasi di Provinsi Maluku Utara dengan nilai sebesar Rp0,80 T. Ket:  Jumlah dana simpanan pemda sebagaimana tersebut di atas, merupakan saldo simpanan berdasarkan lokasi dimana bank-bank berada. Sehingga saldo simpanan pemda diperbankan pada suatu daerah bisa jadi tidak hanya milik dari pemda setempat, namun ada kemungkinan milik pemda lain yang membuka rekening pada bank-bank di daerah tersebut. miliar rupiah TOTAL = 190,131.20 Sumber Data : Bank Indonesia, 2021, Data Diolah – 31 Juli 2021, 18.00 WIB. 34
  • 35. 7,425.74 6,447.81 5,843.82 5,278.77 3,657.21 3,553.16 2,414.16 2,047.07 1,820.17 1,752.78 1,489.40 1,433.72 1,350.29 1,101.40 1,081.26 1,057.58 1,044.63 974.90 788.14 732.61 678.69 583.69 573.01 542.07 534.68 473.99 443.57 439.32 415.51 390.75 374.24 320.40 252.57 227.39 0.00 1,000.00 2,000.00 3,000.00 4,000.00 5,000.00 6,000.00 7,000.00 8,000.00 SIMPANAN PEMDA DI PERBANKAN RATA-RATA PROVINSI SIMPANAN PROVINSI DI PERBANKAN POSISI JULI 2021 Total = 57,544.52 Rata-Rata = 1,692.49 miliar rupiah Simpanan Pemda tertinggi di Perbankan Posisi Juli 2021 berada pada bank yang berlokasi di Provinsi Jawa Timur dengan nilai mencapai Rp7,43 T. Sementara itu, terendah berada pada Bank yang berlokasi di Provinsi Bengkulu dengan nilai sebesar Rp0,23 T. Ket:  Jumlah dana simpanan pemda sebagaimana tersebut di atas, merupakan saldo simpanan berdasarkan lokasi dimana bank-bank berada. Sehingga saldo simpanan pemda diperbankan pada suatu daerah bisa jadi tidak hanya milik dari pemda setempat, namun ada kemungkinan milik pemda lain yang membuka rekening pada bank-bank di daerah tersebut. Sumber Data : Bank Indonesia, 2021, Data Diolah – 31 Juli 2021, 18.00 WIB. 35
  • 36. 3,056.24 1,960.85 1,710.20 1,600.30 1,478.54 1,392.23 1,259.95 1,090.26 1,034.51 900.18 0.09 0.05 0.03 0.03 0.02 0.01 0.002 0.001 0.0003 0.00001 0.00 500.00 1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00 3,500.00 SIMPANAN PEMDA DI PERBANKAN RATA-RATA KAB/KOTA SIMPANAN KABUPATEN/KOTA DI PERBANKAN POSISI JULI 2021 Total = 116,185.36 Rata-Rata = 228.71 10 KABUPATEN/KOTA SIMPANAN PEMDA DI PERBANKAN TERBESAR 10 KABUPATEN/KOTA SIMPANAN PEMDA DI PERBANKAN TERKECIL 488 KABUPATEN/KOTA LAINNYA miliar rupiah Sumber Data : Bank Indonesia, 2021, Data Diolah – 31 Juli 2021, 18.00 WIB. 36
  • 37. 165.92 143.31 133.22 111.88 59.64 44.89 0.15 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 SIMPANAN PEMDA DI PERBANKAN RATA-RATA KABUPATEN/KOTA SIMPANAN KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI KEP. RIAU DI PERBANKAN POSISI JULI 2021 Total = 659.01 Rata-Rata = 94.14 miliar rupiah Sumber Data : Bank Indonesia, 2021, Data Diolah – 31 Juli 2021, 18.00 WIB. 37
  • 38. RINCIAN SIMPANAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI & KAB/KOTA DI PERBANKAN POSISI BULAN JULI 2021 NO LOKASI SIMPANAN PEMERINTAH DAERAH DI PERBANKAN (JULI 2021) TOTAL GIRO TABUNGAN DEPOSITO Prov. Kepulauan Riau 252,570,501,180 192,117,830,046 10,170,964,648 50,281,706,486 1 Kab. Karimun 44,885,300,671.00 32,652,537,504.00 12,232,763,167.00 0.00 2 Kab. Lingga 165,922,767,413.00 165,056,036,123.00 866,731,290.00 0.00 3 Kab. Natuna 143,311,943,571.00 134,641,569,202.00 8,670,374,369.00 0.00 4 Kab. Bintan 133,217,844,601.00 85,876,908,733.00 12,340,935,868.00 35,000,000,000.00 5 Kab. Kepulauan Anambas 149,559,289.00 0.00 149,559,289.00 0.00 6 Kota Tanjung Pinang 59,639,197,850.00 26,608,169,236.00 2,466,713,614.00 30,564,315,000.00 7 Kota Batam 111,881,762,456.00 102,805,059,306.00 76,703,150.00 9,000,000,000.00 38 Sumber Data : Bank Indonesia, 2021, Data Diolah – 31 Juli 2021, 18.00 WIB.

Editor's Notes

  1. OKE
  2. OKE