Dokumen tersebut membahas tentang pemodelan dan simulasi berbasis agen (agent based modelling and simulation/ABMS). ABMS merupakan pendekatan bottom-up dimana setiap entitas diperlukan secara individual dan dapat berinteraksi satu sama lain. Hal ini berbeda dengan pendekatan top-down seperti system dynamics atau discrete event simulation. ABMS digunakan untuk memodelkan sistem kompleks dengan lebih alami karena mempertimbangkan perilaku individu. Komponen utama ABMS adal

1. AGENT BASED MODELLING
AND SIMULATION
(PEMODELAN & SIMULASI BERBASIS AGEN)
AMELIA NUR FARIZA, S.T., M.SC.
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG

2. Faktor Discrete-Event-Simulation (DES) System Dynamics (SD) Agent Based Modelling and Simulation (ABMS)
Pendekatan Pemodelan berdasarkan proses Pemodelan agregat (top-down approach) Pemodelan berbasis agen (bottom-up approach)
Entitas Tidak memiliki otonomi (pasif) Diasumsikan homogeni Entitas heterogen dan memiliki otonomi
Tingkat abstraksi Mikro-Meso Makro Mikro-Meso-Makro
Detail model Maksimum Minimum Medium
Aspek spasial Ya Tidak Ada
Aplikasi Operasional-Taktikal Strategis-Taktikal Operasional-Taktikal-Strategis
Software Flexsim, Promodel, Simul8, Arena Powersim, Vensim, Stella NetLogo, AnyLogic, Swarm, Repast

3. ABMS
• “Merupakan suatu pendekatan atau metode dalam
pemodelan dan simulasi yang memodelkan masing-
masing individu/agen beserta interaksinya dalam sistem
sosio-teknikal dinamis”

4. MENGAPA ABMS?
• SD dan DES memodelkan system kompleks dengan menggunakan pendekatan bahwa
komponen/elemen sistem dianggap tidak memiliki otonomi yang berbeda satu sama lain
(dianggap homogen)
• Teori sistem kompleks mendefinisikan sistem kompleks sebagai sistem yang terdiri dari
berbagai elemen individu yang berinteraksi satu sama lain, tetapi sifat dan perilaku sistem
tidak dapat diprediksi.
• Contoh: sistem kompleks pada pola yang muncul pada sekelompok burung ketika terbang,
yaitu berbentuk formasi V atau pada jalur semur yang sedang mencari makanan

5. MENGAPA ABMS?
• Peristiwa pembentukan formasi ini muncul sebagai suatu fenomena/emergence, dan sifat-
sifat sistem dikenal sebagai emergent properties.
• Emergent properties adalah sifat sistem yang terbentuk karena interaksi antar komponen,
dimana tidak secara khusus terlihat pada tingkat individu.
• Perilaku pada tingkat individu (mikro) dapat menghasilkan perilaku system yang tidak terduga
pada tingkat makro, maka diperlukan suatu pendekatan yang bisa mengkordinir hal tsb
(bottom-up approach)  ABMS

6. MENGAPA ABMS?
• Banyak sistem kompleks yang apabila dimodelkan dengan model matematis, maka
penyederhanaan perlu banyak dilakukan sehingga fenomena kompleks yang tergambar
terkadang belum sesuai dengan kenyataan.
• Dengan menggunakan ABMS maka sistem kompleks dapat dimodelkan dengan lebih
natural/alami sesuai dengan kondisi agen individu yang terlibat dalam sistem tsb.

7. ABMS DIGUNAKAN UNTUK APA?
• 1. Mengevaluasi pola/pattern agregat ketika perilaku individu telah diketahui
• 2. Mengevaluasi perilaku individu apabila pola agregat diketahui

8. KOMPONEN ABMS
• 1. Agen
• 2. Lingkungan
• 3. Interaksi
• 4. Emergence (Fenomena)