SlideShare a Scribd company logo
DINAMIKA PEREKONOMIAN

                            ANGKRINGAN PAK LIK MAN (1950-2012)

Oleh : Nelson Simbolon (12/333070/SA/16469)

           Iftina Rasyida Iksanti (12/335102/SA/16583)

           Riski Gayuh Nugraha (12/335266/SA/16729)

           Vita Rachma Nurnisa (12/336256/SA/16759)

          Di tengah zaman modernisasi saat ini, masih terdapat tempat makan tradisional asli
Indonesia yang masih begitu eksis yaitu angkringan. Dalam sejarahnya Angkringan menjadi
salah satu ikon kota Yogyakarta dan menjadi ciri khas kota ini dari segi kuliner. Dengan gerobak
dan trademark remang remang, Angkringan tetap menjadi pilihan setia masyarakat yang ingin
makan kenyang dengan harga relatif murah.

          Dahulu Angkringan hanya sebatas angkring yaitu alat untuk membawa jajanan yang
dipikul yang kemudian dibawa berkeliling dan dijajakan di kampung-kampung, Nama
angkringan sendiri berasal dari kata angkring sebab para pedagangnya selalu memakai
“Angkring” ketika berjualan. Dalam perkembangannya, angkringan kini tak lagi dijajakan
dengan berkeliling melainkan menetap di satu tempat saja.

          Kini ada sekolompok pedagang angkringan di pinggir statsiun Tugu. Dari kumpulan
pedagang tersebut ada satu nama yang cukup terkenal yaitu Mbah Pairo. Mbah pairo merupakan
salah satu pedagang angkringan yang legendaris karena menjadi salah satu pelopor angkringan di
Jogja. Mbah pairo mulai berjualan sekitar tahun 1950 dan masih eksis sampai saat ini. Saat itu
Mbah Pairo dan beberapa temannya berniat menjajakan angkringan dengan menetap di satu
tempat.

          Generasi kedua yang meneruskan bisnis angkringan Mbah Pairo adalah Pak Man, anak
kandung dari Mbah Pairo, yang di warisi bisnis ini sekitar tahun 1969 dan dijadikan nama
warung angkringan itu sendiri. Angkringan ini berada di daerah kawasan wisata Angkringan
Tugu. Sejak dibukanya angkringan ini, munculah pedagang-pedagang lain yang ikut meramaikan
dan membuka warung angkringan.
Pak Man yang saat ini sudah tua dan tidak dapat berjualan secara langsung kini
digantikan oleh kedua anaknya, Bapak Qobal dan Bapak Alex. Mereka berdua bergantian
menjaga warung angkringan „Lik Man‟ setiap dua minggu sekali. Hal ini telah menjadi rutinitas
mereka selama bertahun – tahun.

       Sejak tahun 1960 sampai sekarang Angkringan telah mengalami berbagai perubahan.
Mulai dari cara berdagangnya yang dijajakan secara berkeliling sampai saat ini menetap hingga
variasi menu – menu yang dijajakan. Sekitar tahun 1960-an Mbah Pairo berjualan di dalam
stasiun sampai akhirnya mengalami penggusuran dan terpaksa pindah ke daerah yang dulunya
merupakan Hotel Bank Jakarta. Disitulah mbah Pairo mulai meletakkan angkringannya dan
berjualan secara menetap.

       Akhirnya, di Tahun 1970, Mbah Pairo kembali memindahkan tempatnya berjualan ke
daerah tugu karena alasan kenyamanan. Sampai sekarang, angkringan tugu menjadi salah satu
tujuan wisata terutama wisata angkringan. Tak hanya mbah Pairo saja yang kini berjualan disana,
banyak pedagang – pedagang baru yang mulai mencoba peruntungannya di bisnis ini.

       Sampai tahun 2012 ada banyak sekali tambahan menu di Angkringan seperti sate kerang,
susu ketan, sate keong, dll. Penambahan menu ini dikarenakan adanya pemasok baru dan
eksistensi dari menu tersebut. Menu yang selalu ada dari dulu sampai saat ini adalah Nasi kucing
dan mendoan yang menjadi primadona dari awal Angkringan ada hingga sekarang.

       Salah satu hal yang unik dari Angkringan sendiri ada karena hadirnya minuman kopi Joss.
Yaitu kopi yang dicampur dengan Arang panas karena telah dibakar sebelum dimasukkan dalm
kopi. Kopi Joss yang di kenal untuk menetralisir caffeine yang ada pada kopi memang benar
adanya. Karena pernah ada penelitian tentang hal tersebut.

       Konsep Angkringan tidak hanya dapat kita temukan di Yogyakarta. Sudah banyak kota-
kota lain yang mempunyai warung angkringan. Semuanya diadopsi secara penuh mulai dari
bentuk gerobak, menu, sampai harga yang ditawarkan.

       Bisnis Angkringan

       Angkringan yang dulunya hanya menjadi bisnis kecil untuk menyambung hidup
masyarakat “cilik” kini telah menjadi sebuah bisnis yang patut diperhitungkan. Kini banyak
bermunculan variasi bisnis angkringan. Contohnya angkringan dengan konsep seperti cafe.menu
yang disajikan merupakan menu khas angkringan tetapi tempatnya seperti cafe.

       Dari segi bisnis, Angkringan „Lik Man‟ mampu meraih omset harian Rp 800.000, 00 –
Rp 2.000.000, 00 dengan total keuntungan bersih 20 - 30%. Jika sedang tidak hujan, keuntungan
angkringan ini bisa mencapai Rp 800.000, 00 per hari.

       Melihat rincian diatas kita dapat melihat bahwa sebenarnya bisnis Angkringan ini sangat
menjanjikan. Hal tersebut juga didukung dengan sistem pendistribusian Angkringan yang hanya
memakai sistim “titip” sehingga para pedagang angkringan hanya membayar dagangan yang
terjual saja kepada para distributor atau para pemasok makanan.


       Sistem distribusi menu Angkringan.

       Salah satu keunikan angkringan adalah menu - menu yang disajikan bukan merupakan
masakan asli dari pemilik Angkringan melainkan dipasok oleh beberapa pemasok. Dalam
pendistribusiannya Angkringan tidak terfokus pada satu pemasok saja karena biasanya satu
pemasok hanya menjual satu macam makanan. Semisal satu pedagang memasok tempe mendoan,
maka pedagang tersebut hanya memasok tempe mendoan. Biasanya pemasok tidak hanya
memasok untuk satu warung Angkringan melainkan banyak warung. Untuk satu warung
angkringan, biasanya membutuhkan sekitar 10-15 pemasok dagangan. Angkringan Lik Man
sendiri kini memiliki 20 pemasok tetap setiap harinya.

       Model pembayaran pemasok tersebut menggunakan sistem “titip” dimana semua barang
yang masuk ke pemilik Angkringan hanya dititipka sajan. Pemilik tidak diharuskan untuk
membeli seluruh barang yang ia jual, melainkan hanya membayar sesuai jumlah barang yang
sudah laku di jual. Sebenarnya dalam konteks ini pedagang sangat diuntungkan dan mereka tidak
akan mengalami kerugian. Pedagang hanya akan mengalami kerugian jika ada faktor faktor lain
seperti hujan turun, pengunjung sepi, dll.
Angkringan Pak Lik Man dari tahun ke tahun.
       1950: Dimulai dari berjualan di Tugu. Masih sangat sederhana. Saat itu harga beras
sekitar 75 sen per kilo. Diperkirakan pada awal kemunculannya harga nasi kucing sekitar 7-15
sen. Harga gorengan 5 sen, es teh 10 sen. Pada saat tersebut Rp.1 merupakan 100 sen.
       1965: Indonesia mengalami krisis pangan yang menyebabkan kenaikan harga gingga
900%. Nasi kucing pada saat itu bisa mencapai harga Rp.900,-. 25 Agustus 1959 terjadi
sannering rupiah dari uang pecahan Rp. 500 menjadi Rp.50. Hal ini termasuk didalamnya akibat
adanya serangan G-30 SPKI. Diperkirakan harga nasi kucing menjadi Rp.90,- akibat adanya
sannering tersebut.
       1970: Harga 1 nasi kucing sekitar Rp.4,-. Gorengan Rp.3,- dan Es teh Rp.4,-.
       1975: Harga Gorengan sekitar Rp.25,00 Harga nasi kucing angkringan sekitar Rp.150-
Rp.250,-
       1980: Nasi Kucing sekitar Rp.30,- dan gorengan Rp.5,-
       1990: Nasi Kucing sekitar Rp.300.- Es Teh Rp.200- Gorengan Rp.100,-
       2000: Nasi Kucing sekitar Rp.1000,- Es Teh Rp.1000,- Gorengan Rp.500,-
       2012: Nasi Kucing sudah naik menjadi Rp. 1500,- Es Teh Rp.2000,- Gorengan Rp.500,-

More Related Content

Featured

How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
marketingartwork
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
Skeleton Technologies
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
SpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Lily Ray
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
Rajiv Jayarajah, MAppComm, ACC
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
Christy Abraham Joy
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
Vit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
MindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
GetSmarter
 
ChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slidesChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slides
Alireza Esmikhani
 

Featured (20)

How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 
ChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slidesChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slides
 

Mengetahui angkringan dalam kehidupan sehari

  • 1. DINAMIKA PEREKONOMIAN ANGKRINGAN PAK LIK MAN (1950-2012) Oleh : Nelson Simbolon (12/333070/SA/16469) Iftina Rasyida Iksanti (12/335102/SA/16583) Riski Gayuh Nugraha (12/335266/SA/16729) Vita Rachma Nurnisa (12/336256/SA/16759) Di tengah zaman modernisasi saat ini, masih terdapat tempat makan tradisional asli Indonesia yang masih begitu eksis yaitu angkringan. Dalam sejarahnya Angkringan menjadi salah satu ikon kota Yogyakarta dan menjadi ciri khas kota ini dari segi kuliner. Dengan gerobak dan trademark remang remang, Angkringan tetap menjadi pilihan setia masyarakat yang ingin makan kenyang dengan harga relatif murah. Dahulu Angkringan hanya sebatas angkring yaitu alat untuk membawa jajanan yang dipikul yang kemudian dibawa berkeliling dan dijajakan di kampung-kampung, Nama angkringan sendiri berasal dari kata angkring sebab para pedagangnya selalu memakai “Angkring” ketika berjualan. Dalam perkembangannya, angkringan kini tak lagi dijajakan dengan berkeliling melainkan menetap di satu tempat saja. Kini ada sekolompok pedagang angkringan di pinggir statsiun Tugu. Dari kumpulan pedagang tersebut ada satu nama yang cukup terkenal yaitu Mbah Pairo. Mbah pairo merupakan salah satu pedagang angkringan yang legendaris karena menjadi salah satu pelopor angkringan di Jogja. Mbah pairo mulai berjualan sekitar tahun 1950 dan masih eksis sampai saat ini. Saat itu Mbah Pairo dan beberapa temannya berniat menjajakan angkringan dengan menetap di satu tempat. Generasi kedua yang meneruskan bisnis angkringan Mbah Pairo adalah Pak Man, anak kandung dari Mbah Pairo, yang di warisi bisnis ini sekitar tahun 1969 dan dijadikan nama warung angkringan itu sendiri. Angkringan ini berada di daerah kawasan wisata Angkringan Tugu. Sejak dibukanya angkringan ini, munculah pedagang-pedagang lain yang ikut meramaikan dan membuka warung angkringan.
  • 2. Pak Man yang saat ini sudah tua dan tidak dapat berjualan secara langsung kini digantikan oleh kedua anaknya, Bapak Qobal dan Bapak Alex. Mereka berdua bergantian menjaga warung angkringan „Lik Man‟ setiap dua minggu sekali. Hal ini telah menjadi rutinitas mereka selama bertahun – tahun. Sejak tahun 1960 sampai sekarang Angkringan telah mengalami berbagai perubahan. Mulai dari cara berdagangnya yang dijajakan secara berkeliling sampai saat ini menetap hingga variasi menu – menu yang dijajakan. Sekitar tahun 1960-an Mbah Pairo berjualan di dalam stasiun sampai akhirnya mengalami penggusuran dan terpaksa pindah ke daerah yang dulunya merupakan Hotel Bank Jakarta. Disitulah mbah Pairo mulai meletakkan angkringannya dan berjualan secara menetap. Akhirnya, di Tahun 1970, Mbah Pairo kembali memindahkan tempatnya berjualan ke daerah tugu karena alasan kenyamanan. Sampai sekarang, angkringan tugu menjadi salah satu tujuan wisata terutama wisata angkringan. Tak hanya mbah Pairo saja yang kini berjualan disana, banyak pedagang – pedagang baru yang mulai mencoba peruntungannya di bisnis ini. Sampai tahun 2012 ada banyak sekali tambahan menu di Angkringan seperti sate kerang, susu ketan, sate keong, dll. Penambahan menu ini dikarenakan adanya pemasok baru dan eksistensi dari menu tersebut. Menu yang selalu ada dari dulu sampai saat ini adalah Nasi kucing dan mendoan yang menjadi primadona dari awal Angkringan ada hingga sekarang. Salah satu hal yang unik dari Angkringan sendiri ada karena hadirnya minuman kopi Joss. Yaitu kopi yang dicampur dengan Arang panas karena telah dibakar sebelum dimasukkan dalm kopi. Kopi Joss yang di kenal untuk menetralisir caffeine yang ada pada kopi memang benar adanya. Karena pernah ada penelitian tentang hal tersebut. Konsep Angkringan tidak hanya dapat kita temukan di Yogyakarta. Sudah banyak kota- kota lain yang mempunyai warung angkringan. Semuanya diadopsi secara penuh mulai dari bentuk gerobak, menu, sampai harga yang ditawarkan. Bisnis Angkringan Angkringan yang dulunya hanya menjadi bisnis kecil untuk menyambung hidup masyarakat “cilik” kini telah menjadi sebuah bisnis yang patut diperhitungkan. Kini banyak
  • 3. bermunculan variasi bisnis angkringan. Contohnya angkringan dengan konsep seperti cafe.menu yang disajikan merupakan menu khas angkringan tetapi tempatnya seperti cafe. Dari segi bisnis, Angkringan „Lik Man‟ mampu meraih omset harian Rp 800.000, 00 – Rp 2.000.000, 00 dengan total keuntungan bersih 20 - 30%. Jika sedang tidak hujan, keuntungan angkringan ini bisa mencapai Rp 800.000, 00 per hari. Melihat rincian diatas kita dapat melihat bahwa sebenarnya bisnis Angkringan ini sangat menjanjikan. Hal tersebut juga didukung dengan sistem pendistribusian Angkringan yang hanya memakai sistim “titip” sehingga para pedagang angkringan hanya membayar dagangan yang terjual saja kepada para distributor atau para pemasok makanan. Sistem distribusi menu Angkringan. Salah satu keunikan angkringan adalah menu - menu yang disajikan bukan merupakan masakan asli dari pemilik Angkringan melainkan dipasok oleh beberapa pemasok. Dalam pendistribusiannya Angkringan tidak terfokus pada satu pemasok saja karena biasanya satu pemasok hanya menjual satu macam makanan. Semisal satu pedagang memasok tempe mendoan, maka pedagang tersebut hanya memasok tempe mendoan. Biasanya pemasok tidak hanya memasok untuk satu warung Angkringan melainkan banyak warung. Untuk satu warung angkringan, biasanya membutuhkan sekitar 10-15 pemasok dagangan. Angkringan Lik Man sendiri kini memiliki 20 pemasok tetap setiap harinya. Model pembayaran pemasok tersebut menggunakan sistem “titip” dimana semua barang yang masuk ke pemilik Angkringan hanya dititipka sajan. Pemilik tidak diharuskan untuk membeli seluruh barang yang ia jual, melainkan hanya membayar sesuai jumlah barang yang sudah laku di jual. Sebenarnya dalam konteks ini pedagang sangat diuntungkan dan mereka tidak akan mengalami kerugian. Pedagang hanya akan mengalami kerugian jika ada faktor faktor lain seperti hujan turun, pengunjung sepi, dll.
  • 4. Angkringan Pak Lik Man dari tahun ke tahun. 1950: Dimulai dari berjualan di Tugu. Masih sangat sederhana. Saat itu harga beras sekitar 75 sen per kilo. Diperkirakan pada awal kemunculannya harga nasi kucing sekitar 7-15 sen. Harga gorengan 5 sen, es teh 10 sen. Pada saat tersebut Rp.1 merupakan 100 sen. 1965: Indonesia mengalami krisis pangan yang menyebabkan kenaikan harga gingga 900%. Nasi kucing pada saat itu bisa mencapai harga Rp.900,-. 25 Agustus 1959 terjadi sannering rupiah dari uang pecahan Rp. 500 menjadi Rp.50. Hal ini termasuk didalamnya akibat adanya serangan G-30 SPKI. Diperkirakan harga nasi kucing menjadi Rp.90,- akibat adanya sannering tersebut. 1970: Harga 1 nasi kucing sekitar Rp.4,-. Gorengan Rp.3,- dan Es teh Rp.4,-. 1975: Harga Gorengan sekitar Rp.25,00 Harga nasi kucing angkringan sekitar Rp.150- Rp.250,- 1980: Nasi Kucing sekitar Rp.30,- dan gorengan Rp.5,- 1990: Nasi Kucing sekitar Rp.300.- Es Teh Rp.200- Gorengan Rp.100,- 2000: Nasi Kucing sekitar Rp.1000,- Es Teh Rp.1000,- Gorengan Rp.500,- 2012: Nasi Kucing sudah naik menjadi Rp. 1500,- Es Teh Rp.2000,- Gorengan Rp.500,-