SlideShare a Scribd company logo
GRATIS
Edisi 01/JULI 2020
Komunitas Ibu Muda (KIM)
Gunung Mas
LALUHANLALUHAN
UPACARA TIWAHUPACARA TIWAH
Mengenal Bulan Suku
Dayak Ngaju
02
Mengenal
Bulan Suku
Dayak Ngaju
Komunitas Ibu
Muda (KIM)
Gunung Mas :
LALUHAN
UPACARA TIWAH
Nama Bulan Dayak
Ngaju berdasarkan
posisi Sabuk Bintang
Orion
Sebagai wahana
kepedulian Ibu – ibu
muda Gunung Mas
menolong sesama
Mengandung Filosopi
Gotong Royong !
Peta Pulau Borneo
Buatan Jepang
Saat Perang Dunia
ke II Tahun 1943
17.
Lukisan Gua
Tertua Di
Dunia Ada Di
Kalimantan
17.06.
10
02Editorial
AdilKa’Talino,Bacuramin
Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata.
Majalah Digital UHAT
hadir dengan mengusung
tema sosial budaya Dayak dan
teknologi dengan slogan “Jangan
Lupa Akar Mu“. Slogan ini
dibuat agar kita selalu mengingat
akar hidup kita berawal.
Menginjak awal Tahun 2020 ini kita semua dike-
jutkan dengan pandemi Covid-19 yang mempengaruhi
hampir semua aspek kehidupan manusia di dunia. Sosial
Distancing, Work From Home (#WFH) adalah istilah-
istilah yang sering kita dengar ditengah wabah pandemi
Covid-19 ini, ide membuat majalah digital UHAT ini
pun hadir salah satu nya adalah hasil perenungan apa
yang harus dilakukan selama masa pembatasan sosial
ini. Selain itu terutama, tentunya rasa kegelisahan atas
semakin terkikisnya kebudayaan Dayak dari generasi ke
generasi karena minimnya dokumentasi dan penyebaran
tentang budaya Dayak itu sendiri, terutama literatur
yang tertulis, karena pada dasarnya budaya Dayak
cenderung diwariskan turun temurun secara lisan.
Majalah digital UHAT ini dibuat di tengah
keterbatasan sumber daya baik itu waktu, pengetahuan,
dan tenaga. Oleh sebab itu UHAT sangat menyambut baik
bila ada pembaca yang berkenan membantu menyumbang
pemikiran, tenaga, atau tulisan untuk ikut bersama
melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Dayak.
Dan selamat membaca !
- Editor
EDITOR, CONTENT, LAYOUT, CREATIVE,
PHOTOGRAPHY
Jonh Fredrik Ulysses
KONTRIBUTOR
Katuah Desan Mia, S.P
Helbong Serang, S.E
Merrisa Octora, S.S., M.A
Vivi Anita Elka, S.T., M.T
OFFICE
Kuala Kurun,
Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Indonesia
E-mail : uhat.zine@gmail.com
Phone : 0852 - 4849 - 6949
Facebook Fan Fage : www.facebook.com/uhat.zine/
Catatan :
Majalah digital UHAT terbuka bagi para pembaca untuk
ikut berkontribusi dengan mengirimkan tulisan, foto,
opini atau apapun yang berkaitan dengan kebudayaan
dan sosial suku Dayak, dan juga artikel bertema
Teknologi, dengan menghubungi kontak kami di atas.
Tabe !
18
Memancing ikan dengan tombak saat malam menggunakan pencahayaan
obor/senter.
MANYUAR
03
DAYAK KEBUDAYAAN
Mengenal
Nama Bulan
Suku Dayak
Ngaju
Suku Dayak Ngaju pada jaman
dahulu sudah mengenal astronomi
untuk penentuan masa atau waktu
tertentu dengan memperhatikan
posisi Bintang Patendu (ID: Sabuk
Bintang Orion) di langit. Paten-
du berjumlah tiga sama besarnya
sejajar, bintang Patendu biasa
muncul dini hari antara jam 3-4.
Gambar 2. Ilustrasi Manyamei Rajan Patendu
Koleksi: Museum Balangan, Palangka Raya
(Source: https://budaya-indonesia.org/Manyamei-Rajan-Patendu)
Karena itu suku Dayak Ngaju mengenal Manyamei Rajan Patendu yang merupakan dewa pengatur waktu
bagi manusia, terutama saat bercocok tanam atau berkebun. Penggunakan posisi Patendu selain untuk
menentukan kapan mulainya bercocok tanam atau berladang, juga digunakan untuk membaca situasi dan
kondisi sebagai isyarat untuk kapan harus memulai usaha atau pekerjaan bagi masyarakat Suku Dayak Ngaju
Nama bulan oleh Suku Dayak Ngaju dalam tutur para leluhur disusun dengan memperhatikan benda-benda
atau kejadian alam yang mana mempunyai sifat saling mempengaruhi terutama dengan kehidupan manusia.
Posisi dan cahaya Patendu yang di pantulkan dapat dijadikan isyarat atau tanda-tanda untuk memprediksi
peristiwa-peristiwayangmungkinakanterjadi,selaindigunakandalambekerjasepertiberburudidalamhutan.
PenamaanbulanolehSukuDayakNgajusebenarnyaadaseiringdenganbudayabercocoktanamatauberladang,
namunpadaartiansebenarnyapenamaanbulanmengandungartidanpesanyangbergunauntukkehidupankita
dijamansekarang. SebutannamabulansukuDayakNgajumemiliki12nama,disesuaikandenganposisiPatendu.
Gambar 1. Sabuk Bintang Orion
04
12 Nama Bulan Dayak Ngaju
1. Galang Batu
Bagi masyarakat Dayak Ngaju jaman dulu pekerjaan
bertani atau bercocok tanam merupakan pekerjaan
yang besar dan pokok, maka segala keperluan
untuk menghadapi musim tersebut perlu di
persiapkan dengan baik. Salah satu peralatan yang
diutamakan adalah batu asahan yang digunakan
untuk mengasah peralatan untuk membuka
lahan ladang. Batu asahan diatur sedemikian
rupa di suatu tempat yang disebut Galang Batu
*), ketika masa ini disebut Patendu Maneser.
Masehi : Desember - Januari
2. Sauk Ampah
Patendu masih Maneser atau posisi rendah, posisi
bulan di langit baru muncul dengan kemirin-
gan menghadap bagian utara, ini disebut Sauk
Ampah *). Masa ini musim hujan sudah tiba.
Masehi : Januari -Februari
3. Karak Karayan
Musim penghujan, air meluap dari sungai-sun-
gai besar melewati tebing-tebing sungai sehingga
di tempat perladangan, tempat jemuran padi
(karayan) yang dibuat sudah bisa di bongkar.
Masehi : Februari-Maret
4. Agas Bilis
Air sudah meluap dari sungai meninggalkan
genangan air besar, ikan-ikan besar dan kecil (salu-
ang / bilis) sudah menyebar mengisi semua tempat.
Pada waktu ini baik ikan-ikan besar dan kecil
memasuki musim kawin, keadaan ini disebut Agas.
Masehi : Maret –April
5. Arak Saptalis
Akhir musim penghujan, awal dari musim kemarau,
sejenis serangga diatas ketinggian tertentu di
angkasa membentuk gerombolan bergerak ke
arah tertentu, serangga ini disebut Saptalis *).
Masehi : April-Mei
6. Bantai Asan
Posisi Patendu tempat di kaki langit pada waktu
subuh menjelang pagi kurang lebih antara jam 04.00
– 05.00 WIB. Di ibaratkan seperti kayu kecil tempat
ayam bertengger yang di letakkan berjejer sejajar.
Masehi : Mei-Juni
7. Rarean Antang
Patendu sudah bisa dilihat jelas setinggi pohon
di kaki langit sebelah timur pada subuh pagi.
Di ibaratkan seperti kayu kecil yang lurus tidak
berbuku-buku tempat ikatan burung, bisa
turun naik dari ujung yang satu ke ujung yang
lainnya disebut Rarean, di letakkan pada bagian
yang miring guna memudahkan pergeseran.
Masehi : Juni-Juli
8. Santah Sipet
Posisi Patendu pada subuh pagi, di ibaratkan dengan
kejituan / ketepatan posisi menyumpit yang jarang
meleset, membentuk kira-kira sudut 45 derajat.
Masehi : Juli-Agustus
9. Asuh Lasung
Posisi Patendu jika ditunjuk dengan lengan
yang awal mulanya di titik pergelangan
tangan bergeser ke pangkal lengan. Musim
berladang / bertani sudah di mulai.
Masehi : Agustus-September
10. Kepak Lawung
DAYAK KEBUDAYAAN
Gambar 3. Menyumpit / Menyipet
(Source : https://google.com/)
Gambar 4. Lawung Modern
(Source : https://disdagperin.kalteng.go.id/)
05
Posisi Patendu dilihat saat subuh pagi di ibaratkan jika kita mengadahkan kepala maka Lawung (topi adat
Dayak Ngaju) bisa terlepas.
Masehi : September-Oktober
11. Tipeng Angkoh
Posisi Patendu di lihat saat subuh pagi di ibaratkan jika kita sangat mengadah kepala seluruh lipatan Angkuh
(Ikat Kepala) bagian depan terlihat. Musim perladangan berakhir.
Masehi : Oktober - November
12. Lipat Kajang
Posisi Patendu sudah condong ke Barat. Pada zaman dahulu suku Dayak Ngaju biasanya membuat
pondok untuk berladang yang terbuat dari daun Kajang, ketika pekerjaan berladang selesai
maka pondok daun Kajang dikemas dan disimpan sehingga penggunaannya bisa berulang-
ulang, maka muncul lah istilah Lipat Kajang yang menandakan bahwa pekerjaan sudah selesai.
Masehi : November-Desember
Keterangan : *) Penjelasan detail belum ditemukan.
Sumber Literatur:
•	 Dayak Pos – Mengenal Bulan Orang Dayak Ungkapan Tuturan oleh Indrawan – 13 Maret 2004
•	 Sistem Pembagian Waktu Suku Dayak Ngaju - http://folksofdayak.wordpress.com/2015/09/07/sistem-
pembagian-waktu-suku-dayak-ngaju/
DAYAK KEBUDAYAAN
Gambar 5. Ikat Kepala Modern Terbuat dari Manik-
Manik
(Source : https://google.com/)
Gambar 6. Daun Kajang
(Source : https://google.com/)
06
Interview:
Komunitas Ibu Muda (KIM)
Gunung Mas
TOKOH Interview
Wawancara tokoh
kali ini UHAT akan
mewawancarai Komunitas
Ibu Muda Gunung Mas atau
yang lebih dikenal dengan
nama KIM Gumas, yang
sampai saat ini tetap kon-
sisten menolong sesama.
KIM Gumas sampai saat
ini banyak menggerakan
rasa peduli masyarakat di
Gunung Mas untuk lebih
peduli kepada sesama yang
mengalami kesusahan.
Kapan terbentuknya KIM
Gunung Mas ?
KIM Gumas terbentuk te-
patnya pada 23 Januari
2019 di salah satu cafe di
kota Kuala Kurun, walau
sebelumnya beberapa kali
di lakukan pertemuan kecil.
Komunitas Ibu Muda (KIM)
Gunung Mas (Gumas) adalah
perkumpulan para ibu muda
yang bertujuan menjadi sarana
partisipasi dan kepedulian
masyarakat Gunung Mas yang
ingin membantu sesama yang
memerlukan baik di bidang sosial,
pendidikan, dan kesehatan.
07
Peresmian rumah kegiatan Bedah Rumah dari CSR Bank Kalteng Kuala Kurun yang difasilitasi oleh
KIM Gumas
Ketika pertama kali berdiri komunitas ini berapa jumlah anggotanya?
AwalmulaterbentukKIMGumasberanggotakan11orang.Namunkemudianmulaibanyak
yang gabung dan ikut berpartisipasi dengan komunitas ini, sampai sekarang anggota nya
berjumlah 26 orang.
Apakah visi misi dari KIM Gumas ?
Visi dari KIM Gumas adalah menjadi wahana kepedulian ibu – ibu muda Gunung Mas,
menjadi sarana partisipasi dan kepedulian masyarakat Gunung Mas di bidang sosial,
kesehatan dan pendidikan, menjadi organisasi yang mampu berkarya, berintegritas,
berdedikasi pada prinsif kepedulian sosial dan edukasi.
Misinya adalah terbinanya bentuk kepedulian sosial dari ibu – ibu muda Gunung Mas.
Memberikan kesempatan seluas – luasnya pada ibu – ibu muda untuk mewujudkan
kepedulian sosial dalam tindakan dan terlibat sebagai motor kegiatan dalam proses saling
belajar untuk melayani sesama.
Kegiatan apa saja yang telah di lakukan KIM Gumas selama ini ?
Untuk kegiatan yang telah dilakukan KIM Gumas sudah banyak sebenarnya, seperti
pencarian donasi untuk yang memerlukan, pembagian sembako, pembangunan dan bedah
rumah warga yang kurang mampu, pembagian alat tulis untuk adik-adik yang memerlukan,
membantu pengadaan kaki palsu, pemberian bantuan susu dan lain-lain.
TOKOH Interview
“menjadi
sarana
partisipasi
dan
kepedulian
masyarakat “
08
Pemberian Bantuan untuk Tim Damkar (Pemadam Kebakaran) Kabupaten Gunung Mas ketika musim
kemarau Tahun 2019
Adakah suka duka nya selama ini dalam menolong sesama?
Membantu sesama memiliki kenikmatan tersendiri bagi kami, apalagi jika bantuan yang
diberikan donatur sampai kepada sesama yang membutuhkan. Trus juga pengetahuan
bertambah. Kalau dukanya bukan ke duka sebenarnya ya, paling cuman rasa lelah karena
harus membagi waktu antara keluarga, pekerjaan, dan kegiatan KIM. Dan tentu saja rasa
yang tidak bisa diungkapkan ketika melihat wajah bahagia mereka yang tertolong.
Apa motivasi dan harapan ke depan dari kegiatan atau gerakan KIM Gumas ini?
Motivasi yang kami pegang yaitu membantu sesama akan menjadikan diri pribadi yang
lebih paham kondisi kehidupan yang sebenarnya, sehingga ketika kita sedang berada
di posisi bawah, kita tidak selalu mengutuk keadaan, pada intinya membuat kita lebih
banyak bersyukur kepada Tuhan. Harapan Kami sesuai dengan visi misi KIM menjadi
sarana partisipasi dan kepedulian masyarakat Gunung Mas dan organisasi yang mampu
berkarya, berintegritas, berdedikasi pada prinsif kepedulian sosial dan edukasi.
TOKOH Interview
09
Aksi penanaman pohon Ketapang di lokasi eks bekas pertambangan rakyat di jalan linta kuala kurun-
Tanjung Riu KIM Gumas bersama PWI, FORDAYAK, DLH dan TNI.
KIM Gumas bersama Ibu Mimie Mariatie Jaya S Monong
Pesan dari KIM Gumas Mas terkait pandemic Covid-19 saat ini?
MaribersamamencegahpenyebaranCovid19sesuaidengankapasitaskitamasing-masing
baik itu sebagai tenaga kesehatan, pegawai, atau ibu rumah tangga. Terutama kita perlu
meningkatan kesadaran bersama berbasis kepedulian sosial untuk jaman pandemi Co-
vid-19 ini. Produksilah narasi dan konten yang produktif selama tidak keluar rumah (stay
at home).
Kontak :
Facebook Page : Komunitas Ibu Muda - KIM - Gunung Mas
TOKOH Interview
10
ESSAY
LALUHANLALUHAN
UPACARA TIWAHUPACARA TIWAH
Photos & Text : Jonh Fredrik UlyssesPhotos & Text : Jonh Fredrik Ulysses
Tiwah di Kuala Kurun, Gunung Mas, 2016Tiwah di Kuala Kurun, Gunung Mas, 2016
LENSA
11
Upacara Tiwah merupakan ritual yang
dilaksanakan umat Kaharingan dan merupakan
upacaratingkatterakhirdalamkematian.Tiwah
dimaksud untuk mengantar roh keluarga yang
telah meninggal menuju Lewu Tatau (Surga).
Dalam upacara Tiwah terdapat serangkaian
acara salah satunya Laluhan yang memiliki
filosopi gotong royong.
The Tiwah ceremony is a ritual carried out by
the Kaharingan people and is the last level of the
ceremony in death. Tiwah is intended to bring
the spirits of family members who have died to-
wards Lewu Tatau (Heaven). In the Tiwah cer-
emony there is a series of events, one of which
is Laluhan which has a philosophy of mutual
cooperation.
ESSAYLENSA
12
ESSAYLENSA
Laluhan berasal dari kata Laluh
yang artinya pemberian. Dalam
praktiknya, Laluhan adalah pen-
gantaran barang-barang pemberian
dari warga desa yang satu kepada
warga desa yang lain yang sedang
menggelar upacara ritual Tiwah.
Pemberian yang diantarkan dengan
menggunakan rakit atau angkutan
air lainnya ini sebagai ungkapan
kebersamaan, wujud kegotong-roy-
ongan dan solidaritas sosial.
Laluhan is derived from the word
Laluh which means gift. In practice,
Laluhan is the delivery of gifts from
one villager to another villager who
is holding a Tiwah ritual. The gifts
delivered by using rafts or other wa-
ter transportation are expressions of
togetherness, a form of mutual coop-
eration and social solidarity.
13
ESSAYLENSA
14
ESSAYLENSA
Dalam upacara Tiwah, tujuan Laluhan adalah
untuk mengurangi beban keluarga yang sedang
menyelenggarakan upacara Tiwah, mengingat
upacara ritual ini memerlukan dana yang besar.
Upacara adat ini biasanya dipimpin oleh tokoh
adat dan tokoh agama pada masyarakat setempat.
Sarana transportasi air berupa, klotok, tongkang,
sampan, rakit, atau perahu yang penuh dengan
berbagai hiasan budaya Dayak, dipergunakan
untuk memuat dan mengantarkan barang-barang
pemberian. Di dalam angkutan air tersebut
terdapat sejumlah orang yang memainkan alat
musik tradisional setempat seperti gong, kenong,
babun,seruling,dansebagainya,serayabernyanyi
dengan lagu khas masyarakat setempat.
In the Tiwah ceremony, the purpose of Lalu-
han is to reduce the burden on the family who are
holding the Tiwah ceremony, bearing in mind that
this ritual ceremony requires large funds. This tra-
ditional ceremony is usually led by traditional and
religious leaders in the local community. Water
transportation facilities, such as klotok, barges,
canoes, rafts, or boats filled with various Dayak
cultural decorations, are used to load and deliver
the gifts. In the water transport there are a num-
ber of people who play local traditional musical
instruments such as gongs, kenong, babun, flutes,
and so on, while singing with typical songs of the
local community.
15
ESSAYLENSA
16
Laluhan tidak hanya dilaksanakan menjelang
pemindahan tulang belulang orang yang telah meninggal
saja, karena Laluhan terdiri dari beberapa jenis. Di
antaranya adalah: 1) Laluhan pada Upacara Tiwah. 2)
Laluhan pada upacara penyambutan kemenangan.
Diselenggarakan pada waktu pulang dalam kemenangan
setelah berperang melawan musuh. 3) Laluhan menyambut
kemenangan melawan bermacam penyakit yang menimpa
masyarakat kampung atau kota.
Laluhan is not only carried out prior to the removal of
the bones of a deceased person, because Laluhan consists
of several types. Among others are: 1) Laluhan at the Tiwah
Ceremony.2)Laluhanatthewelcomingceremonyofvictory.
Held at the time of returning home in victory after fighting
against enemies. 3) Laluhan welcomes victory against thou-
sands of diseases that afflict rural or urban communities.
ESSAYLENSA
17
Format peta besar pulau Borneo
buatan Jepang yang berasal dari Perang
Dunia ke II. Meliputi keseluruhan pulau
dengan kode warna sesuai dengan
kabupaten. Memiliki detail yang luar
biasa mengenai elemen topografi dan
politik. Mulai dari nama kota, jalan, rute
perdagangan di udara, laut dan darat,
serta menampilkan kedalaman laut di
sekeliling pulau Borneo. Semua teks
dalam bahasa Jepang. Peta ini dibuat
sebagai peta no. 12 dari 20 seri peta yang
merinci bagian-bagian Asia dan Pasifik
yang disiapkan oleh Jepang selama
Perang Dunia II.
Jepang pertama menyerang pulau
Borneo pada pertengahan Desember
1941, mendarat di pantai barat dekat
Miri di Sarawak, Malaysia. Pada Tanggal
11 Januari 1942, tentara Jepang mendarat
di Tarakan, Kalimantan Timur, dan esok
harinya (12 Januari 1942) Komandan
Belanda di pulau itu menyerah. Tujuan
utama Jepang menguasai Borneo adalah
minyak bumi.
Sumber : https://www.geographi-
cus.com/P/AntiqueMap/Borneo12-
Peta Pulau Borneo Buatan Jepang Saat
Perang Dunia ke II Tahun 1943
Jembatan Sei Alalak yang menghubungkan
Kota Banjarmasin ke Kabupaten Barito Kuala
(Batola) diperkirakan akan menjadi salah satu
jembatan terunik di Indonesia, hal ini di kare-
nakan jembatan ini merupakan jembatan cable-
stayed dan struktur lengkung pertama di Indo-
nesia. Jembatan ini dibangun sebagai pengganti
Jembatan Tangi 1. Pembuatan Jembatan Alalak ini
diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp 290
miliar dengan pengerjaan secara multiyears dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak
2018 hingga 2020.
Penemuan ribuan gambar cadas
(rock art) di pedalaman Kalimantan
Timur menarik minat para peneliti
untuk melakukan kajian. Sudah sejak
lama dinding-dinding ceruk dan gua
di kawasan pegunungan karst Sang-
kulirang-Mangkalihat itu diketahui
menyimpan gambar purba, seperti
bentuk tangan manusia, hewan, sim-
bol-simbol abstrak, dan motif-motif
lain yang saling berhubungan. Dalam
penelitian terbaru diketahui kawasan
itu menyimpan gambar cadas tertua
di dunia. Penelitian ini dilakukan di
enam lokasi gua, yaitu Liang Jeriji
Saleh, Liang Ham, Liang Karim, Liang
Tewet, Liang Banteng, dan Liang Sara.
Dengan metode analisis penanggalan
U-series Geochemistry terhadap
sampel di Liang Jeriji Saleh diperoleh
usia 40.000 tahun yang lalu. Sampel
ini berupa gambar figur hewan yang
diperkirakan banteng liar. Sementara
gambar negatif tangan berusia 37.000
tahun yang lalu.
Sumber : https://www.theguardian.com/
science/2018/nov/07/worlds-oldest-fig-
urative-painting-discovered-in-borneo-
Lukisan Gua Tertua
Di Dunia Ada Di
Kalimantan
Sumber : https://banjarmasin.
tribunnews.com/2018/09/25/
jembatan-sungai-alalak-bakal-
jadi-jembatan-terunik-di-
indonesia-ini-foto-foto-penam-
pakannya.
18
MANYUAR
Memancing ikan dengan tombak saat
malam menggunakan pencahayaan
obor/senter.
Menangkap ikan
dengan cara Manyuar dapat
dilakukan di muara sungai
atau di hulu sungai. Pada
jaman dahulu suku Dayak
memancing pada malam hari
menggunakan penerangan
obor yang terbuat dari
bambu, di isi dengan dam-
ar, atau dengan sepotong
kayu bakar yang menyala.
Pada jaman dulu sungai di
Kalimantan memiliki jumlah
ikan dengan jumlah besar.
Ikan saat itu dengan mudah
ditemukan di sisi darat dekat
rakit sehingga orang dengan
mudah dapat melihatnya.
Memancing dengan
pencahayaan obor dilakukan
ketika bulan gelap dan ketika
ada badai dengan hujan lebat.
karena pada saat seperti itu
semua ikan berada di tepi
sungai. Selain Manyuar di
sungai besar, orang Dayak
juga biasa Manyuar di anak
sungai atau di danau. Waktu
terbaik untuk Manyuar
adalah di musim kemarau,
karena pada musim itu air
sungai cenderung jernih
dan ikan terlihat jelas oleh
sorotan cahaya obor.
PeralatanuntukManyuar
suku Dayak adalah: Simpang
(tombak dengan 1, 2, 3 atau
4 gigi), Salahawo (tombak
3 bergerigi) dan Dohok
(tombak dengan setengah
pisau). Ketika orang menom-
bak ikan kecil, mereka
menggunakan Simpang
tetapi untuk menombak ikan
besar maka menggunakan
Salahawo.
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Lunju : Tombak
2. Simpang Mata Due : Tombak 2 Gigi
3. Salahawo (Simpang Mata Telu) : Tombak 3 Gigi
4. Simpang Mata Epat : Tombak 4 Gigi
5. Dohok
6. Tirok
7. Pakiho
8. Simpang Mata Ije : Tombak 1 Gigi
19

More Related Content

Featured

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
Marius Sescu
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
Expeed Software
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Pixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
marketingartwork
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
Skeleton Technologies
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
SpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Lily Ray
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
Rajiv Jayarajah, MAppComm, ACC
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
Christy Abraham Joy
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
Vit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
MindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
RachelPearson36
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

Majalah Digital - UHAT - Edisi 01

  • 1. GRATIS Edisi 01/JULI 2020 Komunitas Ibu Muda (KIM) Gunung Mas LALUHANLALUHAN UPACARA TIWAHUPACARA TIWAH Mengenal Bulan Suku Dayak Ngaju
  • 2. 02 Mengenal Bulan Suku Dayak Ngaju Komunitas Ibu Muda (KIM) Gunung Mas : LALUHAN UPACARA TIWAH Nama Bulan Dayak Ngaju berdasarkan posisi Sabuk Bintang Orion Sebagai wahana kepedulian Ibu – ibu muda Gunung Mas menolong sesama Mengandung Filosopi Gotong Royong ! Peta Pulau Borneo Buatan Jepang Saat Perang Dunia ke II Tahun 1943 17. Lukisan Gua Tertua Di Dunia Ada Di Kalimantan 17.06. 10 02Editorial AdilKa’Talino,Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata. Majalah Digital UHAT hadir dengan mengusung tema sosial budaya Dayak dan teknologi dengan slogan “Jangan Lupa Akar Mu“. Slogan ini dibuat agar kita selalu mengingat akar hidup kita berawal. Menginjak awal Tahun 2020 ini kita semua dike- jutkan dengan pandemi Covid-19 yang mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia di dunia. Sosial Distancing, Work From Home (#WFH) adalah istilah- istilah yang sering kita dengar ditengah wabah pandemi Covid-19 ini, ide membuat majalah digital UHAT ini pun hadir salah satu nya adalah hasil perenungan apa yang harus dilakukan selama masa pembatasan sosial ini. Selain itu terutama, tentunya rasa kegelisahan atas semakin terkikisnya kebudayaan Dayak dari generasi ke generasi karena minimnya dokumentasi dan penyebaran tentang budaya Dayak itu sendiri, terutama literatur yang tertulis, karena pada dasarnya budaya Dayak cenderung diwariskan turun temurun secara lisan. Majalah digital UHAT ini dibuat di tengah keterbatasan sumber daya baik itu waktu, pengetahuan, dan tenaga. Oleh sebab itu UHAT sangat menyambut baik bila ada pembaca yang berkenan membantu menyumbang pemikiran, tenaga, atau tulisan untuk ikut bersama melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Dayak. Dan selamat membaca ! - Editor EDITOR, CONTENT, LAYOUT, CREATIVE, PHOTOGRAPHY Jonh Fredrik Ulysses KONTRIBUTOR Katuah Desan Mia, S.P Helbong Serang, S.E Merrisa Octora, S.S., M.A Vivi Anita Elka, S.T., M.T OFFICE Kuala Kurun, Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Indonesia E-mail : uhat.zine@gmail.com Phone : 0852 - 4849 - 6949 Facebook Fan Fage : www.facebook.com/uhat.zine/ Catatan : Majalah digital UHAT terbuka bagi para pembaca untuk ikut berkontribusi dengan mengirimkan tulisan, foto, opini atau apapun yang berkaitan dengan kebudayaan dan sosial suku Dayak, dan juga artikel bertema Teknologi, dengan menghubungi kontak kami di atas. Tabe ! 18 Memancing ikan dengan tombak saat malam menggunakan pencahayaan obor/senter. MANYUAR
  • 3. 03 DAYAK KEBUDAYAAN Mengenal Nama Bulan Suku Dayak Ngaju Suku Dayak Ngaju pada jaman dahulu sudah mengenal astronomi untuk penentuan masa atau waktu tertentu dengan memperhatikan posisi Bintang Patendu (ID: Sabuk Bintang Orion) di langit. Paten- du berjumlah tiga sama besarnya sejajar, bintang Patendu biasa muncul dini hari antara jam 3-4. Gambar 2. Ilustrasi Manyamei Rajan Patendu Koleksi: Museum Balangan, Palangka Raya (Source: https://budaya-indonesia.org/Manyamei-Rajan-Patendu) Karena itu suku Dayak Ngaju mengenal Manyamei Rajan Patendu yang merupakan dewa pengatur waktu bagi manusia, terutama saat bercocok tanam atau berkebun. Penggunakan posisi Patendu selain untuk menentukan kapan mulainya bercocok tanam atau berladang, juga digunakan untuk membaca situasi dan kondisi sebagai isyarat untuk kapan harus memulai usaha atau pekerjaan bagi masyarakat Suku Dayak Ngaju Nama bulan oleh Suku Dayak Ngaju dalam tutur para leluhur disusun dengan memperhatikan benda-benda atau kejadian alam yang mana mempunyai sifat saling mempengaruhi terutama dengan kehidupan manusia. Posisi dan cahaya Patendu yang di pantulkan dapat dijadikan isyarat atau tanda-tanda untuk memprediksi peristiwa-peristiwayangmungkinakanterjadi,selaindigunakandalambekerjasepertiberburudidalamhutan. PenamaanbulanolehSukuDayakNgajusebenarnyaadaseiringdenganbudayabercocoktanamatauberladang, namunpadaartiansebenarnyapenamaanbulanmengandungartidanpesanyangbergunauntukkehidupankita dijamansekarang. SebutannamabulansukuDayakNgajumemiliki12nama,disesuaikandenganposisiPatendu. Gambar 1. Sabuk Bintang Orion
  • 4. 04 12 Nama Bulan Dayak Ngaju 1. Galang Batu Bagi masyarakat Dayak Ngaju jaman dulu pekerjaan bertani atau bercocok tanam merupakan pekerjaan yang besar dan pokok, maka segala keperluan untuk menghadapi musim tersebut perlu di persiapkan dengan baik. Salah satu peralatan yang diutamakan adalah batu asahan yang digunakan untuk mengasah peralatan untuk membuka lahan ladang. Batu asahan diatur sedemikian rupa di suatu tempat yang disebut Galang Batu *), ketika masa ini disebut Patendu Maneser. Masehi : Desember - Januari 2. Sauk Ampah Patendu masih Maneser atau posisi rendah, posisi bulan di langit baru muncul dengan kemirin- gan menghadap bagian utara, ini disebut Sauk Ampah *). Masa ini musim hujan sudah tiba. Masehi : Januari -Februari 3. Karak Karayan Musim penghujan, air meluap dari sungai-sun- gai besar melewati tebing-tebing sungai sehingga di tempat perladangan, tempat jemuran padi (karayan) yang dibuat sudah bisa di bongkar. Masehi : Februari-Maret 4. Agas Bilis Air sudah meluap dari sungai meninggalkan genangan air besar, ikan-ikan besar dan kecil (salu- ang / bilis) sudah menyebar mengisi semua tempat. Pada waktu ini baik ikan-ikan besar dan kecil memasuki musim kawin, keadaan ini disebut Agas. Masehi : Maret –April 5. Arak Saptalis Akhir musim penghujan, awal dari musim kemarau, sejenis serangga diatas ketinggian tertentu di angkasa membentuk gerombolan bergerak ke arah tertentu, serangga ini disebut Saptalis *). Masehi : April-Mei 6. Bantai Asan Posisi Patendu tempat di kaki langit pada waktu subuh menjelang pagi kurang lebih antara jam 04.00 – 05.00 WIB. Di ibaratkan seperti kayu kecil tempat ayam bertengger yang di letakkan berjejer sejajar. Masehi : Mei-Juni 7. Rarean Antang Patendu sudah bisa dilihat jelas setinggi pohon di kaki langit sebelah timur pada subuh pagi. Di ibaratkan seperti kayu kecil yang lurus tidak berbuku-buku tempat ikatan burung, bisa turun naik dari ujung yang satu ke ujung yang lainnya disebut Rarean, di letakkan pada bagian yang miring guna memudahkan pergeseran. Masehi : Juni-Juli 8. Santah Sipet Posisi Patendu pada subuh pagi, di ibaratkan dengan kejituan / ketepatan posisi menyumpit yang jarang meleset, membentuk kira-kira sudut 45 derajat. Masehi : Juli-Agustus 9. Asuh Lasung Posisi Patendu jika ditunjuk dengan lengan yang awal mulanya di titik pergelangan tangan bergeser ke pangkal lengan. Musim berladang / bertani sudah di mulai. Masehi : Agustus-September 10. Kepak Lawung DAYAK KEBUDAYAAN Gambar 3. Menyumpit / Menyipet (Source : https://google.com/) Gambar 4. Lawung Modern (Source : https://disdagperin.kalteng.go.id/)
  • 5. 05 Posisi Patendu dilihat saat subuh pagi di ibaratkan jika kita mengadahkan kepala maka Lawung (topi adat Dayak Ngaju) bisa terlepas. Masehi : September-Oktober 11. Tipeng Angkoh Posisi Patendu di lihat saat subuh pagi di ibaratkan jika kita sangat mengadah kepala seluruh lipatan Angkuh (Ikat Kepala) bagian depan terlihat. Musim perladangan berakhir. Masehi : Oktober - November 12. Lipat Kajang Posisi Patendu sudah condong ke Barat. Pada zaman dahulu suku Dayak Ngaju biasanya membuat pondok untuk berladang yang terbuat dari daun Kajang, ketika pekerjaan berladang selesai maka pondok daun Kajang dikemas dan disimpan sehingga penggunaannya bisa berulang- ulang, maka muncul lah istilah Lipat Kajang yang menandakan bahwa pekerjaan sudah selesai. Masehi : November-Desember Keterangan : *) Penjelasan detail belum ditemukan. Sumber Literatur: • Dayak Pos – Mengenal Bulan Orang Dayak Ungkapan Tuturan oleh Indrawan – 13 Maret 2004 • Sistem Pembagian Waktu Suku Dayak Ngaju - http://folksofdayak.wordpress.com/2015/09/07/sistem- pembagian-waktu-suku-dayak-ngaju/ DAYAK KEBUDAYAAN Gambar 5. Ikat Kepala Modern Terbuat dari Manik- Manik (Source : https://google.com/) Gambar 6. Daun Kajang (Source : https://google.com/)
  • 6. 06 Interview: Komunitas Ibu Muda (KIM) Gunung Mas TOKOH Interview Wawancara tokoh kali ini UHAT akan mewawancarai Komunitas Ibu Muda Gunung Mas atau yang lebih dikenal dengan nama KIM Gumas, yang sampai saat ini tetap kon- sisten menolong sesama. KIM Gumas sampai saat ini banyak menggerakan rasa peduli masyarakat di Gunung Mas untuk lebih peduli kepada sesama yang mengalami kesusahan. Kapan terbentuknya KIM Gunung Mas ? KIM Gumas terbentuk te- patnya pada 23 Januari 2019 di salah satu cafe di kota Kuala Kurun, walau sebelumnya beberapa kali di lakukan pertemuan kecil. Komunitas Ibu Muda (KIM) Gunung Mas (Gumas) adalah perkumpulan para ibu muda yang bertujuan menjadi sarana partisipasi dan kepedulian masyarakat Gunung Mas yang ingin membantu sesama yang memerlukan baik di bidang sosial, pendidikan, dan kesehatan.
  • 7. 07 Peresmian rumah kegiatan Bedah Rumah dari CSR Bank Kalteng Kuala Kurun yang difasilitasi oleh KIM Gumas Ketika pertama kali berdiri komunitas ini berapa jumlah anggotanya? AwalmulaterbentukKIMGumasberanggotakan11orang.Namunkemudianmulaibanyak yang gabung dan ikut berpartisipasi dengan komunitas ini, sampai sekarang anggota nya berjumlah 26 orang. Apakah visi misi dari KIM Gumas ? Visi dari KIM Gumas adalah menjadi wahana kepedulian ibu – ibu muda Gunung Mas, menjadi sarana partisipasi dan kepedulian masyarakat Gunung Mas di bidang sosial, kesehatan dan pendidikan, menjadi organisasi yang mampu berkarya, berintegritas, berdedikasi pada prinsif kepedulian sosial dan edukasi. Misinya adalah terbinanya bentuk kepedulian sosial dari ibu – ibu muda Gunung Mas. Memberikan kesempatan seluas – luasnya pada ibu – ibu muda untuk mewujudkan kepedulian sosial dalam tindakan dan terlibat sebagai motor kegiatan dalam proses saling belajar untuk melayani sesama. Kegiatan apa saja yang telah di lakukan KIM Gumas selama ini ? Untuk kegiatan yang telah dilakukan KIM Gumas sudah banyak sebenarnya, seperti pencarian donasi untuk yang memerlukan, pembagian sembako, pembangunan dan bedah rumah warga yang kurang mampu, pembagian alat tulis untuk adik-adik yang memerlukan, membantu pengadaan kaki palsu, pemberian bantuan susu dan lain-lain. TOKOH Interview “menjadi sarana partisipasi dan kepedulian masyarakat “
  • 8. 08 Pemberian Bantuan untuk Tim Damkar (Pemadam Kebakaran) Kabupaten Gunung Mas ketika musim kemarau Tahun 2019 Adakah suka duka nya selama ini dalam menolong sesama? Membantu sesama memiliki kenikmatan tersendiri bagi kami, apalagi jika bantuan yang diberikan donatur sampai kepada sesama yang membutuhkan. Trus juga pengetahuan bertambah. Kalau dukanya bukan ke duka sebenarnya ya, paling cuman rasa lelah karena harus membagi waktu antara keluarga, pekerjaan, dan kegiatan KIM. Dan tentu saja rasa yang tidak bisa diungkapkan ketika melihat wajah bahagia mereka yang tertolong. Apa motivasi dan harapan ke depan dari kegiatan atau gerakan KIM Gumas ini? Motivasi yang kami pegang yaitu membantu sesama akan menjadikan diri pribadi yang lebih paham kondisi kehidupan yang sebenarnya, sehingga ketika kita sedang berada di posisi bawah, kita tidak selalu mengutuk keadaan, pada intinya membuat kita lebih banyak bersyukur kepada Tuhan. Harapan Kami sesuai dengan visi misi KIM menjadi sarana partisipasi dan kepedulian masyarakat Gunung Mas dan organisasi yang mampu berkarya, berintegritas, berdedikasi pada prinsif kepedulian sosial dan edukasi. TOKOH Interview
  • 9. 09 Aksi penanaman pohon Ketapang di lokasi eks bekas pertambangan rakyat di jalan linta kuala kurun- Tanjung Riu KIM Gumas bersama PWI, FORDAYAK, DLH dan TNI. KIM Gumas bersama Ibu Mimie Mariatie Jaya S Monong Pesan dari KIM Gumas Mas terkait pandemic Covid-19 saat ini? MaribersamamencegahpenyebaranCovid19sesuaidengankapasitaskitamasing-masing baik itu sebagai tenaga kesehatan, pegawai, atau ibu rumah tangga. Terutama kita perlu meningkatan kesadaran bersama berbasis kepedulian sosial untuk jaman pandemi Co- vid-19 ini. Produksilah narasi dan konten yang produktif selama tidak keluar rumah (stay at home). Kontak : Facebook Page : Komunitas Ibu Muda - KIM - Gunung Mas TOKOH Interview
  • 10. 10 ESSAY LALUHANLALUHAN UPACARA TIWAHUPACARA TIWAH Photos & Text : Jonh Fredrik UlyssesPhotos & Text : Jonh Fredrik Ulysses Tiwah di Kuala Kurun, Gunung Mas, 2016Tiwah di Kuala Kurun, Gunung Mas, 2016 LENSA
  • 11. 11 Upacara Tiwah merupakan ritual yang dilaksanakan umat Kaharingan dan merupakan upacaratingkatterakhirdalamkematian.Tiwah dimaksud untuk mengantar roh keluarga yang telah meninggal menuju Lewu Tatau (Surga). Dalam upacara Tiwah terdapat serangkaian acara salah satunya Laluhan yang memiliki filosopi gotong royong. The Tiwah ceremony is a ritual carried out by the Kaharingan people and is the last level of the ceremony in death. Tiwah is intended to bring the spirits of family members who have died to- wards Lewu Tatau (Heaven). In the Tiwah cer- emony there is a series of events, one of which is Laluhan which has a philosophy of mutual cooperation. ESSAYLENSA
  • 12. 12 ESSAYLENSA Laluhan berasal dari kata Laluh yang artinya pemberian. Dalam praktiknya, Laluhan adalah pen- gantaran barang-barang pemberian dari warga desa yang satu kepada warga desa yang lain yang sedang menggelar upacara ritual Tiwah. Pemberian yang diantarkan dengan menggunakan rakit atau angkutan air lainnya ini sebagai ungkapan kebersamaan, wujud kegotong-roy- ongan dan solidaritas sosial. Laluhan is derived from the word Laluh which means gift. In practice, Laluhan is the delivery of gifts from one villager to another villager who is holding a Tiwah ritual. The gifts delivered by using rafts or other wa- ter transportation are expressions of togetherness, a form of mutual coop- eration and social solidarity.
  • 14. 14 ESSAYLENSA Dalam upacara Tiwah, tujuan Laluhan adalah untuk mengurangi beban keluarga yang sedang menyelenggarakan upacara Tiwah, mengingat upacara ritual ini memerlukan dana yang besar. Upacara adat ini biasanya dipimpin oleh tokoh adat dan tokoh agama pada masyarakat setempat. Sarana transportasi air berupa, klotok, tongkang, sampan, rakit, atau perahu yang penuh dengan berbagai hiasan budaya Dayak, dipergunakan untuk memuat dan mengantarkan barang-barang pemberian. Di dalam angkutan air tersebut terdapat sejumlah orang yang memainkan alat musik tradisional setempat seperti gong, kenong, babun,seruling,dansebagainya,serayabernyanyi dengan lagu khas masyarakat setempat. In the Tiwah ceremony, the purpose of Lalu- han is to reduce the burden on the family who are holding the Tiwah ceremony, bearing in mind that this ritual ceremony requires large funds. This tra- ditional ceremony is usually led by traditional and religious leaders in the local community. Water transportation facilities, such as klotok, barges, canoes, rafts, or boats filled with various Dayak cultural decorations, are used to load and deliver the gifts. In the water transport there are a num- ber of people who play local traditional musical instruments such as gongs, kenong, babun, flutes, and so on, while singing with typical songs of the local community.
  • 16. 16 Laluhan tidak hanya dilaksanakan menjelang pemindahan tulang belulang orang yang telah meninggal saja, karena Laluhan terdiri dari beberapa jenis. Di antaranya adalah: 1) Laluhan pada Upacara Tiwah. 2) Laluhan pada upacara penyambutan kemenangan. Diselenggarakan pada waktu pulang dalam kemenangan setelah berperang melawan musuh. 3) Laluhan menyambut kemenangan melawan bermacam penyakit yang menimpa masyarakat kampung atau kota. Laluhan is not only carried out prior to the removal of the bones of a deceased person, because Laluhan consists of several types. Among others are: 1) Laluhan at the Tiwah Ceremony.2)Laluhanatthewelcomingceremonyofvictory. Held at the time of returning home in victory after fighting against enemies. 3) Laluhan welcomes victory against thou- sands of diseases that afflict rural or urban communities. ESSAYLENSA
  • 17. 17 Format peta besar pulau Borneo buatan Jepang yang berasal dari Perang Dunia ke II. Meliputi keseluruhan pulau dengan kode warna sesuai dengan kabupaten. Memiliki detail yang luar biasa mengenai elemen topografi dan politik. Mulai dari nama kota, jalan, rute perdagangan di udara, laut dan darat, serta menampilkan kedalaman laut di sekeliling pulau Borneo. Semua teks dalam bahasa Jepang. Peta ini dibuat sebagai peta no. 12 dari 20 seri peta yang merinci bagian-bagian Asia dan Pasifik yang disiapkan oleh Jepang selama Perang Dunia II. Jepang pertama menyerang pulau Borneo pada pertengahan Desember 1941, mendarat di pantai barat dekat Miri di Sarawak, Malaysia. Pada Tanggal 11 Januari 1942, tentara Jepang mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur, dan esok harinya (12 Januari 1942) Komandan Belanda di pulau itu menyerah. Tujuan utama Jepang menguasai Borneo adalah minyak bumi. Sumber : https://www.geographi- cus.com/P/AntiqueMap/Borneo12- Peta Pulau Borneo Buatan Jepang Saat Perang Dunia ke II Tahun 1943 Jembatan Sei Alalak yang menghubungkan Kota Banjarmasin ke Kabupaten Barito Kuala (Batola) diperkirakan akan menjadi salah satu jembatan terunik di Indonesia, hal ini di kare- nakan jembatan ini merupakan jembatan cable- stayed dan struktur lengkung pertama di Indo- nesia. Jembatan ini dibangun sebagai pengganti Jembatan Tangi 1. Pembuatan Jembatan Alalak ini diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp 290 miliar dengan pengerjaan secara multiyears dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak 2018 hingga 2020. Penemuan ribuan gambar cadas (rock art) di pedalaman Kalimantan Timur menarik minat para peneliti untuk melakukan kajian. Sudah sejak lama dinding-dinding ceruk dan gua di kawasan pegunungan karst Sang- kulirang-Mangkalihat itu diketahui menyimpan gambar purba, seperti bentuk tangan manusia, hewan, sim- bol-simbol abstrak, dan motif-motif lain yang saling berhubungan. Dalam penelitian terbaru diketahui kawasan itu menyimpan gambar cadas tertua di dunia. Penelitian ini dilakukan di enam lokasi gua, yaitu Liang Jeriji Saleh, Liang Ham, Liang Karim, Liang Tewet, Liang Banteng, dan Liang Sara. Dengan metode analisis penanggalan U-series Geochemistry terhadap sampel di Liang Jeriji Saleh diperoleh usia 40.000 tahun yang lalu. Sampel ini berupa gambar figur hewan yang diperkirakan banteng liar. Sementara gambar negatif tangan berusia 37.000 tahun yang lalu. Sumber : https://www.theguardian.com/ science/2018/nov/07/worlds-oldest-fig- urative-painting-discovered-in-borneo- Lukisan Gua Tertua Di Dunia Ada Di Kalimantan Sumber : https://banjarmasin. tribunnews.com/2018/09/25/ jembatan-sungai-alalak-bakal- jadi-jembatan-terunik-di- indonesia-ini-foto-foto-penam- pakannya.
  • 18. 18 MANYUAR Memancing ikan dengan tombak saat malam menggunakan pencahayaan obor/senter. Menangkap ikan dengan cara Manyuar dapat dilakukan di muara sungai atau di hulu sungai. Pada jaman dahulu suku Dayak memancing pada malam hari menggunakan penerangan obor yang terbuat dari bambu, di isi dengan dam- ar, atau dengan sepotong kayu bakar yang menyala. Pada jaman dulu sungai di Kalimantan memiliki jumlah ikan dengan jumlah besar. Ikan saat itu dengan mudah ditemukan di sisi darat dekat rakit sehingga orang dengan mudah dapat melihatnya. Memancing dengan pencahayaan obor dilakukan ketika bulan gelap dan ketika ada badai dengan hujan lebat. karena pada saat seperti itu semua ikan berada di tepi sungai. Selain Manyuar di sungai besar, orang Dayak juga biasa Manyuar di anak sungai atau di danau. Waktu terbaik untuk Manyuar adalah di musim kemarau, karena pada musim itu air sungai cenderung jernih dan ikan terlihat jelas oleh sorotan cahaya obor. PeralatanuntukManyuar suku Dayak adalah: Simpang (tombak dengan 1, 2, 3 atau 4 gigi), Salahawo (tombak 3 bergerigi) dan Dohok (tombak dengan setengah pisau). Ketika orang menom- bak ikan kecil, mereka menggunakan Simpang tetapi untuk menombak ikan besar maka menggunakan Salahawo. 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Lunju : Tombak 2. Simpang Mata Due : Tombak 2 Gigi 3. Salahawo (Simpang Mata Telu) : Tombak 3 Gigi 4. Simpang Mata Epat : Tombak 4 Gigi 5. Dohok 6. Tirok 7. Pakiho 8. Simpang Mata Ije : Tombak 1 Gigi
  • 19. 19